Anda di halaman 1dari 10

Perkerasan Jalan Raya

Sejarah Perkerasan
Sejarah perkembangan jalan di Indonesia yang tercatat dalam sejarah bangsa Indonesia
adalah pembangunan jalan Daendles pada zaman Belanda, yang dibangun dari Anyer
(Banten) hingga Panarukan (Banyuwangi, Jawa Timur), yang diperkirakan 1000 km.

Sejarah Perkerasan
Awal

dari

perkembangan

konstruksi

Prinsip

Konstruksi

Telford

menggunakan

perkerasan di Indonesia adalah konstruksi

desakan-desakan dengan menggunakan batu-

batu pecah (Telford) dan konstruksi perkerasan

batu belah yang dipasang berdiri dengan tangan,

Macadam. Konstruksi Telford di temukan oleh

sedangkan

Thomas Telford (1757 1834) dan konstruksi

menggunakan prinsip tumpang tindih dengan

macadam (1756 1836) di temukan oleh John

menggunakan batu-batu pecah dengan ukuran

L. McAdam.

terbesar 3 inci

Konstruksi Telford

prinsip

konstruksi

Konstruksi Macadam

Macadam

Sejarah Perkerasan
Di

Indonesia

perkembangan

perkerasan

aspal

dimulai dari tahap awal berupa konstruksi telford dan


Macadam yang kemudian diberi lapisan aus yang
menggunakan aspal sebagai bahan pengikat dan di
taburi pasir kasar yang kemudian berkembang
menjadi lapisan penetrasi.
Konstruksi perkerasan menggunakan semen atau concrete pavement mulai di pergunakan di
Indonesia secara besar besaran pada awal tahun 1970 yaitu pada pembangunan jalan tol Prof.
Dr. Ir. Sedyatmo.

Perkerasan
Berdasarkan bahan pengikatnya konstruksi perkerasan jalan dibedakan atas :
a. Konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan
aspal sebagai bahan pengikat. Lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul dan
memyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar.
b. Konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan semen
(portland cement) sebagai bahan pengikat. Pelat beton dengan atau tanpa tulangan
diletakkan diatas tanah dasar dengan atau tanpa lapis pondasi bawah. Beban lalu lintas
sebagian besar dipikul oleh pelat beton.
c.

Konstruksi perkerasan komposit (composite pavement), yaitu perkerasan kaku yang


dikombinasikan dengan perkerasan lentur dapat berupa perkerasan lentur diatas
perkerasan kaku, atau perkerasan kaku diatas perkerasan lentur.

Perkerasan

Perkerasan
Konsep Perkerasan Jalan
a. Mempunyai tebal total yang cukup.
b. Mampu mencegah masuknya air, baik dari luar maupun dari dalam.
c.

Mempunyai permukaan yang rata, tidak licin, awet terhadap distorsi oleh lalu-lintas dan
cuaca.

Perkerasan
Konsep Dasar Desain Lapis Perkerasan Jalan
1. Memperbaiki / meningkatkan harga CBR dari subbase ataupun base course, dengan bahan
yang lebih baik.
2. Memperbaiki mutu lapis tanah dasar dengan cara :
o Stabilisasi kimia
o Stabilisasi mekanis
o Menimbun tanah dasar asli dengan bahan tanah timbunan yang lebih baik (CBR yang lebih
tinggi).
3. Mempertebal lapisan subbase maupun base course.
4. Dengan cara-cara modern, antara lain dengan menambah lapisan penguat tipis antara tanah
dasar (subgrade) dan lapisan pondasi (base/subbase) dengan menggunakan bahan-bahan
geosintetik (geotextile, geogrid, dan lain-lain).

Model Lapis Perkerasan


Asphalt Pavement With
Untreated Base (And Subase)

Asphalt Pavement With Portland


Cement Concrete Or Combined
Portland Cement Concrete And
Asphalt Base

Full Depth Asphalt Pavement

Flexible Pavement

Rigid Pavement

Bila dibebani melentur ; beban hilang, lenturan


kembali.

Bila dibebani, praktis tidak melentur (lenturan


kecil)

Fungsi perkerasan terutama sebagai penyebar


tegangan dari roda kendaraan langsung ke tanah
dasar.

Fungsi perkerasan terutama untuk mendukung


sebagian besar beban roda kendaraan.

Biaya perkerasan relatif lebih murah.

Pemeliharaan harus teratur dan kontinyu berkala ;


biaya pemeliharaan relatif lebih mahal.

Pemeliharaan minimal dan biaya pemeliharaan


relatif murah.

Bahan aspal dan material lapis pondasi akan


mudah rusak bila jalan tergenang air (banjir).
Lapisan perkerasan dapat menerima perbedaan
penurunan (differential settlement) yang agak
besar dari tanah dasar.

Biaya perkerasan relatif mahal.

Bahan beton perkerasan tidak begitu


terpengaruh oleh adanya genangan air (banjir).
Lapisan perkerasan tidak dapat menerima
perbedaan penurunan yang agak besar dari
tanah dasar. Sebaiknya, problema penurunan
tanah dasar harus telah diselesaikan dahulu.

Anda mungkin juga menyukai