Anda di halaman 1dari 13

Tugas Kelompok

Dosen

Bahasa Indonesia

xxxxxxxxxx

RAGAM BAHASA

Oleh :

M.NURANI

NIM: 2015121834

ELA SARI

NIM: 2015121847

MURNI SUCI NIM: 2015121839

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


STAI DARUL ULUM
KANDANGAN
2015

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Bahasa Indonesia perlu dipelajaran oleh semua lapisan masyarakat. Tidak

hanya pelajar dan mahasiswa saja, tetapi semua warga indonesia wajib
mempelajari bahasa indonesia. Dalam bahasan bahasa indonesia itu ada yang
disebut ragam bahasa.
Dimana ragam bahasa merupakan variasi bahasa yang pemakaiannya
berbeda-beda. Ada ragam lisan dan tulisan, ragam baku dan ragam tidak baku,
ragam sosial dan ragam fungsional. Ragam baku dan ragam tidak baku. Ragam
baku sering diakui oleh sebagian besar warga masyarakat pemakaiannya sebagai
bahasa resmi, ragam tidak baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan
ditandai oleh ciri-ciri yang menyimpang dari norma ragam baku.
Ragam sosial dan fungsional. Ragam sosial yaitu ragam bahasa yang
sebagian norma kaidahnya didasarkan atas kesepakatan bersama, ragam
fungsional adalah ragam yang sering dikaikan dengan profesi, lembaga, dan
lingkungan kerja.

B.

Rumusan Masalah
1.

Ragam Lisan dan Ragam Tulisan

2.

Ragam Baku dan Ragam Tidak Baku

3.

Ragam Sosial dan Ragam Fungsional

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Pengertian Ragam Bahasa


Bahasa Indonesia yang amat luas wilayah pemakaianya dan bermacam

ragam penuturnya. mau tidak mau,takluk pada hukum perubahan. Arah perubahan
itu tidak selalu tak terelakan karena kita pun dapat mengubah bahasa secara
berencana. Faktor sejarah dan perkembangan masyarakat turut pula berpengaruh
pada timbulnya sejumlah ragam bahasa indonesia. Ragam bahasa yang beraneka
macam itu masih tetap disebut bahasa indonesia karena masing-masing berbagi
teras atau inti sari bersama yang umum. Ciri dan kaidahtata bunyi, pembentukan
kata, dan tata makna umumnya sama. Itulah sebabnya kita masihdapat memehami
orang lain yang berbahasa indonesia walaupun disamping itu kita dapat mengenali
beberapa perbidaan dalam perwujudan bahasa indonesianya. Marilah kita
ikhtisarkan berbagai ragam bahasa itu.
Pertama-tama kita kenali ragam menurut golongan penutur bahasa dan
ragam menurutjenis pemakai bahasa. Kita akan melihat bahwa ragam-ragam itu
bertautan. Ragam yang ditinjaudari sudut pandangan penutur dapat diperinci
menurut patukan daerah, pendidikan, dan sekap penuturnya.1

Hasan Alwi, Soenjono Darmowidjojo, Hans Lapoliwa, dan Anton M, Tata Bahasa

Baku: Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), cet ke-3, h.3

1. Ragam Lisan dan Ragam Tulisan


Bahasa Indonesia yang amat luas wilayah pemakaiannya ini dan bermacammacam pula latar belakang penuturnyamau tidak mau akan melahirkan sejumlah
ragam bahasa.2
Kedua ragam itu berbeda. Perbedaannya adalah sebagai berkut: 3
a.

Ragam lisan menghendaki adanya orang kedua, teman berbicara yang

berbeda di depan pembicara, sedangkan ragam tulis tidak mengharuskan adanya


teman bicara berada di depan. Di dalam ragam lisan unsur fungsi gramatikal,
seperti subjek, predikat, dan objek tidak selalu dinyatakan. Unsur-unsur itu
kadang-kadang dapat ditingalkan. Hal ini disebabkan oleh bahasa yang dugunakan
itu dapat dapat dibantu oleh gerak, mimik, pandangan, anggukan, atau intonasi.
Contoh:
Orang berbelanja di pasar.
Bu, berapa cabenya?
Tiga puluh
Bisa kurang?
Dua lima saja, Nak.
b.

Ragam tulis perlu lebih terang dan lebih lengkap dari ragam lisan. Fungsi-

fungsi gramatikal harus nyata karena ragam tulis tidak mengharuskan orang kedua
berada di depan pembicara. Kelengkapan ragam tulis menghendaki orang yang
2

Zaenal Arifin dan Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia: Untuk Perguruan

Tinggi, (Jakarta: Akademik Pressindo), h.18-19

diajak bicara mengerti isi tulisan itu. Contoh ragam tulis ialah tulisan-tulisan
dalam buku, majalah, dan surat kabar.
c.

Ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruangdan waktu. Apa yang

dibicarakan secara lisan di dalam sebuah ruang kuliah, hanya akan berarti dan
berlaku untuk itu saja.apa yang diperbincangkan dalam suatu ruangan diskusi
susastra belum tentu mengerti oleh orang yang beradadiluar ruang itu.
Contoh ragam lisan lainnya.
Seorang direktur berkata kepada sekretarisnya. Kenapa dia, san.
Tahu, Tuan, miring kali
Kalau kita tidak berada dalam suasana itu, jelas kita tidak mengerti apa yang
diperibincangkannya iu.
d.

Ragam lisan mempengaruhi oleh tinggi rendahnya dan panjangnya

pendeknya suara, sedangkan ragam tulis dilengkapai dengan tanda baca, huruf
besar, dan huruf miring. Dapat kita bandingkan wujud bahasa indonesia ragam
lisan dan ragam tulis. Perbandingan ini didasarkan atas perbedaan perguruan
bentuk kata, kosakata, dan struktur kalimat.
A. RAGAM LISAN
a. Penggunaan Bentuk Kata
1) Kendaraan yang di tumpanginya nabrak pohon mahoni.
2) Bila tak sanggup, tak perlu lanjutkan pekerjaan itu.
3) Fotokopy ijazah harus dilegalisir dulu oleh pemimpin akademi.
b. Penggunaan Kosakata

4) Saya sudah kasih tahu mereka tentang hal itu.24


5) Mereka lagi bikin denah buat pemeran entar.
6) Pekerjaan itu agak macet disebabkan karena keterlambatan dana
yang diterima.
c. Penggunaan stuktur kalimat.
7) Rencana ini saya sudah sampaikan kepada Direktur.
8) Dalam Asah Terampil ini dihadiri juga oleh Gubernur Daerah
Istemewa Aceh. 5
9) Karena terlalu banyak saran berbeda-beda sehingga ia makin
bingung untuk menyelesaikan pekerjaan itu.

B. RAGAM TULIS
a. Penggunaan Bentuk Kata
1) Kendaraan yang ditumpangi menabrak pohon mahoni.
2) Apabila tidak sanggup, engkau tidak perlu melanjutkan pekerjaan.
itu.
3) Fotokopi ijazah harus dilegalisasi dahulu oleh pemimpin akademi.
b. Penggunaan kosakata
4) Saya sudah memberi tahu mereka tentang hal itu.
5) Mereka sedang membuat denah untuk pameran nanti.

4
5

Ibid , h.20
Ibid, h.21

6) Pekerjaan itu agak macet disebabkan oleh keterlambatan dan yang


diterima.
c. penggunaan Struktur Kalimat
7) Rencana ini sudah saya sampaikan kepada Direktur.
8)

Asas Terampil ini dihadiri juga oleh Gubernur Daerah

Istimewa Aceh.
9) Karena terlalu banyak saran yang berbeda-beda, ia makin bingung
untuk menyelesaikan pekerjaan itu.

2. Ragam Baku dan Ragam Tidak Baku


Pada dasarnya, ragam tulis dan ragam lisan terdiri pula atas ragam baku
dan ragam tidak baku.
Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian
besar warga masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan serbagai kerangka
rujukan norma bahasa dalam penggunaannya. Ragam tidak baku adalah ragam
yang tidak46 dilembagakan dan ditandai oleh ciri-ciri yang menyimpang dari
norma ragam baku. Ragam baku itu mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.4
a. Mantap
Mantap artinya sesuai dengan kaidah bahasa. Kalau kata rasa
dibubuhi awalan pe-, akan terbentuk kata perasa. Kata raba dibubuhi
pe- akan terbentuk kata peraba. Oleh karena itu, menurut kemantapan
bahasa, kata rajin dibubuhi pe- akan menjadi pengrajin. Kalau kita
6

Ibid, h.21

berpegang pada sifat mantap, kata pengrajin tidak dpat kita terima.
Bentuk-bentuk lepas tangan, lepas pantai, dan

lepas landas

merupakan contoh kaidah kalimat baku.


b.

Dinamis
Dinamis artinya tidak statis, tidak baku. Bahasa baku tidak
menghendaki adanya bentuk mati. Kata langganan mempunyai makna
ganda, yaitu orang yang berlangganan dan toko tempat berlangganan.
Dalam hal ini, tokonya disebu langganan dan orang yang belangganan
itu disebut pelanggan. 7

c. Cendekia
Ragam baku bersifat cendekia karena ragam baku ini adalah
orang-orang yang terpelajar. Hal ini dimungkinkan oleh pembinaan
dan pengembangan bahasa yang lebih banyak melalui jalur pendidikan
formal (sekolah).
Disamping itu, ragam baku dapat dengan tepat memberikan
gambaran apa yang ada dalam otak pembicara atau penulis.
Selanjutnya, ragam baku dapat dengan tepat memberikn gambaran
yang jelas dalam otak pendengar atau pembaca. Contoh kalimat yang
tidak cendekia adalah sebagai berikut.

Ibid, h.22

Rumah sang jutawan yang aneh akan dijual


Frasa rumah sang jutawan yang aneh mengandung konsep
ganda, yaitu rumahnya yang aneh atau sang jutawan yang aneh.
Dengan demikian,kalimat itutidak memberikan informasi yang jelas.
Agar menjadi cendekia kalimat tersebut harus diperbaiki sebagai
berikut.
(1) Rumah aneh milik sang jutawan akan dijual.
(2) Rumah milik sang jutawan aneh akan dijual.
d. Seragam
Ragam baku bersifat seragam. Pada hakikatnya, proses
pembakuan bahasa ialah proses penyeragaman bahasa. Dengan kata
lain, pembakuan bahasa adalah pencarian titik-titik keseragaman.
Pelayanan kapal terbang dianjurkan untuk memakai istilah pramugara
dan pramugari. Andai kata ada orang yang mengusulkan bahwa pelaya
kapal terbang disebut steward aau stewardes itu seragam, kata itu
menjadi ragam baku. Akan tetapi, kata steward dan stewardes sampai
dengan saat ini tidak disepakati untuk dipakai. Yang timbul dalam
masyarakat ialah pramugara atau pramugari8.

Ibid, h.24

3. Ragam Sosial dan Ragam Fungsional


Baik ragam lisan maupun ragam tulis bahasa indonesia di tandai pula oleh
adanya ragam sosial, yaitu ragam bahasa yang sebagian norma dan kaedahnya
didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil
dalam masyarakat, ragam bahasa yang digunakan dalam keluarga atau
persahabatan dua orang yang akarab dapat merupakan ragam sosial tersendiri.
Dalam hal ini , ragam baku nasional dapat pula berfungsi sebagai ragam sosial
yang tinggi, sedangkan ragam baku

daerah atau ragam sosial yang lain

merupakan ragam sosial dengan nilai kemasyarakatan yang rendah. Raga


fungsional, kadang-kadang disebut juga ragam profesional.ragam fungsional
adalah ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga lingkungan kerja
atau kegiatan tertentu.
Ragam fungsional, yang kadang-kadang disebut juga raga profesional,
adalah ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja,
atau kegiatan tertentu lainnya. Ragam fungsional dikaitkan juga dengan keresmian
keadaan penggunanya. Dalam kenyataan, ragam fungsional menjelma sebagai
bahasa negara dan bahasa teknis keprofesian, seperti bahasa dalam lingkungan
keilmuan/teknologi, kedokteran, dan keagamaan. Perhatikan contoh-contoh
berikut.
Ragam Keilmuan/Teknologi
Komputer adalah mesin pengolah informasi. Berjuta-juta fakta dan
bagan yang berbada dapat di simpan dalam komputer dan dapat dicari
lagi apabila diperlukan. Komputer dapat juga mengerjakan perhitungan

yang rumit dengan kecepatan yang luar biasa. Hanya dalam waktu
beberapa detik komputer dapat melaksanakan pekerjaan yang kalau
dikerjakan oleh tenaga manusia akan memakan waktu bermingguminggu.
Ragam Kedokteran
Kita mengenal dua macam diabetis, yaitu diabetes inspidus dan diabetes
mellitus. Diabetes inspidus disebabkan oleh kekurangan hormon
antidiuretik (antidiuretic hormone=ADH) diproduksi oleh kelenjar
pituitaria yang berada di dasar otak sehingga kita mengeluarkan urine
terus atau kencing saja. Pada diabetes mellitus yang kuran adalah
hormon insuin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang berada di
bawah hati. Dengan kuragnya zat insulin ini, metabolisme gula
terganggu sehingga sebagian tidak bisa diubah menjadi bahan yang bisa
dibakar untuk menghasilkan tenaga, atau perubahan tersebut tidak
sempurna.9
Ragam Keagamaan
Kecelakaan terbesar bagi orang-orang yang curang, yaitu orangorang yang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka minta
penuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain,
mereka menguranginya. Tidaklah orang-orang itu menyangka bahwa
sesungguhnya mereka akan dibangkitkan pada suatu hari yang besar,
yaitu hari ketika manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam.

Ibid, h.25

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan di atas adalah:
1) Ada beberapa ragaman bahasa Indonesia, diantaranya ragam lisan dan
ragam tulis, ragam baku dan ragam tidak baku, ragam sosial dan
fungsional.
2) Sebuah bentuk kata dikatakan benar kalau memperlihatkan proses
pembentukan dan makna yang benar menurut kaidah yang berlaku.
3) Bahasa yang benar adalah bahasa yang menerapkan kaidah dengan
konsesten, sedangkan yang dimaksud dengan bahasa yang baik adalah
bahasa yang mempunyai nilai prasa yang tepat yang sesuai dengan
setuasi pemakaiannya.

B. Saran
Walaupun indonesia terdiri dari berbagai suku yang menggunakan bahasa
yang berbeda,

tetapi kita dapat saling brrkomonikasi dan mengerti suatu

pembicaraan dengan menggunakan bahasa Indonesia. Meskipun dengan ragam


yang berbeda kita harus selalu menjunjung tinggi bahasa persatuan kita, bahasa
Indonesia.
Kita dapat menggunakan bahasa lisan yang baku dalam pertemuan formal
dengan cara kit tidak terlalu menonjolkan logat daerah. Selain menggunakan

bahasa lisan yang baku, kita juga harus menggunakan bahasa tulisan yang baku
dengan cara mengikuti ejaan yang telh disempurnakan.

Anda mungkin juga menyukai