baik sebagai sumber energi maupun sebagai bahan dasar produk turunan untuk
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Proses pengolahan minyak bumi menjadi produk
dengan nilai ekonomi tinggi merupakan tujuan utama dari perusahaanperusahaan
yang bergerak dalam bidang eksplorasi sampai dengan industri petrokimia hilir.
Pengelolaan sumber daya ini diatur oleh negara untuk kemakmuran rakyat seperti
yang tertuang dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 3. Hal ini ditujukan untuk menghindari
praktek monopoli dan mis-eksploitasi kekayaan alam yang berujung pada
kesengsaraan rakyat.
Terjadi beberapa perubahan pengelolaan perusahaan minyak di Indonesia pasca
kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 10 Desember 1957, atas perintah Mayjen Dr.
Ibnu Soetowo, PT EMTSU diubah menjadi PT Perusahaan Minyak Nasional (PT
PERMINA). Kemudian dengan PP No. 198/1961 PT PERMINA dilebur menjadi PN
PERMINA. Pada tanggal 20 Agustus 1968 berdasarkan PP No. 27/1968, PN
PERMINA dan PN PERTAMINA dijadikan satu perusahaan yang bernama
Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (PN PERTAMINA).
Sebagai landasan kerja baru, lahirlah UU No. 8/1971 pada tanggal 15 September
1971. Sejak itu, nama PN PERTAMINA diubah menjadi PT. PERTAMINA, dan
dengan PP No. 31/2003 PT. PERTAMINA menjadi (Persero), yang merupakan satusatunya perusahaan minyak nasional yang berwenang mengelola semua bentuk
kegiatan di bidang industri perminyakan di Indonesia. Pada 10 Desember 2005,
sebagai bagian dari upaya menghadapi persaingan bisnis, PT Pertamina mengubah
logo dari lambang kuda laut menjadi anak panah dengan tiga warna dasar hijau-birumerah. Logo tersebut menunjukkan unsur kedinamisan serta mengisyaratkan
wawasan lingkungan yang diterapkan dalam aktivitas usaha Perseroan. Selanjutnya
Program Studi Instrumentasi
Universitas Brawijaya
2015
12
12
bagi seluruh karyawan dalam menjalankan perusahaan. Keenam tata nilai perusahaan
Pertamina adalah sebagai berikut :
Clean (Bersih)
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak
menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman
pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.
Competitive (Kompetitif)
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong
pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan
menghargai kinerja.
Commercial (Komersial)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan
berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
Capable (Berkemampuan)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan
penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset
dan pengembangan.
12
12
di bidang energi dan petrokimia terbagi menjadi dua sektor yaitu usaha Hulu dan
usaha Hilir.
Usaha Hulu
Kegiatan Direktorat Hulu PT. Pertamina (Persero) mencakup bidang-bidang
eksplorasi, produksi, serta transmisi minyak dan gas. Aktivitas lainnya terdiri atas
pengusahaan energi Coal Bed Methane (CBM) dan panas bumi. Di samping itu,
untuk mendukung gerak laju seluruh kegiatan tersebut, PT. Pertamina (Persero)
mengembangkan pusat riset dan teknologi sektor hulu serta menekuni bisnis jasa
pengeboran.
Pada umumnya, wilayah kerja migas PT. Pertamina (Persero) berada di
Indonesia dan sebagian di luar negeri. Bisnis PT. Pertamina (Persero) di sektor hulu
dilaksanakan melalui operasi sendiri (own operation) dan lewat pola kemitraan. Saat
ini, Direktorat Hulu mengelola 6 anak perusahaan yang bergerak di usaha hulu
industri migas dan panas bumi yaitu:
1. PT. Pertamina EP (PEP)
2. PT. Pertamina Hulu Energi (PHE)
3. PT. Pertamina Gas
4. PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE)
5. PT. Pertamina EP Cepu (PEP Cepu)
6. PT. Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI)
Selain itu, Direktorat Hulu juga mengembangkan fungsi penunjang teknologi
bidang hulu yaitu Exploration & Production Technology Center (EPTC). Untuk
menjaga kesinambungan produksi gas, PT. Pertamina (Persero) menandatangani 4
KKS (Kontrak Kerjasama) di bidang CBM. KKS tersebut adalah sebagai berikut:
1. PHE Metana Kalimantan A mengelola Blok Sangatta I, Kalimantan Timur.
2. PHE Metana Kalimantan B mengelola Blok Sangatta II, Kalimantan Timur.
3. PHE Metana Sumatera Tanjung Enim mengelola blok Tanjung Enim, Sumatera
Selatan.
4. PHE Metana Sumatera 2 mengelola Blok Muara Enim.
Usaha Hilir
Program Studi Instrumentasi
Universitas Brawijaya
2015
12
UNIT PENGOLAHAN
UP I Pangkalan Brandan
UP II Dumai dan Sungai Pakning
UP III Plaju dan Sungai Gerong
UP IV Cilacap
UP V Balikpapan
UP VI Balongan
UP I Pangkalan Brandan
KAPASITAS (BPSD)
170.000
133.700
348.000
260.000
125.000
-
12
1995, dikarenakan Unit Residue Catalitic Cracker (RCC) di kilang saat itu mengalami
kerusakan. Unit ini merupakan unit terpenting di kilang RU VI karena merupakan
unit yang merubah residu menjadi minyak ringan yang lebih berharga. Kapasitas unit
ini merupakan terbesar dunia. Dengan adanya kilang minyak Balongan, Kapasitas
total kilang minyak domestik menjadi 1002500 BPSD (Barrel Per Stream Day).
Kilang RU VI Balongan ini mendapatkan bahan baku minyak mentah yang bersal
dari Duri Riau (60% feed) dan Minas Dumai (40% feed). Selain itu juga
menggunakan Gas Alam (natural gas) sebesar 18 mmscfd untuk proses produksi yang
diperoleh dari Daerah Operasi Hilir (DOH) Jawa bagian barat lapangan Karangampel
Mundu Indramayu. Pemilihan Balongan sebagai lokasi proyek EXOR I didasarkan
atas :
1. Relatif dekat dengan konsumen bahan bakar minyak terbesar, yaitu pulau
jawa yang mengkonsumsi bahan bakar 65% dari kebutuhan nasional dan 80%
dari kebutuhan Jakarta.
2. Telah tersedianya sarana penunjang yaitu Depot Unit Pembekalan dan
Pemasaran Dalam Negeri (UPPDN) III dan terminal Unit Eksplorasi dan
Produksi (UEP) III ditambah adanya Convention Buoy Mooring dan Single
buoy Mooring.
3. Dekat dengan sumber gas alam yaitu UEP III
4. Selaras dengan proyek pipanisasi bahan bakar minyak di Jawa
5. Tersedianya lahan yang dibutuhkan, yaitu bekas sawah yang kurang produktif,
harga tanah yang relatif murah dan jauh dari keramaian.
6. Tersedianya sarana infrastruktur.
Program Studi Instrumentasi
Universitas Brawijaya
2015
12
salah satu kecamatan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Untuk penyiapan lahan
kilang, yang semula sawah tadah hujan, diperlukan pengurukan dengan pasir laut
yang diambil dari pulau Gosong Tengah, pulau ini berjarak + 70 km arah bujur timur
dari pantai Balongan. Kegiatan penimbunan ini dikerjakan dalam waktu empat bulan.
Transfortasi pasir dari tempat penambangan ke area penimbunan dilakukan dengan
kapal yang selanjutnya dipompa ke arah kilang.
h. 2.8
dirumuskan dan disahkan melalui Surat Keputusan General Manajer No. Kpts092/E6000/99-SO, tanggal 30 November 1999.
Visi
Menjadi Kilang Terkemuka di Asia tahun 2025
Yang Mana, Kilang mengolah bahan baku minyak bumi menjadi produk BBM
dan non-BBM dan Terkemuka, masuk dalam nominasi kelompok kilang terbaik
dunia, unggul dalam segala aspek bisnis misalnya : lebih aman, andal, efisien,
professional, maju, berdaya saing tinggi, bermutu internasional, berwawasan
lingkungan, dan mampu menghasilkan laba sebesar-besarnya.
12
Minyak Bumi
Tepat jumlah
Tepat mutu
Tepat waktu
Berorientasi Laba
: Crude Oil
: Jumlah yang optimal
: Mutu produk yang memenuhi standar
: Penyerahan produk pada waktu yang diinginkan
: di titikberatkan pada pencarian laba disamping misi
sosial
Berdaya saing tinggi : Mutu dan harga kompetitif
Pasar
: Domestik dan Internasional
Teknologi Maju
: Selalu menyepurnakan teknologi proses dan peralatan
Terpadu
: Terintegrasi penuh antara kilang dan pipa penyalur
BBM
Aman
: Bagi pekerja, peralatan, masyarakat, dan lingkungan
Andal
: Mampu beroperasi secara kontinu dalam waktu
tertentu
Efisien
: Produktivitas Tinggi
Berwawasan Lingkungan : Memenuhi peraturan perundangan yang berlaku
tentang lingkungan hidup
Aset
: Peralatan, pekerja, dana
Professional
: SDM yang berprestasi, proaktif, dan inofatif
Manajemen Tangguh : Berani mengambil resiko, kompak, dan visioner
Semangat kebersamaan
: Kerjasama yang sinergi
Keterbukaan
: bersih dan transparan
Saling Menguntungkan
: Bagi pekerja dan mitra bisnis
Motto
Program Studi Instrumentasi
Universitas Brawijaya
2015
12
12
Cracking yang menjadi ciri khas dalam proses pengolahan minyak bumi di
Refinery unit VI
3. Warna
:
Hijau : menunjukkan warna asli generator yang berarti selalu menjaga
kebenaran
Biru : diambil dari warna logo PERTAMINA yang berarti loyal kepada visi
PERTAMINA
Kuning : diambil dari logo PERTAMINA yang berarti keagungan Refinery
unit VI
12
BPSD dengan bahan baku yang terdiri dari minyak mentah Duri 80%, minyak
mentah Minas 20%, dan gas alam dari Jatibarang sebagai bahan baku H 2 Plant
sebanyak 18 MMSCFD. Pengolahan bahan baku tersebut menghasilkan produk
sebagai berikut :
No
A
Jenis Produk
BBM :
Kapasitas
Satuan
Motor Gasoline
58,000
BPSD
Kerosene
11,900
BPSD
27,000
BPSD
16,000
BPSD
9,300
BPSD
LPG
565
Ton
Propylene
545
Ton
125
Ton
Sulfur
28,500
Ton
organisasi yang menerangkan hubungan kerja antar bagian yang satu dengan yang
lainnya dan juga mengatur hak dan kewajiban masing-masing bagian. Tujuan
dibuatnya struktur organisasi adalah untuk memperjelas dan mempertegas kedudukan
suatu bagian dalam menjalankan tugas sehingga akan mempermudah untuk mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Maka biasanya struktur organisasi dibuat
sesuai dengan tujuan dari organisasi itu sendiri.
Program Studi Instrumentasi
Universitas Brawijaya
2015
12
12