Anda di halaman 1dari 13

Laporan Kuliah Kerja Lapang

PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan


BAB II
PROFIL PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI BALONGAN
a. 2.1

Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero)


Minyak bumi masih menjadi komoditas utama di Indonesia sampai saat ini,

baik sebagai sumber energi maupun sebagai bahan dasar produk turunan untuk
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Proses pengolahan minyak bumi menjadi produk
dengan nilai ekonomi tinggi merupakan tujuan utama dari perusahaanperusahaan
yang bergerak dalam bidang eksplorasi sampai dengan industri petrokimia hilir.
Pengelolaan sumber daya ini diatur oleh negara untuk kemakmuran rakyat seperti
yang tertuang dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 3. Hal ini ditujukan untuk menghindari
praktek monopoli dan mis-eksploitasi kekayaan alam yang berujung pada
kesengsaraan rakyat.
Terjadi beberapa perubahan pengelolaan perusahaan minyak di Indonesia pasca
kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 10 Desember 1957, atas perintah Mayjen Dr.
Ibnu Soetowo, PT EMTSU diubah menjadi PT Perusahaan Minyak Nasional (PT
PERMINA). Kemudian dengan PP No. 198/1961 PT PERMINA dilebur menjadi PN
PERMINA. Pada tanggal 20 Agustus 1968 berdasarkan PP No. 27/1968, PN
PERMINA dan PN PERTAMINA dijadikan satu perusahaan yang bernama
Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (PN PERTAMINA).
Sebagai landasan kerja baru, lahirlah UU No. 8/1971 pada tanggal 15 September
1971. Sejak itu, nama PN PERTAMINA diubah menjadi PT. PERTAMINA, dan
dengan PP No. 31/2003 PT. PERTAMINA menjadi (Persero), yang merupakan satusatunya perusahaan minyak nasional yang berwenang mengelola semua bentuk
kegiatan di bidang industri perminyakan di Indonesia. Pada 10 Desember 2005,
sebagai bagian dari upaya menghadapi persaingan bisnis, PT Pertamina mengubah
logo dari lambang kuda laut menjadi anak panah dengan tiga warna dasar hijau-birumerah. Logo tersebut menunjukkan unsur kedinamisan serta mengisyaratkan
wawasan lingkungan yang diterapkan dalam aktivitas usaha Perseroan. Selanjutnya
Program Studi Instrumentasi
Universitas Brawijaya
2015

12

Laporan Kuliah Kerja Lapang


PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan
pada 20 Juli 2006, PT Pertamina mencanangkan program transformasi perusahaan
dengan 2 tema besar yakni fundamental dan bisnis. Untuk lebih memantapkan
program transformasi itu, pada 10 Desember 2007 PT Pertamina mengubah visi
perusahaan yaitu, Menjadi Perusahaan Minyak Nasional Kelas Dunia. Menyikapi
perkembangan global yang berlaku, Pertamina mengupayakan perluasan bidang
usaha dari minyak dan gas menuju ke arah pengembangan energi baru dan
terbarukan, berlandaskan hal tersebut di tahun 2012 Pertamina menetapkan visi baru
perusahaannya yaitu, Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia.
b. 2.2

Visi dan Misi


Dalam peranannya sebagai elemen penting dalam pemenuhan kebutuhan BBM

di Indonesia, PT. Pertamina (Persero) mempunyai visi dan misi, yaitu :


Visi : Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia.
Misi : Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara
terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.
Untuk mewujudkan Visi Perseroan sebagai perusahaan kelas dunia, maka
Perseroan sebagai perusahan milik Negara turut melaksanakan dan menunjang
kebijakan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional
pada umumnya, terutama di bidang penyelenggaraan usaha energi, yaitu energi baru
dan terbarukan, minyak dan gas bumi baik di dalam maupun di luar negeri serta
kegiatan lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang energi, yaitu
energi baru dan terbarukan, minyak dan gas bumi tersebut serta pengembangan
optimalisasi sumber daya yang dimiliki Perseroan untuk menghasilkan barang
dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat serta mengejar keuntungan
guna meningkatkan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan
Terbatas. Misi Perseroan menjalankan usaha inti minyak, gas, bahan bakar nabati
serta kegiatan pengembangan, eksplorasi, produksi dan niaga energi baru dan
terbarukan (new and renewable energy) secara terintegrasi.
Program Studi Instrumentasi
Universitas Brawijaya
2015

12

Laporan Kuliah Kerja Lapang


PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan
c. 2.3

Tata Nilai Perusahaan


Pertamina menetapkan enam tata nilai perusahaan yang dapat menjadi pedoman

bagi seluruh karyawan dalam menjalankan perusahaan. Keenam tata nilai perusahaan
Pertamina adalah sebagai berikut :

Clean (Bersih)
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak
menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman
pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.

Competitive (Kompetitif)
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong
pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan
menghargai kinerja.

Confident (Percaya Diri)


Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam
reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.

Customer Focus (Fokus Pada Pelanggan)


Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk memberikan
pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.

Commercial (Komersial)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan
berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.

Capable (Berkemampuan)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan
penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset
dan pengembangan.

Program Studi Instrumentasi


Universitas Brawijaya
2015

12

Laporan Kuliah Kerja Lapang


PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan
d. 2.4

Logo PT. Pertamina (Persero)


Pemikiran perubahan logo sudah dimulai sejak 1976 setelah terjadi krisis

Pertamina. Pemikiran tersebut diperkuat melalui tim restrukturisasi Pertamina tahun


2000 (Tim Citra). Akan tetapi, program tersebut tidak sempat terlaksana karena
adanya perubahan kebijakan atau pergantian dewan direksi. Wacana perubahan logo
tetap berlangsung sampai dengan terbentuknya PT. PERTAMINA (PERSERO) pada
tahun 2003. Adapun pergantian logo yaitu agar membangun semangat baru,
mendukung coorporate culture bagi semua pekerja, mendapatkan image yang lebih
baik diantara global oil and gas companies serta mendorong daya saing dalam
menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi, antara lain :
1. Perubahan peranan dan status hukum perusahaan menjadi perseroan.
2. Perubahan strategi perusahaan untuk menghadapi banyak terbentuknya entitas
bisnis baru di bidang hulu dan hilir.

Gambar 2.1 Logo Baru PT. PERTAMINA (Persero)


Logo Pertamina yang baru memiliki makna sebagai berikut :
1. Elemen logo huruf P yang menyerupai bentuk panah, menunjukkan
PERTAMINA sebagai perusahaan yang bergerak maju dan progresif.
2. Warna-warna yang berani menunjukan Alir besar yang diambil PERTAMINA
dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif dan dinamis,
dimana :
Biru berarti andal, dapat dipercaya dan bertanggung jawab.
Hijau berarti sumber energi yang berwawasan lingkungan.
Merah berarti keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam menghadapi
berbagai macam kesulitan.

Program Studi Instrumentasi


Universitas Brawijaya
2015

12

Laporan Kuliah Kerja Lapang


PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan
e. 2.5

Usaha PT. Pertamina (Persero)


Merupakan Kegiatan PT. Pertamina (Persero) dalam menyelenggarakan usaha

di bidang energi dan petrokimia terbagi menjadi dua sektor yaitu usaha Hulu dan
usaha Hilir.
Usaha Hulu
Kegiatan Direktorat Hulu PT. Pertamina (Persero) mencakup bidang-bidang
eksplorasi, produksi, serta transmisi minyak dan gas. Aktivitas lainnya terdiri atas
pengusahaan energi Coal Bed Methane (CBM) dan panas bumi. Di samping itu,
untuk mendukung gerak laju seluruh kegiatan tersebut, PT. Pertamina (Persero)
mengembangkan pusat riset dan teknologi sektor hulu serta menekuni bisnis jasa
pengeboran.
Pada umumnya, wilayah kerja migas PT. Pertamina (Persero) berada di
Indonesia dan sebagian di luar negeri. Bisnis PT. Pertamina (Persero) di sektor hulu
dilaksanakan melalui operasi sendiri (own operation) dan lewat pola kemitraan. Saat
ini, Direktorat Hulu mengelola 6 anak perusahaan yang bergerak di usaha hulu
industri migas dan panas bumi yaitu:
1. PT. Pertamina EP (PEP)
2. PT. Pertamina Hulu Energi (PHE)
3. PT. Pertamina Gas
4. PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE)
5. PT. Pertamina EP Cepu (PEP Cepu)
6. PT. Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI)
Selain itu, Direktorat Hulu juga mengembangkan fungsi penunjang teknologi
bidang hulu yaitu Exploration & Production Technology Center (EPTC). Untuk
menjaga kesinambungan produksi gas, PT. Pertamina (Persero) menandatangani 4
KKS (Kontrak Kerjasama) di bidang CBM. KKS tersebut adalah sebagai berikut:
1. PHE Metana Kalimantan A mengelola Blok Sangatta I, Kalimantan Timur.
2. PHE Metana Kalimantan B mengelola Blok Sangatta II, Kalimantan Timur.
3. PHE Metana Sumatera Tanjung Enim mengelola blok Tanjung Enim, Sumatera
Selatan.
4. PHE Metana Sumatera 2 mengelola Blok Muara Enim.
Usaha Hilir
Program Studi Instrumentasi
Universitas Brawijaya
2015

12

Laporan Kuliah Kerja Lapang


PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan
Kegiatan usaha PT. Pertamina (Persero) di sektor hilir meliputi bisnis
pengolahan, pemasaran dan niaga, serta bisnis LNG. Bisnis pemasaran dan niaga
mencakup aktivitas pendistribusian produk-produk hasil minyak dan petrokimia yang
diproduksi oleh kilang PT. Pertamina (Persero) maupun yang diimpor. Bisnis
pengolahan PT. Pertamina (Persero) memiliki dan mengoperasikan 7 (tujuh) unit
kilang yaitu:
NO
1
2
3
4
5
6
7

UNIT PENGOLAHAN
UP I Pangkalan Brandan
UP II Dumai dan Sungai Pakning
UP III Plaju dan Sungai Gerong
UP IV Cilacap
UP V Balikpapan
UP VI Balongan
UP I Pangkalan Brandan

KAPASITAS (BPSD)
170.000
133.700
348.000
260.000
125.000
-

BPSD: Barel Per Stream Day

Tabel 2.1 Kapasitas produksi kilang PT. Pertamina (Persero)


Namun, saat ini kilang unit pengolahan (Refinery unit) I Pangkalan Brandan,
Sumatera Utara dengan kapasitas 5.000 BPSD sudah tidak beroperasi lagi
dikarenakan beberapa sumur yang dijadikan sumber feed sudah tidak beroperasi lagi.
Direktorat Pemasaran dan Niaga menangani pemasaran BBM retail untuk sektor
transportasi dan rumah tangga. Pertamina melakukan pemasaran BBM retail melalui
lembaga penyalur retail BBM/BBK yang saat ini tersebar di seluruh Indonesia seperti
SPBU (Stasiun Pengisian BBM untuk Umum), Agen Minyak Tanah (AMT), Agen
Premium dan Minyak Solar (APMS), serta Premium Solar Packed Dealer (PSPD).
f. 2.6

Sejarah PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan


PT. Pertamina (persero) RU VI Balongan dibangun ada tanggal 1 September

1990 yang awalnya bernama PT. Pertamina (persero) UP VI Balongan yang


dinamakan proyek EXOR (Export Oriented Refinery) I. Pada perkembangan
selanjutnya pengoperasian kilang tersebut sejak terbentuknya OPI (Operational
Performance Improvement) diubah nama menjadi PT. Pertamina RU VI Balongan.
Program Studi Instrumentasi
Universitas Brawijaya
2015

12

Laporan Kuliah Kerja Lapang


PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan
Kapasitas total yang dihasilkan dari kilang ini adalah 125000 BBL per stream day.
Start up kilang minyak PT. Pertamina (persero) RU VI Balongan dilaksanakan pada
bulan Agustus 1994, tetapi baru diresmikan oleh Bapak Presiden Soeharto pada
tanggal 24 Mei 1995 dilaksanakan oleh 2 kontraktor utama yaitu :

JGC (Japan Gasoline Coorporation)


Foster Wheeler Indonesia
Peresmian sempat tertunda dari rencana sebelumnya yaitu tanggal 3 januari

1995, dikarenakan Unit Residue Catalitic Cracker (RCC) di kilang saat itu mengalami
kerusakan. Unit ini merupakan unit terpenting di kilang RU VI karena merupakan
unit yang merubah residu menjadi minyak ringan yang lebih berharga. Kapasitas unit
ini merupakan terbesar dunia. Dengan adanya kilang minyak Balongan, Kapasitas
total kilang minyak domestik menjadi 1002500 BPSD (Barrel Per Stream Day).
Kilang RU VI Balongan ini mendapatkan bahan baku minyak mentah yang bersal
dari Duri Riau (60% feed) dan Minas Dumai (40% feed). Selain itu juga
menggunakan Gas Alam (natural gas) sebesar 18 mmscfd untuk proses produksi yang
diperoleh dari Daerah Operasi Hilir (DOH) Jawa bagian barat lapangan Karangampel
Mundu Indramayu. Pemilihan Balongan sebagai lokasi proyek EXOR I didasarkan
atas :
1. Relatif dekat dengan konsumen bahan bakar minyak terbesar, yaitu pulau
jawa yang mengkonsumsi bahan bakar 65% dari kebutuhan nasional dan 80%
dari kebutuhan Jakarta.
2. Telah tersedianya sarana penunjang yaitu Depot Unit Pembekalan dan
Pemasaran Dalam Negeri (UPPDN) III dan terminal Unit Eksplorasi dan
Produksi (UEP) III ditambah adanya Convention Buoy Mooring dan Single
buoy Mooring.
3. Dekat dengan sumber gas alam yaitu UEP III
4. Selaras dengan proyek pipanisasi bahan bakar minyak di Jawa
5. Tersedianya lahan yang dibutuhkan, yaitu bekas sawah yang kurang produktif,
harga tanah yang relatif murah dan jauh dari keramaian.
6. Tersedianya sarana infrastruktur.
Program Studi Instrumentasi
Universitas Brawijaya
2015

12

Laporan Kuliah Kerja Lapang


PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan
g. 2.7

Tata Letak PT. Pertamina (Persero) RU - VI Balongan


Pabrik PT. Pertamina (Persero) RU - VI didirikan di Balongan, yang merupakan

salah satu kecamatan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Untuk penyiapan lahan
kilang, yang semula sawah tadah hujan, diperlukan pengurukan dengan pasir laut
yang diambil dari pulau Gosong Tengah, pulau ini berjarak + 70 km arah bujur timur
dari pantai Balongan. Kegiatan penimbunan ini dikerjakan dalam waktu empat bulan.
Transfortasi pasir dari tempat penambangan ke area penimbunan dilakukan dengan
kapal yang selanjutnya dipompa ke arah kilang.

h. 2.8

Ideologi PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan


Visi, misi, moto, dan logo PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan telah

dirumuskan dan disahkan melalui Surat Keputusan General Manajer No. Kpts092/E6000/99-SO, tanggal 30 November 1999.
Visi
Menjadi Kilang Terkemuka di Asia tahun 2025
Yang Mana, Kilang mengolah bahan baku minyak bumi menjadi produk BBM
dan non-BBM dan Terkemuka, masuk dalam nominasi kelompok kilang terbaik
dunia, unggul dalam segala aspek bisnis misalnya : lebih aman, andal, efisien,
professional, maju, berdaya saing tinggi, bermutu internasional, berwawasan
lingkungan, dan mampu menghasilkan laba sebesar-besarnya.

Program Studi Instrumentasi


Universitas Brawijaya
2015

12

Laporan Kuliah Kerja Lapang


PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan
Misi
i. Mengolah crude dan naptha untuk memproduksi BBM, BBK, Residu, NBBM,
dan petkim secara tepat jumlah, mutu, waktu, dan berorientasi laba serta
berdaya saing tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasar.
j. Mengoperasikan kilang yang berteknologi maju dan terpadu secara aman,
handal, efisien, serta berwawasan lingkungan
k. Mengelola aset PT. Pertamina (persero) RU VI Balongan secara
professional yang didukung oleh system manajemen yang tangguh
berdasarkan semangat kebersamaan, keterbukaan, dan prinsip saling
menguntungkan.
Penjelasan dari misi :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.

Minyak Bumi
Tepat jumlah
Tepat mutu
Tepat waktu
Berorientasi Laba

: Crude Oil
: Jumlah yang optimal
: Mutu produk yang memenuhi standar
: Penyerahan produk pada waktu yang diinginkan
: di titikberatkan pada pencarian laba disamping misi
sosial
Berdaya saing tinggi : Mutu dan harga kompetitif
Pasar
: Domestik dan Internasional
Teknologi Maju
: Selalu menyepurnakan teknologi proses dan peralatan
Terpadu
: Terintegrasi penuh antara kilang dan pipa penyalur
BBM
Aman
: Bagi pekerja, peralatan, masyarakat, dan lingkungan
Andal
: Mampu beroperasi secara kontinu dalam waktu
tertentu
Efisien
: Produktivitas Tinggi
Berwawasan Lingkungan : Memenuhi peraturan perundangan yang berlaku
tentang lingkungan hidup
Aset
: Peralatan, pekerja, dana
Professional
: SDM yang berprestasi, proaktif, dan inofatif
Manajemen Tangguh : Berani mengambil resiko, kompak, dan visioner
Semangat kebersamaan
: Kerjasama yang sinergi
Keterbukaan
: bersih dan transparan
Saling Menguntungkan
: Bagi pekerja dan mitra bisnis

Motto
Program Studi Instrumentasi
Universitas Brawijaya
2015

12

Laporan Kuliah Kerja Lapang


PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan
Meraih keunggulan komparatif dan kompetitif
1. Meraih : Menunjukkan upaya maksimum yang penuh dengan ketekunan dam
keyakinan serta professionalisme untuk PT. Pertamina (Persero) RU VI
Balongan.
2. Keunggulan komparatif : Keunggulan dasar yang dimiliki oleh PT. Pertamina
(Persero) RU VI Balongan dibandingkan dengan kilang sejenis, yaitu lokasi
yang strategis karena dekat dengan pasar BBM dan non BBM.
3. Keunggulan kompetitif : Keunggulan daya saing terhadap kilang sejenis dalam
hal efisiensi, mutu, produk, dan harga.

Program Studi Instrumentasi


Universitas Brawijaya
2015

12

Laporan Kuliah Kerja Lapang


PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan
Logo
PT. PERTAMINA RU VI Balongan mempunyai logo perusahaan yang
melambangkan bahwa perusahaan dapat menjadi kilang unggulan yang dapat
memenuhi visi dan misi dengan kerja keras. Logo PT. PERTAMINA RU VI
Balongan adalah sebagai berikut :

Gambar 2.2 Logo Kilang Unggulan Pertamina RU VI Balongan


Penjelasan Logo :
1. Lingkaran
2. Gambar

: Fokus ke bisnis inti dan sinergi


: Konstruksi generator dan reaktor di unit Residue catalytic

Cracking yang menjadi ciri khas dalam proses pengolahan minyak bumi di
Refinery unit VI
3. Warna
:
Hijau : menunjukkan warna asli generator yang berarti selalu menjaga

kelestarian lingkungan hidup


Putih : menunjukkan warna asli reaktor yang berarti bersih, professional,
proaktif, inovatif, dan dinamis dalam setiap tindakan yang selalu berdasar

kebenaran
Biru : diambil dari warna logo PERTAMINA yang berarti loyal kepada visi

PERTAMINA
Kuning : diambil dari logo PERTAMINA yang berarti keagungan Refinery
unit VI

Program Studi Instrumentasi


Universitas Brawijaya
2015

12

Laporan Kuliah Kerja Lapang


PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan
l. 2.9

Kilang PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan


Kilang PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan berkapasitas 125.000

BPSD dengan bahan baku yang terdiri dari minyak mentah Duri 80%, minyak
mentah Minas 20%, dan gas alam dari Jatibarang sebagai bahan baku H 2 Plant
sebanyak 18 MMSCFD. Pengolahan bahan baku tersebut menghasilkan produk
sebagai berikut :
No
A

Jenis Produk
BBM :

Kapasitas

Satuan

Motor Gasoline

58,000

BPSD

Kerosene

11,900

BPSD

Automotive Diesel Oil

27,000

BPSD

Industrial Diesel Oil

16,000

BPSD

Decant Oil & Feul Oil


Non BBM :

9,300

BPSD

LPG

565

Ton

Propylene

545

Ton

Ref. Feul Gas

125

Ton

Sulfur

28,500

Ton

BPSD: Barel Per Stream Day

Tabel 2.2 Hasil Produk Kilang PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan


m. 2.9

Struktur Organisasi PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan


PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI Balongan mempunyai struktur

organisasi yang menerangkan hubungan kerja antar bagian yang satu dengan yang
lainnya dan juga mengatur hak dan kewajiban masing-masing bagian. Tujuan
dibuatnya struktur organisasi adalah untuk memperjelas dan mempertegas kedudukan
suatu bagian dalam menjalankan tugas sehingga akan mempermudah untuk mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Maka biasanya struktur organisasi dibuat
sesuai dengan tujuan dari organisasi itu sendiri.
Program Studi Instrumentasi
Universitas Brawijaya
2015

12

Laporan Kuliah Kerja Lapang


PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan

Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan

Program Studi Instrumentasi


Universitas Brawijaya
2015

12

Anda mungkin juga menyukai