PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan kepribadian memiliki jumlah terbanyak sekitar 5% dari hitungan secara kasar
tafsiran jumlah penduduk gangguan jiwa. Penelitian gangguan kepribadian pada remaja dan
dewasa awal di Desa Sedeng Pacitan, sampel yang digunakan adalah remaja dan dewasa awal
di desa Sedeng Pacitan yang berusia 18-25 tahun baik itu laki-laki dan perempuan
yang berjumlah 152 orang. Dari hasil penelitian prevalensi gangguan kepribadian, dapat di
rinci menurut delapan aspek yaitu gangguan kepribadian obsesif kompulsif sebanyak 32 orang(21.05%),
gangguan kepribadian shizoid sebanyak 26 orang (17.10%), gangguan kepribadian paranoid
sebanyak 27 orang (17.76%), gangguan kepribadian ambang sebanyak 22 orang(14.4%),
gangguan kepribadian anti sosial sebanyak 29 orang (19.07%) dan gangguan lain seperti
kondisi emosional sebanyak 37 orang (24.34%),depresi sebanyak 35 orang (23.02%) dan
impulsif sebanyak 28 orang (18.42%). Melihat tingginya prevalensi gangguan kepribadian
maka dapat disimpulkan bahwa status kesehatan masyarakat khususnya remaja dan dewasa
awal di desa Sedeng Pacitan menunjukkan pada tingkat rendah.
Kenyataannya, dalam banyak segi, setiap orang adalah unik, khas. Akibatnya yang lebih
sering terjadi adalah kita mengalami salah paham dengan teman di kampus, sejawat dikantor
tetangga atau bahkan dengan suami/istri dan anak-anak dirumah. Kita terkejut oleh tindakan
di luar batas yang dilakukan oleh seseorang yang biasa dikenal alim dan saleh, dan masih
banyak lagi.
Oleh karena itu, kita membutuhkan sejenis kerangka acuan untuk memahami dan
menjelaskan tingkah laku diri sendiri dan orang lain.kita harus memahami defenisi dari
kepribadian itu, bagaimana kepribadan itu terbentuk. Selain itu kita membutuhkan teori-teori
tentang tingkah laku, teori tentang kepribadian agar terbentuk suatu kepribadian yang baik.
Sehingga gangguan-gangguan yang biasa muncul pada kepribadian setiap individu dapat
dihindari.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI KEPRIBADIAN
Kata kepribadian (personality) sesungguhnya berasal dari kata latin: persona .Pada mulanya kata
persona ini menunjuk pada topeng yang biasa digunakan oleh pemainsandiwara di zaman
romawi dalam memainkan perannya. Lambat laun, kata persona(personality) berubah
menjadi satu istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu yang diterima oleh individu
dari kelompok masyarakat, kemudian individu tersebut diharapkan bertingkah laku
berdasarkan atau sesuai dengan gambaran sosial yang diterimanya.
Kepribadian (Allport, 1971) adalah organisasi-organisasi dinamis dari sistem-sistem psikofisik
dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik/khas dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Kepribadian dapat didefinisikan sebagai totalitas sifat emosional dan perilaku
yang menandai kehidupan seseorang dari hari ke hari dalam kondisi yang biasanya;
kepribadian relatif stabil dan dapat diramalkan(kaplan).
B. PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
Mengenai pengalaman-pengalaman yang ikut membentuk kepribadian, kita dapat
membedakannya dalam dua golongan :
1. Pengalaman yang umum, yaitu yang dialami oleh tiap-tiap individu dalamkebudayaan
tertentu. Pengalaman ini erat hubungannya dengan fungsi dan peranan seseorang
dalam masyarakat. Misalnya, sebagai laki-laki atau wanita seseorang mempunyai hak
dan kewajiban tertentu. Beberapa dari peran itu dipilih sendiri oleh orang yang
bersangkutan tetapi masih tetap terikat pada norma-norma masyarakat,misalnya
jabatan atau pekerjaan. Meskipun demikian, kepribadian seseorang tidak dapat
sepenuhnya diramalkan atau dikenali hanya berdasarkan pengetahuan tentang struktur
kebudayaan dimana orang itu hidup. Hal ini disebabkan karena :
C. TEORI KEPRIBADIAN
Ada empat teori kepribadian utama yang satu sama lain tentu saja berbeda, yakni
teorikepribadian psikoanalisis, teori-teori sifat (trait), teori kepribadian behaviorisme, danteori
psikoligi kognitif.
1. Teori Kepribadian Psikoanalisis
Dalam mencoba mamahami sistem kepribadian manusia, Freud membangunmodel
kepribadian yang saling berhubungan dan menimbulkan ketegangan satu samalain. Konflik
dasar dari tiga sistem kepribadian tersebut menciptakan energi psikis individu. Energi dasar
ini menjadi kebutuhan instink individu yang menuntut pemuasan. Tiga sistem tersebut adalah
id, ego, dan superego.
yang menantang, agresif, kurang peka dengan perasaan orang lain,cenderung menguasai
dan membuat gaduh.
c. Cerebretonia. Pribadi yang mempunyai nilai cerebretonia dikatakan bersifat tertutup
dan senang menyendiri, tidak menyukai keramaian dan takut kepadaorang lain, serta
memiliki kesadaran diri yang tinggi. Bila sedang di rundung masalah, Ia memiliki
reaksi yang cepat dan sulit tidur.
Bagi Skinner, studi mengenai kepribadian itu ditujukan pada penemuan polayang khas
dari kaitan antara tingkah laku organisme dan berbagai konsekuensi yangdiperkuatnya.
Selanjutnya, Skinner telah menguraikan sejumlah teknik yang digunakan untuk mengontrol
perilaku.
Tekhnik tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
1) Pengekangan fisik (psycal restraints)
Menurut skinner, kita mengntrol perilaku melalui pengekangan fisik.Misalnya,
beberapa dari kita menutup mulut untuk menghindari diri dari menertawakan
kesalahan orang lain. Orang kadang-kadang melakukannya dengan bentuk lain,
seperti berjalan menjauhi seseorang yang telah menghina kita agar tidak kehilangan
kontrol dan menyerang orang tersebut secara fisik.
2) Bantuan fisik (physical aids)
Kadang-kadang orang menggunakan obat-obatan untuk mengontrol perilaku yang tidak
dinginkan. Misalnya, pengendara truk meminum obat perangsang agar
tidak mengatuk saat menempuh perjalanan jauh. Bantuan fisik bisa juga digunakan
untuk memudahkan perilaku tertentu, yang bisa dilihat pada orang yang memiliki
masalah penglihatan dengan cara memakai kacamata.
3) Mengubah kondisi stimulus (changing the stimulus conditions)
Suatu tekhnik lain adalah mengubah stimulus yang bertanggunggung
jawab.Misalnya, orang yang berkelebihan berat badan menyisihkan sekotak permen
dari hadapannya sehingga dapat mengekang diri sendiri.
4) Memanipulasi kondisi emosional (manipulating emotional conditions)
Skinner menyatakan terkadang kita mengadakan perubahan emosional dalam diri kita
untuk mengontrol diri. Misalnya, beberapa orang menggunakan tekhnik meditasi untuk
mengatasi stess.
5) Melakukan respons-respons lain (performing alternativeresponses)
Menurut Skinner, kita juga sering menahan diri dari melakukan perilaku yang
membawa hukuman dengan melakukan hal lain. Misalnya, untuk menahan diri agar
tidak menyerang orang yang sangat tidak kita sukai, kita mungkin melakukan
tindakan yang tidak berhubungan dengan pendapat kita tentang mereka.
6) Menguatkan diri secara positif (positif self-reinforcement)
Salah satu teknik yang kita gunakan untuk mengendalikan perilaku menurutSkinner,
adalah positive self-reinforcement. Kita menghadiahi diri sendiri atas perilaku yang
patut dihargai. Misalnya, seorang pelajar menghadiahi diri sendiri karena telah belajar
keras dan dapat mengerjakan ujian dengan baik, dengan menonton film yang bagus.
7) Menghukum diri sendiri (self punishment)
Akhirnya, seseorang mengkin menghukum diri sendiri karena gagal mencapai tujuan
diri sendiri. Misalnya, seorang mahasiswa menghukum dirinya sendiri karena gagal
melakukan ujian dengan baik dengan cara menyendiri dan belajar kembali dengan giat.
C. GANGGUAN KEPRIBADIAN
1. Definisi
Gangguan kepribadian (Aksis II pada DSM-IV) merupakan suatu ciri kepribadian
yang menetap, kronis, dapat terjadi pada hampir semua keadaan,menyimpang secara jelas
dari norma-norma budaya dan maladaptif serta menyebabkan fungsi kehidupan yang buruk,
tidak fleksibel dan biasanya terjadi pada akhir masa remaja atau awal masa dewasa. Hal ini disebabkan
pada usia ini masalah-masalah kepribadian sering bermunculan begitu luas dan komplek.
O r a n g y a n g m e n d e r i t a g a n g g u a n k e p r i b a d i a n m e m p u n ya i s i f a t s i f a t kepribadian yang sangat kaku dan sulit menyesuaikan diri
denganl i n g k u n g a n s e k i t a r n ya . Ak i b a t n y a . d i a a k a n m e n g a l a m i
k e r u s a k a n b e r a t dalam hubungan sosialnya atau dalam bidang pekerjaannnya
atau dirinya t e r a s a s a n g a t m e n d e r i t a . Gejala-gejala dari orang dengan
gangguan kepribadian biasanya alloplastik. Artinya, orang dengan gangguan
kepribadian akan berusaha merubah lingkungan untuk disesuaikan dengan
keinginannya. Selain itu,gejala-gejalanya juga egosintonik. Artinya, orang
dengan gangguankepribadian dapat menerima dengan baik gejala-gejalanya.
Umumnya orangdengarn gangguan kepribadian menolak bantuan secara
psikiatrik.
2. Etiologi
2.1 Faktor Genetik
Salah satu buktinya berasal dari penelitian gangguan psikiatrik pada 15.000 pasangan
kembar di Amerika Serikat. Diantara kembar monozigotik, angka kesesuaian untuk gangguan
kepribadian adalah beberapa kali lebih tinggi dibandingkan kembar dizigotik. Selain itu
menurut suatu penelitian, tentang penilaian multiple kepribadian dan temperamen, minat
okupasional dan waktu luang, dan sikap social, kembar monozigotik yang dibesarkan terpisah
adalah kira-kira sama dengan kembar monozigotik yang dibesarkan bersama-sama.
2.2 Faktor Temperamental
Faktor temperamental yang diidentifikasi pada masa anak-anak mungkin berhubungan
dengan gangguan kepribadian pada masa dewasa. Contohnya,anak-anak yang secara
temperamental ketakutan mungkin mengalami kepribadian menghindar.
2.3 Faktor Biologis
Hormon Orang yang menunjukkan sifat impulsive seringkali juga menunukkan peningkatan
kadar testosterone, 17-estradiol dan estrone. Neurotransmitter. Penilaian sifat kepribadian dan
system dopaminergik dan serotonergik, menyatakaan suatu fungsi mengaktivasi kesadaran
dari neurotransmitter tersebut. Meningkatkan kadar serotonin dengan obat seretonergik
tertentu seperti fluoxetine dapat menghasilkan perubahandramatik pada beberapa
karakteristik kepribadian. Serotonin menurunkan depresi, impulsivitas.
Elektrofisiologi. Perubahan konduktansi elektrik pada elektro ensefalogram telah ditemukan
pada beberaapa pasien dengan gangguan kepribadian, paling sering pada tipe antisocial dan
ambang, dimana ditemukan aktivitas gelombang lambat.
2.4 Faktor Psikoanalitik
Sigmund Freud menyatakan bahwa sifat kepribadian berhubungan denganfiksasi pada salah
satu stadium perkembangan psikoseksual. Fiksasi pada stadium anal, yaitu anak yang
berlebihan atau kurang pada pemuasan anal dapat menimbulkan sifat keras kepala, kikir dan
sangat teliti.
3.Klasifikasi
Dalam Diagnostik and Statistical Manual of Mental Disorders edisikeempat (DSMIIV), gangguan kepribadian dikelompokkan ke dalam 3 kelompok,yaitu:
a. Kelompok A, terdiri dari gangguan kepribadian paranoid, skizoid danskizotipal.
Orang dengan gangguan seperti ini sering kali tampak aneh dan eksentrik.
b.
c. Kelompok C, terdiri dari gangguan kepribadian menghindar, dependen dan obsesifkompulsif, dan satu kategori yang dinamakan gangguan kepribadian yang tidak
ditentukan (contohnya adalah gangguan kepribadian pasif-agresif dan gangguan
kepribadian depresif). Orang dengan gangguan ini sering tampak cemas atau
ketakutan.Menurut PPDGJ, klasifikasi gangguan kepribadian sebagai berikut:
3.1 Gangguan kepribadian khas
3.1.1 gangguan kepribadian paranoid
3.1.2 gangguan kepribadian skizoid
3.1.3 gangguan kepribadian dissosial
3.1.4 gangguan kepribadian emosional tak stabil
3.1.5 gangguan kepribadian histrionik
3.1.6 gangguan kepribadian anankastik
3.1.7 gangguan kepribadian cemas
3.1.8 gangguan kepribadian dependen
3.1.9 gangguan kepribadian khas lainnya
3.1.10 gangguan kepribadian YTT
3.2 Gangguan kepribadian campuran dan lainnya
Berikut akan dijelaskan satu persatu beberapa tipe gangguan kepribadian yangtelah
disebutkan di atas:
Epidemiologi
Prevalensi gangguan kepribadian paranoid adalah 0,5 sampai 2,5%. Orang dengan
gangguan kepribadian jarang mencari pengobatan sendiri. Gangguan adalah lebih sering pada
laki-laki dibandingkan wanita.
Gejala Klinis
Ciri penting dari gangguan kepribadian paranoid adalah kecendrungan yang pervasif
dan tidak diinginkan untuk menginterpretasikan tindakan orang lain sebagai merendahkan
atau mengancam secara disengaja. Pasien mengeksternalisasikan emosinya sendiri dan
menggunakan pertahanan proyeksi yaitu mereka menghubungkan kepada orang lain impuls dan pikiran
yang tidak dapat diterimanya sendiri. Pasien dengan gangguan adalah terbatas secara afektif
dan tampak tidak memiliki emosi. Mereka membanggakan dirinya sendiri karena mampu
rasional dan objektif, tetapi sebenarnya tidak. Dalam situasi sosial, orangdengan gangguan
kepribadian paranoid mungkin tampak seperti sibuk dan efisien, tetapi mereka seringkali
menciptakan ketakutan atau konflik bagi orang lain.
K r i t e r i a Di a g n o s t i k Gangguan Paranoid :
A. Ketidakpercayaan dan kecurigaan yang pervasif kepada orang lain sehingga
motif mereka dianggap sebagai berhati dengki, dimulai pada masa dewasa awal
dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh empat (atau
lebih) berikut :
1.Menduga, tanpa dasar yang cukup, bahwa orang lain memanfaatkan, membabayakan,atau
menghianati dirinya.
2.Preokupasi dengan keraguan yang tidak pada tempatnya tentang loyalitas ataukejujuran
teman atau rekan kerja.
3.Enggan untuk menceritakan rahasianya kepada orang lain karena rasa takut yang
tidak perlu bahwa informasi akan digunakan secara jahat melawan dirinya.
4.Membaca arti merendahkan atau mengancam yang tersembunyi dari ucapan ataukejadian
yang biasa.
5.Secara persisten menanggung dendam, yaitu tidak memaafkan kerugian, cedera, atau
kelalaian.
6.Merasakan serangan terhadap karakter atau reputasinya yang tidak tampak bagi oranglain
dan dengan cepat bereaksi secara marah atau balas menyerang.
7.Memiliki kecurigaan yang berlulang, tanpa pertimbangan, tentang kesetiaan pasanganatau
mitra seksual.
B. Tidak terjadi semata-mata selama perjalanan skizofrenia, suatu gangguan mood dengan
ciri psikotik, atau gangguan psikotik lain dan bukan karena efek fisiologis langsung dari
kondisi medis umum.
Diagnosa Banding
-
Gangguan delusional : karena waham yang terpaku tidak ditemukan pada gangguan
kepribadian paranoid
Ter a p i :
-
Psikoterapi. Pasien paranoid tidak bekerja baik dalam psikoterapi kelompok, karena
ituahli terapi harus berhadapan langsung dalam menghadapi pasien, dan harus
diingat bahwa kejujuran merupakan hal yang sangat penting bagi pasien. Ahli terapi
yangterlalu banyak menggunakan interpretasi mengenai perasaan ketergantungan
yang
Dunia mereka terisi oleh hubungan khayalan yang jelas dan ketakutan dan fantasi yang mirip
anak-anak. Ada kecenderungan bahwa mereka percaya jika mereka memiliki kekuatan
pikiran yang khusus. Mereka mungkin mengakui bahwa mereka memiliki ilusi perseptual
atau mikropsia atau orang terlihat oleh mereka sebagai kayu atau jadi-jadian. Pembicaraan
dengan orang yang mengalami gangguan kepribadian skizotipal mungkin aneh atau janggal
dan hanya memiliki arti bagi diri mereka sendiri. Menurut David & Neale dalam Nida AI
Hasanat, orang tua dengan skizofrenia mempunyai resiko tinggi untuk memiliki anak dengan
gangguan kepribadian skizotipal. Pada penemuan lain juga menunjukkan bahwa orang tua
dengan gangguan jiwa lain juga mempunyai resiko yang sama untuk memiliki anak dengan
gangguan kepribadian skizotipal.
Gejala Klinis
Dalam gangguan kepribadian skizotipal, pikiran dan komunikasi adalah terganggu. Orang
dengan gangguan kepribadian skizotipal mungkin tidak mengetahui perasaan mereka sendiri;
malah mereka sangat peka dalam mendeteksi perasaan orang lain, khususnya afek
negatif seperti kemarahan. Mereka mungkin percaya bahwa mereka memiliki kekuatan
pikiran dan tilikan yang khusus. Walaupun tidak ada gangguan berpikir yang jelas,
pembicaraan mereka mungkin sering memerlukan interpretasi. Pembicaraan orang dengan
gangguan kepribadian skizotipal mungkin aneh atau janggal dan hanya memiliki arti bagi diri
mereka sendiri. Mereka menunjukkan hubungan interpersonal yang buruk dan mungkin
berkelakuan secaratidak sesuai.
2. Keyakinan aneh atau pikiran magis yang mempengaruhi perilaku dan tidak konsisten dengan norma
cultural (misalnya, percaya takhyul), (superstitiousness), percaya dapat melihat apa yang
akan terjadi (clairvoyance), telepati, atau indera keenam, pada anak-anak dan remaja
khayalan atau preokupasi yang kacau)
3.Pengalaman persepsi yang tidak lazim, termasuk ilusi tubuh.
4.Pikiran dan bicara yang aneh (misalnya, samar-samar, sirkumstansialitas, metaforik,terlalu
berbelit-belit, atau stereotipik )
5.Kecurigaan atau ide paranoid.
6.Afek yang tidak sesuai atau terbatas.
7.Perilaku atau penampilan yang aneh, eksentrik atau janggal.
8.Tidak memiliki teman akrab atau orang yang dipercaya selain sanak saudara
derajat pertama
9.Kecemasan sosial yang bertebihan yang tidak menghilang dengan keakraban dancenderung
disertai dengan ketakutan paranoid ketimbang pertimbangan negativetentang diri sendiri.
B.Tidak terjadi semata- mata selama perjalanan skizofrenia , suatu gangguan mood
denganciri psikotik lain , atau suatu gangguan perkembangan pervasif.
Diagnosa Banding
Secara teoritis, pasien dengan gangguan kepribadian skizotipal dapat dibedakan
dari pasien gangguan kepribadian schizoid dan menghindar oleh adanya keanehan
dalam perilaku, pikiran, persepsi, dan komunikasi mereka dan kemungkinan oleh
riwayatkeluarga yang jelas adanya skizofrenia.
dengan haloperidol. A n t i d e p r e s a n d i g u n a k a n j i k a d i t e m u k a n s u a t u
komponen depresif dari kepribadian.
datang dari semua kelas sosial yang ayahnya antisosial.Juga adanya penelitian korelasional
yang menunjukkan bahwa banyak orang antisosial yang depresif dan cemas. Hanya saja
belum ditemukan apakah itu penyebab atau dampak dari gangguan kepribadian antisosial
(Martaniah, 1999 : 71).
Epidemiologi
Prevalensi gangguan kepribadian anti sosial adalah 3 persen pada lakil a k i d a n 1 p e r s e n pada wanita. Keadaan ini paling sering ditemukan pada
daerah perkotaan yang miskin d a n d i a n t a r a p e n d u d u k y a n g b e r p i n d a h pindah dalam daerah tersebut. Onset gangguan adalah sebelum usia 15
t a h u n . An a k p e r e m p u a n b i a s a n ya m e m i l i k i g e j a l a s e b e l u m pubertas dan
anak laki-laki bahkan lebih awal.
Ge j a l a k l i n i s
Pasien dengan gangguan kepribadian antisosial seringkali menunjukkan kesan
luar yang normal dan bahkan hangat dan mengambil muka.
Te t a p i r i w a y a t p e n y a k i t n y a menemukan banyak daerah fungsi kehidupan yang
mengalami gangguan. Membohong, membolos, melarikan diri dari rumah,
mencuri, berkelahi, penyalahgunaan zat dan a k t i v i t a s i l e g a l a d a l a h
p e n g a l a m a n t i p i k a l ya n g d i l a p o r k a n p a s i e n s e j a k m a s a a n a k - a n a k . P a s i e n
gangguan kepribadian antisosial tidak menunjukkan adanya kecemasan
a t a u depresi yang mungkin sangat tidak sesuai dengan situasi mereka dan
penjelasan mereka s e n d i r i t e n t a n g p e r i l a k u a n t i s o s i a l m e n y e b a b k a n n ya
t e r a s a t i d a k m a s u k a k a l . N a m u n demikian, isi mental pasien mengungkapkan
B . I n d i v i d u s e k u r a n g - k u r a n g n ya b e r u s i a 1 8 t a h u n .
C.Terdapat tanda-tanda gangguan konduksi dengan onset sebelum usia 15 tahun.
D.Te r j a d i n ya p e r i l a k u a n t i s o s i a l t i d a k s e m a t a - m a t a s e l a m a p e r j a l a n a n
s k i z o f r e n i a a t a u suatu episode manik.
Diagnosa Banding
- Gangguan kepribadian antisosial dapat dibedakan dari perilaku illegal dimana
gangguan kepribadian antisocial melibatkan banyak bidang dalam kehidupan
seseorang.
-D a l a m m e n d i a g n o s i s g a n g g u a n k e p r i b a d i a n a n t i s o s i a l , k l i n i s i h a r u s
mempertimbangkan efek yang mengganggu dari status sosioekonomi, latar
belakang kultural, dan jenis kelamin pada manifestasinya, selain itu diagnosis
gangguan k e p r i b a d i a n a n t i s o s i a l t i d a k d i p e r l u k a n j i k a r e t a r d a s i m e n t a l ,
skizofrenia, atau mania dapat menjelaskan gejala.
Terapi
-
kemungkinan karena hal itulah kelompok yang menolong diri sendiri (selfhelp group)
akan lebih berguna dibandingkan di penjara dalam menghilangkan gangguan.
Tetapi, ahli terapi harus menemukan suatu cara untuk menghadapi perilaku merusak pada
pasien. Dan untuk mengatasi rasa takut pasien terhadap keintiman, ahliterapi harus
menggagalkan usaha pasien untuk melarikan diri dari perjumpaan dengan orang lain.
Tetapi, karena pasien seringkali merupakan penyalahgunaan zat, obat harus digunakan secara
bijaksana. Jika pasien menunjukkan bukti-bukti adanya gangguan defisitatensi hiperaktivitas,
psikostimulan, seperti methylphenidate (Ritalin), mungkin digunakan. Harus dilakukan usaha
untuk mengubah metabolisme katekolamin dengan obat-obatan dan untuk mengendalikan perilaku
impulsif dengan obat antiepileptik, khususnya jika bentuk gelombang abnormal ditemukan
pada EEG.
kehidupan mereka dicerminkan oleh tindakan merusak diri sendiri yang berulang, misalnya
dengan mengiris pergelangan tangannya sendiri atau melakukan tindakan mutilasi diri
lainnya untuk mendapatkan bantuan dari orang lain, untuk mengekspresikan kemarahan, atau
untuk menumpulkan mereka sendiri dari afek yang melanda. Karena mereka merasakan
ketergantungan dan permusuhan, pasien gangguan kepribadian ambang memiliki hubungan
interpersonal yang tidak baik. Mereka dapat bergantung pada orang lain yang dekat dengan
mereka, dan mereka dapat mengekspresikan banyak kemarahan pada teman dekatnya jika
mengalami frustasi. Dilihat dari pendekatan kognitif-behavioral, orang yang mengalami
gangguan ini evaluasi dirinya selalau negatif, kurang percaya diri dalam mengambil
keputusan, motivasi rendah dan tidak mampu mencari tujuan jangka panjang (Martaniah,1999
: 73)
Epidemiologi
Tidak ada penelitian prevalensi yang tersedia, tetapi gangguan kepribadian
ambang diperkirakan ada pada kira-kira 1 sampai 2 persen populasi dan dua kali
lebih sering p a d a w a n i t a d i b a n d i n g k a n l a k i - l a k i .
Ge j a l a k l i n i s
Pasien gangguan kepribadian ambang hampir selalu tampak berada
dalam keadaan krisis. Pergeseran mood sering dijumpai. Pasien dapat
b e r s i k a p a r g u m e n t a t i f p a d a s u a t u waktu dan terdepresi pada waktu
selanjutnya dan selanjutnya mengeluh tidak memiliki p e r a s a a n p a d a w a k t u
yang lainnya. Pasien mungkin memiliki episode psikiatrik
s i n g k a t (disebut mikropsikotik), bukannya serangan psikotik yang sepenuhnya
dan gejala psikotik pada pasien ganggguan kepribadian ambang hampir selalu
terbatas, cepat atau m e r a g u k a n . S i f a t m e n ya k i t k a n d a r i k e h i d u p a n m e r e k a
d i c e r m i n k a n o l e h t i n d a k a n m e r u s a k d i r i s e n d i r i ya n g b e r u l a n g . P a s i e n
Diagnosis Banding
-
Terapi
-
Terapi perilaku digunakan pada pasien gangguan kepribadian ambang untuk mengendalikan
impuls dan ledakan kemarahan dan untuk menurunkan kepekaan terhadap kritik dan
penolakan. Latihan keterampilan sosial,khususnya dengan videotape, membantu pasien untuk
melihat bagaimana tindakan mereka mempengaruhi orang lain dan dengan demikian untuk
meningkatkan perilaku interpersonal mereka.
-
Ganggua n K e p r i b a d i a n H i s t r i o n i k
Gangguan kepribadian histrionik ditandai oleh perilaku yang bermacammacam,dramatik, ekstovert pada orang yang meluap-luap dan emosional.
Tetapi, menyertai penampilan mereka yang flamboyan, seringkali terdapat ketidakmampuan
untuk mempertahankan hubungan yang mendalam dan berlangsung lama. Pasien dengan
gangguan kepribadian histrionik menunjukkan perilaku mencari perhatian yang tinggi.
Mereka cenderung memperbesar pikiran dan perasaan mereka, membuat segalanya terdengar
lebih penting dibandingkan kenyataannya.Perilaku menggoda sering ditemukan baik pada
pria maupun wanita. Pada kenyataannya, pasien histrionik mungkin memiliki
disfungsi psikoseksual; wanita mungkin anorgasmik dan pria cenderung mengalami impotent.
Mereka mungkin bahwa melakukan impuls seksual mereka untuk menentramkan diri mereka
bahwa mereka menarik bagi jenis kelamin yang lain. Kebutuhan mereka akan ketentraman
tidak ada habisnya.
Tetapi, hubungan mereka cenderung dangkal dan pasien dapat gagal lagi tapi
asyik dengan diri sendiri dan berubah-ubah (Kaplan & Saddock, 1997 : 20).
Ditinjau dari teori psikoanalisa, gangguan ini dapat muncul karena adanya parental
seductiveness khususnya ayah terhadap anak perempuan. Orang tua yang mengatakan bahwa
seks adalah sesuatu yang kotor tapi tidak sesuai dengan perilaku yang ditunjukkan
dimana perilaku menunjukkan bahwa seks itu adalah hal yang menyenangkan dan diinginkan
(NidaAl Hasanat, 2004 : 20).
Epidemiologi
M e n u r u t D S M - I Vdata yang terbatas dari penelitian populasi umum
menyatakan suatu prevalensi gangguan kepribadian histrionik kira-kira 2 sampai
Ge j a l a k l i n i s
Pasien dengan gangguan kepribadian histrionik menunjukkan perilaku
mencari perhatian yang tinggi. Pada kenyataannya, pasien histrionik mungkin
memiliki disfungsi p s i k o s e k s u a l : w a n i t a m u n g k i n a n o r g a s m i k d a n l a k i laki mungkin impoten. Pertahanan utama pasien dengan gangguan
kepribadian histrionik adalah represi dan disosiasi.
K r i t e r i a Di a g n o s t i k Ga n g g u a n K e p r i b a d i a n H i s t r i o n i k
Pola pervasif emosionalitas dan mencari perhatian yang berlebihan,
dimulai pada masa dewasa muda dan tampak dalam berbagai konteks, seperti
yang ditunjukkan oleh lima ( atau lebih ) berikut :
1. Tidak merasa nyaman dalam situasi dimana ia tidak merupakan pusat
perhatian.
2. Interaksi dengan orang lain sering ditandai oleh godaan seksual yang tidak
Diagnosis Banding
-
Pasien dengan gangguan psikotik singkat dan gangguan disosiatif mungkin perlu
mendapatkan diagnosis penyerta gangguan kepribadian histrionik.
Terapi
-
penting. Mereka menanggapi kritik secara buruk dan mungkin menjadi marah sekali jika ada
orang yang berani mengkritik mereka, atau mereka mungkin tampak sama sekali acuh
tak acuh terhadap kritik. Yang mencolok adalah perasaan akan kebesaran nama
mereka.Persahabatan mereka rapuh dan mereka dapat menyebabkan orang lain marah karena
mereka menolak mematuhi aturan perilaku konvensional. Mereka tidak mampu menunjukkan
empati,dan mereka berpura-pura simpati hanya untuk mencapai kepentingan mereka sendiri.
Pasien memiliki harga diri yang rapuh dan rentan terhadap depresi.
Kesulitan interpersonal, penolakan, kehilangan dan masalah pekerjaan adalah stress-stress
yang sering dihasilkan oleh orang narsistik karena perilakunya. Stress-stress yang tidak
mampu dihadapi oleh mereka. Menurut pandangan psikoanalitik tradisonal, gangguan
histrionik dan narsistik merupakan variensi histeria. Dan bila dilihat dari sudut pandang
psikoanalisis yang kognitif, kedua gangguan ini (gangguan histrionik dan gangguan narsistik)
adalah akibat dari ketidak mampuan memfokuskan diri pada yang detail atau yang khusus,
jadi dalam memahami situasi dan problem dilakukan secara global (Martaniah, 1999 : 76).
Epidemiologi
Menurut DSM IV , perkiraan prevalensi gangguan kepribadian narsistik terentang antara 2
sampai 16 persen dalam populasi klinis dan kurang dari 1 persen dalam populasi umum.
Gejala klinis
Orang dengan gangguan kepribadian narsistik mungkin memiliki perasaan kebesaran
akan kepentingan dirinya. Mereka menganggap dirinya sendiri sebagai orang khusus dan
mengharapkan terapi yang khusus. Mereka tidak mampu menunjukkan empati dan
mereka berpura-pura simpati hanya untuk mencapai kepentingan mereka sendiri.pasien sering
memanfaatkan orang lain. Pasien memiliki harga diri yang rapuh dan rentan terhadapdepresi.
Diagnosis Banding
-
Usaha bunuh diri juga lebih mungkin berhubungan dengan pasien gangguan
kepribadian ambang dibandingkan pasien gangguan kepribadian narsistik.
Farmakoterapi : lithium telah digunakan pada pasien yang memiliki pergeseran mood
sebagai bagian dari gambaran klinis. Karena pasien gangguan kepribadian
narsistik mentoleransi penolakan secara buruk dan rentan terhadap depresi, suatu anti
depresan mungkin juga digunakan.
Epidemiologi
Prevalensi gangguan kepribadian menghindar adalah 1 sampai 10 persen; seperti
yangdidefinisikan, gangguan ini sering dijumpai.
Tidak ada informasi tentang rasio jenis kelamin dan pola familial.
Gejala klinis
Hipersensitivitas terhadap penolakan oleh orang lain adalah gambaran klinis inti dari
gangguan kepribadian menghindar. Orang dengan gangguan menginginkan hubungan
denganorang lain yang hangat dan aman tetapi membenarkan penghindaran mereka
untuk membentuk persahabatan karena perasaan ketakutan mereka akan penolakan. Saat
berbicara dengan seseorang, mereka mengekspresikan ketidakpastian dan tidak memiliki
kepercayaan diri dan mungkin berbicara dalam cara yang merendahkan diri sendiri. Orang
dengan gangguan biasanya tidak mau memasuki persahabatan kecuali mereka diberikan
jaminan yang kuat secara tidak biasanya akan penerimaan tanpa kritik. Sebagai akibatnya,
mereka seringkali tidak memiliki teman dekat atau teman kepercayaan. Pada umumnya, sifat
kepribadian dasar mereka adalah malu-malu.
5. Terhambat dalam situasi interpersonal yang baru karena perasaan tidak ada
kuat
6 . M e m a n d a n g d i r i s e n d i r i t i d a k l a ya k s e c a r a s o s i a l k a r e n a m e r a s a
d i r i n ya t i d a k menarik atau lebih rendah dari orang lain.
7. Tidak biasanya enggan untuk mengambil resiko pribadi atau melakukan
aktivitas baru karena dapat membuktikan penghinaan
Diagnosis Banding
-
Banyak pasien gangguan menghindar mampu untuk berfungsi, asalkan mereka dalam
lingkungan yang terlindungi. Penghindaran fobik adalah sering ditemukan, dan pasien
gangguan kepribadian menghindar mungkin memberikan riwayat fobia sosial
atau berkembang menjadi fobia sosial selama perjalanan penyakitnya.
Ter a p i :
-
Psikoterapi : Ahli terapi mendorong pasien untuk ke luar ke dunia untuk melakukan
apayang dirasakan mereka memiliki resiko tinggi penghinaan, penolakan dan
kegagalan.
Tetapi ahli terapi harus berhati-hati saat memberikan tugas untuk berlatih keterampilan sosial
yang baru di luar terapi, karena kegagalan dapat memperberat harga diri pasien yang telah
buruk.
Terapi kelompok dapat membantu pasien mengerti efek kepekaan mereka terhadap penolakan
pada diri mereka sendiri dan orang lain. Melatih ketegasan adalah bentuk terapi perilaku yang
dapat mengajarkan pasien untuk mengekspresikan kebutuhan mereka secara terbuka dan
untuk meningkatkan harga diri mereka.
-
untuk masalah besar dalam kehidupan mereka, tidak memiliki kepercayaan diri dan mungkin
mengalami rasa tidak nyaman yang kuat jika sedang sendirian lebih dari suatu periode yang
singkat. Gangguan ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria, dan lebih sering
terjadi pada anak yang lebih kecil jika dibandingkan yang lebih tua. Gangguan kepribadian
dependen ditandai oleh ketergantungan yang pervasif dan perilaku patuh. Orang dengan
gangguan ini tidak mampu untuk mengambil keputusan tanpa nasehat dan pertimbangan
yang banyak dari orang lain. Pesimisme, keraguan diri, pasivitas, dan ketakutan
untuk mengekspresikan perasaan seksual dan agresif menandai perilaku gangguan
kepribadian dependen (Kaplan & Saddock, 1997 : 263-264). Menurut teori psikodinamika,
gangguan ini timbul karena adanya regresi atau fiksasi pada masa oral karena orang tua yang
sangat melindungi atau orang tua yang mengabaikan kebutuhan tergantung. Pendekatan
kognitif- behavioral mengemukakan bahwa penyebabnya adalah karena kurang asertif dan
kecemasan dalam membuat keputusan (Martaniah, 1999 : 77).
Epidemiologi
Gangguan kepribadian dependen adalah lebih sering pada wanita
d i b a n d i n g k a n l a k i - laki. Satu penelitian mendiagnosis 2,5% dari semua
gangguan kepribadian masuk dalam kategori tersebut.
Ge j a l a k l i n i s
orang lain pada siapa mereka dapat menggantung dan hubungan mereka dengan
demikian dikacaukan oleh kebutuhan mereka untuk melekat dengan orang
lain.Pesimisme, keraguan diri, pasivitas da ketakutan untuk mengekspresikan
perasaan seksual dan agresif menandai perilaku pasien gangguan kepribadian
dependen.
K r i t e r i a Di a g n o s t i k Gangguan Kepribadian De p e n d e n
Kebutuhan yang perpasiv dan berlebihan untuk diasuh, yang
menyebarkan perilaku tunduk dan menggantung dan rasa takut akan perpisahan,
dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang
ditunjukkan oleh lima(atau lebih) berikut :
1. M e m i l i k i k e s u l i t a n d a l a m m e n g a m b i l k e p u t u s a n s e t i a p h a r i t a n p a
Catatan :tidak termasuk rasa takut yang realistic akan ganti rugi.
4. Memiliki kesulitan dalam memulai proyek atau melakukan hal dengan dirinya sendiri
7. Segera mencari hubungan dengan orang lain sebagai sumber pengasuhan dan
sendiri.
Diagnosis Banding
-
Perilaku ketergantungan dapat terjadi pada pasien dengan agoraphobia, tetapi pasien
agorafobik cenderung memiliki tingkat kecemasan yang jelas atau bahkan panik.
Tetapi mereka rentan terhadap perubahan yang tidak diharapkan. Dilihat dari teori kognitifbehavioral, pasien gangguan ini mempunyai perhatian yang tidak realistic mengenai
perfeksitas dan penolakan terhadap kesalahan. Kalau gagal dalam mencapai perfeksitas, ia
menganggap dirinya tidak berharga (Martaniah, 1999 : 79).
Epidemiologi
Prevalensi gangguan kepribadian obsesif kompulsif adalah tidak diketahui. Keadaan
ini lebih sering pada laki-laki dibandingkan wanita dan didiagnosis paling sering pada anak
yang tertua. Pasien seringkali memiliki latar belakang yang ditandai oleh disiplin yang keras.
Freud menghipotesiskan bahwa gangguan kepribadian ini adalah berhubungan dengan
kesulitan pada stadium anal dari perkembangan psikoseksual, biasanya di sekitar usia 2
tahun.
Tetapi, pada berbagai penelitian teori tersebut belum disahkan.
Gejala klinis
Orang dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif memiliki keasikan dengan
aturan, peraturan, ketertiban, kebersihan, perincian dan pencapaian kesempurnaan.
Keterampilan interpersonal pasien gangguan kepribadian obsesif kompulsif adalah terbatas.
Mereka mengasingkan orang lain, tidak mampu untuk berkompromi dan memaksakan supaya
oranglain tunduk kepada mereka.
Tetapi mereka mudah memaafkan mereka yang dipandangnya sebagai lebih berkuasa
dibandingkan dirinya dan memenuhi keinginan mereka dalam cara penguasa.
1. Te r p r e o k u p a s i d e n g a n p e r i n c i a n , a t u r a n , d a f t a r , u r u t a n , s u s u n a n
a t a u j a d w a l s a m p a i tingkat dimana aktivitas sesama hilang.
2. Menunjukkan perfeksionisme yang mengganggu penyelesaian tugas
misalnya, tidak mampu menyelesaikan suatu proyek karena tidak
memenuhi standarnya sendiri yang t e r l a l u k e t a t .
3. S e c a r a b e r l e b i h a n s e t i a k e p a d a p e k e r j a a n d a n p r o d u k t i v i t a s
s a m p a i m e n g a b a i k a n aktivitas waktu luang dan persahabatan (tidak
disebabkan oleh kebutuhan ekonomi yang besar)
4. Te r l a l u b e r h a t i - h a t i , t e l i t i , d a n t i d a k f l e k s i b e l t e n t a n g m a s a l a h
moralitas, etika atau nilai-nilai (tidak disebabkan oleh
identifikasi kultural atau religius)
5. Tidak mampu membuang benda-benda yang usang atau tidak berguna
walaupun tidak m e m i l i k i n i l a i s e n t i m e n t a l .
6. Enggan untuk mendelegasikan tugas atau untuk bekerja dengan orang lain
kecuali m e r e k a t u n d u k d e n g a n t e p a t c a r a n ya m e n g e r j a k a n h a l
7. Memiliki gaya belanja yang kikir baik untuk dirinya sendiri maupun orang
lain, uang dipandang sebagai sesuatu yang harus ditimbun untuk rencana
dimasa depan.
Diagnosis Banding
Jika ditemukan obsesi atau kompulsi yang rekuren, gangguan obsesif
kompulsif harus ditulis dalam aksis l. kemungkinan pembedaan yang paling sukar
adalah antara pasien rawat jalan dengan sifat obsesif-kompulsif dan pasien
dengan gangguankepribadian obsesif-kompulsif. Diagnosis gangguan kepribadian
bermakna dalam efektivitas pekerjaan atau sosialnya. Pada beberapa kasus,
gangguan delusional terjadi bersama-sama dengan gangguan kepribadian dan
harus dicatat.
Perjalanan penyakit dan prognosis
Perjalanan gangguan kepribadian obsesif kompulsif adalah bervariasi dan
tidak dapat diramalkan. Dari waktu ke waktu, obsesi atau kompulsi dapat
berkembang dalam perjalanan gangguan kepribadian. Beberapa remaja dengan
gangguan kepribadian obsesif kompulsif berkembang menjadi orang dewasa yang
hangat, terbuka dan ramah; tetapi orang lain, gangguan dapat mengawali
skizofrenia atau gangguan depresif berat.
Terapi :
-
pengobatan ataskemauan sendiri. Asosiasi bebas dan terapi yang tidak terlalu
mengarahkan sangatdihargai oleh pasien gangguan ini.
Terapi kelompok dan terapi perilaku biasanyamemberikan manfaat tertentu. Pada
kedua konteks, mudah untuk memutuskan pasien ditengah-tengah interaksi atau
penjelasan maladaptive mereka. Melengkapi perilaku kebiasaan mereka mencegah
meningkatkan kecemasan pasien dan menyebabkan mereka mudah mempelajari
strategi baru.
-
BAB III
PENUTUP
Dari uraian di atas maka dapat dismpulkan bahwa siapa saja berpotensi
untuk mengalami gangguan kepribadian. Karena gangguan kepribadian tidak saja disebabkan
olehfaktor genetika (dapat diturunkan), tapi juga dipengaruhi oleh faktor temperamental,
faktor biologis (hormon, neurotransmitter dan elektrofisiologi), dan faktor psikoanalitik
(yaituadanya fiksasi pada salah satu tahap di masa perkembangan psikoseksual dan juga
tergantungdari mekanisme pertahanan ego orang yang bersangkutan).
Dalam DSM-IV, gangguan kepribadian dibagi menjadi tiga kelompok dan masingmasing kelompok terdapat beberapa gangguan kepribadian dengan karakteristik yang
khasdan berbeda-beda satu sama lain. Hampir semua gangguan kepribadian dapat
disembuhkan baik melalui psikoterapi (terapi kejiwaan) maupun farmakoterapi (terapi obatobatan), denganteknik penyembuhan yang berbeda-beda untuk masing-masing gangguan kepribadian.
DAFTAR PUSTAKA
1. Evi Kristiyarini. Kecendrungan gangguan kepribadian pada remaja dan dewasa awaldi
Desa Sedeng Pacitan. 2009. http://gdl.itb.ac.id/gdl.php?
mod=browse&op=read&id=jiptumm-gdl-s1-2003-evikristiy-270&q=Health
2. Psikologi Kepribadian.http://www.slideshare.net/bocahbancar/psikologi-kepribadian
3. David, A Tomb. Buku Saku Psikiatri, Alih bahasa Martina Wiwie S Nasrun. Ed
6.Jakarta. EGC. 2003
4. Gangguan Kepribadian. 2010.http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-makalahtentang/gangguan-kepribadian
5. Castillo, Heather.2003. Personality disorder; Temperament or Trauma. JessicaKingsley
Publisher. London.
6. Maslim, Rusdi, 2001, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dariPPDGJ III,
Jakarta