Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Telaah Kurikulum PAI
Oleh:
Hj. LILI RAHMINI, S.Ag.
NIM: 1402521350
Dosen Pembimbing:
Dr. Hj. SALAMAH, M.Pd
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas pulau besar dan kecil
yang berjumlah sekitar 17.500. Penduduk Indonesia berdasarkan pada Sensus Penduduk
tahun 2010 berjumlah lebih dari 238 juta jiwa. Keragaman yang menjadi karakteristik
dan keunikan Indonesia adalah antara lain dari segi geografis, potensi sumber daya,
ketersediaan sarana dan prasarana, latar belakang dan kondisi sosial budaya, dan
berbagai keragaman lainnya yang terdapat di setiap daerah. Keragaman tersebut
selanjutnya melahirkan pula tingkatan kebutuhan dan tantangan pengembangan yang
berbeda antar daerah dalam rangka meningkatkan mutu dan mencerdaskan kehidupan
masyarakat
di
setiap
daerah.
dalam
kerangka
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia
dengan
memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa; (b) peningkatan akhlak mulia; (c)
peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragaman potensi daerah
dan lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan dunia
kerja; (g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (h) agama; (i) dinamika
perkembangan global; dan (j) persatuan nasional dan nilainilai kebangsaan. 3. Pasal 38
Ayat (2) mengatur bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan
sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite
sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor
khususnya
mengenai
hakikat
kebutuhan
peserta
didik
terhadap
global.
Karena adanya faktor-faktor tersebut, maka salah satu kriteria baik buruknya sebuah
kurikulum bisa dilihat pada fleksibilitas dan adaptabilitasnya terhadap perubahan. Selain
itu juga dilihat dari segi kemampuan mengakomodasikan isu-isu atau muatan lokal dan
isu-isu global. Hal ini diddasarkan pada kenyataan bahwa pendidikan harus mampu
mengantarkan peserta didik untuk hidup pada zaman mereka, serta memiliki wawasan
global dan mampu berbuat sesuai dengan kebutuhan lokal.
Untuk dapat menuju pada karakteristik kurikulum ideal tersebut maka proses
penyusunan kurikulum tidak lagi selayaknya dilakukan oleh Negara dan diberlakukan
bagi seluruh satuan pendidikan tanpa melihat kondisi internal dan lingkungannya.
Kurikulum henaknya disusun dari bawah (bottom up) oleh setiap satuan pendidikan
bersama
dengan
stakeholder
masing-masing.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, di dalamnya
mencakup: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah
langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan
dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan
oleh guru dan peserta didik. Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga
implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam
tindakan
operasional.
pengembangan
Evaluasi
kurikulum
untuk
kurikulum
merupakan
menentukan
seberapa
tahap
besar
akhir
dari
hasil-hasil
Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI,
namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan
sekolah itu sendiri. Namun demikian, tidak berarti sekolah bebas tanpa batas untuk
mengembangkan kurikulumnya. Dalam pelaksanaannya tetap berpegang atau
merujuk pada prinsip-prinsip dan rambu-rambu operasional standard yang
dikembangkan oleh pemerintah, serta merujuk pada Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) dan Standard Isi (SI) yang telah ditetapkan melalui Permen Nomor 23 Tahun
2006 untuk Standar Kompetensi Lulusan, dan Permen Nomor 22 Tahun 2006 untuk
Standar
Isi.
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan
dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata
pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang
dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan
kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat:
1. Kerangka dasar dan struktur kurikulum,
2. Beban belajar,
3. Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di tingkat satuan
pendidikan, dan kalender pendidikan.
SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta
didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata
pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai
dengan standar nasional yang telah disepakati.
B. Model Konsep Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Dalam khazanah literatur kurikulum, setidaknya dikenal ada empat model
konsep kurikulum yaitu model kurikulum subjek akademik, model kurikulum
personal, model kurikulum rekonstruksi sosial, dan model kurikulum teknologis.
Kurikulum subjek akademik berorientasi pada pembentukan manusia intelek. Materi
pelajaran berupa ilmu pengetahuan, sistem nilai yang dianggap baik dan harus
disampaikan secara turun temurun. Proses pendidikan adalah upaya transfer ilmu
pengetahuan masa lampau yang dianggap baik. Keberhasilan pendidikan dilihat dari
sejauh mana siswa menguasai bahan ajar yang dipelajarinya.
Model kurikulum personal yaitu kurikulum yang berorientasi pada
pengembangan potensi siswa secara maksimal. Dalam kurikulum ini tidak ada
materi standar, karena materi disesuaikan dengan kebutuhan dan minat anak. Proses
pembelajaran lebih banyak upaya pembimbingan anak untuk menyalurkan minat
dan perhatiannya. Evaluasi dilakukan untuk melihat sejauh mana siswa merasa
senang
dalam
menjalani
aktivitas.
perangkat
keras.
Model konsep kurikulum yang manakah yang menjadi dasar pijakan kurikulum
KTSP? KTSP, pada dasarnya merupakan penyempurnaan model dari KBK
(Kurikulum Berbasis Kompetensi) yang diujicobakan oleh Depdiknas secara
nasional. KBK itu sendiri adalah kurikulum yang berbasis kompetensi. Kurikulum
berbasis kompetensi adalah salah satu jenis dari model konsep kurikulum
teknologis. Dengan demikian KTSP menggunakan model konsep kurikulum
teknologis.
Meskipun
konsep
kurikulum
teknologis
menjadi
tulang
punggung
pengembangan KTSP, tapi tidak berarti nilai esensial dari model konsep kurikulum
lainnya diabaikan. Karakter yang ada pada model konsep lainnya tetap ada, hanya
tidak dominan. Karena dalam realitas, konsep-konsep tersebut saling melengkapi.
C. Prinsip-prinsip pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan
kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan
menjiwai suatu kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum, dapat menggunakan
prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru
menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi
kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaan prinsipprinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan
lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan
dalam suatu pengembangan kurikulum.
Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan prinsipprinsip pengembangan kurikulum yang dibagi ke dalam dua kelompok: (1) prinsip
prinsip umum : relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas; (2)
prinsip-prinsip khusus: prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip
berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan
proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat
pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian. Sedangkan
Asep Herry Hernawan dkk (2002) mengemukakan lima prinsip dalam
pengembangan kurikulum, yaitu :
1. Prinsip relevansi; secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara
komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan
evaluasi).
Sedangkan
secara
eksternal
bahwa
komponen-komponen
dan
berkesinambungan.
Substansi
kurikulum
mencakup
Kesatuan
Republik
Indonesia.
sebagai
ruh
atau
jiwanya
kurikulum.
10
11
Berpusat
pada
Potensi,
Perkembangan,
Kebutuhan,
dan
3.
4.
12
6.
siswa
yang
berlangsung
sepanjang
hayat.
Kurikulum
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL, ditetapkan
oleh kepala sekolah setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah. Dengan
kata lain, pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak
ada intervensi dari Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional.
Penyusunan KTSP selain melibatkan guru dan karyawan juga melibatkan komite
sekolah serta bila perlu para ahli dari perguruan tinggi setempat. Dengan keterlibatan
komite sekolah dalam penyusunan KTSP, maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan
aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat
Kurikulum merupakan komponen sistem pendidikan yang paling rentan terhadap
perubahan. Paling tidak ada tiga faktor yang membuat kurikulum harus selalu dirubah
atau diperbaharui. Pertama, karena adanya perubahan filosofi tentang manusia dan
pendidikan,
khususnya
mengenai
hakikat
kebutuhan
peserta
didik
terhadap
14
DAFTAR PUSTAKA
Depertemen Pendidikan Nasional, 2003, Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional, Jakarta : sekretaris jenderal
2003, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan
Mulyasa, E. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung. Remaja Rosdakarya.
2007
Surya Dharma, MPA., Ph.D, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp) Direktorat
Tenaga Kependidikan, Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, 2008