Kutenangkan diriku
Kuyakinkan diriku tak akan terjadi apapun di tanahku
Dan tanahku menjawab
Tanpa suara tanpa tanda namun selamat lah aku olehnya
Kini aku berada di tempat yang sangat tinggi
Kakiku kembali bersatu dengan tanah
Tampak mentari perlahan menampakan wajahnya dari balik bukit di ufuk timur
Mentari serasa begitu dekat
Cahaya dan kehangatan pancarannya merasuk dalam darah dan napasku
Serasa dalam darah mengalir semangat baru
Mengallirkan keyakinan akan tanahku yang menemani selalu
Tersenyum ku menatap sang mentari
Kuikuti arah tiupan angin yang lewat tanpa permisi
Luar biasa ajaib adanya
Aku berada di Tanah Ende saat ini
Bagian dari tanah Flores yang penuh kejutan akan alamnya
Dalam paduan warna indah Danau Tiga Warna Kelimutu
Hembusan angin semakin terasa
Ketika aku pun semakin menyadari keajaiban ini
Ingin kulewati pagar di tepi danau tersebut
Ingin tangan ini menyentuh air danau itu
Namun jarak begitu jauh
Matakku benar-benar dimanjakan dengan pemandangan ini
Teringat aku cerita leluhurku
Tak sekedar hadir tanpa makana
Danau ini menyimpan rahasia penuh makna
Tiwu ata Polo menyimpan jejak arwah tak berbudi
Tiwu ata mbupu menyimpan jejaak arwah leluhur
Tiwu Nuwa Muri Koo Fai menyimpan jejak sang muda yang telah berpulang
Itulah kepercayaan anak tanah Ende
Baru terbersit rasa syukurku pada Yang Maha Segalanya
Telingaku terusik
Terdengar suara menggetarkan gendang telingaku
Aku tersentak
Mataku terbuka
Ku palingkan wajahku ke sisi kiri ku
tampak sayap burung yang tak mengepak berada di hadapanku
berbatas kaca yang tak membuka
Ah,,,,, aku hanya bermimpi
Yah, mimpi anak tanah Flores
Mimipi yang lahir dari hati
Hati yang merindu tak ingin pergi
Namun tetap harus pergi
Kutarik napas sembari kutenangkan diriku
Kini bukan kecewa yang terasa