Anda di halaman 1dari 37

PENGENDALIAN TIKUS

DENGAN METODE
MEKANIK (LEM DAN TRAP)
DAN METODE KIMIAWI
(RODENSIDA)
Kelompok 8B / IKMA 2010

Annisa Rahim
(101011233)
Arum Prasetyaning
(101011248)
Samir Husein
(101011262)

TUJUAN
A. Tujuan umum
Melakukan kegiatan pengendalian tikus
B. Tujuan khusus
Melakukan pengendalian tikus dengan
metode mekanik (Lem dan Trap)
Melakukan pengendalian tikus dengan
metode kimiawi (Rodensida)
Mengamati cara kerja pengendalian tikus
dengan metode tersebut.
Menganalisis hasil pengendalian tikus dengan
metode tersebut.

METODE PRAKTIKUM
Secara MEKANIK yaitu dengan :
Pemasangan perangkap pada tempattempat yang diperkirakan tempat
bersarangnya tikus (trap).
Penggunaan lem tikus.
KELEMAHAN

KELEBIHAN

RELATIF MAHAL

AMAN (TIDAK MENGANDUNG


RACUN)
CEPAT MENDATANGKAN HASIL
MENGHINDARI SULIT DITEMUKANNYA
BANGKAI TIIKUS

Secara KIMIAWI, yaitu dengan


peracunan (rodenticida).
KELEMAHAN
TIKUS MATI DENGAN
MUDAH DAN CEPAT

KELEBIHAN
SERINGKALI TIKUS MATI
DI TEMPAT YANG TIDAK
TERJANGKAU
SEHINGGA
MENIMBULKAN BAU
TAK SEDAP

ALAT DAN BAHAN


Pemasangan trap/perangkap
- Trap (perangkap tikus)
- Umpan makanan
Penggunaan lem tikus
- Lem tikus
- Papan kayu
- Umpan makanan
Peracunan tikus (rodentisida)
- Racun tikus
- Kertas untuk alas umpan
- Umpan

HUBUNGAN TIKUS DENGAN


KESMAS

Bahaya yang dapat ditimbulkan adalah


kerugian ekonomis secara langsung dan
merupakan vektor penyakit baik bagi
manusia maupun binatang peliharaan.
Bentuk kerugian yang ditimbulkan oleh tikus
antara lain :
Menyusut atau berkurangnya barang/komoditi.
Kontaminasi : urine,kotoran,bulu,dan bangkainya.
Merusak wadah,instalasi dan komponen
bangunan.
Merubah bau dan rasa barang yang diserang.
Merupakan faktor penyebab penyakit tertentu
(terutama pes dan leptospirosis)

Sejumlah penyakit yang dihubungkan atau


ditularkan melalui pengerat, antara lain :
Penyakit akibat bakteri. Contoh :Sampar atau
pes, tularemia (demam kelinci) dan
salmonellosis.
Penyakit akibat virus. Contoh : Lassa fever,
haemorragic fever, dan ensefalitis.
Penyakit akibat parasite. Contoh: Hymonelepis
diminuta, leishamaniasis, amebiasis,
trichinosis, dan penyakit chagas.
Penyakit lain contoh: Demam gigitan tikus,
leptospirosis, histoplamosis, dan ringworm
(kurap)

Berikut beberapa tipe kontak dengan


tikus dan contoh penyakit yang
ditularkan akibat kontak tersebut.
Melalui gigitan tikus, misalnya rat bit
fever
Melalui kontaminasi pada makanan atau
air, misalnya salmonellosis dan
leptospirosis.
Melalui pinjal tikus, misalnya pes.

PROSEDUR KERJA
(PERANGKAP)
1. Pasang perangkap pada malam hari di tempat-tempat
2.
3.
4.

5.
6.
7.

yang terdapat tanda-tanda keberadaan tikus.


Beri umpan makanan ke dalam perangkap, misalnya
ikan asin, ikan pindang, roti, dan lain-lain.
Hitung jumlah perangkap yang dipasang dan beri tanda
dengan nomor dan nama lokasi.
Perangkap yang belum berisi tikus dibiarkan sampai 2
hari msing-masing 1 malam untuk memberi
kesempatan pada tikus yang ada untuk memasuki
perangkap
Catat dan hitung jumlah tikus yang berhasil tertangkap.
Tikus yang tertangkap kemudian dimatikan denga cara
direndam di selokan/got.
Perangkap bekas yang telah terisi tikus harus dicuci
dengan air dan sabun dan dikeringkan segera.

PROSEDUR KERJA (LEM


TIKUS)
1.
2.
3.
4.

Buka lem perangkap tikus.


Oleskan pada papan kayu.
Letakkan umpan di tengahnya.
Pasang di tempat yang sering dilalui
tikus. Karena bening dan tanpa bau,
tikus tidak akan curiga.
5. Ambil tikus yang tertempel. Hitung dan
catat jumlahnya.
6. Tikus kemudian dimatikan.
7. Evaluasi, apakah efektif atau tidak.

PROSEDUR KERJA
(RODENTISIDA)

1. Tentukan lokasi peracunan.


2. Buat peta lokasi/titik yang akan dilakukan peracunan.
3. Pemberitahuan kepada orang-orang sekitar atau yang
berada di rumah tersebut untuk pengamanan.
4. Menentukan jenis dan banyaknya racun yang akan
dipakai untuk pelaksanaan peracunan.
5. Meletakkan makanan yang telah dicampur dengan
racun dan diletakkan diatas lantai lokasi.
6. Pasang makanan yang telah dicampur dengan racun
tersebut di lokasi/titik yang telah ditentukan dan
diberi nomor atau tanda.
7. Hitung dan catat tikus yang mati akibat keracunan.
8. Tikus kemudian dimatikan.
9. Evaluasi setelah peracunan, apakah efektif atau tidak.

LOKASI PRAKTIKUM
Praktikum pengendalian tikus akan
dilaksanakan di salah satu rumah mahasiswi
yang berada pada Jalan Jojoran I/63 E
Surabaya.
Dasar peletakan trap, lem dan rodensida pada
lokasi praktikum adalah dengam memilih 3
titik yang diduga menjadi tempat jalan tikus
dan area rawan tikus.
Ketiga titik tersebut adalah bagian belakang
rumah sebanyak 2 (dua) titik dan bagian
depan (dekat teras) sebanyak 1 (satu) titik.

WAKTU PELAKSANAAN
Praktikum pengendalian tikus
akan dilaksanakan selama satu
minggu dimulai tanggal 22
April hingga 28 April 2013.

BIAYA PRAKTIKUM
Nama Alat dan
Bahan
Trap
(perangkap
tikus)
Lem tikus
Racun tikus
Umpan makanan
Triplek/papan kayu

Banyaknya

Harga

3 buah

Rp. 36.000, 00

1 bungkus
2 bungkus

3 potong

Rp
Rp
Rp
Rp

12.500, 00
3.000, 00
6.000, 00
5000, 00

Total: Rp 62.500

HASIL PRAKTIKUM
(TRAPPING)
Hari Senin, 22 April 2013
No
.
1.

2.

3.

Lokasi Trap

Dasar peletakan

Hasil

Didepan rumah Adanya kotoran

Tikus tidak

pojok kanan

tikus dan aroma

tertangkap

Dibelakang

urine tikus
Menurut pemilik

Tertangkap

rumah dekat

rumah, sering

1 ekor

saluran cuci

dilalui tikus

piring
Dibelakang

Terdapat aroma

Tertangkap

SELASA, 23 APRIL 2013


No.
1.

2.

Lokasi Trap

Dasar peletakan

Hasil

Didepan

Adanya kotoran tikus

Tikus tidak

rumah pojok

dan aroma urine tikus

tertangkap

kanan
Dibelakang

Menurut pemilik

Tikus tidak

rumah dekat

rumah, sering dilalui

tertangkap

saluran cuci

tikus

piring
3.

Dibelakang

Terdapat aroma tikus

rumah didekat (urine dan faces)


gentong

Tikus tidak
tertangkap

HASIL METODE LEM


Hari Rabu, 24 April 2013
No.
Lokasi Lem
1.
Didepan rumah
pojok kanan

Dasar peletakan
Adanya kotoran tikus

Hasil
Tikus tidak

dan aroma urine tikus

tertangkap, tetapi
yang tertangkap

2.

3.

Dibelakang

Menurut pemilik

cicak
Tikus tidak

rumah dekat

rumah, sering dilalui

tertangkap

saluran cuci

tikus

piring
Dibelakang

Terdapat aroma tikus

Tikus tidak

rumah didekat

(urine dan faces)

tertangkap

Hari Kamis, 25 April 2013


No. Lokasi Lem Dasar peletakan
Hasil
1. Didepan
Adanya kotoran
Tikus tidak

2.

3.

rumah pojok

tikus dan aroma

tertangkap

kanan
Dibelakang

urine tikus
Menurut pemilik

Tikus tidak

rumah dekat

rumah, sering

tertangkap

saluran cuci

dilalui tikus

piring
Dibelakang

Terdapat aroma

Tikus tidak

rumah

tikus (urine dan

tertangkap

didekat

faces)

gentong

HASIL METODE KIMIAWI


Hari Jumat, 26 April 2013
No. Lokasi Umpan

Dasar peletakan

Hasil

yang diberi
1.

racun
Didepan rumah Adanya kotoran tikus Umpan

2.

pojok kanan
Dibelakang

dan aroma urine tikus utuh


Menurut pemilik
Umpan

rumah dekat

rumah, sering dilalui

saluran cuci

tikus

piring
Dibelakang

Terdapat aroma tikus Umpan

rumah didekat

(urine dan faces)

3.

utuh

utuh

Hari Sabtu, 27 April 2013


No.

Lokasi

Dasar peletakan

Hasil

Umpan yang
1.

2.

3.

diberi racun
Didepan
Adanya kotoran

Umpan utuh

rumah pojok

tikus dan aroma

kanan
Dibelakang

urine tikus
Menurut pemilik

rumah dekat

rumah, sering dilalui termakan

saluran cuci

tikus

Umpan
(tinggal

piring

setengah dari

Dibelakang

umpan awal)
Umpan utuh

Terdapat aroma

rumah didekat tikus (urine dan

PEMBAHASAN (TRAPPING)
Umpan hari pertama kepala ikan
Umpan hari kedua pentol sapi.
Hasil tikus tertangkap pada hari pertama
yaitu pada lokasi dekat saluran cuci piring
dan dekat gentong air). Pada hari kedua,
tidak satupun tikus yang tertangkap.
Hal ini menunjukan bahwa, umpan yang
beraroma lebih tajam lebih efektif
dibandingkan umpan dengan aroma kurang
tajam.

PEMBAHASAN (LEM)
Umpan hari pertama daging ikan
(pindang),
Umpan hari kedua roti.
Hasil tidak seekor tikus pun yang
tertangkap dengan menggunakan
metode ini tetapi hewan lain selain tikus
seperti semut, lalat dan cicak
tertangkap.

PEMBAHASAN (METODE
KIMIAWI)
Umpan hari pertama nasi dengan tahu
goreng,
Umpan hari kedua nasi dengan campuran
ikan goreng.
Pada hari kedua, umpan pada lokasi dekat
saluran cuci piring terdapat tanda-tanda
dimakan oleh tikus (umpan tinggal setengah).
Namun tidak ditemukan adanya bangkai tikus
yang mati disekitar rumah. Kemungkinan besar,
tikus mati tetapi lokasi matinya tikus tersebut
cukup tersebunyi dan terpencil, sehingga
diperlukan waktu untuk tikus menjadi busuk.

KESIMPULAN
Pada metode trapping tikus yang
tertangkap sebanyak 2 ekor (td malam
dpt lagi 1 ekor, jadi total 3 ekor),
Pada metode lem tidak ada tikus yang
tertangkap.
Pada metode rodentisida, tikus yang
memakan umpan yang telah diberi
racun tidak diketahui keberadaannya
dan tidak diketahui apakat tikus
tersebut telah mati atau masih hidup.

KESIMPULAN
Dari cara kerja dan hasil praktikum dpt
disimpulkan bahwa
pengendalian tikus dengan menggunakan
metode trapping (mekanik) dianggap lebih
efektif dari pada metode yang lain, karena
hasil praktikum menunjukkan bahwa pada
metode trapping tikus yang tertangkap
paling banyak, yaitu sebanyak 2 ekor.
Selain itu metode ini aman digunakan oleh
manusia, aman untuk hewan lain selain tikus
dan ramah lingkungan.

KESIMPULAN
Dalam pengendalian tikus
harus memperhatikan
beberapa hal, antara lain lokasi
perangkap, jenis umpan,
keefektifan dan kondisi alat,
kelemahan dan kelebihan alat.

SARAN
Metode pengendalian tikus secara mekanik
(trapping dan lem) dan kimiawi
(rodentisida) paling banyak digunakan
karena mudah dilakukan di dalam lingkup
rumah tangga sehingga dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Namun,
Metode trapping tikus dianggap lebih
efektif. Selain itu metode trapping aman
digunakan oleh manusia, aman untuk
hewan lain selain tikus dan ramah
lingkungan.

DOKUMENTASI
PERANGKAP TIKUS

PEMASANGAN

TIKUS 1

TIKUS 2

TIKUS 3
(Baru Ketangkep kemarin 30/4)

LEM TIKUS

PEMOTONGAN PAPAN PEMASANGAN


LEM

PEMASANGAN PERANGKAP
LEM

Yg ketangkep cicak

RODENTISIDA

Pustaka
Pengendalian Rodent Di Perusahaan.2012.
http://kesmascomunity.blogspot.com/2012/03/pengendalia
n-rodent-di-perusahaan.html. <diakses tanggal 6 maret
2013 pukul 22.54 WIB>
http://www.depkes.go.id/downloads/Pengendalian
%Tikus.pdf <diakses tanggal 8 maret 2013 pukul 14.20
WIB>
Arif, Ahmad.2003.Pengendalian Tikus.
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=3853
<diakses tanggal 6 maret 2013 pukul 22.23 WIB>
Petunjuk Pemberantasan Pes di Indonesia Departemen
Kesehatan R.I Direktorat Jenderal PPM&PL tahun 2000
http:// www.penyakitmenular.info/userfiles/PES.pdf
<diakses tanggal 5 maret 2013 pukul 19.12 WIB>

Pak Darmaji
Tujuan
Pengendalian fisik, biologis dan kimia
Kimia pestisida alamia, dan racun rodentsida
singledose (langsung sasaran pd jantung) dan
multiple dose (melumpuhkan, mati perlahan-lahan,
membutakan dll)
Racun banyak mengandung arsenic, harus hati2.
Hubungan dengan kesmas yg bahaya itu apanya?
Urinya (lestospirosis), pinjalnya (pes), atau apanya.
Persyaratan lingkungan perumahan peraturanya
ada
Pohon bintaro (buah nya) mengusir tikus

Anda mungkin juga menyukai