PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan suatu bangsa memerlukan aspek pokok yang disebut dengan sumber
daya (resources) baik sumber daya alam (natural resources) maupun sumber daya
manusia (human resources). Kedua sumber daya ini sangat penting dalam menentukan
keberhasilan suatu pembangunan. Sejarah menunjukkan masyarakat bisa mencapai
kemakmuran karena berhasil memamfaatkan sumber daya yang dimiliki. Namun sumber
daya alam yang ada tersebut tidak sendirinya diolah oleh alam akan tetapi perlu adanya
sumber daya manusia, guna mengolah sumber daya alam tersebut. Keahlian dan
kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu
yang memiliki nilai lebih tinggi atau disebut juga sebagai proses produksi.
Sumber daya manusia adalah yang terpenting, karena jika sebuah negara memiliki
suatu SDM yang terampil dan berkualitas maka ia akan mampu mengolah SDA yang
jumlahnya terbatas. Sumber daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM adalah
potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai mahluk
sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh
potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam
tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.
Proses pembangunan ekonomi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor ekonomi
dan faktor non ekonomi. Faktor ekonomi yang berpengaruh terhadap pembangunan
ekonomi adalah sumber daya alam, sumber daya manusia (tenaga kerja), akumulasi
modal serta tenaga managerial yang mengorganisasi dan mengatur faktor produksi. Faktor
ekonomi lain yang mendukung faktor-faktor produksi adalah kemajuan teknologi. Bagi
kebanyakan ahli ekonomi, kemajuan teknologi dianggap sebagai sumber yang paling
penting dan menentukan dalam proses pembangunan ekonomi.
Teknologi adalah bagaimana faktor-faktor produksi dikombinasikan untuk
merealisasikan tujuan-tujuan produksi. Sedangkan yang dimaksud dengan perubahan
teknologi adalah perubahan fungsi produksi dalam suatu Kegiatan tertentu, yang dapat
memperbesar hasil input tertentu. Yang menyebabkan bertambahnya produksi sama
1
dengan jumlah sumber dan produksi tetapi jumlah sumber lebih sedikit, sehingga
teknologi merupakan upaya menciptakan barang cara baru untuk menghasilkan barang
dan jasa.
Teknologi negara berkembang umumnya terbelakang, sedangkan teknologi negara
maju memperlihatkan perkembangan dan perubahan yang cepat dalam berbagai bidang.
Oleh karena itu, jurang perbedaan tingkat teknologi antara negara berkembang dan negara
maju cenderung semakin besar. Perbedaan tingkat teknologi tersebut dapat mempengaruhi
kemajuan pembangunan.
Tingkat perkembangan teknologi maju tentu disesuaikan dengan faktor produksi dan
dipengaruhi oleh pertimbangan yang ada. Di satu pihak akumulasi modal dan ilmu
pengetahuan terhimpun dalam jumlah yang banyak. Sebaliknya, tenaga kerja merupakan
faktor yang kurang, sehingga teknologi ditujukan sebagai upaya penciptaan cara produksi
yang menghemat tenaga manusia. Dapat dikatakan bahwa teknologi bertujuan
menggantikan tenaga manusia dengan barang modal.
Teknologi di negara maju dewasa ini merupakan kapital intensif yang membutuhkan
modal yang besar. Sebaliknya, di negara-negara berkembang umumnya dibutuhkan juga
kelebihan tenaga kerja, khususnya yang tingkat pendidikannya rendah. Pada hakikatnya
negara berkembang memerlukan jenis teknologi yang agak berlainan dengan negara
maju. Kalau negara berkembang meniru dan mengalihkan teknologi yang dipakai di
negara maju, hal ini akan membawa banyak persoalan, terutama karena teknologi tersebut
kurang bahkan tidak tepat guna.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang disampaikan pada paparan di atas, ada beberapa
permasaahan yang bisa diangkat.
1) Apa itu SDM, Teknologi, dan Ekonomi Pembangunan?
2) Bagaimana Peranan SDM dan Teknologi pada Ekonomi Pembangunan?
1.3 Tujuan Penulisan
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang disampaikan di atas, ada
beberapa tujuan yang ingin dicapai.
1) Mengetahui definisi dari SDM, Teknologi, dan Ekonomi Pembangunan.
2) Mengetahui seberapa Pentingnya SDM dan Teknologi pada Ekonomi
Pembangunan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengelompokan Teori
3. Perekonomian Kredit
A.3. KARL BUCHER (Produksi & Distribusi)
Pendapat Bucher merupakan sintesa dari pendapat List dan Hildebrand. Menurut
Bucher, perkembangan ekonomi melalui 3 tahap yaitu:
1. Produksi untuk kebutuhan sendiri (subsistem)
2. Perekonomian kota di mana pertukaran sudah meluas .
3. Perekonomian nasional di mana peran pedagang menjadi semakin penting.
A.4. W. W. ROSTOW
Teori pembangunan ekonomi dari Rostow ini sangat populer dan paling banyak
mendapatkan komentar dari para ahli. Teori ini pada mulanya merupakan artikel Rostow yang
dimuat dalam Economics Journal (Maret 1956) dan kemudian dikembangkannya lebih lanjut
dalam bukunya yang berjudul The Stages of Economic Growth (1960). Menurut
pengklasifikasian Todaro, teori Rostow ini dikelompokkan ke dalam model jenjang linear
(linear stages model).
Menurut Rostow, proses pembancunan ekonomi bisa dibedakan ke dalam 5 tahap :
1)
2)
3)
4)
5)
MAZHAB ANALITIS
Teori-teori pembangunan ekonomi yang termasuk dalam mazhab ini berusaha
mengungkapkan proses pertumbuhan ekonomi secara logis dan taat-asas (konsisten), tetapi
4
sering bersifat abstrak dan kurang menekankan kepada aspek empiris (historis)nya.
Kecenderungan semacam ini tampak lebih jelas dalam teori-teori pertumbuhan "moderen".
B. TEORI KLASIK
1. ADAM SMITH (1723 - 1790)
Adam Smith ternyata bukan saja terkenal sebagai pelopor pembangunan ekonomi dan
kebijaksanaan laissez-faire, tetapi juga merupakan ekonom pertama yang banyak
menumpahkan perhatian kepada masalah pertumbuhan ekonomi. Dalam bukunya An Inquiry
into the Nature and Causes of the Wealth of Nations (1776) ia mengemukakan tentang proses
pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang secara sistematis.
Agar inti dari proses pertumbuhan ekonomi menurut Smith ini mudah dipahami, kita
bedakan dua aspek utama pertumbuhan ekonomi yaitu:
a. pertumbuhan output total
b. pertumbuhan penduduk
2. DAVID RICARDO (1772 - 1823)
Garis besar proses pertumbuhan dan kesimpulan-kesimpulan dari Ricardo tidak jauh
berbeda dengan teori Adam Smith. Tema dari proses pertumbuhan ekonomi masih pada
perpacuan antara laju pertumbuhan penduduk dan laju pertumbuhan output. Selain itu
Ricardo juga menganggap bahwa jumlah faktor produksi tanah (sumberdaya alam) tidak bisa
bertambah, sehingga akhirnya menjadi faktor pembatas dalam proses pertumbuhan suatu
masyarakat.
pandangan ekonomi Klasik. Ekonomi yang menjadi perintis dalam mengembangkan teori
tersebut adalah Robert Solow (Massachussets Institute of Technology) dan Trevor Swan (The
Australian National University). Solow ini memenangkan hadiah Nobel Ekonomi tahun 1987
atas karyanya tentang teori pertumbuhan ekonomi ini.
D. TEORI KEYNESIAN (HARROD-DOMAR)
Teori pertumbuhan Harrod-Domar ini dikembangkan oleh dua ekonom sesudah Keynes
yaitu Evsey Domar dan R. F. Harrod. Domar mengemukakan teorinya tersebut pertama kali
pada tahun 1947dalam jurnal American Economic Review, sedangkan Harrod telah
mengemukakannya padatahun 1939 dalam Economic Journal. Teori ini sebenarnya
dikembangkan oleh kedua ekonom secara send iri-sendiri, tetapi karena inti teori tersebut
sama, maka sekarang ini dikenal sebagai teori Harrod-Domar.
F. TEORI SCHUMPETER
Teori Schumpeter ini pertama kali dikemukakan dalam bukunya yang berbahasa
Jerman pada tahun 1911 yang dikemukakan pada tahun 1934 diterbitkan dalam bahasa
Inggris dengan judul The Theory of Economic Development. Kemudian Schumpeter
menggambarkan teorinya lebih lanjut tentang proses pembangunan dan faktor utama yang
menentukan pembangunan dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 1939 dengan judul
Business Cycle.
E. TEORI KETERGANTUNGAN (DEPEDENCIA)
Teori ketergantungan (dependencia) ini pertama kali dikembangkan di Amerika Latin
pada tahun 1960-an. Menurut para pengikut teori ini, keterbelakangan (underdeveloped)
negara-negara Amerika Latin terjadi pada saat masyarakat prakapitalis tersebut "tergabung"
(incorporated) ke dalam sistem ekonomi dunia kapitalis. Dengan demikian masyarakat
tersebut kehilangan otonominya dan menjadi daerah "pinggiran" dari daerah-daerah
metropolitan yang kapitalis.
Untuk menggambarkan gagasan teori pertumbuhan endogen, kita mulai dengan fungsi
produksi sederhana :
Y = AK
Dimana Y adalah output, k adalah persediaan modal, dan A adalah konstanta yang
mengukur jumlah output yang diproduksi untuk setiap unit modal.
Fungsi produksi ini tidak menunjukan muatan dari pengembalian modal yang kian
menurun. Satu unit modal tambahan memproduksi unit output tambahan A, tanpa
memperhitungkan berapa banyak modal disini. Keberadaan pengembalian modal
yang kian turun merupakan perbedaan penting antara model pertumbuhan endogen
dan model Solow.
Kita asumsikan sebagian pendapatan ditabung dan diinvestasikan. Karena itu kita
jelaskan akumulasi modal dengan persamaan yang telah kita gunakan sebelumnya :
K = sY K
Persamaan ini menyatakan bahwa perubahan dalam persediaan modal (K) sama
dengan investasi (sY) kurang penyusutan (K).
Menggabungkan
persamaan
ini
dengan
fungsi
produksi
AK,
kita dapatkan :
Y/Y = K/K = sA
Persamaan ini menunjukan apa yang menentukan tingkat pertumbuhan output Y/Y.
Dalam model Solow, tabungan akan mendorong pertumbuhan untuk sementara, tetapi
pengembalian modal yang kian menurun secara berangsur-angsur mendorong
perekonomian mencapai kondisi mapan di mana pertumbuhan bergantung hanya pada
kemajuan
teknologi
eksogen.
Tetapi, apakah beralasan untuk menolak asumsi pengembalian modal yang kian
menurun? Jawabannya bergantung pada bagaimana kita menginterprestasikan variabel
K dalam fungsi produksi Y = AK.
Jika kita gunakan pandangan lama bahwa K hanya mencakup persediaan pabrik dan
peralatan perekonomian, maka wajar untuk mengasumsikan pengembalian yang kian
menurun.
Barangkali kasus terbaik untuk model pertumbuhan endogen adalah memandang ilmu
pengetahuan sebagai sejenis modal. Jelasnya, ilmu pengetahuan adalah input penting
ke dalam produksi perekonomian baik produksi barang dan jasanya maupun produksi
ilmu pengetahuan barunya.
10
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Definisi Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM adalah potensi yang
terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai mahluk sosial yang
adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang
terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang
seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti
sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Oleh karena itu, dalam
bidang kajian psikologi, para praktisi SDM harus mengambil penjurusan industri serta
organisasi.
Sebagai ilmu, SDM dipelajari dalam manajemen sumber daya manusia atau (MSDM).
Dalam bidang ilmu ini, terjadi sintesa antara ilmu manajemen dan psikologi. Mengingat
struktur SDM dalam industri-organisasi dipelajari oleh ilmu manajemen, sementara manusianya sebagai subyek pelaku adalah bidang kajian ilmu psikologi.
Dewasa ini, perkembangan terbaru memandang SDM bukan sebagai sumber daya
belaka, melainkan lebih berupa modal atau aset bagi institusi atau organisasi. Karena itu
kemudian muncullah istilah baru di luar H.R. (Human Resources), yaitu H.C. atau Human
Capital. Di sini SDM dilihat bukan sekedar sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai dan
dapat dilipatgandakan, dikembangkan (bandingkan dengan portfolio investasi) dan juga
bukan sebaliknya sebagai liability (beban,cost). Di sini perspektif SDM sebagai investasi bagi
institusi atau organisasi lebih mengemuka.
3.2 Definisi Teknologi
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang
diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Penggunaan teknologi oleh
manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana.
Penemuan prasejarah tentang kemampuan mengendalikan api telah menaikkan ketersediaan
sumber-sumber pangan, sedangkan penciptaan roda telah membantu manusia dalam
beperjalanan dan mengendalikan lingkungan mereka. Perkembangan teknologi terbaru,
11
termasuk di antaranya mesin cetak, telepon, dan Internet, telah memperkecil hambatan fisik
terhadap komunikasi dan memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam
skala global. Tetapi, tidak semua teknologi digunakan untuk tujuan damai, pengembangan
senjata penghancur yang semakin hebat telah berlangsung sepanjang sejarah, dari pentungan
sampai senjata nuklir.
Teknologi telah memengaruhi masyarakat dan sekelilingnya dalam banyak cara. Di
banyak kelompok masyarakat, teknologi telah membantu memperbaiki ekonomi (termasuk
ekonomi global masa kini) dan telah memungkinkan bertambahnya kaum senggang. Banyak
proses teknologi menghasilkan produk sampingan yang tidak dikehendaki, yang disebut
pencemar, dan menguras sumber daya alam, merugikan dan merusak Bumi dan
lingkungannya. Berbagai macam penerapan teknologi telah memengaruhi nilai suatu
masyarakat dan teknologi baru seringkali mencuatkan pertanyaan-pertanyaan etika baru.
Sebagai contoh, meluasnya gagasan tentang efisiensi dalam konteks produktivitas manusia,
suatu istilah yang pada awalnya hanya menyangku permesinan, contoh lainnya adalah
tantangan norma-norma tradisional.
3.3 Definisi Ekonomi Pembangunan
Ekonomi Pembangunan adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan
pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai
dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan
pendapatan bagi penduduk suatu negara. Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari
pertumbuhan ekonomi (economic growth), pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan
ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan
ekonomi.
3.4 Peran Sumber Daya Manusia, dan Teknologi
Menurut teori pertumbuhan (neoklasik) pada tahap awalnya bertumpu pada peningkatan
modal dan tenaga kerja sebagai sumber-sumber pertumbuhan. Setelah ditemukan bahwa
dalam neraca pertumbuhan ada perbedaan tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat
penambahan stok modal dan angkatan kerja, disadari bahwa ada unsur lain yang
mempengaruhi pertumbuhan. Perbedaan ini, yang merupakan faktor residual dan dinama- kan
total factor productivity (TFP), adalah hasil dari penerapan teknologi dan pe- ningkatan
kualitas sumber daya manusia (SDM). Atas dasar itu, berkembanglah konsep mengenai
modal manusia (human capital).
12
produktif. Teori pertumbuhan endogen ini didasarkan pada berbagai premis pokok, antara
lain pengenalan bahwa pasar tidak sempurna, dan adanya eksternalitas dalam perekonomian.
Teknologi atau penemuan- penemuan baru itu memberi eksternalitas bagi perekonomian.
Lihat juga Gene M. Grossman dan Elhanan Helpman, Innovation and Growth in the Global
Economy, Cambridge, MA: the MIT Press, 1991.Adapun sumber pertumbuhan yang
didorong oleh munculnya produk baru yang menggantikan produk yang sudah usang,
diilhami oleh pendapat Schumpeter dalam model inovasi yang disebut sebagai creative
destruction. Creative destruction dapat dilihat dalam kegiatan inovasi vertikal dengan sektor
riset yang sangat kompetitif. Creative destruction timbul karena produk baru (tidak yang
dihasilkan oleh inovasi ini) berhasil dimanfaatkan oleh para entrepreneur dalam kegiatan
komersial.
Hal yang paling penting dalam teori ini adalah: (1) munculnya produk inovatif ini akan
menggantikan produk lama yang sudah ada di pasar, dan (2) adanya entrepreneur yang berani
meng- ambil risiko dengan mengembangkan produk baru untuk bersaing dengan produk
lama yang sudah ada di pasar. Creative destruction dapat menjadi sumber pertumbuhan
jangka panjang bagi perekonomian yang sangat tergantung pada kegiatan inovasi vertikal
(Aghion dan Howitt, 1992). Negara yang mempunyai kemampuan untuk melakukan kegiatan
inovasi vertikal adalah negara yang superior di bidang teknologi maju.
Pengembangan teori pertumbuhan endogen ini meningkatkan perhatian yang lebih
besar terhadap pembangunan manusia. Apabila pengetahuan baru dan keterampilan ter
kandung dalam SDM, dan pembangunan ekonomi ter gantung pada peningkatan teknologi,
pengetahuan, dan cara-cara baru dalam proses produksi, maka keberhasilan pembangunan
akan ditentukan oleh proses akumulasi dari kualitas SDM (Becker, Mur- phy, dan Tamura,
1990).
Banyak studi empiris dilakukan untuk melihat kaitan antara kualitas SDM dan
pertumbuhan. Denison (1962), misalnya, menemukan adanya sumbangan yang besar dari
peningkatan years of schooling terhadap pertumbuhan di AS. Barro (1991) serta Mankiw,
Romer, dan Weil (1992) menyatakan bahwa par tisipasi pendidikan dan investasi yang cukup
besar untuk pen- didikan pada tahun 60-an merupakan faktor yang penting dalam
menjelaskan variasi pertumbuhan negara-negara di dunia selama 30 tahun terakhir ini.
Mereka memperlihatkan bahwa kualitas SDM menyumbang secara cukup berarti bagi per14
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Terlepas dari kemajuan teknologi, faktor utama yang sangat mempengaruhi
pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada Sumber Daya Manusia atau SDM. Sumber
daya manusia menjadi tolak ukur kesuksesan ekonomi selain dari modal atau faktor produksi
lainnya.
Meskipun suatu negara tidak memiliki teknologi atau tidak dapat membuat teknologi
yang memadai, jika setidaknya negara tersebut memiliki sumber daya manusia sebagai
operator yang mampu mengoperasikan teknologi sebagaimana mestinya, maka negara
tersebut masih bisa memanfaatkan sumber daya lain untuk mengembangkan perekonomian
mereka.
Bahkan Becker menunjukkan bukti berharganya sumber daya manusia dengan adanya
estimasi bahwa sekitar 80 persen aset atau kekayaan di Amerika Serikat dan negara-negara
maju lainnya terdiri atas modal manusia.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia adalah tolak ukur
utama dalam kemajuan suatu negara. Dengan sumber daya manusia yang baik dan dukungan
dari pemerintah, mereka dapat membuat teknologi sendiri. Karena sejatinya teknologi adalah
hasil karya tangan-tangan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
www.wikipedia.com
www.slideshare.net
16
17