Anda di halaman 1dari 29

I.

SKENARIO
Ny.Lola, 40 Tahun, datang ke dokter karena mengeluh demam yang hilang timbul sejak
pulang dari Bangka enam bulan yang lalu.Sejak satu minggu ini demam muncul setiap hari,
disertai menggigil dan berkurang setelah keringat dingin. Ny.Lola juga mengeluh sakit kepala,
mual,dan rasa penuh di perut.
Pemeriksaan Fisik:
Keadaan Umum : Kesadaran Compos Mentis,Tekanan Darah : 120/80 mmHg, Nadi:96x/menit,
RR : 24x/menit, Temperatur Axilla : 39o C
Kepala : Sklera Ikterik -/- , Konjungtiva Pucat +/+
Leher : Pembesaran KGB -/Thorax : Paru dan Jantung dbn
Abdomen : Lien teraba Schuffner 4 , hepar teraba 1 jari dibawah arcus costae
Ekstremitas : Edema Pretibia -/Pemeriksaan Penunjang:
Hb 9 gr/dl, RBC 4,5jt. WBC 11.000/mm3, Trombosit ; 200.000/mm3
DDR : Tampak eritrosit yang terinfeksi membesar dengan gambaran ring form cenderung tebal
dan kasar, tampak sitoplasma tidak teratur (ameboid) dan terdapat schuffners dot.
II.KLARIFIKASI ISTILAH
1. Demam : kondisi ketika suhu tubuh diatas , 37,5 derajat celcius
2. Menggigil : Perasaan dingin disertai getaran tubuh
3.Mual : Sensasi yang tidak menyenangkan dari perut yang biasanya diikuti dengan keinginan
muntah.
4.Sklera Ikterik : Menguningnya sclera atau jaringan lain akibat penimbunan bilirubin dalam
tubuh.
5.Konjungtiva Pucat : Suatu keadaan dimana konjungtiva seseorang pucat karena darah tidak
sampai ke perifer yang bisa menjadi salah satu tanda bahwa seseorang anemia.
6. Pembesaran KGB : Pembesaran yang terjadi pada Kelenjar Getah Bening di tubuh manusia

7. Edema Pretibia : kumpulan cairan secara abnormal dalam ruang jaringan intraselular tubuh di
bagian pretibia
8. Lien Schuffner 4 : Ukuran perbesaran lien di umbilicus diukur dari arcus costae sampai spina
ischiadica anterior superior kanan.
9. Ring Form :Tropozoid muda berbentuk cincin, biasanya ditemukan pada plasmodium
falciparum dan plasmodium vivax
10 . Sitoplasma Ameboid : Yaitu Sitoplasma yang menyerupai amoeba, baik dalam bentuk
maupun gerakannya.
11. Schuffners Dot : bintik-bintik merah yang terdapat pada eritrosit, yang terinfeksi
plasmodium vivax

III.IDENTIFIKASI MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.

Kalimat 1
Kalimat 2 dan 3
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
DDR

IV.ANALISIS MASALAH
1. Kalimat 1
a. Apakah ada hubungan antara kepulangan Ny.Lola 6 Bulan lalu dari Bangka dengan
keluhan yang dialami?Randi, Ayu, Mitha
b. Apa hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan Keluhan yang dialami Ny.Lola?Rezi,
Nisa, Raisa
2. Kalimat 2 dan 3
a. Bagaimana Etiologi dari : - demamKarthik, Tia, Rima
JAWAB: Etiologi:
Demam dapat disebabkan oleh faktor infeksi ataupun faktor non infeksi. Demam
akibat infeksi bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, ataupun parasit. Infeksi
bakteri yang pada umumnya menimbulkan demam pada anak-anak antara lain pneumonia,
bronkitis,

osteomyelitis,

appendisitis,

tuberculosis,

bakteremia,

sepsis,

bakterial

gastroenteritis, meningitis, ensefalitis, selulitis, otitis media, infeksi saluran kemih, dan
lain-lain. Infeksi virus yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain viral
pneumonia, influenza, demam berdarah dengue, demam chikungunya, dan virus-virus

umum seperti H1N1. Infeksi jamur yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain
coccidioides imitis, criptococcosis, dan lain-lain. Infeksi parasit yang pada umumnya
menimbulkan demam antara lain malaria, toksoplasmosis, dan helmintiasis.
Demam akibat faktor non infeksi dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain faktor
lingkungan (suhu lingkungan yang eksternal yang terlalu tinggi, keadaan tumbuh gigi, dll),
penyakit autoimun (arthritis, systemic lupus erythematosus, vaskulitis, dll), keganasan
(Penyakit Hodgkin, Limfoma non-hodgkin, leukemia, dll), dan pemakaian obat-obatan
(antibiotik, difenilhidantoin, dan antihistamin). Selain itu anak-anak juga dapat mengalami
demam sebagai akibat efek samping dari pemberian imunisasi selama 1-10 hari. Hal lain
yang juga berperan sebagai faktor non infeksi penyebab demam adalah gangguan sistem
saraf pusat seperti perdarahan otak, status epileptikus, koma, cedera hipotalamus, atau
gangguan lainnya.

Mekanisme:

Pada waktu nyamuk Anopheles infektif menghisap darah manusia, sporozoit yang
berada di kelenjar liur nyamuk akan masuk ke dalam peredaran darah selama lebih kurang
setengah jam. Setelah itu sporozoit akan masuk ke dalam sel hati dan menjadi tropozoit
hati. Kemudian berkembang menjadi skizon hati yang terdiri dari 10,000-30,000 merozoit
hati (tergantung spesiesnya). Siklus ini disebut siklus ekso-eritrositer yang berlangsung
selama lebih kurang 2 minggu.
Demam mulai timbul bersamaan dengan pecahnya skizon darah yang mengeluarkan
bermacam-macam antigen. Antigen ini akan merangsang sel-sel makrofag, monosit atau
limfosit yang mengeluarkan berbagai macam sitokin, antara lain TNF (Tumor Nekrosis
Factor) dan IL-6 (Interleukin-6). TNF dan IL-6 akan dibawa aliran darah ke hipotalamus
yang merupakan pusat pengatur suhu tubuh dan terjadi demam.
Pada P. vivax dan P. ovale, sebagian tropozoit hati tidak langsung berkembang menjadi
skizon, tetapi ada yang menjadi bentuk dorman yang disebut hipnozoit. Hipnozoit tersebut
dapat tinggal di dalam sel hati selama berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. Pada suatu
saat bila imunitas tubuh menurun, akan menjadi aktif sehingga dapat menimbulkan relaps
(kambuh).
Pada kasus terlihat bahwa 6 bulan yang lalu Tn. Yasin mengalami gejala malaria
berupa demam untuk pertama kalinya kemudian 6 hari yang lalu ia mengalami demam
kembali, hal ini menandakan bahwa Tn. Yasin mengalami fase relaps (kambuh) setelah 6
bulan lamanya. Jadi, kemungkinan yang terjadi pada kasus ini adalah bahwa Tn. Yasin
kemungkinan terinfeksi oleh Plasmodium vivax atau Plasmodium ovale karena kedua jenis
Plasmodium ini memiliki bentuk dorman yang disebut fase hipnozoit (hingga 8-10 bulan).
-

MenggigilAji, Ririn, Randi

- Keringat dinginAyu, Mitha, Karthik


JAWAB: Ketika faktor-faktor yang menyebabkan suhu tubuh
meninggi (demam), set point hipotalamus akan langsung menurunkan levelnya sehingga
suhu di hipotalamus lebih rendah dari suhu tubuh. Keadaan ini analog dengan pemanasan
yang berlebihan pada area preoptik-hipotalamus anterior, sehingga tubuh akan berusaha
untuk mengurangi produksi panas dengan menurunkan aktivitas otot rangka dan
mendorong pengeluaran panas dengan menimbulkan vasodilatasi kulit. Vasodilatasi terjadi
membuat tubuh akan memerah, sehingga fase ini disebut fase merah merona. Apabila
vasodilatasi kulit sudah maksimum, tetapi gagal untuk mengurangi kelebihan panas tubuh,
maka kelenjar keringat akan aktif sehingga mekanisme berkeringat terjadi. Hal ini
membuat panas tubuh keluar dengan cara evaporasi.

Sakit kepalaRezi, Nisa, Raisa


MualTia, Rima, Randi
Rasa Penuh di Perut Aji, Ririn, Rezi, berdasarkan

kasus
b. Bagaimana mekanisme dari : - demamAyu Nisa Mitha
- MenggigilRaisa Karthik Aji

JAWAB:
-

Keringat dingin yang berkurang setelah menggigilTia,

Ririn, Rima
Sakit kepalaRandi Rezi Ayu
MualNisa Mitha Raisa

Rasa Penuh di Perut , Karthik Aji Tiaberdasarkan


kasus

c.

Sebutkan tipe-tipe demam ?Termasuk tipe apakah demam pada kasus ini ?Ririn

Rima Randi
d. .Apa makna klinis dari demam yang baru muncul setelah 6 bulan?Ayu Mitha
Karthik
JAWAB: Etiologi:
Demam dapat disebabkan oleh faktor infeksi ataupun faktor non infeksi. Demam
akibat infeksi bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, ataupun parasit. Infeksi
bakteri yang pada umumnya menimbulkan demam pada anak-anak antara lain pneumonia,
bronkitis,

osteomyelitis,

appendisitis,

tuberculosis,

bakteremia,

sepsis,

bakterial

gastroenteritis, meningitis, ensefalitis, selulitis, otitis media, infeksi saluran kemih, dan
lain-lain. Infeksi virus yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain viral
pneumonia, influenza, demam berdarah dengue, demam chikungunya, dan virus-virus
umum seperti H1N1. Infeksi jamur yang pada umumnya menimbulkan demam antara lain
coccidioides imitis, criptococcosis, dan lain-lain. Infeksi parasit yang pada umumnya
menimbulkan demam antara lain malaria, toksoplasmosis, dan helmintiasis.
Demam akibat faktor non infeksi dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain faktor
lingkungan (suhu lingkungan yang eksternal yang terlalu tinggi, keadaan tumbuh gigi, dll),
penyakit autoimun (arthritis, systemic lupus erythematosus, vaskulitis, dll), keganasan
(Penyakit Hodgkin, Limfoma non-hodgkin, leukemia, dll), dan pemakaian obat-obatan
(antibiotik, difenilhidantoin, dan antihistamin). Selain itu anak-anak juga dapat mengalami
demam sebagai akibat efek samping dari pemberian imunisasi selama 1-10 hari. Hal lain
yang juga berperan sebagai faktor non infeksi penyebab demam adalah gangguan sistem
saraf pusat seperti perdarahan otak, status epileptikus, koma, cedera hipotalamus, atau
gangguan lainnya.

Mekanisme:

Pada waktu nyamuk Anopheles infektif menghisap darah manusia, sporozoit yang
berada di kelenjar liur nyamuk akan masuk ke dalam peredaran darah selama lebih kurang
setengah jam. Setelah itu sporozoit akan masuk ke dalam sel hati dan menjadi tropozoit
hati. Kemudian berkembang menjadi skizon hati yang terdiri dari 10,000-30,000 merozoit
hati (tergantung spesiesnya). Siklus ini disebut siklus ekso-eritrositer yang berlangsung
selama lebih kurang 2 minggu.
Demam mulai timbul bersamaan dengan pecahnya skizon darah yang mengeluarkan
bermacam-macam antigen. Antigen ini akan merangsang sel-sel makrofag, monosit atau
limfosit yang mengeluarkan berbagai macam sitokin, antara lain TNF (Tumor Nekrosis
Factor) dan IL-6 (Interleukin-6). TNF dan IL-6 akan dibawa aliran darah ke hipotalamus
yang merupakan pusat pengatur suhu tubuh dan terjadi demam.

Pada P. vivax dan P. ovale, sebagian tropozoit hati tidak langsung berkembang menjadi
skizon, tetapi ada yang menjadi bentuk dorman yang disebut hipnozoit. Hipnozoit tersebut
dapat tinggal di dalam sel hati selama berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. Pada suatu
saat bila imunitas tubuh menurun, akan menjadi aktif sehingga dapat menimbulkan relaps
(kambuh).
Pada kasus terlihat bahwa 6 bulan yang lalu Tn. Yasin mengalami gejala malaria
berupa demam untuk pertama kalinya kemudian 6 hari yang lalu ia mengalami demam
kembali, hal ini menandakan bahwa Tn. Yasin mengalami fase relaps (kambuh) setelah 6
bulan lamanya. Jadi, kemungkinan yang terjadi pada kasus ini adalah bahwa Tn. Yasin
kemungkinan terinfeksi oleh Plasmodium vivax atau Plasmodium ovale karena kedua jenis
Plasmodium ini memiliki bentuk dorman yang disebut fase hipnozoit (hingga 8-10 bulan).

e. Mengapa sejak satu minggu ini demam muncul setiap hari ?Rezi Nisa Raisa
3. Pemeriksaan Fisik
a.Interpretasi dan Mekanisme dari : keadaan umum , tekanan darah , nadi , RR dan
SuhuAji Ririn Randi
KepalaTia Rima Rezi
LeherAyu Nisa Mitha
ThoraxRaisa Karthik Aji
JAWAB: Trakea
Inspeksi:
Pemeriksaan disamping kanan pasien, tempelkan jari tengah pada bagian bawah
trachea, raba ke atas dan ke samping, catat: letak trakea, kesimetrisan, tanda oliver
(pada saat denyut jantung, trachea tertarik ke bawah)
Normalnya: simetris ditengah.
JVP (Tekanan Vena Jugularis)
Posisi penderita berbaring setengah duduk, tentukan batas atas denyut vena
jugularis, beritahu pasien merubah posisi ke duduk dan amati pulsasi denyut vena.
Normalnya : saat duduk setinggi manubrium sternum.
Atau,
Posisi penderita berbaring setengah duduk, tentukan titik nol (titik setinggi
manubrium s.) dan letakkan penggaris diatasnya, tentukan batas atas denyut vena,
ukur tinggi denyut vena dengan penggaris.
Normalnya: tidak lebih dari 4 cm.

Bising Arteri Karotis


Tentukan letak denyut nadi karotis (dari tengah leher geser ke samping), Letakkan
sisi bell stetoskop di daerah arteri karotis, catat adanya bising.
Normalnya: tidak ada bising.
AbdomenTia Ririn Rima
EkstremitasRandi Rezi Ayu
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Interpretasi dan Mekanisme dari : Hb, RBC, WBC, TrombositNisa Mitha Raisa
5. DDR
a. Interpretasi dan Mekanisme dari DDRKarthik Aji Tia
JAWAB:
DDR
Ukuran RBC yang terinfeksi membesar

Tampak gambaran ring form cenderung


tebal dan kasar, tampak sitoplasma tidak
teratur
(ameboid)
dan
terdapat
Schuffners dot

Interpretasi
Abnormal: Ukuran RBC yang terinfeksi
plasmodium vivax dapat membesar 1,5-2x
ukuran normal
Ciri khas dari infeksi Plasmodium vivax

Gambar 1.Ring form

Gambar 2. Stadium trofozoit, sitoplasma parasit ameboid dan sitoplasma RBC


terdapat titik Maurers.

Gambar 3. Stadium skizon matang dan merozoit yang akan menginfeksi RBC baru

Gambar 4. Makrogametosit dan mikrogametosit

Gambar 5. Trofozoit ditandai dengan sitoplasma yang tidak teratur dengan zona
merah (Schffners dot)

Tabel 1. Perbedaan stadium pada masing-masing plasmodium.


STADIUM

P. vivax

P. falciparum

P. malariae

P. ovale

Trofozoit
muda (Ring)

Sitoplasma (cincin) tipis


Diameter cincin besar
Inti kecil, bulat
1 chromatin dot

Trofozoit
dewasa

Cincin membesar
Sitoplasma amoeboid
Vakuol jelas
Butir pigmen coklat
Perkembangan : inti
membesar bentuk oval,
sitoplasma makin padat,
pigmen tambah banyak,
vakuol menghilang
Inti mebelah
Sitoplasma memadat
mengelilingi setiap inti
Pimen: batang halus

Sizon muda

Sizon dewasa

Sel darah
merah
terinfeksi

Gametosit
jantan

Gametosit
betina

Sitoplasma (cincin) kecil,


tipis, halus
Ada 2 chromatin dots
Ada double / multiple
infection (> 1 par / eri)
Ada infeksi marginal
(applique)
Cincin membesar dgn
cepat
Vakuol makin mengecil
Pigmen coklat-hitam
Menghilang dari darah
tepi

Seperti. P.vivax,
tetapi sitoplasma
lebih tebal (kompak).
Bantuk cincin jarang
ditemukan
1 chromatin dot

Cincin relative besar


Sitoplasma padat
(kompak)
1 chromatin dot

Sitoplasma semula
amoeboid tetapi
kemudian berubah
menjadi band form
Pigmen coklat gelap
atau hitam, berada di
tepi band

Pertumbuhan lambat
Vakuol menghilang/
tidak jelas
Aktivitas amoeboid
berkurang
Pimen padat coklat
gelap

Masa kromatin
Masa kromatin sedikit
sedikit
Pigmen kasar
Pigmen Berkelompok
di tengah
Pigmen kasar
Sel darah membesar dan
Sel darah merah tidak
Sel darah tidak
Sel darah merah
pucat
membesar
membesar
membesar berbentuk
Skizon mengisi hampir
Jumlah merosoit 8-32
Jumlah merozoit/inti
oval dan ujungnya
seluruh eritrosit
Tidak ada dlm darah
6-12, rata-rata
fimbriated
Jumlah inti/merozoit 12perifer
8, tersusun spt bunga Jumlah merozoit 8-16
18, kadang sampai 24
disebut roette
(biasanya 8)
Sitoplasma mengandung Sitoplasma mengandung Sitoplasma
Sitoplasma, stippling
bintikstippling besar: Maurers mengandung bintiklebih sedikit, ukuran
bintik/stippling/granula
dots
bintik eosinofilik
lebih besar
kemerahan: Schffners
Menyerang sel darah
kecil dan tidak teratur daripadaSchffners
dots, muncul sejak ring
merah muda maupun
Ziemanns dots
dots
form
matur
Hanya menyerang sel Cenderung menyerang
darah merah matur
sel darah merah muda
(retikulosit)
Padat, bulat/oval
Bentuk pisang (sausage
Mirip P. vivax, tetapi
Mirip P. vivax, hanya
Inti besar
shape) berujung tumpul
pigmen lebih sedikit
lebih kecil
Pigmen banyak dan kasar Inti memanjang dan besar
Pigmen kasar, gelap,
Sitoplasma biru pucat
berwarna merah gelap
terkumpul di dekat
Pigmen coklat-gelap,
permukaan
kasar
Sitoplasma biru
Padat, bulat/oval, mengisi Bentuk pisang (crescentic Mirip P. vivax, tetapi Mirip P. Vivax
hmpr seluruh sel darah
shape), berujung lebih
pigmen halus
Pigmen kasar
merah, tidak amoeboid
runcing
Inti besar
Inti kompak dan sebagian
Sitoplasma biru tua
ditutupi oleh butir-butir
pigmen
48 jam
36 48 jam
72 jam
48 jam

Periodisitas
serangan
febris
Masa inkubasi 12 - 17 hari

Masa kromatin : banyak


Pigmen : granuler
Tidak ada dalam darah
perifer

9 14 hari,
rata-rata 12 hari

16-18 hari

16 18 hari

6. Template
a. How To DiagnoseRirin Rima Randi
b. DDRezi Ayu Nisa
c. WDMitha Raisa Karthik
JAWAB:

Parasit
Waktu inkubasi
Jumlah merozoit
Febrile
paroxysm
Gejala
prodormal (2-3
hari)
Demam ireguler,
intermitten 5-7
hari
Trias malaria
Hepatomegali
Splenomegali
Gejala cerebral
Relaps
Rekrudensi
Gejala GIT
Rupture limpa
Kelainan retina
Schuffner dot
d.
e.
f.
g.

Malaria
tropicana
Plasmodium
falciparum
9-14 hari
12-24
Setiap 24,36,48

Malaria
tertiana
Plasmodium
vivax
12-17 hari
12-24 (12-16)
Setiap 48 jam

Malaria
quartana
Plasmodium
malariae
18-40 hari
6-12
Setiap 72 jam

Plasmodium
ovale
11-16 hari
12-24 (12-16)
Setiap 48 jam

++

++

+
+
+
+
+
+
+
-

+
+
+
++
+
+

+
+
+
+
jarang
-

+
+
+
++
+
+

Malaria ovale

EpidemiologiAji Tia Ririn


PatofisiologiRima Randi Rezi
Manifestasi KlinisAyu Nisa Mitha
Tata LaksanaRaisa Karthik Aji
JAWAB: Pengobatan yang diberikan adalah pengobatan radikal malaria dengan

membunuh semua stadium parasit yang ada di dalam tubuh manusia, termasuk stadium
gametosit. Adapun tujuan pengobatan radikal untuk mendapat kesembuhan klinis dan
parasitologik serta memutuskan rantaipenularan.
Semua obat anti malaria tidak boleh diberikan dalam keadaan perut kosong karena
bersifat iritasi lambung. Oleh sebab itu, penderita harus makan terlebih dahulu setiap akan
minum obat anti malaria. Dosis pemberian obat sebaiknya berdasarkan berat badan.

Pengobatan malaria di Indonesia menggunakan Obat Anti Malaria (OAM) kombinasi.


Yang dimaksud dengan pengobatan kombinasi malaria adalah penggunaan dua atau lebih
obat anti malaria yang farmakodinamik dan farmakokinetiknya sesuai, bersinergi dan
berbeda cara terjadinya resistensi. Tujuan terapi kombinasi ini adalah untuk pengobatan
yang lebih baik dan mencegah terjadinya resistensi Plasmodium terhadap obat anti malaria.
Pengobatan kombinasi malaria harus:
a. aman dan toleran untuk semua umur;
b. efektif dan cepat kerjanya;
c. resisten dan/atau resistensi silang belum terjadi; dan
d. harga murah dan terjangkau.
Saat ini yang digunakan program nasional adalah derivat artemisinin dengan golongan
aminokuinolin, yaitu:
1.Kombinasi tetap (Fixed Dose Combination = FDC) yang terdiri atas
Dihydroartemisinin dan Piperakuin (DHP). 1 (satu) tablet FDC mengandung 40
mg dihydroartemisinin dan 320 mg piperakuin. Obat ini diberikan per oral
selama tiga hari dengan range dosis tunggal harian sebagai berikut:
Dihydroartemisinin dosis 2-4 mg/kgBB; Piperakuin dosis 16-32mg/kgBB
2.Artesunat Amodiakuin Kemasan artesunat amodiakuin yang ada pada program
pengendalian malaria dengan 3 blister, setiap blister terdiri dari 4 tablet artesunat
@50 mg dan 4 tablet amodiakuin 150 mg.
Pengobatan Malaria Tanpa Komplikasi
Pengobatan malaria falsiparum dan vivaks saat ini menggunakan ACTditambah
primakuin.
Dosis ACT untuk malaria falsiparum sama dengan malaria vivaks, sedangkan obat
primakuin untuk malaria falsiparum hanya diberikan pada hari pertama saja dengan
dosis 0,75 mg/kgBB dan untuk malaria vivaks selama 14 hari dengan dosis 0,25
mg/kgBB. Lini pertama pengobatan malaria falsiparum dan malaria vivaks adalah
seperti yang tertera di bawah ini:
a. Lini Pertama

Pengobatan Lini Pertama Malaria vivaks menurut berat badan dengan DHP
dan Primakuin

Keterangan :
Sebaiknya dosis pemberian DHA + PPQ berdasarkan berat badan. Apabila
penimbangan berat badan tidak dapat dilakukan maka pemberian obat dapat
berdasarkan kelompok umur.
1.
Apabila ada ketidaksesuaian antara umur dan berat badan (pada tabel
pengobatan), maka dosis yang dipakai adalah berdasarkan berat badan.
2.
Dapat diberikan pada ibu hamil trimester 2 dan 3
3.
Apabila pasien P. falciparum dengan BB >80 kg datang kembali dalam
waktu 2 bulan setelah pemberian obat dan pemeriksaan Sediaan Darah masih
positif P. falciparum, maka diberikan DHP dengan dosis ditingkatkan menjadi
5 tablet/hari selama 3 hari.
Pengobatan Lini Pertama Malaria vivaks menurut berat badan dengan
Artesunat + Amodiakuin dan Primakuin

Dosis obat :

Amodiakuin basa = 10mg/kgBB dan


Artesunat = 4mg/kgBB
Primakuin = 0,75mg/kgBB
(P. falciparum untuk hari I)
Primakuin = 0,25 mg/kgBB
(P. vivax selama 14 hari)

b. Lini Kedua

Kombinasi ini digunakan untuk pengobatan malaria vivaks yang tidak respon
terhadap pengobatan ACT.

c. Pengobatan malaria vivaks yang relaps


Dugaan Relaps pada malaria vivaks adalah apabila pemberian primakuin
dosis 0,25 mg/kgBB/hari sudah diminum selama 14 hari dan penderita sakit
kembali dengan parasit positif dalam kurun waktu 3 minggu sampai 3 bulan
setelah pengobatan.

h. Edukasi dan PreventifTia Ririn Rima


i. PrognosisRandi Ayu Mitha
j. KDUKarthik Tia Rima

JAWAB: 4A, yaitu lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan
penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas. Kompetensi dicapai pada
saat lulus dokter.

7. Hipotesis
Ny .Lola, 40 Tahun, mengalami demam hilang timbul yang disebabkan penyakit
malaria vivax.
rima.fairuuz10@yahoo.com

LEARNING ISSUES
Malaria
A. Definisi
Malariamerupakansuatupenyakitakutmaupunkronik,yangdisebabkanoleh
protozoagenusPlasmodiumdenganmanifestasiklinisberupademam,anemiadan
pembesaranlimpa.Sedangkanmeurutahlilainmalariamerupakansuatupenyakit infeksi akut maupun
kronik yang disebakan oleh infeksi Plasmodium yang menyerangeritrositdanditandaidengan
ditemukannyabentukaseksualdalam

darah,dengan

gejala

demam,

menggigil,anemia,dan

pembesaranlimpa.
B. Etiologi
Malaria disebabkan oleh protozoa darah yang termasuk ke dalam genus Plasmodium.
Plasmodium ini merupakan protozoa obligat intraseluler. Pada manusia terdapat 4 spesies
yaitu Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae dan Plasmodium
ovale. Penularan pada manusia dilakukan oleh nyamuk betina Anopheles ataupun ditularkan
langsung melalui transfusi darah atau jarum suntik yang tercemar serta dari ibu hamil kepada
janinnya.
Malaria vivax disebabkan oleh P. vivax yang juga disebut juga sebagai malaria tertiana. P.
malariae merupakan penyebab malaria malariae atau malaria kuartana. P. ovale merupakan
penyebab malaria ovale, sedangkan P. falciparum menyebabkan malaria falsiparum atau malaria
tropika. Spesies terakhir ini paling berbahaya karena malaria yang ditimbulkannya dapat menjadi
berat sebab dalam waktu singkat dapat menyerang eritrosit dalam jumlah besar, sehingga
menimbulkan berbagai komplikasi di dalam organ-organ tubuh.
C. Patofisiologi

Gejala malaria timbul saat pecahnya eritrosit yang mengandung parasit. Gejala yang paling
mencolok adalah demam yang diduga disebabkan oleh pirogen endogen, yaitu TNF dan
interleukin-1. Akibat demam terjadi vasodilatasi perifer yang mungkin disebabkan oleh bahan
vasoaktif yang diproduksi oleh parasit. Pembesaran limpa disebabkan oleh terjadinya
peningkatan jumlah eritrosit yang terinfeksi parasit dan sisa eritrosit akibat hemolisis. Juga
terjadi penurunan jumlah trombosit dan leukosit neutrofil. Terjadinya kongesti pada organ lain
meningkatkan resiko terjadinya ruptur limpa.
Anemia terutama disebabkan oleh pecahnya eritrosit dan difagositosis oleh sistem
retikuloendotelial. Hebatnya hemolisis tergantung dari jenis Plasmodium dan status imunitas
pejamu. Anemia juga disebabkan oleh hemolisis autoimun, sekuestrasi oleh limpa pada
eritrosit yang terinfeksi maupun yang normal, dan gangguan eritropoiesis. Pada hemolisis berat
dapat terjadi hemoglobinuria dan hemoglobinemia. Hiperkalemia dan hiperbilirubinemia juga
sering ditemukan.
Kelainan patologik pembuluh darah kapiler pada malaria tropika, disebabkan karena sel
darah merah yang terinfeksi menjadi kaku dan lengket, sehingga perjalanannya dalam kapiler
terganggu dan mudah melekat pada endotel kapiler karena adanya penonjolan membran
eritrosit. Setelah terjadi penumpukan sel dan bahan pecahan sel, maka aliran kapiler terhambat
dan

timbul hipoksi jaringan, terjadi gangguan pada integritas kapiler dan dapat terjadi

perembesan cairan bahkan perdarahan ke jaringan sekitarnya. Rangkaian kelainan patologis ini
dapat menimbulkan manifestasi klinis sebagai malaria serebral, edema paru, gagal ginjal dan
malabsorpsi usus.
Pertahanan tubuh individu terhadap malaria dapat berupa faktor yang diturunkan maupun
yang didapat. Pertahanan terhadap malaria terutama penting untuk melindungi anak kecil atau
bayi karena sifat khusus eritrosit yang relatif resisten terhadap masuk dan berkembangbiaknya parasit malaria. Masuknya parasit tergantung pada interaksi antara organel spesifik
pada merozoit dan struktur khusus pada permukaan eritrosit.
Imunitas humoral dan seluler tehadap malaria didapat sejalan dengan infeksi ulangan.
Namun imunitas ini tidak mutlak dapat mengurangi gambaran klinis infeksi ataupun dapat
menyebabkan asimptomatik dalam periode panjang. Pada individu dengan malaria dapat
dijumpai hipergamaglobulinemia poliklonal, yang merupakan suatu antibodi spesifik yang
diproduksi untuk melengkapibeberapa aktivitas opsonin terhadap eritrosit yang terinfeksi,tetapi
proteksi ini tidak lengkap dan hanya bersifat sementara bilamana tanpa disertai infeksi ulangan.

Tendensi malaria untuk menginduksi imunosupresi, dapat diterangkan sebagian oleh tidak
adekuatnya respon ini. Antigen yang heterogen terhadap Plasmodium mungkin juga merupakan
salah satu

faktor. Monosit/makrofag merupakan partisipan selular yang terpenting dalam

fagositosis eritrosit yang terinfeksi.


D. Klasifikasi
Menurut Harijanto (2000) pembagian jenis-jenis malaria berdasarkan jenis plasmodiumnya
antara lain sebagai berikut :
a. Malaria Tropika (Plasmodium Falcifarum)
Malaria tropika/ falciparum malaria tropika merupakan bentuk yang paling berat, ditandai
dengan panas yang ireguler, anemia, splenomegali, parasitemia yang banyak dan sering
terjadi komplikasi. Masa inkubasi 9-14 hari. Malaria tropika menyerang semua bentuk
eritrosit. Disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Plasmodium ini berupa Ring/ cincin
kecil yang berdiameter 1/3 diameter eritrosit normal dan merupakan satu-satunya spesies
yang memiliki 2 kromatin inti (Double Chromatin).
Klasifikasi penyebaran Malaria Tropika:
Plasmodium Falcifarum menyerang sel darah merah seumur hidup. Infeksi Plasmodium
Falcifarum sering kali menyebabkan sel darah merah yang mengandung parasit
menghasilkan banyak tonjolan untuk melekat pada lapisan endotel dinding kapiler dengan
akibat obstruksi trombosis dan iskemik lokal. Infeksi ini sering kali lebih berat dari infeksi
lainnya dengan angka komplikasi tinggi (Malaria Serebral, gangguan gastrointestinal, Algid
Malaria, dan Black Water Fever).
b. Malaria Kwartana (Plasmoduim Malariae)
Plasmodium Malariae mempunyai tropozoit yang serupa dengan Plasmoduim vivax, lebih
kecil dan sitoplasmanya lebih kompak/ lebih biru. Tropozoit matur mempunyai granula
coklat tua sampai hitam dan kadang-kadang mengumpul sampai membentuk pita. Skizon
Plasmodium malariae mempunyai 8-10 merozoit yang tersusun seperti kelopak bunga/
rossete. Bentuk gametosit sangat mirip dengan Plasmodium vivax tetapi lebih kecil.
Ciri-ciri demam tiga hari sekali setelah puncak 48 jam. Gejala lain nyeri pada kepala dan
punggung, mual, pembesaran limpa, dan malaise umum. Komplikasi yang jarang terjadi
namun dapat terjadi seperti sindrom nefrotik dan komplikasi terhadap ginjal lainnya. Pada
pemeriksaan akan di temukan edema, asites, proteinuria, hipoproteinemia, tanpa uremia dan
hipertensi.

c. Malaria Ovale (Plasmodium Ovale)


Malaria Tersiana (Plasmodium Ovale) bentuknya mirip Plasmodium malariae, skizonnya
hanya mempunyai 8 merozoit dengan masa pigmen hitam di tengah. Karakteristik yang
dapat di pakai untuk identifikasi adalah bentuk eritrosit yang terinfeksi Plasmodium Ovale
biasanya oval atau ireguler dan fibriated. Malaria ovale merupakan bentuk yang paling
ringan dari semua malaria disebabkan oleh Plasmodium ovale. Masa inkubasi 11-16 hari,
walau pun periode laten sampai 4 tahun. Serangan paroksismal 3-4 hari dan jarang terjadi
lebih dari 10 kali walau pun tanpa terapi dan terjadi pada malam hari.
d. Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax)
Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax) biasanya menginfeksi eritrosit muda yang
diameternya lebih besar dari eritrosit normal. Bentuknya mirip dengan plasmodium
Falcifarum, namun seiring dengan maturasi, tropozoit vivax berubah menjadi amoeboid.
Terdiri dari 12-24 merozoitovale dan pigmen kuning tengguli. Gametosit berbentuk oval
hampir memenuhi seluruh eritrosit, kromatinin eksentris, pigmen kuning. Gejala malaria
jenis ini secara periodik 48 jam dengan gejala klasik trias malaria dan mengakibatkan
demam berkala 4 hari sekali dengan puncak demam setiap 72 jam.
Dari semua jenis malaria dan jenis plasmodium yang menyerang system tubuh, malaria
tropika merupakan malaria yang paling berat di tandai dengan panas yang ireguler, anemia,
splenomegali, parasitemis yang banyak, dan sering terjadinya komplikasi.
E. Gambaran Klinis
Secara klinis, gejala malaria infeksi tunggal pada pasienn non-imun terdiri atas
beberapaserangandemamdenganintervaltertentu(paroksisme),yangdiselingiolehsuatu
periode(periodelaten)bebasdemam.Sebelumdemampasienbiasanyamerasalemah,nyeri
kepala,tidak ada nafsumakan,mualataumuntah.Padapasiendenganinfeksimajemuk/ campuran
(lebih dari satu jenis Plasmodium atau satu jenis Plasmodium tetapi infeksi berulang dalam
waktu

berbeda),

maka

serangan

demam

terus-menerus

(tanpa

interval),

sedangkanpadapejamuyangimungejalaklinisnyaminimal.
Periodeparoksismebiasanyaterdiridaritigastadiumyangberurutanyaknistadium

dingin

(coldstage),stadiumdemam(hotstage)danstadiumberkeringat(sweatingstage).
Paroksismeinibiasanyaterlihatjelaspadaorangdewasanamunjarangdijiumpaipadausia
muda.Padaanakdibawahumurlimatahun,stadiumdinginseringkalibermanifestasisebagai
Serangan

demam

yang

pertama

didahului

oleh

masa

iinkubasi

(intrinsik).

kejang.
Masa

inkubasibervariasiantara9-30hari

t ergantungpadaspesiesparasit.Masainkubasiinijuga

tergantungpadaintensitasinfeksi,pengobatanyangpernahdidapatsebelumnya,danderajat
imunitaspejamu.Padamalariaakibattransfusidarah,masainkubasiPlasmodiumfalciparum
adalah10hari,Plasmodiumvivax16hari,

danPlasmodiummalariae40hariataulebih

setelahtransfusi.Masainkubasipadapenularansecaraalamiahbagimasing-masingspesies
parasit,untukPlasmodiumfalciparum12hari,PlasmodiumvivaxdanPlasmodiumovale1317hari,danPlasmodiummalariae28-30hari.Setelahlewatmasainkubasi,padaanakbesar
danorangdewasatimbul gejalademamyangterbagi dalam tigastadium atau trias malaria (malaria
proxym), yaitu:
1. Stadiumdingin
Diawali dengan

gejala

menggigil

atau

perasaan

yang

gemeretak,nadicepattetapilemah,bibirdanjari-jaripucatatausianosis,kulit

sangat

dingin.

kering

dan

Gigi
pucat,

pasien mungkin muntah,pada anak sering terjadi kejang. Stadiumini berlangsungantara15menit


sampai 1jam.
2. Stadiumdemam
Padastadiuminipasienmerasakepanasan.Mukamerah,kulitkeringdanterasa
sangatpanassepertiterbakar,nyerikepala,mualdanmuntah,nadimenjadikuat lagi. Biasanya pasien
menjadi

sangat

haus

dan

suhu

badan

dapat

meningkat

sampai41Catau

lebih.Stadiuminiberlangsungantara2-12jam.Demam disebabkan oleh karena pecahnya skizon


dalam sel darah merah yang telah matangdanmasuknyamerozoit darahkedalamalirandarah.
3. Stadiumberkeringat
Pada stadium ini pasien berkeringat banyak sekali, kemudian suhu badan
menurundengancepat,kadang-kadangsampaidibawahnormal.Blackwater
feveryangmerupakankomplikasiberat,adalahmunculnyahemoglobinpadaurin
menyebabkanwarnaurinberwarnatuaatauhitam.Gejalalaindari

sehingga
blackwaterfever

adalahikterusdanmuntahberwarnasepertiempedu.Black
waterfeverbiasanyadijumpaipadamerekayangmenderitainfeksiPlasmodium

falciparum

berulangdenganinfeksi yangcukupberat.
Anemia merupakan gejala yang sering ditemui pada infeksi malaria, dan lebih sering
ditemukan pada daerah endemik. Kelainan pada limpa akan terjadi setelah 3

hari

dari

serangan akut dimana limpa akan membengkak, nyeri dan hiperemis.


Hampir semua kematian akibat malaria disebabkan oleh P. falciparum. Pada infeksi P.
falciparum dapat menimbulkan malaria berat dengan komplikasi umumnya digolongkan

sebagai malaria berat yang menurut WHO didefinisikan sebagai infeksi P. falciparum stadium
aseksual dengan satu atau lebih komplikasi sebagai berikut:
1. Malaria serebral, derajat kesadaran berdasarkan GCS kurang dari 11.
2. Anemia berat (Hb<5 gr% atau hematokrit <15%) pada keadaan hitung parasit
>10.000/l.
3. Gagal ginjal akut (urin kurang dari 400ml/24jam pada orang dewasa atau <12 ml/kgBB
pada anak-anak setelah dilakukan rehidrasi, diserta kelainan kreatinin >3mg%.
4. Edema paru.
5. Hipoglikemia: gula darah <40 mg%.
6. Gagal sirkulasi/syok: tekanan sistolik <70 mmHg diserta keringat dingin atau
perbedaan temperature kulit-mukosa >1oC.
7. Perdarahan spontan dari hidung, gusi, saluran cerna dan atau disertai kelainan
laboratorik adanya gangguan koagulasi intravaskuler.
8. Kejang berulang lebih dari 2 kali/24jam setelah pendinginan pada hipertermis.
9. Asidemia (Ph<7,25) atau asidosis (plasma bikarbonat <15mmol/L).
10. Makroskopik hemaglobinuri oleh karena infeksi malaria akut bukan karena obat
antimalaria pada kekurangan Glukosa 6 Phospat Dehidrogenase.
11. Diagnosa post-mortem dengan ditemukannya parasit yang padat pada pembuluh kapiler
jaringan otak.
F. Diagnosis
Diagnosis malaria ditegakkan seperti diagnosis penyakit lainnya berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. Diagnosis pasti infeksi malaria ditegakkan
dengan pemeriksaan sediaan darah secara mikroskopik atau tes diagnostic cepat.
1. Anamnesis
a. Keluhan utama, yaitu demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai sakit
kepala, mual, muntah, diare, nyeri otot dan pegal-pegal.
b. Riwayat berkunjung dan bermalam lebih kurang 1-4 minggu yang lalu ke daerah
c.
d.
e.
f.

endemik malaria.
Riwayat tinggal di daerah endemik malaria.
Riwayat sakit malaria.
Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir.
Riwayat mendapat transfusi darah.
Selain hal-hal tersebut di atas, pada tersangka penderita malaria berat, dapat
ditemukan keadaan di bawah ini:
1) Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat.
2) Keadaan umum yang lemah.
3) Kejang-kejang.
4) Panas sangat tinggi.
5) Mata dan tubuh kuning.
6) Perdarahan hidung, gusi, tau saluran cerna.

7) Nafas cepat (sesak napas).


8) Muntah terus menerus dan tidak dapat makan minum.
9) Warna air seni seperti the pekat dan dapat sampai kehitaman.
10) Jumlah air seni kurang bahkan sampai tidak ada.
11) Telapak tangan sangat pucat.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Demam (37,5oC)
b. Kunjunctiva atau telapak tangan pucat
c. Pembesaran limpa
d. Pembesaran hati
Pada penderita tersangaka malaria berat ditemukan tanda-tanda klinis sebagai
berikut:
1) Temperature rectal 40oC.
2) Nadi capat dan lemah.
3) Tekanan darah sistolik <70 mmHg pada orang dewasa dan <50 mmHg pada
anak-anak.
4) Frekuensi napas >35 kali permenit pada orang dewasa atau >40 kali permenit
pada balita, dan >50 kali permenit pada anak dibawah 1 tahun.
5) Penurunan kesadaran.
6) Manifestasi perdarahan: ptekie, purpura, hematom.
7) Tanda-tanda dehidrasi.
8) Tanda-tanda anemia berat.
9) Sklera mata kuning.
10) Pembesaran limpa dan atau hepar.
11) Gagal ginjal ditandai dengan oligouria sampai anuria.
12) Gejala neurologik: kaku kuduk, refleks patologis positif.
3. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan dengan mikroskopik
Sebagai standar emas pemeriksaan laboratoris demam malaria pada penderita adalah
mikroskopik untuk menemukan parasit di dalam darah tepi(13). Pemeriksaan darah
tebal dan tipis untuk menentukan:
1) Ada/tidaknya parasit malaria.
2) Spesies dan stadium Plasmodium
3) Kepadatan parasit
Semi kuantitatif:
(-)
: tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB
(+) : ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB
(++) : ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB
(+++) : ditemukan 1-10 parasit dalam 1 LPB
(++++): ditemukan >10 parasit dalam 1 LPB
Kuantitatif
Jumlah parasit dihitung permikroliter darah pada sediaan darah tebal
atau sediaan darah tipis.

b. Pemeriksaan dengan tes diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test)


Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria, dengan
menggunakan metoda immunokromatografi dalam bentuk dipstik.
c. Tes serologi
Tes ini berguna untuk mendeteksi adanya antibodi spesifik terhadap malaria atau
pada keadaan dimana parasit sangat minimal. Tes ini kurang bermanfaat sebagai alat
diagnostic sebab antibodi baru terbentuk setelah beberapa hari parasitemia. Titer
>1:200 dianggap sebagai infeksi baru, dan tes >1:20 dinyatakan positif.
G. Penatalaksanaan
Obat anti malaria yang tersedia di Indonesia antara lain klorokuin, sulfadoksin-pirimetamin,
kina,

primakuin,

serta

derivate

artemisin.

Klorokuin

merupakanobatantimalariastandaruntukprofilaksis,pengobatanmalariaklinis
danpengobatanradikalmalariatanpakomplikasidalamprogrampemberantasan malaria,sulfadoksinpirimetamin

digunakanuntukpengobatanradikalpenderita

malariafalciparumtanpakomplikasi.Kina

merupakanobatantimalariapilihan

untukpengobatanradikalmalariafalciparumtanpa

komplikasi.Selainitukina

jugadigunakanuntukpengobatanmalariaberatataumalariadengankomplikasi. Primakuin digunakan


sebagai obat antimalaria pelengkap pada malaria klinis, pengobatanradikal dan pengobatan
malaria berat.Artemisin digunakan

untuk pengobatan malaria tanpa atau dengan

komplikasiyangresistenmultidrugs.
Beberapa obat antibiotika dapat bersifat sebagai antimalaria. Khusus di RumahSakit,
obattersebutdapatdigunakandengankombinasiobatantimalaria
lain,untukmengobatipenderitaresistenmultidrugs.Obatantibiotikayangsudah
diujicobasebagaiprofilaksisdanpengobatanmalariadiantaranyaadalahderivate

tetrasiklin,

kloramfenikol, eritromisin, sulfametoksazol-trimetoprim dan siprofloksasin. Obat-obat tersebut


digunakan bersama obat anti malaria yang bekerjacepatdan menghasilkan efekpotensiasi antara
lain dengan kina.

1. Pengobatan malaria falciparum


a. Lini pertama
Artesunat+Amodiakuin+Primakuin
Dosisartesunat=4mg/kgBB(dosistunggal),amodiakuin=10mg/kgBB(dosis
primakuin= 0,75 mg/kgBB(dosis tunggal).

tunggal),

Apabilapemberiandosistidakmemungkinkanberdasarkanberatbadanpenderita,
pemberian

obat

dapatdiberikanberdasarkangolonganumur.Dosismakasimal

penderitadewasayan dapat diberikanuntukartesunatdanamodiakuinmasing- masing4


tablet, 3 tablet untuk primakuin.
Tabel Pengobatan Lini Pertama Untuk Malaria falciparum
Jumlah tablet perhari menurutkelompokumur
Hari

I
II
III

Jenisobat
Artesunat
Amodiakuin
Primakuin
Artesunat
Amodiakuin

0-1bln

2-11bln

1-4 th

5-9th

10-14 th

15th

1
1

1
1

2
2
1
2
2

3
3
2
3
3

4
4
2-3
4
4

Kombinasiinidigunakansebagaipilihanutamauntukpengobatanmalaria
falciparum.
Artesunat

1
2
3
4
Pemakaian
Amodiakuin
artesunatdan amodiakuin
bertujuan
untuk
parasit

1
2 membunuh
3
4 stadium
aseksual, sedangkan primakuin bertujuan untuk membunuh gametosit yang berada
di dalamdarah(3).
Pengobatanlinikeduamalariafalciparumdiberikanbilapengobatanlini

pertamatidak

efektif.
b. Lini kedua
Kina+Doksisiklin/Tetrasiklin+Primakuin
Dosiskina=10mg/kgBB/kali(3x/hariselama7hari),doksisiklin=4mg/kgBB/hr (dewasa,
2x/hr

selama7hari),2mg/kgBB/hr(8-14th,2x/hrselama7hari),

mg/kgBB/kali (4x/hr selama7 hari).


Apabila pemberian dosis obat

tidak

memungkinkan

tetrasiklin=

4-5

berdasarkan

berat

badanpenderita, pemberian obat dapat diberikan berdasarkan golongan umur.


Tabel Pengobatan Lini Kedua Untuk Malaria falciparum
Jumlahtablet perhari menurut kelompok umur
0-11 bln 1-4th
5-9 th
10-14th
*
Kina
3x
3x1
3x
Doksisiklin 2x1**
I
Primakuin
1
2
*
Kina
3x
3x1
3x
*
Doksisiklin
2x1**
:dosis diberikan
perkgBB
II-VII
**
:2x50 mgdoksisiklin
Hari

Jenisobat

15 th
3x2-3
2x1***
2-2
3x2-3
2x1***

***

:2x100 mgdoksisiklin

2. Pengobatan malaria vivax dan malaria ovale


a. Lini pertama
Klorokuin+Primakuin
Kombinasiinidigunakansebagaipilihautamauntukpengobatanmalaria vivax dan ovale.
Pemakaian klorokuin bertujuan membunuh parasit stadium aseksualdanseksual.
Pemberianprimakuinselainbertujuanuntukmembunuh hipnozoitdi sel hati, jugadapat
membunuh parasit aseksual di eritrosit.
Dosistotal klorokuin= 25 mg/kgBB (1x/hr selama 3 hari), primakuin= 0,25
mg/kgBB/hr (selama 14 hari).
Apabilapemberiandosisobattidakmemungkinkanberdasarkanberatbadan

penderita

obat dapat diberikan berdasarkan golonganumur, sesuaidengantabel.


Tabel Pengobatan Lini Kedua Untuk malaria vivax dan malaria ovale
Hari

Jenisobat
Klorokuin
Primakuin

Jumlahtablet menurut kelompok umur(dosis tunggal)


0-1bln
2-11 bln 1-4th
5-9th
10-14th

1
2
3

15th
3-4
1

Klorokuin
Primakuin

3-4
1

II
Klorokuin 1/8

1
1
Primakuin

Pengobatanefektifapabilasampaidenganharike28setelahpemberian

2
1

III
obat,ditemukankeadaansebagaiberikut:klinissembuh(sejakharikeempat)dan
IV-XIV
Primakuin

1 apabila
tidakditemukan
parasitstadiumaseksualsejakhariketujuh.Pengobatantidak
efektif
dalam28 harisetelah pemberian obat:

Gejalaklinis memburuk dan parasit aseksual positif, atau

Gejalaklinistidakmemburuktetapiparasitaseksualtidakberkurangatau
timbulkembali setelah hari ke-14.

Gejalaklinismembaiktetapiparasitaseksualtimbulkembaliantarahari
sampai hari ke-28 (kemungkinan resisten, relapsatau infeksi baru).

b. Lini kedua (pengobatan malaria vivax resisten klorokuin)

ke-15

Kina+Primakuin
Dosiskina=10mg/kgBB/kali(3x/hrselama7hari),primakuin=0,25mg/kgBB (selama 14
hari).
Dosisobatjugadapatditaksirdenganmenggunakantabeldosisberdasarkan
golonganumur sebagai berikut:
Tabel Pengobatan Malaria vivax Resisten Klorokuin

Hari

Jenisobat

Jumlah tablet perhari menurut kelompokumur


0-1bln 2-11bln
1-4th
5-9th
10-14th

*
1-7
Kina
*:dosis
1-14diberikan
Primakuin
perkgBB

3x

3x1

15 th

3x2

3x3
1

Pengobatan malaria vivax yang relaps


Sama dengan regimen sebelumnya

hanya

dosis

primakuin

ditingkatkan.Dosisklorokuindiberikan1kaliperhariselama3hari,dengandosis

yang
total

25

mg/kgBB dan primakuin diberikan selama14 hari dengan dosis 0,5 mg/kgBB/hari.Dosis
obat jugadapatditaksirdenganmenggunakantabeldosis berdasarkangolonganumur.

Tabel Pengobatan Malaria vivax yangRelaps


Hari
1

Jenis obat

Jenis obat menurut kelompok golongan umur


2-11 bln
1-4 th
5-9 th
10-14 th 15 th

1
2
3
3-4

Klorokui

0-1 bln

n
Primakui

n
Klorokui

3-4

n
Primakui

n
Klorokui

1/8

n
Primakui

4-14

Primakui

n
3. Pengobatan malaria malariae
Klorokuin1 kali perhari selama 3 hari, dengan dosis total 25 mg/kgBB. Klorokuin dapat
membunuh parasit

bentuk aseksual dan seksual P.

malariae. Pengobatan dapat

jugadiberikan berdasarkangolongan umur penderita.


Tabel pengobatan malaria malariae
Jumlah tablet menurutkelompokgolongan umur
0-1bln
2-11 bln 1-4th
5-9th
10-14

4.

15 th

Kem
opro

I
II

Klorokuin
Klorokuin

1
1

2
2

3
3

3-4
3-4

III

Klorokuin 1/8

kfila
ksis

Kemoprofilaksis bertujuan untuk mengurangi resiko terinfeksi malaria sehinggabila


terinfeksimakagejalaklinisnyatidakberat.Kemoprofilaksisini
ditujukankepadaorangyangbepergiankedaerahendemismalariadalamwaktu
yangtidakterlalulama,sepertituris,peneliti,pegawaikehutanandanlain-lain.
kelompok

Untuk

atauindividuyangakanbepergianatautugasdalamjangka

waktuyanglama,sebaiknyamenggunakanpersonalprotectionsepertipemakaian

kelambu,

kawatkassa, dan lain-lain.


OlehkarenaP.falciparummerupakanspesiesyangvirulensinyacukuptinggi
makakemoprofilaksisnyaterutamaditujukanpadainfeksispesiesini.Sehubungan
laporan

tingginya

tingkat

resistensi

makadoksisiklinmenjadipilihan.Doksisiklin
mg/kgBBselamatidaklebihdari4-6

P.

falciparum

diberikan

terhadap

setiap

dengan
klorokuin,

haridengandosis2

minggu.KemoprofilaksisuntukP.vivax

dapatdiberikanklorokuindengandosis5mg/kgBBsetiapminggu.Obattersebut
diminum1minggusebelummasukkedaerahendemissampai4minggusetelah kembali
Tabel Dosis Pengobatan Pencegahan Dengan Klorokuin
Golongan umur (thn)

Jumlah tablet klorokuin(dosis tunggal, 1x/minggu)

<1
1-4
5-9
10-14
>14

1
1
2

Anda mungkin juga menyukai