Anda di halaman 1dari 9

Hak Asasi Manusia

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
HAM merupakan hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan fundamental
sebagai suatu anugrah tuhan yang harus dihormati, dijaga, dan dilindungi oleh setiap individu,
masyarakat, atau negara. Namun, seiring dengan perkembangan zaman sekaran , banyak orangorang yang tidak faham bahkan tidak tahu akan hak asasi manusia sebagai warga masyarakat
indonesia. Pada hal tujuan dari pelaksanaan hak asasi manusia adalah untuk mempertahankan
hak-hak warga negara dari tindakan sewenang-wenang aparat negara, dan mendorong tumbuh
serta berkembangnya pribadi manusia yang multidimensional. Oleh karena itu, akibat dari
ketidak fahaman bahkan ketidak tahuan masyarakat indonesia khususnya masyarakat yang
kurang akan pendidikan, tanpa mereka sadari bahwa HAM yang seharusnya mereka dapat kini
telah disalah gunakan oleh aparat negara guna kepentingan mereka dan tanpa memperhatikan
akan nasib-nasib masyarakat yang kurang mampu karena keterbatasn mereka akan pendidikan.
Manusia memang telah memiliki HAM sejak lahir yakni hak hidup. Namun, selain dari
itu manusia juga mempunyai bermacam-macam hak yang lain dan yang harus di pertahankan
dan harus dilindungi. Dan HAM juga tidak dapat diberikan, dibeli, bahkan diwarisi karna HAM
sendiri adalah sesuatu yang sudah ada secara otomatis.

B.
1.
2.

Rumusan Masalah
Apakah pengertian hak asasi manusia ?
Bagaimanakah penerapan ham di indonesia itu sendiri?

C.
1.
2.

Tujuan
Untuk mengetahui pengertian hak asasi manusia.
Agar kita dapat menetahui seperti apakah penerapan ham di indonesia

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Pengertian Hak Asasi Manusia


Pengertian hak asasi manusia ( HAM ) menurut Tilaar ( 2001 ) adalah hak-hak yang melekat
pada diri manusia, dan tanpa hak-hak itu manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia. Hak
tersebut diperoleh bersama dengan kelahirannya atau kehadirannya di dalam kehidupan
masyarakat.[1] Kemudian menurut pendapat jan materson ( dari komosi ham pbb ), dalam
teaching human rights, united nations sebagaimana dikutip Baharuddi Lopa menegaskan bahwa
human right could be generally defined as those rights which are inherent in our nature and

without which can not live as human being ( hak asasi amnusia adalah hak-hak yang melekat
pada setiap manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia ).[2] Selanjutnya menurut John Locke
menyatakan bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh tuhan yang
maha pencipta sebagai hak yang kodrati ( Masyhur Effendi, 1994 ). Oleh karenanya tidak ada
kekuasaan apapun didunia yang dapat mencabutnya. Hak ini sifatnya sangat mendasar
( fundamental ) bagi hidup dan kehidupan manusia dan merupakan hal kodrati yang tidak bisa
terlepas dari dan dalam kehidupan manusia.[3]Selanjutnya, Musthafa Kemal Pasha ( 2002 )
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang dibawa
manusia sejak lahir yang melekat pada esensinya sebagai anugrah Allah SWT. Pendapat lain
yang senada menyatakan bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang dibawa sejak lahir
dan melekat dengan potensinya sebagai makhluk dan wakil Tuhan ( Gazalli, 2004 ). [4]
Dalam Undang-Undang ( UU ) Nomor 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia pasal 1
disebutkan bahwa hak asasi manusia ( ham ) adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk tuhan yang maha esa dan merupakan
anugrahnya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia. [5]
Berdasarkan beberapa rumusan pengertian ham diatas, diperoleh suatu kesimpulan bahwa
ham merupakan hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan fundamental
sebagai suatu anugrah tuhan yang hrus dihormati, dijaga, dan dilindungi oleh setiap individu,
masyarakat, atau negara. Dengan demikian, hakekat penghormatan dan perlindungan terhadap
ham ialah menjaga keselamatan sksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan, yaitu
keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta keseimbangan antara kepentingan perseorangan
dengan kepentingan umum. Lalu, hakekat dari asasi manusia adalah keterpaduan antara hak asasi
manusia ( ham ), kewajiban asasi manusia ( kam ), dan tanggung jawab asasi manusia ( tam )
yang berlangsung secara sinergis dan seimbang. Bila ketiga unsur asasi yang melekat pada setai
individu manusia, baik dalam tatanan kehidupan pribadi, masyarakat, kebangsaan, kenegaraan,
dan pergaulan global, dapat dipastikan tidak akan menimbulkan kekacauan, anarkisme, dan
kesewenang-wenangan dalam tata kehidupan umat. Ham yaitu:
1. Ham tidak perlu diberikan, dibeli, ataupun diwarisi. Ham adalah bagian dari manusia secara
otomatis.
2. Ham berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, pandangan
politik, atau asal-usul sosial bangsa.
3. Ham tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar
hak orang lain. Orang tetap mempunyai ham walaupun sebuah negara membuat hukum yang
tidak melindungi atau melanggar ham ( mansour fakih, 2003 ).
Ruang lingkup ham meliputi: (1) hak sosial politik ( hak alamiah ), yang dibawa oleh
manusia untuk mengusahakan kebahagiaan, (2) hak sosial ekonomi-sosial budaya, yaitu hak
yang diperoleh manusia dari masyarakat, contohnya: hak mendapat pekerjaan, hak menerima
upah yang layak, hak bersifat organisasi, hak mengemukakan pendapat ( lisan dan tertulis ), hak
mendapatkan pendidikan. Dan hak mendapatkan pelayanan kesehatan. Hak-hak ini bersifat
nonuniversal.
B.

Tujuan Hak Asasi Manusia

C.
1.

a.

1)
2)
3)
4)
b.

c.

d.

e.
f.

Tujuan pelaksanaan hak asasi manusia adalah untuk mempertahankan hak-hak warga negara
dari tindakan sewenang-wenang aparat negara, dan mebdorong tumbuh serta berkembangnya
pribadi manusia yang multidimensional.
Perkembangan Pemikiran HAM
Perkembangan HAM di Dunia
Setelah dunia mengalami dua perang yang melibatkan hampir seluruh kawasan dinia,
dimana hak-hak asasi manusia diinjak-injak, timbul keinginan untuk merumuskan hak-hak asasi
manusia itu dalam suatu naskah internasional. Usaha ini baru dimulai pada tahun 1948 dengan
diterimanya Universal Declaration Of Human Rights ( pernyataan sedunia tentang hak-hak asasi
manusia ) oleh negara-negara yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dengan kata
lain, lahirnya deklarasi HAM Universal merupakan reaksi atas kejahatan keji manusia yang
dilakukan oleh kaum sosialis nasional di Jerman selama 1933 sampai 1945.
Terwujud Deklarasi Hak Asasi Manusia Universal yang dideklarasikan pada tanggal 10
Desember 1948 harus melewati proses yang cukup panjang. Dalam proses ini telah lahir
beberapa naskah HAM yang mendasari kehidupan manusia, dan yang bersifat universal dan
asasi. Naskah-naskah tersebut adalah sebagai berikut: [6]
Magna Charta ( Piagam Agung 1215 )
Piagam magna charta ini adalah piagam penghargaan atas pemikiran dan perjuangan HAM yang
dilakukan oleh rakyat inggris kepada raja john yang berkuasa pada tahun 1215. Isi piagam
magna karta ini adalah:
Rakyat inggris menuntut kepada raja agar berlaku adil kepada rakyat
Menuntut raja apabila melanggar harus dihukum ( didenda ) berdasarkan kesamaan dan sesuai
dengan pelanggaran yang dilakukannya.
Menuntut raja menyampaikan pertanggung jawaban kepada rakyat.
Menuntut raja untuk segera menegarkan hak dan keadilan bagi rakyat.
Bill of Rights ( UU Hak 1689 )
Bill of rights adalah piagam penghargaan atas pemikiran dan perjuangan HAM oleh rakyat
kepada penguasa negara atau pemerintah di inggris papa tahun 1689. Inti dari tuntutan yang
diperjuangkannya adalah rakyat inggris menuntut agar rakyat diberlakukan sama dimuka
hukum ( equality before the law ), sehingga tercapai kebebasan.
Declaration Des Droits de Lhomme et du
Isi deklarasi ini adalah: 1) manusia dilahirkan merdeka, 2) hak milik dianggap suci dan tidak
boleh diganggu gugat oleh siapa pun, 3) tidak boleh ada penangkapan dan penahanan dengan
semena-mena atau tanpa alasan yang sah serta surat izin dari jabatan yang berwenang.
Bill of Rights ( UU Hak Virginia 1789 )
Dikenal juga sebagai The Bill of Rights ini UU ham Amerika Serikat, merupakan amandemen
tambahan terhadap konstitusi amerika serikat yang diatur secara tersendiri dalam 10 pasal
tambahan, meskipun secara prinsip hal menenai ham telah termuat dalam deklarasi kemerdekaan
9 declaration of indenpendence Amerika Serikat.
Declarations of Human Rights PBB
Piagam PBB lahir pada tanggal 12 Desember 1948, di Jewena yang merupakan usul serta
kesepakatan seluruh anggota PBB.
Piagam Atlantic Charter

Piagam ini merupakan kesepakatan antara F.D. Roosevelt dan Churchil pada tanggal 14 Agustus
1941. Isinya adalah bahwa selengkapnya kekuasaan Nazi yang dzalim itu akan tercapai suatu
keadaan damai yang memungkinkan tiap-tiap negara hidup dan bekerja dengan aman menurut
batas-batas wilayahnya masing-masing serta jaminan kepada setiap manusia suatu kehidupan
yang bebas dari rasa takut dan kesengsaraan.
2.

Perkembangan pemikiran HAM di Indonesia


Secara garis besar, Prof. Bagir Manan dalam bukunya perkembangan pemikiran HAM di
Indonesia ( 2000 ) membagi perkembangan pemikiran HAM di Indonesia dalam dua periode:

a.

Periode Sebelum Kemerdekaan ( 1908-1945 )


Perkembangan pemikiran HAM dalam periode ini dapat dijumpai dalam organisasi pergerakan
sebagai berikut:
Budi Oetomo, pemikirannya, Hak kebebasan berserikat dan mengeluarkan pendapat.
Perhimpunan indonesia, pemikirannya Hak untuk menentukan nasib sendiri ( the right of self
determination).
Sarekat islam, pemikirannya Hak penghidupan yang layak dan bebas dari penindasan dan
diskriminasi rasial.
Partai komunsi indonesia, pemikirannya, Hak sosial dan berkaitan dengan alat-alat produksi.
Indische Party, pemikirannya, Hak untuk mendapatkan kemerdekaan dan perlakuan yang
sama.
Partai Nasional Indonesia, pemikirannya, Hak untuk memperolehbkemerdekaan ( the right of
self determination).
Organisasi pendidikan nasional, pemikirannya meliputi:
Hak untuk menentukan nasib sendiri
Hak untuk mengeluarkan pendapat
Hak untuk berserikat dan berkumpul
Hak persamaan di muka hukum
Hak untuk turut dalam penyelenggaraan negara

1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
a.
b.
c.
d.
e.
b.
1)
a.
b.
c.
2)

a.
b.
c.
d.
3)

Periode sesudah kemerdekaan ( 1945-sekarang )


Periode 1945-1950. Pemikiran HAM pada periode ini menekankan pada hak-hak mengenai:
Hak untuk merdeka ( self determination )
Hak kebebasan untuk berserikat melalui organisasi politik yang didirikan.
Hak kebebasab untuk menyampaikan pendapat treutama di parlemen.
Periode 1950-1959.
Pemikiran HAM dalam periode ini lebih menekankan pada semanagt kebebasan demokrasi
liberal yang berintikkan kebebasan individu. Implementasi pemikiran HAM pada periode ini
lebih memberi ruang hidup bagi tumbuhnya lembaga demokrasi yang antara lain:
Partai politik dengan beragam ideologinya.
Kebebasan pers yang bersifat liberal.
Parlemen sebagai lembaga kontrol pemerintah.
Wacana pemikiran HAM yang kondusif karena pemerintah memberi kebebasan.
Periode 1966-1998.

Dalam periode ini, pemikiran HAM dapat dilihat dalam tiga kurun waktu yang berbeda. Yaitu
kurun waktu yang pertama tahun 1967 ( awal pemerintahan presiden Soeharto). Kedua, kurun
waktu tahun 1970-1980. Dan yang ketiga kurun waktu tahun 19990-an.
4)
Periode 1998
Pada periode ini, HAM mendapat perhatian yang resmi dari pemerintah dengan melakukan
amandemen UUD 1945 guna menjamin HAM dan menetapkan Undang-Undang Nomor 39
Tahun 1999 tentang hak asasi manusia. Artinya bahwa pemerintah memberi perlindungan yang
signifikan terhadap kebebasan HAM dalam semua aspek, yaitu aspek hak politik, sosial,
ekonomi, budaya, keamanan, hukum dan pemerintahan.
D.
a.
b.
c.
d.
1.
a.
b.
c.
2.
a.
b.
c.

HAM pada Tatanan Global dan di Indonesia


Sebelum konsep HAM diratifikasi PBB .terdapat beberapa konsep utama mengenai HAM
yang telah berkembang sebelumnya .yaitu;
HAM menurut Konsep Negara-Negara Barat/Liberalisme Ingin menggalkan konsep negara
yang mutlak.
Ingin mendirikan federasi rakyat yang bebas. Negara sebagai koordinator dan pengawas.
Filosofi dasar: hak asasi tertanam pada diri individu manusia.
Hak asasi lebih dulu ada pada tatanan negara.
HAM Menurut Konsep Sosialis
Hak asasi hilang dari individu dan terintegrasi dalam masyarakat.
Hak asasi manusia tidak ada sebelum negara ada.
Negara berhak membatasi hak asasi manusia apabila situasi menghendaki.

Ham Menurut Konsep Bangsa-Bangsa Asia dan Afrika


Taidak boleh bertentangan dengan ajaran agama atau sesuai dengan kodratnya.
Masyarakat sebagai keluarga artinya besar penghormatan utma untuk kepala keluarga.
Individu tunduk kepada kepala adat yang menyangkut tugas dan kewajiban anggota
masyarakat.
3. Ham Menurut Konsep PBB
Respons terhadap permasalahan hak asasi manusia pembangunan menghasilkan konsep yang
dibidangi oleh sebuah komisi PBB yang dipimpin oleh Eleanor Roosevelt ( 10 Desember 1948 )
dan secara resmi disebut Universal Declaration Of Human Rights. Didalamnya menjelaskan
tentang hak-hak sipil, Politik, ekonomi, sosial, dan kebudayaan. Yang dinikmati manusia didunia
yang mendorong penghargaan terdapat hak-hak asasi manusia. Pada tahun 1957, konsep HAM
tersebut dilengkapi dengan tiga perjanjian, yaitu: (1) hak ekonomi sosial dan budaya, (2)
perjanjian internasional tentang hak sipil, (3) protokol opsional bagi perjanjian hak sipil dan
politik internasional. Pada sidang umum PBB tanggal 16 Desember 1966 ketiga dokomen
tersebut diterima dan saat ini sekitar 100 negara dan bangsa telah meratifikasinya.
4. HAM Perspektif Konstitusi Indonesia
a.
UUD 1945
UUD 1945 sering disebut dengan UUD Proklamasi. Dikatakan demikian karena
kemunculannya bersamaan dengan lahirnya Negara Indonesia melalui proklamasi kemerdekaan
RI, 17 Agustus 1945. Fakat sejarah menunjukkan bahwa pergulatan pemikiran, khususnya

pengaturan HAM dalam konstitusi begitu intens terjadi dalam persidangan-persidangan BPUPKI
dan PPKI.
Satu hal menarik bahwa meskipun UUD 1945 adalah hukum dasar tertulis yang
didalamnya memuat hak-hak dasar manusia indonesia serta kewajiban-kewajiban yang bersifat
dasar pula, namun istilah perkataan HAM itu sendiri sebenarnya tidak dijumpai dalam UUD
1945, baik dalam pembukaan, Batang Tubuh, tetapi hanyalah hak dan kewajiban warga negara
( HAW ).
b.

Konstitusi RIS 1949


Dalam konstitusi RIS 1949, pengaturan HAM terdapat dalam Bagian V yang berjudul Hak-Hak
dan Kebebasan-kebebasan Dasar Manusia. Eksistensi manusia secara tegas dinyatakan pada
Pasal 7 ayat ( 1 ) yang berbunyi, setiap orang diakui sebagai manusia.
c.
UUDS 1950
UUD 1950 terdiri atas 6 bagian dan 43 pasal. Dari tiga UUD yang berlaku sepanjang sejarah
kemeredekaan indonesia, menurut Adnan Buyung Nasution, negara ini pernah memiliki UUD
yang memuat pasal-pasal tentang HAM yang lebih lengkap dari pada UDHR/DUHAM, YAITU
uuds 1950. Ketentuan HAM diatur pada Bagian V ( Hak-hak Kebebasan-kebebasan Dasar
Manusia) dari mulai Pasal 7 sampai Pasal 33.
d. Kembali pada UUD 1945
Pengaturan HAM adalah sama dengan apa yang tertuang dalam UUD 1945.
e.
Amandemen UUD 1945
Khusus mengenai pengaturan HAM, dapat dilihat pada perubahan kedua UUD 1945 Tahun 2000.
Perubahan dan kemajuan signifikan adalah dengan dicantumkannya persoalan HAM secara tegas
dalam sebuah bab tersendiri, yakni BAB XA ( Hak Asasi Manusia) dari mulai Pasal 28A sampai
dengan 28J. Penegasan HAM kelihatan menjadi semakin eksplisit, senagaimana ditegaskan pada
pasal 28A yang berbunyi: Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup
dan kehidupannya. [7]
E.

HAM di Indonesia: Permasalahan dan Penegakannya


Sejalan dengan amanat konstitusi, indonesia berpandangan bahwa perlindungan HAM harus
didasarkan pada prinsip bahwa hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hak
pembangunan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan baik dalam penerapan,
pemantauan, maupun dalam pelaksanaanya ( Wirayuda, 2005 ). Sesuai dengan pasal 1 (3), pasal
55 dan 56 piagam PBB upaya pemajuan dan perlindungan ham harus dilakukan melalui suatu
konsep kerjasama internasional yang berdasarkan pada prinsip saling menghormati,
kesederajatan, dan hubungan antar negara serta hukum internasional yang berlaku.
Ham di indonesia didasrkan pada konstitusi NKRI, yaitu: pembukaan UUD 1945 ( alenia
1), pancasila sila keemnpat, batang tubuh UUD 1945 ( Pasal 27, 29 dan 30 ), UU Nomor 39/1999
tentang HAM dan UU Nomor 26/2000 tentang pengadilan HAM, HAM di indonesia menjamin
hak untuk hidup, hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan, hak mengembangkan diri, hak
memperoleh keadilan, hak atas kebebasan, hak atas rasa aman, hak atas kesejahteraan, hak turut
serta dalam pemerintahan, hak wanita, dan hak anak. Program penegakan hukum dan HAM ( PP
Nomor 7 Tahun 2005), meliputi pemberantasan korupsi, antiterorisme, dan pembasmian

1.

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
F.

penyalah gunaan narkotika dan obat berbahaya. Oleh sebab itu, penegakan hukum dan HAM
harus dilakukan secara tegas, dan tidak diskriminatif, dan konsisten.
Hambatan Penegakan HAM
Sejarah HAM dimulai pada saat berakhirnya Perang Dunia II. Dan, negara-negara penjajah
berusaha menghapuskan segi-segi kebrobokan dari pada penjajahan, sehinngga pemikir-pemikir
barat mencetuskan konsep Declaration of Human RIGHTS ( DUHAM ) pada tahun 1948.
Semula konsep HAM ini secara suka rela dijual ke semua negara yang sedang berkembang atau
atau negara bekas jajahan namun tidak banyak mendapat respons. Banyak negara tidak bersedia
menandatangani Declaration of Human Rights.
Kemudian penegakan HAM diindonesia masih bersifat: reaktif, dodorong oleh unjuk rasa,
demonstratif, pertentangan kelompok, dibawah tekanan negara maju dan didanai oleh beberapa
lembaga internasional, belum build-in didalam strategi nasional dan belum mewartai
Pembangunan Nasional. Hal ini terjadi karena ada beberapa kelemahan pokok, yaitu:
Masih kurang pemahaman tentang HAM
Masih kurang pengalaman
Kemiskinan
Keterbelakangan
Masih dipertanyakan bagaiman bentuk pelatihan HAM dalam masyarakat
Pemahaman HAM masih terbatas dalam pemahaman gerakan
Amati dan perhatikan setiap perkembangan dan gerakan dilapangan dalam melaksanakan suatu
konsep atau ide
Ketahui dan pahami betul sumber-sumber termasuk alamnya, lingkungannya dan habitatnya
dari suatu konsep, gagasan, pemikiran yang ditawarkan. [8]

Lembaga Penegak HAM


Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada manusia sebagai makhluk
Tuhan Ynag Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia. Oleh sebab itu, untuk menjaga agar setiap orang
menghormati HAM orang lain, maka perlu adanya penegakan dan pendidikan HAM. Penegakan
HAM dilakukan terhadap setiap pelanggaran HAM. Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan
seseorang atau kelompok yang termasuk aparat negara baik sengaja atau pun tidak sengaja, atau
kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, atau mencabut hak
asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang.
Untuk mengatasi masalah penegakan HAM, maka dalam Bab VII pasal 75 UU tentang
HAM, negara membentuk komisi hak asasi manusia atau KOMNAS HAM, dalam Bab IX pasal
104 tentang pengadilan HAM, serta peran serta masyarakat seperti dikemukakan dalam Bab XIII
pasal 100-103.
a.
Komnas HAM
Komnas HAM adalah lembaga yang mandiri yang kedudukannya setingkat dengan lembaga
negara lainnya yang berfungsi melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan,
dan mediasi hak asasi manusia.
Tujuan Komnas HAM
1. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia sesuai dengan
pancasila, UUD 1945, dan Piagam PBB serta Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.

2.

Meningkatkan perlindsungan dan penegakan hak asasi manusia guna berkembangnya pribadi
manusia indonesia seutuhnya dan kemampuannya berpartisipasi dalam berbagai bidang
kehidupan.

b.

Pengadilan HAM
Dalam rangkapenegakan HAM, maka komnas HAM melakukan pemanggilan saksi, dan pihak,
dan pihak kejaksaan yang melakukan pemanggilan saksi, dan pihak kejaksaan yang melakukan
penuntutan di pengadilan HAM. Menurut Pasal 104 UU HAM, untuk mengadili pelanggaran hak
asasi manusia yang berat dibentuk pengadilan HAM dilingkungan peradilan umum, yaitu
pengadilan negri dan pengadilan tinggi. Proses pengadilan berjalan sesuai fungsi badan
peradilan.
c.
Partisipasi Masyarakat
Partisipasi masyarakat dalam penegakan HAM diatur dalam Pasal 100-103 UU tentang HAM.
G.

Mengembangkan Pendidikan HAM


Dr. Seto Mulyadi, seorang psikolog dan ketua komnas perlindungan anak berpendapat,
pembelajaran HAM sejak dini mulai dari anak-anak merupakan tuntutan bagi pembangunan
bangsa dimasa mendatang. Denmgan memahami HAM, moral bangsa akan terbangun sejak dini
dan mereka terlahir menjadi generasi yang menghargai hak asasinya sebagai manusia.
Dr. Sri Untari, ahli psikologi sosial juga menyatakan bahwa pembelajaran HAM harus
disesuaikan dengan tingkatan usia dan golongan masyarakat, serta adanya keselarasan antara
pembelajaran HAM didalam dan diluar rumah agar tidak ada benturan nilai.
Pembelajaran HAM sejak dini dilaksanakan tidak hanya bertujuan sebagai pengetahuan
( knowladge) tentang HAM tetapi juga mengembangkan sikap ( attitude) dan keterampilan
( skills ). Penyampaian materi HAM dilakukan dengan metode diskusi dan permainan, dan
tujuan pembelajaran tidak hanya pengetahuan, tetapi mengubah sikap dan meningkatkan
keterampilan dibidang HAM. Materi HAM untuk tingkat anak-anak diutamakan tentang hak
anak, hak perempuan dan minoritas, sedangkan untuk mahasiswa dan masyarakat pada
umumnya meliputi konsep HAM, hak sipil dan politik, hak ekonomi, sosial dan budaya, masalah
kriminasi, dan anti penyiksaan.

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Banyak sekali para pakar yang memberikan pengertian tentang HAM salah satunya adalah
menurut Tilaar ( 2001 ) Pengertian hak asasi manusia ( HAM ) adalah hak-hak yang melekat
pada diri manusia, dan tanpa hak-hak itu manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia. Hak
tersebut diperoleh bersama dengan kelahirannya atau kehadirannya di dalam kehidupan
masyarakat. Namun, jika disimpulkan tentang pengertian HAM dari berbagai pakar,
HAM merupakan hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan fundamental
sebagai suatu anugrah tuhan yang hrus dihormati, dijaga, dan dilindungi oleh setiap individu,
masyarakat, atau negara.

Manusia selalu memiliki hak-hak dasar ( basic rights ) antara lain: 1). Hak hidup 2). Hak
untuk hidup tanpa ada perasaan takut dilukai atau dibunuh oleh orang lain, 3). Hak kebebasan,
4). Hak untuk bebas, hak untuk memiliki agama/kepercayaan, hak untuk memperoleh infrmasi,
hak menyatakan pendapat, hak berserikat dan sebagainya, 4). Hak pemilikan, 5). Hak untuk
memilih sesuatu.
Namun, sebelum adanya kemerdekaan RI HAM yang seharusnya dimiliki oleh rakyat malah
tidak mereka dapat bahkan hak-hak yang mereka miliki dirampas, diinjak-injak oleh para
penjajah. Saejak dari itulah para lembaga-lembaga yang perduli tentang HAM membentuk
sebuah Lembaga Penegak HAM.
Kemudian, bentuk-bentuk ham sendiri telah tertera di atas. Tetapi beberapa bentuk HAM
yang terdapat dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM diantaranya: hak untuk hidup,
hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan, hak mengembangkan diri, hak memperoleh
keadilan, hak atas kebebasan pribadi, hak atas rasa aman, hak atas rasa aman, hak turut serta
dalam pemnerintahan, hak wanita, dan hak anak.

DAFTAR PUSTAKA
Azra, Azyumardi. Demonstrasi, Hak Asasi Manusia Masyarakat Madani. ICCE UIN
Syarif
Hidayatullah.. Jakarta. Cet ke-1. 2003
Winarno. Pendidikan Kewarganegaraan. PT Bumi Aksara. Jakarta. Cet ke-1. 2007
Ubaidillah. Pendidikan Kewarganegaraan Demokrasi, HAM dan Masyarakat. IAIN
Jakarta.
Jakarta. Cet ke-1. 2000
Muhtaj, El- Majda. Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi Indonesia. Persada Media
Group.
Jakarta. Cet ke-2. 2002
Razak, Abdul. Pendidikan Kewarganegaraan. Prenada Media. Jakarta. Cet ke-1. 2004
Janti, Sri, Rahman A HI, Purwanto SK. Pendidikan Kewarganegara. Graha Ilmu.
Jakarta.
2009. Cet ke-1

Anda mungkin juga menyukai