Anda di halaman 1dari 26

STUDI KELAYAKAN BISNIS

Wava
(House Of Chocolate)
RUMAH COKLAT

Disusun Oleh:
Adellin Sontrina Sinambela 201380001
Vina renata

201380003

Widia Sari Anwar

201380048

Ayu Soliha Pasadena

201380055

JURUSAN MANAJEMEN
TRISAKTI SCHOOL OF MANAGEMENT, KAMPUS BEKASI
ANGKATAN 2013

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cokelat dihasilkan dari kakao (Theobroma cacao) yang diperkirakan mula-mula
tumbuh di daerah Amazon utara sampai ke Amerika Tengah. Mungkin sampai ke Chiapas,
bagian paling selatan Meksiko. Orang-orang Olmec memanfaatkan pohon dan, mungkin juga,
membuat cokelat di sepanjang pantai teluk di selatan Meksiko. Dokumentasi paling awal
tentang cokelat ditemukan pada penggunaannya di sebuah situs pengolahan cokelat di Puerto
Escondido, Honduras sekitar 1100 -1400 tahun SM. Residu yang diperoleh dari tangki-tangki
pengolahan ini mengindikasikan bahwa awalnya penggunaan kakao tidak diperuntukkan
untuk membuat minuman saja, namun selaput putih yang terdapat pada biji kokoa lebih
condong digunakan sebagai sumber gula untuk minuman beralkohol.
Residu cokelat yang ditemukan pada tembikar yang digunakan oleh suku Maya kuno
di Ro Azul, Guatemala Utara, menunjukkan bahwa Suku Maya meminum cokelat di sekitar
tahun 400 SM. Peradaban pertama yang mendiami daerah Meso-Amerika itu mengenal
pohon kakawa yang buahnya dikonsumsi sebagai minuman xocoltl yang berarti minuman
pahit. Menurut mereka, minuman ini perlu dikonsumsi setiap hari, entah untuk alasan apa.
Namun, tampaknya cokelat juga menjadi simbol kemakmuran. Cara menyajikannya
pun tak sembarangan. Dengan memegang wadah cairan ini setinggi dada dan menuangkan ke
wadah lain di tanah, penyaji yang ahli dapat membuat busa tebal, bagian yang membuat
minuman itu begitu bernilai. Busa ini sebenarnya dihasilkan oleh lemak kokoa (cocoa butter)
namun kadang-kadang ditambahkan juga busa tambahan. Orang Meso-Amerika tampaknya
memiliki kebiasaan penting minum dan makan bubur yang mengandung cokelat. Biji dari
pohon kakao ini sendiri sangat pahit dan harus difermentasi agar rasanya dapat diperolah.
Setelah dipanggang dan dibubukkan hasilnya adalah cokelat atau kokoa. Diperkirakan
kebiasaan minum cokelat suku Maya dimulai sekitar tahun 450 SM - 500 SM. Konon,
konsumsi cokelat dianggap sebagai simbol status penting pada masa itu. Suku Maya
mengonsumsi cokelat dalam bentuk cairan berbuih ditaburi lada merah, vanila, ataurempahrempah lain. Minuman Xocoatl juga dipercaya sebagai pencegah lelah, sebuah kepercayaan
yang mungkin disebabkan dari kandungan theobromin di dalamnya.
Ketika peradaban Maya klasik runtuh (sekitar tahun 900) dan digantikan oleh bangsa
Toltec, biji

kokoa menjadi

komoditas

utama

Meso-Amerika.

Pada

masa

Kerajaan Aztec berkuasa (sampai sekitar tahun 1500 SM) daerah yang meliputi
Kota Meksiko saat ini dikenal sebagai daerah Meso-Amerika yang paling kaya akan biji
kokoa. Bagi suku Aztec biji kokoa merupakan makanan para dewa (theobroma, dari
bahasa Yunani). Biasanya biji kokoa digunakan dalam upacara-upacara keagamaan dan
sebagai hadiah.
Cokelat juga menjadi barang mewah pada masa Kolombia-Meso Amerika, dalam
kebudayaan mereka yaitu suku Maya, Toltec, dan Aztec biji kakao (cacao bean) sering
digunakan sebagai mata uang [3]. Sebagai contoh suku Indian Aztec menggunakan sistem
perhitungan dimana satu ayam turki seharga seratus biji kokoa dan satu buah alpukat seharga
tiga biji kokoa [4]
Sementara tahun 1544 M, delegasi Maya Kekchi dari Guatemala yang mengunjungi
istana Spanyol membawa hadiah, di antaranya minuman cokelat.
Semua cokelat Eropa awalnya dikonsumsi sebagai minuman. Baru pada 1847 ditemukan
cokelat padat. Orang Eropa membuang hampir semua rempah-rempah yang ditambahkan
oleh orang Meso-Amerika, tetapi sering mempertahankan vanila. Juga mengganti banyak
bumbu sehingga sesuai dengan selera mereka sendiri mulai dari resep khusus yang
memerlukan ambergris, zat warna keunguan berlilin yang diambil dari dalam usus ikan paus,
hingga bahan lebih umum seperti kayu manis atau cengkeh. Namun, yang paling sering
ditambahkan adalah gula. Sebaliknya, cokelat Meso-Amerika tampaknya tidak dibuat manis.
Cokelat Eropa awalnya diramu dengan cara yang sama dengan yang digunakan suku
Maya dan Aztec. Bahkan sampai sekarang, cara Meso-Amerika kuno masih dipertahankan,
tetapi di dalam mesin industri. Biji kokoa masih sedikit difermentasikan, dikeringkan,
dipanggang, dan digiling. Namun, serangkaian teknik lebih rumit pun dimainkan. Bubuk
cokelat diemulsikan dengankarbonasi kalium atau natrium agar lebih mudah bercampur
dengan air (dutched, metode emulsifikasi yang ditemukan orang Belanda), lemaknya
dikurangi dengan membuang banyak lemak kokoa (defatted), digiling sebagai cairan dalam
gentong khusus (conched), atau dicampur dengan susu sehingga menjadi cokelat susu (milk
chocolate).
Perkembangan Coklat di Indonesia
Ternyata perkembangan coklat yang sangat pesat di Eropa juga memberikan dampak
pada perkembangan coklat di Indonesia. Pada jaman Kolonial coklat mulai berkembang
disini, dimana coklat mulai dikenal di pulau Jawa pada awal abad ke 18, yang dimulai dari
Batavia pada tahun 1780-1790 tetapi sayang hasilnya tidaklah maksimal. kemudian coklat

mulai berkembang ke wilayah Indonesia lainnya seperti Menado pada tahun 1822, Ambon
pada tahun 1830, Halmahera pada tahun 1867 dan pulau Bacan pada tahun 1880. Pada masa
itu mulai terlihat adanya pengembangan olahan coklat yang dilakukan oleh perusahaan
swasta. Tapi pengolahan coklat ini memberikan keuntungan bagi para petani setempat, namu
karena otoritas dari Kolonial maka pengolahan coklat ini pun bisa berlangsung terus hingga
tahun 1896.
Perkebunan coklat di Indonesia terus dikembangkan dengan berbagai alternatif,
hingga pada akhirnya pada tahun 1960 produksi coklat di Indonesia semakin meningkat. pada
tahun 1970 para petani mulai tertarik untuk menanam coklat setelah melihat perkembangan
coklat dinegara tetangga, Malaysia. dari sinilah coklat di Indonesia benar-benar mulai
berkembang, hingga sekarang tercatat ada 3 wilayah sebagai penghasil coklat terbesar di
Indonesia, yaitu Jawa Timur, Sumatra Utara dan daerah Timur.
Gambaran Umum Didirikannya Wava House of The Chocolate
Coklat adalah makanan yang sangat digemari berbagai kalangan, tidak peduli usia,
gender, status ekonomi dll. Hal ini bisa dilihat bagaimana antusiasme seluruh orang didunia
terhadap makanan dan minuman berbahan dasar coklat, baik itu dibuat berupa kue, es krim,
minuman, dll. Sedangkan Jember sendiri merupakan suatu kabupaten yang sedang
berkembang. Hal ini dikarenakan berbagai macam faktor, salah satunya adalah dari segi
pendidikan, Jember memiliki Universitas Negeri yang banyak diminati oleh para pelajar yang
hendak melanjutkan tingkat pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sedangkan dari
pengalaman kami sebagai mahasiswa atau sebagai pemuda-pemudi Jember, masyarakat
Jember sangat antusisas terhadap tempat-tempat nongkrong yang menyediakan berbagai
macam makanan unik dan menarik, memiliki tempat yang nyaman, dan desain yang menarik,
dan yang paling penting adalah harga.
Oleh karena itu tercetuslah ide untuk membuat Rumah Coklat hal ini berdasarkan
pantauan kami terhadap hobi para muda-mudi untuk sekedar nongkrong atau kumpul-kumpul
denga kawan-kawan mereka memilih tempat yang nyaman dan desain yang unik, dan hal ini
dimanfaatkan untuk berjualan makanan dan minuman berbahan dasar coklat yang notabene
masih belum ada di Jember.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Aspek Pasar dan Pemasaran
1

Bentuk Pasar
Untuk memasarkan produk kami, maka telah ditentukan tujuan pasar
mana yang akan kami masuki, dalam hal ini ada 2 bentuk pasar, yaitu:

a. Pasar produsen yang dipilih adalah pasar persaingan sempurna, karena usaha cafe
ini dapat di jalankan oleh berbagai pihak selagi mereka mampu.
b. Pasar konsumen yang dipilih adalah pasar konsumen, karena produk kami dibeli
untuk dikonsumsi pribadi.
2

Mengukur dan Meramal Permintaan


Di asumsikan:
Jumlah cafe di Kemang Pratama Bekasi = 20 cafe
Jumlah pembeli tiap-tiap cafe per hari = 50 orang
Jumlah pembeli di pasar = 100 orang x 30 hari x 12 bulan = 36000 orang
Harga rata-rata = Rp 30.000
Jumlah yang dibeli oleh rata-rata pembeli per tahun = 360.000 pesanan
Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahu berapa total permintaan
pasar selama satu tahun, dengan menggunakan rumus:
Q=nxpxq
Q = 36000 orang x Rp 30.000 x 360.000 pesanan
Q=g

Segmentasi , Targeting, Positioning


a Segmentasi
-

Berdasarkan wilayah geografis pemasaran, sikap dan kemampuan konsumen,


Yang akan menjadi segmentasi pemasaran dari usaha ini, yakni: dari kelas
menengah keatas maupun menengah kebawah.

Pasar potensial bisnis ini adalah pelajar dan mahasiswa. Sedangkan pasar yang
tidak potensial adalah masyarakat sekitar.

b Targeting

Yang menjadi target pasar adalah para muda-mudi baik itu pelajar maupun
mahasiswa (sekolah SMA 8, SMA 3, Al- Azhar, Marsudirini, Victory Plus,
Mahanaim, Bina Insani, TSM).
c

Positioning
-

Produsen ingin menciptakan image atau citra bagi cafe ini dibenak para
konsumen adalah cafe cokelat yang melayani sepenuh hati tanpa mematikan
kantong konsumen tanpa mengurangi kualitas yang sudah terjamin.

Cafe ini banyak diminati oleh para muda mudi karena tempat ini memberikan
kenyamanan, dekorasi ruangannya unik, dan makanan yang disajikan sesuai
dengan selera remaja, sehingga menciptakan kepuasan bagi pelanggan.
Produsen juga menggunakan brand mantra yaitu

Permintaan
a Perkembangan permintaan saat ini
Dewasa ini, cokelat sudah mulai menjadi salah satu trend makanan bagi anak
muda dan permintaan saat ini mulai merangkak naik.
b

Prospek permintaan akan datang


Coklat akan tetap diminati oleh semua orang dari semua kalangan karena
kenikmatannya. Selain itu, trend makan berbahan dasar coklat selalu
berkembangnya setiap tahunnya.

Penawaran
a Perkembangan penawaran saat ini
Perkembangan penawaran saat ini di wilayah Jember dan sekitarnya untuk kedai
spesialisasi cokelat masih sangat jarang sedangkan permintaan selalu meningkat.
b

Prospek penawaran akan datang


Mengingat adanya peluang yang besar dalam usaha resto cokelat yang akan
datang. Maka perlu adanya produk yang memberikan nilai lebih. Oleh karena itu,
bagi pelaku usaha disektor ini perlu melakukan penawaran yang inovatif untuk
menarik pasar.

Analisis persaingan

Kekuatan (Strenght)

Letak lokasi usaha di dekat kampus sangat strategis, bersih


Memiliki tenaga kerja yang ahli di bidangnya

Kelemahan (Weakness)

Belum dikenal oleh masyarakat secara luas

Produk yang ditawarkan berupa makanan yang mudah basi, sehingga ketika
produk tidak laku dijual, dibutuhkan penanganan khusus agar tidak ada bahan
yang terbuang. Misalnya, adonan yang belum terproses menjadi menu
makanan jadi hendaknya disimpan di dalam kulkas.

Peluang (Opportunity)

Bekerja sama dengan pihak sponsor penyedia bahan dasar makanan dan
minuman (coklat, susu, dan soda).

Ancaman (Thread)

Pesaing dari kedai lain yang sudah banyak pelanggan yang mengadaptasi
menu yang telah tersedia di kedai kami sebagai menu tambahan di kedai
mereka.

Bauran Pemasaran

Produk
Produk yang akan dihasilkan berupa makanan dan minuman berbahan dasar coklat.
Dengan menggunakan bahan-bahan yang terpilih, cokelat yang akan diproduksi dapat
dikatakan sebagai produk yang berkualitas. Karena produsen bukan hanya mengutamakan
kuantitas namun juga kualitas dari hasil yang akan diproduksi. Dengan pemilihan bahanbahan yang akan digunakan, hal ini akan menjadikan nilai tambah dari hasil produk.
Material yang digunakan:
Bahan:

Coklat batang

Coklat bubuk Cocoa

Keju

Roti tawar

Pancake instant

Buah-buahan segar

Ice cube

Gula cair, gula bubuk

Madu

Susu kental manis all variant

Ice cream all variant

Susu bubuk coklat dan vanilla

Sirup blueberry, strawberry, orange

Mayonaise

Saus tomat + saus sambal

Kopi hitam, cappucino, mochacino

Saus strawberry, saus blueberry

Soda

Bahan dasar cake

Menu Makanan Coklat:

Choco lava with ice cream

Choco lava original

Ice cream wafer choco

Choco sundae

Banana Split

Pancake :

Strawberry

Vanilla

Coklat

Waffle :
-

Strawberry

Vanilla

Coklat

Cupcake berbagai macam varian

Sandwich, kentang goreng, roti bakar

Menu Minuman

Aneka Jus

Ice Snow White

Ice Deep Purple

Es Buah

Orange Squash

Italian Soda

Strawberry Bliss

Milkshake

Soda Gembira

Cola Float

Strawberry Float

6. Harga
Harga yang ditetapkan mengunakan strategi penetapan harga mark up:
Harga beli + markup = harga jual (perunit)

12.240 + 4896 =
15.000 + 10.000 = 25.000
7.200 + 4.800

= 12.000

a. Makanan all variant Rp 8.000


b. Minuman all variant Rp 6.000
c. Cupcakes Rp 10.000
7. Distribusi
Distribusi produk dilakukan secara langsung ke konsumen, hal ini dikarenakan
pembeli datang langsung ke tempat penjualan.
8. Promosi
Kegiatan promosi yang dilakukan untuk memperkenalkan produk cokelat ini melalui
berbagai promosi yaitu:
1

Social network / media sosial


Media sosial yang digunakan disini seperti facebook, twitter dan media sosial
lainnya, tidak ada biaya khusus dan tergolong murah.

Menyebar brosur, leaflet


Promosi lainnya yang akan dilakukan adalah dengan menyebarkan brosur-brosur
dan leaflet yang berisi promosi dari produk cokelat yang akan dijual.

9. Strategi Pemasaran
1. Kegiatan promosi

Kegiatan promosi harus digalakkan dengan mempromosikan lewat media cetak


seperti, pamphlet,leaflet ataupun,banner, maupun promosi melalui media sosial network
seperti facebook, twitter dll. Selain itu adanya cokelat gratis pada beberapa pembeli pertama
sebagai promosi awal berdirinya usaha.
2. Tingkat pelayanan
Mahasiswa yang lebih menyukai keefektifan dan efisiensi waktu juga harus
diperhatikan. Sehingga, dalam melayani harus dapat memuaskan konsumen. Seperti dalam
melayani konsumen diterapkan 3S (Senyum,Salam dan Sapa), dan keefektifian waktu
melayani.
3. Product Life Cycle (PLC)
Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman
tentang dinamika kompetitif suatu produk. Dengan menggunakan PLC, diharapkan dapat
mempertahankan kelangsungan usaha.

Dalam keempat tahap dari analisa Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini
memiliki beberapa strategi:

Produk

Perkenalan
Menawarkan

Pertumbuhan
Menawarkan

produk dasar

variasi

produk produk

baru

Harga

Memberikan
harga

Memberikan

dasar harga

Kedewasaan
Pembedaan

Penurunan
Tidak
memproduksi

berdasakan

menu

yang

jumlah

jarang

dibeli

permintaan
konsumen
Harga
yang Menurunkan

yang sama atau lebih harga

sesuai

dapat

Promosi

kesepakatan
Menggunakan

pasar
Mengatur

Penjualan

banyak promosi promosi


menarik

diterima baik dari pesaing


Kembali

Kurangi

agar membuat

promosi

untuk mendapatkan

promosi-

mendapatkan

lebih

konsumen

keuntungan dari yang

untuk

memaksimalkan

banyak promosi menarik laba.


mampu

permintaan

mempertahanka

konsumen

perhatian

konsumen

PLC dalam Rumah Coklat dilakukan guna mempertahankan eksistensi usaha. Tabel
menjelaskan strategi-strategi yang dapat digunakan untuk menghindari terjadinya kerugian
dalam usaha.
10. Keputusan Strategi
Strategi produk yang lebih murah
Strategi produk prestise
Strategi inovasi produk
Strategi penekanan biaya
Strategi promosi yang intensif
Dari analisis aspek pasar dan pemasaran, dapat dikatakan usaha ini layak untuk
dijalankan karena telah memiliki dasar pemasaran yang kuat sehingga dalam proses
berjalannya diharapkan mampu mendukung penjualan.

B. Aspek Manajemen
1. Perencanaan (Planning)
Sisi Pendekatan Perencanaan Rumah Coklat menggunakan pendekatan kombinasi
dalam pembuatan suatu perencanaan yaitu Pendekatan Atas-Bawah (Top-Down) dan
Pendekatan Bawah-Atas (Bottom-Up). Dipilihnya dua pendekatan agar terjadi hubungan baik
antara atasan dan bawahan sehingga jika terjadi suatu masalah di dalam pekerjaan, karyawan
dapat mengungkapkannya kepada atasan agar atasan dapat segera mengambil tindakan atas
masalah yang terjadi di lapangan. Sisi Program Kerja Rumah Cokelat berusaha
melaksanakan aktivitas produksi untuk mencapai target dan omzet yang telah ditentukan

sebelumnya.Dalam pemasarannya, Rumah Cokelat merencanakan untuk memberikan


sesuatu yang unik dengan harga terjangkau oleh mahasiswa dan masyarakat sekitar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan sumberdaya manusia:

Lingkungan Eksternal

Keputusan-keputusan Organisasional

Faktor-faktor Persediaan Karyawan


Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau kandidat pegawai,

karyawan, buruh, manajer, atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan sdm
oraganisasi atau perusahaan. Dalam tahapan ini diperlukan analisis jabatan yang ada untuk
membuat deskripsi pekerjaan / job description dan juga spesifikasi pekerjaan /job
specification.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Langkah

Pengorganisasian

Tujuan

utama

usaha

Rumah

Cokelat

adalah

mendapatkan keuntungan / laba / profit yang sebesar-besarnya dengan memberikan kepuasan


maksimal kepada pelanggan. Jadi motivasi utama dari kegiatan usaha yang dilakukan oleh
Rumah Cokelat adalah keuntungan dan produk yang dikenal serta digemari oleh
masyarakat. Oleh karena itu, Rumah Cokelat harus dapat melayani para konsumen /
pelanggan dengan cara yang ramah agar pelanggan merasa nyaman dalam pelayanan yang
diberikan oleh Rumah Cokelat Struktur Organisasi Rumah Cokelat mengatur usaha dan
sub unitnya agar sejalan dengan tujuan usaha, kemampuan sumber daya yang dimiliki, dan
kondisi lingkungan usaha baik internal maupun eksternal. Struktur Rumah Cokelat disusun
secara sederhana, yaitu pemilik usaha berada di posisi paling atas, selaku pimpinan usaha
tersebut.Lalu di bawahnya diikuti para karyawan selaku pelaksana di mana masing-masing
karyawan melakukan aktivitas yang telah ditentukan.

3. Pengarahan (Actuating)
Rumah Cokelat mengkaji Pengarahan dari sisi seperti : fungsi pengarahan yang
harus terpenuhi serta sikap dan perilaku pemimpin yang hendaknya memenuhi kriteria agar
dapat mengarahkan bawahannya. Oleh karena itu, pemilik Rumah Cokelat berusaha
menggunakan kekuasaan secara positif terutama dalam mengambil keputusan, sehingga dapat
memberikan arahan dan motivasi kepada para karyawan untuk selalu memberikan pelayanan

yang memuaskan pelanggan.Dengan pengarahan ini, diharapkan terjalin koordinasi yang baik
antara pemilik Rumah Cokelat dengan karyawannya.
4. Pengendalian (Controling)
Pengendalian yang dilakukan oleh Rumah Cokelat untuk memastikan apakah
aktivitas yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Oleh karena itu,
Rumah Cokelat menerapkan pelaporan pengawasan, sehingga dapat mencegah terjadinya
penyimpangan dan menjamin diberlakukannya tindakan korektif / perbaikan atas kesalahan
yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi.
Metode pengawasan yang berlaku di Rumah Cokelat bersifat fleksibel, dinamis, dan
ekonomis sehingga bisa dilakukan kapan saja dengan mengutamakan implementasi solusi dan
evaluasi.Rumah Cokelat menerapkan sistem pengendalian yang efektif yaitu akurat, tepat
waktu, strategis, relistis, dan objektif .Dengan pengendalian ini, diharapkan Rumah Cokelat
mampu mengimplementasikan usaha secara layak dan mampu memuaskan pelanggan.
C. Aspek Sumber Daya Manusia
Struktur Organisasi
Pemilik

Keuangan

Produksi

Pelayan

(Kasir)

(Chef)

(Staff)

1. Job Description dan Job Specification


Pemilik :
Job description:

Mengambil keputusan serta menjalankan perusahaan sesuai dengan tujuan

yang telah ditetapkan


Membuat kebijakan-kebijakan dalam perusahaan
Mengatur arus bahan baku yang diperlukan

Keuangan (Kasir)
Job description:

Melayani pembayaran dari konsumen


Membuat laporan penjualan pper hari untuk diberikan ke manajer keuangan

Job Specification:

Pria/ wanita usia minimal 18 tahun

Diutamakan lulusan SMK accounting

Mampu mengoperasikan komputer

Produksi (Chef)
Job description:

Membuat menu sesuai pesanan dari konsumen

Job specification:
Pria/ wanita usia maksimal 24 tahun
Diutamakan lulusan SMK tata boga
Memiliki kemampuan memasak
Pelayan (Staff)
Job description:

Memberikan pelayanan kepada konsumen

Berinteraksi secara langsung kepada pelanggan

Job specification:

Pria/ wanita usia minimal 18 tahun

Berkepribadian menarik dan ramah

2. Proses Rekrutmen

Membuat informasi lowongan kerja melalui media cetak


Seleksi administrasi
Wawancara, pada tahap ini pelamar akan dipanggil untuk mengikuti wawancara
Tes kemampuan, pada tahap ini pelamar akan diseleksi atas dasar kompetensinya

melakukan suatu pekerjaan dan dilihat keterampilannya


Keputusan diterima atau tidak berdasarkan seleksi pada saat ini pelamar diberitahu

secara transparan melalui telepon, surat, ataupun email bahwa ia diterima atau tidak
Penempatan kerja
Orientasi
Pelatihan
Kompensasi

3. Penarikan Sdm Yang Dibutuhkan


Jumlah keseluruhan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh Rumah Cokelat terdiri atas 5
karyawan.
Seleksi

Tenaga kerja yang dibutuhkan oleh Rumah Cokelat ini mayoritas karyawan full time.

Perekrutan karyawan di Rumah Cokelat ini dapat dilakukan sewaktu-waktu. Biasanya


hal ini dilakukan ketika ada karyawan yang mengundurkan diri dari Rumah Cokelat.
Hal ini dimaksudkan untuk mengisi kekosongan karyawan yang keluar dari Rumah
Coklat ini.

Pengenalan Dan Orientasi


Masa pengenalan dan orientasi dilaksanakan selama 5hari, dalam masa tersebut calon
karyawan akan diberi arahan dan pembinaan oleh atasan atas pekerjaan apa saja yang akan
dikerjakan.
Pemeliharaan Kesehatan Dan Keamanan
Yang telah menjadi karyawan Rumah Cokelat akan memperoleh pemeliharaan
kesehatan dan keamanan berupa asuransi jiwa. Ini adalah suatu wujud tanggung jawab
Rumah Cokelat terhadap karyawan dalam rangka menciptakan rasa keamanan kepada
karyawan dan iklim kerja yang kondusif.
D. Aspek Keuangan
a. Kebutuhan Dana Investasi
1. Biaya pra operasi
Biaya pra operasi sebesar Rp 40.575.000- yang digunakan untuk penyewaan
outlet atau stan penjualan dan pendirian usaha awal.
2. Modal Kerja
Modal kerja digunakan untuk membiayai seluruh aktiva lancar sebesar Rp
15.000.000
Total kebutuhan investasi sebesar Rp 55.575.000

b. Rencana Pembelanjaan dan Sumber Dana


Dalam pendirian usaha cokelat ini menggunakan modal pribadi sebesar Rp30.575.000,- dan
pinjaman ke bank sebesar Rp 25.000.000,c. Rencana Kebutuhan Dana
Aktiva Tetap
Bangunan
Oven 1 buah
Mesin Kasir 1buah
Kulkas 2 buah
Meja 10 buah

Rp 20.000.000
Rp 5.000.000
Rp 1.450.000
Rp 3.000.000
Rp 4.700.000

Kursi 30 buah
Piring 5 lusin
Sendok 5 lusin
Garpu 5 lusin
Blender 2 buah

Rp 2.000.000
Rp
500.000
Rp
170.000
Rp
170.000
Rp
400.000

Gelas 5 Lusin

Rp

Cangkir 3 Lusin
Pisau 3 buah
Wadah Tisu 10 buah
Cooking set
Pulsa + Leaflet

Rp
210.000
Rp
225.000
Rp
30.000
Rp 2.000.000
Rp
500.000

120.000

Jumlah Aktiva Tetap


Aktiva Lancar
Kas
Rp 10.000.000
Bahan-Bahan Cokelat Rp 5.000.000
Jumlah
Aktiva

Rp 40.575.000

Lancar
Total Aktiva

Rp 15.000.000
Rp 55.575.000

d. Proyeksi keuangan
1. Proyeksi Pendapatan
Pendapatan Per Hari
a. Produk makanan (Rp 8.000 x 35)

Rp

280.000

b. Produk Minuman (Rp 6.000 x 35)

Rp

210.000

c. Cupcakes (Rp 10.000 x15)

Rp

150.000

Total

Rp

640.000

Rp

19.200.000

Pendapatan Per Bulan


(Rp 640.000 x 30)
Pendapatan Setahun
(Rp19.200.000 x 12)

Rp 230.400.000

2. Proyeksi Biaya Per Tahun


Pembelian bahan

Rp 110.160.000

Gaji Karyawan
- 2 Chef (@ Rp 1.000.000 x 12)

Rp

24.000.000

-5 Karyawan (@ Rp 700.000 x 12)

Rp

42.000.000

-1 Kasir (@ Rp 700.000 x 12)

Rp

8.400.000

Jumlah Gaji Karyawan

Rp

74.400.000

Biaya Listrik dan air

Rp

5.000.000

Perlengkapan Kebersihan

Rp

800.000

Dep Oven 5 th

Rp

1.000.000

Dep Mesin Kasir 3 th

Rp

500.000

Dep Kulkas 3 th

Rp

700.000

Dep blender

Rp

300.000

Jumlah Biaya

Rp

188.360.000

3. Proyeksi Rugi/Laba
Perhitungan Rugi/Laba yaitu dengan menghitung antara selisih pendapatan dan
pengeluaran.
Rugi/ Laba= Pendapatan Pengeluaran
= 230.400.000 188.360.000
= 42.040.000
Dengan demikian laba yang diperoleh per tahun dalam penjualan produk cokelat
yaitu sebesar Rp 42.040.000 pertahun.
4. Perhitungan Kelayakan Usaha
Perhitungan kelayakan usaha dengan menggunakan metode Payback Period.
Payback Period =

Investasi

x 12

Kas bersih/ tahun

Payback Period =

55.575.000
x 12
= 15 bulan
42.040 .000

Harga Rp 8.000 dengan total cost pertahun Rp 188.360.000


Maka : Rp 8.000 x q = Rp 523.222 (perhari)
q = 65
Jadi kami akan memperoleh titik impas pada penjualan 65 produk makanan.
Nett Present Value
Investasi awal = Rp 55.575.000
Bunga = 15% = 0,15
Penerimaan pada tahun pertama = Rp 230.400.000
PV = Rt/ (1 + i)t
dimana:
t

= waktu arus kas

= suku bunga

Rt

= arus kas bersih (the net cash flow) dalam waktu t, maka

PVinvestasi = Rp55.575.000/ (1 +0,15) = Rp 55.575.000


PVpenerimaan = Rp 230.400.000/ (1 + 0,15) = Rp 200.347.826
NPV = Ao + (A1 / (1 + r))

Dimana, Ao = nilai awal investasi; A1 = nilai penerimaan dari investasi; r = tingkat

suku bunga yang relevan.


Ao adalah jumlah uang yang diinvestasikan (karena ini adalah pengeluaran, maka
menggunakan bilangan negatif).

Maka, NPV

= Rp -55.575.000 + (Rp 230.400.000/ (1 + 0,15))


= Rp 144.772.826

Atau,
NPV

= PVinvestasi + PVpenerimaan

NPV

= Rp -55.575.000 + Rp 200.347.826
= Rp 144.772.826

Bila

Berarti
investasi

NPV > 0

Maka
yang

memberikan

dilakukan

manfaat

bagi proyek bisa dijalankan

perusahaan
investasi yang dilakukan akan
NPV < 0

mengakibatkan kerugian bagi proyek ditolak


perusahaan
Kalau proyek dilaksanakan atau tidak
investasi yang dilakukan tidak

NPV = 0

mengakibatkan

perusahaan

untung ataupun merugi

dilaksanakan

tidak

berpengaruh

pada

keuangan perusahaan. Keputusan harus


ditetapkan dengan menggunakan kriteria
lain misalnya dampak investasi terhadap
positioning perusahaan.

Dari perhitungan aspek keuangan, dapat disimpulkan bahwa proyek ini layak untuk
dijalankan. Dengan rincian:

Kebutuhan investasi awal Rp 55.575.000


Proyeksi pendapatan perbulan Rp 19.200.000
pertahun Rp 230.400.000

Proyeksi Laba bersih Rp 42.040.000 pertahun


Payback period selama 15 bulan
NPV = Rp 144.772.826

E. Aspek Hukum dan Legalitas


1. Skala usaha
Rumah Coklat termasuk dalam skala usaha kecil karena mermiliki kekayaan
atau asset sebesar Rp 55.575.000 (diluar tanah dan bangunan)
2. Bentuk Perusahaan
Bentuk usaha ini adalah Usaha Dagang (UD)
3. Prosedur Perizinan
1) Pendaftaran ijin usaha ke dinas perekonomian pemda yang didaftarkan ke
pangadilan negeri
2) Permohonan menjadi wajib pajak setempat untuk mendapatkan NPWP
(perseorangan)
3) Pendaftaran ke departemen teknis (dinas perdagangan/perindustrian)
Secara Umum:
1.
2.
3.
4.
5.

Akta pendirian
Surat keterangan domisili usaha
Nomor pokok wajib pajak (NPWP)
Tanda daftar perusahaan (TDP)
Tanda daftar usaha perdagangan (TDUP) & surat izin usaha perdagangan (SIUP)

Secara khusus :
1.
2.
3.
4)

Izin usaha industri (IUI)


Tanda daftar industri (TDI)
Tanda daftar perusahaan (TDP)
Lembaga/departemen/instansi yang terkait dengan usaha

Jenis perizinan
NPWP
TDP
TDI
TDUP
SIUP
IUI
HO

Lembaga yang terkait


Dinas perpajakan

Departemen perdagangan dan perindustrian


Pemerintah daerah

F. Aspek Ekonomi
Dilihat dari sudut ekonomi bahwa adanya Rumah Cokelat ini tentunya akan
menarik para pelanggan khususnya bagi seorang mahasiswa. Ada beberapa alasan mengapa
mahasiswa ikut tertarik dengan adanya Rumah Cokelat , diantaranya adalah :
a) Dilihat dari segi harganya yang cocok dengan kantong mahasiswa.
b) Harganya yang terjangkau
c) Dilihat dari segi tempat bisnis Rumah Cokelat tersebut jika dekat dengan
area kampus maka dapat meningkatkan keuntungan tersendiri bagi pebisnis
cokelat.
d) Disamping dari segi harga bahwa mahasiswa dapat memanfaatkan tempat
tersebut sebagai tempat berkumpul dengan temanya.
e) Dan tentunya Meningkatkan keuntungan bagi pemilik Rumah Cokelat.
Sehingga, dari segi aspek eknomi kami berpendapat bahwa usaha ini layak untuk
didirikan.
G. Aspek Lingkungan dan Aspek Sosial
Dalam studi kelayakan bisnis kita harus menilai kelayakan usaha secara komperhensif
dengan memeperhatikan aspek lingkungan eksternal.Aspek lingkungan eksternal meliputi
akses, tempat, dan manusia.Aspek lingkungan industry lebih mengarah pada aspek
persaingan di mana bisnis perusahaan benda.Akibatnya, factor-faktor yang mempenagruhi
kondisi, seperti ancaman terhadap perusahaan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan
termasuk kondisi persaingan itu sendiri, menjadi penting dianalisis untuk study kelayakan
bisnis jasa.Beberapa hal yang mendukung usaha bisnis Rumah Coklat dilihat dari aspek
lingkunganya :
1. Adanya persaingan sesama perusahaan dalam industrinya
Dalam usaha bisnis Rumah Coklat tentunya terdapat persaingan yang sangat
mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan apalagi sekarang. Dalam situasi persaingan
yang oligopoly, perusahaan mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi
pasar. Sementara itu, persaingan pasar yang sempurna biasanya akan memaksa perusahaan
menjadi follower termasuk dalam hal harga produk. Jadi, perusahaan perlu mengetahui situasi
pesaingnya.
2. Adanya ancaman masuk pendatang baru
Adanya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi
bagi perusahaan yang sudah ada. Implikasi tersebut misalnya adalah kapasitas menjadi

bertambah, terjadinya perebutan pangsa pasar serta perebutan sumber daya produksi yang
terbatas.Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang telah ada.Ada
beberapa factor yang menghambat pendatang baru untuk masuk kedalam suatu industry, yang
sering disebut dengan hambatan masuk.Factor-faktor yang dimaksud adalah skala ekonomi,
diferensiasi produk, kecukupan modal, biaya peralihan, aspek kesaluran distribusi dan
peraturan pemerintah.
3. Adanya Ancaman dari produk pengganti.
Perusahan-perusahaan yang berada dalam suatu industry bersaing dengan produk
pengganti. Walaupun karakteristiknya berbeda, barang subsitusi dapat memberikan fungsi
atau jasa yang sama. Ancaman produk subtitusi adalah kuat bilamana konsumen dihadapkan
pada sedikitnya switching cost dan jika produk subtitusi itu mempunyai harga yang lebih
murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu industry.

4. Kekuatan tawar-menawar pembeli (buyers)


Pembeli mampu mempengaruhi perusahaan untuk memotong harga, untuk
meningkatkan mutu dan servis, serta menghadapkan perusahaan dengan competitor (pesaing)
melalui kekuatan yang mereka miliki.
5. Kekuatan tawar-menawar pemasok (suppliers)
Pemasok dapat mempengaruhi industry lewat kemampuan mereka untuk menaikkan
harga atau mengurangi kualitas produk atau servis.Oleh karena itu, perusahaan harus mampu
mengendalikan perilaku pemasok.
6. Pengaruh kekuatan stakeholder lainnya.
Stakeholder yang dimaksud antara lain adalah pemerintah, serikat pekerja, lingkungan
masyarakat, kreditor, pemasok, asosiasi dagang, kelompok yang mempunyai kepentingan lain
dan pemegang saham.
Berdasarkan analisis aspek ekonomi, usaha Rumah Coklat layak untuk dijalankan.
1. Aspek Sosial
Tujuan utama perusahaan adalah mencari keuntungan yang sebesar-besar nya. Namun
demikian, perusahaan tidak dapat hidup sendirian, perusahaan hidup bersama-sama dengan
komponen lain, salah satu komponen lain yang di maksud adalah lembaga sosial sehingga
dalam rangka keseimbangan tadi, hendak nya perusahaan memiliki tanggung jawab sosial.
Pengaruh positif
Proyek bisnis hendaknya dapat berpengaruh positif pada masyarakat sekitar,tidak
hanya berdampak pada meningkatnya atau semakin baik nya kondisi lingkungan fisisk,
seperti jalan, jembatan, dan telepon tetapi juga kondisi lingkungan fisikis mereka.

Beberapa hal yang mendukung usaha bisnis Rumah Coklat dilihat dari aspek sosialnya :
1. Dengan adanya usaha Rumah Coklat akan dapat mempengaruhi wilayah usaha
tersebut ramai dikunjungi karena penempatan lokasi yang strategis, apabila lokasi
usaha tersebut dekat dengan pusat keramaian dan hiburan
2. Adanya jalur komunikasi dan distribusi yang menghubungkan antara pihak produsen
dan konsumen yang saling menguntungkan.
3. Usaha bisnis Rumah Coklat sebagai perusahaan lembaga sosial dimana usaha tersebut
memiliki keterkaitan dalam melakukan kegiatan manufaktur, bahan baku, dan
mendistribusikanya ke pasar.
4. Adanya perubahan kondisi sosial yang kompleks yang apabila dalam usaha Rumah
Coklat ini terdapat berbagai macam bentuk penyelewengan yang dilakukan oleh salah
satu karyawan sehingga mengakibatkan terganggunya keseimbangan dalam bidang
sosial yang kompleks dalam perusahaan.di sebabkan karena semakin membaik
peraturan perundang-undangan pemerintah,meningkatnya kualitas sdm.
5. Dengan adanya usaha Rumah Coklat ini akan menyebabkan Perubahan dalam
masyarakat yang pluralistic yaitu :
a. Membuka lapangan kerja baru
b. Melaksanakan alih teknologi terhadap karyawan yang terlatih yang
dapat meningkatkan skil pekerja tetapi juga sikap mental sebagai
tenaga kerja yang andal semakin kokoh.
c. Meningkatkan mutu hidup
Berdasarkan analisis aspek lingkungan dan aspek sosial, usaha ini layak untuk
dijalankan karena dapat memberikan pengaruh yang positif untuk lingkungan sekitarnya.
H. Aspek Teknis/ Operasi

Pemilihan desain produk yang akan diproduksi

Produk mengikuti tren pasar yang sedang berkembang saat ini tanpa meninggalkan keaslian
rasa dari coklat.
Contoh produk :
Untuk contoh produk Choco Lava Original:

Pancake Coklat:

Banana Split:

Choco Cupcake:

Sedangkan untuk minuman, berikut contoh minuman yang akan kami sajikan:
Italian Soda:

Choco and strawberry Milkshake

Pemilihan mesin dan teknologi

Menggunakan mesin produksi (blender, oven, cooking set) standar

Penentuan lokasi usaha

Kami memilih lokasi usaha di Jalan Kalimantan karena lokasi ini merupakan wilayah pangsa
pasar kami yaitu mahasiswa dan kalangan lainnya, dan

merupakan Jalan paling ramai di

daerah kampus.

Penentuan proses produksi dan lay-out pabrik yang dipilih, termasuk layout
bangunan dan fasilitas

Proses produksi dan distribusi dilakukan secara langsung di Rumah Coklat dengan konsep
open kitchen. Penataan interior minimalis dengan warna-warna yang fresh sehingga dapat
menarik dan membuat nyaman pengunjung.

Penghitungan skala produksi ekonomis

Berdasarkan penghitungan, ditemukan bahwa kami harus memproduksi 65 produk setiap


harinya untuk memperoleh titik impas.
Berdasarkan analisis aspek teknis dan operasi usaha Rumah Coklat ini layak untuk
dijalankan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis beberapa faktor, ternyata usaha Rumah Coklat mampu memberikan
hasil yang baik dan dapat dikatakan layak untuk dijalankan. Terlebih dari hasil
kuisioner yang telah disebarkan diperoleh data bahwa 70% setuju didirikannya Rumah
Cokelat yang berada di Jalan Kalimantan, Jember. Selain itu didukung dengan harga
yang terjangkau oleh kantong mahasiswa, letak yang strategis serta kualitas cokelat
yang terjamin dan higienis. Dengan tingkat persaingan yang belum terlalu komptetitif,
maka kondisi tersebut memberikan peluang yang baik untuk dibidik dijadikan peluang
usaha. Peluang tersebut memberikan rasa optimis untuk menjalankan usaha ini.
3.2 Rekomendasi
Dalam menjalankan usaha Rumah Coklat ini, yang perlu untuk diperhatikan adalah
mengenai bagaimana menjaga kualitas produk dan mencari inovasi menu yang dapat
mendongkrak penjualan.

Anda mungkin juga menyukai