Anda di halaman 1dari 39

Alat berat yang dimiliki sendiri oleh

perusahaan
konstruksi
akan
sangat
menguntungkan
dalam
memenangkan
tender proyek konstruksi dan menyelesaikan
proyek yang ada. Akan tetapi dalam
kepemilikan
alat
berat
perlu
suatu
pertimbangan apakah perusahaan akan
menggunakannya secara kontinu atau tidak.
Jika alat digunakan secara terus menerus
maka kepemilikan alat akan menjadi beban
bagi perusahaan

Didalam dunia konstruksi alat berat yang


dipakai berasa yang dari bermacam macam
sumber :
1.
Alat berat yang dibeli kontraktor
Perusahaan konstruksi dapat membeli
alat
berat
sebagai
aset
perusahaan.
Keuntungan dari pembelian ini adalah biaya
pemakaian per jam yang sangat kecil jika
alat tersebut di pergunakan secara optimal.
Keuntungan lain adalah dalam proyek tender,
pemilik
proyek
melihat
kemampuan
kontraktor berdasarkan alat yang dimilikinya

2. Alat Berat yang disewa beli (leasing)


oleh kontraktor
Yang dimaksud dengan sewa beli adalah
pengadaan
alat
berat
dengan
pembayaran perusahaan leasing dalam
jangka waktu yang lama dan diakhir
masa sewa beli tersebut alat menjadi
milik pihak penyewa. Biaya pemakaian
umumnya lebih tinggi dari pada memiliki
alat tersebut, namun terhindar dari resiko
investasi alat yang besar di awal

3. Alat Berat yang disewa oleh Kontraktor


Perusahaan
konstruksi
juga
dapat
mengadakan alat berat dari perusahaan
penyewaan. Alat berat yang disewa
umumnya dalam jangka waktu yang tidak
lama. Biaya pemakaian alat berat sewa
adalah yang tertinggi, akan tetapi tidak
akan
berlangsung
lama
karena
penyewaan dilakukan pada waktu yang
singkat. Pada metode ini juga perusahaan
konstruksi terbebas dari biaya investasi
alat yang cukup besar

Biaya alat berat dapat dibagi dalam dua


karegori :
1. Biaya Kepemilikan Alat
2. Biaya Pengoperasian Alat
Kontraktor yang memiliki alat berat harus
menanggung biaya yang disebut biaya
kepemilikan alat berat (ownership cost)
dan pada saat alat berat dioperasikan
maka akan ada biaya pengoperasian
(Operation Cost)
Perhitungan didasarkan pada ilmu ekonomi
rekayasa

1. Nilai Waktu terhadap uang


Dalam ilmu ekonomi rekayasa dikenal
beberapa istilah :
a.
Nilai pada tahun sekarang (P,
Present)
b. Nilai pada tahun n yang akan datang
(F,
Future)
c. Nilai serangkaian seragam (A, Annual)
d. Nilai sisa aset pada tahun ke n (S,
Salvage)
e. Jumlah tahun (n)

Hubungan dari istilah istilah


tadi adalah
sebagai berikut :
A.
Untuk mencari nilai uang pada tahun ke n
(F)
dengan mengetahui nilai-nya pada saat ini
(P) dengan menggunakan rumus :
F P x (1 i ) n
F P x (F/P, i%, N)

(1 i ) n

adalah faktor jumlah majemuk pembayaran


tunggal
yang dapat disimbolkan sebagai (F/P,
i%, n) nilainya dapat dilihat pada lampiran 1

B. Untuk mencari nilai uang pada rangkaian


seragam (A) selama n tahun dengan
mengatahui nilainya pada saat ini (P)
digunakan rumus :
i (1 i) n

A P x
n
(1 i) 1

A P x (A/P, i %, n)
i (1 i) n

n
adalah
pemulihan modal
1
(1 i) faktor

yang dapat disimbolkan sebagai (A/P, i% , n)

C. Untuk mencari nilai uang pada rangkaian


seragam (A) selama n tahun dengan
mengatahui nilainya pada tahun ke-n (F)
degunakan rumus :

A F x
n
(1 i) 1
A F x (A/F, i %, n)

n
(1 i) 1

adalah faktor dana diendapkan


dan disimbolkan (A/F, i% , n)

D. Untuk mencari nilai uang pada masa


sekarang (P) dengan mengetahui nilainya
pada tahun ke-n (F) dilakukan dengan
menggunakan

rumus :
F
P

(1 i)
P F x (P/F, i %, n)

n
(1

i)

adalah faktor nilai sekarang pembayaran


tunggal dan disimbolkan sebagai (P/F, i% ,
n)

S adalah nilai sisa suatu alat yang


merupakan akibat dari penyusutan alat
atau depresiasi, dengan demikian nilai S
tidak sama dengan nilai F.
2. Biaya Kepemilikan Alat Berat
Terdiri dari 5 faktor :
a.
Biaya Investasi Pembelian Alat,
jika pemilik meminjam uang dari bank
untuk membeli alat tersebut maka akan
ada biaya bunga pinjaman.

b.
Depresiasi atau penurunan nilai
alat yang
disebabkan bertambahnya
umur alat.
c. Pajak.
d. Biaya yang harus dikeluarkan pemilik
untuk membayar asuransi alat.
e. Biaya yang harus dikeluarkan untuk
menyediakan tempat penyimpanan
alat.

Depresiasi adalah penurunan nilai alat yang


dikarenakan adanya kerusakan, pengurangan
dan harga pasaran alat. Penurunan nilai alat
ini berkaitan erat dengan semakin meningkat
umur alat atau juga out of date. Perhitungan
depresiasi diperlukan untuk mengetahui nilai
alat setelah pemakaian alat tersebut pada
masa tertentu. Bagi pemilik alat dengan
menghitung depresiasi alat tersebut maka
pemilik dapat memperhitungkan modal yang
akan dikeluarkan di masa alat sudah tidak
dapat digunakan dan alat baru harus dibeli.

Dilihat dari jenisnya ada tiga jenis penyusutan


:
1.
Penyusutan fisik adalah berkurangnya
kemampuan fisik suatu aset karena aus,
akibat penyusutan fisik adalah meningkatnya
biaya operasional dan pemeliharaan yang
pada akhirnya akan menurunkan produktifitas
dan keuntungan
2.
Penyusutan fungsional biasanya terjadi
karena alat dianggap telah kuno sehingga
penentuannya
lebih
sulit
dibandingkan
penyusutan fisik

Penyusutan fungsional salah satunya


diakibatkan oleh berubahnya permintaan
pasar karena munculnya mesin dengan
teknologi baru.
3. Penyusutan
akibat perubahan ekonomi
sangat sulit diramalkan.
Ada beberapa cara yang dipake untuk
menghitung depresiasi alat antara lain :
1. Metode Garis Lurus (Straight Line Methode)
2. Metode Penjumlahan Tahun (Sum of the
years
methode
3. Metode Penurunan Seimbang (Declining
Balance Methode)

1.

Metode Garis Lurus (Straight Line


Methode) Merupakan metode termudah
dalam menghitung depresiasi. Hampir
semua
perhitungan
depresiasi
menggunakan metode ini .
1
RK
n
k adalah tahun dimana depresiasi
dihitung. Untuk menghitung depresiasi
tahun digunakan rumus berikut :
Dk

P -S
n

Dk adalah depresiasi per tahun yang tergantung


pada harga alat pada saat pembelian, nilai sisa
alat dan umur ekonomis alat (n). Nilai D k pada
metode ini selalu konstan. Nilai buku (book
value, Bk) dari alat dihitung dengan rumus :
Bk = P kDk
Contoh 1 :
Suatu alat dibeli denganharga 500 juta rupiah
dengan perkiraan nilai sisa 75 Juta rupiah. Alat
tersebut mempunyai umur ekonomis 5 tahun.
Hitunglah depresiasi per tahun dan nilai buku
alat tersebut dengan menggunakan metode
garis lurus

Jawab :
Dk
K
0

500.000.000 - 75.000.000
Rp. 85.000.000 per tahun
5
Bk-1 (Rp)

Dk (Rp)

500.000.000 - 75.000.000
0 per tahun
Dk 0

Rp. 85.000.000
5

Bk (Rp)
500.000.000

500.000.000

85.000.000

415.000.000

415.000.000

85.000.000

330.000.000

330.000.000

85.000.000

245.000.000

245.000.000

85.000.000

160.000.000

160.000.000

85.000.000

75.000.000

2. Metode Penjumlahan Tahun (Sum of Years


Method)
Metode
ini
merupakan
metode
percepatan
sehingga nilai depresiasinya
akan lebih besar
dari pada depresiasi
yang dihitung dengan
menggunakan
metode garis lurus . Pertama
tama
yang harus dihitung adalah nilai SOY
dengan menggunakan
rumus :
n ( n 1)
SOY
2
Kemudian dicari tingkat
n k 1
dengan
rumus
R
k

SOY

depresiasinya

Depresiasi Tahunan dihitung dengan cara :


Dk = Rk x (P S)
Nilai Buku pada akhir tahun ke k adalah :

k
k n - 0.5
2
BK P - (P - S) x

SOY

Untuk contoh

Suatu alat dibeli denganharga 500 juta


rupiah dengan perkiraan nilai sisa 75 Juta
rupiah. Alat tersebut mempunyai umur
ekonomis 5 tahun. Hitunglah depresiasi per
tahun dan nilai buku alat tersebut dengan
menggunakan metode Penjumlahan Tahun

5 ( 5 1)
SOY
2
K

Dk (Rp)

Bk(Rp)

500.000.000

141.666.667

358.333.333

113.333.333

245.000.000

85.000.000

160.000.000

56.666.667

103.333.333

28.333.333

75.000.000

3. Metode Penurunan Seimbang (Declining


Balance Methode)
Metode ini menghitung depresiasi
pertahun dengan mengkali nilai buku
pada akhir tahun dengan suatu faktor.
Nilai depresiasi dengan cara ini lebih
besar dari pada dengan dua metode
sebelumnya. Persen penurunannya (x)
berkisar antara 1,25 per umur alat
sampai 2,00 per umur alat. Tingkat
x
Depresiasi dihitung
dengan
rumus :
R
n

Metode
ini
disebut
sebagai
metode
penurunan
seimbang
ganda
(double
declining balance methode)
jika :
2
R
n
Depresiasi tahunan dengan methode ini
dihitung dengan rumus :
Dk = R(1 R) K-1 x P
Pada awal umur alat, nilai buku dengan
metode ini berkurang dengan cepat. Nilai
buku diakhir tahun ke-k dihitung dengan
rumus :
Bk = (1 R)k x P

Pada perhitungan depresiasi dengan metode


ini tidak memperhitungkan nilai sisa alat.
Akan tetapi pada akhir perhitungan nilai
buku tidak boleh kurang dari perkiraan nilai
sisa alat :
Contoh :
Suatu alat dibeli dengan harga 500 juta
rupiah dengan perkiraan nilai sisa 75 Juta
rupiah. Alat tersebut mempunyai umur
ekonomis 5 tahun. Hitunglah depresiasi per
tahun dan nilai buku alat tersebut dengan
menggunakan metode Penurunan seimbang.

2
2
D1 1
5
5

11

x 500.000.000 200.000.000

Dk (Rp)

Bk (Rp)

500.000.000

200.000.000

300.000.000

120.000.000

180.000.000

72.000.000

108.000.000

33.000.000

75.000.000

75.000.000

1. Dengan memperhitungkan bunga


A = P(A/P, i%, n)
Jika nilai sisa alat diperhitungkan, maka
nilai S pun diubah menjadi nilai tahunan
dan rumusnya adalah :

i 1 i
S
n

1 i 1

A P

n
1 i 1

atau jika menggunakan simbol yang ada


maka rumusnya : A = P(A/P,i%,n)-S(A/F,i
%,n)

2. Tanpa memperhitungkan bunga

P n 1
A
2n 2

Jika nilai sisa diperhitungkan

P n 1 S n 1
A
2n 2

Biaya pengoperasian meliputi : Biaya bahan


bakar,
gemuk, pelumas, perawatan dan
perbaikan, serta alat penggerak. Operator
yang menggerakkan alat termasuk dalam
biaya
pengoperasian
alat.
Selian
itu
mobilisasi
dan
demobilisasi
alat
juga
merupakan biaya pengoperasian alat. Yang
dimaksud mobilisasi adalah pengadaan alat
ke proyek konstruksi. Sedangkan demobilisasi
adalah pengembalian alat dari proyek setelah
alat tersebut tidak digunakan kembali

1. Bahan Bakar
Jumlah bahan bakar untuk alat berat yang
menggunakan bensin atau solar berbeda
beda. Rata rata alat yang
menggunakan bahan bakar bensin 0,06
galon
per
horse-power
per
jam,
sedangkan alat yang menggunakan
bahan bakar solar mengonsumsi bahan
bakar 0,04 galon per horse-power per
jam. Nilai yang didapat kemudian
dikalikan dengan faktor pengoperasian.

Rumus penggunaan bahan bakar per jam


adalah :
Bensin : BBM = 0,06 x HP x ef
Solar : BBM = 0,04 x HP x ef
2. Pelumas
Perhitungan penggunaan pelumas per jam
( Qp ) biasanya berdasarkan jumlah waktu
operasi dan
f x hp x 0,006 c

lamanya Qp
7,4

Hp
= horse power
c
= Kapasitas crankcase
t = lama penggunaan pelumas
f = faktor pengoperasian
3. Roda

Perhitungan depresiasi alat berat beroda ban


dengan alat berat beroda crawler berbeda.
Umumnya crawler mempunyai depresiasi sama
dengan depresiasi alat. Sedangkan ban
mempunyai depresiasi yang lebih pendek dari
pada umur alat, artinya selama pemakaian alat
ban diganti beberapa kali. Untuk alat beroda
ban, umur ban dihitung tersendiri, demikian
juga pemeliharaannya.

4. Pemeliharaan dan Perawatan Alat


Perbedaan mendasar dari pemeliharaan
dan perawatan adalah pada besarnya
pekerjaan. Perbaikan besar (major
repair)
akan
mempengaruhi
nilai
depresiasi alat dan umur alat. Perbaikan
besar ini dihitung pada alat. Disisi lain,
perbaikan
kecil
(minor
repair)
merupakan pemeliharaan normal yang
dihitung pada pekerjaan.

5. Mobilisasi dan Demobilisasi Alat


Biaya ini merupakan biaya yang
dikeluarkan untuk mengangkut alat
antara proyek dan garasi atau tempat
penyimpanan alat. Biaya ini perlu
diperhitungkan karena alat alat berat
umumnya kecuali truk tidak berjalan
sendiri menuju lokasi proyek tetapi
diangkut dengan menggunakan lowbed
trailer

Contoh :
Hitung biaya perjam alat beroda crawler
dengan
ketentuan seperti di bawah ini :
Mesin diesel 160 hp
Kapasitas crankcase 6 gal
Pelumas diganti setiap 100 jam
Faktor pengoperasian 0,6
Harga alat 400.000.000 rupiah tanpa
nilai sisa alat
Pemakaian gemuk perjam 0,25 kg

Umur ekonomis alat 5 tahun (1 tahun


dipakai 1400 jam)
Bunga pinjaman, pajak, asuransi 20 %
Jawab :
Konsumsi BBM perjam = 160 x 0,04 x 0,6 =
3,9 gal
Konsumsi pelumas per jam
-

160 x 0,6 x 0,006


6

0,138 gal
7, 4
100

Biaya perawatan per jam


Perawatan dan pemeliharaan diasumsikan
100% dari depresiasi (metode garis
lurus)
= 400.000.000 : 5
= 80.000.000 rupiah/tahun
= 80.000.000 : 1400
= 57.143 rupiah

Biaya kepemilikan per jam


Dengan tabel :
= 400.000.000 (A/P,20,5) : 1400
= 400.000.000 x 0,3343797 : 1400
= 95.5357 rupiah
Dengan rumus :
0,2 1 0,2 5
1

400.000.000 x
X
95.5357
5

1400
1 0,2 1

Uraian

Rp/Jam

Pemeliharaan dan Perawatan

57.143

BBM 3,9 gal @ 2.500

9.750

Pelumas 0,138 gal @ Rp.


60.000

8.280

Gemuk 0,25 kg @ Rp. 2.000

500

Biaya Pengoperasian

75.673

Biaya total / jam = 75.673 + 95.537 = 171.210


rupiah

Tugas II
Hitung biaya perjam alat beroda crawler dengan
ketentuan seperti di bawah ini :
Mesin diesel 180 hp
Kapasitas crankcase 8 gal
Pelumas diganti setiap 120 jam
Faktor pengoperasian 0,6
Harga alat 500.000.000 rupiah tanpa nilai
sisa alat
Pemakaian gemuk perjam 0,35 kg
Umur ekonomis alat 5 tahun (1 tahun dipakai
1300 jam)
Bunga pinjaman, pajak, asuransi 15 %

Anda mungkin juga menyukai