Anda di halaman 1dari 100

BREAST CANCER

MATERI
Definisi
Insiden dan Prevalensi
Patofisiologi
Etiologi dan Faktor Resiko
Diagnosis
Penanganan non
Farmakologi
Penanganan Farmakologi
Interaksi Obat
Terminologi
Studi Kasus

DEFINISI
Kanker suatu penyakit yang
dikarakterisasi dengan adanya
pertumbuhan sel tidak
terkendali, invasi pada jaringan
lokal, dan dapat bermetastasis

DEFINISI
Kanker
payudara
(carcinoma
mammae)
merupakan suatu kelompok penyakit yang
dikarakterisasi oleh pertumbuhan sel tidak
terkendali, invasi jaringan lokal dan juga berupa
tumor
malignan
(ganas)
pada
kelenjar
mammary yang bermetastasis
Kanker payudara timbul dari pertumbuhan tak
terkendali sel epitel kelenjar mammary sehingga
disebut sebagai karsinoma
Kanker payudara dapat dimulai dari sel saluran
susu (ductal cancer) dan kelenjar susu (lobular
cancer).

INSIDEN
Insiden kanker payudara pada
wanita meningkat seiring dengan
meningkatnya usia.
Pada semua kelompok usia, telah
terjadi peningkatan insiden, tetapi
peningkatan terbesar terjadi pada
grup lansia.

INSIDEN (USIA)
Kelompok usia

Insiden kanker
payudara (%)

< 20 tahun

0,0

20 34 tahun

1,9

35 44 tahun

10,5

45 54 tahun

22,5

55 64 tahun

23,7

65 74 tahun

19,6

75 84 tahun

16,2

85 tahun
5,5
Surveillance Epidemiology and End Result,
National Cancer Institute (U. S), periode
2002-2006

INSIDEN (RAS DAN ETNIK)

Gambar 1. Grafik laju insiden dan kematian


akibat kanker payudara berdasarkan ras dan
etnik selama tahun 2002-2006 (American
Cancer Society, 2009)

PREVALENSI
Di dunia kanker payudara 16% dari seluruh
kasus kanker. Penyebab kematian no. 2 setelah
kanker paru.
Di Indonesia kasus kanker pada wanita yang
tertinggi yaitu 26 orang per 100.000 wanita
(Global Burden of Cancer).
Kanker payudara pada pria di Amerika:
Tahun 2005 : 1.690 kasus
Tahun 2009 : 1.910 kasus, 440 orang meninggal.
Umumnya terdeteksi saat stadium akhir pada
pria berusia 60-70 tahun.

INSIDEN MALE BREAST


CANCER

< 1% dari seluruh kasus kanker pd pria.


Terdiagnosa pada usia 60-70 tahun.
Kasus semakin banyak terutama pada
pria muda.

ALUR TERRJADINYA KANKER


PAYUDARA

PATOFISIOLOGI
Kanker payudara

Karsinoma
Non-Invasif
1.Lobular carcinoma
In Situ (LCIS)
2.Ductal Carcinoma
In Situ (DCIS)

Karsinoma
Invasif
1.
Invasive/
Infiltrating
LobularCarcinoma
2. Invasive/ Infiltrating Ductal
Carcinoma
3. Medullary Carcinoma
4. Mucinous (Colloid)
Carcinoma
5. Tubular Carcinoma
6. Invasive Papillary
Carcinoma

ANATOMI PAYUDARA NORMAL

PROGRESI KANKER PAYUDARA

KARSINOMA NON INVASIF


A: Sel
normal
Jaringan lobular

DUCTAL CARCINOMA IN

B: Sel
kanker

LOBULAR CARCINOMA IN SITU

KARSINOMA INVASIF
1. INFILTRATING DUCTAL CARCINOMA NOS
2. INFILTRATING LOBULAR
CARCINOMA

A: Sel
normal
B: Sel

3. COLLOID CARCINOMA

4. TUBULAR
CARCINOMA

5. MEDULLAR
CARCINOMA

PAYUDARA WANITA VS PRIA


Seperti wanita, pria juga memiliki jaringan
payudara tetapi ketika masa pubertas pada
wanita akan menghasilkan hormon estrogen
lebih banyak, yang berperan pada pembentukan
payudara
Pada wanita, payudara tdd jaringan lemak
(paling banyak), kelenjar susu, dan serangkaian
saluran yang menghubungkan kelenjar susu ke
puting. Sedangkan pada payudara pria tidak
terdapat kelenjar susu (Lobul)
Pada pria, payudara tdd lemak, saluran susu
(paling banyak), dan jaringan konektif.

TIPE KANKER PAYUDARA PADA


PRIA
Invasive/Infiltrating Ductal Carcinoma
(mostly)
DCIS
Inflamatory breast disease
Paget disease
LCIS tidak pernah ditemukan pada pria

PROGRESI KANKER PAYUDARA


PRIA
Sel kanker menyebar dengan cepat dan
menginvasi jaringan sekitarnya spt.
dinding dada dan kulit.

Jarang deteksi dan diagnosa lambat


sudah stadium akhir.
Pada saat diagnosa umumnya sudah
terjadi metastasis ke paru-paru, otak,
tulang, dan hati.

ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO


Faktor usia
Faktor endokrin
Faktor genetik
Faktor lingkugan dan gaya hidup

FAKTOR USIA
Risiko kanker payudara semakin meningkat
Interval
Usia
(tahun) Probabilitas
dengan
bertambahnya
usia (%) perkembangan
invasive

kanker

payudara

selama interval

30 40

0,43 atau 1 dari 233

40 50

1,44 atau 1 dari 69

50 60

2,63 atau 1 dari 38

60 70

3,65 atau 1 dari 27

Dari

lahir

sampai

12,67 atau 1 dari 8

meninggal
SEER, survey epidemiologi dan hasil akhir. Dari Ries LAG,

FAKTOR ENDOKRIN
Menstruasi awal sebelum usia 12 tahun
Terlambat mengalami menopause (usia 55
tahun atau setelahnya).
Ooforektomi bilateral setelah usia 40 tahun
Nulliparity dan usia yang terlambat pada
kelahiran pertama ( 30 tahun)
Penggunaan HRT (hormone replacement
therapy) pada wanita pascamenopause
dengan riwayat kanker payudara umumnya
kontraindikasi.

FAKTOR GENETIK
Riwayat pribadi dan riwayat keluarga, terutama
keluarga kandung.
Kanker rahim dan ovarium
Atipikal hiperplasia diklasifikasikan sebagai unit duktal
atau lobular, dan lesi ini dapat meningkatkan risiko
seorang wanita mengalami kanker payudara sekitar
3,5-5,0 kali populasi umum.
Risiko kanker payudara pada wanita dengan payudara
padat (didefinisikan oleh mamografi) telah diperkirakan
antara 2 dan 6 kali wanita pada usia yang sama dengan
kepadatan yang rendah.
Mutasi pada gen BRCA1 maupun BRCA2 sebesar 3584%

FAKTOR LINGKUNGAN DAN


GAYA HIDUP

Makanan rendah lemak berkaitan dengan tingkat


estrogen darah yang rendah sehingga risiko
kanker payudara pun menjadi rendah.
Makanan derivat amin heterosiklik, yang diketahui
karsinogen ditemukan biasanya dalam daging
yang dimasak.
Alkohol
Radiasi , terutama pada usia muda (<20 tahun).
Banyak studi melaporkan hubungan terbalik
antara aktivitas fisik dengan risiko kanker
payudara. Latihan sederhana dapat memberikan
perlindungan terhadap kanker payudara

FAKTOR RISIKO KANKER


PAYUDARA PRIA

Terpapar radiasi terapi Hodgkins


Lymphoma
Kadar estrogen dalam tubuh tinggi misal
pada terapi kanker prostat, penyakit sirosis,
atau sindrom Klinefelter.
Sejarah keluarga dgn kanker payudara.
Genetik: mutasi pada gen BRCA2.
Obesitas
Gynecomastia pertumbuhan jaringan
payudara pada pria.

TANDA DAN GEJALA

Gejala umum :
ada benjolan
(lump) di
daerah
payudara dan
tidak terasa
sakit
Gejala yang
jarang terjadi :
terasa sakit,
keluar cairan

GEJALA KANKER PAYUDARA


PADA PRIA

DIAGNOSIS
Tiga cara deteksi awal kanker
payudara :
SADARI/SARARI (Periksa Payudara
Sendiri) atau breast self-examination,
Pemeriksaan oleh tenaga
kesehatan (SARANIS) atau (clinical
breast examination).
Mamograf, yaitu pemeriksaan
dengan X-ray pada payudara

DIAGNOSIS : SADARI

DIAGNOSIS : SADARI
Tahap 1
Lakukan di depan cermin serta gunakan tangan kiri
untuk payudara kanan dan sebaliknya untuk payudara
kiri.
Angkat tangan kiri, lalu gunakan tiga atau empat
empat jari tangan kanan dimulai dari ujung bagian luar
Tekan dengan bagian jari-jari yang pipih dalam
gerakan melingkar kecil, bergerak perlahan-lahan di
sekitar payudara.
Secara perlahan-lahan bergerak ke bagian puting, atau
sebaliknya.
Termasuk daerah sekitar payudara dan ketiak,
termasuk bagian ketiak itu sendiri.

DIAGNOSIS : SADARI
Dekap tangan di
belakang kepala,
dan tekan tangan
ke depan
Tekan tangan erat
pada pinggul dan
sedikit menunduk
ke depan cermin
ketika menarik
punggung dan
sikut ke depan

DIAGNOSIS : SADARI
Tahap 2
Lakukan secara
berbaring.
Letakkan bantal kecil di
bawah bahu kanan,
lengan kanan di bawah
kepala.
Periksa adanya
benjolan sekitar
payudara, lipatan
lengan, batas luar
payudara, dan ke
seluruh payudara.

DIAGNOSIS : SADARI
Tahap 3
Pencet puting susu dan lihat apakah
ada darah atau cairan yang keluar
Tahap 4
Lakukan tahap 2 dan 3 pada payudara
sebelah kiri, yaitu dengan meletakkan
tangan kiri di bawah kepala, lalu
gunakan tangan kanan untuk
memeriksa payudara sebelah kiri.

DIAGNOSIS : SARANIS
Pemeriksaan yang dilakukan hampir
sama dengan tahapan SADARI oleh
tenaga kesehatan
Tujuan memastikan kondisi payudara
apakah hal yang dicurigai termasuk
kanker atau bukan

DIAGNOSIS : MAMOGRAFI
Dua hal penting dari
yang diperhatikan dari
hasil mamografi, yaitu
Masses atau gumpalan
Microcalcification yaitu
kalsium berupa titiktitik halus pada
jaringan halus
payudara yang
menandakan
permulaan kanker

DIAGNOSIS : MAMOGRAFI

TES LANJUTAN
Ultrasound
memperlihatkan adanya padatan
(benjolan), kista atau campuran
keduanya. Kista tidak selalu
menunjukkan terjadi kanker, namun
padatan (benjolan) kemungkinan kanker.

HASIL ULTRASOUND
Payudara normal

kanker payudara

TES LANJUTAN
MRI
dapat memperlihatkan perbedaan antara
jaringan yang normal dan jaringan yang
tidak normal.

TES LANJUTAN
Biopsi dilakukan untuk menentukan
adanya sel kanker dan tipe sel kanker
tersebut
Terdiri dari exsicional biopsy dan needle
biopsy

STADIUM KANKER
Berdasarkan klasifikasi sistem TNM dengan
keberadaan tiga faktor yaitu:
1.T

: Tumor

2. N

: Node atau kelenjar limfe

3. M

: Metastase

STADIUM KLINIS TNM

N0 : Tidak terdapat metastasis kgb.


N1 : Metastasis ke kgb aksila ipsilateral yg mobil.
N2 : Metastasis ke kgb aksila ipsilateral terfiksir,
berkonglomerasi, atau
adanya pembesaran
kgb mamaria interna ipsilateral tanpa adanya
metastasis ke kgb aksila.
N3 : Metastasis pada kgb infraklavikular ipsilateral
dg atau tanpa
metastasis kgb aksila
atau klinis terdapat metastasis pada kgb
mamaria interna ipsilateral klinis dan metastasis
pada kgb aksila;
atau metastasis pada
kgb supraklavikula ipsilateral dg atau
tanpa
metastasis pada kgb aksila / mamaria interna.

Mx : Metastasis jauh belum dapat dinilai


M0 : Tidak terdapat metastasis jauh
M1 : Terdapat metastasis jauh

TERAPI NON FARMAKOLOGI


Operasi
Radiasi
Perubahan gaya hidup

OPERASI
Lumpektomi
Mastektomi Radikal
Mastektomi Radikal Termodifikasi
Mastektomi Total

LUMPEKTOMI
Operasi pengangkatan benjolan
(Lump)/tumor saja pada kanker
payudara

MATEKTOMI RADIKAL
Operasi pengangkatan payudara, kedua
jaringan otot pektoral mayor dan minor,
serta pengangkatan nodus axilari pada
sisi yang sama (ipsilateral).
Menyebabkan substantial morbidity,
penurunan kekuatan, penurunan
pergerakan, produksi edema (akibat
pengangkatan nodus limfa),resected
daerah payudara.

MASTEKTOMI RADIKAL
TERMODIFIKASI

Operasi pengangkatan payudara, tetapi


tetap mempertahankan seluruhnya atau
sebagian otot pektoralis mayor dan
minor, serta pengangkatan nodus axilar.
Menyebabkan less morbidity, dan
komplikasi jangka panjang dibandingkan
MASTEKTOMI RADIKAL.

MASTEKTOMI
TOTAL/SEDERHANA

Operasi pengangkatan payudara tanpa


pembedahan otot dasar atau nodus
axilari.
Kerugian:
Status nodus axilari tidak dapat
ditentukan dan oleh sebab itu informasi
prognostik penting dapat hilang.

RADIASI
Penyinaran/radiasi

adalah

proses

penyinaran pada daerah yang terkena


kanker dengan menggunakan sinar X dan
sinar gamma yang bertujuan membunuh
sel kanker yang masih tersisa di payudara
setelah operasi (Denton, 1996).

RADIASI
RADIASI SELURUH
PAYUDARA
RADIASI DINDING DADA
(termasuk
Rekonstruksi)
RADIASI NODUS
REGIONAL
Partial breast radiation
(PBI)/RADIASI PARSIAL
PAYUDARA

RADIASI SELURUH PAYUDARA


target : jaringan payudara mayor.
Akan baik jika dilakukan clinical assessment
dan CT-based treatment planning.
Dosis 45-50 Gy dalam 1.8 - 2 Gy per fraksi,
atau 42.5 Gy dalam 2.66 Gy per fraksi.
Dapat dilakukan dengan brachytherapy atau
electron beam atau photon fields. Dosis 1016 Gy dalam 2 Gy/fx.
Diberikan 5 hari dalam seminggu.

RADIASI DINDING DADA


Target : ipsilateral dinding dada, luka
bekas mastektomi, dan sisi yang basah
jika memungkinkan.
Teknik menggunakan photon dan atau
elektron
Dilakukan CT-based treatment planning
untuk mengidentifikasi volume paru-paru
dan jantung, dan meminimalkan ekspos
ke irgan tsb.

RADIASI NODUS REGIONAL


Target : CT-based treatment planning.
Untuk identifikasi nodus mammary internal:
digunakan lokasi arteri dan vena mammary
internal untuk mengentahui letak nodus yang
biasanya tidak terlihat.
Dosis: 50-60 Gy, diberikan 2 Gy per fraksi
Dilakukan 5 kali dalam seminggu
Jika nodus limfa mammary internal secara klinis
positif, terapi radiasi harus diberikan ke nodus
mammary internal.
Perlu CT treatment planning

PARTIAL BREAST RADIATION (PBI)


PBI hanya untuk prospective trial.
PBI dapat diberikan dengan brachytherapy
ataupun radiasi external menggunakan 3-D
conformal radiation or IMRT.
Target : tumor bed , margin 1 cm
Dosis:

- brachytherapy: 34 Gy dalam 10 fraksi


diberikan 2 kali sehari
- radiasi photon: 38.5 Gy dalam 10 fraksi
diberikan 2 kali sehari

BRACHYTHER
APY

menggunakan
sumber radioaktif
yang dipasang
langsung ke daerah
di mana tumor/
kanker berada.
Ada 2 metode:

1.interstitial
2.single-balloon

INTERSTITIAL
BRACHYTHERAPY

Tabung plastik cekung tipis berukuran 10-20


akan dimasukkan ke dalam payudara. Suatu
mesin Afterloader akan menyebarkan
sumber radioaktif ke setiap lubang tabung.
CT scan dan program terkomputerisasi akan
memplot penempatan yang tepat dari sumber
radioaktif untuk memastikan bahwa seluruh
daerah mendapatkan dosis radiasi.
Setelah perawatan, yang berlangsung 5-10
menit,pasien bebas untuk pulang.
Perawatan dilakukan 10 kali dalam 5 hari

SINGLE BALOON/KATETER
BRACHYTHERAPY
Prinsip sama

Setelah pengangkatan benjolan (lumpektomi), ke


dalam payudara dimasukkan tube tipis yang
unjungnya terdapat balon. Balon akan
mengembang dengan garam dan memberikan
ruang.
pelet radioaktif kecil disemprotkan ke balon melalui
tube, dan dibiarkan selama lima menit.
Prosedur ini diulang dua kali sehari selama lima
hari.
Pasien dapat bebas untuk meninggalkan rumah
sakit setelah brachytherapy

BRACHYTHERAPY
Penelitian telah menunjukkan bahwa
brachytherapy dan Radiasi eksternal samasama efektif dalam menghancurkan sel-sel
kanker di dalam payudara, dan mengurangi
kemungkinan kambuhnya kanker setempat.

Brachytherapy memberikan intensitas yang


lebih tinggi pada tumor/kanker, dan
mencegah resiko radiasi jaringan normal di
sekitarnya, seperti paru-paru atau jantung.

PERUBAHAN GAYA HIDUP

Konsumsi sayuran dan buah-buahan


Menghindari merokok dan konsumsi alkohol
Olah raga secara teratur
Kurangi lemak
Konsumsi suplemen antioksidan
Makan lebih banyak serat
Makan lebih banyak tahu&makanan dari kedelai
Kurangi makanan gorengan & makanan mengandung
protein tinggi
Batasi makanan yang diolah dengan suhu tinggi & lama
Hati-hati dengan penggunaaan pemanis buatan,
pewarna makanan serta zat pengawet yang berlebihan.

DIAGNOSA & TERAPI NON


FARMAKOLOGI
KANKER PAYUDARA PRIA

Diagnosa = diagnosa kanker payudara


wanita.
Surgery: Modified Radical Mastectomy.
Jarang dilakukan Breast Conserving
Surgery kanker payudara pria sering
melibatkan areola, kulit, dan puting. Selain
itu jaringan yang akan dipertahankan
terlalu kecil.
Terapi radiasi.

TERAPI FARMAKOLOGI
BERDASARKAN ZAT YANG DIGUNAKAN

TERAPI FARMAKOLOGI
BERDASARKAN WAKTU DIGUNAKANNYA

Adjuvant
penggunaan terapi sistemik setelah
terapi lokal (operasi, radiasi)

Tujuan: memusnahkan
mikrometastasis, sel kanker
yang tertinggal pada saat
operasi

Terapi
Farmakologi
Neoadjuvant
penggunaan terapi sistemik
sebelum terapi lokal

Tujuan: mengurangi
kelimpahan tumorukuran
tumor menyusutoperasi
lebih mudah

KEMOTERAPI
Kemoterapi pengobatan penyakit dengan sarana
berupa obat-obat atau zat-zat kimiawi sitotoksik
Durasi terapi optimal 12-24 minggu
Pemberian obat dilakukan dalam beberapa siklus
dengan tiap periode diikuti tahap recovery
1 siklus = 3 atau 4 minggu, umumnya 4 atau 6 siklus
Regimen kombinasi lebih efektif daripada agen
tunggal
Efek samping umum obat kemoterapi :
Umumnya kemoterapi menyebabkan efek samping
mual dan muntah, myelosuppression, ulcer pada
mulut, diare ,rambut rontok, kehilangan nafsu makan

KEMOTERAPI
Efek samping lain
Premature menopause & infertilitas
Cacat pada janin
Neuropati taxane (paclitaxel, docetaxel)
Ototoksisitas Cisplatin, Carboplatin, alkaloid
vinca
Cardiotoksisitasdoxorubicin, epirubicin
Alergi docetaxel, doxorubicin, paclitaxel,
vinorelbine
Kulit sensitif terhadap cahayadoxorubicin,
epirubicin, 5-FU, methotrexate

Purine synthesis

Pirimidine
Synthesis

Antifolat:
Methotrexate
Menghambat
sintesis cincin
purin

Ribonucleotid
e
Deoxyribonucleoti
de

Menghambat
sintesis dTMP
Analog cytosine:
Cytarabine

Menghambat
sintesis dTMP
Antrasiklin
:Doxorubicin,
Epirubicin
Interkalasi
dengan DNA

Analog urasil :
5-fluorouracil,
Capecitabine(
prodrug)

DNA

Menghambat
sintesis DNA
Alkylating agent:
cyclophosphamid
e
crosslink DNA

Menghambat
sintesis RNA
Taxane:
paclitaxel,
docetaxel
Menghambat
fungsi mikrotubul

TERAPI ENDOKRIN
Prinsip :
Hormon seks menstimulasi +mengatur proliferasi dan fungsi
jaringan tertentu
Reseptor sel permukaan pada kanker payudara adalah
estrogen
Terapi endokrin kehadiran protein reseptor estrogen pada
tumor atau metastasis

6 Kelas Terapi Endokrin :


Inhibitor aromatase
Anti estrogen
Analog Luteinizing Hormon Releasing Hormon (LHRH)
Progestin
Estrogen, dan
Androgen

TERAPI ENDOKRIN
Inhibitor
Aromatase

Aromatase
mengkatalisis
pengubahan
androgen
menjadi
estrogen
Inhibitor
aromatase
menurunkan
tingkat estrogen
Hanya untuk
pasien post
menopause
C : Anastrazole,
Letrazole,

TERAPI ENDOKRIN
Anti Estrogen
Terdiri atas :
Selective
Estrogen
Receptors
Modulators
(SERMs),
c: Tamoxifene
anti estrogen
murni atau
Selective
Estrogen
Receptors
Downregulating

TERAPI ENDOKRIN
Analog Luteinizing Hormon Releasing Hormon (LHRH)
Menurunkan reseptor LHRH di pituitari penurunan
hormon luteinizing penurunan estrogen hingga taraf
kemandulan (oophorectomy kimiawi).
Progestin
Obat third-line setelah pasein gagal pengobatan inhibitor
aromatase dan anti estrogen.
Estrogen & Androgen Tidak lagi digunakan
Estrogen & Androgen dosis tinggi tidak lagi digunakan
karena efek sampingnya dan terdapat obat pilihan yang
lebih dapat ditoleransi (contohnya inhibitor aromatase).

TERAPI BIOLOGI
Merupakan terapi bertarget
Transtuzumab (Herceptin)
Antibodi monoklonal HER-2
u/ kanker payudara metastasis atau positif HER-2
Digunakan tunggal ataupun kombinasi
Dosis:
Awal
: 8 mg/kg bb iv
pemeliharaan : 6 mg/kg bb iv (stl 3 pekan dari dosis awal,
diberikan tiap 3 pekan)
atau
Awal
: 4 mg/kg bb iv
pemeliharaan : 2 mg/kg bb iv (setelah 1 pekan dari dosis
awal, diberikan tiap 1 pekan)
Efek samping :
kardiotoksisitas (reversibel), demam, gangguan GI,
hipersensitivitas, reaksi pulmonari

Pembelahan sel
kanker terhenti

HER2 Growth factor dari sel


kanker

TERAPI BIOLOGI
Lapatinib
inhibitor tyrosine kinase HER-2 & EGFR/HER-1
untuk kanker payudara metastasis, terutama yg
tidak berespon pada kemoterapi dan
transtuzumab.
Diberikan dalam kombinasi dengan capecitabine
Dosis:
capecitabine: 1000 mg/m2 PO 2 x 1 (hari 1-14)
lapatinib : 1250 mg PO setiap hari (hari 1-21)
Pemberian diulang setiap 21 hari
Efek samping:
ruam, diare, hepatotoksis, perpanjangan interval QT

Penentuan terapi yang digunakan di


dasarkan pada :
Stadium kanker
Status hormon reseptor (ER & PR) dan growth
factor (HER2)
Status Menopause
(premenopause/postmenopause)

Guideline Therapy

National Comprehensive Cancer Network

(berdasarkan Guideline NCCN)

TERAPI FARMAKOLOGI KANKER


PAYUDARA PRIA
Kemoterapi

Terapi hormonal
Kebanyakan sel kanker payudara pria
ekspresi reseptor estrogen.
Terapi pilihan tamoxifen dan aromatase
inhibitor.
ES: sakit kepala, mual, libido turun, impoten,
meningkatkan risiko tjdnya gumpalan darah
dan deep vein thrombosis.

TERAPI UNTUK METASTASIS JAUH


KANKER PAYUDARA PRIA
Orchiectomy pengangkatan testis
produksi hormon seks
Agonis LHRH dengan/tanpa blokade total
androgen produksi hormon seks
Tamoxifen
Aromatase Inhibitor

INTERAKSI OBAT
KEMOTERAPI

Obat 1
Obat 2
Golongan
Obat
Obat
Inhibitor
Adriamisin
Antineoplastik
topoisomeras (doxorubicyn) (misal.siklofosfamid,
e
daunorubisin, idarubisin,
mitoxantron)
Siklofosfamid
Agen myelosuppresif

Epirubicin

Zat
pengalkilasi

Daktinomisin
Vinkristin
Siklosforin
Agen calcium-channel
blocking
Antineoplastik
Agen calcium-channel
blocking (misal.verapamil)
Obat kardiotoksik
Simetidin

Cytoxan
Mesna
(cyclophospa

Interaksi
Efek kardiotoksik meningkat

Induksi hemorrhagic cystitis


Mercaptopurine meningkat
Induksi hepatotoksik
Toksisitas hematologi
meningkat
Acute recall pneumonitis
Seizure dan/atau koma
Toksisitas hemtologik
Kardiotoksisitas
Interaksi farmakodinamik
Kardiotoksisitas
Kardiotoksik meningkat
Konsentrasi epirubisin
meningkat
Toksisitas kandung kemih
menurun

INTERAKSI OBAT
KEMOTERAPI

Obat 1
Golongan
Obat
Obat
Antimetabolit Fluorouracil

Obat 2
Cimetidine
Cisplatin

Asam folat
Metronidazol
Gemcitabine Methotrexate Obat protein-bound
(misal.salisilat, sulfonamid,
sulfonilurea, fenitoin,
fenilbutazon, tetrasiklin,
kloramfenikol, asam
aminobenzoat)
Asam organik lemah
(misal.salisilat)
NSAID
Penisilin
Pirimetamin
Co-trimoxazol
Asam folat

Interaksi
Kadar serum fluorouracil
meningkat
Toksisitas meningkat
Kardiotoksik meningkat
(cisplatin dosis besar)
Toksisitas akut muncul
Toksisitas meningkat
Toksisitas meningkat

Akumulasi metotrexat
meningkat
Toksisitas GI dan hematologik
pada pasien tertentu
Toksisitas GI dan hematologik
Konsentrasi metotrexat bebas
meningkat
Efek metotrexat menurun

INTERAKSI OBAT
KEMOTERAPI
Obat 1
Golongan
Obat
Obat
Taxane
Paclitaxel

Docetaxel

Obat 2
Depresan SSP
(misal.antihistamin, opiat)
Obat yang mempengaruhi
enzim mikrosomal hati
(misal.katokonazol,
verapamil, diazepam,
kuinidin, dexametason,
siklosporin, teniposid,
etoposid, vinkristin,
testosteron, etinil estradiol,
asam retinoat, quercetin)
Cisplatin
Doxorubisin
Siklofosfamid
Eritromisin, ketoconazole,
midazolam, dll
Senyawa barbiturat

Interaksi
Depresi SSP
Konsentrasi plasma
meningkat

Myelosupresi meningkat
Kardiotoksik meningkat
Neutropenia dan
trombositopenia meningkat
Kadar serum docetaxel
meningkat
Kadar serum docetaxel
menurun

INTERAKSI OBAT
KEMOTERAPI
Obat 1
Kelas
Obat
Inhibitor
Anastrozol
aromatase non
steroid

Inhibitor
aromatase
steroid

Obat 2
Estrogen
Tamoksifen

Letrozol

Estrogen
Tamoksifen

Exemestan

Inhibitor
sitokrom
isoenzim 3A4
Inducer
sitokrom
isoenzim 3A4
Estrogen

Anti estrogen - Tamoxifen


SERMs

Antikoagulan
(misal.warfarin)
Fenobarbital
Bromokriptin

Toremifen

Obat antikoagulan

Interaksi
Efek antagonis
Konsentrasi
serum
anastrazol turun
Efek antagonis
Konsentrasi serum letrozol
turun
P-450 Konsentrasi
serum
exemestan meningkat
P-450 Konsentrasi
serum
exemestan menurun
Efek antagonis
Hipotrombinemik
Konsentrasi
serum
tamoxifen menurun
Risiko
tromboembolik
meningkat
Resiko pendarahan
meningkat

INTERAKSI OBAT TERAPI


ENDOKRIN
Obat 1
Kelas
Obat
Anti estrogen - Fulvestrant
SERDs
Analog LHRH

Goserelin
Leuprolid
Triptorelin

Progestin

Obat 2
Obat antikoagulan

Interaksi
Resiko pendarahan
meningkat

Tidak ada formal interaksi obat


Tidak ada formal interaksi obat
Obat yang menginduksi
Efek triptorelin menurun
hiperprolaktinemia
(missal.agen antipsikotik
klorpromazin, haloperidol,
molindon, olanzapin,
proklorperazin, risperidon;
metildopa;
metoklopramid, reserpin)

Megestrol
Aminogluthetimide
asetat
Medroxyproge Warfarin
steron

Konsentrasi
serum
progestin meningkat
Efek warfarin meningkat

INTERAKSI OBAT TERAPI


ENDOKRIN
Obat 1
Kelas
Estrogen

Obat

Obat 2

Interaksi

Diethylstilbestr Inducer CYP3A4

Metabolisme

ol

etinilestradiol meningkat

Ethinyl

Parasetamol

Eliminasi

Inducer CYP3A4

meningkat
Metabolisme

estradiol

parasetamol

etinilestradiol meningkat
Inhibitor CYP3A4

Metabolisme
etinilestradiol menurun

Estrogen
terkonjugasi

Kortikosteroid
Inducer CYP3A4

Konsentrasi serum
kortikosteroid meningkat
Metabolisme
etinilestradiol meningkat

Inhibitor CYP3A4

Metabolisme
etinilestradiol menurun

INTERAKSI OBAT TERAPI


ENDOKRIN
Obat 1
Golongan
Obat
Obat
Taxane
Paclitaxel

Docetaxel

Obat 2
Depresan SSP
(misal.antihistamin, opiat)
Obat yang mempengaruhi
enzim mikrosomal hati
(misal.katokonazol,
verapamil, diazepam,
kuinidin, dexametason,
siklosporin, teniposid,
etoposid, vinkristin,
testosteron, etinil estradiol,
asam retinoat, quercetin)
Cisplatin
Doxorubisin
Siklofosfamid
Eritromisin, ketoconazole,
midazolam, dll
Senyawa barbiturat

Interaksi
Depresi SSP
Konsentrasi plasma
meningkat

Myelosupresi meningkat
Kardiotoksik meningkat
Neutropenia dan
trombositopenia meningkat
Kadar serum docetaxel
meningkat
Kadar serum docetaxel
menurun

INTERAKSI OBAT TERAPI


BIOLOGI
Obat 1
Trastuzuma
b
Lapatinib

Obat 2

Inducer CYP3A4

Interaksi
Konsentrasi serum trastuzumab
meningkat
Metabolisme lapatinib meningkat

Inhibitor CYP3A4

Metabolisme lapatinib menurun

Inhibitor P-Glikprotein

Konsentrasi lapatinib dalam sel


otak meningkat

Paclitaxel

STUDI KASUS 1
Pasien : Ny. AZ, 42 tahun
Terdapat benjolan sebesar kelereng di
payudara kiri
Setelah satu siklus menstruasi, benjolan
tidak hilang
Menstruasinya teratur, tidak ada masalah
pada payudaranya
Hamil pertama usia 35 tahun
Neneknya pernah didiagnosa menderita
kanker payudara pada usia 75 tahun

PEMBAHASAN STUDI KASUS


1

Mammogram diagnostik dan ultrasound: adanya


jaringan payudara yang padat dengan kemungkinan
distorsi arsitektural tetapi tidak ganas, yang
didefinisikan sebagai massa hipoechoic yang tidak
teratur dengan ukuran 0,8 x 0,7 x 1,9 cm
Biopsi jarum pada lesi: DCIS berukuran 1 cm.
Tumornya ER dan PR (-) dan HeR2/neu (+)
Biopsi Nodus Limpa Sentinel: positif terjadi
metastatis pada nodus limfa sentinel dan dua nodus
limpa lainnya
Penanganan: Lumpektomi, Diseksi nodus limpa aksila
Hasil: Ny AZ pulih dengan baik setelah operasi dan
dia menjaga pola hidup sehat dan melakukan latihan
fisik (olahraga) secara teratur.

STUDI KASUS 2
Pasien : Ny. B, 57 tahun
Diagnosa : infiltrasi karsinoma duktal
pada payudara kiri, ukuran 1,2x0,9x0,9 cm
Nilai TNM : T1N0M0; stadium 1
Tidak ada nodus limfe yang terkena;
kanker hanya pada satu payudara
Hormon reseptor positif (ER/PR +) dan
HER2/neu (-)

PEMBAHASAN STUDI KASUS


2

Penanganan : lumpektomi, diseksi nodus limfe axillary dan


reexcision surgery

Tes lanjutan : Oncotype DX; Hasil : Inhibitor aromatase letrozole


digunakan sebagai terapi adjuvant setelah kemoterapi dan radiasi
selesai
3 minggu setelah operasi, pasien mendapatkan 6 siklus kemoterapi
kombinasi, yaitu:
Cyclophosphamide (600 mg/m2)
Methotrexate (40 mg/m2)
Fluorouracil (5FU; 600 mg/m2).
Setelah kemoterapi yang ketiga, pasien diberi injeksi Filgrastim
(Neupogen) selama 4 hari karena terjadi peningkatan neutropenia.
6 hari setelah kemoterapi, pasien menjalani external beam radiasi
pada 33 fraksi untuk dosis total 5940 cGy

STUDI KASUS 3
Pasien: wanita berusia 49 tahun
Enam bulan memiliki benjolan pada payudara
kirinya, tidak terasa sakit.
Pada usia 16 tahun, dia pernah menjalani SCM
(Subcutaneous Mastectomy) dengan implantasi
silikon prosthese pada payudaranya karena
adanya fibrositik yang luas dengan disertai
adenosis.
Pemeriksaan fisik: benjolan ukuran 1,5 cm, mobile,
dan teraba di permukaan. Tidak teraba adanya
pembesaran kelenjar getah bening.
Mammographi: tidak begitu maksimal, karena
bekas SCM terdahulu.

STUDI KASUS 3
Sonographi: ada massa hipoechoic, padat, tidak
terkalsifikasi, ada pembatas, berbentuk bulat telur,
berukuran 1,5 cm

Hasil biopsi: karsinoma yang menginfiltrasi duktal, yang


berhubungan dengan DCIS. Hormon reseptor(ER/PR)
positif, HER-2/neu negatif.
Pemeriksaan genetik: karier gen BRCA-2: 6503delTT
yang banyak bermutasi pada orang Perancis Kanada.
Ayahnya didiagnosa kanker payudara pada usia 77th,
sedangkan ibunya pada usia 79th. Kakak sepupunya
dari pihak ayah (52th) juga menderita kanker payudara
dan diketahui penyebabnya mutasi dari gen BRCA-2.

PEMBAHASAN STUDI KASUS


3

Penanganan: terapi profilaksis salpingooophorectomy


dengan
hysterectomy,
bersamaan dengan pengangkatan kompleks
puting-areola dan sisa jaringan payudara.
Pemeriksaan patologi dari hasil mastektomi
menunjukkan hiperplasia stroma adnexal
bilateral, beberapa leiomyomata dalam
miometrium serta hiperplasia epitel duktal
sederhana tanpa atypia. Tidak terbukti
adanya keganasan.

STUDI KASUS 4
Pasien: Tn AN, usia 85 tahun
Terdapat massa berukuran 7 cm, dan dapat
bergerak pada aksila kanan di sepanjang dinding
dada
kanan,
tidak
teraba
adanya
lymphadenopathy.
Tidak ada faktor resiko kanker payudara yang
memungkinkan seperti trauma payudara, paparan
radiasi, ataupun sejarah keluarga.
Dilakukan excision yang lebar untuk mengangkat
massa pada aksila kanan melalui incision linear
secara
menyamping,
dengan
margin
otot
pektoralis mayor kanan. Massa tampaknya terdiri
dari jaringan nodus dengan pusat nekrotik yang
melekat ke struktur sekitarnya, termasuk otot
pectoralis mayor dan otot interoseus.

PEMBAHASAN STUDI KASUS


4

Massa aksilaris memiliki hormon reseptor (ER/PR)


negatif, Ki67 positif, p53 positif, dan HER-2-neu/CerbB2 positif lemah.
Hasil MRI pada tulang belakang dada tidak
menunjukkan adanya metastasis.
Satu bulan setelah eksisi, dilakukan mastektomi radikal
kanan melalui sayatan berbentuk bulan sabit yang
meliputi kompleks puting/areolar serta situs biopsi
sebelumnya.
Final patologi: menunjukkan metaplastic karsinoma
payudara kelas tinggi dengan skuamosa diferensiasi.
Multiple nodul tumor terlihat di seluruh spesimen
dengan nodul terbesar berdiameter 3 cm. Dua dari
enam nodus aksila dinyatakan positif metastasis tumor.
Kanker tersebut T3, N2, M0, stadium 3A.
Setelah mastektomi, puting susu, kulit, dan pusat
parenchyma payudara bebas dari tumor.

PUSTAKA

American Cancer Society, 2009, Breast Cancer Facts and Figures 2009-2010, American
Cancer Society Inc., Atlanta.

Couch, Fergus J. And Barbara L. Weber, 2002, Breast Cancer, in: The Genetic Basis of
Human Cancer, B. Vogelstein and Kenneth W. Kinzler (Eds.), 2 nd ed., The McGraw-Hill
Companies, New York, 549-554.

Corwin, Elizabeth J., 2008, Handbook of Pathophysiology, 3rd Edition, Lippincott Williams
& Wilkins. Robin 306

DeBruin, L.S. and P. David Josephy,2002, Perspectives on the Chemical Etiology of


Breast Cancer, Environmental Health Perspectives, VOLUME 110, February 2002

Lindley, Celeste and Laura B. Michaud, 2005, Breast Cancer, in: Pharmacotherapy A
Pathophysiologic Approach, J. T. Dipiro et al. (Eds.), 6th ed., The McGraw-Hill Companies
Inc., New York, 2329-2361.

National Cancer Institutes, What You Need To Know About Breast Cancer, 2009. page 813

M. D., Heinz Lllmann, et all. 2000. Color Atlas of Pharmacology 2nd edition, revised and
expanded. New York : Thieme Stuttgart , p296-299

NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology : Breast Cancer V.I.2010

Robbins, Cotran., 2004, Breast Diseases, in: Pathologic Basis of Disease , Vinay Kumar et
al. (Eds.), 8th ed., Elseviers Health and Sciences Right, Philadelphia PA USA, 1073-1089

Zdanowicz, M. M.,2003, Essentials of Pathophysiology for Pharmacy, Boca Raton London


New York Washington, D.C., CRC Press LLC

Anda mungkin juga menyukai