Layanan Prima Sebagai Usaha Pemberdayaan Perpustakaan
Layanan Prima Sebagai Usaha Pemberdayaan Perpustakaan
Djunaidi
(Pustakawan Madya/Kepala UPT Perpustakaan Unsri)
Mulkan Achmad
(Pustakawan Madya/Kepala Layanan pengguna)
Abstrak
Perpustakaan sebagai lembaga informasi dituntut akan kemampuannya untuk
menjalankan misi dan visinya dibidang informasi guna menunjang dan mengimbangi
pelaksanaan program induknya dalam melaksanakan tri dharma bagi suatu perguruan
tinggi dan instansi pendidikan bagi suatu sekolah. Produk yang dimiliki tanpa disajikan
dan dilayankan kepada pengguna serta disebarluaskan informasinya tidak akan dapat
berarti dalam nilai manfaat dan nilai gunanya. Tingkat keterpakaian koleksi di
perpustakaan sangat ditentukan oleh aneka cara dan macam layanan yang dilakukan.
Disamping itu, semua bahan masukan dan saran serta kritik yang bersifat membangun
dari para pengguna perlu dijadikan salah satu sumber masukan dalam upaya
pengembangan dan peningkatan jasa layanan di perpustakaan. Untuk itu, pemberdayaan
pengguna sangat berperan untuk menunjang program kegiatan
layanan prima
perpustakan. Suatu pertanda layanan prima perpustakaan adalah telah memanfaatkan
dan mengelola TI dan menjadikan pengguna sebagai mitra kerja.
Kata Kunci : Pemberdayan pengguna, perpustakaan dan layanan prima
PENDAHULUAN
Masalah layanan di perpustakaan masih menjadi suatu indikasi bagi konsumen,
karena mereka belum memperoleh suatu kepuasan, sehingga dalam memenuhi kebutuhan
akan informasi, mereka mencari banyak sumber atau tempat yang harus dikunjunginya.
Berkaitan dengan layanan tersebut K. Soekarman dan Zen, Zulfikar (tt)
menyatakan, perpustakaan sebagai lembaga jasa, maka keberhasilan sebuah perpustakaan
sangat tergantung pula dari sistem dan pelaksanaan aspek layanannya kepada para
pembacanya. Menurut beliau
Sejalan dengan itu, Lasa (2003) mengemukakan bahwa munculnya buku digital
merupakan penyerapan teknologi yang dijadikan terobosan cepat atau lambat akan
mempengaruhi perkembangan bahkan ancaman penerbit buku konvensional. Sebab dunia
cyber telah melakukan berbagai kesederhanaan bahkan mungkin dapat dikatakan drastis.
Buku digital ini hadir dalam bentuk CD yang tersusun urutan tertentu. Lebih lanjut beliau
mengatakan bahwa buku jenis ini dikemas dalam bentuk paket informasi magnetik yang
dapat ditransfer secara digital ke dalam komputer.
Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa semuanya itu, bermuara kepada
informasi guna membantu penggunanya dalam berbagai keperluan baik untuk proses
belajar dan mengajar di lembaga pendidikan, studi lapangan, penelitian, penelusuran dan
lain-lain. Bahkan kepentingan dunia usahapun mutlak diperlukan bagi suatu perusahaan
untuk mencapai kemudahan dunia usahanya. Begitu juga bagi suatu perpustakaan mulai
dari perpustakaan perguruan tinggi hingga sekolah.
Berbagai ragam layanan yang diberikan oleh suatu perpustakaan kepada
penggunanya belum tentu akan dapat memberikan suatu kepuasan, karena kepuasan
pengguna kadang-kadang relatif ada yang mencari informasi itu harus banyak
menggunakan media, berdasarkan tuntutan kebutuhan yang semakin ditunggu. Dan
kembali kepada penggunalah kepuasan itu akan diperoleh. Namun pihak perpustakaan
hendaknya proaktif dalam memberdayakan penggunanya agar tercapai
sasaran yang
PERMASALAHAN
Sebagai lembaga informasi maka pelayanan di perpustakaan, masih terus menjadi
perhatian pengguna hingga saat ini, karena tuntutan kebutuhan para pengguna selalu masih
belum terpenuhi dan terpuaskan.
Penyebab dari kebutuhan pengguna belum terpuaskan antara lain waktu layanan
kurang panjang, koleksi kurang lengkap dan up to date, SDM yang ada masih kurang
trampil
dan
lain-lain.
Untuk
itu
pihak
perpustakaan
perlu
mencari
solusi
penanggulangannya.
Dari beberapa permasalahan yang sering ditemui perpustakaan adalah waktu
layanan kurang panjang misalnya, koleksi kurang lengkap dan up to date, SDM kurang
terampil
dan
lain-lain.
Untuk
itu
pihak
perpustakaan
perlu
mencari
solusi
maupun eksternal. Kesemuanya memerlukan perhatian dan pelayanan yang baik dari
pihak perpustakaan guna memenuhi semua kebutuhan akan informasi baik tercetak
maupun elektronis. Termasuk kebutuhan akan bimbingan dan konsultasi baik tentang
perpustakaan secara teknis maupun kepustakawanan dan lain lain.
dapat
Dalam kehidupan semua makhluk apabila tertular oleh virus akan menyebabkan ia
menjadi sakit. Misalnya, sebatang tumbuhan jeruk, yang sehat dan berbuah bagus, setelah
ia dihinggapi virus, lalu menjadi rusak secara angsur dengan ditandai bahwa daunnya
menjadi kuning, batangnya berkeringat mengeluarkan lender dan buahnya menjadi kuning
dan kerdil.
Apabila manusia sebagai makhluk yang sempurna telah dihinggapi oleh virus,
maka akan terlihat menjadi rusak dan kurang bergairah dalam bekerja, dan cenderung
virus yang ada pada dirinya akan berpindah menjangkit ke orang lainnya.
Dengan jelas sekali, apabila virus sudah menyerang, apakah itu benda, binatang,
tumbuhan ataukah manusia akan menjadi rusak baik fisik
manusia. akan membuat dirinya timbul bermacam-macam penyakit atau virus seperti
disebutkan diatas.
Dalam diri manusia virus yang kita kenal adalah berupa sifat-sifat yang
menjadikan seseorang mengalami kelabilan, keangkuhan, egoisme, keras kepala dalam
kehidupannya. Tulisan ini akan mencoba mengetengahkan beberapa macam virus sebagai
penyakit yang menjadi perusak diri Pustakawan.
JENIS VIRUS DAN CARA PENULARANNYA
Virus yang dimaksud adalah berupa penyakit hati bagi manusia yang dalam hal
seorang yang menjabat profesi pustakawan
pustakawan lainnya.
1. Jenis-jenis virus atau
penyakit hati
Banyak macam penyakit hati yang tergolong kepada sikap jahat bagi diri manusia
diantaranya; Sifat /Sombong/riak/angkuh;
Dalam kamus bahasa Indonesia (1994:1345) bahwa sombong, sama
dengan angkuh, congkak, pongah dan takabbur.
menganggap rendah
dan menghinakan
duduk-duduklah
kalian dengan orang-orang miskin, pasti kalian akan menjadi orang besar disisi
Allah
dan
terbebas
dari
kesombongannya.
Hasud
(1994:5011)
adalah
a. dengki, iri hati; hasad. Iri (1994:537) adalah kurang senang melihat orang lain
beruntung; cemburu.(2001:442) adalah a. merasa kurang senang melihat kelebihan
orang lain (beruntung dsb), cemburu, sirik, dengki
Dengki (1994:329) adalah busuk hati (lebih jelek daripada iri hati).
(2001:251) adala. Arb. Menaruh perasaan marah (benci, tidak suka) kartena iri
amat sangat kepada keberuntungan orang lain. Ria (954) adalah sombong,
congkak dan bangga
Dari kesemua jenis penyakit hati atau virus di atas adalah suatu hal yang
sangat merusak para pustakawan dalam berkarir di bidang perpusdokinfo
yakni mempengaruhi sikap orang apabila seseorang yang dihinggapinya tidak
dapat meredamnya dengan segera dan selalu berupaya mengobatinya..
2. Cara penularannya
Adapun penularan penyakit virus atau penyakit hati ini dapat melalui
pergaulan dari masing-masing kelompok atau situasi lainnya. Melalui pertemuanpertemuan, kongkoh-kongkoh antar sesama, dan komunikasi jenis lainnya.
cukupnya atau sudah terpenuhi hasrat hatinya (M.Ali, tt:326). Terkait dengan hal
kepuasan ini menurut penulis adalah relatif tidak sama antara satu dengan yang lainnya
karena bergantung dengan kebutuhan dan apa yang diperlukannya. Misalnya, kepuasan
pengguna karena dengan kondisi ruangan yang sejuk dan nyaman, dan keramah
tamahan para petugas perpustakaan, serta kemudahan prosedur layanan dan lain
sebagainya.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas (Aditya (2009) mengemukakan lima faktor
kepuasan pelanggan/pengguna perpustakaan yaitu :
a. Produk
Di suatu perpustakaan bahwa produk sebagai suatu pertanda kemajuan dan
pengembangan
yang
dibuktikan
suatu
terbitan-
terbitan sebagai salah satu media publikasi perpustakaan seperti, adanya i) Daftar
tambahan buku (Accession list), ii) Bibliografi skripsi, tesis/disertasi, iii) daftar
judul majalah dan surat kabar, iv) Indeks artikel majalah dan surat kabar, v)
Pedoman Perpustakaan dan
sejenisnya.
b. Pelayanan
Pelayanan adalah aktivitas dalam berbagai aspek yang dilakukan oleh
perpustakaan. Luas jangkauan layanan yang diberikan oleh suatu perpustakaan
Sukses tergantung pada produk yang bagus dengan pelayanan yang memuaskan
Perbaikan dalam pelayanan dapat terjadi hanya kalau ada masukan dari pelanggan
c. Kemudahan
Sebagaimana fungsi perpustakaan itu sendiri, bahwa memberikan
pelayanan yang cepat, dan tepat serta berbagai kemudahan-kemudahan. Artinya
perpustakaan secara fleksibal tidak kaku dan berbelit-belit dalam memberikan
layanan kepada penggunanya.
d. Harga
Harga merupakan
BEBERAPA
KEBUTUHAN
PERPUSTAKAAN
UNTUK
MELAKUKAN
LAYANAN PRIMA
10
PENUTUP
Sebagai penutup tulisan sederhana ini maka dapat disimpulkan bahwa layanan di
perpustakaan pada dasarnya dapat berkembang melalui berbagai upaya yang dilakukan
misalnya melalui pengadaan fasilitas perpustakaan seperti pengadaan komputer yang
merupakan salah satu langkah menuju layanan prima perpustakaan serta upaya lain yang
dapat memungkinkan memberikan kepuasan terhadap pengguna, misalnya memperhatikan
saran dan krtik
layanan. Selain itu, dapat menjadikan pengguna sebagai mitra pekerjaan di perpustakaan,
memanfaatkan serta mengelola Teknologi Informasi. Disamping itu terciptanya jalinan
hubungan komunikatif terhadap pengguna di perpustakaan.
11
REFERENSI
Djunaidi & Mulkan. (1996). Beberapa factor yang mendukung pelayanan perpustakaan guna memberikan kepuasan kepada pemakainya. Buletin STKIP-PGRI. 5(25)
Mei-Juni : 25-28.
HRL., Zainuddin. (1991). Pelayana dan kerjasama perpustakaan untuk menunjang tri
dharma perguruan tinggi: makalah yang disajikan pada lokakarya pengembangan
perpustakaan perguruan tinggi In donesia wilayah barat di UNRI 15-17 Mei 1991.
Hs., Lasa (2003). Kepengarangan dan penerbitan buku (II). Media informasi, 13(13): 32.
Kartosedono, Soekarman dan Zen, Zulfikar. (2003). Peranan perpustakaan anakanak/sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan: Makalah disajikan dalam
seminar regional Peranan/sekolah dalam menyukseskan WAJAR 9 tahun di
kawasan Indonesia Timur.
Mustafa, B. (1998). Dicari teknologi tepat guna untuk sistem automasi perpustakaan
Indonesia memasuki era milenium ke tiga. JKDMM, 14(2) Juli Desember :66-79.
Nugraha, Aditya. (2009). Pelayanan prima : Makalah pelatihan Kompetensi pustakawan
berprestasi dilaksanakan oleh Dikti kerjasama Kopertis Wilayah II 14 17 Mei
2009 di Hotel Horizon Palembang.
Sobri, Halim (2001). Sistem komputerisasi di perpustakaan. JKDMM, 17(1) Januari
Juni: 43-50.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun (2008). Tentang Informasi dan
transaksi elektornik.
Yusuf, Pawit M. (1995) Pedoman praktis mencari informasi. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
12