Anda di halaman 1dari 62

HUBUNGAN USIA IBU, PARITAS, DAN BERAT LAHIR

TERHADAP KALA II LAMA DI RUMAH SAKIT ADJI


DARMO LEBAK

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk


memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :
Agus Anang Fatoni
NIM: 108103000050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/ 2011 M
i

ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:


1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 22 Juli 2011

Agus Anang Fatoni

ii

iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

HUBUNGAN USIA IBU, PARITAS, DAN BERAT LAHIR TERHADAP


KALA II LAMA DI RSUD Dr. ADJIDARMO KABUPATEN LEBAK

Laporan Penelitian
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Kedokteran (S.Ked)

Oleh :
Agus Anang Fatoni
NIM: 108103000050

Pembimbing I

Pembimbing II

Prof. DR. dr. Sardjana Sp.OG (K) SH

drg. Laifa A.Hendarmin P.hD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/ 2011 M

iii

iv

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN USIA IBU, PARITAS, DAN


BERAT LAHIR TERHADAP KALA II LAMA DI RSUD Dr. ADJIDARMO
KABUPATEN LEBAK yang diajukan oleh Agus Anang Fatoni (NIM:
108103000050), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 22 Juli 2011.
Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.
Ciputat, 22 Juli 2011

DEWAN PENGUJI
Penguji I

Prof. DR. dr. Sardjana, SpOG(K), SH


Penguji II

Penguji III

dr. H. Taufik Zain SpOG(K)Onk

DR. dr. Syarif Hasan Lutfie, Sp.KFR

PIMPINAN FAKULTAS
Dekan FKIK UIN

Kaprodi PSPD FKIK UIN

Prof. DR. (hc). dr. M.K. Tadjudin, SpAnd

DR. dr. Syarif Hasan Lutfie, Sp.KFR

iv

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat
dan karunia yang telah diberikan, yang telah mengizinkan saya untuk terus
tumbuh dan belajar menjadi seorang dewasa hingga tepat pada waktunya saya
dapat menyelesaikan penelitian ini. Saya menyadari tanpa bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan penelitian ini.
Oleh karena itu, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1)

Prof. DR. (hc). dr. M.K. Tadjudin, SpAnd, Drs. Achmad Ghalib, MA, dan
Dra. Farida Hamid, M.Pd selaku Dekan dan Pembantu Dekan FKIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang senantiasa memberikan semangat agar
terus berjuang untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.

2)

DR. dr. Syarief Hasan Lutfie, SpRM sebagai Kaprodi PSPD dan untuk
semua dosen, yang telah begitu banyak membimbing dan memberikan
kesempatan untuk menimba ilmu selama saya menjalani masa pendidikan
di PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, rasa hormat saya atas
segala yang telah mereka berikan.

3)

Prof. DR. dr. Sardjana, SpOG (K), SH dan drg. Laifa Annisa Hendarmin,
Ph,D selaku pembimbing yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga
dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan saya dalam penyusunan
riset ini.

4)

dr. Taufik Zen, SpOG (K) selaku penguji yang telah menyediakan waktu,
memberikan bimbingan dan masukan dalam perbaikan riset ini.

5)

Direktur RSUD Adjidarmo Kabupaten Lebak yang telah mengizinkan dan


memperbolehkan melakukan penelitian ini sehingga hal ini memperlancar
proses penelitian, dan dr. Yusrizal Syamsul RifaI, SpOG, serta Bidan
yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama saya mengambil
data.

vi

6)

Ibu Silvia Nasution, M, Biomed selaku penanggung jawab riset PSPD


2008 yang selalu mengingatkan kami untuk segera menyelesaikan riset.

7)

Direktorat Jendral Pekapontren Kementrian Agama Republik Indonesia


yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menjadi salah satu
anggota Penerima Beasiswa Santri Berprestasi di PSPD FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta ini. Terima kasih atas bimbingan, pembinaan, dan
berbagai pengalaman yang telah diberikan.

8)

Orang tua saya yang amat saya cintai, yang memberikan semangat serta
mengiringi langkah saya menuju kesuksesan dengan doa. Terima kasih
atas segala kebaikan dan pelajaran kehidupanyang telah diberikan.

9)

Seluruh keluarga besar, terima kasih atas dukungan materil dan moril yang
tidak ternilai harganya, semoga saya bisa membanggakan kalian.

10)

Seluruh teman dan sahabat PSPD (khususnya 2008), Pondok Pesantren


Mambaul Hisan Sidayu Gresik, CSS MoRA, CIMSA (khususnya
SCORA) , BEMJ Pendidikan Dokter, BEMF FKIK dan semua teman yang
saya kenal. Terima kasih kalian telah memberi warna dalam hidupku dan
menjadikan duniaku begitu indah penuh makna.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

vi

vii

ABSTRAK
Agus Anang Fatoni. Program Studi Pendidikan Dokter. Hubungan Usia Ibu,
Paritas, dan Berat Bayi Lahir Terhadap Kala II Lama di Rumah Sakit Adji
Darmo Lebak
Kala II lama merupakan salah satu penyebab mortalitas dan morbiditas ibu dan
bayi.
Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan usia ibu, paritas, dan berat lahir
terhadap persalinan dengan kala II lama.
Desain penelitian adalah potong lintang dengan sampel 384 ibu yang melahirkan
di rumah sakit Adji Darmo Lebak pada bulan Juli sampai dengan bulan Desember
2010.
Hasil penelitian menunjukkan Tidak terdapat hubungan antara usia ibu dengan
kala II lama (p=0.442). Ada hubungan antara paritas dengan kala II lama
(p=0.015). Nullipara memiliki faktor resiko 1.768 kali lebih besar dari pada
multipara terhadap kala II lama. Ada hubungan antara berat lahir dengan kala II
lama (p=0.000). Ibu yang mengalami kala II lama memiliki berat lahir rata-rata
lebih besar (3132 g) dari pada ibu yang tidak mengalami kala II lama (2830 g).
Dari hasil di atas, maka seseorang dengan faktor resiko sebaiknya mempersiapkan
diri. Dan jika terjadi kala II lama, hendaknya dokter dan pasien memutuskan
tindakan yang tepat untuk meminimalkan mortalitas dan morbiditas
Kata kunci :kala II lama, usia ibu, paritas, nullipara, berat lahir, persalinan
ABSTRACT
Agus Anang Fatoni. Medical Education Study Program. Association Maternal
age, Parity, and Birth Weight with Prolonged Second Stage of Labor at Adji
Darmo Hospital Lebak
Prolonged second stage of labor is one cause of maternal and perinatal mortality
and morbidity.
The objective of research was to determine the association of maternal age,
parity, and birth weight with prolonged second stage of labor.
The design is a cross-sectional study with a sample of 384 mothers who gave birth
in Adji Darmo hospital Lebak in July until December 2010.
The results showed anassociation between maternal age with prolonged second
stage of labor (p=0.442). There is association between the parity with prolonged
second stage of labor (p=0.015). Nullipara have risk factor 1.768 more than
multiparous. There is association between birth weight with prolonged second
stage of labor (p=0.000). Mothers with prolonged second stage of labor has an
average birth weight is greater (3132 g) than in mothers without prolonged
second stage of labor (2830 g).
From the above results, then someone with risk factors should be prepared. And if
there is prolonged second stage of labor, should doctors and patients decide the
appropriate action to minimize mortality and morbidity.
Key words: prolonged second stage of labor, maternal age, parity, nullipara,
birth weight, birth

vii

viii

DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PERNYATAAN ...........................................................................

ii

LEMBAR PERSETUJUAN ..........................................................................

iii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................

iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................

ABSTRAK/ABSTRACT ................................................................................

vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................

viii

DAFTAR TABEL ...........................................................................................

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

xi

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................

xii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

xiii

BAB 1. PENDAHULUAN ..............................................................................

1.1.

Latar Belakang .................................................................................

1.2.

Rumusan Masalah ............................................................................

1.3.

Hipotesis............................................................................................

1.4.

Tujuan Penelitian ..............................................................................

1.5.

Manfaat Penelitian ...........................................................................

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................

2.1.

Tinjauan Pustaka ................................................................................

2.1.1.

Partus ..................................................................................................

2.1.2.

Tahapan Persalinan ............................................................................

2.1.3.

Kala II Lama ......................................................................................

10

2.1.4.

Usia Ibu ......................................................................... ....................

11

2.1.5.

Paritas .................................................................................................

12

2.1.6.

Berat Bayi Lahir .................................................................................

12

2.2.

Kerangka Teori ..................................................................................

13

2.3.

Kerangka Konsep ...............................................................................

13

2.4.

Definisi Operasional ...........................................................................

14

BAB 3. METODE PENELITIAN .................................................................

15

3.1.

15

Desain Penelitian ................................................................................

viii

ix

3.2.

Lokasi dan Waktu Penelitian ..............................................................

15

3.3.

Populasi dan Sampel ..........................................................................

15

3.3.1.

Populasi Target ...................................................................................

15

3.3.2.

Populasi Studi .....................................................................................

15

3.3.3.

Subjek Penelitian ................................................................................

16

3.3.4.

Sampel ................................................................................................

16

3.4.

Instrumen Penelitian ..........................................................................

16

3.5.

Alur Penelitian ...................................................................................

16

3.6.

Pengumpulan Data .............................................................................

17

3.7.

Pengolahan Data .................................................................................

17

3.8.

Analisis Data ......................................................................................

17

3.8.1. Analisis Univariat ...............................................................................

17

3.8.2. Analisis Bivariat .................................................................................

18

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................

19

4.1.

Uji Univariat .......................................................................................

19

4.2.

Uji Bivariat .........................................................................................

21

4.2.1.

Hubungan Usia Ibu Terhadap Kala II Lama ......................................

21

4.2.2.

Hubungan Paritas Terhadap Kala II Lama .........................................

23

4.2.3.

Hubungan Berat Lahir Terhadap Kala II Lama ..................................

26

4.3.

Keterbatasan Penelitian ......................................................................

30

BAB 5. SIMPULAN DAN SARAN ..............................................................

31

5.1.

Simpulan ............................................................................................

31

5.2.

Saran ..................................................................................................

31

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

32

LAMPIRAN ....................................................................................................

34

ix

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1.

Bentuk Jalan Lahir ....................................................................

Tabel 2.2.

Ukuran Ideal Pelvis ...................................................................

Tabel 4.1.

Frekuensi Kala II Lama di RS Adji Darmo ..............................

19

Tabel 4.2.

Diskripsi Data Usia pada Sampel .............................................

19

Tabel 4.3.

Frekuensi Paritas .......................................................................

20

Tabel 4.4.

Diskripsi Data Berat Lahir ........................................................

20

Tabel 4.5.

Uji Normalitas Usia Ibu ............................................................

21

Tabel 4.6.

Nilai Rank Usia Ibu ..................................................................

21

Tabel 4.7.

Hasil Uji Wann Whitney Usia Ibu terhadap Kala II Lama .......

22

Tabel 4.8.

Crosstabulation Paritas X Kala II Lama ....................................

23

Tabel 4.9.

Hasil Uji Chi Square untuk Paritas ...........................................

24

Tabel 4.10.

Estimasi Resiko Kala II Lama pada Paritas ..............................

25

Tabel 4.11.

Uji Normalitas Berat Lahir ........................................................

26

Tabel 4.12.

Nilai Rank Berat Lahir ..............................................................

27

Tabel 4.13.

Hasil Uji Mann Whitney Berat Lahir .......................................

27

Tabel 4.14.

Crosstabulation Berat Lhir X Kala II Lama .............................

28

Tabel 4.15.

Hasil Uji Chi Square Berat Lahir .............................................

29

Tabel 4.16.

Estimasi Resiko Kala II Lama pada Berat Lahir ......................

29

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Teori ............................................................................ 13
Gambar 2.2. Kerangka konsep .......................................................................... 13
Gambar 3.1. Cara kerja penelitian ..................................................................... 16

xi

xii

DAFTAR SINGKATAN

AKI

Angka Kematian Ibu

BKKBN

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

SDKI

Survey DemografiKesehatan Indonesia

ACOG

American Collage of Obstetricians and Gynecologists

ANC

AntenatIal Care

xii

xiii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat izin Penelitian dari Fakultas ................................................

34

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian dari RS Adji Darmo ....................................

35

Lampiran 3 Hasil Analisis Data ........................................................................ 36


Lampiran4 Riwayat Penulis .............................................................................. 49

xiii

BAB 1
PENDAHULUAN

1.2.

Latar Belakang
Kematian ibu pada saat hamil dan melahirkan merupakan masalah
besar di dunia. Angka kematian ibu (AKI) di dunia berdasarkan data WHO
pada tahun 2003, didapatkan bahwa dalam setiap menit seorang
perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait dengan proses
kehamilan dan persalinannya. Sebanyak 99% kematian ibu di dunia terjadi
di negara-negara berkembang.1
Wenurut WHO, Asia Tenggara merupakan kawasan penyumbang
AKI terbasar pada tahun 2008. Sepertiga dari seluruh kematian ibu dan
anak global berasal dari kawasan ini. WHO memperkirakan, sebanyak 3,7
juta kelahiran terjadi di kawasan Asia Tenggara setiap tahun. Sementara
total kematian ibu dan bayi baru lahir di kawasan ini diperkirakan
berturut-turut adalah 170 ribu dan 1,3 juta per tahun. Sebanyak 98% dari
seluruh kematian ibu dan anak di kawasan ini ter jadi di India, Bangladesh,
Indonesia, Nepal , dan Myanmar.1
Sampai saat ini angka kematian ibu melahirkan belum dapat turun
seperti yang diharapkan. Menurut laporan Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) pada bulan Juli tahun 2005, AKI masih
berkisar 307 per 100.000 kelahiran hidup. Pemerintah sebenarnya telah
bertekad untuk menurunkan AKI dari 309 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 1994 menjadi 225 per 100.000 kelahiran pada tahun 1999, dan
menurunkan lagi menjadi 125 per 100.000 kelahiran pada tahun 2010.
Tetapi pada kenyataanya AKI hanya berhasil diturunkan menjadi 334 per
100.000 kelahiran pada tahun 1997, dan menjadi 309 per 100.000 pada
tahun 2003 menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI). 2

Telah diketahui bahwa tiga penyebab utama kematian ibu dalam


bidang obgin adalah perdarahan 45%, infeksi 15%, dan hipertensi dalam
kehamilan (preeklamsi) 13%. Selain itu, partus lama (partus lebih dari 18
jam) merupakan salah satu dari beberapa penyebab kematian ibu dan bayi
baru lahir. Partus lama rata-rata di dunia menyebabkan kematian ibu
sebesar 8 % dan di Indonesia sebesar 9 %. Partus lama menjadi salah satu
penyebab kematian ibu karena pada partus lama akan menyebabkan
infeksi, kehabisan tenaga, dehidrasi pada ibu, dan dapat terjadi perdarahan
post partum yang sangat membahayakan keselamatan ibu.3
Kala II lama merupakan salah satu penyebab mortalitas dan
morbiditas ibu, meskipun menurut penelitian menunjukkan hasil yang
tidak bermakna.4 Selain itu kala II lama yang merupakan abnormalitas fase
kehamilan (abnormalities of second stages of labor) juga dapat
menyebabkan kematian pada bayi.4 Dari sinilah, peneliti mengambil judul
penelitian Hubungan Usia Ibu, Paritas, dan Berat Lahir Terhadap Kala II
Lama di Rumah Sakit Adji Darmo Lebak Periode Juli-Desember 2010.
1.2.

Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan umur ibu, paritas, dan berat baru lahir
terhadap terjadinya persalinan dengan kala II lama?
Apabila masalah penelitian diperinci menurut faktor resikonya
maka dapat dirumuskan sub masalah sebagai berikut :
1.

Apakah ada hubungan usia ibu terhadap terjadinya persalinan


dengan kala II lama?

2.

Apakah ada hubungan paritas terhadap terjadinya persalinan


kala II lama?

3.

Apakah ada hubungan beratlahir terhadap terjadinya persalinan


dengan kala II lama?

1.3.

Hipotesis
Ada hubungan umur ibu, paritas, dan berat lahir terhadap
terjadinya persalinan dengan kala II lama.
Jika diperinci menurut faktor resikonya maka dapat dijadikan sub
hipotesis sebagai berikut :
1.

Ada hubungan umur ibu terhadap terjadinya persalinan dengan


kala II lama.

2.

Ada hubungan paritas terhadap terjadinya persalinan kala II


lama.

3.

Ada hubungan berat lahir terhadap terjadinya persalinan


dengan kala II lama.

1.4.

Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui data faktor
resiko terhadap kejadian persalinan dengan kala II lama.
Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1.

Untuk mengetahui jumlah prevalensi melahirkan dengan kala


II lama di rumah sakit Adji Darmo.

2.

Untuk mengetahui hubungan umur ibu terhadap terjadinya


persalinan dengan kala II lama

3.

Untuk

mengatahui

hubungan

jumlah

paritas

terhadap

terjadinya persalinan kala II lama?


4.

Untuk mengetahui hubungan berat lahir terhadap terjadinya


persalinan dengan kala II lama?

1.5.

Manfaat Penelitian
Bagi rumah sakit :
1.

Memberi informasi angka kejadian kala II lama yang mendapat


perawatan di rumah sakit Adji Darmo.

2.

Memberi referensi tentang hubungan umur ibu, paritas, dan


berat lahir terhadap persalinan dengan kala II lama, sehingga
pasien dengan faktor resiko dapat ditangani dengan baik.

Bagi Pasien:
1.

Mengetahui faktor resiko kejadian kala II lama, sehingga


pasien atau masyarakat umum dapat menghindari faktor resiko
tersebut.

2.

Mempersiapkan diri agar kemungkinan terjadinya persalinan


dengan kala II lama dapat diminimalkan.

Bagi peneliti :
1.

Sebagai salah satu persyaratan kelulusan dalam menyelesaikan


program program studi pendidikan dokter.

2.

Dapat menggali informasi tentang kala II lama serta hubungan


umur ibu, paritas, dan berat lahir terhadap persalinan dengan
kala II lama.

Dan bagi institusi dapat menjadikan dasar bukti medis secara


ilmiah tentang hubungan faktor umur ibu, jumlah paritas, dan berat bayi
lahir terhadap persalinan dengan kala II lama.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Tinjauan Pustaka

2.1.1. Partus
Partus (labor) adalah proses melahirkan, dari awal kontraksi yang
sesungguhnya sampai selesai melahirkan.5 Pada proses partus, hasil
konsepsi (janin, membran, tali pusat, dan plasenta) dikeluarkan ke luar
rahim.6 Partus adalah proses fisiologis yang melibatkan satu rangkaian
peristiwa, beruntun mulai perubahan dalam desidua, miometrium, dan
serviks uterus yang bisa terjadi dalam waktu lama (hari sampai minggu)
atau terjadi cepat (menit sampai jam) dan memuncak pada saat keluarnya
janin (delivery of the fetus). Perubahan biokimia jaringan ikat pada serviks
uterus nampaknya mendahului kontraksi rahim dan pelebaran serviks, dan
semua peristiwa ini biasanya terjadi sebelum pecahnya selaput janin.7
Partus adalah diagnosis, dimana partus terjadi bila terdapat tiga hal
yaitu kontraksi uterus yang nyeri, pembukaan dan dilatasi serviks
progresif, dan menunjukkan debit perdarahan (bloody discharge). Dilatasi
serviks tanpa adanya kontraksi uterin terkadang dijumpai pada trimester
kedua dan suggestive of cervical insufficiency. Demikian pula kehadiran
kontraksi uterus tanpa adanya perubahan serviks tidak memenuhi kriteria
untuk diagnosis partus. Kontraksi semacam ini sering dikaitkan dengan
kontraksi palsu (his palsu) atau iritabilitas uterus.8
Partus bukan merupakan proses pasif dimana kontraksi uterus
mendorong benda kaku melalui lobang tetap. Kemampuan janin untuk
berhasil menegosiasikan panggul selama persalinan tergantung pada
interaksi yang kompleks antara tiga variable, yaitu : power (kontraksi
rahim atau his), passenger (janin), dan passage (baik panggul tulang dan
jaringan

lunak

panggul).Meskipun

kebijaksanaan

konvensional

menyatakan bahwa kontraksi kuat lebih cendrung dikaitkan dengan hasil


yang sukses, tidak ada data untuk mendukung kesimpulan ini. Selain itu,
partus lama mungkin disebabkan hasil dari resistensi rendah dari jaringan
lunak panggul (leher rahim pada tahap pertama partus (kala satu) dan otototot dasar panggul dalam kala dua) bukan dari aktivitas miometrium
tinggi.8
His (power) dipicu oleh oksitosin yang dikeluarkansemakin lama
semakin banyak pada minggu ke 20-23 kehamilan. Sifat elastis yang
dimiliki uterus menyebabkan jumlah reseptor oksitosin yang berada di otot
polos uterus semakin banyak. Selain itu, jumlah gap jungtion untuk
melakukan koordinasi his semakin tercapai untuk pembukaan serviks
uteri.9
Peningkatan jumlah reseptor oksitosin dan gap jungtion dipicu oleh
esterogen yang semakin meningkat menjelang kelahiran, dan progesteron
pun menurun seiring dengan penuaan plasenta. Semakin tua, usia
kehamilan maka Braxton Hicks (his sebelum persalinan) semakin sering
terjadi. Pada akhirnya, pembentukan oksitosin dan gap jungtion mencapai
puncaknya dan Braxton Hicks pun berubah menjadi his persalinan.9
Kontraksi (his) yang semakin kuat menimbulkan peningkatan
tekanan hidrostatik cairan amnion sehingga membantu dalam perlunakan
serviks uteri dan pembukaan serviks uteri sebagai jalan lahir pasif. Setelah
serviks mengalami pembukaan maksimal maka ketuban akan pecah
spontan yang memiliki arti klinis penting yaitu:
1.

Air ketuban merupakan disinfektan.

2.

Melicinkan jalan lahir.

3.

Pecahnya ketuban mengakibatkan bagian terendah akan


langsung menekan serviks dan mempercepat pembukaan.

4.

Bagian terendah langsung menekan pleksus Frankenhauser,


dan menimbulkan reflex mengejan.

Jalan lahir (passanger) terdiri dari tulang pelvis dan otot pelvis.
Jalan lahir tulang oleh Coldwell-Malloy ditetapkan berdasarkan bentuk
seperti dapat dilihat pada table 2.1. sedangkan ukuran ideal pelvis dapat
dilihat dalam table 2.2. 9
Tabel 2.1. Bentuk jalan lahir tulang
Bentuk

Keterangan

Ginekoid (normal)

Bentuk agak bulat, sudut subpubis yang lebar,


dinding samping hampir sejajar spina isiadika
yang lebar, ruang sakroskiatik yang luas.

Android pelvis

Bentuk seperti jagung, sudut subpubis yang


sempit, jarak spinaisiadika yang pendek dan
menonjol, ruang sakroskiatik yang sempit

Anthropoid pelvis

Diameter konyugata yang panjang, sudut subpubis


yang sempit, ruang sakroskiatik yang luas

Platipoloid pelvis

Diameter

konyugata

yang

sempit,

diameter

transversalis yang panjang, sudut subpubis yang


panjang
Sumber : Ilmu Kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirodiharjo dengan modifikasi

Tabel 2.2. Ukuran Ideal pelvis


Ukuran Ideal Pelvis

Pintu atas

Bentuk bulat atau oval trasversalis, tindakan

panggul

terdapat tonjolan os sacrum, diameter transversalis


13 cm, diameter anterior posterior 12 cm, sudut
PAP tidak kurang 55

Ruang pelvis

Melengkung dengan dinding ka/ki mendatar,spina


isciadika tidak menonjol, lengkungan sacrum
merata, panjang lig. Sakrospinosum minimal 3
cm

Pintu bawah

Lengkung pubis, sudut subpubis lebih dari 80,

panggul

diameter intertuberosum minimal 10 cm

Sumber : Ilmu Kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirodiharjo dengan modifikasi

Serviks juga merupakan jalan lahir yang berupa jaringan lunak.


Persalinan menginduksi serviks untuk berubah bentuk. Perubahan ini
berupa pendataran serviiks dan dilatasi serviks.
Pendataran serviks (obliterasi) adalah pemendekan saluran serviks
dari panjang kira-kira 2 cm menjadi hanya berupa muara melingkar
dengan tepi hampir setipis kertas. Proses ini disebut sebagai pendataran
(effacement) dan terjadi dari atas ke bawah. Serabut otot setinggi os
serviks internum ditarik ke atas, atau didekatkan, menju segmen bawah
uterus, sementara kondisi os eksternum untuk sementara tidak berubah.
Dilatasi serviks ditentukan dengan memperkirakan diameter ratarata bukaan serviks. Dibandingkan dengan korpus uteri, segmen bawah
uterus

dan serviks merupakan daerah yang resistensinya kecil. Oleh

karena itu, selama terjadi kontraksi, struktur-struktur ini mengalami


peregangan,

yang

dalam

prosesnya

serviks

mengalami

ntarikan

sentrifugal. Ketika kontraksi uterus menimbulkan tekanan pada selaput


ketuban, tekanan hidrostatik kantang amnion akan melebarkan saluran
serviks. Bila selaput ketuban sudah pecah, tekanan pada bagian terbawah
janin terhadap serviks dan segmen bawah sama efektifnya. Ketuban pecah
dini tidak tidak mengurangi dilatasi serviks. 14
Passenger terdiri dari janin, plasenta, dan selaput ketuban.
Persalinan tergantung dari besar janin, letak kepala, dan ukuran kepala
janin.
2.1.2. Tahapan Persalinan
Secara Internasional terdapat 3 tahapan (stages) melahirkan, kala I
(First stage of labor), kala II ( second stage of`labor), dan kala II (thirt
stage of labor). Tetapi di RS Cipto Mangunkusumo di kenal juga kala IV
yaitu setelah plasenta lahir sampai 1 jam. Kala IV dianggap penting untuk
mengamati apakah ada perdarahan postpartum

a.

Kala I
Secara klinis, kala I dapat dinyatakan sebagai mulainya partus.
Kala I dimulai saat timbul his (bukan Broxton Hicks) dan wanita tersebut
mengeluarkan lendir yang bersemu dengan darah (bloody show). Lendir
yang bersemu darah ini berasal dari kanalis servikalis karena serviks mulai
membuka dan melebar. Kapiler-kapiler pecah ketika serviks bergeseran
ketika mulai membuka.
Menurut keterangan dalam buku Ilmu Kebidanan yang ditulis oleh
Prof. dr.Hanifa Wiknjosatro, Sp, OG proses membukanya serviks dibagi
menjadi dua fase.
1.

Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi


sangat lambat sampai mencapai ukuran 3 cm.

2.

Fase aktif : yang dibagi menjadi tiga fase lagi


a. Fase akselerasi : dalam 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi
4 cm.
b. Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
c. Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat kembali.
Dalaam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.10

Mekanisme pembukaan serviks berbeda antara primigravida dan


multigravida. Pada primigravida ostium uteri internum akan membuka
lebih dulu, sehingga sehingga serviks akan mendatar dan menipis. Baru
kemudian ostium uteri eksternum membuka. Pada multigravida osteum
uteri internum sudah sedikit terbuka. Ostium internum dan eksternum serta
penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam waktu yang bersamaan.
Pada multigravida kala I terjadi lebih cepat.10
Kala I berakhir ketika pembukaan telah lengkap.

10

b.

Kala II
Kala II dimulai dari pembukaan yang sudah lengkap dan
dilanjutkan dengan lahirnya janin. Pada fase ini terjadi dorongan secara
volunter dan involunter.11 His menjadi lebih kuat dan cepat, kira-kira 2-3
menit sekali. Biasanya kepala janin sudah diruang panggul. His dirasakan
tekanan otot-otot dasar panggul , yang secara refleks menimbulkan rasa
mengedan. Ibu juga merasakan seperti buang air besar. Kemudian
perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia
mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak pada vulva
ketika his, dan dengan his yang kuat kuat dan kekuatan mengejan yang
maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput dibawah simpisis dan
dahi, muka, dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his
mulai lagi untuk mengeluarkan anggota badan bayi yang lain. Pada
primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara
biasanya 0,5 jam.10

c.

Kala III
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di
atas pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk
melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam
waktu 6 menit sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau
dengan tekanan pada fundus uteri, pengeluaran plasenta disertai dengan
pengeluaran darah.10

2.1.3. Kala II lama


American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG)
mendefinisikan kala II lama (prolonged second stage of labor) sebagai
berikut : dalam nullipara 3 jam dengan epidural dan 2 jam tanpa epidural,
dalam multi para 2 jam dengan epidural dan satu jam tanpa epidural.12
Secara tradisional di nulliparas, aturan 2 jam digunakan sebagai
batas atas dari kala II, jika lebih dari itu maka direkomendasikan untuk

10

11

operasi atau tindakan lainnya. Asal-usul dari aturan ini tidaklah jelas tetapi
diyakini berasal dari studi yang dilakukan oleh Hellman dan Prystowsky
pada tahun 1952, yang menunjukkan bahwa kala II yang melebihi dua jam
dapat sangat merugikan.12
Morbiditas meningkat pada kala II lama yang ditunjukkan dari
hasil penelitian Williams pada tahun 1952. Tetapi pada kenyataannya,
sejumlah penelitian yang lebih baru dengan jelas menunjukkan bahwa,
tidak ada hubungan antara kala II lama dengan hasil perinatal.12
Sebuah penelitian oleh Fraser, dkk. Menemukan bahwa faktor
resiko untuk lamanya persalinan pada nullipara pada kala II adalah posisi
janin yang abnormal; high fetal station pada dilatasi maksimum; usia ibu
lebih dari 35 tahun; dan tinggi ibu kurang dari 160 cm.12
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh M. P. OConnell, ddk.
Wanita dengan kala II pendek (kurang dari 2 jam) secara signifikan lebih
muda (usia rata-rata 23,3 vs 24,9 tahun) dan memiliki bayi secara
signifikan lebih kecil (rata-rata 3315 g vs 3463 g) dibandingkan
perempuan kala II lama. Kala II lama pada persalinan secara signnifikan
berhubungan dengan oksitosin dan menggunakan epidural.13
Kala II lama menjadi salah satu penyebab kematian ibu karena
pada partus lama akan menyebabkan infeksi, kehabisan tenaga, dehidrasi
pada ibu, dan dapat terjadi perdarahan post partum yang sangat
membahayakan keselamatan ibu.3
2.1.4. Usia Ibu
Menurut Nasional Centre for Health Statistics (Smith dkk.,1999) ,
sekitar 13% persalinan terjadi pada wanita berusia antara 15 sampai 19
tahun. Remaja memiliki kemungkinan lebih besar mengalami anemia, dan
beresiko lebih tinggi memiliki bayi yang pertumbuhannya terhambat,
persalinan prematur dan angka kematian bayi lebih tinggi seperti yang
diungkapakan oleh Fraser dkk., pada tahun 1995. Karena tidak

11

12

direncanakan, sebagian besar kehamilan remaja jarang mendapat


konseling prakonsepsi.14
Pada masa remaja biasanya masih tumbuh dan berkembang.
Remaja memiliki kebutuhan kalori yang lebih besar dari pada wanita yang
lebih tua. Dengan berat badan normal, remaja dianjurkan meningkatkan
asupan kalori sebesar 400 kkal/hari.14
Penelitian-penelitian mengungkapakan bahwa wanita usia di atas
35 tahun memiliki resiko yang lebih tinggi mengalami penyulit obstetris
serta morbiditas dan mortalitas perinatal. Bagi wanita berumur yang
mengidap penyakit kronikatau yang kondisi fisiknya kurang, resiko ini
sangat mungkin terjadi. Namun, bagi wanita yang beratnya normal, secara
fisisk bugar dan tanpa masalah medis, resikonya jauh lebih rendah.14
2.1.5. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan seorang wanita. Dari
pola paritas wanita dalam suatu wilayah akan diketahui bagaimana pola
dan norma fertilitas yang dianut.Sebagian hasil akhir kehamilan
dipengaruhi oleh oleh umur dan paritas. Kelainan persalinan lebih sering
pada nullipara dan berumur. Menurut hasil penelitian yang dilakukan
Bobrowski dan Bottoms pada tahun 1995, mendapatkan bahwa usia dan
paritas mempengaruhi insidensi diabetes, gangguan persalinan, dan resiko
seksio sesaea.14
2.1.6. Berat Bayi Lahir
Data normatif pertumbuhan janin yang didasarkan pada berat lahir
telah berkembang amat pesat. Hal ini dikarenakan penelitian yang
dilakukan oleh Lubchenco dkk. di Denver (1963). Data mereka diperoleh
secara kesklusif dari kelahiran pada wanita kulit putih dan Hispanik yang
tinggal didataran tinggi. Bayi yang seperti itu memiliki berat yang lebih
rendah daibandingkan dengan bayi yang lahir di dataran rendah. 14

12

13

Menurut Manning (1995), persentil berat bayi lahir berhubungan dengan


mortalitas dan morbiditas perinatal. Semkin rendah berat bayi maka angka
kesakitan dan kematian perinatal semakin besar.14

2.2.

Kerangka Teori
Power
Partus

Passenger
Passage

Usia ibu

Kala II lama

Jumlah paritas
Berat bayi

Oksitosis & epidural

Tinggi badan ibu

Gambar 2.1. Kerangka teori


2.3. Kerangka Konsep

Usia ibu
(fakto Independen)
Jumlah paritas

Kala II lama

(faktor independen)

(faktor dependen)

Berat bayi lahir


(faktor independen)

Gambar 2.2. Kerangka konsep

13

14

2.4.

Definisis Operasional
1.

Kala II lama adalah kala II yang lebih dari 2 jam untuk nullipara dan lebih
dari 1 jam untuk multipara.

2.

Usia ibu adalah usia ibu saat melahirkan dalam tahun.

3.

Paritas adalah jumlah bayi yang pernah dilahirkan dalam keadaan hidup.

4.

Berat bayi lahir adalah beratneonatus yang diukur segera setelah lahir atau
sedini mungkin. Berat harus dinyatakan dalam gram terdekat.15

14

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1.

Metode Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan ini merupakan studi hubungan
(komparatif) dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah crosssectional.

3.2.

Tempat dan Waktu Penelitian


Lokasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah rumah sakit
Adji Darmo Kabupaten Lebak. Pemilihan lokasi ini berkaitan dengan
sosiodemografi Kabupaten Lebak yang merupakan daerah dengan tingkat
pengetahuan dan tingkat kesehatan yang rendah. Selain itu juga Kabupaten
Lebak relative dekat dengan Ibu Kota Jakarta, dibanding dengan daerah
dengan sosiodemografi rendah lain.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2011 sampai dengan
bulan Juli 2011.

3.3.

Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi Target


Dalam penelitian ini yang menjadi populasi target adalah seluruh
ibu yang melahirkan di Rumah Sakit yang setipe dengan Rumah Sakit
Adji Darmo Lebak Banten.
3.3.2. Populasi Studi
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi studi adalah seluruh
ibu yang melahirkan di Rumah Sakit Adji Darmo Lebak Banten pada
Bulan Juli 2010 sampai dengan Desember 2010.
3.3.3. Subjek Penelitian

16

Subjek Penelitian adalah ibu yang melahirkan di Rumah Sakit Adji


Darmo pada bulan Juli tahun 2010 sampai bulan Desember 2010. Data
subjek diambil melalui catatan rekam medik .
3.3.4. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel jenuh,
dimana semua populasi dijadikan sampel dengan kriteria sebagai berikut :
1.

Kriteria inklusif : semua ibu yang melahirkan di Rumah sakit


Adji Darmo Lebak Banten pada bulan Juli

2010 sampai

dengan bulan Desember 2010.


2.

Kriteria eksklusif : ibu yang melahirkan anak kembar


(gamelly), ibu melahirkan dengan secio caesaria dengan
indikasi selain kala II lama.

3.4.

Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan adalah data sekunder yang berupa
rekam medik pasien.

3.5.

Alur Penelitian

Buku Induk Pasien di ruang VK


Mencatat data dari rekam medik
Memilah data sesuai kriteria inklusi dan
eksklusi
Data penelitian
Pengolahan data
Hasil
Gambar 3.1. Alur penelitian
3.6.

Pengumpulan Data

16

17

Pada penelitian ini data yang dikumpulkan adalah data sekunder.


Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti yang berjumlah 1 orang
mahasiswa

semester

jurusan

Pendidikan

Dokter.

Dalam

pengumpulannya, data sekunder diperoleh dari arsip status rekam medik


pasien rawat inap Rumah Sakit Adji Darmo Lebak Banten.
3.7.

Pengolahan Data
Seluruh data yang terkumpul akan diolah melalui tahap-tahap
sebagai berikut :
1.

Menyunting data (data editing)


Dilakukan untuk memeriksa kelengkapan data dan kebenaran
data yang telah didappatkan dari catatan rekam medik pasien.

2.

Mengkode data (data coding)


Proses pemberian kode pada setiap setiap variable yang telah
dikumpulkan untuk memudahkan dalam pengolahan data
lebih lanjut.

3.

Memasukkan data (data entry)


Memasukkan data dalam program software computer
berdasarkan klasifikasi.

4.

Membersihkan data (data cleaning)


Pengecekan kembali data yang telah dimasukkan untuk
memastikan data tersebut tidak ada yang salah, sehingga
dengan demikian data tersebut telah siap diolah dan
dianalisis.

3.8.

Ananlisis Data

3.8.1. Analisi Univariat


Uji univariat bertujuan untuk menyajikan gambaran diskriptif dari
masing-masing variable yang dikumpulkan.

17

18

3.8.2. Analisis Bivariat


Dalam penelitian ini juga menggunakan anlisis bivariat dimana
analisis ini dilakukan untuk melihat hubungan antara variable independent
dan variable dependent. Pada analisis ini menggunakan uji Chi Square
untuk menguji perbedaan proporsi/presentase antara beberapa kelompok
data yang berebentuk kategorik. Sedangkan data yang berbentuk numerik
akan dianalisis dengan uji t tidak berpasangan atau uji Mann-Whitney
tergantung distribusi data normal atau tidak.16
Analisis

ini

digunakan

untuk

mendapatkan

probabilitas

kejadiannya. Jika P value> 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang


berarti tidak ada hubungan antara kedua variable. Sebaliknya jika P value
0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat hubungan
antara keduanya.
Untuk melihat hubungan antara variable dependen dengan variable
independen maka dilihat nilai Odds Rasio (OR). Rumus OR sebagai
berikut :
OR = AD/BC
Bila nilai OR = 1 artinya tidak ada hubungan antara variable
independen dengan variable dependen. Jika nila OR < 1 artinya variable
independen memperkecil resiko. Dan jika nilai OR > 1 artinya variable
independen meningkatkan resiko.

18

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.

Uji Univariat
Dari data yang telah dikumpulkan didapatkan 942 kelahiran yang
dilakukan di Rumah Sakit Adji Darmo dari bulan Juli tahun 2010 sampai
dengan bulan Desember tahun 2010. Setelah diseleksi dengan kriteria
inklusi dan eksklusi, maka didapatkan 384 data yang dapat diteliti.
Dari 384 data yang dikumpulkan 101 merupakan ibu yang
melahirkan dengan kala II lama, sedangkan sisanya melahirkan dengan
kala II normal.
Tabel 4.1. Frekuensi Kala II lama di RS Adji Darmo
Frekuensi

Persentase

Kala II lama

101

26, 3 %

Tidak kala II lama

283

73,7 %

Total

384

100 %

Gambaran usia ibu saat melahirkan dapat dilihat dalam tabel dan
diagram berikut :
Tabel 4.2. Diskripsi data usia pada sampel
Usia pasien
Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Skewness
Std. Error of Skwness
Kurtosis
Std. Error of Kurtosis
Minimum
Maximum

27.18
26.00
23
6.626
43.904
0.556
0.125
-0.551
0.248
17
45

20

Sedangkan gambaran paritas yang dikategorikan menjadi nullipara


(belum pernah melahirkan) dan multipara (sudah pernah melahirkan
sebelumnya), didapatkan perbandingan diantara keduanya sangat
berimbang, dari 384 data 196 merupakan nullipara, dan 188 merupakan
multipara.
Tabel 4.3. Frekuensi paritas
Frekuensi

Persentase

Nullipara

196

51.0

Multipara

188

49.0

Total

384

100.0

Untuk berat lahir data yang diperoleh sangat bervariasi, berat lahir
paling rendah adalah 400 gram, dan berat lahir paling tinggi adalah 4450
gram.
Tabel 4.4. Diskripsi berat lahir
Berat lahir
Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Skewness
Std. Error of
Skwness
Kurtosis
Std. Error of
Kurtosis
Minimum
Maximum

2910.05
3000.00
3000
664.383
441404.175
-1.252
.125
2.438
.248
400
4450

20

21

4.2.

Analisis Bivariat

4.2.1. Hubungan Usia Ibu Terhadap Kala II Lama


Hubungan Usia ibu dengan kala II lama dilakukan dengan
menggunakan uji t test tidak berpasangan karena data usia merupakan data
numerik, tetapi setelah di uji normalitas yang merupakan syarat untuk
melakukan uji t test tidak berpasangan, data yang didapat tidak
berdistribusi normal, uji yang digunakan untuk mengetahui normalitas
data adalah uji Kolmogorov-Smirnova . uji ini dipilih karena data yang
dimiliki lebih dari 50 data. Hasil data yang diperoleh ditampilkan dalam
tabel dibawah.
Tabel 4.5. Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
umur
pasien

.093

Df

Shapiro-Wilk

Sig.
384

.000

Statistic
.951

Df

Sig.
384

.000

a. Lilliefors Significance Correction

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai p pada uji KolmogorovSmirnova adalah 0.000 sehingga dapat disimpulkan data tidak berdistribusi
normal, karena data yang berdistribusi normal harus memiliki nilai p >
0.05.
Dilakukam transformasi data untuk menormalkan data usia ibu
dengan mengunakan fungsi log 10, kemudian dilakukan uji normalitas
kembali. Didapatkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov pada hasil
transformasi data didapatkan nilai p = 0.000 sehingga disimpulkan data
tetap tidak normal.
Karena data tidak berdistribusi normal, maka uji t test tidak
berpasangan tidak dapat dignakan. Uji yang dignakan sebagai pengganti
uji t tidak berpasangan adalah uji Mann-Whitney. Dari uji Mann-Whitney
didapatkan hasil sebagai berikut.

21

22

Tabel 4.6. Ranks

kala II lama
umur
pasien

Mean Rank

Sum of Ranks

kala II lama

101

187.66

18953.50

tidak kala II lama

283

194.23

54966.50

Total

384

Tabel 4.7. Test Statisticsa


Umur pasien
Mann-Whitney U

13802.500

Wilcoxon W

18953.500

-.667

Asymp. Sig. (2-tailed)

.505

a. Grouping Variable: kala II lama

Dengan uji Mann-Whitney, diperoleh angka Significancy 0.505.


karena nilai p > 0.05, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan Usia
ibu yang bermakna antara

persalinan dengan kala II lama dengan

persalinan tidak dengan kala II lama.


Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh oleh
Fraser, dkk. yaitu umur berpengaruh terhadap terjadinya kala II lama.12
Sejalan dengan itu, penelitian yang dilakukan M. P. OConnell, ddk. Yang
menyataka ada perbedaan rata-rata usia antara ibu yang melahirkan dengan
kala II lama dengan ibu yang melahirkan tidak dengan kala II lama. M. P.
OConnell, dkk. mendapatkan hasil ibu dengan kala II lama usianya ratarata 24,9 tahun, sedangkan ibu tidak dengan kala II lama usianya rata-rata
23,3 tahun.13
Dalam buku Obstetri Williams edisi 21 dijelaskan, bahwa usia
berhubungan dengan tingat kesakitan dan kematian pada perinatal. Usia
dibawah 19 tahun dan di atas 35 tahun memiliki resiko kesakitan dan

22

23

kematian perinatal lebih besar dari pada yang memiliki usia 20 tahun
sampai 35 tahun. Pada usia inilah merupakan masa reproduksi paling
baik.14
Hasil penelitian ini berbeda disebabkan karena kemungkinan data
yang didapat dari sampel sangat berfariasi dan tidak berdistribusi normal.
Data yang didapat usia rata-rata sampel adalah 27,18 tahun dan median 26
tahun. Dengan usia terendah 17 tahun dan usia tertinggi 45 tahun.
Selain diuji dengan uji Manni Whitney, hubungan usia ibu dengan
kala II lama juga diuji dengan Chi Square setelah usia dikategorikan. Usia
dikategorikan menjadi menjadi usia di bawah 20 tahun, usia 20 sampai
dengan 35 tahun, dan usia di atas 35 tahun. Namun hasil uji Chi Square
tetap menunjukkan bahwa tidak ada hubungan usia ibu dengan kejadian
kala II lama.
4.2.2. Hubungan Paritas Terhadap Kala II lama
Hubngan paritas terhadap dengan kala II lama, diukur dengan uji
Chi Square. Paritas dikategorikan menjadi 2 yaitu nullipara dan multipara.
Untuk memulai uji Chi Square, terlebih dahulu melihat nilai expected pada
data yang diperoleh. Untuk meihat nilai expected maka dilakukan
crosstabulation.
Tabel 4.8. paritas ibu * kala II lama Crosstabulation

Paritas

Nullipara

Multipara

Total

Count
Expected
Count
Count
Expected
Count
Count
Expected
Count

23

Kala II lama
Kala II
Tidak kala
lama
II lama
62
134

Total
196

51.6

144.4

196.0

39

149

188

49.4

138.6

188.0

101

283

384

101.0

283.0

384.0

24

Dari hasil crosstabulation tidak terdapat nilai expected kurang dari


5, sehingga data yang dimiliki layak untuk dilakukan uji Chi Square.
Hasil dari uji Chi Square ditampilkan pada tabel berikut.
Tabel 4.9. Uji Chi-Square

Value Df

Asymp.

Exact

Sig. (2-

Sig. (2-

Exact Sig.

sided)

sided)

(1-sided)

5.869a

.015

Continuity Correctionb

5.320

.021

Likelihood Ratio

5.913

.015

Pearson Chi-Square

Fisher's Exact Test


Linear-by-Linear
Association
N of Valid Casesb

.020
5.853

.010

.016

384

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 49,45.
b. Computed only for a 2x2 table

Dari tabel di atas menunjukkan hasil dari uji Chi Square. Nilai
yang digunakan adalah nilai Pearson Chi Square. Nilai significancy yang
didapat adalah 0.015 . Karena nilai ini kurang dari 5 % yaitu 1.5% maka
dapat disimpulkan terdapat hubungan paritas yang dalam hal ini nullipara
dan multipara terhadap partus dengan kala II lama.
Untuk menilai resikonya maka dilakukan estimasi resiko. Untuk itu
dilakukan penilaian odds rasio (RO).
estimate didapatkan sebagai berikut.

24

Dari hasil penghitungan risk

25

Tabel 4.10. Risk Estimate


95% Confidence Interval
Value
Odds Ratio for paritas ibu (nullipara /

Lower

Upper

1.768

1.112

2.810

1.525

1.078

2.157

For cohort kala II lama = tidak kala II lama

.863

.765

.973

N of Valid Cases

384

multipara)
For cohort kala II lama = kala II lama

Dari tabel di atas, didapatkan hasil OR adalah 1.768 . dari hasil ini
dapat disimpulkan bahwa nullipara memiliki resiko 1.768 lebih besar
untuk terjadi kala II lama dibandingkan dengan multipara.
Selain tingkat resiko, dari nilai OR dapat dilakukan penghitungan
probabilitas, yaitu dengan rumur :
P = RO/(1+RO)
P = 1.768/ (1+1.768)
P = 0.638
Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan probabilitas terjadinya
kala II lama pada nullipara adalah sebesar 63.8%.
Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Bobrowski dan Bottoms pada tahun 1995. Menurut yang dijelaskan
dalam buku Obstetri Williams edisi 21, paritas mempengaruhi insidensi
diabetes, gangguan persalinan, dan resiko seksio sesarea. Sangat sedikit
yang menjelaskan paritas dengan kala II lama.14
Angka kesakitan dan kematian pada nullipara dikarenakan wanita
yang akan melakukan persalinan untuk pertama kalinya (nullipara) akan
mengalami perasaan takut, gugup, cemas dan panik karena pengalaman ini
belum pernah secara langsung dialaminya. Kecemasan yang berlebihan

25

26

saat menjelang persalinan merupakan faktor utama yang menyebabkan


rasa nyeri dalam persalinan dan menggagu kelancaran persalinan serta
dapat mempengaruhi kualitas hidup nullipara. Hai ini di ungkapkan oleh,
Dini Kharisma Sari dalam penelitiannya pada tahun 2009.14
4.2.3. Hubungan Berat Lahir Terhadap Kala II lama
Hubungan berat lahir dengan kala II lama dilakukan dengan
menggunakan uji t test tidak berpasangan karena data usia merupakan data
numerik, tetapi setelah di uji normalitas yang merupakan syarat untuk
melakukan uji t test tidak berpasangan, data yang didapat tidak
berdistribusi normal, uji yang digunakan untuk mengetahui normalitas
data adalah uji Kolmogorov-Smirnova . uji ini dipilih karena data yang
dimiliki lebih dari 50 data. Hasil data yang diperoleh ditampilkan dalam
tabel dibawah.
Tabel 4.11.Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic
berat
lahir

.120

Df

Sig.

384

.000

Shapiro-Wilk
Statistic
.915

df

Sig.
384

.000

a. Lilliefors Significance Correction

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai p pada uji KolmogorovSmirnova adalah 0.000 sehingga dapat disimpulkan data tidak berdistribusi
normal, karena data yang berdistribusi normal harus memiliki nilai p >
0.05.
Karena data tidak berdistribusi normal, maka uji t test tidak
berpasangan tidak dapat dignakan. Uji yang dignakan sebagai pengganti
uji t tidak berpasangan adalah uji Mann-Whitney. Dari uji Mann-Whitney
didapatkan hasil sebagai berikut.

Tabel 4.12. Ranks


26

27

kala II lama
berat
bayi
lahir

Mean Rank

Sum of Ranks

kala II lama

101

227.89

23017.00

tidak kala II lama

283

179.87

50903.00

Total

384

Tabel 4.13. Test Statisticsa


berat bayi lahir
Mann-Whitney U

10717.000

Wilcoxon W

50903.000

-3.737

Asymp. Sig. (2-tailed)

.000

a. Grouping Variable: kala II lama

Dari hasil di atas, diketahui nilai sygnificancy 0.000. karena nilai p


< 0.05, maka dapat disimpulkan ada perbedaan berat bayi lahir pada
persalinan dengan kala II lama dan persalinan tidak dengan kala II lama.
Dalam penelitian ini, berat lahir yang dalam proses kelahirannya
mengalami kala II lama secara signifikan menunjukkan rata lebih besar
dari pada bayi yang kelahirannya tidak dengan kala II lama. Berat lahir
yang dalam persalinan dengan kala II lama memiliki rata-rata 3132 g.
Sedangkan berat lahir yang dilahirkan tidak dengan kala II lama memiliki
berat rata-rata 2830 g. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya,
yang dilakukan oleh M. P. OConnell, ddk. yaitu perempuan dengan kala
II normal memiliki bayi secara signifikan lebih kecil (rata-rata 3315 g vs
3463 g) dibandingkan perempuan kala II lama.13
Tetapi dengan berat rata-rata yang semakin besar maka, angka
mortalitas dan morbiditas bayi semakin kecil. Hal ini seperti yang
dijelaskan oleh Manning (1995), persentil berat lahir berhubungan dengan
mortalitas dan morbiditas perinatal. Semakin rendah berat bayi maka
angka kesakitan dan kematian perinatal semakin besar.14

27

28

Hubungan berat bayi lahir dengan kejadian kala II lama ini juga
dijadikan data kategorik yaitu berat bayi lahir rendah (< 2500 gram) dan
berat bayi lahir normal. Dari data tersebut kemudian dianalisis
menggunakan Chi Square dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.14 : Berat Bayi * Kala II Lama Crosstabulation


kala II lama
tidak kala
kala II lama II lama
berat < 2500
bayi gram

Count

> 2500
gram

Count

Expected Count
% within kala II lama
Expected Count
% within kala II lama

Total

Count
Expected Count
% within kala II lama

16.8
5.9%

58

Total
64

47.2
64.0
20.5% 16.7%

95

225

320

84.2

235.8

320.0

94.1%

79.5% 83.3%

101

283

384

101.0

283.0

384.0

100.0%

100.0% 100.0%

Nilai expected paling rendah adalah 16.83 sehingga dataini layak


untuk dilakukan uji Chi Sequare.

28

29

Tabel 4.15 : Chi-Square Tests

Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio

Asymp.
Sig. (2sided)

Df

Exact
Exact Sig. Sig. (1(2-sided) sided)

11.352a

.001

10.328

.001

13.448

.000

Fisher's Exact Test


Linear-by-Linear
Association

.001
11.323

N of Valid Casesb

.000

.001

384

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16.83.
b. Computed only for a 2x2 table

Dari tabel di atas menunjukkan hasil dari uji Chi Square. Nilai
yang digunakan adalah nilai Pearson Chi-Square. Nilai significancy yang
didapat adalah 0.001. Karena nilai ini kurang dari 5 % yaitu 0.1% maka
dapat disimpulkan terdapat hubungan berat bayi lahir yang dalam hal ini
berat bayi lahir rendah dan berat bayi lahir normal terhadap partus dengan
kala II lama.
Faktor resiko yang didapat adalah sebagai berikut:

Tabel 4.16: Risk Estimate


95% Confidence Interval
Value

Lower

Upper

Odds Ratio for berat lahir (<


2500 gram / > 2500 gram)

.245

.102

.587

For cohort kala II lama = kala


II lama

.316

.145

.689

For cohort kala II lama = tidak


kala II lama

1.289

1.159

1.433

N of Valid Cases

384

29

30

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa resiko berat bayi lahir
rendah terhadap kala II lama adalah 0.245 kali dari berat bayi lahir normal
atau lebih rendah.
Berat bayi berhubungan dengan lingkar kepala dan lebar bahu.
Berat lahir mempengaruhi lamanya persalinan berhubungan dengan
ukuran panggul. Diameter anteroposterior pintu atas panggul (konjugata
obstetris) menentukan cukup tidaknya persalinan pervaginam. Sebagai
contoh jika konjugata kurang dari 11,5 cm maka dapat dianggap bahwa
pintu atas panggul tidak cukup untuk melahirkan pervaginam dengan bayi
berukuran normal dan bila konjugata lebih dari 11,5 cm maka pintu atas
panggul dianggap cukup untuk melahirkan pervaginam bayi berukuran
normal.
4.3.

Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat
mempengaruhi hasil penelitian. Keterbatasan-keterbatasan tersebut, yaitu:
1.

Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional atau


desain potong lintang yang hanya menggambarkan variabel
yang diteliti, baik independen maupun dependen pada waktu
yang sama sehingga tidak bisa melihat adanya hubungan sebab
akibat

2.

Penelitian ini menggunakan rekam medik sebagai sumber data


yang merupakan data sekunder, sehingga peneliti tidak
mengetahui secara pasti tentang keadaan sebenarnya yang
dialami pasien.

3.

Distribusi data yang tidak normal dan banyaknya data yang


masuk pada kriteria eksklusi.

4.

Variabel yang diteliti hanya 4 variabel, jika variabel ditambah


dan analisis mengguanakan multifariat (analisis yang lebih
tinggi) maka hasil akan lebih baik.

30

BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Simpulan
1.

Dari 384 sampel,sebanyak 101 orang (26.3%) mengalami kala II lama


dan sebanyak 283 orang (73.7%) tidak mengalami kala II lama.

2.

Tidak ada hubungan usia ibu terhadap persalinan dengan kala II lama.

3.

Terdapat hubungan paritas terhadap persalinan dengan kala II lama.


Nullipara memiliki resiko 1.768 kali lebih besar untuk terjadi kala II
lama. Dan memiliki probabilitas sebesar 63.8% untuk terjadi kala II
lama.

4.

Ada hubungan berat bayi lahir terhadap persalinan dengan kala II


lama. Berat lahir rata-rata pada kala II lama adalah 3132 gram.
Sedangkan berat lahir rata-rata pada tidak kala II lama adalah 2830
gram.

5.2.

Saran
1.

Bagi wanita nullipara hendaknya mempersiapkan diri sebelum


melahirkan dengan ANC 4 kali selama hamil, karena wanita nullipara
memiliki resiko yang lebih besar terjadi kala II lama.

2.

Jika terjadi kala II lama, hendaknya cepat diputuskan untuk tindakan


selanjutnya, sesuai dengan indikasinya seperti seksio sesaria untuk
meminimalkan terjadinya morbiditas dan mortalitas perinatal.

3.

Asupan gizi saat hamil perlu diperhatikan, agar bayi yang dilahirkan
memiliki berat badan yang cukup. Berat badan yang cukup pada bayi
baru lahir mengurangi angka morbiditas dan mortalitas pada perinatal.

4.

Untuk rumah sakit atau institusi kesehatan lainnya, untuk


menginformasikan

kepada

masyarakat

tentang

abnormalitas

persalinan termasuk kala II lama.


5.

Untuk peneliti selanjutnya, sebisa mungkin menggunakan metode case


control dan meneliti variabel lain agar dapat mendapatkan hasil yang
lebih baik.

Daftar Pustaka

1.

Maternal Mortaliti .http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs348/en/inde


x.html. 2010. diakses tanggal 18 Februari 2011

2.

Roeshadi, R. Haryono. Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Kematian


Ibu pada Penderita Preeklamsia dan Eklamsia. repository.usu.ac.id/bit
stream/123456789/721/1/Haryono.pdf. diakses tanggal 18 Februari 2011

3.

Amiruddin,SKM, M.Kes, RDr. Ridwan. Faktor Risiko Kejadian Partus


Lama

di

Rsia

Siti

FatimahMakassar

Tahun

2006.

http://ridwanamiruddi.com/2007/ 05/31/faktor-risiko-partus-lama-di-rsia-sitifatimah-makassar/ . 2007. diakses tanggal 23 Februari 2011


4.

Goldberg J. Ness A, Berghella V.Abnormalities of the first and second stages


of labor. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15899355. 2005. diakses
tanggal 27 Februari 2011

5.

Labour. http://www.who.int/topics/labour/en/ . 2011. diakses

tanggal 24

Maret 2011
6.

Joy, MD, Saju; Chelmow, MD, David. Abnormal Labor. http://emedicine.


medscape.com/article/273053-overview . 2011 diakses tanggal 24 Maret
2011

7.

Norwitz, MD, PhD. Physiology of Parturition. http://www.uptodate.com


/contents/physiology-of-parturition?source=searchresult&selectedTitle=7~
150 . 2009. diakses tanggal 13 Maret 2011

8.

F Funai, MD, Edmund; Norwitz, MD, PhD, Errol R . Mechanism of normal


labor

and

delivery.

http://www.uptodate.com/contents/mechanism-of-

normal-labor-and-delivery?source=search_result&selectedTitle=1~150
2010. diakses tanggal 12 Maret 2010

32

9.

Manuaba, Ida Bagus Gede. Manuaba, Ida Ayu Chandranita. Manuaba, Ida
Bagus Gede Fajar. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta; EGC. 2007. hal. 272324

10. Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu Kebidanan Edisi 5. Jakarta; Yayasan Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002. hal. 171-192
11. Chan, MD. Pauul D, Susan M, Johnson, MD. Current Clinical Strategies.
Gynecology and Obstetrics 2004 Edition. New

ACOG Treatment

Guidelines. USA; Current Clinical Strategies Publishing. 2004. hal. 80, 166
12. Ness, MD. Amen, Goldberg, MD. Jay, Berghella, MD. Vincenzo. 2005.
Abnormalities

of

the

First

and

Second

Stages

of

Labor.

www.utilis.net/Morning%20Topics/Obstetrics/Labor%20Dystocia.pdf. 2005.
diakses tanggal 13 Maret 2011
13. M. P. O'Connell, J. Hussain, F. A. Maclennan and S. W. Lindow. Factors
associated with a prolonged second state of labour a case-controlled study of
364

nulliparous

labours.

http://informahealthcare.com/doi/abs/

10.108001443610310000983. 2003. diakses pada 27 Februari


14. Cunningham, F. Gari. dkk. Obstetri Williams Edisi 21 vol. 1. Jakarta ; 2005.
hal. 225-227, 828-830
15. Leveno, Kenneth. dkk. Obstetri Williams Panduan Ringkas Edisi 21. Jakarta;
EGC. 2009. hal. 141-160
16. Dahlan, M. Sopiyudin. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 4.
Jakarta; Penerbit Salemba Medika. 2009

32

33

Lampiran 1

33

34

Lampiran 2

34

35

Lampiran 3
HASIL ANALISIS DATA

Pie Chart

35

36

36

37

berat bayi lahir

Frequencies

37

38

Histogram

38

39

Explore

Descriptives
Statistic
tran_age

Mean

1.4218

95% Confidence Interval for Lower Bound

1.4113

Mean

Upper Bound

Std. Error
.00531

1.4322

5% Trimmed Mean

1.4209

Median

1.4150

Variance

.011

Std. Deviation

.10398

Minimum

1.23

Maximum

1.65

Range

.42

Interquartile Range

.15

Skewness
Kurtosis

.157

.125

-.858

.248

Tests of Normality
a

Kolmogorov-Smirnov
Statistic
tran_age

.076

df

Shapiro-Wilk

Sig.
384

Statistic

.000

a. Lilliefors Significance Correction

39

.973

df

Sig.
384

.000

40

NPar Tests
Mann-Whitney Test

40

41

Crosstabs

41

42

42

43

43

44

Paritas

44

45

Berat Lahir

45

46

NPar Tests
Mann-Whitney Test

Crosstabs

46

47

47

48

Lampiran 4
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
PERSONAL DATA
Nama

Agus Anang Fatoni

Jenis Kelamin

Laki-Laki

Tempat Tanggal Lahir

Banyuwangi, 26 Oktober 1989

Status

Belum Menikah

Agama

Islam

Alamat

Jl. Kalimantan No. 7 Jajag, Banyuwangi, Jawa


Timur 68486

Nomor Telepon/HP

085693096813

Email

agus.aaf@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN
1996-2002

MIN Jajag Banyuwangi

2002-2005

MTs Mambaul Hisan Sidayu Gresik

2005-2008

MA Mambaul Hisan Sidayu Gresik

2008-sekarang

Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah


Jakarta

PENGALAMAN ORGANISASI
2003-2004

Pengurus OSIS MTs Mambaul Hisan

2003-2006

Pengurus OSIS MISRIU Pondok Pesantren Mambaul Hisan

2005-2006

Ketua Umum OSIS MA Mambaul Hisan

2006-2008

Pengurus Bagian Pengkaderan IPNU Anak Cabang Sidayu

2010-2011

Menteri Kaderisasi BEMJ Pendidikan Dokter UIN Syarif


Hidayatullah

2009-sekarang

Angota CIMSA lokal UIN SH

2010-2011

Ketua Departemen Pendidikan dan Profesi CSS MoRA UIN SH

2008-2011

Anggota PMII Komisariat Fakultas Kedokteran dan Ilmu


Kesehatan UIN SH

48

Anda mungkin juga menyukai