Khitan Wanita Sebagai Tradisi, Budaya, Atau Keyakinan Yang Harus Dihilangkan Di Indonesia
Khitan Wanita Sebagai Tradisi, Budaya, Atau Keyakinan Yang Harus Dihilangkan Di Indonesia
1.
PENDAHULUAN
Khitan perempuan adalah jenis khitan yang tidak biasa yang dilakukan pada
perempuan dengan cara dan metode tertentu. Masih banyak praktik khitan pada
perempuan yang dilakukan oleh masyarakat di seluruh dunia khususnya di Indonesia. Hal
ini dikarenakan besarnya pengaruh ikatan tradisi, budaya, dan keyakinan tertentu.
Menariknya khitan perempuan ini dianggap bermanfaat oleh masyarakat Indonesia seperti
contoh, agar bentuk vaginanya bagus, untuk menekan hawa nafsu dan lain-lain padahal
jika ditinjau dari segi kesehatan hal ini sangat bertentangan karena khitan perempuan
menimbulkan dampak kerusakan kesehatan reproduksi yang seharusnya menjadi hak kita
untuk menjaganya dan juga mengancam keadaan psikologi dan jiwa perempuan tersebut.
2.
ISI
memotong sedikit bagian klitoris sampai klitorisnya berdarah dan biasanya dilakukan oleh
dukun bayi. Hal ini berbeda dengan komunitas Muhammadiyah di Tasikmalaya dan
komunitas NU di Jawa Timur yang tidak melakukan khitan perempuan.
perempuannya atau tidak, didapatkan hasil sebanyak tiga perempat (89 orang) dari total
responden telah mengkhitankan anaknya sementara sisanya tidak.
Dan dari penelitian tersebut juga didapatkan data mengenai alasan orang tua
mengkhitankan anaknya yakni,
1%
6%
11%
Mengikuti ajaran Islam
42%
Menjaga kebersihan
Mengikuti tradisi keluarga
Agar nafsunya tidak besar
20%
20%
Gambar 3. Diagram Alasan Orang Tua Mengkhitan Anak Perempuannya (dalam persen),
(Sumber: Khitan Perempuan Jurnal Perempuan Bergerak Kalyanamitra edisi 3 tahun
2013)
3.
PENUTUP
Khitan perempuan adalah salah satu contoh dari tradisi, budaya, dan keyakinan yang
salah untuk diberdayakan dan memiliki banyak dampak negatif sehingga khitan ini harus
dihilangkan. Tetapi perlu ada tahap-tahap untuk merealisasikan hal ini dalam artian,
pendekatan pada key person dan masyarakat sehingga masyarakat bisa lebih menerima
maksud dan tujuan kita sehingga mereka dengan ikhlas melepaskan praktik ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiati, Levina. (2012). Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku terhadap Praktik Sunat
Perempuan. http://www.mitrainti.org/?q=node/585 [Accessed 2nd July 2014].
Kontoyannis, M., & Katsetos, C. (2010). Female genital mutilation. Health Science Journal,
Vol 4, pp. 31-36.
Obaid, T. A. (2011). Promoting Gender Equality.
http://www.unfpa.org/gender/practices2.htm [Accessed 2nd July 2014]
Tim Perempuan Bergerak. (2013). Khitan Perempuan: Praktik Purba yang Harus Dihapuskan.
Bulletin Perempuan Bergerak. Jakarta: Kalyanamitra.
World Health Organization. (2010). Female Genital Mutilation.
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs241/en/ [Accessed 2nd July 2014].
Zamroni, Imam. (2011). Sunat Perempuan Madura (Belenggu Adat, Normativitas Agama, dan
Hak Asasi Manusia). Jurnal Karsa, Vol 19, No 2, pp. 227-237.