Breast Cancer-Presentation
Breast Cancer-Presentation
MATERI
Definisi
Insiden dan Prevalensi
Patofisiologi
Etiologi dan Faktor Resiko
Diagnosis
Penanganan non
Farmakologi
Penanganan Farmakologi
Interaksi Obat
Terminologi
Studi Kasus
DEFINISI
Kanker suatu penyakit yang
dikarakterisasi dengan adanya
pertumbuhan sel tidak
terkendali, invasi pada jaringan
lokal, dan dapat bermetastasis
DEFINISI
Kanker
payudara
(carcinoma
mammae)
merupakan suatu kelompok penyakit yang
dikarakterisasi oleh pertumbuhan sel tidak
terkendali, invasi jaringan lokal dan juga berupa
tumor
malignan
(ganas)
pada
kelenjar
mammary yang bermetastasis
Kanker payudara timbul dari pertumbuhan tak
terkendali sel epitel kelenjar mammary sehingga
disebut sebagai karsinoma
Kanker payudara dapat dimulai dari sel saluran
susu (ductal cancer) dan kelenjar susu (lobular
cancer).
INSIDEN
Insiden kanker payudara pada
wanita meningkat seiring dengan
meningkatnya usia.
Pada semua kelompok usia, telah
terjadi peningkatan insiden, tetapi
peningkatan terbesar terjadi pada
grup lansia.
INSIDEN (USIA)
Kelompok usia
Insiden kanker
payudara (%)
< 20 tahun
0,0
20 34 tahun
1,9
35 44 tahun
10,5
45 54 tahun
22,5
55 64 tahun
23,7
65 74 tahun
19,6
75 84 tahun
16,2
85 tahun
5,5
Surveillance Epidemiology and End Result,
National Cancer Institute (U. S), periode
2002-2006
PREVALENSI
Di dunia kanker payudara 16% dari seluruh
kasus kanker. Penyebab kematian no. 2 setelah
kanker paru.
Di Indonesia kasus kanker pada wanita yang
tertinggi yaitu 26 orang per 100.000 wanita
(Global Burden of Cancer).
Kanker payudara pada pria di Amerika:
Tahun 2005 : 1.690 kasus
Tahun 2009 : 1.910 kasus, 440 orang meninggal.
Umumnya terdeteksi saat stadium akhir pada
pria berusia 60-70 tahun.
PATOFISIOLOGI
Kanker payudara
Karsinoma
Non-Invasif
1.Lobular carcinoma
In Situ (LCIS)
2.Ductal Carcinoma
In Situ (DCIS)
Karsinoma
Invasif
1.
Invasive/
Infiltrating
LobularCarcinoma
2. Invasive/ Infiltrating Ductal
Carcinoma
3. Medullary Carcinoma
4. Mucinous (Colloid)
Carcinoma
5. Tubular Carcinoma
6. Invasive Papillary
Carcinoma
DUCTAL CARCINOMA IN
B: Sel
kanker
KARSINOMA INVASIF
1. INFILTRATING DUCTAL CARCINOMA NOS
2. INFILTRATING LOBULAR
CARCINOMA
A: Sel
normal
B: Sel
3. COLLOID CARCINOMA
4. TUBULAR
CARCINOMA
5. MEDULLAR
CARCINOMA
FAKTOR USIA
Risiko kanker payudara semakin meningkat
Interval
Usia
(tahun) Probabilitas
dengan
bertambahnya
usia (%) perkembangan
invasive
kanker
payudara
selama interval
30 40
40 50
50 60
60 70
Dari
lahir
sampai
meninggal
SEER, survey epidemiologi dan hasil akhir. Dari Ries LAG,
FAKTOR ENDOKRIN
Menstruasi awal sebelum usia 12 tahun
Terlambat mengalami menopause (usia 55
tahun atau setelahnya).
Ooforektomi bilateral setelah usia 40 tahun
Nulliparity dan usia yang terlambat pada
kelahiran pertama ( 30 tahun)
Penggunaan HRT (hormone replacement
therapy) pada wanita pascamenopause
dengan riwayat kanker payudara umumnya
kontraindikasi.
FAKTOR GENETIK
Riwayat pribadi dan riwayat keluarga, terutama
keluarga kandung.
Kanker rahim dan ovarium
Atipikal hiperplasia diklasifikasikan sebagai unit duktal
atau lobular, dan lesi ini dapat meningkatkan risiko
seorang wanita mengalami kanker payudara sekitar
3,5-5,0 kali populasi umum.
Risiko kanker payudara pada wanita dengan payudara
padat (didefinisikan oleh mamografi) telah diperkirakan
antara 2 dan 6 kali wanita pada usia yang sama dengan
kepadatan yang rendah.
Mutasi pada gen BRCA1 maupun BRCA2 sebesar 3584%
Gejala umum :
ada benjolan
(lump) di
daerah
payudara dan
tidak terasa
sakit
Gejala yang
jarang terjadi :
terasa sakit,
keluar cairan
DIAGNOSIS
Tiga cara deteksi awal kanker
payudara :
SADARI/SARARI (Periksa Payudara
Sendiri) atau breast self-examination,
Pemeriksaan oleh tenaga
kesehatan (SARANIS) atau (clinical
breast examination).
Mamograf, yaitu pemeriksaan
dengan X-ray pada payudara
DIAGNOSIS : SADARI
DIAGNOSIS : SADARI
Tahap 1
Lakukan di depan cermin serta gunakan tangan kiri
untuk payudara kanan dan sebaliknya untuk payudara
kiri.
Angkat tangan kiri, lalu gunakan tiga atau empat
empat jari tangan kanan dimulai dari ujung bagian luar
Tekan dengan bagian jari-jari yang pipih dalam
gerakan melingkar kecil, bergerak perlahan-lahan di
sekitar payudara.
Secara perlahan-lahan bergerak ke bagian puting, atau
sebaliknya.
Termasuk daerah sekitar payudara dan ketiak,
termasuk bagian ketiak itu sendiri.
DIAGNOSIS : SADARI
Dekap tangan di
belakang kepala,
dan tekan tangan
ke depan
Tekan tangan erat
pada pinggul dan
sedikit menunduk
ke depan cermin
ketika menarik
punggung dan
sikut ke depan
DIAGNOSIS : SADARI
Tahap 2
Lakukan secara
berbaring.
Letakkan bantal kecil di
bawah bahu kanan,
lengan kanan di bawah
kepala.
Periksa adanya
benjolan sekitar
payudara, lipatan
lengan, batas luar
payudara, dan ke
seluruh payudara.
DIAGNOSIS : SADARI
Tahap 3
Pencet puting susu dan lihat apakah
ada darah atau cairan yang keluar
Tahap 4
Lakukan tahap 2 dan 3 pada payudara
sebelah kiri, yaitu dengan meletakkan
tangan kiri di bawah kepala, lalu
gunakan tangan kanan untuk
memeriksa payudara sebelah kiri.
DIAGNOSIS : SARANIS
Pemeriksaan yang dilakukan hampir
sama dengan tahapan SADARI oleh
tenaga kesehatan
Tujuan memastikan kondisi payudara
apakah hal yang dicurigai termasuk
kanker atau bukan
DIAGNOSIS : MAMOGRAFI
Dua hal penting dari
yang diperhatikan dari
hasil mamografi, yaitu
Masses atau gumpalan
Microcalcification yaitu
kalsium berupa titiktitik halus pada
jaringan halus
payudara yang
menandakan
permulaan kanker
DIAGNOSIS : MAMOGRAFI
TES LANJUTAN
Ultrasound
memperlihatkan adanya padatan
(benjolan), kista atau campuran
keduanya. Kista tidak selalu
menunjukkan terjadi kanker, namun
padatan (benjolan) kemungkinan kanker.
HASIL ULTRASOUND
Payudara normal
kanker payudara
TES LANJUTAN
MRI
dapat memperlihatkan perbedaan antara
jaringan yang normal dan jaringan yang
tidak normal.
TES LANJUTAN
Biopsi dilakukan untuk menentukan
adanya sel kanker dan tipe sel kanker
tersebut
Terdiri dari exsicional biopsy dan needle
biopsy
STADIUM KANKER
Berdasarkan klasifikasi sistem TNM dengan
keberadaan tiga faktor yaitu:
1.T
: Tumor
2. N
3. M
: Metastase
OPERASI
Lumpektomi
Mastektomi Radikal
Mastektomi Radikal Termodifikasi
Mastektomi Total
LUMPEKTOMI
Operasi pengangkatan benjolan
(Lump)/tumor saja pada kanker
payudara
MATEKTOMI RADIKAL
Operasi pengangkatan payudara, kedua
jaringan otot pektoral mayor dan minor,
serta pengangkatan nodus axilari pada
sisi yang sama (ipsilateral).
Menyebabkan substantial morbidity,
penurunan kekuatan, penurunan
pergerakan, produksi edema (akibat
pengangkatan nodus limfa),resected
daerah payudara.
MASTEKTOMI RADIKAL
TERMODIFIKASI
MASTEKTOMI
TOTAL/SEDERHANA
RADIASI
Penyinaran/radiasi
adalah
proses
RADIASI
RADIASI SELURUH
PAYUDARA
RADIASI DINDING DADA
(termasuk
Rekonstruksi)
RADIASI NODUS
REGIONAL
Partial breast radiation
(PBI)/RADIASI PARSIAL
PAYUDARA
BRACHYTHER
APY
menggunakan
sumber radioaktif
yang dipasang
langsung ke daerah
di mana tumor/
kanker berada.
Ada 2 metode:
1.interstitial
2.single-balloon
INTERSTITIAL
BRACHYTHERAPY
SINGLE BALOON/KATETER
BRACHYTHERAPY
Prinsip sama
BRACHYTHERAPY
Penelitian telah menunjukkan bahwa
brachytherapy dan Radiasi eksternal samasama efektif dalam menghancurkan sel-sel
kanker di dalam payudara, dan mengurangi
kemungkinan kambuhnya kanker setempat.
TERAPI FARMAKOLOGI
BERDASARKAN ZAT YANG DIGUNAKAN
TERAPI FARMAKOLOGI
BERDASARKAN WAKTU DIGUNAKANNYA
Adjuvant
penggunaan terapi sistemik setelah
terapi lokal (operasi, radiasi)
Tujuan: memusnahkan
mikrometastasis, sel kanker
yang tertinggal pada saat
operasi
Terapi
Farmakologi
Neoadjuvant
penggunaan terapi sistemik
sebelum terapi lokal
Tujuan: mengurangi
kelimpahan tumorukuran
tumor menyusutoperasi
lebih mudah
KEMOTERAPI
Kemoterapi pengobatan penyakit dengan sarana
berupa obat-obat atau zat-zat kimiawi sitotoksik
Durasi terapi optimal 12-24 minggu
Pemberian obat dilakukan dalam beberapa siklus
dengan tiap periode diikuti tahap recovery
1 siklus = 3 atau 4 minggu, umumnya 4 atau 6 siklus
Regimen kombinasi lebih efektif daripada agen
tunggal
Efek samping umum obat kemoterapi :
Umumnya kemoterapi menyebabkan efek samping
mual dan muntah, myelosuppression, ulcer pada
mulut, diare ,rambut rontok, kehilangan nafsu makan
KEMOTERAPI
Efek samping lain
Premature menopause & infertilitas
Cacat pada janin
Neuropati taxane (paclitaxel, docetaxel)
Ototoksisitas Cisplatin, Carboplatin, alkaloid
vinca
Cardiotoksisitasdoxorubicin, epirubicin
Alergi docetaxel, doxorubicin, paclitaxel,
vinorelbine
Kulit sensitif terhadap cahayadoxorubicin,
epirubicin, 5-FU, methotrexate
Purine synthesis
Pirimidine
Synthesis
Antifolat:
Methotrexate
Menghambat
sintesis cincin
purin
Ribonucleotid
e
Deoxyribonucleoti
de
Menghambat
sintesis dTMP
Analog cytosine:
Cytarabine
Menghambat
sintesis dTMP
Antrasiklin
:Doxorubicin,
Epirubicin
Interkalasi
dengan DNA
Analog urasil :
5-fluorouracil,
Capecitabine(
prodrug)
DNA
Menghambat
sintesis DNA
Alkylating agent:
cyclophosphamid
e
crosslink DNA
Menghambat
sintesis RNA
Taxane:
paclitaxel,
docetaxel
Menghambat
fungsi mikrotubul
TERAPI ENDOKRIN
Prinsip :
Hormon seks menstimulasi +mengatur proliferasi dan fungsi
jaringan tertentu
Reseptor sel permukaan pada kanker payudara adalah
estrogen
Terapi endokrin kehadiran protein reseptor estrogen pada
tumor atau metastasis
TERAPI ENDOKRIN
Inhibitor
Aromatase
Aromatase
mengkatalisis
pengubahan
androgen
menjadi
estrogen
Inhibitor
aromatase
menurunkan
tingkat estrogen
Hanya untuk
pasien post
menopause
C : Anastrazole,
Letrazole,
TERAPI ENDOKRIN
Anti Estrogen
Terdiri atas :
Selective
Estrogen
Receptors
Modulators
(SERMs),
c: Tamoxifene
anti estrogen
murni atau
Selective
Estrogen
Receptors
Downregulating
TERAPI ENDOKRIN
Analog Luteinizing Hormon Releasing Hormon (LHRH)
Menurunkan reseptor LHRH di pituitari penurunan
hormon luteinizing penurunan estrogen hingga taraf
kemandulan (oophorectomy kimiawi).
Progestin
Obat third-line setelah pasein gagal pengobatan inhibitor
aromatase dan anti estrogen.
Estrogen & Androgen Tidak lagi digunakan
Estrogen & Androgen dosis tinggi tidak lagi digunakan
karena efek sampingnya dan terdapat obat pilihan yang
lebih dapat ditoleransi (contohnya inhibitor aromatase).
TERAPI BIOLOGI
Merupakan terapi bertarget
Transtuzumab (Herceptin)
Antibodi monoklonal HER-2
u/ kanker payudara metastasis atau positif HER-2
Digunakan tunggal ataupun kombinasi
Dosis:
Awal
: 8 mg/kg bb iv
pemeliharaan : 6 mg/kg bb iv (stl 3 pekan dari dosis awal,
diberikan tiap 3 pekan)
atau
Awal
: 4 mg/kg bb iv
pemeliharaan : 2 mg/kg bb iv (setelah 1 pekan dari dosis
awal, diberikan tiap 1 pekan)
Efek samping :
kardiotoksisitas (reversibel), demam, gangguan GI,
hipersensitivitas, reaksi pulmonari
Pembelahan sel
kanker terhenti
TERAPI BIOLOGI
Lapatinib
inhibitor tyrosine kinase HER-2 & EGFR/HER-1
untuk kanker payudara metastasis, terutama yg
tidak berespon pada kemoterapi dan
transtuzumab.
Diberikan dalam kombinasi dengan capecitabine
Dosis:
capecitabine: 1000 mg/m2 PO 2 x 1 (hari 1-14)
lapatinib : 1250 mg PO setiap hari (hari 1-21)
Pemberian diulang setiap 21 hari
Efek samping:
ruam, diare, hepatotoksis, perpanjangan interval QT
Guideline Therapy
Terapi hormonal
Kebanyakan sel kanker payudara pria
ekspresi reseptor estrogen.
Terapi pilihan tamoxifen dan aromatase
inhibitor.
ES: sakit kepala, mual, libido turun, impoten,
meningkatkan risiko tjdnya gumpalan darah
dan deep vein thrombosis.
INTERAKSI OBAT
KEMOTERAPI
Obat 1
Obat 2
Golongan
Obat
Obat
Inhibitor
Adriamisin
Antineoplastik
topoisomeras (doxorubicyn) (misal.siklofosfamid,
e
daunorubisin, idarubisin,
mitoxantron)
Siklofosfamid
Agen myelosuppresif
Epirubicin
Zat
pengalkilasi
Daktinomisin
Vinkristin
Siklosforin
Agen calcium-channel
blocking
Antineoplastik
Agen calcium-channel
blocking (misal.verapamil)
Obat kardiotoksik
Simetidin
Cytoxan
Mesna
(cyclophospa
Interaksi
Efek kardiotoksik meningkat
INTERAKSI OBAT
KEMOTERAPI
Obat 1
Golongan
Obat
Obat
Antimetabolit Fluorouracil
Obat 2
Cimetidine
Cisplatin
Asam folat
Metronidazol
Gemcitabine Methotrexate Obat protein-bound
(misal.salisilat, sulfonamid,
sulfonilurea, fenitoin,
fenilbutazon, tetrasiklin,
kloramfenikol, asam
aminobenzoat)
Asam organik lemah
(misal.salisilat)
NSAID
Penisilin
Pirimetamin
Co-trimoxazol
Asam folat
Interaksi
Kadar serum fluorouracil
meningkat
Toksisitas meningkat
Kardiotoksik meningkat
(cisplatin dosis besar)
Toksisitas akut muncul
Toksisitas meningkat
Toksisitas meningkat
Akumulasi metotrexat
meningkat
Toksisitas GI dan hematologik
pada pasien tertentu
Toksisitas GI dan hematologik
Konsentrasi metotrexat bebas
meningkat
Efek metotrexat menurun
INTERAKSI OBAT
KEMOTERAPI
Obat 1
Golongan
Obat
Obat
Taxane
Paclitaxel
Docetaxel
Obat 2
Depresan SSP
(misal.antihistamin, opiat)
Obat yang mempengaruhi
enzim mikrosomal hati
(misal.katokonazol,
verapamil, diazepam,
kuinidin, dexametason,
siklosporin, teniposid,
etoposid, vinkristin,
testosteron, etinil estradiol,
asam retinoat, quercetin)
Cisplatin
Doxorubisin
Siklofosfamid
Eritromisin, ketoconazole,
midazolam, dll
Senyawa barbiturat
Interaksi
Depresi SSP
Konsentrasi plasma
meningkat
Myelosupresi meningkat
Kardiotoksik meningkat
Neutropenia dan
trombositopenia meningkat
Kadar serum docetaxel
meningkat
Kadar serum docetaxel
menurun
INTERAKSI OBAT
KEMOTERAPI
Obat 1
Kelas
Obat
Inhibitor
Anastrozol
aromatase non
steroid
Inhibitor
aromatase
steroid
Obat 2
Estrogen
Tamoksifen
Letrozol
Estrogen
Tamoksifen
Exemestan
Inhibitor
sitokrom
isoenzim 3A4
Inducer
sitokrom
isoenzim 3A4
Estrogen
Antikoagulan
(misal.warfarin)
Fenobarbital
Bromokriptin
Toremifen
Obat antikoagulan
Interaksi
Efek antagonis
Konsentrasi
serum
anastrazol turun
Efek antagonis
Konsentrasi serum letrozol
turun
P-450 Konsentrasi
serum
exemestan meningkat
P-450 Konsentrasi
serum
exemestan menurun
Efek antagonis
Hipotrombinemik
Konsentrasi
serum
tamoxifen menurun
Risiko
tromboembolik
meningkat
Resiko pendarahan
meningkat
Goserelin
Leuprolid
Triptorelin
Progestin
Obat 2
Obat antikoagulan
Interaksi
Resiko pendarahan
meningkat
Megestrol
Aminogluthetimide
asetat
Medroxyproge Warfarin
steron
Konsentrasi
serum
progestin meningkat
Efek warfarin meningkat
Obat
Obat 2
Interaksi
Metabolisme
ol
etinilestradiol meningkat
Ethinyl
Parasetamol
Eliminasi
Inducer CYP3A4
meningkat
Metabolisme
estradiol
parasetamol
etinilestradiol meningkat
Inhibitor CYP3A4
Metabolisme
etinilestradiol menurun
Estrogen
terkonjugasi
Kortikosteroid
Inducer CYP3A4
Konsentrasi serum
kortikosteroid meningkat
Metabolisme
etinilestradiol meningkat
Inhibitor CYP3A4
Metabolisme
etinilestradiol menurun
Docetaxel
Obat 2
Depresan SSP
(misal.antihistamin, opiat)
Obat yang mempengaruhi
enzim mikrosomal hati
(misal.katokonazol,
verapamil, diazepam,
kuinidin, dexametason,
siklosporin, teniposid,
etoposid, vinkristin,
testosteron, etinil estradiol,
asam retinoat, quercetin)
Cisplatin
Doxorubisin
Siklofosfamid
Eritromisin, ketoconazole,
midazolam, dll
Senyawa barbiturat
Interaksi
Depresi SSP
Konsentrasi plasma
meningkat
Myelosupresi meningkat
Kardiotoksik meningkat
Neutropenia dan
trombositopenia meningkat
Kadar serum docetaxel
meningkat
Kadar serum docetaxel
menurun
Obat 2
Inducer CYP3A4
Interaksi
Konsentrasi serum trastuzumab
meningkat
Metabolisme lapatinib meningkat
Inhibitor CYP3A4
Inhibitor P-Glikprotein
Paclitaxel
STUDI KASUS 1
Pasien : Ny. AZ, 42 tahun
Terdapat benjolan sebesar kelereng di
payudara kiri
Setelah satu siklus menstruasi, benjolan
tidak hilang
Menstruasinya teratur, tidak ada masalah
pada payudaranya
Hamil pertama usia 35 tahun
Neneknya pernah didiagnosa menderita
kanker payudara pada usia 75 tahun
STUDI KASUS 2
Pasien : Ny. B, 57 tahun
Diagnosa : infiltrasi karsinoma duktal
pada payudara kiri, ukuran 1,2x0,9x0,9 cm
Nilai TNM : T1N0M0; stadium 1
Tidak ada nodus limfe yang terkena;
kanker hanya pada satu payudara
Hormon reseptor positif (ER/PR +) dan
HER2/neu (-)
STUDI KASUS 3
Pasien: wanita berusia 49 tahun
Enam bulan memiliki benjolan pada payudara
kirinya, tidak terasa sakit.
Pada usia 16 tahun, dia pernah menjalani SCM
(Subcutaneous Mastectomy) dengan implantasi
silikon prosthese pada payudaranya karena
adanya fibrositik yang luas dengan disertai
adenosis.
Pemeriksaan fisik: benjolan ukuran 1,5 cm, mobile,
dan teraba di permukaan. Tidak teraba adanya
pembesaran kelenjar getah bening.
Mammographi: tidak begitu maksimal, karena
bekas SCM terdahulu.
STUDI KASUS 3
Sonographi: ada massa hipoechoic, padat, tidak
terkalsifikasi, ada pembatas, berbentuk bulat telur,
berukuran 1,5 cm
STUDI KASUS 4
Pasien: Tn AN, usia 85 tahun
Terdapat massa berukuran 7 cm, dan dapat
bergerak pada aksila kanan di sepanjang dinding
dada
kanan,
tidak
teraba
adanya
lymphadenopathy.
Tidak ada faktor resiko kanker payudara yang
memungkinkan seperti trauma payudara, paparan
radiasi, ataupun sejarah keluarga.
Dilakukan excision yang lebar untuk mengangkat
massa pada aksila kanan melalui incision linear
secara
menyamping,
dengan
margin
otot
pektoralis mayor kanan. Massa tampaknya terdiri
dari jaringan nodus dengan pusat nekrotik yang
melekat ke struktur sekitarnya, termasuk otot
pectoralis mayor dan otot interoseus.
PUSTAKA
American Cancer Society, 2009, Breast Cancer Facts and Figures 2009-2010, American
Cancer Society Inc., Atlanta.
Couch, Fergus J. And Barbara L. Weber, 2002, Breast Cancer, in: The Genetic Basis of
Human Cancer, B. Vogelstein and Kenneth W. Kinzler (Eds.), 2 nd ed., The McGraw-Hill
Companies, New York, 549-554.
Corwin, Elizabeth J., 2008, Handbook of Pathophysiology, 3rd Edition, Lippincott Williams
& Wilkins. Robin 306
Lindley, Celeste and Laura B. Michaud, 2005, Breast Cancer, in: Pharmacotherapy A
Pathophysiologic Approach, J. T. Dipiro et al. (Eds.), 6th ed., The McGraw-Hill Companies
Inc., New York, 2329-2361.
National Cancer Institutes, What You Need To Know About Breast Cancer, 2009. page 813
M. D., Heinz Lllmann, et all. 2000. Color Atlas of Pharmacology 2nd edition, revised and
expanded. New York : Thieme Stuttgart , p296-299
Robbins, Cotran., 2004, Breast Diseases, in: Pathologic Basis of Disease , Vinay Kumar et
al. (Eds.), 8th ed., Elseviers Health and Sciences Right, Philadelphia PA USA, 1073-1089