Studikelayakanbisnis 130717024925 Phpapp01
Studikelayakanbisnis 130717024925 Phpapp01
Wava
(House Of Chocolate)
RUMAH COKLAT
Disusun Oleh:
Adellin Sontrina Sinambela 201380001
Vina renata
201380003
201380048
201380055
JURUSAN MANAJEMEN
TRISAKTI SCHOOL OF MANAGEMENT, KAMPUS BEKASI
ANGKATAN 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cokelat dihasilkan dari kakao (Theobroma cacao) yang diperkirakan mula-mula
tumbuh di daerah Amazon utara sampai ke Amerika Tengah. Mungkin sampai ke Chiapas,
bagian paling selatan Meksiko. Orang-orang Olmec memanfaatkan pohon dan, mungkin juga,
membuat cokelat di sepanjang pantai teluk di selatan Meksiko. Dokumentasi paling awal
tentang cokelat ditemukan pada penggunaannya di sebuah situs pengolahan cokelat di Puerto
Escondido, Honduras sekitar 1100 -1400 tahun SM. Residu yang diperoleh dari tangki-tangki
pengolahan ini mengindikasikan bahwa awalnya penggunaan kakao tidak diperuntukkan
untuk membuat minuman saja, namun selaput putih yang terdapat pada biji kokoa lebih
condong digunakan sebagai sumber gula untuk minuman beralkohol.
Residu cokelat yang ditemukan pada tembikar yang digunakan oleh suku Maya kuno
di Ro Azul, Guatemala Utara, menunjukkan bahwa Suku Maya meminum cokelat di sekitar
tahun 400 SM. Peradaban pertama yang mendiami daerah Meso-Amerika itu mengenal
pohon kakawa yang buahnya dikonsumsi sebagai minuman xocoltl yang berarti minuman
pahit. Menurut mereka, minuman ini perlu dikonsumsi setiap hari, entah untuk alasan apa.
Namun, tampaknya cokelat juga menjadi simbol kemakmuran. Cara menyajikannya
pun tak sembarangan. Dengan memegang wadah cairan ini setinggi dada dan menuangkan ke
wadah lain di tanah, penyaji yang ahli dapat membuat busa tebal, bagian yang membuat
minuman itu begitu bernilai. Busa ini sebenarnya dihasilkan oleh lemak kokoa (cocoa butter)
namun kadang-kadang ditambahkan juga busa tambahan. Orang Meso-Amerika tampaknya
memiliki kebiasaan penting minum dan makan bubur yang mengandung cokelat. Biji dari
pohon kakao ini sendiri sangat pahit dan harus difermentasi agar rasanya dapat diperolah.
Setelah dipanggang dan dibubukkan hasilnya adalah cokelat atau kokoa. Diperkirakan
kebiasaan minum cokelat suku Maya dimulai sekitar tahun 450 SM - 500 SM. Konon,
konsumsi cokelat dianggap sebagai simbol status penting pada masa itu. Suku Maya
mengonsumsi cokelat dalam bentuk cairan berbuih ditaburi lada merah, vanila, ataurempahrempah lain. Minuman Xocoatl juga dipercaya sebagai pencegah lelah, sebuah kepercayaan
yang mungkin disebabkan dari kandungan theobromin di dalamnya.
Ketika peradaban Maya klasik runtuh (sekitar tahun 900) dan digantikan oleh bangsa
Toltec, biji
kokoa menjadi
komoditas
utama
Meso-Amerika.
Pada
masa
Kerajaan Aztec berkuasa (sampai sekitar tahun 1500 SM) daerah yang meliputi
Kota Meksiko saat ini dikenal sebagai daerah Meso-Amerika yang paling kaya akan biji
kokoa. Bagi suku Aztec biji kokoa merupakan makanan para dewa (theobroma, dari
bahasa Yunani). Biasanya biji kokoa digunakan dalam upacara-upacara keagamaan dan
sebagai hadiah.
Cokelat juga menjadi barang mewah pada masa Kolombia-Meso Amerika, dalam
kebudayaan mereka yaitu suku Maya, Toltec, dan Aztec biji kakao (cacao bean) sering
digunakan sebagai mata uang [3]. Sebagai contoh suku Indian Aztec menggunakan sistem
perhitungan dimana satu ayam turki seharga seratus biji kokoa dan satu buah alpukat seharga
tiga biji kokoa [4]
Sementara tahun 1544 M, delegasi Maya Kekchi dari Guatemala yang mengunjungi
istana Spanyol membawa hadiah, di antaranya minuman cokelat.
Semua cokelat Eropa awalnya dikonsumsi sebagai minuman. Baru pada 1847 ditemukan
cokelat padat. Orang Eropa membuang hampir semua rempah-rempah yang ditambahkan
oleh orang Meso-Amerika, tetapi sering mempertahankan vanila. Juga mengganti banyak
bumbu sehingga sesuai dengan selera mereka sendiri mulai dari resep khusus yang
memerlukan ambergris, zat warna keunguan berlilin yang diambil dari dalam usus ikan paus,
hingga bahan lebih umum seperti kayu manis atau cengkeh. Namun, yang paling sering
ditambahkan adalah gula. Sebaliknya, cokelat Meso-Amerika tampaknya tidak dibuat manis.
Cokelat Eropa awalnya diramu dengan cara yang sama dengan yang digunakan suku
Maya dan Aztec. Bahkan sampai sekarang, cara Meso-Amerika kuno masih dipertahankan,
tetapi di dalam mesin industri. Biji kokoa masih sedikit difermentasikan, dikeringkan,
dipanggang, dan digiling. Namun, serangkaian teknik lebih rumit pun dimainkan. Bubuk
cokelat diemulsikan dengankarbonasi kalium atau natrium agar lebih mudah bercampur
dengan air (dutched, metode emulsifikasi yang ditemukan orang Belanda), lemaknya
dikurangi dengan membuang banyak lemak kokoa (defatted), digiling sebagai cairan dalam
gentong khusus (conched), atau dicampur dengan susu sehingga menjadi cokelat susu (milk
chocolate).
Perkembangan Coklat di Indonesia
Ternyata perkembangan coklat yang sangat pesat di Eropa juga memberikan dampak
pada perkembangan coklat di Indonesia. Pada jaman Kolonial coklat mulai berkembang
disini, dimana coklat mulai dikenal di pulau Jawa pada awal abad ke 18, yang dimulai dari
Batavia pada tahun 1780-1790 tetapi sayang hasilnya tidaklah maksimal. kemudian coklat
mulai berkembang ke wilayah Indonesia lainnya seperti Menado pada tahun 1822, Ambon
pada tahun 1830, Halmahera pada tahun 1867 dan pulau Bacan pada tahun 1880. Pada masa
itu mulai terlihat adanya pengembangan olahan coklat yang dilakukan oleh perusahaan
swasta. Tapi pengolahan coklat ini memberikan keuntungan bagi para petani setempat, namu
karena otoritas dari Kolonial maka pengolahan coklat ini pun bisa berlangsung terus hingga
tahun 1896.
Perkebunan coklat di Indonesia terus dikembangkan dengan berbagai alternatif,
hingga pada akhirnya pada tahun 1960 produksi coklat di Indonesia semakin meningkat. pada
tahun 1970 para petani mulai tertarik untuk menanam coklat setelah melihat perkembangan
coklat dinegara tetangga, Malaysia. dari sinilah coklat di Indonesia benar-benar mulai
berkembang, hingga sekarang tercatat ada 3 wilayah sebagai penghasil coklat terbesar di
Indonesia, yaitu Jawa Timur, Sumatra Utara dan daerah Timur.
Gambaran Umum Didirikannya Wava House of The Chocolate
Coklat adalah makanan yang sangat digemari berbagai kalangan, tidak peduli usia,
gender, status ekonomi dll. Hal ini bisa dilihat bagaimana antusiasme seluruh orang didunia
terhadap makanan dan minuman berbahan dasar coklat, baik itu dibuat berupa kue, es krim,
minuman, dll. Sedangkan Jember sendiri merupakan suatu kabupaten yang sedang
berkembang. Hal ini dikarenakan berbagai macam faktor, salah satunya adalah dari segi
pendidikan, Jember memiliki Universitas Negeri yang banyak diminati oleh para pelajar yang
hendak melanjutkan tingkat pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sedangkan dari
pengalaman kami sebagai mahasiswa atau sebagai pemuda-pemudi Jember, masyarakat
Jember sangat antusisas terhadap tempat-tempat nongkrong yang menyediakan berbagai
macam makanan unik dan menarik, memiliki tempat yang nyaman, dan desain yang menarik,
dan yang paling penting adalah harga.
Oleh karena itu tercetuslah ide untuk membuat Rumah Coklat hal ini berdasarkan
pantauan kami terhadap hobi para muda-mudi untuk sekedar nongkrong atau kumpul-kumpul
denga kawan-kawan mereka memilih tempat yang nyaman dan desain yang unik, dan hal ini
dimanfaatkan untuk berjualan makanan dan minuman berbahan dasar coklat yang notabene
masih belum ada di Jember.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aspek Pasar dan Pemasaran
1
Bentuk Pasar
Untuk memasarkan produk kami, maka telah ditentukan tujuan pasar
mana yang akan kami masuki, dalam hal ini ada 2 bentuk pasar, yaitu:
a. Pasar produsen yang dipilih adalah pasar persaingan sempurna, karena usaha cafe
ini dapat di jalankan oleh berbagai pihak selagi mereka mampu.
b. Pasar konsumen yang dipilih adalah pasar konsumen, karena produk kami dibeli
untuk dikonsumsi pribadi.
2
Pasar potensial bisnis ini adalah pelajar dan mahasiswa. Sedangkan pasar yang
tidak potensial adalah masyarakat sekitar.
b Targeting
Yang menjadi target pasar adalah para muda-mudi baik itu pelajar maupun
mahasiswa (sekolah SMA 8, SMA 3, Al- Azhar, Marsudirini, Victory Plus,
Mahanaim, Bina Insani, TSM).
c
Positioning
-
Produsen ingin menciptakan image atau citra bagi cafe ini dibenak para
konsumen adalah cafe cokelat yang melayani sepenuh hati tanpa mematikan
kantong konsumen tanpa mengurangi kualitas yang sudah terjamin.
Cafe ini banyak diminati oleh para muda mudi karena tempat ini memberikan
kenyamanan, dekorasi ruangannya unik, dan makanan yang disajikan sesuai
dengan selera remaja, sehingga menciptakan kepuasan bagi pelanggan.
Produsen juga menggunakan brand mantra yaitu
Permintaan
a Perkembangan permintaan saat ini
Dewasa ini, cokelat sudah mulai menjadi salah satu trend makanan bagi anak
muda dan permintaan saat ini mulai merangkak naik.
b
Penawaran
a Perkembangan penawaran saat ini
Perkembangan penawaran saat ini di wilayah Jember dan sekitarnya untuk kedai
spesialisasi cokelat masih sangat jarang sedangkan permintaan selalu meningkat.
b
Analisis persaingan
Kekuatan (Strenght)
Kelemahan (Weakness)
Produk yang ditawarkan berupa makanan yang mudah basi, sehingga ketika
produk tidak laku dijual, dibutuhkan penanganan khusus agar tidak ada bahan
yang terbuang. Misalnya, adonan yang belum terproses menjadi menu
makanan jadi hendaknya disimpan di dalam kulkas.
Peluang (Opportunity)
Bekerja sama dengan pihak sponsor penyedia bahan dasar makanan dan
minuman (coklat, susu, dan soda).
Ancaman (Thread)
Pesaing dari kedai lain yang sudah banyak pelanggan yang mengadaptasi
menu yang telah tersedia di kedai kami sebagai menu tambahan di kedai
mereka.
Bauran Pemasaran
Produk
Produk yang akan dihasilkan berupa makanan dan minuman berbahan dasar coklat.
Dengan menggunakan bahan-bahan yang terpilih, cokelat yang akan diproduksi dapat
dikatakan sebagai produk yang berkualitas. Karena produsen bukan hanya mengutamakan
kuantitas namun juga kualitas dari hasil yang akan diproduksi. Dengan pemilihan bahanbahan yang akan digunakan, hal ini akan menjadikan nilai tambah dari hasil produk.
Material yang digunakan:
Bahan:
Coklat batang
Keju
Roti tawar
Pancake instant
Buah-buahan segar
Ice cube
Madu
Mayonaise
Soda
Choco sundae
Banana Split
Pancake :
Strawberry
Vanilla
Coklat
Waffle :
-
Strawberry
Vanilla
Coklat
Menu Minuman
Aneka Jus
Es Buah
Orange Squash
Italian Soda
Strawberry Bliss
Milkshake
Soda Gembira
Cola Float
Strawberry Float
6. Harga
Harga yang ditetapkan mengunakan strategi penetapan harga mark up:
Harga beli + markup = harga jual (perunit)
12.240 + 4896 =
15.000 + 10.000 = 25.000
7.200 + 4.800
= 12.000
9. Strategi Pemasaran
1. Kegiatan promosi
Dalam keempat tahap dari analisa Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini
memiliki beberapa strategi:
Produk
Perkenalan
Menawarkan
Pertumbuhan
Menawarkan
produk dasar
variasi
produk produk
baru
Harga
Memberikan
harga
Memberikan
dasar harga
Kedewasaan
Pembedaan
Penurunan
Tidak
memproduksi
berdasakan
menu
yang
jumlah
jarang
dibeli
permintaan
konsumen
Harga
yang Menurunkan
sesuai
dapat
Promosi
kesepakatan
Menggunakan
pasar
Mengatur
Penjualan
Kurangi
agar membuat
promosi
untuk mendapatkan
promosi-
mendapatkan
lebih
konsumen
untuk
memaksimalkan
permintaan
mempertahanka
konsumen
perhatian
konsumen
PLC dalam Rumah Coklat dilakukan guna mempertahankan eksistensi usaha. Tabel
menjelaskan strategi-strategi yang dapat digunakan untuk menghindari terjadinya kerugian
dalam usaha.
10. Keputusan Strategi
Strategi produk yang lebih murah
Strategi produk prestise
Strategi inovasi produk
Strategi penekanan biaya
Strategi promosi yang intensif
Dari analisis aspek pasar dan pemasaran, dapat dikatakan usaha ini layak untuk
dijalankan karena telah memiliki dasar pemasaran yang kuat sehingga dalam proses
berjalannya diharapkan mampu mendukung penjualan.
B. Aspek Manajemen
1. Perencanaan (Planning)
Sisi Pendekatan Perencanaan Rumah Coklat menggunakan pendekatan kombinasi
dalam pembuatan suatu perencanaan yaitu Pendekatan Atas-Bawah (Top-Down) dan
Pendekatan Bawah-Atas (Bottom-Up). Dipilihnya dua pendekatan agar terjadi hubungan baik
antara atasan dan bawahan sehingga jika terjadi suatu masalah di dalam pekerjaan, karyawan
dapat mengungkapkannya kepada atasan agar atasan dapat segera mengambil tindakan atas
masalah yang terjadi di lapangan. Sisi Program Kerja Rumah Cokelat berusaha
melaksanakan aktivitas produksi untuk mencapai target dan omzet yang telah ditentukan
Lingkungan Eksternal
Keputusan-keputusan Organisasional
karyawan, buruh, manajer, atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan sdm
oraganisasi atau perusahaan. Dalam tahapan ini diperlukan analisis jabatan yang ada untuk
membuat deskripsi pekerjaan / job description dan juga spesifikasi pekerjaan /job
specification.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Langkah
Pengorganisasian
Tujuan
utama
usaha
Rumah
Cokelat
adalah
3. Pengarahan (Actuating)
Rumah Cokelat mengkaji Pengarahan dari sisi seperti : fungsi pengarahan yang
harus terpenuhi serta sikap dan perilaku pemimpin yang hendaknya memenuhi kriteria agar
dapat mengarahkan bawahannya. Oleh karena itu, pemilik Rumah Cokelat berusaha
menggunakan kekuasaan secara positif terutama dalam mengambil keputusan, sehingga dapat
memberikan arahan dan motivasi kepada para karyawan untuk selalu memberikan pelayanan
yang memuaskan pelanggan.Dengan pengarahan ini, diharapkan terjalin koordinasi yang baik
antara pemilik Rumah Cokelat dengan karyawannya.
4. Pengendalian (Controling)
Pengendalian yang dilakukan oleh Rumah Cokelat untuk memastikan apakah
aktivitas yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Oleh karena itu,
Rumah Cokelat menerapkan pelaporan pengawasan, sehingga dapat mencegah terjadinya
penyimpangan dan menjamin diberlakukannya tindakan korektif / perbaikan atas kesalahan
yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi.
Metode pengawasan yang berlaku di Rumah Cokelat bersifat fleksibel, dinamis, dan
ekonomis sehingga bisa dilakukan kapan saja dengan mengutamakan implementasi solusi dan
evaluasi.Rumah Cokelat menerapkan sistem pengendalian yang efektif yaitu akurat, tepat
waktu, strategis, relistis, dan objektif .Dengan pengendalian ini, diharapkan Rumah Cokelat
mampu mengimplementasikan usaha secara layak dan mampu memuaskan pelanggan.
C. Aspek Sumber Daya Manusia
Struktur Organisasi
Pemilik
Keuangan
Produksi
Pelayan
(Kasir)
(Chef)
(Staff)
Keuangan (Kasir)
Job description:
Job Specification:
Produksi (Chef)
Job description:
Job specification:
Pria/ wanita usia maksimal 24 tahun
Diutamakan lulusan SMK tata boga
Memiliki kemampuan memasak
Pelayan (Staff)
Job description:
Job specification:
2. Proses Rekrutmen
secara transparan melalui telepon, surat, ataupun email bahwa ia diterima atau tidak
Penempatan kerja
Orientasi
Pelatihan
Kompensasi
Tenaga kerja yang dibutuhkan oleh Rumah Cokelat ini mayoritas karyawan full time.
Rp 20.000.000
Rp 5.000.000
Rp 1.450.000
Rp 3.000.000
Rp 4.700.000
Kursi 30 buah
Piring 5 lusin
Sendok 5 lusin
Garpu 5 lusin
Blender 2 buah
Rp 2.000.000
Rp
500.000
Rp
170.000
Rp
170.000
Rp
400.000
Gelas 5 Lusin
Rp
Cangkir 3 Lusin
Pisau 3 buah
Wadah Tisu 10 buah
Cooking set
Pulsa + Leaflet
Rp
210.000
Rp
225.000
Rp
30.000
Rp 2.000.000
Rp
500.000
120.000
Rp 40.575.000
Lancar
Total Aktiva
Rp 15.000.000
Rp 55.575.000
d. Proyeksi keuangan
1. Proyeksi Pendapatan
Pendapatan Per Hari
a. Produk makanan (Rp 8.000 x 35)
Rp
280.000
Rp
210.000
Rp
150.000
Total
Rp
640.000
Rp
19.200.000
Rp 230.400.000
Rp 110.160.000
Gaji Karyawan
- 2 Chef (@ Rp 1.000.000 x 12)
Rp
24.000.000
Rp
42.000.000
Rp
8.400.000
Rp
74.400.000
Rp
5.000.000
Perlengkapan Kebersihan
Rp
800.000
Dep Oven 5 th
Rp
1.000.000
Rp
500.000
Dep Kulkas 3 th
Rp
700.000
Dep blender
Rp
300.000
Jumlah Biaya
Rp
188.360.000
3. Proyeksi Rugi/Laba
Perhitungan Rugi/Laba yaitu dengan menghitung antara selisih pendapatan dan
pengeluaran.
Rugi/ Laba= Pendapatan Pengeluaran
= 230.400.000 188.360.000
= 42.040.000
Dengan demikian laba yang diperoleh per tahun dalam penjualan produk cokelat
yaitu sebesar Rp 42.040.000 pertahun.
4. Perhitungan Kelayakan Usaha
Perhitungan kelayakan usaha dengan menggunakan metode Payback Period.
Payback Period =
Investasi
x 12
Payback Period =
55.575.000
x 12
= 15 bulan
42.040 .000
= suku bunga
Rt
= arus kas bersih (the net cash flow) dalam waktu t, maka
Maka, NPV
Atau,
NPV
= PVinvestasi + PVpenerimaan
NPV
= Rp -55.575.000 + Rp 200.347.826
= Rp 144.772.826
Bila
Berarti
investasi
NPV > 0
Maka
yang
memberikan
dilakukan
manfaat
perusahaan
investasi yang dilakukan akan
NPV < 0
NPV = 0
mengakibatkan
perusahaan
dilaksanakan
tidak
berpengaruh
pada
Dari perhitungan aspek keuangan, dapat disimpulkan bahwa proyek ini layak untuk
dijalankan. Dengan rincian:
Akta pendirian
Surat keterangan domisili usaha
Nomor pokok wajib pajak (NPWP)
Tanda daftar perusahaan (TDP)
Tanda daftar usaha perdagangan (TDUP) & surat izin usaha perdagangan (SIUP)
Secara khusus :
1.
2.
3.
4)
Jenis perizinan
NPWP
TDP
TDI
TDUP
SIUP
IUI
HO
F. Aspek Ekonomi
Dilihat dari sudut ekonomi bahwa adanya Rumah Cokelat ini tentunya akan
menarik para pelanggan khususnya bagi seorang mahasiswa. Ada beberapa alasan mengapa
mahasiswa ikut tertarik dengan adanya Rumah Cokelat , diantaranya adalah :
a) Dilihat dari segi harganya yang cocok dengan kantong mahasiswa.
b) Harganya yang terjangkau
c) Dilihat dari segi tempat bisnis Rumah Cokelat tersebut jika dekat dengan
area kampus maka dapat meningkatkan keuntungan tersendiri bagi pebisnis
cokelat.
d) Disamping dari segi harga bahwa mahasiswa dapat memanfaatkan tempat
tersebut sebagai tempat berkumpul dengan temanya.
e) Dan tentunya Meningkatkan keuntungan bagi pemilik Rumah Cokelat.
Sehingga, dari segi aspek eknomi kami berpendapat bahwa usaha ini layak untuk
didirikan.
G. Aspek Lingkungan dan Aspek Sosial
Dalam studi kelayakan bisnis kita harus menilai kelayakan usaha secara komperhensif
dengan memeperhatikan aspek lingkungan eksternal.Aspek lingkungan eksternal meliputi
akses, tempat, dan manusia.Aspek lingkungan industry lebih mengarah pada aspek
persaingan di mana bisnis perusahaan benda.Akibatnya, factor-faktor yang mempenagruhi
kondisi, seperti ancaman terhadap perusahaan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan
termasuk kondisi persaingan itu sendiri, menjadi penting dianalisis untuk study kelayakan
bisnis jasa.Beberapa hal yang mendukung usaha bisnis Rumah Coklat dilihat dari aspek
lingkunganya :
1. Adanya persaingan sesama perusahaan dalam industrinya
Dalam usaha bisnis Rumah Coklat tentunya terdapat persaingan yang sangat
mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan apalagi sekarang. Dalam situasi persaingan
yang oligopoly, perusahaan mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi
pasar. Sementara itu, persaingan pasar yang sempurna biasanya akan memaksa perusahaan
menjadi follower termasuk dalam hal harga produk. Jadi, perusahaan perlu mengetahui situasi
pesaingnya.
2. Adanya ancaman masuk pendatang baru
Adanya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi
bagi perusahaan yang sudah ada. Implikasi tersebut misalnya adalah kapasitas menjadi
bertambah, terjadinya perebutan pangsa pasar serta perebutan sumber daya produksi yang
terbatas.Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang telah ada.Ada
beberapa factor yang menghambat pendatang baru untuk masuk kedalam suatu industry, yang
sering disebut dengan hambatan masuk.Factor-faktor yang dimaksud adalah skala ekonomi,
diferensiasi produk, kecukupan modal, biaya peralihan, aspek kesaluran distribusi dan
peraturan pemerintah.
3. Adanya Ancaman dari produk pengganti.
Perusahan-perusahaan yang berada dalam suatu industry bersaing dengan produk
pengganti. Walaupun karakteristiknya berbeda, barang subsitusi dapat memberikan fungsi
atau jasa yang sama. Ancaman produk subtitusi adalah kuat bilamana konsumen dihadapkan
pada sedikitnya switching cost dan jika produk subtitusi itu mempunyai harga yang lebih
murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu industry.
Beberapa hal yang mendukung usaha bisnis Rumah Coklat dilihat dari aspek sosialnya :
1. Dengan adanya usaha Rumah Coklat akan dapat mempengaruhi wilayah usaha
tersebut ramai dikunjungi karena penempatan lokasi yang strategis, apabila lokasi
usaha tersebut dekat dengan pusat keramaian dan hiburan
2. Adanya jalur komunikasi dan distribusi yang menghubungkan antara pihak produsen
dan konsumen yang saling menguntungkan.
3. Usaha bisnis Rumah Coklat sebagai perusahaan lembaga sosial dimana usaha tersebut
memiliki keterkaitan dalam melakukan kegiatan manufaktur, bahan baku, dan
mendistribusikanya ke pasar.
4. Adanya perubahan kondisi sosial yang kompleks yang apabila dalam usaha Rumah
Coklat ini terdapat berbagai macam bentuk penyelewengan yang dilakukan oleh salah
satu karyawan sehingga mengakibatkan terganggunya keseimbangan dalam bidang
sosial yang kompleks dalam perusahaan.di sebabkan karena semakin membaik
peraturan perundang-undangan pemerintah,meningkatnya kualitas sdm.
5. Dengan adanya usaha Rumah Coklat ini akan menyebabkan Perubahan dalam
masyarakat yang pluralistic yaitu :
a. Membuka lapangan kerja baru
b. Melaksanakan alih teknologi terhadap karyawan yang terlatih yang
dapat meningkatkan skil pekerja tetapi juga sikap mental sebagai
tenaga kerja yang andal semakin kokoh.
c. Meningkatkan mutu hidup
Berdasarkan analisis aspek lingkungan dan aspek sosial, usaha ini layak untuk
dijalankan karena dapat memberikan pengaruh yang positif untuk lingkungan sekitarnya.
H. Aspek Teknis/ Operasi
Produk mengikuti tren pasar yang sedang berkembang saat ini tanpa meninggalkan keaslian
rasa dari coklat.
Contoh produk :
Untuk contoh produk Choco Lava Original:
Pancake Coklat:
Banana Split:
Choco Cupcake:
Sedangkan untuk minuman, berikut contoh minuman yang akan kami sajikan:
Italian Soda:
Kami memilih lokasi usaha di Jalan Kalimantan karena lokasi ini merupakan wilayah pangsa
pasar kami yaitu mahasiswa dan kalangan lainnya, dan
daerah kampus.
Penentuan proses produksi dan lay-out pabrik yang dipilih, termasuk layout
bangunan dan fasilitas
Proses produksi dan distribusi dilakukan secara langsung di Rumah Coklat dengan konsep
open kitchen. Penataan interior minimalis dengan warna-warna yang fresh sehingga dapat
menarik dan membuat nyaman pengunjung.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis beberapa faktor, ternyata usaha Rumah Coklat mampu memberikan
hasil yang baik dan dapat dikatakan layak untuk dijalankan. Terlebih dari hasil
kuisioner yang telah disebarkan diperoleh data bahwa 70% setuju didirikannya Rumah
Cokelat yang berada di Jalan Kalimantan, Jember. Selain itu didukung dengan harga
yang terjangkau oleh kantong mahasiswa, letak yang strategis serta kualitas cokelat
yang terjamin dan higienis. Dengan tingkat persaingan yang belum terlalu komptetitif,
maka kondisi tersebut memberikan peluang yang baik untuk dibidik dijadikan peluang
usaha. Peluang tersebut memberikan rasa optimis untuk menjalankan usaha ini.
3.2 Rekomendasi
Dalam menjalankan usaha Rumah Coklat ini, yang perlu untuk diperhatikan adalah
mengenai bagaimana menjaga kualitas produk dan mencari inovasi menu yang dapat
mendongkrak penjualan.