Anda di halaman 1dari 182

BAHAN PERKULIAHAN

BAHASA INDONESIA
KETERAMPILAN BELAJAR DAN BERKOMUNIKASI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Tahun Akademik 20112012

Disusun oleh
SRI PARWANTI

Tujuan Pembelajaran (I):


Mahasiswa memahami fungsi dan
kedudukan bahasa Indonesia serta
mengetahui ragam bahasa.
Pokok Bahasan:
1. Sikap Bahasa
2. Fungsi dan Kedudukan Bahasa
Indonesia
3. Ragam Bahasa

PEMBINAAN BAHASA INDONESIA


Tujuan pembinaan bahasa Indonesia:
1. menumbuhkan dan membina sikap
bahasa yang positif,
2. meningkatkan kegairahan pemakaian
bahasa Indonesia yang baik dan
benar,
3. meningkatkan mutu serta disiplin
penguasaan bahasa Indonesia dalam
segenap lapisan masyarakat.

SIKAP BAHASA
Tujuan awal pembinaan bahasa
Indonesia adalah menumbuhkan dan
membina sikap positif yang antara
lain berintikan pada sikap kesetiaan
berbahasa Indonesia dan sikap

kebanggaan berbahasa Indonesia.

Kesetiaan Berbahasa Indonesia


Terungkap jika kita lebih suka memakai
bahasa Indonesia dan bersedia menjaga
agar pengaruh asing tidak berlebihan.
Kebanggaan Berbahasa Indonesia
Terungkap jika dalam diri kita terdapat
perasaan bahwa bahasa Indonesia dapat
mengungkapkan konsep yang rumit
secara cermat dan dapat
mengungkapkan isi hati yang sehalushalusnya.

Sikap positif terhadap bahasa


Indonesia tidak berarti sikap
kebahasaan yang kaku dan tertutup
yang menuntut kemurnian bahasa
Indonesia dan menutup bahasa
Indonesia dari hubungan saling
pengaruh dengan bahasa lain, yaitu
bahasa daerah dan bahasa asing.

Kenyataan yang harus diperhatikan


ialah bahwa bahasa asing, utamanya
bahasa Inggris, kita akui dan kita
perlukan untuk dapat berhubungan
dengan bangsa lain di dunia serta
untuk kepentingan ilmu pengetahuan
dan teknologi modern. Hal itu tentu
saja berakibat bahwa pengaruh
bahasa Inggris terhadap bahasa
Indonesia semakin bertambah besar.

Jika pengaruh itu dalam tingkat


kewajaran tidak perlu dikhawatirkan,
apalagi jika hal itu merupakan
pengaruh positif, yaitu pengaruh yang
memperkaya bahasa Indonesia, baik
dalam mutu maupun kelengkapannya.
Namun, apabila pengaruh itu merupakan
pengaruh negatif, yaitu pemakaian
yang bukan didasarkan atas keperluan
melainkan untuk memberi kedudukan
sosial tertentu saja, perlu dicegah.

Kita bukan hanya berbekal


sikap positif terhadap bahasa
Indonesia melainkan juga
harus memiliki keinginan dan
kegairahan menggunakan
bahasa Indonesia dengan
baik dan benar.

BAHASA INDONESIA
YANG BAIK DAN BENAR
Penggunaan bahasa Indonesia yang
baik adalah penggunaan bahasa yang
sesuai dengan
lingkungan/keadaan/situasi berbahasa.
Penggunaan bahasa Indonesia yang
benar adalah penggunaan bahasa
yang disesuaikan dengan kaidah
bahasa Indonesia.

KEDUDUKAN
BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia berkedudukan
sebagai bahasa nasional
(Sumpah Pemuda 1928) dan
bahasa negara (UUD 1945, Bab
XV, Pasal 36).

Ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928


berbunyi, Kami putra dan putri
Indonesia menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia.
Undang-Undang Dasar RI 1945
Bab XV, Pasal 36 menyatakan,
Bahasa negara ialah bahasa
Indonesia.

FUNGSI BAHASA INDONESIA


SEBAGAI BAHASA NASIONAL
1. lambang kebanggaan nasional
2. lambang jati diri nasional
3. alat persatuan berbagai masyarakat
yang berbeda-beda latar belakang
sosial budaya dan bahasanya
4. alat perhubungan antarbudaya
antardaerah

FUNGSI BAHASA INDONESIA


SEBAGAI BAHASA NEGARA
1. bahasa resmi kenegaraan
2. bahasa pengantar resmi di lembagalembaga pendidikan
3. bahasa resmi dalam perhubungan
pada tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan
kebudayaan dan pemanfaatan ilmu
pengetahuan serta teknologi modern

RAGAM BAHASA
Ragam (variasi) bahasa terjadi bukan
hanya disebabkan oleh jumlah
penuturnya yang tidak homogen,
melainkan juga oleh kegiatan
interaksi sosial yang sangat beragam.
Keragaman akan semakin bertambah
kalau bahasa itu digunakan oleh
penutur yang sangat banyak, serta
dalam wilayah yang sangat luas.

RAGAM BAHASA
dapat dilihat berdasarkan
penutur,
pemakaian,
keformalan, dan
media/sarana

1. RAGAM BAHASA BERDASARKAN


PENUTUR

1) Idiolek
Variasi bahasa yang bersifat
perseorangan. Variasi ini antara lain
berkenaan dengan warna suara, pilihan
kata, gaya bahasa, dan susunan kalimat.
2) Dialek
Variasi bahasa dari sekelompok penutur
yang jumlahnya relatif, berada pada satu
tempat, wilayah, atau area tertentu.

3) Kronolek atau Dialek Temporal


Variasi bahasa yang digunakan oleh
kelompok
sosial pada masa tertentu.
4) Sosiolek atau Dialek Sosial
Variasi bahasa yang berkenaan dengan
status,
golongan, dan kelas sosial para
penuturnya.

2. RAGAM BAHASA BERDASARKAN


PEMAKAIAN
Misalnya:
1) Ragam
2) Ragam
3) Ragam
4) Ragam
5) Ragam
6) Ragam

Sastra
Jurnalistik
Militer
Pertanian
Pendidikan
Keilmuan

3. RAGAM BAHASA BERDASARKAN


KEFORMALAN
1) Ragam Beku
Variasi bahasa yang paling formal, yang
digunakan dalam situsi-situasi formal, seperti
upacara kenegaraan, pengambilan sumpah,
kitab undang-undang, akte notaris, dan surat
keputusan.
2) Ragam Resmi atau Formal
Variasi bahasa yang digunakan seperti dalam
pidato kenegaraan, rapat dinas, surat-menyurat
dinas, dan buku-buku pelajaran.

3) Ragam Santai/Akrab
Variasi bahasa yang digunakan dalam
situasi tidak resmi atau dalam situasi
santai saat beristirahat, atau
berbincangbincang dengan keluarga atau teman
karib.

4. RAGAM BAHASA BERDASARKAN


MEDIA/SARANA
1) Ragam Bahasa Lisan
Ragam bahasa yang dihasilkan oleh alat
ucap (organ of speech) dengan fonem
sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam
lisan, kita berurusan dengan tata bahasa,
kosa kata, dan lafal. Dalam ragam bahasa
lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan
tinggi rendah suara atau tekanan, air
muka, gerak tangan atau isyarat untuk
mengungkapkan ide.

2) Ragam Bahasa Tulis


Ragam bahasa yang dihasilkan dengan
huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam
ragam tulis, kita berurusan dengan tata
cara penulisan (ejaan) di samping aspek
tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata
lain, dalam ragam bahasa tulis dituntut
adanya kelengkapan unsur tata bahasa,
seperti bentuk kata, susunan kalimat,
ketepatan pilihan kata, kebenaran
penggunaan ejaan, dan penggunaan
tanda baca.

Contoh Perbedaan Ragam Bahasa


Lisan
dan Ragam Bahasa Tulis

Ragam Bahasa Lisan


1) Dia bilang kita harus pulang.
2) Ayah lagi baca koran.
3) Saya tinggal di Bogor.
Ragam Bahasa Tulis
1) Dia mengatakan bahwa kita harus pulang.
2) Ayah sedang membaca koran.
3) Saya bertempat tinggal di Bogor.

Tujuan Pembelajaran (II):


Mahasiswa memahami pengertian
yang benar mengenai surat
dinas,fungsi surat dinas, bahasa surat
dinas, dan penulisan surat dinas.
Pokok Bahasan:
1. Pengertian dan Fungsi Surat Dinas
2. Format dan Bagian-Bagian Surat Dinas
3. Bahasa Surat Dinas
4. Penyusunan Surat Dinas

1. PENGERTIAN SURAT DINAS


Surat adalah salah satu alat komunikasi
tertulis untuk menyampaikan pesan
dari seseorang, satu pihak, atau suatu
organisasi/instansi kepada orang,
pihak, atau organisasi/instansi lain.
Apabila surat itu menyangkut
kepentingan tugas atau dinas,
surat semacam itu disebut surat
dinas atau surat resmi.

Dengan demikian, surat dinas


adalah surat resmi yang merupakan
sarana komunikasi tertulis, yang
isinya menyangkut kepentingan
tugas dan kegiatan dinas instansi
yang bersangkutan, yang dikirimkan
oleh instansi pemerintahan, swasta,
atau perseorangan kepada instansi
pemerintahan, serta oleh instansi
pemerintahan kepada instansi swasta
atau perseorangan.

Surat dinas atau surat resmi


yang baik memiliki ciri:
1. menggunakan instrumen yang sesuai
(ukuran, jenis dan warna kertas, warna
tinta, serta bentuk tulisan);
2. memakai bentuk surat yang standar;
3. menggunakan ragam bahasa Indonesia
baku dengan penyampaian yang singkat,
lugas, jelas, dan santun;
4. menghindari kata-kata dan singkatan
yang tidak umum;
5. memperhatikan kerapian dan kebersihan
surat.

2. FUNGSI SURAT DINAS


Surat dinas mempunyai fungsi sebagai:
1) bukti nyata hitam di atas putih, terutama
surat-surat perjanjian;
2) alat pengingat karena surat dapat diarsipkan;
3) bukti sejarah, seperti pada surat-surat
tentang perubahan dan perkembangan suatu
instansi;
4) pedoman kerja, seperti surat putusan atau
surat instruksi;
5) duta atau wakil penulis untuk berhadapan
dengan kawan bicaranya.

Jenis-Jenis Surat
1. menurut kepentingan dan pengirimnya:
surat pribadi, surat dinas pemerintah,
surat niaga, dan surat sosial
2. menurut isinya: surat pemberitahuan,
surat keputusan, surat perintah, surat
permintaan, surat panggilan, surat
peringatan, surat perjanjian, surat
laporan, surat pengantar, surat
panggilan, surat penawaran, surat
pemesanan, surat undangan, dan surat
lamaran pekerjaan.

3. menurut sifatnya:
1) surat biasa: isi surat dapat diketahui
oleh rang lain selain yang dituju
2) surat konfidensial (terbatas): isi surat
hanya boleh diketahui oleh kalangan
tertentu yang terkait saja
3) surat rahasia: isi surat hanya boleh
diketahui oleh orang yang dituju
4. menurut banyaknya sasaran: surat
biasa,
surat edaran, dan surat pengumuman

5. menurut tingkat kepentingan


penyelesaiannya: surat biasa, surat
kilat,
surat kilat khusus
6. menurut wujudnya: surat bersampul,
kartu
pos, warkat pos, telegram, teleks atau
faksimile, serta memo dan nota dinas
7. menurut ruang lingkup sasarannya:
surat
intern dan surat ekstern

3. Format dan BagianBagian


Surat Dinas

Bagian-Bagian Surat Dinas


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Kepala surat atau kop


surat
Tanggal surat
Nomor surat
Lampiran surat
Hal surat
Alamat yang dituju
Salam pembuka
Paragraf pembuka surat
Paragraf isi surat
Paragraf penutup surat
Salam penutup
Tanda tangan
Nama jelas penanda
tangan
Jabatan penanda tangan
Tembusan

2. 17 April 2009
3. Nomor: 3170/F10/2009
No.: 3170/F10/2009
4. Lampiran: Satu berkas
Lamp.: Dua eksemplar
5. Hal:Tenaga pengajar
15--18

6. Yth. Kepala Pusdiklat Pegawai


Balai Pendidikan dan Pelatihan
Keuangan
Jalan Purnawarman No.99
Kebayoran Baru
Jakarta Selatan
7. Dengan hormat,
8. Dengan ini kami laporkan kepada Bapak
tentang pelaksanaan ujian dinas di
lingkungan . (tanpa lampiran)
hlm. 19--24

Bersama ini saya kirimkan contoh laporan


teknis yang Saudara minta.
(ada lampiran)
Contoh Paragraf Pembuka:
1) Kami beritahukan bahwa akan
menyelenggarakan .(surat
pemberitahuan)
2) Dengan ini kami kabarkan bahwa .(sda.)
hlm. 24--25

3) Sehubungan dengan surat Saudara


tanggal , No. tentang , kami
beritahukan hal-hal berikut. (surat
balasan)
4) Dengan ini kami beri tahukan bahwa
dalam rangka , kami mohon agar
Saudara dapat. (surat permohonan)
5) Kami mengundang Saudara pada rapat
yang akan diselenggarakan .(surat
undangan)

9.
Sehubungan dengan itu, kami
mengharapkan
bantuan Saudara untuk . Kami mohon
agar
yang akan diselenggarakan
pada hari:
tanggal :
pukul
:
tempat : .
hlm. 30--31

10. Atas perhatian Saudara, kami ucapkan


terima kasih. (surat pemberitahuan)
Atas perhatian dan bantuan Saudara,
kami ucapkan terima kasih. (surat
permintaan)
Kami mengucapkan terima kasih atas
perhatian dan kehadiran Saudara.
(surat
undangan)
hlm. 31--33

11. Hormat kami,


Hormat saya,
12. Tanda tangan
13. Ir. Basuki
NIP 131791295
14. Kepala Bagian Keuangan
hlm. 34--35

15. Tembusan:
1. Kepala Badan Pendikan dan Pelatihan
Keuangan
2. Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pegawai
Tembusan:
Tembusan:
1. Ir. Heri Putranto Kepala Pusat
2. Drs. Lutfi H.
16. TP/Ia
hlm. 36--37

Penggunaan Bentuk Singkatan


a.n. dan u.b.
Bentuk singkatan a.n. digunakan apabila
pimpinan melimpahkan wewenangnya
kepada bawahannya (pejabat setingkat di
bawah pimpinan) untuk menandatangani
surat. Materi wewenang yang dilimpahkan
benar-benar menjadi tugas dan tanggung
jawab pejabat yang melimpahkan. Tanggung
jawab sebagai akibat penandatanganan
surat tetap ada di tangan pimpinan yang
melimpahkan wewenang. Kedudukan surat
tersebut sama dengan kedudukan surat
yang lain yang ditandatangani langsung
oleh pimpinan instansi yang bersangkutan.

Contoh Penggunaan a.n.:


a.n. Menteri Keuangan
Keuangan
Sekretaris Jenderal
tanda tangan

a.n. Menteri

tanda tangan

Miklha Jivalto
Filiasofia Salsabila
NIP 121224759
NIP 121345755
Sekretaris Jenderal

Bentuk singkatan u.b. digunakan apabila


pejabat yang dilimpahi wewenang oleh
pimpinannya melimpahkan kembali
wewenang penandatanganan surat itu
kepada pejabat lain di bawahnya (dua
tingkat atau lebih di bawah
pimpinannya).Dalam hal ini segala
tanggung jawab yang berkaitan dengan
surat tersebut tidak terletak pada
penanda tangan surat, tetapi terletak di
tangan pimpinannya atau pejabat yang
dilimpahi wewenang olehnya (tingkat
pertama).

Contoh Penggunaan u.b.:


a.n. Menteri Keuangan
a.n. Menteri Keuangan
Direktur Jenderal Pajak
Direktur Jenderal
Pajak
u.b.
u.b.
Direktur
tanda tangan
tanda tangan
Miklha Jivalto
NIP 121345755

Mikhla Jivalto
NIP 121345755
Direktur

4. BAHASA SURAT DINAS


Bahasa surat dinas adalah bahasa
resmi, yaitu bahasa yang
mengikuti
kaidah baku bahasa Indonesia.
Bahasa surat dinas harus jelas,
lugas, dan santun.

Jelas berarti maksud surat mudah


ditangkap (tidak memberi peluang
untuk ditafsirkan berbeda dari maksud
penulis surat).
Lugas berarti bahasa yang digunakan
langsung tertuju pada persoalan yang
ingin dikemukakan (tidak berbelit-belit).
Santun berarti bahasa yang digunakan
menunjukkan rasa hormat dan
penghargaan yang wajar dari pengirim
surat terhadap penerima surat.

Kebakuan ragam bahasa dalam surat


tercermin dalam pemilihan kata, ejaan,
dan penyusunan kalimatnya. Hal ini
tidak terlepas dari maksud agar pesan
yang akan disampaikan dapat
dipahami dengan jelas oleh penerima
surat.

1) PEMILIHAN KATA

Kata yang Baik atau Baku


Kata yang Lazim
Kata yang Cermat
Ungkapan Idiomatik
Ungkapan Penghubung
Ungkapan Bersinonim
Kata-Kata yang Bermiripan

a) Kata yang Baik atau Baku


Contoh: bagaimana, mengapa, nanti, beri,
dan hanya (bukan gimana, kenapa, entar,
kasih, dan cuman)
b) Kata yang Lazim
Contoh: masukan, pendekatan, peringkat,
dan kendala (bukan input, approach,
ranking, dan constraint)
c) Kata yang Cermat
Contoh: sapaan Bapak, Ibu, Saudara, dan
Anda (sesuai dengan kedudukan orang
yang dikirimi surat)

d) Ungkapan Idiomatik
contoh:
sehubungan dengan
Sesuai dengan
sejalan dengan
berkenaan dengan
terdiri atas
bergantung pada/kepada
berbicara mengenai/tentang
berdiskusi tentang

e) Ungkapan Penghubung
(a) Intrakalimat
contoh:
baik maupun
, seperti
antara dan
, misalnya
(b) Antarkalimat
contoh:
Jadi,
Lagipula,
Oleh karena itu,
Akan tetapi,
Namun, Dengan demikian,

f) Ungkapan yang Bersinonim


Contoh:
sejak dan dari
adalah dan merupakan
agar dan supaya demi dan untuk
antara lain dan dan lain-lain, seperti
g) Kata-Kata yang Bermiripan
contoh:
suatu dan sesuatu
masing-masing dan tiap-tiap
dari dan daripada; jam dan pukul

2) PENERAPAN KAIDAH EJAAN


Aturan ejaan dimuat di dalam buku Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (Pedoman Umum EYD) berisi
aturan-aturan mengenai:
pemakaian huruf,
penulisan huruf,
penulisan kata,
penulisan unsur serapan, dan
tanda baca.

I. PEMAKAIAN HURUF
Pemenggalan Kata
1) Kata Dasar
contoh: (1) pan-dai
cap-lok
(2) in-struk-tur
bang-krut
2) Kata Berimbuhan
contoh: bel-a-jar
la-pang-an

II. PENULISAN HURUF


1. HURUF KAPITAL
contoh:
1) Quran/Alquran
6) Sungai Musi
2) Nabi Adam
7) Departemen
Keuangan
3) Kolonel Purwanto 8) S.E.
4) bahasa Indonesia 9) Kapan Ibu datang?
5) bulan April
10) Itulah pilihan Anda.

2. HURUF MIRING
contoh:
1) Dia membaca majalah Warta Bea
Cukai.
2) Nama latin buah manggis adalah
garcinia mangostana.
3) Huruf terakhir kata gentar ialah r.

III. PENULISAN KATA


1. GABUNGAN KATA
1) Yang lazim disebut kata majemuk ditulis
terpisah.
contoh: kerja sama; tanggung jawab;
kereta
api; terima kasih
Perhatikan contoh berikut:
bertanggung jawab; tanggung jawabkan;
pertanggungjawaban
2) Yang sudah dianggap satu kata
contoh: bumiputra; halalbihalal, barangkali
saputangan, sukarela, daripada
matahari, segitiga, kasatmata

3) Yang salah satu unsurnya tidak dapat


berdiri sendiri (terikat)
contoh: tunakarya, dwiwarna, subseksi
nonteknis, antarkota, pascabedah
Perhatikan contoh berikut:
(1) non-Amerika, SIM-nya, STNK-ku
(2) Mahabijaksana, Mahatahu,
Mahabesar
Maha Mengetahui, Maha Penyayang
Maha Esa

2. KATA ULANG
contoh:
meja-meja tulis
rumah-rumah sakit
kereta-kereta api
kait-mengait
orang-orang tua (ibu bapak)
orang tua-tua (lanjut usia)

3. KATA DEPAN
contoh:
di samping
di antara
ke kantor
ke mana
dari mana
dari sini
(berbeda dengan penulisan dibaca,
kekasih (di- dan ke- adalah imbuhan))

IV. PENULISAN PARTIKEL


contoh:
a. Apakah Anda karyawan Departemen
Keuangan?
b. a) Gajinya dibayar per 1 Januari.
b) Harga kain itu Rp50.000,00 per meter.
c) Mereka dipanggil satu per satu.
d) Tiga perempat wilayah Indonesia
adalah
laut.
c. a) Dia tidak datang sekalipun diundang.
b) Sekali pun dia belum pernah datang
terlambat.

V. PENULISAN ANGKA
DAN LAMBANG BILANGAN
contoh:
a. 50 cm; 20 l; 55 kg; 15 jam;
Rp55.000,00
b. seribu orang; lima puluh mobil
c. Pegawai yang diterima berjumlah 100
orang: 20 orang untuk , 30 orang
untuk , dan 50 orang untuk .
d. Sebanyak 21 orang tewas dalam
kecelakaan itu.

e. a) Telah diterima uang sejumlah


Rp35.000.000,00 (tiga puluh lima juta
rupiah).
b) Pegawai di kantor kami berjumlah 35
orang.

f. a) Abad XX
b) Abad ke-20
c) Abad kedua puluh
g. a) uang 5000-an
b) tahun 70-an

UNSUR SERAPAN
contoh:
aktif ideal
mencicil
aktivitas ijazah
menerjemahkan
ambulans insaf
memproduksi
analisis
jadwal
memasang
apotek
karier
mengonsumsi
asas karisma nasihat
asasi kategori November
atlet kompleks
risiko
balans
legalisasi sistem

TANDA BACA
1. TANDA TITIK
contoh:
a. Hari ini tanggal 13 April 2009.
b. Junita S.E.
c. M.Pd.; Prof.; M.M.; M.Sc.; dr.; Dr.;
M.M.
d. a.n.; u.b.; u.p.; d.a.; s.d.; y.l.; dkk.;
dll.; hlm.; Yth.

e. 1. Ketentuan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
1.2.1 Gambar
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik
f. pukul 11.50.55
g. 11.35.55 jam
h. tahun 2009; halaman 5431;
telepon 7350417
i. MPR; SMA; IAIN; WP; PT;
Kemenkeu, ormas; sekjen; tilang

j. Cu (kuprum); cm (sentimeter); l (liter);


kg (kilogram); km (kilometer); Rp
(rupiah)
k. Krisis Moneter di Indonesia
Bentuk dan Kedaulatan
l. Jalan Maluku V 13 April 2009
Palembang 30254
Sumatera Selatan
Yth. Sdr. Filiasofia Salsabila
Jalan Kenari
Jakarta Pusat

2. TANDA KOMA
contoh:
a. Saya memberinya uang, makanan, dan
pakaian.
b. Saya ingin pergi, tetapi ibu melarang.
c. Karena sibuk, dia lupa akan janjinya.
d. Dia lupa akan janjinya karena sibuk.
e. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.
f. O, begitu?

3. TANDA TITIK KOMA (;)


contoh:
a. Ia duduk; aku berdiri.
b. Ayah mengurus tanamannya di
kebun;
ibu sibuk bekerja di dapaur; saya
sendiri asyik mendengarkan
siaran
berita.

4. TANDA TITIK DUA (:)


contoh:
a. Yang kita perlukan ialah alat-alat
tulis:
pensil, mistar, dan penghapus.
b. Ketua
: Budiharjo
Sekretaris
: Anita Mulia
Bendahara: Hartawan
c. Kita memerlukan pensil, mistar, dan
penghapus.
d. Kartini (2009:17)

5. TANDA HUBUNG (-)


contoh:
a. ada cara ba- *memenuhru juga
i
c. anak-anak
*anak2
d. 13-4-2009
e. istri-perwira yang ramah
istri perwira-yang-ramah
f. se-Indonesia; ke-3; tahun 50-an; SIM-nya
g. di-smash

6. TANDA PISAH (--)


contoh:
a. Kemerdekaan bangsa itusaya yakin
akan tercapaidiperjuangkan oleh
bangsa itu sendiri.
b. Semua barang buktisenjata rakitan
dan bom molotovtelah diamankan
polisi.
c. tanggal 1317 April 2009
PalembangKayuagung

7. TANDA ELIPS ()
contoh:
a. Kalau begitu ya, marilah kita
bergerak.
b. Sebab-sebab kemerosotan
akan
diteliti lebih lanjut.
Dalam tulisan, tanda baca harus
digunakan denga hati-hati dan .

9. TANDA PETIK TUNGGAL ()


contoh:
a. Aku mendengar bunyi kring-kring
itu, kata Budi.
b. feed-back balikan
rate of inflation laju inflasi
10. TANDA GARIS MIRING (/)
contoh:
a. No. 13/DJP/2009; anggaran 2008/2009
b. putra/putri; Rp500,00/lembar

8. TANDA PETIK ()
contoh:
a. Saya belum siap, kata Mira.
b. Bacalah Bola Lampu dalam buku Dari
Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
c. Ia bercelana cutbrai.
d. Katanya, Saya juga minta satu.
e. Bang Komar sering disebut
pahlawan;
ia sendiri tidak tahu sebabnya.

3) PENYUSUNAN KALIMAT
Surat dinas hendaknya menggunakan
kalimat efektif, yaitu kalimat yang
memiliki kemampuan untuk
menimbulkan gagasan-gagasan pada
pikiran pembaca seperti apa yang ada
dalam pikiran penulis. Kalimat yang
dipakai dalam surat dinas adalah
kalimat yang sesuai dengan kaidah
bahasa, singkat, dan enak dibaca.

Contoh Kesalahan Kalimat


1) Menurut rencana, dalam rapat itu akan
dihadiri Kepala Pusdiklat Pengembangan
Sumber Daya Manusia, Badan Diklat
Keuangan.
2) Membalas surat Bapak tanggal 16
September 2010, No. 217/F/2010, saya beri
tahukan bahwa .
3) Bersama surat ini saya ingin
memberitahukan
bahwa .
4) Atas kerja samanya, kami ucapkan terima
kasih.

5) (a) Dalam musyawarah itu menghasilkan


lima ketetapan.
(b) Kegagalan proyek itu karena
perancangan yang tidak mantap.
6) (a) Meskipun belum diresmikan, tetapi para
pedagang sudah lama melakukan
aktivitas perdagangan di lokasi itu.
(b) Karena sangat sibuk, maka para
pegawai tidak dapat mengikuti pelatihan
itu.

7) Setelah dibahas secara mendalam,


peserta rapat menyetujui keputusan itu.
8) Saya telah selesaikan semua pekerjaan
saya ini hari.
9) (a) Saya tidak sependapat dengannya,
namun demikian saya tidak akan
menentangnya.
(b) Pak Handi menghadapi persoalan
yang berat. Tapi tetap sabar.

10) Mereka seharusnya menyadari


tentang
dampak buruk perbuatan itu.
11) Berdasarkan keterangan ketua tim
pemeriksa menyatakan bahwa
penandatanganan surat tugas itu
dilakukan oleh pimpinan.
12) Banyak kasus-kasus yang ditemukan
mengindikasikan adanya
penyimpangan.

13) Pemeriksaan harus diIakukan secara


cermat dan teliti agar supaya dapat
mencapai hasil yang maksimal.
14) Sesuai dengan surat Bapak tanggal 4
Oktober 2010 Nomor ..., tentang
pelaksanaan Ujian Dinas I. Kami akan
menyampaikan hal-hal sebagai
berikut.
15) Dengan ini saya lampirkan surat
keterangan dari dokter.

Perbaikannya
1a) Menurut rencana, rapat itu akan
dihadiri oleh Kepala Pusdiklat
Pengembangan Sumber Daya
Manusia, Badan Diklat Keuangan.
1b) Menurut rencana, dalam rapat itu
akan
hadir Kepala Pusdiklat Pengembangan
Sumber Daya Manusia, Badan Diklat
Keuangan.

2) Sehubungan dengan surat Bapak


tanggal 16 September 2010, No.
217/F/2010, saya beri tahukan bahwa
.
3) Dengan ini saya ingin memberitahukan
bahwa .
4a) Atas kerja sama Bapak, kami ucapkan
terima kasih.
4b) Atas kerja sama Saudara, saya
ucapkan terima kasih.

5) (a1) Dalam musyawarah itu dihasilkan


lima ketetapan.
(a2) Musyawarah itu menghasilkan lima
ketetapan.
(b) Kegagalan proyek itu terjadi karena
perancangan yang tidak mantap.
6) (a1) Meskipun lokasi itu belum
diresmikan,
para pedagang sudah lama
melakukan
aktivitas perdagangan di sana.

6) (a2) Lokasi itu belum diresmikan, tetapi


para pedagang sudah lama
melakukan aktivitas perdagangan
di
sana.
(b1) Karena sangat sibuk, para pegawai
tidak dapat mengikuti pelatihan itu.
(b2) Para pegawai sangat sibuk, maka
mereka tidak dapat mengikuti
pelatihan itu.

7) Setelah persoalan itu dibahas secara


mendalam, peserta rapat menyetujui
keputusan itu.
8a) Saya telah menyelesaikan semua
pekerjaan saya hari ini.
8b) Telah saya selesaikan semua pekerjaan
saya hari ini.
9) (a1) Saya tidak sependapat dengannya,
tetapi tidak akan menentangnya.

(9) (a2) Saya tidak sependapat dengannya.


Namun, saya tidak akan
menentangnya.
(b) Pak Handi menghadapi persoalan
yang berat. Akan tetapi, ia tetap
sabar.
10) Mereka seharusnya menyadari dampak
buruk perbuatan itu.
11a) Berdasarkan keterangan ketua tim
pemeriksa, penandatanganan surat
tugas itu dilakukan oleh pimpinan.

11b) Ketua tim pemeriksa menyatakan


bahwa penandatanganan surat tugas
itu dilakukan oleh pimpinan.
12a) Banyak kasus yang ditemukan
mengindikasikan adanya penyimpangan.
12b) Kasus-kasus yang ditemukan
mengindikasikan adanya penyimpangan.
13a) Pemeriksaan harus diIakukan secara
cermat dan teliti agar dapat mencapai
hasil yang maksimal.

13b) Pemeriksaan harus diIakukan secara


cermat dan teliti supaya dapat
mencapai
hasil yang maksimal.
14) Sesuai dengan surat Bapak tanggal 4
Oktober 2010 Nomor ..., tentang
pelaksanaan Ujian Dinas I, kami akan
menyampaikan hal-hal sebagai berikut.
15) Bersama ini saya lampirkan surat
keterangan dari dokter.

Tujuan Pembelajaran (III):


Mahasiswa memahami perbedaan
memo,
nota dinas, dan surat dinas
Pokok Bahasan:
1. Pengertian memo, nota dinas, dan
surat dinas
2. Penyusunan, penggunaan, dan
pemakaian bahasa dalam memo
atau nota dinas

1. Pengertian Nota Dinas


dan Memo

bentuk surat dinas yang bersifat


1) Nota Dinas
intern di lingkungan unit kerjanya,
memuat hal yang bersifat rutin,
berupa catatan ringkas yang tidak
memerlukan penjelasan yang
panjang,
berisi petunjuk, pemberitahuan, dan
pernyataan, atau permintaan,
ditulis oleh atasan untuk bawahan
atau sebaliknya.

Penulisan tanggal, hal, alamat yang


dituju, salam pembuka, salam
penutup, tanda tangan, nama jelas,
nama jabatan, dan tembusan sama
seperti pada surat dinas.
Alamat yang dituju ditulis singkat
karena nota dinas bersifat intern
(berlaku di instansi yang
bersangkutan)

2) Memo
Memo atau memorandum adalah jenis surat
dinas yang berisi catatan singkat tentang
pokok persoalan.
Memo ditulis oleh atasan untuk pejabat yang
setingkat atau untuk bawahan, dan juga dapat
ditulis oleh bawahan untuk atasan.
Memo bersifat intern dan informal (tingkat
keresmiannya rendah).
Memo tidak menggunakan nomor surat.
Meskipun demikian, informasinya tetap
bersifat
kedinasan.

Format Memo
Kepala Surat
MEMO
Tanggal
Yth.
.

..
.
tanda tangan

Penulisan alamat yang dituju tetap


diperlukan
Contoh:
Yth. Bapak Prayudi
Pada akhir memo dicantumkan tanda
tangan pemberi memo dengan atau
tanpa nama jelas.

Tujuan Pembelajaran (IV):


Mahasiswa memahami pengertian formulir
dan mengetahui hal-hal yang berkaitan
dengan pembuatan laporan dalam formulir.
Pokok Bahasan:
1. Pengertian berbagai bentuk formulir
2. Pengisian formulir laporan dalam bahasa
yang benar
3. Penyusunan laporan dalam bentuk
formulir

1. Pengertian Formulir
Formulir, dari bahasa Belanda,
formulier, adalah sebuah kertas yang
berisi banyak pertanyaan yang harus
diisi.
Kadangkala formulir disebut juga
dengan kata borang.
Formulir yang telah diisi disebut
dokumen (bukti transaksi).

2. Prinsip Perancangan
Formulir
1) Formulir dibuat sederhana, ringkas, tetapi
lengkap.
2) Hindari duplikasi dalam pengumpulan data.
3) Adanya unsur internal check.
4) Ada nama dan alamat instansi.
5) Ada nama formulir.
6) Terdapat nomor urut (nomor identifikasi).
7) Ukuran formulir
8) Petunjuk pengisian

3. Faktor-Faktor yang Perlu


Dipertimbangkan
dalam Merancang Formulir
Siapa saja yang memerlukan (rangkap)?
Adakah formulir lain yang ada atau akan dirancang
yang isinya sebagian sama? (mengurangi
pekerjaan berulang)
Bagaimana isi formulir disusun sesuai dengan
urutan yang logis? (mudah diisi)
Alat yang digunakan untuk mengisi form (jumlah
ruang yang akan diisi)
Apakah akan disimpan dalam arsip? (mutu kertas
dan ukuran)

4. Manfaat Formulir
1) menetapkan tanggung jawab timbulnya
transaksi bisnis
2) merekam data transaksi bisnis
3) mengurangi kemungkinan kesalahan
dengan cara menyatakan semua kejadian
dalam bentuk tulisan
4) menyampaikan informasi pokok dari satu
orang ke orang lain di dalam organisasi
yang sama atau ke organisasi lain.

5. Jenis Formulir
1) Menurut Tujuan Penggunaannya
a. Formulir yang dibuat untuk meminta
dilakukannya suatu tindakan
Contoh: surat permintaan pembelian, bukti
permintaan dan pengeluaran
barang
b. Formulir yang dibuat untuk mencatat
tindakan yang telah dilakukan
Contoh: faktur penjualan, faktur
pembelian,
kartu jam kerja, surat muat

2) Menurut Sumbernya
a. Formulir yang dibuat dan disimpan oleh perusahan
Contoh: surat permintaan pembelian, bukti
permintaan dan pengeluaran barang
b. Formulir yang dibuat perusahaan dan dikirim ke
pihak luar
Contoh: faktur penjualan, surat permintaan
penawaran harga, surat order pembelian
c. Formulir yang diterima dari pihak luar
Contoh: order pelanggan, pernyataan piutang dari
kreditor, faktur pembelian, rekening koran
bank.

Tujuan Pembelajaran (VIII):


Mahasiswa memahami pengertian laporan
teknis yang berbentuk artikel.
Pokok Bahasan:
1. Pengertian laporan teknis yang
berbentuk artikel
2. Hal-hal yang berhubungan dengan
artikel

1. Pengertian Artikel
Artikel adalah tulisan lepas berisi opini
seseorang yang mengupas tuntas suatu
masalah tertentu yang sifatnya aktual
(sedang ramai dibicarakan di
masyarakat) dan kadang-kadang
kontroversial dengan tujuan
menyampaikan gagasan dan fakta guna
memberi tahu (informatif)
mempengaruhi, meyakinkan (persuasif
argumentatif), mendidik, dan menghibur
khalayak pembaca.

Artikel merupakan salah satu karya tulis


ilmiah yang paling sederhana daripada
karya tulis lainnya (dari pemilihan judul,
sistematika penulisan, sampai dengan
isinya, termasuk pilihan kata dan ragam
bahasanya). Walaupun demikian, dalam
artikel tetap diperlukan penyelesaian
yang memadai. Kandungannya pun
harus dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah pula.

Artikel biasanya diperuntukkan


bagi masyarakat umum
(dipublikasikan) melalui media
cetak, seperti koran, majalah, dan
buletin. Ada juga tugas dari dosen
dengan maksud menyampaikan
ide, gagasan,dan pengetahuan.

Sistematika Artikel
Seperti halnya tulisan karya ilmiah
lainnya, artikel terdiri atas
pendahuluan, isi, dan penutup.
Namun, sistematika ini tidak ditandai
dengan bagian-bagian (bab-bab).
Pembedaan bagian atau bab hanya
ditandai dengan peralihan paragraf
atau kadang dengan judul kecil.

Janis-Jenis Artikel
1. Artikel Praktis
Yang termasuk artikel ini ialah petunjukpetunjuk cara membuat,
memperbaiki,dan mengoperasikan suatu
alat. Artikel jenis ini lebih menitikberatkan
pada keterampilan daripada
pengembangan pengetahuan atau
analisis masalah.
Contoh artikel praktis adalah Cara-Cara
Merawat Muka yang biasa ada di dalam
majalah.

2. Artikel Ringan
Artikel ringan biasanya mengangkat
masalah-masalah yang ringan, dalam
arti tidak memerlukan pemahaman
mendalam. Artikel ini biasa dikemas
dalam bentuk informasi atau hiburan,
seperti dalam rubrik-rubrik majalah
remaja atau surat kabar.
Contoh artikel ringan adalah Kiat-Kiat
Hidup Sehat atau Cara Belajar yang
Sukses di Perguruan Tinggi.

3. Artikel Halaman Opini


Pada dasarnya semua artikel adalah
opini, tetapi artikel yang satu ini
ditempatkan di bagian khusus dalam
surat kabar atau majalah, seperti tajuk
rencana, kolom, karikatur, dan pojok.
Artikel ini biasanya mengupas tuntas
suatu masalah secara akademis. Oleh
karena itu, penulisnya haruslah orang
yang benar-benar mengerti bidang itu.
Contoh artikel opini adalah Orang Tua
Guru Utama dalam Pendidikan.

4. Artikel Analisis Ahli


Artikel analisis ahli lebih berat daripada
artikel opini. Artikel ini harus ditulis oleh
orang yang berdisiplin ilmu sesuai
dengan topik artikel. Kalau artikel lain
harus selalu menggunakan bahasa
populer, artikel ini menggunakan
bahasa ilmiah. Artikel ini mengupas
tuntas secara tajam, mendalam, dan
luas suatu masalah yang sedang
berkembang di masyarakat. Artikel jenis
ini biasa ditempatkan pada ruang
khusus media cetak.
Contoh artikel analisis ahli adalah Arah
dan Tujuan Pendidikan Indonesia.

Langkah-Langkah
Menulis Artikel
1. Mencari Ide
Ide adalah sesuatu yang melintas di
dalam pikiran berdasarkan apa yang
kita saksikan di sekitar kita. Ide
haruslah aktual, relevan, dan
terjangkau. Setelah itu, muncullah
gagasan yang berupa pernyataan,
sikap, dan tindakan.

2. Menetapkan Topik
Topik adalah pokok permasalahan
yang akan dibahas. Topik yang baik
haruslah sesuai dengan latar
belakang pengetahuan penulis,
menarik, aktual, fenomenal,
kontroversial, dibatasi, dan harus
ditunjang oleh referensi yang
tersedia.

3. Menetapkan Judul
Judul adalah identitas karangan. Judul
harus provokatif (menimbulkan rasa
penasaran pembaca), singkat (tidak
bertele-tele), relevan (sesuai dengan isi
karangan). Judul dapat berupa kata,
frase, klausa, atau kalimat tanya.
Contoh:
1) Korupsi (kata)
2) Sumpah (untuk) Pemuda (frase)
3) Bangga Berbahasa Indonesia (klausa)
4) Berantas Korupsi atau KPK? (kalimat
tanya)

4. Merumuskan Tesis
Tesis adalah pendapat utama dari
keseluruhan isi karangan. Sifatnya hampir
sama dengan simpulan sementara. Tesis
pun hampir sama dengan hipotesis.

5. Membuat Kerangka Karangan


Kerangka karangan atau out line berguna
untuk mengatur sistematika karangan
agar tulisan tidak bertumpang tindih.

6. Mencari Referensi
Referensi adalah sumber-sumber
bacaan yang dirujuk (dikutip).
Mengutip atau mengambil pendapat
orang lain dapat memperkuat
pendapat pada tulisan kita. Buku-buku
yang dijadikan referensi harus ada
hubungannya dengan topik artikel.
Pemilihan buku dilakukan setelah
membuat kerangka karangan agar
jelas sumber rujukan yang diperlukan.

Tujuan Pembelajaran (VI):


Mahasiswa memahami laporan teknis
berupa naskah yang tertuang dalam
beberapa bab atau bagian.
Pokok Bahasan:
1. Pengertian Laporan Teknis Berupa Naskah
2. Sistematika Laporan Teknis Berupa
Naskah
3. Hal-Hal yang Berkaitan dengan Pemakaian
Bahasa yang Benar dalam Laporan Teknis
Berupa Naskah

1. Laporan Teknis Berupa


Naskah
Laporan teknis berupa naskah merupakan
laporan ilmiah yang menyajikan fakta dan
ditulis menurut metodologi penulisan yang
baik dan benar.
Laporan ilmiah harus ditulis secara jujur dan
akurat berdasarkan kebenaran.
Kebenaran dalam laporan ilmiah itu adalah
kebenaran yang objektif-positif, sesuai
dengan data dan fakta di lapangan.

2. SISTEMATIKA
LAPORAN ILMIAH
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Pendahuluan
Isi
Penutup
Daftar Pustaka

1) Judul
Judul suatu laporan ilmiah hendaknya
dapat memberikan gambaran yang
jelas tentang materi atau ruang
lingkup masalah yang akan dibahas.
Selain itu, judul harus dapat menarik
perhatian pembaca dan menggelitik
rasa ingin tahu akan keseluruhan isi
laporan ilmiah.

2) Kata Pengantar
Kata pengantar sekurang-kurangnya
berisi:
(1) penjelasan tentang adanya tugas
membuat laporan ilmiah,
(2) penjelasan tentang pelaksanaan
pembuatan laporan ilmiah,
(3) informasi tentang bimbingan atau
arahan dan bantuan yang diperoleh di
dalam penyusunan laporan ilmiah,

(4) ucapan terima kasih kepada pihak-pihak


yang membantu dan memungkinkan
terwujudnya laporan ilmiah itu,
(5) harapan dan saran dari penulis,
(6) penyebutan tempat (kota), tanggal, bulan,
dan tahun pembuatan laporan ilmiah, serta
nama penulis.

3) Daftar Isi
Untuk memudahkan pembaca
mengetahui isi laporan atau untuk
menemukan bagian-bagiannya,
misalnya
bab atau anak bab yang dikehendaki,
laporan yang panjangnya lebih dari
sepuluh halaman sebaiknya dilengkapi
dengan daftar isi.

4) Pendahuluan
Pendahuluan bermaksud mengantar
pembaca ke dalam pembahasan
suatu masalah. Dengan membaca
bagian pendahuluan, pembaca sudah
mendapat gambaran umum tentang
pokok pembahasan atau gambaran
umum tentang penyajiannya.

Bagian Pendahuluan berisi:


(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

latar belakang masalah


rumusan masalah
tujuan dan manfaat
landasan teori
sumber data

Latar Belakang Masalah


Latar belakang adalah hal tertentu yang
mendorong mahasiswa melakukan
penelitian; alasan (motivasi) peneliti
membuat tulisan itu.
Pengungkapan latar belakang harus
berurutan dari hal-hal yang bersifat
umum sampai pada hal-hal yang
bersifat khusus. Jika digambarkan,
latar belakang harus seperti piramida
terbalik.

Setelah sampai pada hal yang


bersifat khusus, penulis harus
memunculkan sebuah masalah
secara global. Masalah
tersebut merupakan topik atau
pokok permasalahan dalam
karangan tersebut.

5) Isi
Bagian yang merupakan inti laporan
ilmiah ini memaparkan uraian pokok
masalah yang dibahas.
Bagian ini mengungkapkan:
(1) uraian masalah yang dibahas
(2) analisis dan interpretasi
(3) ilustrasi atau contoh-contoh
(4) tabel, bagan, dan gambar (bila
ada).

6) Penutup
Bagian penutup berisi simpulan (dan
saran, bila ada).
Simpulan merupakan gambaran umum
yang diperoleh dari hasil analisis dan
relevansinya dengan tujuan serta hasil
yang diharapkan.
Saran merupakan imbauan penulis kepada
pihak lain untuk menangani suatu
masalah yang belum sempat dibahas
oleh penulis karena keterkaitan dengan
masalah utama yang dibahas.

7) Daftar Pustaka
Daftar pustaka merupakan salah satu
syarat kelengkapan sebuah laporan
ilmiah.
Pencantuman daftar pustaka terutama
dimaksudkan untuk menunjukkan bukubuku atau referensi lain yang digunakan
oleh penulis sebagai sumber rujukan.

3. Pemakaian Bahasa yang


Benar
dalam Laporan Teknis
Berupa Naskah
1) Diksi/Pilihan
2) Kalimat
3) Paragraf

1) DIKSI/PILIHAN KATA
Syarat pilihan kata: tepat, benar, dan lazim.
(1) tepat: dapat mengungkapkan gagasan
secara cermat
contoh:
Budi sudah berkali-kali diingatkan, tetapi ia
mengacuhkannya.
(mengacuhkannya seharusnya tidak
mengacuhkannya)

(2) benar: sesuai dengan kaidah kebahasaan


contoh:
Ia telah merubah jadwal pelajaran.
(merubah seharusnya mengubah)
(3) lazim: sudah dibiasakan/bukan dibuatbuat
contoh:
Kedua orang tuanya telah mati.
(mati seharusnya meninggal)

PEMBENTUKAN KATA
Contoh:
1) mengait; memaku; menaati;
menyukseskan
2) mengetes; mengecap; mengebom
3) mengkritik; memproses;
mensyukuri
pemrosesan; pemrograman;
pemrakarsa

2. KALIMAT
Dalam bahasa tulis, kalimat diawali
dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda titik (.) atau tanda tanya
(?) atau tanda seru (!).
Kebenaran sebuah kalimat ditentukan
oleh keutuhan unsur-unsur pikirannya,
kelugasan penyusunannya, kebenaran
urutan katanya, ketepatan pemakaian
kata penhubung atau perangkainya, dan
kebenaran menggunakan bentuk katanya.

3) PARAGRAF
Syarat-syarat paragraf:
1) kesatuan: tidak ada satu kalimat pun
yang menyimpang dari pokok pikiran
2) kepaduan: kalimat disusun secara
logis dan melalui ungkapan-ungkapan
(kata-kata) pengait antarkalimat,
yaitu (1) kata transisi, (2) kata ganti,
dan (3) kata kunci (pengulangan kata
yang dipentingkan).

Tujuan Pembelajaran (VII):


Mahasiswa memahami hakikat, cara,
santun, dan daya tarik pidato dalam
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Pokok Bahasan:
1. Hakikat Berpidato
2. Santun Berpidato
3. Kiat Memikat Pendengar

BERPIDATO
menyampaikan gagasan, pokok-pokok
pikiran kepada orang lain dalam suatu
pertemuan resmi.
Sama halnya dengan berceramah,
berpidato merupakan berbicara satu
arah. Namun, berpidato merupakan
berbicara yang lebih resmi/lebih
formal.

METODE BERPIDATO
1) Metode
2) Metode
3) Metode
4) Metode

Impromptu
Menghafal
Naskah
Ekstemporer

1) Metode Impromptu
Metode berpidato berdasarkan
kebutuhan sesaat, tanpa persiapan
yang memadai.
Pembicara secara serta merta
berpidato berdasarkan wewenang,
pengetahuan, dan
kemampuannya.

2) Metode Menghafal
Metode berpidato dengan cara
menuliskan secara lengkap apa
yang akan dipidatokan.
Selanjutnya, kata demi kata,
kalimat demi kalimat, paragraf
demi paragraf dihafalkan.
Setelah hafal baru dipidatokan.

3. Metode Naskah
Metode berpidato dengan benar-benar
dipersiapkan (dipersiapkan dengan
cermat).
Pembicara menuliskannya terlebih
dahulu apa yang akan dipidatokannya
secara lengkap dalam bentuk naskah.
Naskah itulah yang dibacakan saat
berpidato.

4) Metode Ekstemporer
Metode ini tanpa persiapan naskah dan
merupakan jalan tengah di antara
ketiga metode di atas.
Pembicara merencanakan dengan
cermat apa yang akan dipidatokannya
dengan cara membuat outline atau
draft atau catatan kecil yang
nerupakan urutan ide pembicaraan.

SYARAT-SYARAT BERBICARA
YANG EFEKTIF
1) Sikap Pembicara
Bebas, wajar, tidak kaku, tidak angkuh,
tidak pula pemalu (pesimis)
2) Struktur Pembicaraan
Pendahuluan, inti pembicaraan, dan
penutup
3) Bahasa yang Digunakan
Bahasa yang baik dan benar (lafal/fasih,
intonasi, pilihan kata, dan kalimat.

TUJUAN BERPIDATO
1)Mendorong
2)Meyakinkan
3)Bertindak
4)Memberitahukan
5)Menyenangkan/menghibur.

Tujuan Pembelajaran VIII:


Mahasiswa memahami hakikat berdiskusi
yang mangkus dan sangkil dalam bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Pokok Bahasan:
1. Hakikat Berdiskusi
2. Hal-Hal yang Berhubungan dengan
Diskusi
3. Bahasa dalam Diskusi

HAKIKAT BERDISKUSI
Berdiskusi merupakan bentuk
komunikasi (pembicaraan)
dua arah untuk bertukarmenukar pikiran secara
teratur dan terarah mengenai
suatu masalah.

MANFAAT BERDISKUSI
1)
2)
3)
4)
5)

Pelaksanaan sikap demokrasi


Pengujian sikap toleransi
Pengembangan kebebasan pribadi
Pengembangan latihan berpikir
Penambahan pengetahuan dan
pengalaman
6) Kesempatan pengejawantahan
sikap kreatif

UNSUR-UNSUR DALAM
BERDISKUSI
1) Manusia
(1) Pemimpin/Pemandu
(2) Pembicara/Pemrasaran
(3) Peserta/Publik
2) Materi
Masalah/Topik Pembicaraan
3) Fasilitas
Ruang/tempat yang mendukung

Bahasa dalam Berdiskusi


Dalam berdiskusi, setiap peserta
berhak mengajukan gagasan,
pendapat, pertanyaan, dan bentukbentuk aspirasi lainnya. Sikap bijak
yang tidak memaksakan kehendak
dan tidak emosional adalah hal yang
perlu ditunjukkan dalam berdiskusi.

Ketika memberikan tanggapan atau


sanggahan terhadap pendapat orang
lain, Anda harus menyampaikannya
(termasuk persetujuan atau
penolakan Anda) dengan bahasa
yang santun. Hal ini bertujuan agar
sanggahan Anda tidak menyinggung
perasaan orang lain.

IX. KEPROTOKOLAN

Jika seseorang diminta menjadi pemandu


acara, sebenarnya ia hanya berwenang
dan bertanggung jawab melakukan segala
hal yang diperlukan agar acara dapat
terselenggara sesuai dengan urutan acara
yang telah ditentukan.
Jika penyelenggara meminta seseorang
menyusun urutan acara sebelum ia
memimpin/mengendalikan acara,
sebenarnya penyelenggara acara bukan
hanya meminta orang itu menjadi
pemandu acara, tetapi sekaligus
memintanya menjadi MC.

Jika penyelenggara meminta seseorang


memimpin/mengendalikan acara,
menyusun urutan acara, bahkan
meminta orang itu menyiapkan segala
sesuatu sebelum acara
diselenggarakan, melakukan
koordinasi/mengatur/
menyiapkan segala sesuatu yang
diperlukan untuk kesuksesan acara, dan
melakukan segala sesuatu yang
diperlukan, baik sebelum maupun
sesudah acara diselenggarakan, berarti
orang tersebut bertugas sebagai
pemandu acara, MC, dan protokol.

Anda mungkin juga menyukai