DENGAN METODE
MEKANIK (LEM DAN TRAP)
DAN METODE KIMIAWI
(RODENSIDA)
Kelompok 8B / IKMA 2010
Annisa Rahim
(101011233)
Arum Prasetyaning
(101011248)
Samir Husein
(101011262)
TUJUAN
A. Tujuan umum
Melakukan kegiatan pengendalian tikus
B. Tujuan khusus
Melakukan pengendalian tikus dengan
metode mekanik (Lem dan Trap)
Melakukan pengendalian tikus dengan
metode kimiawi (Rodensida)
Mengamati cara kerja pengendalian tikus
dengan metode tersebut.
Menganalisis hasil pengendalian tikus dengan
metode tersebut.
METODE PRAKTIKUM
Secara MEKANIK yaitu dengan :
Pemasangan perangkap pada tempattempat yang diperkirakan tempat
bersarangnya tikus (trap).
Penggunaan lem tikus.
KELEMAHAN
KELEBIHAN
RELATIF MAHAL
KELEBIHAN
SERINGKALI TIKUS MATI
DI TEMPAT YANG TIDAK
TERJANGKAU
SEHINGGA
MENIMBULKAN BAU
TAK SEDAP
PROSEDUR KERJA
(PERANGKAP)
1. Pasang perangkap pada malam hari di tempat-tempat
2.
3.
4.
5.
6.
7.
PROSEDUR KERJA
(RODENTISIDA)
LOKASI PRAKTIKUM
Praktikum pengendalian tikus akan
dilaksanakan di salah satu rumah mahasiswi
yang berada pada Jalan Jojoran I/63 E
Surabaya.
Dasar peletakan trap, lem dan rodensida pada
lokasi praktikum adalah dengam memilih 3
titik yang diduga menjadi tempat jalan tikus
dan area rawan tikus.
Ketiga titik tersebut adalah bagian belakang
rumah sebanyak 2 (dua) titik dan bagian
depan (dekat teras) sebanyak 1 (satu) titik.
WAKTU PELAKSANAAN
Praktikum pengendalian tikus
akan dilaksanakan selama satu
minggu dimulai tanggal 22
April hingga 28 April 2013.
BIAYA PRAKTIKUM
Nama Alat dan
Bahan
Trap
(perangkap
tikus)
Lem tikus
Racun tikus
Umpan makanan
Triplek/papan kayu
Banyaknya
Harga
3 buah
Rp. 36.000, 00
1 bungkus
2 bungkus
3 potong
Rp
Rp
Rp
Rp
12.500, 00
3.000, 00
6.000, 00
5000, 00
Total: Rp 62.500
HASIL PRAKTIKUM
(TRAPPING)
Hari Senin, 22 April 2013
No
.
1.
2.
3.
Lokasi Trap
Dasar peletakan
Hasil
Tikus tidak
pojok kanan
tertangkap
Dibelakang
urine tikus
Menurut pemilik
Tertangkap
rumah dekat
rumah, sering
1 ekor
saluran cuci
dilalui tikus
piring
Dibelakang
Terdapat aroma
Tertangkap
2.
Lokasi Trap
Dasar peletakan
Hasil
Didepan
Tikus tidak
rumah pojok
tertangkap
kanan
Dibelakang
Menurut pemilik
Tikus tidak
rumah dekat
tertangkap
saluran cuci
tikus
piring
3.
Dibelakang
Tikus tidak
tertangkap
Dasar peletakan
Adanya kotoran tikus
Hasil
Tikus tidak
tertangkap, tetapi
yang tertangkap
2.
3.
Dibelakang
Menurut pemilik
cicak
Tikus tidak
rumah dekat
tertangkap
saluran cuci
tikus
piring
Dibelakang
Tikus tidak
rumah didekat
tertangkap
2.
3.
rumah pojok
tertangkap
kanan
Dibelakang
urine tikus
Menurut pemilik
Tikus tidak
rumah dekat
rumah, sering
tertangkap
saluran cuci
dilalui tikus
piring
Dibelakang
Terdapat aroma
Tikus tidak
rumah
tertangkap
didekat
faces)
gentong
Dasar peletakan
Hasil
yang diberi
1.
racun
Didepan rumah Adanya kotoran tikus Umpan
2.
pojok kanan
Dibelakang
rumah dekat
saluran cuci
tikus
piring
Dibelakang
rumah didekat
3.
utuh
utuh
Lokasi
Dasar peletakan
Hasil
Umpan yang
1.
2.
3.
diberi racun
Didepan
Adanya kotoran
Umpan utuh
rumah pojok
kanan
Dibelakang
urine tikus
Menurut pemilik
rumah dekat
saluran cuci
tikus
Umpan
(tinggal
piring
setengah dari
Dibelakang
umpan awal)
Umpan utuh
Terdapat aroma
PEMBAHASAN (TRAPPING)
Umpan hari pertama kepala ikan
Umpan hari kedua pentol sapi.
Hasil tikus tertangkap pada hari pertama
yaitu pada lokasi dekat saluran cuci piring
dan dekat gentong air). Pada hari kedua,
tidak satupun tikus yang tertangkap.
Hal ini menunjukan bahwa, umpan yang
beraroma lebih tajam lebih efektif
dibandingkan umpan dengan aroma kurang
tajam.
PEMBAHASAN (LEM)
Umpan hari pertama daging ikan
(pindang),
Umpan hari kedua roti.
Hasil tidak seekor tikus pun yang
tertangkap dengan menggunakan
metode ini tetapi hewan lain selain tikus
seperti semut, lalat dan cicak
tertangkap.
PEMBAHASAN (METODE
KIMIAWI)
Umpan hari pertama nasi dengan tahu
goreng,
Umpan hari kedua nasi dengan campuran
ikan goreng.
Pada hari kedua, umpan pada lokasi dekat
saluran cuci piring terdapat tanda-tanda
dimakan oleh tikus (umpan tinggal setengah).
Namun tidak ditemukan adanya bangkai tikus
yang mati disekitar rumah. Kemungkinan besar,
tikus mati tetapi lokasi matinya tikus tersebut
cukup tersebunyi dan terpencil, sehingga
diperlukan waktu untuk tikus menjadi busuk.
KESIMPULAN
Pada metode trapping tikus yang
tertangkap sebanyak 2 ekor (td malam
dpt lagi 1 ekor, jadi total 3 ekor),
Pada metode lem tidak ada tikus yang
tertangkap.
Pada metode rodentisida, tikus yang
memakan umpan yang telah diberi
racun tidak diketahui keberadaannya
dan tidak diketahui apakat tikus
tersebut telah mati atau masih hidup.
KESIMPULAN
Dari cara kerja dan hasil praktikum dpt
disimpulkan bahwa
pengendalian tikus dengan menggunakan
metode trapping (mekanik) dianggap lebih
efektif dari pada metode yang lain, karena
hasil praktikum menunjukkan bahwa pada
metode trapping tikus yang tertangkap
paling banyak, yaitu sebanyak 2 ekor.
Selain itu metode ini aman digunakan oleh
manusia, aman untuk hewan lain selain tikus
dan ramah lingkungan.
KESIMPULAN
Dalam pengendalian tikus
harus memperhatikan
beberapa hal, antara lain lokasi
perangkap, jenis umpan,
keefektifan dan kondisi alat,
kelemahan dan kelebihan alat.
SARAN
Metode pengendalian tikus secara mekanik
(trapping dan lem) dan kimiawi
(rodentisida) paling banyak digunakan
karena mudah dilakukan di dalam lingkup
rumah tangga sehingga dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Namun,
Metode trapping tikus dianggap lebih
efektif. Selain itu metode trapping aman
digunakan oleh manusia, aman untuk
hewan lain selain tikus dan ramah
lingkungan.
DOKUMENTASI
PERANGKAP TIKUS
PEMASANGAN
TIKUS 1
TIKUS 2
TIKUS 3
(Baru Ketangkep kemarin 30/4)
LEM TIKUS
PEMASANGAN PERANGKAP
LEM
Yg ketangkep cicak
RODENTISIDA
Pustaka
Pengendalian Rodent Di Perusahaan.2012.
http://kesmascomunity.blogspot.com/2012/03/pengendalia
n-rodent-di-perusahaan.html. <diakses tanggal 6 maret
2013 pukul 22.54 WIB>
http://www.depkes.go.id/downloads/Pengendalian
%Tikus.pdf <diakses tanggal 8 maret 2013 pukul 14.20
WIB>
Arif, Ahmad.2003.Pengendalian Tikus.
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=3853
<diakses tanggal 6 maret 2013 pukul 22.23 WIB>
Petunjuk Pemberantasan Pes di Indonesia Departemen
Kesehatan R.I Direktorat Jenderal PPM&PL tahun 2000
http:// www.penyakitmenular.info/userfiles/PES.pdf
<diakses tanggal 5 maret 2013 pukul 19.12 WIB>
Pak Darmaji
Tujuan
Pengendalian fisik, biologis dan kimia
Kimia pestisida alamia, dan racun rodentsida
singledose (langsung sasaran pd jantung) dan
multiple dose (melumpuhkan, mati perlahan-lahan,
membutakan dll)
Racun banyak mengandung arsenic, harus hati2.
Hubungan dengan kesmas yg bahaya itu apanya?
Urinya (lestospirosis), pinjalnya (pes), atau apanya.
Persyaratan lingkungan perumahan peraturanya
ada
Pohon bintaro (buah nya) mengusir tikus