Bab 3
Bab 3
METODOLOGI PENELITIAN
37
Denvert Instrument M-310, vortex atau turbo mixer model TM-2000, shaker,
toples plastik, pisau, telenan, tabung reaksi, rak tabung, pipet ukur ukuran 1 ml,
pipet ukur ukuran 5 ml, pipet ukur ukuran 10 ml, gelas ukur 100 ml, erlenmeyer
250 ml, labu ukur ukuran 10 ml, labu ukur ukuran 5 ml, corong,spatula kaca,
spatula besi, beaker glass, bulb, panci, kompor, kain saring, dan baskom.
Alat yang digunakan untuk uji in vivo adalah mikro pipet 10 l, dan 1000
l merk Socorex, disposible tips, vortex atau turbo mixer model TM-2000,
disposable cuvet, spektrofotometer merk Spectro 20D, syringe, timbangan digital
merk Denvert Instrument M-310, hematocrite, sentrifuse, micro tube, timbangan
tikus, alat sonde, tabung reaksi, beaker glass, rak tabung, baskom plastik,
kandang berupa bak plastik berukuran 45 cm x 35,5 cm x 14,5 cm, tutup
kandang tikus dari kawat 36,5 cm x 28 cm x 15,5 cm, sekam, tempat makan
tikus, dan botol minum tikus.
Alat lain yang digunakan untuk analisa kimia GOD-PAP adalah timbangan
digital merk denvert instrument M-310, vortex atau turbo mixer model TM-2000,
disposable cuvet, spektrofotometer merk Spectro 20D, tabung reaksi, rak tabung,
pipet ukur ukuran 1 ml, pipet ukur ukuran 5 ml, pipet ukur ukuran 10 ml, labu ukur
ukuran 10 ml, dan bulb.
3.3 Metode Penelitian
3.3.1 Rancangan Percobaan
Pada penelitian pengujian ekstrak buah maja (Crescentia cujete) dalam
menurunkan glukosa darah tikus kondisi hiperglikemik ini menggunakan metode
pre post control design dengan menggunakan rancangan acak lengkap yang
(RAL) disusun atas dua faktor. Antara kedua faktor ini terjadi interaksi. Faktor 1
terdiri dari 6 level dan faktor kedua terdiri dari 5 level, sehingga didapatkan 30
kombinasi perlakuan. Faktor pertama adalah kelompok perlakuan tikus, yaitu :
K1 : Sebagai kontrol negatif. Tikus normal tanpa perlakuan apapun hanya diberi
pakan susu-PAP.
K2 : Sebagai kontrol positif. Tikus dikondisikan hiperglikemik dengan penyuntikan
aloksan sebanyak 80 mg/kg BB tikus dan diberi pakan susu-PAP.
K3 : Tikus dikondisikan hiperglikemik dengan penyuntikan aloksan sebanyak 80
mg/kg BB tikus dan diberi ekstrak buah maja (Crescentia cujete) dosis 250
mg/kg BB tikus serta pakan susu-PAP.
38
39
11. Dilakukan pengumpulan filtrat dari filtrat maserasi yang pertama, filtrat
maserasi yang kedua dan filtrat maserasi yang ketiga untuk selanjutnya di
evaporasi.
12. Proses evaporasi dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator pada
tekanan 60 mBar, kecepatan 80 rpm, dan suhu 50 OC selama 7 jam. Proses
pemekatan dilakukan untuk menghilangkan pelarut, memperkecil volume
ekstrak sehingga diperoleh ekstrak pekat.
13. Ekstrak yang diperoleh disimpan pada suhu 4 OC.
14. Analisis pada ekstrak buah maja (Crescentia cujete) ini dilakukan dengan
melihat rendemen yang dihasilkan dan juga dilakukan analisis fungsional
meliputi total flavonoid, total fenol, dan aktivitas antioksidan DPPH IC50 (ppm).
3.4.2 Pembuatan Ekstrak Buah Maja (Crescentia cujete) Metode Infusa
1. Buah maja (Crescentia cujete) yang sudah dipilih kemudian dicuci hingga
bersih. Fungsinya adalah untuk diperoleh bahan baku yang baik, tidak ada
kotoran-kotoran serta bagian-bagian lain selain buah maja.
2. Buah dibelah dan dipisahkan antara daging buah dan kulitnya.
3. Ambil bagian buahnya, bagian buahnya mengandung senyawa flavonoid.
4. Sampel dipotong-potong, kemudian dihaluskan untuk pengecilan ukuran
dengan blender. Fungsinya adalah untuk memperluas permukaan bahan dan
keseragaman bahan, sehingga ekstraksi berlangsung lebih optimal.
5. Padatan sampel buah maja yang telah halus diambil sebanyak 50 gram
kemudian dilarutkan dalam pelarut aquades dengan rasio bahan : pelarut 1 : 5
atau 250 ml.
6. Persiapkan air dalam wadah panci lalu panaskan pada suhu 80-90 OC.
7. Masukkan simplisia buah maja (Crescentia cujete) yang telah dicampur
dengan aquades kedalam beaker glass.
8. Masukkan beaker glass ke dalam panci yang berisi air panas dan diaduk
selama 3 jam.
9. Tunggu hingga dingin dan disaring dengan kain saring.
10. Ekstrak yang diperoleh disimpan pada suhu 4 OC.
11. Analisis pada ekstrak buah maja (Crescentia cujete) ini dilakukan dengan
melihat rendemen yang dihasilkan dan juga dilakukan analisis fungsional
meliputi total flavonoid, total fenol, dan aktivitas antioksidan DPPH IC50 (ppm).
41
42
43
yaitu
dengan
penambahan
enzim
glukosa
oksidase
(GOD)
phenazone
quinoneimine
dengan
yang
berwarna
bantuan
merah
enzim
muda
peroksidase
dan
dapat
menghasilkan
diukur
dengan
Sampel/standar
10 L
1000 L
Absorbansi sampel
Absorbansi standar
x Konsentrasi standar
44
nyata, maka dilanjutkan dengan uji beda nyata yaitu BNT (Beda Nyata Terkecil)
menggunakan selang kepercayaan 5%.
3.7 Diagram Alir Penelitian
3.7.1 Pembuatan Simplisia Buah Maja (Crescentia cujete)
Sortasi
Dicuci dengan air mengalir
Dibelah dan dipisahkan dengan kulit buah
Daging buah maja (Crescentia cujete)
Dipotong kecil-kecil
Dihaluskan dan ditimbang
Simplisia buah maja (Crescentia cujete)
Gambar 12. Diagram Alir Pembuatan Simplisia Buah Maja (Crescentia
cujete) (Modifikasi Pumklam, et al., 2011)
45
Padatan
Dilakukan maserasi ke-2 selama 8 jam
Etanol
-Aktivitas antioksidan
(Modifikasi Wulandari, 2010)
-Total fenol (Modifikasi
Wulandari, 2010)
-Total flavonoid (Modifikasi
Wulandari, 2010)
Gambar 13. Diagram Alir Ekstraksi Buah Maja (Crescentia cujete) 2 x 24 jam
Metode Maserasi (Modifikasi Pumklam, et al., 2011)
46
Diambil 50 gr
Aquades 250 ml
Air dalam wadah yang lebih besar dipanaskan
80-90 oC
Simplisia + Aquades
Dimasukkan ke dalam air panas,
diaduk selama 2 jam
Disaring dengan kain saring
Analisis :
-Aktivitas antioksidan
Hasil
Gambar 14. Diagram Alir Ekstraksi Buah Maja (Crescentia cujete) Metode
Infusa (Modifikasi Pumklam, et al., 2011)
47
Kelompok I
kontrol negatif
Kelompok III
Kelompok V
hiperglikemik +
hiperglikemik +
glibenklamid dosis
mg/kg BB
0,135 mg/kg BB
Kelompok IV
Kelompok VI
kontrol positif
hiperglikemik +
hiperglikemik +
hiperglikemik
mg/kg BB
375 mg/kg BB
Kelompok II
Penyuntikan
aloksan dosis 80
Pengkondisian hiperglikemik
Adaptasi aloksan dalam tubuh tikus
selama 3 hari
Pengambilan darah
minggu ke-0
orbital plexus
mg/kg BB tikus
secara
intraperitoneal
Pakan susu-PAP
Ekstrak buah
maja dengan
Sisa pakan
ditimbang
selama
sonde
perlakuan
Pemeliharaan perlakuan dan
penimbangan BB tikus selama
28 hari
Pengambilan darah
minggu ke-1
Pengambilan darah
minggu ke-2
Pengambilan darah
minggu ke-3
Pengambilan darah
Uji
Histopatologi
Hasil
minggu ke-4
Gambar 15. Diagram Alir Bioassay Pengukuran Kadar Glukosa Darah pada
Tikus Hiperglikemia (Modifikasi Wulandari, 2010)
48