Skenario A Blok 26 Tahun 2015 Angkatan 2012
Skenario A Blok 26 Tahun 2015 Angkatan 2012
SKENARIO
Ny.Lola, 40 Tahun, datang ke dokter karena mengeluh demam yang hilang timbul sejak
pulang dari Bangka enam bulan yang lalu.Sejak satu minggu ini demam muncul setiap hari,
disertai menggigil dan berkurang setelah keringat dingin. Ny.Lola juga mengeluh sakit kepala,
mual,dan rasa penuh di perut.
Pemeriksaan Fisik:
Keadaan Umum : Kesadaran Compos Mentis,Tekanan Darah : 120/80 mmHg, Nadi:96x/menit,
RR : 24x/menit, Temperatur Axilla : 39o C
Kepala : Sklera Ikterik -/- , Konjungtiva Pucat +/+
Leher : Pembesaran KGB -/Thorax : Paru dan Jantung dbn
Abdomen : Lien teraba Schuffner 4 , hepar teraba 1 jari dibawah arcus costae
Ekstremitas : Edema Pretibia -/Pemeriksaan Penunjang:
Hb 9 gr/dl, RBC 4,5jt. WBC 11.000/mm3, Trombosit ; 200.000/mm3
DDR : Tampak eritrosit yang terinfeksi membesar dengan gambaran ring form cenderung tebal
dan kasar, tampak sitoplasma tidak teratur (ameboid) dan terdapat schuffners dot.
II.KLARIFIKASI ISTILAH
1. Demam : kondisi ketika suhu tubuh diatas , 37,5 derajat celcius
2. Menggigil : Perasaan dingin disertai getaran tubuh
3.Mual : Sensasi yang tidak menyenangkan dari perut yang biasanya diikuti dengan keinginan
muntah.
4.Sklera Ikterik : Menguningnya sclera atau jaringan lain akibat penimbunan bilirubin dalam
tubuh.
5.Konjungtiva Pucat : Suatu keadaan dimana konjungtiva seseorang pucat karena darah tidak
sampai ke perifer yang bisa menjadi salah satu tanda bahwa seseorang anemia.
6. Pembesaran KGB : Pembesaran yang terjadi pada Kelenjar Getah Bening di tubuh manusia
7. Edema Pretibia : kumpulan cairan secara abnormal dalam ruang jaringan intraselular tubuh di
bagian pretibia
8. Lien Schuffner 4 : Ukuran perbesaran lien di umbilicus diukur dari arcus costae sampai spina
ischiadica anterior superior kanan.
9. Ring Form :Tropozoid muda berbentuk cincin, biasanya ditemukan pada plasmodium
falciparum dan plasmodium vivax
10 . Sitoplasma Ameboid : Yaitu Sitoplasma yang menyerupai amoeba, baik dalam bentuk
maupun gerakannya.
11. Schuffners Dot : bintik-bintik merah yang terdapat pada eritrosit, yang terinfeksi
plasmodium vivax
III.IDENTIFIKASI MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
Kalimat 1
Kalimat 2 dan 3
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
DDR
IV.ANALISIS MASALAH
1. Kalimat 1
a. Apakah ada hubungan antara kepulangan Ny.Lola 6 Bulan lalu dari Bangka dengan
keluhan yang dialami?Randi, Ayu, Mitha
b. Apa hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan Keluhan yang dialami Ny.Lola?Rezi,
Nisa, Raisa
2. Kalimat 2 dan 3
a. Bagaimana Etiologi dari : - demamKarthik, Tia, Rima
JAWAB: Etiologi:
Demam dapat disebabkan oleh faktor infeksi ataupun faktor non infeksi. Demam
akibat infeksi bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, ataupun parasit. Infeksi
bakteri yang pada umumnya menimbulkan demam pada anak-anak antara lain pneumonia,
bronkitis,
osteomyelitis,
appendisitis,
tuberculosis,
bakteremia,
sepsis,
bakterial
gastroenteritis, meningitis, ensefalitis, selulitis, otitis media, infeksi saluran kemih, dan
lain-lain. Infeksi virus yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain viral
pneumonia, influenza, demam berdarah dengue, demam chikungunya, dan virus-virus
umum seperti H1N1. Infeksi jamur yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain
coccidioides imitis, criptococcosis, dan lain-lain. Infeksi parasit yang pada umumnya
menimbulkan demam antara lain malaria, toksoplasmosis, dan helmintiasis.
Demam akibat faktor non infeksi dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain faktor
lingkungan (suhu lingkungan yang eksternal yang terlalu tinggi, keadaan tumbuh gigi, dll),
penyakit autoimun (arthritis, systemic lupus erythematosus, vaskulitis, dll), keganasan
(Penyakit Hodgkin, Limfoma non-hodgkin, leukemia, dll), dan pemakaian obat-obatan
(antibiotik, difenilhidantoin, dan antihistamin). Selain itu anak-anak juga dapat mengalami
demam sebagai akibat efek samping dari pemberian imunisasi selama 1-10 hari. Hal lain
yang juga berperan sebagai faktor non infeksi penyebab demam adalah gangguan sistem
saraf pusat seperti perdarahan otak, status epileptikus, koma, cedera hipotalamus, atau
gangguan lainnya.
Mekanisme:
Pada waktu nyamuk Anopheles infektif menghisap darah manusia, sporozoit yang
berada di kelenjar liur nyamuk akan masuk ke dalam peredaran darah selama lebih kurang
setengah jam. Setelah itu sporozoit akan masuk ke dalam sel hati dan menjadi tropozoit
hati. Kemudian berkembang menjadi skizon hati yang terdiri dari 10,000-30,000 merozoit
hati (tergantung spesiesnya). Siklus ini disebut siklus ekso-eritrositer yang berlangsung
selama lebih kurang 2 minggu.
Demam mulai timbul bersamaan dengan pecahnya skizon darah yang mengeluarkan
bermacam-macam antigen. Antigen ini akan merangsang sel-sel makrofag, monosit atau
limfosit yang mengeluarkan berbagai macam sitokin, antara lain TNF (Tumor Nekrosis
Factor) dan IL-6 (Interleukin-6). TNF dan IL-6 akan dibawa aliran darah ke hipotalamus
yang merupakan pusat pengatur suhu tubuh dan terjadi demam.
Pada P. vivax dan P. ovale, sebagian tropozoit hati tidak langsung berkembang menjadi
skizon, tetapi ada yang menjadi bentuk dorman yang disebut hipnozoit. Hipnozoit tersebut
dapat tinggal di dalam sel hati selama berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. Pada suatu
saat bila imunitas tubuh menurun, akan menjadi aktif sehingga dapat menimbulkan relaps
(kambuh).
Pada kasus terlihat bahwa 6 bulan yang lalu Tn. Yasin mengalami gejala malaria
berupa demam untuk pertama kalinya kemudian 6 hari yang lalu ia mengalami demam
kembali, hal ini menandakan bahwa Tn. Yasin mengalami fase relaps (kambuh) setelah 6
bulan lamanya. Jadi, kemungkinan yang terjadi pada kasus ini adalah bahwa Tn. Yasin
kemungkinan terinfeksi oleh Plasmodium vivax atau Plasmodium ovale karena kedua jenis
Plasmodium ini memiliki bentuk dorman yang disebut fase hipnozoit (hingga 8-10 bulan).
-
kasus
b. Bagaimana mekanisme dari : - demamAyu Nisa Mitha
- MenggigilRaisa Karthik Aji
JAWAB:
-
Ririn, Rima
Sakit kepalaRandi Rezi Ayu
MualNisa Mitha Raisa
c.
Sebutkan tipe-tipe demam ?Termasuk tipe apakah demam pada kasus ini ?Ririn
Rima Randi
d. .Apa makna klinis dari demam yang baru muncul setelah 6 bulan?Ayu Mitha
Karthik
JAWAB: Etiologi:
Demam dapat disebabkan oleh faktor infeksi ataupun faktor non infeksi. Demam
akibat infeksi bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, ataupun parasit. Infeksi
bakteri yang pada umumnya menimbulkan demam pada anak-anak antara lain pneumonia,
bronkitis,
osteomyelitis,
appendisitis,
tuberculosis,
bakteremia,
sepsis,
bakterial
gastroenteritis, meningitis, ensefalitis, selulitis, otitis media, infeksi saluran kemih, dan
lain-lain. Infeksi virus yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain viral
pneumonia, influenza, demam berdarah dengue, demam chikungunya, dan virus-virus
umum seperti H1N1. Infeksi jamur yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain
coccidioides imitis, criptococcosis, dan lain-lain. Infeksi parasit yang pada umumnya
menimbulkan demam antara lain malaria, toksoplasmosis, dan helmintiasis.
Demam akibat faktor non infeksi dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain faktor
lingkungan (suhu lingkungan yang eksternal yang terlalu tinggi, keadaan tumbuh gigi, dll),
penyakit autoimun (arthritis, systemic lupus erythematosus, vaskulitis, dll), keganasan
(Penyakit Hodgkin, Limfoma non-hodgkin, leukemia, dll), dan pemakaian obat-obatan
(antibiotik, difenilhidantoin, dan antihistamin). Selain itu anak-anak juga dapat mengalami
demam sebagai akibat efek samping dari pemberian imunisasi selama 1-10 hari. Hal lain
yang juga berperan sebagai faktor non infeksi penyebab demam adalah gangguan sistem
saraf pusat seperti perdarahan otak, status epileptikus, koma, cedera hipotalamus, atau
gangguan lainnya.
Mekanisme:
Pada waktu nyamuk Anopheles infektif menghisap darah manusia, sporozoit yang
berada di kelenjar liur nyamuk akan masuk ke dalam peredaran darah selama lebih kurang
setengah jam. Setelah itu sporozoit akan masuk ke dalam sel hati dan menjadi tropozoit
hati. Kemudian berkembang menjadi skizon hati yang terdiri dari 10,000-30,000 merozoit
hati (tergantung spesiesnya). Siklus ini disebut siklus ekso-eritrositer yang berlangsung
selama lebih kurang 2 minggu.
Demam mulai timbul bersamaan dengan pecahnya skizon darah yang mengeluarkan
bermacam-macam antigen. Antigen ini akan merangsang sel-sel makrofag, monosit atau
limfosit yang mengeluarkan berbagai macam sitokin, antara lain TNF (Tumor Nekrosis
Factor) dan IL-6 (Interleukin-6). TNF dan IL-6 akan dibawa aliran darah ke hipotalamus
yang merupakan pusat pengatur suhu tubuh dan terjadi demam.
Pada P. vivax dan P. ovale, sebagian tropozoit hati tidak langsung berkembang menjadi
skizon, tetapi ada yang menjadi bentuk dorman yang disebut hipnozoit. Hipnozoit tersebut
dapat tinggal di dalam sel hati selama berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. Pada suatu
saat bila imunitas tubuh menurun, akan menjadi aktif sehingga dapat menimbulkan relaps
(kambuh).
Pada kasus terlihat bahwa 6 bulan yang lalu Tn. Yasin mengalami gejala malaria
berupa demam untuk pertama kalinya kemudian 6 hari yang lalu ia mengalami demam
kembali, hal ini menandakan bahwa Tn. Yasin mengalami fase relaps (kambuh) setelah 6
bulan lamanya. Jadi, kemungkinan yang terjadi pada kasus ini adalah bahwa Tn. Yasin
kemungkinan terinfeksi oleh Plasmodium vivax atau Plasmodium ovale karena kedua jenis
Plasmodium ini memiliki bentuk dorman yang disebut fase hipnozoit (hingga 8-10 bulan).
e. Mengapa sejak satu minggu ini demam muncul setiap hari ?Rezi Nisa Raisa
3. Pemeriksaan Fisik
a.Interpretasi dan Mekanisme dari : keadaan umum , tekanan darah , nadi , RR dan
SuhuAji Ririn Randi
KepalaTia Rima Rezi
LeherAyu Nisa Mitha
ThoraxRaisa Karthik Aji
JAWAB: Trakea
Inspeksi:
Pemeriksaan disamping kanan pasien, tempelkan jari tengah pada bagian bawah
trachea, raba ke atas dan ke samping, catat: letak trakea, kesimetrisan, tanda oliver
(pada saat denyut jantung, trachea tertarik ke bawah)
Normalnya: simetris ditengah.
JVP (Tekanan Vena Jugularis)
Posisi penderita berbaring setengah duduk, tentukan batas atas denyut vena
jugularis, beritahu pasien merubah posisi ke duduk dan amati pulsasi denyut vena.
Normalnya : saat duduk setinggi manubrium sternum.
Atau,
Posisi penderita berbaring setengah duduk, tentukan titik nol (titik setinggi
manubrium s.) dan letakkan penggaris diatasnya, tentukan batas atas denyut vena,
ukur tinggi denyut vena dengan penggaris.
Normalnya: tidak lebih dari 4 cm.
Interpretasi
Abnormal: Ukuran RBC yang terinfeksi
plasmodium vivax dapat membesar 1,5-2x
ukuran normal
Ciri khas dari infeksi Plasmodium vivax
Gambar 3. Stadium skizon matang dan merozoit yang akan menginfeksi RBC baru
Gambar 5. Trofozoit ditandai dengan sitoplasma yang tidak teratur dengan zona
merah (Schffners dot)
P. vivax
P. falciparum
P. malariae
P. ovale
Trofozoit
muda (Ring)
Trofozoit
dewasa
Cincin membesar
Sitoplasma amoeboid
Vakuol jelas
Butir pigmen coklat
Perkembangan : inti
membesar bentuk oval,
sitoplasma makin padat,
pigmen tambah banyak,
vakuol menghilang
Inti mebelah
Sitoplasma memadat
mengelilingi setiap inti
Pimen: batang halus
Sizon muda
Sizon dewasa
Sel darah
merah
terinfeksi
Gametosit
jantan
Gametosit
betina
Seperti. P.vivax,
tetapi sitoplasma
lebih tebal (kompak).
Bantuk cincin jarang
ditemukan
1 chromatin dot
Sitoplasma semula
amoeboid tetapi
kemudian berubah
menjadi band form
Pigmen coklat gelap
atau hitam, berada di
tepi band
Pertumbuhan lambat
Vakuol menghilang/
tidak jelas
Aktivitas amoeboid
berkurang
Pimen padat coklat
gelap
Masa kromatin
Masa kromatin sedikit
sedikit
Pigmen kasar
Pigmen Berkelompok
di tengah
Pigmen kasar
Sel darah membesar dan
Sel darah merah tidak
Sel darah tidak
Sel darah merah
pucat
membesar
membesar
membesar berbentuk
Skizon mengisi hampir
Jumlah merosoit 8-32
Jumlah merozoit/inti
oval dan ujungnya
seluruh eritrosit
Tidak ada dlm darah
6-12, rata-rata
fimbriated
Jumlah inti/merozoit 12perifer
8, tersusun spt bunga Jumlah merozoit 8-16
18, kadang sampai 24
disebut roette
(biasanya 8)
Sitoplasma mengandung Sitoplasma mengandung Sitoplasma
Sitoplasma, stippling
bintikstippling besar: Maurers mengandung bintiklebih sedikit, ukuran
bintik/stippling/granula
dots
bintik eosinofilik
lebih besar
kemerahan: Schffners
Menyerang sel darah
kecil dan tidak teratur daripadaSchffners
dots, muncul sejak ring
merah muda maupun
Ziemanns dots
dots
form
matur
Hanya menyerang sel Cenderung menyerang
darah merah matur
sel darah merah muda
(retikulosit)
Padat, bulat/oval
Bentuk pisang (sausage
Mirip P. vivax, tetapi
Mirip P. vivax, hanya
Inti besar
shape) berujung tumpul
pigmen lebih sedikit
lebih kecil
Pigmen banyak dan kasar Inti memanjang dan besar
Pigmen kasar, gelap,
Sitoplasma biru pucat
berwarna merah gelap
terkumpul di dekat
Pigmen coklat-gelap,
permukaan
kasar
Sitoplasma biru
Padat, bulat/oval, mengisi Bentuk pisang (crescentic Mirip P. vivax, tetapi Mirip P. Vivax
hmpr seluruh sel darah
shape), berujung lebih
pigmen halus
Pigmen kasar
merah, tidak amoeboid
runcing
Inti besar
Inti kompak dan sebagian
Sitoplasma biru tua
ditutupi oleh butir-butir
pigmen
48 jam
36 48 jam
72 jam
48 jam
Periodisitas
serangan
febris
Masa inkubasi 12 - 17 hari
9 14 hari,
rata-rata 12 hari
16-18 hari
16 18 hari
6. Template
a. How To DiagnoseRirin Rima Randi
b. DDRezi Ayu Nisa
c. WDMitha Raisa Karthik
JAWAB:
Parasit
Waktu inkubasi
Jumlah merozoit
Febrile
paroxysm
Gejala
prodormal (2-3
hari)
Demam ireguler,
intermitten 5-7
hari
Trias malaria
Hepatomegali
Splenomegali
Gejala cerebral
Relaps
Rekrudensi
Gejala GIT
Rupture limpa
Kelainan retina
Schuffner dot
d.
e.
f.
g.
Malaria
tropicana
Plasmodium
falciparum
9-14 hari
12-24
Setiap 24,36,48
Malaria
tertiana
Plasmodium
vivax
12-17 hari
12-24 (12-16)
Setiap 48 jam
Malaria
quartana
Plasmodium
malariae
18-40 hari
6-12
Setiap 72 jam
Plasmodium
ovale
11-16 hari
12-24 (12-16)
Setiap 48 jam
++
++
+
+
+
+
+
+
+
-
+
+
+
++
+
+
+
+
+
+
jarang
-
+
+
+
++
+
+
Malaria ovale
membunuh semua stadium parasit yang ada di dalam tubuh manusia, termasuk stadium
gametosit. Adapun tujuan pengobatan radikal untuk mendapat kesembuhan klinis dan
parasitologik serta memutuskan rantaipenularan.
Semua obat anti malaria tidak boleh diberikan dalam keadaan perut kosong karena
bersifat iritasi lambung. Oleh sebab itu, penderita harus makan terlebih dahulu setiap akan
minum obat anti malaria. Dosis pemberian obat sebaiknya berdasarkan berat badan.
Pengobatan Lini Pertama Malaria vivaks menurut berat badan dengan DHP
dan Primakuin
Keterangan :
Sebaiknya dosis pemberian DHA + PPQ berdasarkan berat badan. Apabila
penimbangan berat badan tidak dapat dilakukan maka pemberian obat dapat
berdasarkan kelompok umur.
1.
Apabila ada ketidaksesuaian antara umur dan berat badan (pada tabel
pengobatan), maka dosis yang dipakai adalah berdasarkan berat badan.
2.
Dapat diberikan pada ibu hamil trimester 2 dan 3
3.
Apabila pasien P. falciparum dengan BB >80 kg datang kembali dalam
waktu 2 bulan setelah pemberian obat dan pemeriksaan Sediaan Darah masih
positif P. falciparum, maka diberikan DHP dengan dosis ditingkatkan menjadi
5 tablet/hari selama 3 hari.
Pengobatan Lini Pertama Malaria vivaks menurut berat badan dengan
Artesunat + Amodiakuin dan Primakuin
Dosis obat :
b. Lini Kedua
Kombinasi ini digunakan untuk pengobatan malaria vivaks yang tidak respon
terhadap pengobatan ACT.
JAWAB: 4A, yaitu lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan
penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas. Kompetensi dicapai pada
saat lulus dokter.
7. Hipotesis
Ny .Lola, 40 Tahun, mengalami demam hilang timbul yang disebabkan penyakit
malaria vivax.
rima.fairuuz10@yahoo.com
LEARNING ISSUES
Malaria
A. Definisi
Malariamerupakansuatupenyakitakutmaupunkronik,yangdisebabkanoleh
protozoagenusPlasmodiumdenganmanifestasiklinisberupademam,anemiadan
pembesaranlimpa.Sedangkanmeurutahlilainmalariamerupakansuatupenyakit infeksi akut maupun
kronik yang disebakan oleh infeksi Plasmodium yang menyerangeritrositdanditandaidengan
ditemukannyabentukaseksualdalam
darah,dengan
gejala
demam,
menggigil,anemia,dan
pembesaranlimpa.
B. Etiologi
Malaria disebabkan oleh protozoa darah yang termasuk ke dalam genus Plasmodium.
Plasmodium ini merupakan protozoa obligat intraseluler. Pada manusia terdapat 4 spesies
yaitu Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae dan Plasmodium
ovale. Penularan pada manusia dilakukan oleh nyamuk betina Anopheles ataupun ditularkan
langsung melalui transfusi darah atau jarum suntik yang tercemar serta dari ibu hamil kepada
janinnya.
Malaria vivax disebabkan oleh P. vivax yang juga disebut juga sebagai malaria tertiana. P.
malariae merupakan penyebab malaria malariae atau malaria kuartana. P. ovale merupakan
penyebab malaria ovale, sedangkan P. falciparum menyebabkan malaria falsiparum atau malaria
tropika. Spesies terakhir ini paling berbahaya karena malaria yang ditimbulkannya dapat menjadi
berat sebab dalam waktu singkat dapat menyerang eritrosit dalam jumlah besar, sehingga
menimbulkan berbagai komplikasi di dalam organ-organ tubuh.
C. Patofisiologi
Gejala malaria timbul saat pecahnya eritrosit yang mengandung parasit. Gejala yang paling
mencolok adalah demam yang diduga disebabkan oleh pirogen endogen, yaitu TNF dan
interleukin-1. Akibat demam terjadi vasodilatasi perifer yang mungkin disebabkan oleh bahan
vasoaktif yang diproduksi oleh parasit. Pembesaran limpa disebabkan oleh terjadinya
peningkatan jumlah eritrosit yang terinfeksi parasit dan sisa eritrosit akibat hemolisis. Juga
terjadi penurunan jumlah trombosit dan leukosit neutrofil. Terjadinya kongesti pada organ lain
meningkatkan resiko terjadinya ruptur limpa.
Anemia terutama disebabkan oleh pecahnya eritrosit dan difagositosis oleh sistem
retikuloendotelial. Hebatnya hemolisis tergantung dari jenis Plasmodium dan status imunitas
pejamu. Anemia juga disebabkan oleh hemolisis autoimun, sekuestrasi oleh limpa pada
eritrosit yang terinfeksi maupun yang normal, dan gangguan eritropoiesis. Pada hemolisis berat
dapat terjadi hemoglobinuria dan hemoglobinemia. Hiperkalemia dan hiperbilirubinemia juga
sering ditemukan.
Kelainan patologik pembuluh darah kapiler pada malaria tropika, disebabkan karena sel
darah merah yang terinfeksi menjadi kaku dan lengket, sehingga perjalanannya dalam kapiler
terganggu dan mudah melekat pada endotel kapiler karena adanya penonjolan membran
eritrosit. Setelah terjadi penumpukan sel dan bahan pecahan sel, maka aliran kapiler terhambat
dan
timbul hipoksi jaringan, terjadi gangguan pada integritas kapiler dan dapat terjadi
perembesan cairan bahkan perdarahan ke jaringan sekitarnya. Rangkaian kelainan patologis ini
dapat menimbulkan manifestasi klinis sebagai malaria serebral, edema paru, gagal ginjal dan
malabsorpsi usus.
Pertahanan tubuh individu terhadap malaria dapat berupa faktor yang diturunkan maupun
yang didapat. Pertahanan terhadap malaria terutama penting untuk melindungi anak kecil atau
bayi karena sifat khusus eritrosit yang relatif resisten terhadap masuk dan berkembangbiaknya parasit malaria. Masuknya parasit tergantung pada interaksi antara organel spesifik
pada merozoit dan struktur khusus pada permukaan eritrosit.
Imunitas humoral dan seluler tehadap malaria didapat sejalan dengan infeksi ulangan.
Namun imunitas ini tidak mutlak dapat mengurangi gambaran klinis infeksi ataupun dapat
menyebabkan asimptomatik dalam periode panjang. Pada individu dengan malaria dapat
dijumpai hipergamaglobulinemia poliklonal, yang merupakan suatu antibodi spesifik yang
diproduksi untuk melengkapibeberapa aktivitas opsonin terhadap eritrosit yang terinfeksi,tetapi
proteksi ini tidak lengkap dan hanya bersifat sementara bilamana tanpa disertai infeksi ulangan.
Tendensi malaria untuk menginduksi imunosupresi, dapat diterangkan sebagian oleh tidak
adekuatnya respon ini. Antigen yang heterogen terhadap Plasmodium mungkin juga merupakan
salah satu
berbeda),
maka
serangan
demam
terus-menerus
(tanpa
interval),
sedangkanpadapejamuyangimungejalaklinisnyaminimal.
Periodeparoksismebiasanyaterdiridaritigastadiumyangberurutanyaknistadium
dingin
(coldstage),stadiumdemam(hotstage)danstadiumberkeringat(sweatingstage).
Paroksismeinibiasanyaterlihatjelaspadaorangdewasanamunjarangdijiumpaipadausia
muda.Padaanakdibawahumurlimatahun,stadiumdinginseringkalibermanifestasisebagai
Serangan
demam
yang
pertama
didahului
oleh
masa
iinkubasi
(intrinsik).
kejang.
Masa
inkubasibervariasiantara9-30hari
t ergantungpadaspesiesparasit.Masainkubasiinijuga
tergantungpadaintensitasinfeksi,pengobatanyangpernahdidapatsebelumnya,danderajat
imunitaspejamu.Padamalariaakibattransfusidarah,masainkubasiPlasmodiumfalciparum
adalah10hari,Plasmodiumvivax16hari,
danPlasmodiummalariae40hariataulebih
setelahtransfusi.Masainkubasipadapenularansecaraalamiahbagimasing-masingspesies
parasit,untukPlasmodiumfalciparum12hari,PlasmodiumvivaxdanPlasmodiumovale1317hari,danPlasmodiummalariae28-30hari.Setelahlewatmasainkubasi,padaanakbesar
danorangdewasatimbul gejalademamyangterbagi dalam tigastadium atau trias malaria (malaria
proxym), yaitu:
1. Stadiumdingin
Diawali dengan
gejala
menggigil
atau
perasaan
yang
gemeretak,nadicepattetapilemah,bibirdanjari-jaripucatatausianosis,kulit
sangat
dingin.
kering
dan
Gigi
pucat,
sangat
haus
dan
suhu
badan
dapat
meningkat
sampai41Catau
sehingga
blackwaterfever
adalahikterusdanmuntahberwarnasepertiempedu.Black
waterfeverbiasanyadijumpaipadamerekayangmenderitainfeksiPlasmodium
falciparum
berulangdenganinfeksi yangcukupberat.
Anemia merupakan gejala yang sering ditemui pada infeksi malaria, dan lebih sering
ditemukan pada daerah endemik. Kelainan pada limpa akan terjadi setelah 3
hari
dari
sebagai malaria berat yang menurut WHO didefinisikan sebagai infeksi P. falciparum stadium
aseksual dengan satu atau lebih komplikasi sebagai berikut:
1. Malaria serebral, derajat kesadaran berdasarkan GCS kurang dari 11.
2. Anemia berat (Hb<5 gr% atau hematokrit <15%) pada keadaan hitung parasit
>10.000/l.
3. Gagal ginjal akut (urin kurang dari 400ml/24jam pada orang dewasa atau <12 ml/kgBB
pada anak-anak setelah dilakukan rehidrasi, diserta kelainan kreatinin >3mg%.
4. Edema paru.
5. Hipoglikemia: gula darah <40 mg%.
6. Gagal sirkulasi/syok: tekanan sistolik <70 mmHg diserta keringat dingin atau
perbedaan temperature kulit-mukosa >1oC.
7. Perdarahan spontan dari hidung, gusi, saluran cerna dan atau disertai kelainan
laboratorik adanya gangguan koagulasi intravaskuler.
8. Kejang berulang lebih dari 2 kali/24jam setelah pendinginan pada hipertermis.
9. Asidemia (Ph<7,25) atau asidosis (plasma bikarbonat <15mmol/L).
10. Makroskopik hemaglobinuri oleh karena infeksi malaria akut bukan karena obat
antimalaria pada kekurangan Glukosa 6 Phospat Dehidrogenase.
11. Diagnosa post-mortem dengan ditemukannya parasit yang padat pada pembuluh kapiler
jaringan otak.
F. Diagnosis
Diagnosis malaria ditegakkan seperti diagnosis penyakit lainnya berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. Diagnosis pasti infeksi malaria ditegakkan
dengan pemeriksaan sediaan darah secara mikroskopik atau tes diagnostic cepat.
1. Anamnesis
a. Keluhan utama, yaitu demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai sakit
kepala, mual, muntah, diare, nyeri otot dan pegal-pegal.
b. Riwayat berkunjung dan bermalam lebih kurang 1-4 minggu yang lalu ke daerah
c.
d.
e.
f.
endemik malaria.
Riwayat tinggal di daerah endemik malaria.
Riwayat sakit malaria.
Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir.
Riwayat mendapat transfusi darah.
Selain hal-hal tersebut di atas, pada tersangka penderita malaria berat, dapat
ditemukan keadaan di bawah ini:
1) Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat.
2) Keadaan umum yang lemah.
3) Kejang-kejang.
4) Panas sangat tinggi.
5) Mata dan tubuh kuning.
6) Perdarahan hidung, gusi, tau saluran cerna.
primakuin,
serta
derivate
artemisin.
Klorokuin
merupakanobatantimalariastandaruntukprofilaksis,pengobatanmalariaklinis
danpengobatanradikalmalariatanpakomplikasidalamprogrampemberantasan malaria,sulfadoksinpirimetamin
digunakanuntukpengobatanradikalpenderita
malariafalciparumtanpakomplikasi.Kina
merupakanobatantimalariapilihan
untukpengobatanradikalmalariafalciparumtanpa
komplikasi.Selainitukina
komplikasiyangresistenmultidrugs.
Beberapa obat antibiotika dapat bersifat sebagai antimalaria. Khusus di RumahSakit,
obattersebutdapatdigunakandengankombinasiobatantimalaria
lain,untukmengobatipenderitaresistenmultidrugs.Obatantibiotikayangsudah
diujicobasebagaiprofilaksisdanpengobatanmalariadiantaranyaadalahderivate
tetrasiklin,
tunggal),
Apabilapemberiandosistidakmemungkinkanberdasarkanberatbadanpenderita,
pemberian
obat
dapatdiberikanberdasarkangolonganumur.Dosismakasimal
I
II
III
Jenisobat
Artesunat
Amodiakuin
Primakuin
Artesunat
Amodiakuin
0-1bln
2-11bln
1-4 th
5-9th
10-14 th
15th
1
1
1
1
2
2
1
2
2
3
3
2
3
3
4
4
2-3
4
4
Kombinasiinidigunakansebagaipilihanutamauntukpengobatanmalaria
falciparum.
Artesunat
1
2
3
4
Pemakaian
Amodiakuin
artesunatdan amodiakuin
bertujuan
untuk
parasit
1
2 membunuh
3
4 stadium
aseksual, sedangkan primakuin bertujuan untuk membunuh gametosit yang berada
di dalamdarah(3).
Pengobatanlinikeduamalariafalciparumdiberikanbilapengobatanlini
pertamatidak
efektif.
b. Lini kedua
Kina+Doksisiklin/Tetrasiklin+Primakuin
Dosiskina=10mg/kgBB/kali(3x/hariselama7hari),doksisiklin=4mg/kgBB/hr (dewasa,
2x/hr
selama7hari),2mg/kgBB/hr(8-14th,2x/hrselama7hari),
tidak
memungkinkan
tetrasiklin=
4-5
berdasarkan
berat
Jenisobat
15 th
3x2-3
2x1***
2-2
3x2-3
2x1***
***
:2x100 mgdoksisiklin
penderita
Jenisobat
Klorokuin
Primakuin
1
2
3
15th
3-4
1
Klorokuin
Primakuin
3-4
1
II
Klorokuin 1/8
1
1
Primakuin
Pengobatanefektifapabilasampaidenganharike28setelahpemberian
2
1
III
obat,ditemukankeadaansebagaiberikut:klinissembuh(sejakharikeempat)dan
IV-XIV
Primakuin
1 apabila
tidakditemukan
parasitstadiumaseksualsejakhariketujuh.Pengobatantidak
efektif
dalam28 harisetelah pemberian obat:
Gejalaklinistidakmemburuktetapiparasitaseksualtidakberkurangatau
timbulkembali setelah hari ke-14.
Gejalaklinismembaiktetapiparasitaseksualtimbulkembaliantarahari
sampai hari ke-28 (kemungkinan resisten, relapsatau infeksi baru).
ke-15
Kina+Primakuin
Dosiskina=10mg/kgBB/kali(3x/hrselama7hari),primakuin=0,25mg/kgBB (selama 14
hari).
Dosisobatjugadapatditaksirdenganmenggunakantabeldosisberdasarkan
golonganumur sebagai berikut:
Tabel Pengobatan Malaria vivax Resisten Klorokuin
Hari
Jenisobat
*
1-7
Kina
*:dosis
1-14diberikan
Primakuin
perkgBB
3x
3x1
15 th
3x2
3x3
1
hanya
dosis
primakuin
ditingkatkan.Dosisklorokuindiberikan1kaliperhariselama3hari,dengandosis
yang
total
25
mg/kgBB dan primakuin diberikan selama14 hari dengan dosis 0,5 mg/kgBB/hari.Dosis
obat jugadapatditaksirdenganmenggunakantabeldosis berdasarkangolonganumur.
Jenis obat
1
2
3
3-4
Klorokui
0-1 bln
n
Primakui
n
Klorokui
3-4
n
Primakui
n
Klorokui
1/8
n
Primakui
4-14
Primakui
n
3. Pengobatan malaria malariae
Klorokuin1 kali perhari selama 3 hari, dengan dosis total 25 mg/kgBB. Klorokuin dapat
membunuh parasit
4.
15 th
Kem
opro
I
II
Klorokuin
Klorokuin
1
1
2
2
3
3
3-4
3-4
III
Klorokuin 1/8
kfila
ksis
Untuk
atauindividuyangakanbepergianatautugasdalamjangka
waktuyanglama,sebaiknyamenggunakanpersonalprotectionsepertipemakaian
kelambu,
tingginya
tingkat
resistensi
makadoksisiklinmenjadipilihan.Doksisiklin
mg/kgBBselamatidaklebihdari4-6
P.
falciparum
diberikan
terhadap
setiap
dengan
klorokuin,
haridengandosis2
minggu.KemoprofilaksisuntukP.vivax
dapatdiberikanklorokuindengandosis5mg/kgBBsetiapminggu.Obattersebut
diminum1minggusebelummasukkedaerahendemissampai4minggusetelah kembali
Tabel Dosis Pengobatan Pencegahan Dengan Klorokuin
Golongan umur (thn)
<1
1-4
5-9
10-14
>14
1
1
2