Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
Ian Roni Rezky Raja Rio M. Sigalingging
I11111336
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek
Kerja Lapangan yang berjudul Usaha Peternakan Ayam Pedaging Peternakan
Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama di Kabupaten Maros Sulawesi
Selatan, sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas dari mata kuliah
Praktek Kerja Lapangan.
Pada kesempatan ini penulis berterima kasih kepada Bapak Abdul Kadir,
S.Pt selaku pembimbing lapangan dan Bapak Prof. Dr. Ir. Djoni Prawira Rahardja,
M.Sc selaku pembimbing utama dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang
telah mencurahkan perhatian untuk membimbing dan mengarahkan penulis
hingga dapat menyelesaikan kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini.
Penulis mengharapkan agar laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat
memberi wawasan yang luas bagi pembaca hingga dapat membantu dalam solusi
untuk kegiatan-kegiatan yang bersangkutan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan
mungkin masih terdapat kekurangan maupun kesalahan. Oleh karena itu kritik dan
saran perbaikan sangat diharapkan.
Makassar , Maret 2015
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................
ii
iii
iv
vi
vii
viii
BAB I. PENDAHULUAN
Latar Belakang .................................................................................
Maksud dan Tujuan ..........................................................................
1
2
3
3
3
4
6
9
17
17
19
25
31
iv
36
KESIMPULAN ..........................................................................................
45
LAMPIRAN ................................................................................................
46
DAFTAR TABEL
No.
Teks
Halaman
1.
12
2.
13
3.
16
4.
Program Obat dan Vaksinasi untuk 100 ekor Ayam Pedaging PT.
Bintang Sejahtera Bersama ....................................................................
5.
6.
40
8.
33
7.
23
41
42
vi
DAFTAR GAMBAR
No.
Teks
Halaman
1.
13
2.
Data Label Box DOC dari PT. Satwa Utama Raya ...............................
18
3.
20
4.
22
5.
25
6.
26
7.
8.
28
29
9.
10.
30
31
11.
32
12.
37
13.
38
14.
42
vii
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Teks
Halaman
46
46
47
48
49
50
51
65
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Seiring
dengan naiknya pendapatan perkapita penduduk Indonesia, meningkat pula
kebutuhan akan protein hewani. Masyarakat semakin menyadari akan pentingnya
protein hewani bagi pertumbuhan jaringan tubuh. Salah satu sumber protein
adalah daging ayam pedaging. Ditinjau dari nilai gizinya, daging ayam pedaging
tidak kalah dibandingkan dengan daging dari ternak lain. Selain itu daging ayam
pedaging mudah didapatkan dan harganya relatif murah, karena pemeliharaan
ayam pedaging relatif singkat yaitu 35 hari.
Ayam broiler adalah galur ayam hasil rekayasa genetik yang memiliki
karakteristik ekonomis dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil
daging, masa panen pendek dan menghasilkan daging berserat lunak, timbunan
daging baik, dada lebih besar dan kulit licin (North and Bell, 1990). Ada tiga
aspek sebagai tiang utama dalam pemeliharaan ayam pedaging yaitu aspek bibit,
aspek pakan, dan aspek manajemen. Aspek bibit menyangkut genetik dan fenotip
yang diperoleh dalam proses pembibitan untuk menghasilkan final stock. Aspek
bibit dapat dipengaruhi oleh aspek pakan yang menentukan selama proses
produksi berlangsung. Aspek pakan menyangkut kandungan nutrisi, konsumsi
pakan, hingga efisiensi/konversi pakan itu sendiri. Keseluruhan metode dari
pengaruh aspek pakan disebut aspek manajemen pakan.
Aspek manajemen pakan merupakan tata kelola dalam pemeliharaan ayam
pedaging dengan berobjek pada pengaruh perlakuan pada aspek pakan yang
BAB II
METODE PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Lapangan mengenai
pengaruh
kondisi
kandang dan
1. Pengamatan ( observasi )
Pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati langsung hal-hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan magang.
2. Magang Kerja
Pengumpulan data dengan cara mengikuti kegiatan-kegiatan yang berlangsung
di perusahaan melalui bekerja dan berdiskusi dengan karyawan perusahaan.
3. Wawancara ( Interview)
Proses untuk mendapatkan informasi dengan cara tanya jawab secara langsung
dengan responden. Responden yang diwawancarai adalah manajer operasional,
Technical Service, maupun anak kandang perusahaan.
4. Pencatatan ( Recording ):
Proses pengumpulan data dengan cara mencatat setiap hal yang berkaitan
dengan pelaksanaan magang di perusahaan.
5. Dokumentasi
Pengumpulan data dengan cara mendokumentasikan berbagai kegiatan yang
dilakukan.
6. Studi Pustaka
Pengumpulan data dengan cara memanfaatkan data yang tersedia, yang
berhubungan dengan kegiatan magang. Data yang dimaksud dapat berupa buku,
jurnal, arsip, dan lain sebagainya yang relevan dan informatif.
Sumber Data
Sumber data yang diperoleh berdasarkan sifat yang dikumpulkan ada dua jenis
yaitu :
1. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden.
Dalam pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini data primer didapat
dari wawancara dengan Manajer Perusahaan, Technical Service, Karyawan,
dan masyarakat sekitar perusahaan.
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber.
Dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini menjadi sumber data sekunder
yaitu diambil dari buku, arsip, dan jurnal yang berhubungan dengan kegiatan
magang.
BAB III
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN PETERNAKAN INTI-PLASMA
PT. BINTANG SEJAHTERA BERSAMA
emas ke pemeliharaan ayam pedaging dengan kapasitas awal sebesar 4.500 ekor.
Peternakan tersebut dimulai dengan mengadakan kerjasama inti-plasma dengan
PT Bintang Sejahtera Bersama. Selain melakukan usaha ternak ayam pedaging
Bapak Jumardin tidak memiliki pekerjaan sampingan lainnya karena memilh
untuk fokus di usahanya tersebut.
Peternakan plasma ayam pedaging PT. Bintang Sejahtera Bersama milik
bapak Jumardin telah melakukan pemeliharaan ayam pedaging selama 3 periode
panen dengan pembelajaran awal hingga saat ini dari bantuan teman atau keluarga
di sekitar lokasi yang sama beternak ayam pedaging.
3. Kondisi Peternakan
Peternakan ayam yang digunakan dalam kegiatan magang terletak di Desa
Purna Karya Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros. Lokasi peternakan plasma
PT. Bintang Sejahtera Bersama ini sebelah utara berbatasan dengan Desa
Lekopancing, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Mandai, Sebelah timur
berbatasan dengan Kecamatan Tompo Bulu, dan sebelah selatan berbatasan
dengan Kabupaten Gowa.
Lokasi peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama ini terletak kurang
lebih 8 km dari Ibu Kota Kabupaten dan jarak lokasi peternakan dengan
pemukiman kurang lebih 500 m, sedangkan jarak lokasi peternakan dengan
peternakan lain kurang lebih 300 m. Suhu lokasi peternakan adalah 27-31C.
Pendirian peternakan ini telah memperoleh izin dari Kepala Desa dan warga
masyarakat setempat yang menyatakan tidak keberatan adanya Usaha Peternakan
ayam Broiler tersebut.
kandang 13 unit. Serta 150 karung serbuk gergaji untuk awal masa produksi
broiler. Sepanjang letak tempat minum otomatis dialirkan air dengan pipa paralon
sepanjang 76 m dengan diameter 3/4 inchi. Penampungan air minum
menggunakan tong penampung air 2 buah dan ember 60 liter 1 buah air khusus
obat/vaksin dan. Tirai disekeliling kandang 2 roll masing-masing sepanjang 166
meter dengan penyesuaian pembukaan terhadap suhu kandang. Untuk
membersihkan ada selang karet sepanjang 5 meter serta 2 sekop dan 1 cangkul.
Genset di persiapkan untuk menanggulangi pemadaman listrik dengan days
3000 watt. Timbangan gantung digital 1 unit di pakai dalam pemeliharaan ayam
untuk mengukur berat badan ayam. Lemasi es di gunakan untuk menyimpan
vaksin.
B. Keadaan Perusahaan Inti PT. Bintang Sejahtera Bersama
1. Sejarah Perusahaan
PT. Bintang Sejahtera Bersama (BSB) merupakan salah satu perusahaan
yang bergerak di bidang peternakan ayam pedaging yang menjadi mitra bagi para
peternak yang ingin mengembangkan usahanya, di mana perusahaan ini
menyediakan segala sesuatu yang menjadi keperluan para peternak di antaranya
adalah Sapronak (Sarana Produksi Peternakan) yang meliputi bibit (DOC), pakan,
dan obat-obatan (vaksin dan vitamin). Perusahaan ini didirikan pada bulan oktober
tahun 1998, perusahaan ini berlokasi di Jalan Kima Raya II Kav., Biring Kanaya
Makassar.
Perusahaan ini melakukan pola kemitraan dengan system inti-palasma,
yaitu kerjasama yang diterapkan antara perusahaan sebagai pihak inti dan
peternak sebagai pihak plasma. Dengan pola ini, perusahaan membantu peternak
kecil hingga besar dalam menyediakan sarana produksi serta menjamin pemasaran
hasil produksi berupa broiler. Sebelumnya, ada kontrak secara tertulis yang
mengikat peternak dan perusahaan. Prinsip ini dilakukan karena baik perusahaan,
maupun peternak mempunyai peranan yang sama dan saling ketergantungan serta
saling menguntungkan kedua belah pihak. Peternak yang sedang bergabung
sebagai plasma dari perusahaan ini sebanyak 53 anggota yang masing-masing
berasal dari berbagai daerah di Sulawesi selatan, mulai dari Makassar, gowa,
takalar, barru, pangkep, pare-pare, polman, bone, bulukumba, jeneponto, luwu dan
palopo.
2. Mekanisme Kemitraan
Kemitraan usaha antara PT. Bintang Sejahtera Bersama dengan peternak
plasma merupakan suatu pengembangan hubungan hubungan bisnis dengan
adanya ikatan tanggung jawab masing-masing pihak yang bermitra dalam
mewujudkan kemitraan usaha yang saling membutuhkan, saling menguntungkan
dan saling memperkuat. Mekanisme kemitraan antara PT. Bintang Sejahtera
Bersama sebagai pihak inti dengan peternak sebagai pihak plasma adalah sebagai
berikut :
a. Syarat-syarat Kermitraan
Adapun syarat-syarat untuk menjalin hubungan kemitraan dengan PT. Bintang
Sejahtera Bersama adalah sebagai berikut :
-
10
Lokasi kandang mempunyai fasilitas listrik, cukup tersedia air bersih dan
dapat dijangkau oleh kendaraan roda empat untuk pengadaan sapronak dan
panen ayam.
11
1.
2.
3.
4.
kerja
dari
masing-masing
karyawan,
mengangkat
dan
Branch Manager
Technical Service
14
Sales
Tugas dari karyawan pada posisi sales adalah menentukan harga jual produk
yang akan dilaunching, membuat jadwal kunjungan serta sistem promosi untuk
memastikan tercapainya target penjualan, menganalisa dan mengembangkan
strategi marketing untuk meningkatkan jumlah pelanggan dan area sesuai dg
target yang ditentukan, serta melaporkan aktivitas penjualan perusahaan kepada
Branch Manager.
-
Admin Sales
PTL Collector
Seorang Collectro bertugas melakukan penagihan atas piutang yang telah jatuh
tempo, mengirimkan surat peringatan kepada konsumen, serta memonitor dan
membina hubungan dengan konsumen.
15
16
BAB IV
KEADAAN UMUM PT. BINTANG SEJAHTERA BERSAMA
Aspek Panca Usaha Ternak pada Pemeliharaan Ayam Pedaging di
Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama.
1. Bibit Ayam Pedaging
Ayam broiler adalah galur ayam hasil rekayasa genetik yang memiliki
karakteristik ekonomis dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil
daging, masa panen pendek dan menghasilkan daging berserat lunak, timbunan
daging baik, dada lebih besar dan kulit licin (North and Bell, 1990).
Perkembangan ayam pedaging dimulai dari Great grand parents stock, Grand
parents stock, Parent stock, dan Final stock. Great grand parent stock adalah
jenis ayam yang berasal dari persilangan dan seleksi dari berbagai kelas, bangsa,
atau varietas yang dilakukan oleh pembibit dan merupakan bagian untuk
membentuk Grand parent stock, dihasilkan dari persilangan galur murni (pure
line). Grand parent stock adalah jenis ayam yang khusus dipelihara untuk
menghasilkan Parent stock. Parent stock adalah jenis ayam yang dipelihara untuk
menghasilkan Final stock. Final stock merupakan ayam yang khusus dipelihara
untuk menghasilkan telur atau daging yang telah melalui berbagai persilangan dan
seleksi. Diantara ayam jantan dan betina Final stock ini tidak boleh disilangkan
karena keturunannya hanya akan menghasilkan produksi 50 % dari induknya
(Anggorodi, 1984).
Bibit yang digunakan dalam lokasi peternakan plasma PT. Bintang
Sejahtera Bersama yaitu galur SR 707 dari hatchery PT. Satwa Utama Raya yang
merupakan hasil persilangan antara ayam Cornish dan Playmouth Rock dengan
17
vaksinasi ND K-L + IBD setelah menetas. DOC yang dipelihara sejumlah 4.500
ekor, ditempatkan dalam brooder chick di kandang panggung. Adapun ketetapan
harga jual yang berlaku untuk peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama
yaitu DOC seharga Rp. 3.700,-/ekor (LAMPIRAN). Pemilihan dan penggunaan
strain ini dimaksudkan adanya pertimbangan dalam hal produksi daging yang
cukup tinggi, resistensi terhadap penyakit dan dapat lebih tahan terhadap
perubahan cuaca. Hal ini sesuai dengan pendapat Murtidjo (1987) yang
menyatakan bahwa ciri-ciri anak ayam yang sehat antara lain memiliki
kemampuan penyesuaian untuk dipelihara di lingkungan tropis, tidak mudah
mengalami cekaman, konversi pakan yang baik, memiliki tingkat persentase
mortalitas yang rendah.
Gambar 2. Data Label Box DOC dari PT. Satwa Utama Raya
Bibit yang telah menetas dari hatchery tidak langsung diangkut ke kandang
melainkan lebih dahulu dicatat data-datanya, selama pengangkutan DOC, box
ditutup agar DOC tidak kepanasan dan langsung dimasukkan dalam brooder yang
sudah disiapkan 2 hari sebelum DOC datang. Setelah DOC sampai ke kandang
kemudian DOC diberi air minum putih yang telah dicampur dengan gula merah
dengan perbandingan 100 gr gula merah dengan 5 lt air atau 2% air gula.
Pemberian air gula tersebut dimaksudkan agar DOC memperoleh energi kembali
18
19
peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama milik bapak Jumardin ini
adalah Kolibasilosis yang disebabkan kurangnya penerapan biosecurity terhadap
air yang diminum ternak sehingga bakteri yang habitatnya di air di sekitar
kandang dapat menyebar dengan cepat. Hal tersebut disebabkan karena
lingkungan sekitar kandang berupa alam hutan bebas dengan sungai di belakang
kandang. Dokter hewan menyarankan agar air yang digunakan sebaiknya
dipastikan bersih dan steril dari bakteri penyebab penyakit.
20
E.coli ditemukan di dalam saluran usus ternak dan manusia dan didapatkan
di dalam feses, sehingga E. coli dikenal sebagai indikator kontaminasi kotoran.
Gejala klinis kolibasilosis adalah kematian mendadak yang terjadi pada bentuk
akut, tanpa menunjukkan gejala klinis. Apabila penyakit berjalan kronis, maka
gejala yang terlihat yaitu kelesuan, napsu makan menurun serta munculnya
gangguan pernafasan berupa ngorok pada malam hari disertai pengeluaran eksudat
dari hidung. Beberapa kasus kolibasilosis terjadi pada organ reproduksi unggas
sehingga agak sukar diamati. Eksudat pada kantong hawa dan radang fibrinosa
pada kantong jantung dan permukaan hati. Gejala lain berupa radang pusar
(omphalitis), septicaemia dan enteritis.
Distribusi E. coli sangat luas, bisa ditemukan di dalam litter, kotoran
ayam, debu/kotoran lain dalam kandang serta lingkungan sekitar kandang, pakan,
air minum dan sumber air, seperti sumur. Debu dalam kandang ayam dapat
mengandung 105 106 sel E. coli/gram. Bakteri akan tahan lama di dalam
kandang, terutama keadaan kering.
Pencegahan dilakukan dengan mentaati sanitasi. Mengusahakan pakan dan
air minum supaya tidak tercemar oleh feses, jika perlu tambahkan antibiotik
dalam pakan. Beberapa antibiotik yang termasuk kelompok aminoglikosida yang
biasa digunakan untuk mengatasi kolibasilosis adalah neomisin dan gentamisin,
kelompok aminosiklitol, yaitu spektinomisin dan kelompok polipeptida, misalnya
kolistin/polimiksin B.
Vaksinasi yang pertama dilakukan adalah oleh petugas hatchery pada
umur 0 hari sesaat setelah ayam menetas ayam menggunakan vaksin ND-KL +
IBD, di perusahaan penetasan (hatchery). Vaksin ini berguna untuk mencegah
21
penyakit ND dan IBD. Vaksinasi yang kedua dilakukan pada umur 14 hari, pada
vaksinasi kedua ini ayam diberi vaksin ND, jenis vaksin yang digunakan adalah
jenis ND Clone dengan metode vaksinasi yang dilakukan melalui air minum dan
pelarut medimilk. Vaksinasi ini berguna untuk mencegah penyakit ND (Newcastle
Desease). Vaksinasi dilakukan untuk menjaga kekebalan pada ayam. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Murtidjo (1987) yang menyatakan bahwa vaksinasi
merupakan suatu usaha untuk memberikan kekebalan pada ayam agar ayam
tersebut kebal terhadap serangan penyakit.
Selain vaksinasi program dalam hal kesehatan ternak juga ada program
Obat-obatan yang diberikan antara lain Anasol yang berguna untuk meningkatkan
produktifitas dan mengatasi stress, Monorox yang berguna antimikroba
berspektrum luas untuk melawan komplikasi yang timbul, Doxine sebagai
Antibiotik yang ampuh untuk infeksi saluran pernafasan seperti CRD, Coryza,
Chollera
maupun
infeksi
saluran
pencernaan
seperti
Collibasilosis,dan
22
Dosis
Keterangan
Pemberian di hatchery
Saat DOC tiba di kandang, selama 2 jam
6
7
8
Anasol
Menorox
Anasol
Menorox
Anasol
Menorox
Anasol
Anasol
AI Killed
Anasol
Anasol
Air biasa + caporit
3-5 ppm
10
3-5 ppm
11
3-5 ppm
12
3-5 ppm
13
14
Anasol
ND Clone
15
16
17
18
19
20
Anasol
Doxine
Doxine
Doxine
Anasol
Anasol
Air biasa + caporit
21
Vitamin C
2
3
4
5
23
22
Vitamin C
23
Vitamin C
24
Vitamin C
25
Vitamin C
26
Vitamin C
27
Vitamin C
28
Vitamin C
29
Vitamin C
30
Vitamin C
31
Vitamin C
32
Vitamin C
33
Vitamin C
34
Vitamin C
35
Vitamin C
(caporit)
Diberikan pagi hari setelah habis air biasa
(caporit)
Diberikan pagi hari setelah habis air biasa
(caporit)
Diberikan pagi hari setelah habis air biasa
(caporit)
Diberikan pagi hari setelah habis air biasa
(caporit)
Diberikan pagi hari setelah habis air biasa
(caporit)
Diberikan pagi hari setelah habis air biasa
(caporit)
Diberikan pagi hari setelah habis air biasa
(caporit)
Diberikan pagi hari setelah habis air biasa
(caporit)
Diberikan pagi hari setelah habis air biasa
(caporit)
Diberikan pagi hari setelah habis air biasa
(caporit)
Diberikan pagi hari setelah habis air biasa
(caporit)
Diberikan pagi hari setelah habis air biasa
(caporit)
Diberikan pagi hari setelah habis air biasa
(caporit)
Diberikan pagi hari setelah habis air biasa
(caporit)
Catatan :
1. Apabila tampak gejala sakit maka segera laporkan ke TS
2. Jika ada gejala sakit langsung diberikan antibiotic (vaksin tunda)
3. Vaksin ND standar 14 hari (vaksin ND dengan turun sekam harus +/- 2 hari atau
tidak bersamaan
4. Umur ayam lewat 35 hari program dilanjutkan vitamin sampai panen,apabila
kondisi sehat
5. Consumix Plus bias diganti dengan Menorox, Octacyn-EN
6. Anasol bisa diganti Perfexol-L, Nutri-C
7. Vitamin C bias diganti dengan Nutri-C, Orange
8. Vaksinasi AI sesuai kasus di suatu daerah atau pertimbangan Animal Health
9. Peternak wajib mengikuti program obat di atas dengan petunjuk TS (Tehnical
Service).
24
3. Aspek Perkandangan
Kandang merupakan unsur penting dalam menentukan keberhasilan suatu
usaha peternakan ayam karena merupakan tempat hidup ayam sejak usia awal
sampai berproduksi. Dengan demikian kandang harus memenuhi segala
persyaratan yang dapat menjamin kesehatan serta pertumbuhan yang baik bagi
25
ayam yang dipelihara. Faktor konstruksi yang dituntut untuk kandang ayam yang
baik meliputi ventilasi, dinding kandang, lantai, atap kandang, bahan bangunan
kandang, hingga lingkungan kandang (Priyatno, 2001).
a) Konstruksi kandang
Berdasarkan konstruksinya, kandang dapat dibedakan menjadi: Kandang
bateray, kandang postal dan kandang panggung (North, 1994).
Kandang yang dipakai pada peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera
Bersama milik bapak Jumardin menggunakan sistem kandang panggung terbuka
dengan kapasitas 4.500 ekor yang terdiri atas satu kandang dengan tempat
istirahat bagi personil kandang di pertengahannya bagian pinggir. Sistem kandang
pada peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama milik bapak Jumardin
menggunakan sistem kandang panggung yang berukuran luas 604 m2 dengan
panjang 75,5 m dan lebar 8 m, tiangnya dari balok kayu, alas dan dinding dari
bamboo, dan dengan pondasi beton.
26
27
ketebalan litter pada pemeliharaan anak ayam (day old chicken) awalnya hanya
sekitar 5 cm sampai 8 cm. secara bertahap, litter ditambah atau diganti sampai
mencapai maksimal 10 cm sampai 13 cm.
b) Atap Kandang
Atap kandang pada peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama
milik bapak Jumardin adalah atap kandang dengan tipe A dengan bahan daun
rumbia agar lebih mudah menyerap panas. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf
(2000) bahwa bahan untuk atap sebaiknya digunakan yang ringan, murah dan
tidak menghantar panas.
Menurut Suprijatna (2005), terdapat beberapa tipe konstruksi atap, yaitu: atap
bentuk jongkok, atap bentuk A, atap gabungan bentuk A dan bentuk jongkok, atap
bentuk monitor, dan atap bentuk semimonitor.
28
c) Dinding kandang
Dinding kandang pada peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama
milik bapak Jumardin adalah dinding kandang dengan sifat terbuka yang terbuat
dari sekat kawat dengan tiang dinding dari balok kayu, yang ditutup dengan tirai
yang terbuat dari plastik. Pada umur 1-7 hari tidak dilakukan pembukaan tirai hal
ini dilakukan agar ayam tidak kedinginan, mulai umur 8 hari tirai dibuka setengah
pada siang hari dan pada malam hari tirai ditutup kembali untuk menjaga kondisi
ternak dari suhu yang terlalu dingin. Hal ini sesuai dengan pendapat Murtidjo
(1987) yang menyatakan bahwa dinding ayam dengan sistem terbuka sangat
membantu ventilasi, mengusir udara yang busuk dan menggantinya dengan udara
yang segar serta untuk menjaga temperatur udara dalam kandang.
29
d) Lantai Kandang
Lantai kandang pada peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama milik
bapak Jumardin adalah terbuat dari belahan bambu yang pada fase pemeliharaan
starter ditutup dengan karung bekas pakan dan ditaburi litter serbuk gergaji. Hal
ini dilakukan supaya ayam tidak terperosok jatuh. Setelah umur 21 hari serbuk
gergaji dan karung pengalas diturunkan dari lantai panggung sehingga ayam akan
mulai beradaptasi dengan lantai aslinya berupa belahan bambu. Pada masa
adaptasi ini ayam kerap kali mengalami luka akibat kakinya terjepit di sela-sela
belahan bambu. Maka diperlukan pengawasan yang lebih efektif untuk
menyelamatkan kondisi ayam yang luka.
Bahan litter yang efektif adalah bersifat daya serap air (absorben) tinggi,
bebas debu, sukar untuk dimakan ayam, tidak beracun, murah, mudah diangkut
dan diganti, serta tersedia melimpah. Sainsburry (1995) menyatakan bahwa litter
harus menimbulkan kenyamanan bagi unggas dan terbebas dari parasit dan bakteri
yang dapat menyebabkan infeksi pada unggas. Pengawasan terhadap kualitas litter
30
Gambar 10. Lantai Kandang Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama
4. Aspek Pemasaran
Pemasaran ayam pedaging di PT Bintang Sejahtera Bersama dengan
sistem kemitraan menjadi tanggung jawab mutlak PT Bintang Sejahtera Bersama
sebagai pihak inti sehingga plasma tidak kerepotan untuk memasarkan ayam yang
sudah siap panen. Peternak hanya menyiapkan tenaga dan surat-surat untuk proses
panen, mulai dari penangkapan ayam, penimbangan dan pengangkutan ke mobil
bakul, ayam pedaging seluruhnya dipasarkan ke berbagai tujuan. Secara umum
31
jalur pemasaran ayam pedaging tidak jauh berbeda dengan jalur pemasaran
produk jenis lain yang dibudidayakan oleh peternak.
Penjualan ayam di peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama
milik bapak Jumardin sebanyak 4340 ekor dengan berat hidup 1,4-1,6 kg.
Sehingga rata-rata keseluruhan bobot badan ayam saat panen adalah 1,5 kg.
Sesuai kontrak awal dengan perusahaan inti, ayam dijual dengan berat 1,46-1,55
kg seharga Rp 15.700,-/ kg, dengan berat 1,56-1,65 kg seharga Rp. 15.600,-/kg,
dan dengan berat 1,66-1,75 kg seharga Rp. 15.500,-/kg (LAMPIRAN). Pemasaran
ayam pedaging merupakan usaha yang berhubungan dengan arus penyerahan
barang dan jasa dari peternak ke konsumen akhir atau pengecer atau pedagang.
Pemanenan dan pemasaran hasil panen biasanya dilakukan pada pagi dan
sore hari. Jumlah dan ukuran ayam yang akan ditangkap harus disesuaikan dengan
surat permintaan pembelian. Berikut ini data penjualan ayam di peternakan
plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama milik bapak Jumardin :
32
No
800 ekor
900 ekor
550 ekor
900 ekor
200 ekor
200 ekor
160 ekor
400 ekor
170 ekor
10
50 ekor
Total penjualan
4330 ekor
33
Panen dilakukan pada pagi hari pukul 07:00 dan 10:00 dan pada sore hari
pukul 16:00. Selain perlakuan secara langsung, waktu saat proses panen
berlangsung juga sangat mempengaruhi penyusutn bobot badan ayam. Maka hal
ini perlu diperhitungkan untuk menjalin hubungan kemitraan yang baik. Hal ini
sesuai dengan pendapat Medion (2014) bahwa waktu pengangkutan ayam
sebaiknya dilakukan pada malam hari dengan tujuan menghindari cuaca panas
saat siang hari, serta menghindari lalu lintas yang relatif lebih padat. Lamanya
waktu antara ayam dimasukkan ke keranjang sampai dipotong, dan tingginya suhu
udara di sekitar keranjang akan mempengaruhi banyaknya susut bobot badan dan
kematian. Untuk itu, waktu pengangkutan ayam dan lamanya jarak tempuh juga
perlu diperhitungkan. Perlu diingat susut pada saat transportasi berkisar 1-3%.
Beberapa perhitungan bonus serta hasil piutang dan penerimaan Plasma
dalam kontrak kemitraan inti-plasma yang ditetapkan oleh PT. Bintang Sejahtera
Bersama adalah sebagai berikut (LAMPIRAN):
-
Efisiensi FCR : FCR atau kematian lebih baik dari standar mendapat
bonus 30% selisih harga.
Jika ayam sakit atau kualitasnya buruk maka pihak inti akan melakukan
pemotongan harga tergantung kondisi ayamnya. Seperti untuk CRD dan
ND dikenakan pemotongan harga Rp. 100.-/kg.
Untuk memicu semangat produktivitas peternak, diberikan sisitem bonus
dimana bila penjualan ayam melebihi dari target perusahaan dengan perhitungan
34
FCR dan akan diberikan uang tambahan dari jumlah kilogram ayam yang ada.
Suharno (1997) menyatakan bahwa pamasaran merupakan usaha yang berkaitan
dengan mengalirnya barang dan jasa dari produsen ke konsumen yang bertujuan
untuk memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen dengan
cara yang paling efisien dan bertujuan untuk menciptakan permintaan yang
efektif.
35
BAB V
MANAJEMEN PAKAN AYAM PEDAGING
Aspek Manajemen Pakan di Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera
Bersama
Pakan yang diberikan di peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera
Bersama adalah produksi PT. Charoen Pokphand dengan bentuk butiran yaitu
berupa pakan Jenis S10 pada umur 0-7 hari atau 10 hari, pakan S11 pada umur 1521 hari, dan pakan S12 pada umur 22-panen. Suprijatna et all. (2005) menyatakan
bahwa pakan adalah campuran dari berbagai macam bahan organik maupun
anorganik untuk ternak yang berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan zat-zat
makanan dalam proses pertumbuhan.
Adapun ketetapan harga jual yang berlaku untuk peternakan plasma PT.
Bintang Sejahtera Bersama yaitu pakan S10 seharga Rp. 7.100,-/kg, pakan S11
seharga Rp. 7.000,-/kg, pakan S12 seharga Rp.6.900,-/kg, serta obat-obat dengan
daftar harga area Sulawesi + PPN 10%. Kesepakatan harga adalah harga standar
yang dapat berubah sewaktu-waktu jika ada perubahan harga DOC dan pakan
(LAMPIRAN).
a) Kandungan Nutrient Pakan
Pakan yang diberikan pada ternak berbeda masing-masing fase pemeliharaan
khususnya dari kandungan proteinnya. Kebutuhan nutrien secara garis besar ada 7
komponen yaitu karbohidrat, lemak, protein, serat kasar, mineral, vitamin, dan air.
Adapun label dari pakan S10, S11, S12 dapat dilihat dalam gambar brikut:
36
Gambar 12. Data Label berbagai macam Pakan di PT. Bintang Sejahtera Bersama
37
38
Konsumsi pakan adalah jumlah pakan yang dihabiskan ayam dalam satu
minggu. Berdasarkan pengamatan dari masing-masing perlakuan, konsumsi pakan
meningkat secara kuantitatif setiap minggunya. Hal ini disebabkan karena final
stock dari segi genetiknya memiliki kemampuan tumbuh yang cepat. Dengan
demikian pakan yang dikonsumsi secara otomatis akan lebih banyak untuk
mendukung pertumbuhannya (Suharno, 2003).
Konsumsi pakan yang semakin meningkat ini sudah sewajarnya karena
kebutuhan energi sebanding dengan bobot badan dan umur ayam. Selain dari
faktor genetik dan kandungan nutrient pakan, konsumsi pakan dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya pakan yang disajikan tidak dalam keadaan rusak
dan sesuai kemauan ayam. Kebutuhan energinya tinggi dan juga karena ayam
dalam kondisi sehat. Selain itu juga dimungkinkan ada saat-saat tertentu
temperatur lingkungan dalam keadaan optimal (misalnya pada malam hari dengan
tambahan penerangan), sehingga ayam akan lebih banyak makan (Rasyaf, 1994).
c) Frekuensi Pemberian Pakan
Pemberian pakan yang terkontrol dan teratur dapat menurunkan mortalitas
ayam dan daya hidup bertambah. Kecukupan air minum pada ayam sangat penting
diperhatikan. Ayam lebih baik mengalami kelaparan daripada kehausan dan
kehilangan air. Ayam akan mati apabila kehilangan air 5 sampai 15% berat hidup.
Rasyaf (1992) menyatakan bahwa frekuensi pemberian pakan dua sampai tiga kali
sehari akan menguntungkan secara teknis maupun ekonomis dalam pengelolaan
pakan ayam. Pemberian ransum secara adlibitum supaya pertumbuhan ayam dapat
berjalan cepat (Fadilah, 2004).
39
40
Siang
Pukul
10
11
Malam
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
1618
hari
U
M
U
22
hari
8 jam puasa makan
23 dijual
9 jam puasa makan
Keterangan :
-
41
Apabila berat ayam belum memenuhi standar, maka jumlah pakan dapat ditambah
dengan prosentase kekurangan berat badan dari standar. Akan tetapi bila bobot
badan ayam telah melebihi standar, maka jumlah pakan yang diberikan tetap sama
dengan jumlah pakan yang diberikan sebelumnya.
94,5 gr/ekor
414,7 gr/ekor
972,5 gr/ekor
1.422,4 gr/ekor
1.611,7 gr/ekor
42
Hasil dari penimbangan berat badan ayam mingguan yang dilihat termasuk
baik jika dibandingkan dengan beberapa peternakan di sekitar kandang tersebut
karena bibit ayamnya memiliki kemampuan yang baik dalam mengkonversi pakan
yang dikonsumsi menjadi daging. Hal ini sesuai dengan pendapat Abidin (2002)
menyatakan bahwa, faktor yang mempengaruhi terhadap pertambahan berat badan
adalah konsumsi pakan. Pendapat ini juga didukung oleh Ichwan (2003) yang
menyatakan bahwa, secara umum penambahan berat badan akan dipengaruhi oleh
jumlah konsumsi pakan yang dimakan dan kandungan nutrisi yang terdapat dalam
pakan tersebut.
e) Konversi Pakan
Konversi pakan atau feed convertion ratio ( FCR ) adalah perbandingan
antara jumlah pakan (kg) yang dikonsumsi dengan berat hidup (kg) sampai ayam
itu dijual (Siregar dkk., 1980). Sehingga semakin kecil angka konversi pakan
menunjukkan semakin baik efisiensi penggunaan pakan. Bila angka perbandingan
kecil berarti kenaikan berat badan memuaskan atau ayam makan tidak terlalu
banyak untuk meningkatkan berat badannya (North, 1984). Konversi pakan (FCR)
dapat dihitung dengan rumus berikut :
(
)
100%
( )
Dari perhitungan data yang dilakukan oleh pak Jumardin, diketahui bahwa
total konsumsi pakan yang dihabiskan adalah 8950 kg dan total berat badan ayam
yang dipanen adalah 6976 kg, sehingga diperoleh FCR 1,3. Angka ini berarti
untuk memproduksi daging 1 kg, dibutuhkan pakan sebesar 1,3 kg. Nilai Konversi
43
pakan ini sama dengan nilai perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan inti.
Dapat juga diamati bahwa semakin hari dengan bertambahnya umur, maka
konversi pakannya akan meningkat dan semakin tidak efisien untuk dilanjutkan
pemeliharaannya Sedangkan menurut pendapat Anggorodi (1985), konversi pakan
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu genetik, bentuk pakan, temperatur,
lingkungan, konsumsi pakan, berat badan, dan jenis kelamin. Dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa tingkat konsumsi pakan ayam pedaging terhadap
pertumbuhan berat badannya sudah cukup efisien dan baik.
44
KESIMPULAN
45
LAMPIRAN
1. Foto Bersama Keluarga Peternak Plasma
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65