PENDAHULUAN
2
1.3 Tujuan Penulisan
a. Unutk mengetahui Kesehjateraan ibu.
b. Untuk mengetahui Kesehjateraan anak.
c. Untuk mengetahui kesehjateraan manula.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Oleh kerana itu, Ibu sebagai contoh tauladan (role model) kepada anak-anak, pewaris masa
depan negara, adalah pendahuluan kepada pembinaan keluarga, masyarakat dan negara
yang sejahtera.
Kesejahteraan hakiki meliputi aspek-aspek, bukan saja dari sudut fizikal dan
biologi, tetapi amat penting juga aspek spiritual, emosional, intellektual, ekonomi, mental,
astetik, dan memiliki keupayaan yang perlu seperti kemahiran interpersonal, pengurusan
rumahtangga dan aspek-aspek pembangunan insan yang lain serta pengetahuan mengenai
hak asasi dan isu semasa.
Status dan keupayaan Ibu sebagai pendidik, fasilitator, dan ahli psikologi keluarga
akan menentukan tahap kesejahteraan yang boleh dicapai oleh mana-mana negara dalam
menjamin kesejahteraan dan masa depan negara. Kajian telah menunjukkan bahawa
umumnya, Ibu lebih banyak berinteraksi dengan anak-anak dan bapa mereka.
4
2.1.2 AKI (Angka Kematian Ibu)
Tingginya AKI menunjukkan rendahnya perhatian dan pemahaman mengenai status
sosial perempuan di Indonesia. Penyebab tingginya AKI di Indonesia bukan semata-mata kerena
kemiskinan, tetapi juga karena posisi sosial perempuan yang masih mengalami subordinasi di
masyarakat. Yayasan Kesehatan Perempuan mencatat faktor lain yang ikut menyumbang
terhadap tingginya AKI adalah karena beratnya beban kerja domestik selain karena upaya
penghentian kehamilan oleh ibu hamil itu sendiri atau oleh pihak lain yang tidak memiliki
kompetensi. Beratnya beban kerja perempuan, menurut catatan Yayasan Kesehatan Perempuan,
ikut menyumbang pada tingginya angka AKI. Widyakarya Pangan dan Gizi VIII juga mencatat
turunnya angka kematian ibu dari 390 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1994 menjadi 307
per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2003, seperti ditunjukkan oleh Survei Demografi dan
Kependudukan (2002-2003), tetapi angka tersebut tetaplah jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan negara tetangga di ASEAN
Salah satu faktor yang akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan Ibu adalah pendidikan
seorang ibu. Meskipun hampir semua orangtua menginginkan anak-anaknya tumbuh sehat, tetapi
5
mereka sering tidak menyadari akibat dari apa yang mereka lakukan terhadap kesejahteraan
anak-anaknya. Salah satu contoh sederhana adalah perilaku memberi bayi minum susu formula,
sementara ibu tidak memiliki pengetahuan cukup mengenai manfaat ASI dan higiene akan
menyebabkan bayi menderita diare akibat botol susu yang tidak bersih.
Perbedaan paling nyata adalah bahwa bila perempuan memiliki kontrol relatif lebih besar
terhadap sumber daya keluarga, maka umumnya sumber daya itu akan lebih banyak dialokasikan
untuk kesejahteraan rumah tangga, terutama untuk kesejahteraan anak-anaknya. Kontrol yang
lebih besar terhadap sumber daya keluarga menurut kajian di atas juga menunjukkan pada pola
pembelanjaan dan hasil dari pembelanjaan itu yang memperkuat kesejahteraan dan status sosial
perempuan di dalam rumah tangga
6
agar dapat tercipta sumber daya manusia yang berkualitas, bertabggung jwab, maju dan
mandiri sesusai dengan tatanan kehidupan masyarakat yang berdasarkan pancasila dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa tersebut, diperlukan suatu p[enyelenggaraan
pendidikan yang dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara. Anak
merupakan dambaan bagi setiap orang tua dan anak adalah bagian dari generasi sebagai
salah satu sumber daya manusia yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan
bangsa.
Hanya membatasi masalah pengertian anak dengan mengacu pasal satu UU no. 3
Tahun 1997 tentang pengadilan anak yang menyebutkan bahwa anak adalah orang yang
telah mencapai umur 8 tahun tetatpi beluim mencapai umur 18 tahun dan belum pernah
kawin. Dengan adanya perkembangan dunia ke arah moderenisasi dan dengan adanya
tuntutan keadaan ekonomi maka tidak menyebabkan sedikitnya orang tua turut dalam
semua gerak kemajuan masyarakat dan mencari hingga kerap kali meningglakan rumah
tangga dengan sesringnya meningglakan rumah tangga akibanya anak-anak kurang
mendapatkan asuhan, bimbingan, pangawasan dan juga kasih saying yang justru mereka
masih butuhkan. Anak yang kurang mendapatkan perhatian kasih sayang dan orang tuanya
akan merasa tidak aman, tidak bahagia dan banyak dipenuhi konflik batin serta mengalami
kekecewaan yang terus-menerus sehingga menjadi agersif. Kemarahan, kekcewaan, serat
dendam akan dilampiaskannya ke dalam bentuk perbuatan fisik, seperti lari dari rumah,
membolos, membuat keributan bahkan melakukan tindakan yang dapat diklasifikasikan
sebagai tindak pidanan yang tercantum dal buku II KUHP yang akhirnya dapat memaksa
anank-anank itu untuk berhadapan dengan para penegak hokum. Anak yang telah
melakukan tindak pidana berdasrkan putusan dari pengadilan untuk dapat dididk dan di
tempatkan di lembaga pemasyarakatan anak, atau atas permintaan dari orang tuanya atau
walinya yaang telah memperoleh penetapan dari pengadilan unutk dapat dididik di
lembaga pemasyarakatan anak agar mendapatkan pembinaan dna bimbingan, pendidikan
serta keterampilan. Agar nantinya dapat diharapkan anak itu dapat menjadi manusia yang
seutunhya, menyadari kesalahannya dan tidak akan mengulangi tindak pidana sehingga
dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat. UU No. 12 Tahun 1995 tentang
pemasyrakatan dan UU No.3 Tahun 1997 tentyang pengadilan anak.
7
2.2.2 Nilai Anak dalam Keluarga
Tidak dapat dipungkiri bahwa anak mempunyai bahwa niali tertentu bagi orang tua. Anak
yang diibaratkan sebagai titipan tuhan bagi orang tua memiliki nilai tertntu serta menurut
dipenuhinya melihat beberapan konsekuensi ats kehadirannya. Latar belakng sosial,
kesehatan, adat intiadat atau kebudayaamn suatu kelompok sosial serta pengahsilan atau mata
pencaharian yang berlainan, menyebabkan pandangan yang berbeda mengenai anak. Anak
memiliki niali universal namun nilai anak tersebut sangat dipegaruhu oleh faktor sosial
kultural dan lain-lain. Yang dimaksud dengan persepsi nilai anak oleh orang tua adalah
merupakan tanggapan dalam memaha,i adanay anak, yang berwujud suatu pendapat untuk
memiliki diantara pilihan-pilihan yang berorientasi pada suatu hal yang pada dasarnya
terbuka dalam sitiuasi yang datanagnya dari luar. Pandangan orang tua mengenai anak dan
jumlah anak dalam keluarga dapat merupakan hambatan bagi keberhasilan program KB.
Dari tahap pertama proyek VOC adalah memperkembangkan sistem HOFF MAN dan
HOFF MAN dalam suatu kerangka kera yang lebih luas yang memasukan dimensi nitro
anak, termasuk manfaat dan beban ekonomi, biaya alternatif, dan manfaat baban psikologi
atau emosional dan beban sosial. Pada negara berkembang di daerah pedesaan beban
ekonomi bisanya jauh lebih rendah bila anak tidak sekolah. Pada usia yang sangat dini anak
mulai dapaty menyokong penghasilan keluarga dengan bekerja di sawah, mengembala ternak
dan mengerjakan pekerjaan lain. Dengan bertambahnya usia orang tua anak-anak dapat
memberikan bantuan ekonomi, mungkin bekerja di sawah milik orang tua. Cadwell (1979)
mengatakan hal ini dengan cara lain yaitu di negara maju, kekayaan mengalir dari orang tua
sedangkan di negara berkembang sebaliknya kekayaan mengalir dari anak ke orang tua. Jika
anak merupakan sumber utama Jaminana ekonomi maka masyarakat tersebut akan
mengalami fertilitas yang tinggi. Masri Sing Mimbun (1974) melakukan penelitian pada
penduduk di sekitar Yogyakarta menunjukan pada anak yang dianggap ideal empat dan lima
orang anak. Motivasi untuk mempunyai jumlah anak yang sedikit dan nilai-nilai tentang anak
merupakan aspek yang penting. Kadang-kadang jumlah anak yang diinginkan lebih besar
daripada jumlah anak yang mampu dirawat dengan baik. Sementara itu Arnold dan Vaucett
(1975) sebagaimana dikutip oleh Jamaluddin Ancok (1985) konsep anak memiliki dimensi :
8
a. Manfaat Positif Umum (manfaat)
1. Manfaat emosionalAnak membawa kegembiraan dan kebahagian kedalam hidup
orang tuanya. Anak adalah sasran cinta kasih, dan sahabat orang tuanya.
2. Manfaat Ekonomi dan Ketenagaan
Anak dapat mebantu ekonomi orang tuanya denga bekerja di sawah atau di
perusahan lain keluarga lainnya. Atau dengan menyumbangkan upah yang mereka
dapat di tempat lain. Mereka dapat mengerjakan banyak tugas di rumah (sehingga
ibu mereka dapat melakukan pekerjaan yang menghasilkan uang.
3. Memperkaya dan mengembangkan diri sendiri.
Memprkaya memelihara anak adalah suatu pengalaman belajar bagi orang tua.
Anak membuat orang tua lebih matang, lebih bertanggung jawab. Tanpa anak,
Orang yang telah menikah tidak selalu dap tditerima sebagai orang dewasa dan
anggota masyarakat sepenuhnya.
4. Mengenali anak.
Orang tua memperoleh kebanggaan dan kegembiraan dari mengawasi anak-anak
mereka tumbuh dan mengajari mereka hal-hal baru, mereka bangga kalau bisa
memenuhi kebutuhan anak-anaknya.
5. Kerukunan dan kelanjutan keluarga.
Anak bisa membantu memeprkuat ikatan perkawinan antara suami istri dan
mengisi kebutuhan suatu perkawinan. Mereka meneruskan garis keluarga, nama
keluarga, dan tardisi keluarga.
10
Merupakan suatu model penaggulangan yang terdapat dalam teori kesehjateraan sosial.
Dalam Center Based, panti asuhan adalah proyeksi utama dalam menangani masalah
anak yang menjadi PMKS seperti halnya anak jalanan, dan lainnya.
c. Child Oriented
Merupakan pelayanan yang berdasasrkaan pada kebutuhan dari anak. Pelayanan yang
diberiakan harus sesuai dengan apa yang diberikan oleh anak sehingga pelayanan yang
diberikan menjadi optimal.
d. Subtitute, Development, dan Support Tipe
Usaha kesehjateraan anak yang ada harus memiliki tiga fungsi utama yaitu ; Subtitute,
yaitu sebagai subtitusi atau pengganti peran orang tua, dapat mengembangkan
kemampuan serta potensi yang ada dalam diri anak, dan juga memiliki fungsi sebagai
pendukung.
e. Undang – undang tentang kesehjateraan anak
1. Konversi internasional 20 november 1989 tentang hak-hak atas anak diratifiksikan
dengan keputusan R.I No. 36 Thn. 1990
2. UU No.4 Thn. 1979 tentang kesehjateraan anak.
3. Peraturan pemerintah No. 2 Thn. 1988 tentang usah kesehjateraan sosial bagi anak
yang mengalami masalah.
4. Pemutusan mentri sosial R.I No. 16/ HUK/ 1997, tentang pembinaan kesehjateraan
sosial bagi anak yang mengalami masalah.
5. Keputusan mentri sosial R.I No. 44/ HUK/1197, tentang pembinanaan sosial bagi
anak melalui poengangkatan anak
6. Peraturan mentri sosial R.I No. 13 Thn. 1981 tentang organisasi yang
menyelenggarakan usah penyantunan anak terlantar.
7. Deklarasi indonesia di PBB, tentang kelngsungan hidup, Perlindungan dan
pengembangan anak 30 september 1980.
13
2.3.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kesehjateraan Manula
a. Faktor Kesehatan
Faktor kesehatan meliputi keadaan fisik dan keadaan psikis lanjut usia. Faktor
kesehatan fisik meliputi kondisi fisik lanjut usia dan daya tahan fisik terhadap serangan
penyakit. Faktor kesehatan psikis memiliki; (1). Kesehatan fisik, (2). Kesehatan Psikis
b. Faktor Ekonomi
Pada
umumnya pada lanjut usia
adalah pensiunan atau
mereka yang kurang
produktif lagi. Secara
umum keadan lanjut usia
dapt digolongkan menjadi
tiga yaitu (1).Golongan
mantap, (2).Kurang mantap
dan, (3).Rawan,
(Trimarjono, 1997).
Golongan mantap adalah
para lanjut usia yang berpendidikan tinggi, sempat menikmati kedudukan akan jabatan
baik. Tergantung pada pihak lain. Pada golongan kurang mantap lanjut usia kurang
berhasil mencapai kedudukan yang tinggi tetapi sempat mengadakan investasi pada anak-
anaknya, misalnya mengantar anak-anaknya ke jenjang pendidikan tinggi, sehingga kelak
akakn dibantu oleh anak-anaknya. Sedangkan golongan rawan yaitu lanjut usia yang tidak
mampu memebri bekal yang cukup kepada anaknya sehingga ketika purnatugas datang
akan mendatangakan kecemasan karena terancam kesehjateraan pemenuhan ekonomi
dapat ditinjau dari pendapatan lanjut usia dan kesempatan kerja.
14
Faktor hubungan sosial meliputi hubungan sosial antara lanjut usia dengan
keluarga, teman sebaya atau usia lebih muda, dan masyarakat. Dalam hubungan ini di
kaji berbagai bentuk kegiatan yang didikuti lanjut usia dalam kehidupan sehari-hari.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ibu adalah nukleus yang berperanan sebagai penjamin kesejahteraan keluarga,
masyarakat dan negara. Ibu sebagai contoh tauladan (role model) kepada anak-anak, pewaris
masa depan negara, adalah pendahuluan kepada pembinaan keluarga, masyarakat dan negara
yang sejahtera. Tingginya AKI adalah karena beratnya beban kerja domestik selain karena upaya
penghentian kehamilan oleh ibu hamil itu sendiri atau oleh pihak lain yang tidak memiliki
kompetensi. Laporan Bank Dunia menyebutkan bahwa ketidaksetaraan jender berakibat pada
kehidupan manusia dan kualitas kehidupan tersebut. Bukti dari negara-negara di berbagai
belahan dunia menunjukkan bahwa masyarakat dengan ketimpangan jender yang besar serta
menetap harus membayar situasi ketidaksetaraan itu dengan meluasnya kemiskinan, lebih
banyak keadaan gizi kurang, lebih banyak orang menderita kesakitan, dan berbagai macam
keadaan kurang lainnya.
Anak adalah orang yang dalam perkara anak nakal telah mnencapai umur 8 tahun tetapi
belum mencapai umur 18 tahun dan belum pernah kawin.
Lanjut usia (manula) adalah penduduk yang menglami proses penuaan secara terus
menrus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap
serangah penyakit yang dapat menyebabkan kematioan hal ini disebabkan terjadinya perubahan
dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.
15