Anda di halaman 1dari 6

KUIS KECIL TAN

Akuntansi Inflasi dan Perubahan Harga (SAK IFRS DAN SAK-ETAP)


Teori Akuntansi Normatif

FANNY RASTITI
121210012

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MA CHUNG
MALANG
2015

PENGERTIAN PERUBAHAN HARGA


Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan
jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Uinit-unit moneter memperoleh
keuntungan atau mengalami kerugian daya beli. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut
sebagai inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga disebut sebagai deflasi (deflation).
Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu
yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran. Tingkat harga yang stabil
menjadi prioritas nasional bagi banyak negara di dunia. Meskipun perubahan harga terjadi
diseluruh dunia, pengaruh terhadap pelaporan bisnis dan keuangan berbeda-beda dari satu
negara ke negara lain.
PENGERTIAN INFLASI
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus
(kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara
lain, konsumsi masyarakat yang meningkat atau adanya ketidak lancaran distribusi barang.
Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu.
Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya,
tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi dianggap terjadi
jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruhmempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan
uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.
Laju inflasi lokal dapat mempengaruhi kurs valuta asing yang digunakan untuk
mentranslasikan saldo-saldo dalam mata uang asing ke dalam nilai ekuivalen dalam mata
uang domestik. Sangat sulit untuk memisahkan translasi mata uang asing dan inflasi, apabila
dalam konteks akuntansi untuk operasi luar negeri.
PENYEBAB TERJADINYA INFLASI
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu :
1. Tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar); dan
2. Desakan atau tekanan produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or
service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi).
Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total
yang berlebihan sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya permintaan

terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor


produksi. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan
harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam
permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment.
Inflasi desakan biaya (cost push inflation) terjadi akibat meningkatnya biaya produksi
(input) sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output) yang dihasilkan ikut naik.
Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal,yaitu kenaikan harga,misalnya bahan
baku dan kenaikan upah/gaji, misalnya kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-usaha
swasta menaikkan harga barang-barang.
PENGGOLONGAN INFLASI
Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal
dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi berasal dari dalam negeri
misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara
mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi
mahal. Sementara itu, inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat
naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri
tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.
Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga. Jika
kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu, inflasi itu
disebut inflasi tertutup (Closed Inflation). Namun, apabila kenaikan harga terjadi pada semua
barang secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka (Open Inflation).
Sedangkan apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus
berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan
nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi).
Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :
1.
2.
3.
4.

Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)


Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)

MENGUKUR INFLASI
Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks
harga. Indeks harga tersebut di antaranya:
a) Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah indeks yang
mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.

b) Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).


c) Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang
yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering digunakan
untuk meramalkan tingkat IHK di masa depan karena perubahan harga bahan baku
meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang
konsumsi.
d) Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas
tertentu.
e) Indeks harga barang-barang modal
f) Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang
produksi lokal, barang jadi, dan jasa.
AKUNTANSI INFLASI
Metode yang digunakan dalam akuntansi inflasi ini sama denganmetoda penentuan laba.
Penekanan penentuan laba adalah pada nilai laba yang lebih relavan yang digambarkan oleh
laporan keuangan, sedangkan inflasi nilai semua item yang terdapat dalam laporan keuangan.
Untuk menyusun laporan keuangan pada masa inflasi agar lebih relevan dapat digunakan
beberapametoda, yaitu :
1. General Price Level
Dalam metoda General Price Level misalnya metoda historical cost disesuaikan dengan
perubahan tingkat harga sehingga pada masa inflasi GPL ini lebih besar daripada nilai
historical cost.
Keuntungan GPL adalah sebagai berikut :
a)
b)
c)
d)

Dapat menjelaskan pengaruh inflasi pada perusahaan


Dapat meningkatkan kegunaan perbandingan laporan antar perioda
Membantu pemakai laporan menilai arus kas dimasa yang akan datang secara lebih baik
Memperbaiki tingkat kepercayaan rasio laporan keuangan yang dihitung dari angkaangka laporan keuangan yang sudah disesuaikan.

Kelemahan GPL adalah sebagai berikut :


a) Inflasi itu terjadi pada barang yang berbeda dan perusahaan yang berbeda jadi tidak bisa
b)
c)
d)
2.

disamaratakan
GPL tidak bermakna bagi perusahaan
Angka yang disesuaikan tidak menggambarkan arus kas
Rasio itu adalah indikator mentah
Current Cost Accounting
Menurut Edgar Edwards dan Philips Bell (1961) merupakan tokoh yang paling gencar

konsep CCA ini. Menurut mereka yang dibutuhkan oleh manajer adalah bagaimana mereka

mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang ada. Berikut ini adalah beberapa bentuk
current cost :
Replacement cost adalah nilai yang diukur saat ini (current cost) untuk mendapatkan
aktiva baru atau menggantinya dengan kapasitas produksinya yang sama. Dalam praktik nilai
ganti ini hanya diterapkan pada aktiva nonmoneter, sepertinya persediaan, aktiva tetap.
Aktiva tetap disajiakan menurut nilai gantinya, nilai bersih setelah digambarkan nilai yang
sudah dipakai. Penyusutan dihitung berdasarkan pada nilai ganti itu. Pada masa inflasi sering
terjadi backlog depreciation atau penyusutan yang bersaldo negatif. Dalam penyajiannya
hutang ini harus disajikan nilai diskontonya. Pada masa inflasi nilai dari replacement value
ini lebih besar dari general price level.
PELAPORAN DALAM KONDISI EKONOMI HIPERINFLASI (IAS 29)
No
1.

Perbedaan
Kriteria
kondisi
hiperinflasi

IFRS
(a) penduduknya
lebih memilih untuk
menyimpan
kekayaan mereka
dalam bentuk aset
nonmoneter atau
dalam mata uang
asing yang relatif
stabil. Jumlah mata
uang lokal yang
dimiliki segera
diinvestasikan untuk
mempertahankan
daya beli;
(b) penduduknya
mempertimbangkan
jumlah moneter
bukan dalam mata
uang lokal tetapi
dalam mata uang
asing yang relatif
stabil. Harga-harga
mungkin
dikuotasikan dalam
mata uang asing
tersebut;
(c) harga yang

PSAK
Tidak terdapat
pengaturan tentang
pelaporan dalam
kondisi hiperinflasi

Efek Konvergensi
Dibentuk
pernyataan yang
masih berupa
Exposure draft
yaitu ED PSAK 63
tentang Pelaporan
Keuangan dalam
Kondisi Ekonomi
Hiperinflasi

2.

Penyajian
kembali
akun laporan
keuangan

berlaku dalam
penjualan dan
pembelian secara
kredit ditentukan
dengan
memasukkan faktor
ekspektasi hilangnya
daya beli selama
periode kredit,
bahkan jika periode
kreditnya singkat;
(d) suku bunga, upah
dan harga dikaitkan
dengan indeks
harga; dan
(e) tingkat inflasi
kumulatif selama tiga
tahun mendekati
atau melebihi 100%.
Terdapat prosedur
detail bagaimana
cara menyajikan
kembali akun akun
dalam laporan
keuangan

Tidak terdapat
pengaturan tentang
pelaporan dalam
kondisi hiperinflasi

Dibentuk
pernyataan yang
masih berupa
Exposure draft
yaitu ED PSAK 63
tentang Pelaporan
Keuangan dalam
Kondisi Ekonomi
Hiperinflasi

DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/94183628/AKUNTANSI-INFLASI#download diakses pada 3
Juni 2015
https://www.scribd.com/doc/97075336/Akuntansi-Internasional-Untuk-Perubahan-HargaDan-Inflasi#download diakses pada 3 Juni 2015
https://daholi4tengku.files.wordpress.com/2011/07/perbandingan-antara-ifrs-dengan-psakqv1.pdf diakses pada 3 Juni 2015

Anda mungkin juga menyukai