Anda di halaman 1dari 13

2.

1 Minyak dan Gas Alam Indonesia


Energi minyak masih merupakan sumber daya utama yang dipergunakan oleh pusat pembangkit,
terutama sebagai bahan bakar pada pembangkit listrik tenaga uap, tenaga diesel dan tenaga gas.
Ketergantungan pada bahan bakar minyak juga disebabkan antara lain oleh struktur geografis
Indonesia yang terdiri dari banyak pulau.
Sementara itu, potensi gas alam Indonesia sekitar 38,2 triliun CF dan sebagian besar terletak di
Kalimantan. Disamping batubara dan minyak bumi, gas alam merupakan sumber energi primer yang
sangat berperan pada waktu-waktu mendatang.
Tabel 1. Potensi Gas Alam Indonesia
Lokasi Potensi (CF)
Sumatera 3.5
Jawa 6.4
Kalimantan 9.1
Pulau lainnya 19.2
Total 38.2
(Diambil dari; Zuhal, Ketenagalistrikan Indonesia, 1995)
Mata rantai industri energi berbasis minyak bumi.
Industri energi berbasis minyak bumi meliputi semua aktivitas industri yang terkait dengan
penambangan minyak bumi dan pengolahannya menjadi berbagai macam produk baik yang terkait
bahan bakar maupun non bahan bakar.
Industri hulu dalam hal ini meliputi semua aktivitas industri yang terkait dengan eksplorasi dan
penambangan minyak bumi yang menghasilkan minyah mentah. Industri menengah meliputi semua
aktivitas yang terkait dengan pengolahan minyak mentah menjadi berbagai produk final baik bahan
bakar maupun non bahan bakar. Sedangkan industri hilir meliputi semua aktivitas yang
mempersiapkan produk dalam bentuk final sehingga siap dikonsumsi penggunanya (misalnya SPBU,
industri pengisian tabung gas LPG dan sebagainya). Sementara itu, industri pendukung meliputi
aktivitas transportasi atau distribusi dan aktivitas-aktivitas terkait pembangunan sarana dan prasarana
serta jasa-jasa yang diperlukan dalam rangka membentuk mata rantai industri terkait.
Gambar-4 memperlihatkan mata rantai industri energi berbasis minyak bumi dari hulu hingga hilir,
yang memperlihatkan dua jalur (line) industri energi berbasis minyak bumi. Yang pertama adalah
jalur sekarang (existing line) sedangkan yang kedua adalah jalur lanjut (advanced line). Jalur
sekarang dimulai dari eksplorasi dan penambangan minyak dengan cara yang telah dilakukan
sekarang (metode penambangan konvensional dengan pengeboran biasa maupun dibantu dengan
pemompaan). Jalur ini dilanjutkan ke semua jalur industri menengah dan hilir yang terdapat pada
gambar tersebut.

Metode penambangan konvensional pada umumnya hanya mampu untuk mengambil sekitar 40%
dari semua potensi minyak bumi yang terkandung dalam sebagian besar reservoar. Sementara itu
penemuan reservoar minyak baru semakin sulit. Hal ini mendorong penerapan teknologi
penambangan minyak (enhanced oil recovery) untuk mengambil sisa-sisa cadangan minyak bumi
yang tidak terambil dengan cara penambangan konvensional.
Teknologi penambangan minyak lanjut meliputi berbagai cara seperti injeksi uap, injeksi surfaktan,
penggunaan gelombang suara ultrasonik atau kombinasi dari berbagai metode ini. Injeksi uap
membutuhkan energi kalor untuk menghasilkan uap bertekatan tinggi yang akan diinjeksikan ke
revervoar. Disamping itu diperlukan energi listrik untuk menggerakkan peralatan mekanik dan
elektrik terkait proses ini. Energi kalor dan listrik ini bisa diperoleh dari reaksi nuklir, konversi
sumber daya energi terbarukan menjadi kalor maupun pembakaran bahan bakar konvensional.
Pada proses injeksi surfaktan, disamping diperlukan material surfaktan juga diperlukas energi terkait
dengan proses injeksinya. Penggunaan gelombang suara ultrsonik membutuhkan energi untuk
mengoperasikan pembangkit gelombang suara.
Dengan demikian jalur lanjut (advanced line) adalah berupa penambangan
dengan metode lanjut (enhanced oil recovery). Jalur berikutnya terkait dengan
jalur industri menengah dan hilir tidak berbeda dengan pada metode
penambangan konvensional.

Mata rantai industri energi berbasis gas alam

Industri energi berbasis gas alam meliputi semua aktivitas industri yang terkait dengan penambangan
gas alam dan pengolahannya menjadi berbagai macam produk baik yang terkait bahan bakar (energi)
maupun non bahan bakar (non energi).
Industri hulu dalam hal ini meliputi semua aktivitas industri yang terkait dengan eksplorasi dan
penambangan gas alam. Industri menengah meliputi semua aktivitas yang terkait dengan pengolahan
gas alam menjadi berbagai produk final baik bahan bakar maupun non bahan bakar. Sedangkan
industri hilir meliputi semua aktivitas yang mempersiapkan produk dalam bentuk final sehingga siap
dikonsumsi penggunanya. Sementara itu, industri pendukung meliputi aktivitas transportasi atau
distribusi dan aktivitas-aktivitas terkait pembangunan sarana dan prasarana serta jasa-jasa yang
diperlukan dalam rangka membentuk mata rantai industri terkait.
(

Jalur yang telah ada sekarang (existing line) pada mata rantai industri energi berbasis gas alam tidak
melibatkan penggunaan gas untuk menghasilkan bahan bakar cair. Pengolahan gas menjadi bahan
bakar cair merupakan alternatif bagi pengembangan ke depan untuk memberikan solusi jangka
pendek bagi kelangkaan bahan bakar hidrokarbon cair yang dihasilkan dari industri energi berbasis
minyak bumi. Penggunaan bahan bakar yang berasal dari gas alam sebagai pengganti minyak bumi
cukup prospektif karena rentang waktu ketersediaan cadangan gas alam lebih panjang daripada
rentang waktu ketersediaan cadangan minyak bumi. Pengolahan gas alam (sebagian besar terdiri dari
CH4) menjadi senyawa hidrokarbon cair dilakukan dengan polimerisasi.

Prinsip Kerja PLTG


Pembangkitan adalah proses produksi tenaga listrik yang dilakukan dalam pusat-pusat tenaga listrik
atau sentral-sentral dengan menggunakan generator. PLTG adalah salah satu jenis pembangkit listrik
yang menggunakan turbin sebagai prime mover-nya dengan gas sebagai fluida kerjanya.
Dibandingkan dengan pembangkit listrik lainnya, turbin gas merupakan pembangkit sederhana yang
terdiri atas empat komponen utama yaitu kompresor, ruang bakar, turbin gas dan generator. Seperti
juga PLTD, PLTG atau turbin gas merupakan mesin dengan proses pengoperasian dalam (internal
combustion). Bahan bakar berupa minyak atau gas alam dibakar di dalam ruang pembakaran
(combustor). Udara yang memasuki kompresor setelah mengalami tekanan bersama-sama dengan
bahan bakar disemprotkan ke ruang pembakaran untuk melakukan proses pembakaran. Gas panas ini
berfungsi sebagai fluida kerja yang memutar roda turbin bersudu yang terkopel dengan generator
sinkron kemudian mengubah energi mekanis menjadi energi listrik (Lihat Gambar-3). PLTG
merupakan mesin bebas getaran, tidak terdapat bagian mesin yang bergerak translasi (bolak-balik).
Temperatur turbin gas (900 - 1.300 C) jauh lebih tinggi dari pada jenis turbin yang lain. Efesiensi
konversi thermalnya mencapai 20%-30%. PLTG berfungsi memikul beban puncak karena
membutuhkan bahan bakar yang sangat besar dengan biaya mahal ( biaya investasi rendah tapi biaya
operasi tinggi). Pada gambar-3 berikut, diperlihatkan konsep dasar pembangkitan dengan sistem
PLTG. Udara masuk ke dalam kompressor untuk dinaikkan tekanannya menjadi kurang lebih 13
kg/cm2 kemudian udara tekan tersebut dialirkan menuju ruang bakar. Apabila digunakan BBG
(Bahan Bakar Gas) maka gas dapat langsung dicampur dengan udara tekan tadi untuk dibakar. Tetapi
bila digunakan BBM (Bahan Bakar Minyak), maka BBM tersebut harus dijadikan kabut terlebih
dahulu baru dicampur dengan udara tekan untuk selanjutnya dibakar. Teknik mencampur bahan bakar
dengan udara dalam ruang bakar sangat berpengaruh pada efisiensi pembakaran.

Pembakaran bahan bakar dalam ruang bakar menghasilkan gas bersuhu tinggi sampai kira-kira 900 1.300 oC dengan tekanan 13 kg/cm2. Gas hasil pembakaran ini kemudian dialirkan menuju turbine
untuk disemprotkan kepada sudu-sudu turbine sehingga energi gas dikonversikan menjadi energi
mekanik pada poros turbin. Energi mekanik pada poros digunakan untuk memutar generator yang
pada akhirnya menghasilkan energi listrik. Karena pembakaran yang terjadi pada sistem turbin gas
mencapai suhu 1.300 oC maka sudu-sudu turbin dan porosnya perlu didinginkan dengan udara atau
hidrogen. Suhu yang tinggi inilah yang merupakan sebab utama timbul ke-ausan apabila unit PLTG
di start-stop.

Operasi PLTG
Secara garis besar urutan kerja dari proses operasi PLTG adalah sebagai berikut:
1. Proses starting
Pada proses start awal untuk memutar turbin menggunakan mesin diesel sampai putaran poros
turbine/compressor mencapai putaran 3.400 rpm maka secara otomatis diesel dilepas dan akan
berhenti.
2. Proses kompressi
Udara dari luar kemudian dihisap melalui air inlet oleh kompresor dan masuk ke ruang bakar dengan
cara dikabutkan bersama bahan bakar lewat nozzle secara terus menerus dengan kecepatan tinggi.
3. Transformasi energi thermis ke mekanik
Kemudian udara dan bahan bakar dikabutkan ke dalam ruang bakar diberi pengapian (ignition) oleh
busi (spark plug) pada saat permulaan pembakaran. Pembakaran seterusnya terjadi terus menerus dan
hasil pembakarannya berupa gas bertemperatur dan bertekanan tinggi dialirkan ke dalam cakram
melalui sudu-sudu yang kemudian diubah menjadi tenaga mekanis pada perputaran porosnya.
4. Transformasi energi mekanik ke energi listrik.
Poros turbin berputar hingga 5.100 rpm, yang sekaligus memutar poros generator sehingga
menghasilkan tenaga listrik. Putaran turbin 5.100 rpm diturunkan oleh load gear menjadi 3.000 rpm,
dan kecepatan putaran turbin ini digunakan untuk memutar generator.
5. Udara luar yang dihisap masuk compressor, kemudian dimanfaatkan hingga pada sisi keluarannya
menghasilkan tekanan yang cukup tinggi. Bersama dengan udara yang yang bertekanan tinggi, bahan
bakar dikabutkan secara terus menerus dan hasil dari pembakaran tersebut dengan suatu kecepatan
yang tinggi mengalir dengan perantaraan transition piece menuju nozzle dan sudu - sudu turbin dan
pada akhirnya keluar melalui exhaust dan dibuang ke udara bebas.
Pendinginan
Ketika men-design turbin gas yang bekerja pada suhu diatas 650 0C, akan sangat baik dan kadangkadang memang diperlukan untuk menyediakan pendinginan buatan bagi bagian-bagian mesin yang
panas (sudu-sudu bergerak, piringan dan casing). Ada beberapa metode pendinginan permukaan
sudu-sudu turbin yaitu:
Internal liquid cooling
Pendinginan dengan menolak panas yang menuju piringan
Pendinginan udara
Sistem pendinginan pada sudu-sudu turbin dan porosnya dilakukan dengan udara yang diambil dari
kompressor. Untuk keperluan ini ada lubang pendingin pada sudu-sudu turbin dan poros yang dalam
pembuatannya memerlukan teknologi canggih. Sedangkan pendinginan dengan minyak pelumas
dilakukan dengan system heat exchanger konvensional.
Pendinginan rotor turbin
Keunggulan Dan Kelemahan PLTG
Dari segi operasi, unit PLTG tergolong unit yang masa startnya singkat yaitu sekitar 15 ~ 30 menit
dan umumnya dapat distart tanpa pasokan daya listrik dari luar, karena menggunakan mesin diesel
sebagai penggerak awalnya. (Diesel engine motor start). Dari segi pemeliharaan, unit PLTG
mempunyai selang waktu pemeliharaan (time between overhaul) yang pendek yaitu sekitar 4000 ~

5000 jam operasi. Selain ukuran jam operasi juga dapat dipakai jumlah start-stop sebagai acuan
dalam penentuan waktu overhaul. Jadi walaupun belum mencapai 5000 jam operasi tetapi telah
mencapai 300 kali start-stop maka unit PLTG tersebut sudah harus di-inspeksi untuk pemeliharaan.
Dalam proses inspeksi, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah bagian-bagian yang terkena aliran gas
hasil pembakaran yang suhunya bisa mencapai 1.300 oC seperti ruang bakar, saluran gas panas (hotgas-path) dan juga sudu-sudu turbin. Bagian-bagian ini umumnya mengalami kerusakan (retak)
sehingga perlu dilas atau diganti bila perlu.
Proses start-stop akan mempercepat proses kerusakan (keretakan) karena proses start-stop
menyebabkan proses pemuaian dan pengerutan yang tidak kecil pada bagian-bagian yang disebutkan
di atas. Hal ini disebabkan sewaktu unit PLTG dingin suhunya sama dengan suhu ruangan yaitu
sekitar 30 oC namun pada saat beroperasi suhunya dapat mencapai hingga 1.300 oC, demikian pula
sebaliknya. Pada saat unit PLTG shut-down, porosnya harus tetap diputar secara perlahan untuk
menghindari terjadinya pembengkokan pada poros hingga suhunya dianggap cukup aman untuk itu.
Dengan memperhatikan buku petunjuk dari pabrik, ada unit PLTG boleh dibebani lebih tinggi 10%
dari ratingnya untuk waktu 2 jam yang diistilahkan sebagai Peak Operation. Pengoperasian dalam
kondisi seperti ini perlu diperhitungkan sebagai proses pemendekan selang waktu inspeksi dan
pemeliharaan karena peak operation ini menambah keausan yang terjadi pada turbin sebagai akibat
kenaikan suhu operasi.
Dari segi aspek lingkungan, yang perlu mendapat perhatian adalah masalah kebisingan, jangan
sampai melebihi ambang batas yang diizinkan. Masalah lainnya adalah masalah kebocoran instalasi
bahan bakar yang perlu mendapat perhatian khususnya dari bahaya kebakaran.
Unit PLTG umumnya merupakan unit pembangkit dengan efisiensi yang paling rendah, yaitu sekitar
15 ~ 25 % saja. Sementara ini sedang dikembangkan penggunaan Aero Derivative Gas Turbine yaitu
turbin gas pesawat terbang yang dimodifikasi menjadi turbin penggerak generator. Hal ini dilakukan
karena untuk daya output yang sama diperoleh dimensi yang lebih kecil.
Perencanaan Teknik PLTG
Perencanaan Teknik PLTG lebih banyak mengikut pada standard produk dari pabrik dibanding
dengan Perencanaan Teknik pembangkit lainnya, karena umumnya unit PLTG berbentuk compact
system dengan ukuran standard dari 1 MW hingga 120 MW. Namun demikian masih ada beberapa
hal yang perlu direncanakan antara lain :
1. Bahan bakar yang akan digunakan apakah gas atau minyak, bagaimana supply dan transportasinya.
2. Instalasi penyimpanan bahan bakar, khususnya dalam hal kebocoran dan kebakaran.
3. Pondasi unit pembangkit.
4. Instalasi tegangan tinggi dan tegangan rendah serta battery.
5. Starting method, black start atau perlu electric feeding dari luar.
Bagian-bagian Utama

1. Turbin Gas
Komponen-komponen utama pada suatu turbin gas meliputi: Saluran udara masuk, Compressor,
Ruang bakar, Turbin, Saluran gas buang dan Bantalan.
Saluran Udara Masuk
Udara pada pembakaran turbine gas diambil dari udara luar (ambient), sebelum udara dihisap dan
masuk, compressor haruslah dijaga kelembaban dan kebersihan udaranya dari debu-debu. Sebab
kelembaban yang tinggi memungkinkan udara menjadi basah, sehingga mengandung bintik-bintik air
yang akan menimbulkan korosi pada permukaan sudu- sudu compressor. Untuk menghindari hal-hal

tersebut maka pada saluran udara masuk dilengkapi dengan saringan- saringan penangkap bintikbintik air dan debu.
Kompressor
Kompressor adalah alat yang digunakan untuk mengkompresikan udara dengan jumlah yang besar
untuk keperluan pembakaran, pendinginan dan lain-lain. Compressor yang digunakan adalah jenis
aksial dengan 17 tingkat yang seporos dengan turbine. Untuk melakukan proses kompresi, kompresor
memerlukan tenaga yang sangat besar. Tenaga untuk memutar compressor adalah sekitar dari gaya
yang dihasilkan oleh turbine. Karena pembebanan pada PLTG bervariasi maka jumlah udara yang
masuk melalui filter diatur oleh inlet guide vane.
Ruang Bakar
Bagian-bagian yang menunjang proses pembakaran pada ruang bakar antara lain sistem penyalaan,
flame detector dan cross fire tube. Dari hasil pembakaran bahan bakar, gas panas yang dihasilkan
digunakan untuk menggerakkan turbin.
Turbin
Turbin adalah bagian yang terpenting dari perangkat PLTG, turbin merupakan perangkat yang
mengkonversikan energi panas dari hasil pembakaran di ruang bakar yang bertemperatur dan
bertekanan tinggi ke suatu energi yang baru yaitu energi mekanik. Kecepatan aliran gas panas yang
melalui sudu tetap dan sudu gerak adalah momentum gaya aksial kecepatan mendorong sudu yang
disatukan dengan rotor menimbulkan energi baru yaitu energi mekanik gerak putar poros.
Saluran gas buang
Saluran gas buang adalah suatu bagian dari sistem turbine, dimana gas yang telah dipergunakan
untuk memutar poros turbin dan kemudian dibuang pada atmosfer udara. Rangka saluran gas buang
dipasang pada bagian turbine shell dan diperkuat dengan baut. Pada rangka ini terdapat silinder silinder luar dan dalam. Pada bagian luar dan dalam terdapat diffuser, dimana aliran gas bekas
menjadi radial.
Bantalan
Unit turbin gas menggunakan dua bantalan :
- Journal bearing
- Thrust bearing
Fungsi bagian ini untuk menunjang rotor turbin sebagai penghubung rotor dan stator turbin.
Siklus Turbin Gas
Sesuai dengan teori, bahwa turbine gas mengikuti siklus Brayton,. Pada siklus yang sederhana,
proses pembakaran atau proses pembuangan gas bekas terjadi pada tekanan konstan sedangkan
proses kompresi dan expansi terjadi secara kontinyu. Gambar pada halaman berikut menunjukkan
proses secara sistematis dan berlangsung kontinue.

Dari siklus Brayton dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut :


Pada titik 1 udara dihisap masuk kedalam compressor supaya terjadi pemampatan udara sehingga
udara tersebut bertekanan tinggi. Udara bertekanan tinggi tersebut dialirkan ke titik 2 dan dicampur
dengan bahan bakar di dalam ruang bakar (Combustion chamber). Hasil dari pembakaran tersebut
gas panas yang bertekanan tinggi dialirkan ke titik 3, untuk selanjutnya menuju turbin dan memutar
rotor turbin, kemudian gas panas tersebut dikeluarkan ke titik 4 (exhaust).

2.Generator
Prinsip Kerja
Prinsip kerja generator serempak berdasarkan induksi elektromagnetik. Setelah rotor digerakan
pengerak mula maka kutub-kutub pada rotor akan berputar. Jika kumparan kutub diberi arus searah
maka pada permukaan kutub akan timbul medan magnet searah yang berputar dan kecepatannya
sama dengan putaran kutub.
Garis-garis gaya yang berputar akan memotong kumparan jangkar tersebut sehingga timbul EMF
atau GGL atau tegangan induksi. Frekuensi EMF (ggl) mengikuti persamaan:
Hz n P f 120 .
Dimana:
P = jumlah kutub
n = kecepatan putaran (rpm)
Besarnya tegangan induksi yang ditimbulkan pada kumparan jangkar yang ada pada stator akan
mengikuti persamaan :
E = C.n.
Dimana:
C = konstanta mesin
= fluks medan (weber)
n = kecepatan putaran (rpm)
Konstruksi Generator
Konstruksi generator sinkron terdiri dari :

1. Stator adalah bagian dari generator yang diam dan berbentuk silinder
2. Rotor adalah bagian dari generator yang berputar dan berbentuk silinder.
3. Celah udara adalah ruangan antara rotor dan stator.
Konstruksi stator terdiri dari :
1. Kerangka atau gandar dari besi tuang untuk menyangga inti jangkar.
2. Inti jangkar dari besi lunak/baja silikon.
3. Alur/parit/slot dan gigi tempat meletakkan belitan (kumparan) berbentuk alur terbuka dan setengah
tertutup.
4. Belitan jangkar terbuat dari tembaga yang diletakkan pada alur.
Konstruksi rotor terdiri dari dua jenis :
1. Jenis kutub menonjol (salient pole) untuk generator dengan kecepatan rendah dan medium. Kutub
menonjol terdiri dari inti kutub, badan kutub dan sepatu kutub. Belitan medan dililitkan pada badan
kutub juga dipasang belitan peredam (damper winding). Belitan kutub dari tembaga, badan kutub dan
sepatu kutub dari besi lunak.
2. Jenis kutub silinder untuk generator dengan kecepatan tinggi, terdiri dari alur-alur yang dipasang
kumparan medan juga ada gigi alur dan gigi tersebut terbagi atas pasangan kutub.
Kumparan kutub dari dua macam kutub tersebut dihubungkan dengan cincin geser untuk
memberikan tegangan arus searah sebagai penguat medan, tegangan arus searah tersebut dari
sumbernya melalui sikat dan diberikan ke cincin geser.

Sistem Penguatan/Eksitasi
Secara umum exciter Generator AC ada beberapa jenis yaitu:

Sistem ini termasuk sistem penguatan poros, di mana arus penguatan rotor didapat dari generator arus
searah yang dikopel seporos dengan rotor generator. Biasa dipakai generator shunt. Dengan mengatur
arus eksitasinya maka tegangan stator arus bolak-balik bisa diatur. Bila arus eksitasi naik maka
tegangan generator naik dan sebaliknya.

Sistem penguatan ini termasuk sistem penguatan terpisah di mana arus pernguatan arus rotor
generator didapat dari generator DC yang digerakkan oleh notor AC yang diberi oleh suplai oleh
sumber tersendiri. Dengan mengatur arus eksitasi maka tegangan stator arus bolak-balik bisa diatur.

Sistem penguatan ini termasuk sistem penguatan sendiri dimana arus penguatan rotor generator
didapat dari generator AC yang dikopel seporos rotor generator dan disearahkan melalui rectifier dan
langsung dialirkan ke rotor generator melalui sikat. Permanen magnet generator merupakan generaotr
3 fasa dengan kutub luar. Bila kutub magnet diputar maka di kumparan stator akan timbul ggl
induksi. GGL induksi ini dimasukkan ke AVR dan disearahkan ke kutub-kutub AC exciter untuk
penguatan itu sendiri. Bila kutub rotor AC exciter diputar maka pada ujung-ujung belitan rotor akan
keluar ggl induksi. AC exciter ini merupakan generator dengan kutub luar. Jadi rotornya
mengeluarkan ggl induksi. GGL induksi ini dialirkan ke rotating reactifier untuk disearahkan dengan
cara berputar dan langsung dialirkan ke rotor generator untuk penguatan rotor generator itu sendiri.
Bila rotor generator itu diputar oleh turbin maka di stator generator akan timbul ggl induksi bolakbalik . Bila arus excitasi dinaikkan maka tegangan bolak-balik di stator akan naik juga, tetapi
tegangan di stator diatur supaya tetap oleh AVR. Dengan mengambil setting tegangan stator yang
disalurkannya maka tegangan yang keluar dari generator bisa diatur secara otomatis.
Pengaturan Tegangan
Pada umumnya beban generator tidak konstan. Hal ini menyebabkan tegangan pembangkit juga
berubah besarnya. Agar tegangan pada pembangkit mengikuti perubahan beban luar maka tegangan
generator harus diatur. Pengaturan tersebut pada prinsipnya dengan mengatur besar kecilnya arus
penguat generator. Untuk mengatur tegangan generator (dengan arus penguat) secara otomatis dapat
dilakukan dengan pengatur tegangan otomatis.
Pengatur tegangan otomatis (Automatic Voltage Regulator , AVR ) dibagi menurut cara kerjanya ,
yaitu jenis kontinue (continue duty) dan jenis terputus (intermittent duty). Jenis pertama digunakan
untuk mengatur tegangan dalam batas variasi yang kecil tetapi tidak ada untuk harga tertentu, jenis
kedua untuk mengatur tegangan pada harga tertentu dalam batas toleransi tertentu pula . Selain jenisjenis di atas, ada pula jenis tanpa kontak , jenis yang menggunakan tahanan secara langsung atau
tidak langsung, dan jenis vibrasi. Jenis tanpa kontak dapat bekerja secara kontinu tanpa
menggunakan kontak (mekanis), atau operasi mekanisnya dilakukan dengan menggunakan penguat
magnetis (magnetic amplifier), penguat berputar (rotating amplifier), semikonduktor. Jenis yang
menggunakan tahanan secara langsung disebut juga jenis berkontak banyak (multicontact type); di
sini tahanan yang dipasang dalam rangkaian medan dari penguat (medan) diatur langsung oleh
isyarat control. Pada jenis yang tidak menggunakan tahanan langsung, tahanan yang dipasang pada
rangkaian medan diatur dengan perantara motor pengatur atau suatu mekanisme hidrolik . Jenis
vibrasi menggunakan kontaktor untuk mengatur tegangan pada harga rata-rata yang konstan dengan

menghubungkan atau memutuskan (on-off operation) sebagian atau seluruh tahanan yang terhubung
pada rangkaian medan.
Pengaturan Frekuensi
Tujuan pengaturan frekuensi adalah untuk mempertahankan agar pembangkitan daya aktif selalu
sama dengan beban. Untuk mempertahankan frekuensi dalam batas toleransi yang diperbolehkan,
penyediaan/pembangkitan daya aktif dalam sistem harus sesuai dengan kebutuhan pelanggan atas
daya aktif, harus selalu sesuai dengan beban daya aktif. Pengaturan ini dilakukan dengan menambah
atau mengurangi jumlah energi primer (bahan bakar), dan dilakukan pada governor. Alat yang
mengontrol kondisi ini adalah LFC (Load Frekuensi Control). Kekurangan alat ini adalah tidak dapat
mengembalikan frekuensi ke kondisi normalnya, hanya membuatnya stabil pada frekuensi tertentu.
Untuk itu digunakan AGC (Automatic Generation Control). Alat ini terdapat pada MARK V, dalam
bentuk logic.
Pengaturan Daya Reaktif (VAR)
Tujuan dari pengaturan daya reaktif adalah untuk memenuhi kebutuhan akan daya reaktif dari sistem.
Daya reaktif diperlukan guna memperbaiki cos dari sistem serta mengurangi loses dari sistem.
Pengaturan daya reaktif diatur melalui arus eksitasi dengan menaikkan tegangan sumber eksitasi.
Paralel Generator
Tujuan paralel generator adalah untuk melayani beban yang berkembang (memperbesar kapasitas
daya yang dibangkitkan) dan menjaga kontinuitas pelayanan apabila ada mesin (generator) yang
harus dihentikan (misal untuk reparasi).
Syarat paralel generator:
Tegangan sama
Frekuensi sama
Phasa sama
Urutan phasa sama
Untuk sinkronisasi dipasang peralatan:
Lampu test sinkronisasi peralatan
Voltmeter Differensial
Sinkronoskop
Frekuensimeter Differential
Relay sinkron

Anda mungkin juga menyukai