Anda di halaman 1dari 2

Batu Infeksi/MAP

Batu infeksi tersusun atas magnesium ampnium fosfat heksahidrat (MgNH4PO4 6H2O)
tetapi dapat juga sebagai tambahan yang mengandung kalsium fosfat dalam bentuk apatite
karbonat (Ca10[PO4]6 CO3). Seorang ahli bumi menemukan magnesium amonium fosfat
pada kotoran kelelawar dan menamakannya struvite sesuai nama mentornya, seorang
naturalis H. C. G. Von Struve. Brown (1901) pertama kali mengemukakan teori bahwa
bakteri memecah urea, dan hal itu memberikan kondisi yang tepat untuk pembentukan batu,
dan selanjutnya ia mengisolasi Proteus vulgaris dari sebuah batu. Hager dan Magath (1925)
memiliki teori bahwa enzim bakteri menghidrolisis urea, dan Sumner (1925) mengisolasi
urease dari Canavalia ensiformis. Saat ini telah diyakini bahwa batu struvit (magnesium
amonium fosfat) hanya terbentuk karena keadaan yang berhubungan dengan infeksi saluran
kemih oleh bakteri pemecah urea.
Patogenesis
Proses urealisis menghasilkan lingkungan urin alkalin dan konsentrasi karbonat dan
amonia yang cukup untuk memulai pembentukan batu infeksi. Karena urea tidak terbentuk
pada urin steril manusia, dalam pembentukan batu infeksi harus didahului infeksi oleh bakteri
penghasil urease. Rangkaian reaksi kimia mengasihlkan kondisi yang kondusif bagi
pembentukan batu infeksi. Urea urin, sebuah konstituen dari urin normal, pertama kali
dihidrolisis menjadi amonia dan karbon dioksida dengan adanya urease bakteri:
(NH2)2CO+H2O2NH3 + CO2
Urin alkalin yang dihasilkan dari reaksi ini (pH 7.2 sampai 8.0) membantu
pembentukan amonium:
NH3 + H2O NH4+ +OH pK = 9.0
Dalam kondisi fisiologis, urin alkalin mencegah pembentukan amonium lebih jauh.
Bagaimanapun juga, dengan adanya urease, amonia tetap dihasilkan walaupun urin alkalin
lebih jauh meningkatkan pH urin. Lingkungan alkalin juga mendukung hidrasi dari karbon
dioksida menjadi asam karbonat, yang kemudian berdisosiasi menjadi HCO 3- dan H+ dan
disosiasi HCO3 selanjutnya menghasilkan karbonat dan dua ion hidrogen:
CO2 +H2O H2CO3

pK = 4.5

H2CO3 H+ +HCO3 pK = 6.3


HCO3- H+ + CO32-

pK = 10.2

Disosiasi fosfat hidrogen dalam kondisi alkalin menghasilkan fosfat, selanjutnya


melengkapi pembentukan ion konstituen untuk pembentukan batu infeksi:
H2PO4- H+ + HPO42- pK = 7.2
HPO42- H+ + PO43- pK = 12.4
Rangkaian

kimiawi

ini,

bersama

dengan

konsentrasi

fisiologis

magnesium

menyediakan konstituen yang penting bagi endapan/presipitasi dari struvite. Lebih lanjut
konsentrasi kalsium, Phosphat, dan Karbonat mengikuti presipitasi dari carbonat apatite dan
hydroxyapatite, sehingga terbentuk komponen batu infeksi. Walaupun batu infeksi
merupakan hasil langsung dari infeksi persisten atau recurrent infeksi dari bakteri penghasil
urease, juga mungkin berkaitan dengan obstruksi atau stasis dari saluran kemih. (Bichler et al,
2002).
Sumber:
Campbell-Walsh Urology 10th edition 2011 Chapter 45 Urinary Lithiasis : Etiology,
Epidemiology, and Pathogenesis Halaman 1280-1281

Anda mungkin juga menyukai