Anda di halaman 1dari 3

ANALISA KASUS KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (2) DALAM KASUS IBU

ASTUTI
Ibu Astuti melaporkan kasus KDRT yang terjadi padanya ke posko Bantuan
Hukum Masyarakat desa Rulung Helok Kecamatan Natar Lampung Selatan
pada Bulan Oktober 2009 , Dokumentasi kasus (melalui form P.2) dilakukan
oleh Ibu Sujiati selaku paralegal desa Rulung Helok. Perdamaian akhirnya
dipilih sebagai cara penyelesaian kasus meski kasusnya sempat dilaporkan
ke Polsek Natar.
Kronologis Kasus
Beberapa hari sebelum kejadian KDRT terjadi, ibu asuti diberi magic com
yang sudah rusak oleh majikannya. Ibu astuti lalu berinisiatif memperbaiki
magic-com tersebut karena merasa memerlukannya. Namun biaya reparasi
magic com nya kurang meski sebenarnya sudah diberi uang oleh majikannya
sebesar Rp. 20.000,-. Biaya perbaikan seluruhnya Rp. 30.000.majikan ibu
astuti pernah mengatakan bahwa jika uang untuk biaya perbaikannya kurang
maka ibu Astuti bisa meminta lagi kekurangannya kepada pihak majikan.
Namun karena malu, Ibu astuti kemudian meminta uang kepada suaminya.
Pada tanggal 22 Oktober 2009, karena suaminya tidak memiliki uang
tambahan tersebut, suami langsung marah-marah dan memukuli ibu astuti
dengan alasan tidak bilang terlebih dahulu kepadanya kalau hendak
memperbaiki magic com tersebut.
Ibu Astuti, istri dari bapak Ahmat Muthadil kemudian melaporkan ke posko
bahwa dirinya telah dianiaya oleh suaminya ( dipukuli) hingga berakibat
muka dan bibirnya memar semua. Karena tidak terima atas perlakuan
suaminya, ibu astuti melaporkan suaminya ke polsek natar dan malam itu
juga suaminya langsung dijemput dan ditahan oleh polsek natar. Setelah 6

hari ditahan di polsek, Ibu astuti merasa tidak tega melihat suaminya
dipenjara, lalu ia mencabut perkaranya dengan syarat sang suami tidak
mengulangi perbuatannya kembali melakukan KDRT.

Analisa kasus :
Dari kronologis kasus diatas, terlihat bahwa telah terjadi kekerasan dalam
rumah tangga terhadap ibu astuti. bentuk kekerasan yang diterima ibu astuti
adalah kekerasan fisik yang mengakibatkan muka dan bibirnya memar
semua. Suami ibu Astuti dapat dijerat dengan UU No 23 Tahun 2004 tentang
PKDRT dengan pasal 44 ayat 1 UUPKDRT dengan ancaman hukuman pidana
penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak 15 juta rupiah atau
Pasal

44

ayat

yang

menyebutkan

bahwa

dalam

hal

perbuatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh suami terhadap isteri
atau sebaliknya yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk
menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencaharian atau kegiatan seharihari, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) bulan atau
denda paling banyak Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah). Respon positif
ditunjukkan oleh Polsek Natar yang segera menindaklanjuti laporan ibu
Astuti dengan melakukan penangkapan terhadap suaminya.
Upaya dan langkah Hukum
Dalam kasus ibu Astuti, ia meminta posko Bantuan Hukum masyarakat untuk
memediasi kasus KDRT yang dialaminya. Ia ingin mencabut laporannya
dikepolisian dan berdamai dengan suaminya. Untuk itu langkah hukum yang
diambil oleh GS dan paralegal yang terlibat adalah :

1. menggali kronologis kasus secara lebih detail sehingga dapat dianalisa


apakah

kasusnya

dapat

didamaikan

(sesuai

keinginan

korban)

atau

sebaliknya kasusnya tetap dilanjutkan ke proses hukum.


2. Memberitahukan kepada ibu astuti akan hak-haknya sebagai korban KDRT
dan berbagai kemungkinan atas konsekuensi-konsekuensi yang harus
ditanggungnya jika kasusnya distop atau diteruskan ke proses hukum
selanjutnya. Diantaranya adalah jika kasusnya distop dan didamaikan, bukan
tidak mungkin suaminya akan mengulang kembali tindak kekerasan yang
dilakukannya. Dan jika kasusnya tetap dilanjutkan, maka bisa saja suaminya
mendapatkan hukuman penjara dan ia beserta anak-anaknya harus siap
secara fisik, mental dan ekonomi karena tidak ada lagi yang akan
bertanggungjawab terhadap keluarganya.
3. GS , fasko dan paralegal memberikan tenggang waktu kepada ibu Astuti
dan keluarga untuk berfikir dan mengambil keputusan apakah ia akan
melanjutkan kasusnya atau tidak.
4. Setelah waktu yang ditentukan habis, paralegal mendatangi ibu Astuti
untuk menanyakan...

Anda mungkin juga menyukai