Anda di halaman 1dari 3

Gejala Klinis

Gejala yang khas ialah pucat, panas, dan perdarahan disertai splenomegali dan
kadang-kadang hepatomegali serta limfadenopatia. Penderita yang menunjukkan
gejala lengkap seperti tersebut di atas, secara klinis dapat didiagnosis leukemia.
Pucat dapat terjadi mendadak, sehingga bila pada seorang anak terdapat pucat
yang mendadak dan sebab terjadinya sukar diterangkan, waspadalah terhadap
leukemia. Perdarahan dapat berupa ekimosis, petekia, epistaksis, perdarahan gusi
dan sebagainya. Pada stadium permulaan mungkin tidak terdapat splenomegali.
Gejala yang tidak khas adalah sakit sendi atau sakit tulang yang dapat disalahtafsirkan sebagai penyakit reumatik. Gejala lain yang dapat timbul sebagai akibat
infiltrasi sel leukemia pada tubuh, seperti lesi purpura pada kulit, efusi pleura,
kejang pada leukemia serebral dan sebagainya.
Pemeriksaan Laboratorium
Darah tepi
Gejala yang terlihat pada darah tepi sebenarnya berdasarkan pada kelainan
sumsum tulang yaitu berupa pansitopenia, limfositosis yang kadang-kadang
menyebabkan gambaran darah tepi monoton dan terdapatnya sel blas. Terdapatnya
sel blas dalam darah tepi merupakan patognomonik untuk leukemia.
Sumsum tulang
Dari pemeriksaan sumsum tulang akan ditemukan gambaran yang monoton yaitu
hanya terdiri dari sel limfopoetik patologis sedangkan system lain terdesak (aplasia
sekunder). Pada LMA selain gambaran yang monoton, terlihat pula adanya hiatus
leukemikus yaitu keadaan yang memperlihatkan banyak sel blas (mieloblas),
beberapa sel tua (segmen) dan sangat kurang bentuk pematangan sel yang berada
di antaranya (promielosit, mielosit, metamielosit dan batang)
Pemeriksaan lain
Biopsi limpa
Pemeriksaan ini akan memperlihatkan proliferasi sel leukemia dan sel yang berasal
dari jaringan limpa akan terdesak seperti limfosit normal, RES, granulosit, pulp cell.
Kimia darah
Kolesterol mungkin merendah, asam urat dapat meningkat, hipogamaglobulinemia.
Cairan serebrospinalis
Bila terjadi peninggian jumlah sel (sel patologis) dan protein, maka hal ini berarti
suatu leukemia meningeal. Kelainan ini dapat terjadi pada setiap saat dari

perjalanan penyakit baik pada keadaan remisi maupun pada keadaan kambuh.
Untuk mencegahnya dilakukan pungsi lumbal dan pemberian metrotreksat (MTX)
intratekal secara rutin pada setiap penderita baru atau pada mereka yang
menunjukkan gejala tekanan intracranial yang meninggi.
Sitogenik
70-90% dari kasus LMK menunjukkan kelainan kromosom, yaitu pada kromosom 21
(kromosom Philadelphia atau Ph1)
50-70% dari LLA dan LMA mempunyai kelaian berupa:
a. Kelainan jumlah kromosom seperti diploid (2n), haploid (2n - a), hiperploid
(2n + a)
b. Kariotip yang pseudodiploid pada kasus dengan jumlah kromosom yang
diploid
c. Bertambah atau hilangnya bagian kromosom (partial depletion)
d. Terdapatnya marker chromosome yaitu elemen yang secara morfologis bukan
merupakan kromosom normal; dari bentuk yang sangat besar sampai yang
sangat kecil.
Sumsum Tulang
Eritropoesis:
Aplasia

Darah Tepi
Retikusitopenia

Klinis
Pucat

Granulopoesis:
Aplasia

Granulositopenia

Panas karena
sering infeksi

Keterangan
Retikulositopenia
dengan akibat
hemoglobin,
hematokrit dan
eritrosit
merendah
Anemia dengan
akibat lemah,
anoreksia,
pusing dan
sebagainya
-

Trombopoesis:
Aplasia

Trombositopenia

Perdarahan

Jumlah leukosit
bergantung pada
jenis leukemia:
aleukemik,
subleukemikleukemik
Perhatikan
hitung jenis, bila
jumlah leukosit
normal, mungkin
sediaan
menunjukkan
gambaran
monoton yang
hanya terdiri

dari limfosit
-

Limfopoesis:
Proliferative
patologis
-

Gambaran
monoton

RES:
Aplasia

(IKA UI)

Limfositosis
Mungkin
terdapat
gambaran
monoton
Mungkin
terdapat
limfoblas
patologis
(patognomonik)

Akibat infiltrasi
terdapat
splenomegali,
hepatomegali,
limfadenopatia

Umumnya
perdarahan
terjadi bila
jumlah trombosit
kurang dari
50.000/mm3

Anda mungkin juga menyukai