Anda di halaman 1dari 16

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitian


Feminisme merupakan suatu konsep yang menggambarkan tentang
kesetaraan antara kaum pria dan wanita dalam bidang sosial, politik, dan ekonomi.
Menurut The Oxford Companion to the English Language dalam Kurniawan
(2005: 150), feminisme berasal dari kata femina dalam bahasa Latin yang berarti
seorang perempuan. Dengan demikian feminisme berkenaan dengan hak-hak
perempuan dalam lingkungan sosial. Kaum feminisme menganggap bahwa selama
ini perempuan selalu diasingkan oleh masyarakat penganut patriarki. Menurut
Robbin (Musthafa, 2008: 86) ada beberapa pertanyaan yang mewakili arah
perhatian tersebut di antaranya adalah bagaimana teks sastra memperlakukan
wanita?
Penulis memilih novel berjudul Ketika Cinta Bertasbih karya
Habiburrahman El Shirazy sebagai bahan pengkajian feminisme. Penulis ingin
melihat pandangan pengarang pria terhadap nilai-nilai feminisme.

Walaupun

secara narasi besar novel tersebut dominan membahas nilai religius, secara narasi
kecil novel tersebut diprediksi mengandung nilai-nilai feminisme. Kajian
feminisme dalam novel masa mutakhir yang mempunyai kedalaman ide, harus
dilakukan sehingga akan menghasilkan berbagai temuan dalam novel tersebut.
Ahmad

Tohari

pada

pengantar

novel

Ketika

Cinta

Bertasbih

karya

Habiburrahman El Shirazy mengatakan sebagai novel pembangun jiwa (Shirazy,


2006). Sedangkan pada pengantar novel Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman El
1

Shirazy menyebutnya

Hamka kecil telah lahir, Ayat-ayat Cinta buktinya

(Shirazy, 2006).
Masalah sosial dan kemanusiaan yang abadi bisa direkam dalam
cerita, misalnya: kemiskinan, hubungan manusia dengan Tuhan, cinta serta
kearifan merupakan tema abadi dalam karya sastra mana pun. Novel Ketika Cinta
Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy secara umum bernuansakan tema
tersebut. Maka secara khusus pada penelitian ini mencoba membuka tabir nilainilai feminisme dari hal-hal yang umum tersebut.
Novel Ketika Cinta Bertasbih sedang hangat dibicarakan dan sangat
dikenal masyarakat dari berbagai lapisan. Satu hal yang unik, bahwa novel ini
mempunyai daya tarik dari alur cerita sehingga telah diangkat ke layar lebar, dan
bisa menembus masyarakat awam selain bagi pencinta sastra intelektual. Oleh
karena itu peneliti tergerak hati mencoba membuka makna yang lebih luas dari
permukaan cerita. Jika meminjam istilah dari Chomsky adalah menggali struktur
dalam (deep structure) dari struktur luar (surface structure). Masyarakat sangat
sia-sia jika hanya mengenal isi novel secara sepintas tanpa memahami kedalaman
makna.
Uji kelayakan terhadap karya sastra perlu dilakukan oleh masyarakat
dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Uji kelayakan
karya sastra (Ratna, 2007: 239) dengan menggunakan Model Analisis
Dekonstruksi selanjutnya disebut MAD merupakan sebuah perspektif baru dalam
penelitian sastra. Penelitian karya sastra MAD pernah dilakukan oleh Sumarwan

(2009) dengan judul Larung dan Dekonstruksi Wacana Patriarkal. Penelitian


tersebut,

menghasilkan

simpulan

bahwa

pengarang

novel

berupaya

mendekonstruksikan wacana patriarki. Tetapi penelitian tersebut baru mengkaji


pembalikan oposisi biner saja secara sederhana.
Penulis mencoba menerapkan MAD dalam karya sastra novel Ketika
Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy, yaitu sebuah novel religius
dengan meninjau nilai-nilai feminisme serta mengembangkan model tersebut
menjadi model pembelajaran di kelas 8 SMPN 2 Cihaurbeuti. Pengkajian MAD
diupayakan lebih mendalam dan lengkap dari penelitian terdahulu.
Penelitian dari sudut nilai-nilai feminisme sudah dilakukan oleh
beberapa peneliti, di antaranya Darma (2006) membahas model Analisis Wacana
Kritis Berideologi Gender dari kumpulan cerpen karangan wanita yang dimuat
pada Kompas. Penelitian tersebut pernah dilakukan oleh Aisyah (2004), hanya
Aisyah meninjau kesadaran feminisme pada ibu dharma wanita, mungkin karena
dilandasi persepsi bahwa feminisme identik dengan ibu-ibu. Adapun Nasihin
(2008) seorang peneliti laki-laki

tertarik mencari nilai-nilai feminisme yang

dihubungkan dengan seksualitas. Penulis mencoba mencari nilai feminisme pada


karya novel yang ditulis pengarang laki-laki (androtext). Penelitian tersebut
merupakan kebalikan dari penelitian Darma (2006), Aisyah (2004) dan Nasihin
(2008) meneliti nilai-nilai feminisme pada karya sastra yang ditulis pengarang
wanita. Penelitian dilakukan untuk mendeskripsikan bagaimana sikap pengarang
laki-laki terhadap nilai-nilai feminisme. Bukankah laki-laki adalah oposisi biner
secara langsung dengan wanita yang dikatakan mempunyai nilai-nilai feminisme?
3

Pemilihan novel ini sejalan dengan MAD pada posmodernisme, dengan alasan
memutarbalikkan konstruksi yang telah ada, termasuk asumsi bahwa feminisme
adalah milik wanita dan hanya dipikirkan oleh wanita. Penulis ingin mencari sisi
lain pengakuan pengarang laki-laki terhadap kesadaran kesetaraan gender.
Penelitian ini merupakan penelitian lebih lanjut dari penelitian oposisi biner yang
dilakukan oleh Nasihin (2008). Analisis pembalikan oposisi biner dilakukan
penulis di antara analisis yang lain, bertujuan menunjukkan keberpihakan pada
feminisme. Selanjutnya penulis menghubungkan secara intertekstualitas dengan
nilai religius yang turut pula mempengaruhi nilai-nilai feminisme dalam novel
tersebut. Penelitian ini tidak terlalu menonjolkan oposisi antara wacana patriarki
dengan wacana feminisme, tetapi lebih meninjau akulturasi dari kedua wacana
tersebut, serta menambahkan akulturasi dengan wacana religius. Inilah ciri khas
penelitian yang dilakukan oleh penulis.
Penelitian feminisme pada dasarnya melihat ketimpangan yang
dialami kaum perempuan dalam kehidupan. Berbagai bentuk ketidakadilan gender
digambarkan, antara lain oleh Fakih (Darma, 2006)
1. marginalisasi atau pemiskinan ekonomi ;
2. subordinasi atau anggapan tidak penting (pengesampingan perempuan dalam
rumah tangga atau politik);
3. pembentukan stereotip atau pelabelan negatif terhadap perempuan;
4. kekerasan (violence) baik dalam rumah tangga maupun di luar rumah tangga;
5. beban kerja yang lebih banyak dan lebih lebih panjang (burden);
6. diskriminasi (pembedaan peran dan kedudukan);

7. represi (pengucilan).
Demikian pula pada teori nature atau kodrat memandang perbedaan
fisiologis dan biologis antara perempuan dan laki-laki. Berdasarkan teori ini
timbullah ideologi yang bersifat biner (Darma, 2006: 38). Laki-laki digambarkan
sebagai manusia yang kuat, rasional, aktif, eksploratif, dan agresif. Sedangkan
perempuan digambarkan sebagai manusia yang lemah, pasif, submisif, dan
ketergantungan.

Penemuan

oposisi

biner

merupakan

penemuan

kaum

strukturalisme diwarnai dengan penemuan Derrida tentang hierarki. Derrida


menyatakan bahwa hubungan dalam oposisi biner bukanlah hubungan damai
antara dua hal yang saling berhadapan, tetapi sebuah hierarki yang kejam. Term
yang satu menguasai, mendominasi dan membawahi term yang lain (Sumarwan,
2009).
Bagaimanakah gambaran nilai-nilai feminisme pada novel Ketika
Cinta Bertasbih yang ditulis Habiburrahman seorang pengarang laki-laki?
Masihkah perempuan digambarkan dengan penuh ketimpangan dan kelemahan?
Hal inilah yang dijadikan titik tolak penelitian sekaligus menjadi kegelisahan
penulis untuk pengkajian lebih mendalam dari novel tersebut.

Pengembangan MAD digunakan untuk menganalisis nilai feminisme


dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman dan model
pembelajaran di kelas 8 SMPN 2 Cihaurbeuti. Hal itu dilakukan sebagai alternatif
pemilihan model

baru sehingga diharapkan dapat memotivasi siswa agar

mempunyai daya apresiasi yang lebih tinggi. Model tersebut relevan digunakan
pada zaman sekarang sebagai era posmodernisme, karena lahir pada masa

posmodernisme. Model itu pun sangat relevan untuk mengkaji nilai feminisme
karena mengakui penokohan marginal yaitu perempuan dengan pembalikan
oposisi biner. Oposisi biner mengakui di antaranya aktif >< pasif (sifat aktif
berlaku untuk laki-laki sedangkan sifat pasif berlaku untuk perempuan). Pada
MAD terjadi pembalikan yaitu tidak menutup kemungkinan perempuan
mempunyai sifat aktif sedangkan laki-laki tidak menutup kemungkinan pula
bersifat pasif. Jadi dapat digambarkan pembalikan pasif >< aktif.

Jika

pengembangan MAD tidak digunakan untuk mengkaji nilai feminisme maka


pemahaman nilai feminisme masih dangkal dan membosankan. Dengan demikian
penelitian menggunakan MAD diharapkan memperkaya khazanah analisis sastra
sehingga lebih menarik.

B. Fokus Penelitian

Sesuai dengan pernyataan Spradley (Sugiyono, 2007: 34) bahwa A


focused refer to a single cultural domain or a few related domains maksudnya
bahwa fokus merupakan domain tunggal atau beberapa domain yang terkait dari
situasi sosial (lapangan). Cara menentukan fokus di antaranya adalah menetapkan
fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan IPTEK (Spradley dalam
Sugiyono, 2007: 34). Setelah membaca serta menganalisis novel Ketika Cinta
Bertasbih karangan Habiburrahman El Shirazy secara umum (menurut narasi
besar) selama satu bulan, maka fokus penelitian ini diarahkan pada:

1.

karakteristik nilai-nilai feminisme pada tokoh perempuan (menurut narasi


kecil)

dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karangan Habiburrahman El

Shirazy dengan MAD.


2.

aplikasi model MAD dalam mengkaji nilai feminisme novel Ketika Cinta
Bertasbih karangan Habiburrahman El Shirazy pada proses pembelajaran di
kelas 8 SMPN 2 Cihaurbeuti.

C. Identifikasi Masalah Penelitian


Berdasarkan pemahaman analisis sastra dalam pengajaran sastra, pada
dasarnya adalah suatu proses untuk membawa peserta didik memahami karya
sastra secara lebih baik. Selama ini jenis analisis yang dipahami siswa
berdasarkan pengamatan sementara, masih sebatas pengenalan teori dan kurang
memahami esensi dari pencarian suatu makna karya. Selain itu terdapat hasil
analisis karya pengarang terkenal di Indonesia yang menyebabkan baik pengajar
maupun siswa merasa cukup memahami karya tersebut. Berdasarkan uraian di
atas, fokus penelitian ini adalah pengajaran sastra berupa kegiatan menganalisis
karya sastra dan mencari faktor yang menyebabkan kegiatan analisis karya sastra
kurang diminati siswa. Hal itu di antaranya disebabkan siswa kurang memahami
teori analisis sastra. Permasalahan tersebut disebabkan pula karena tidak ada teori
analisis karya sastra yang menarik bagi siswa.
Latar belakang masalah dikemukakan pada bagian depan masih
tergolong luas dalam jangkauan dan kedalaman penelitian yang akan dilakukan.
Pelaksanaan penelitian akan lebih operasional jika disusun identifikasi masalah
penelitian.

Pertama, novel yang akan dikaji terbatas pada Ketika Cinta Bertasbih
karya Habiburrahman El Shirazy. Analisis dilakukan untuk mencari nilai
feminisme, terutama pada penokohan

wanita yang dianggap mewakili nilai

feminisme.
Kedua, teori yang digunakan untuk mengkaji novel adalah MAD.
Ketiga, kajian novel digunakan untuk menunjang pengembangan
MAD di SMPN 2 Cihaurbeuti.
D. Pembatasan Masalah
Dari penjelasan di atas penulis membatasi pada permasalahan sebagai
berikut.
1. Pembatasan Masalah yang Berkaitan dengan Responden
Responden adalah siswa kelas 8 SMPN 2 Cihaurbeuti kabupaten
Ciamis. Pemilihan responden siswa tersebut karena peneliti adalah praktisi
pendidikan

di

sekolah

tersebut

sehingga

mempunyai

kewajiban

untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran terhadap siswa sebagai subjek pendidikan.


2. Pembatasan Masalah yang Berkaitan dengan Materi Sastra
Karya sastra sangat beragam maka dalam penelitian ini diwakili oleh
karya sastra jenis prosa. Jenis prosa yang dipilih adalah novel dengan
pertimbangan sangat kurang minat siswa untuk membaca novel. Pada umumnya
siswa lebih senang membaca cerpen karena tidak memerlukan waktu yang lama
untuk membaca. Padahal menurut KTSP, siswa SMP dituntut membaca buku baik
sastra maupun nonsastra sekurang-kurangnya 15 buah. Pada penelitian ini Penulis

berusaha memotivasi siswa membaca dan menganalisis novel

dengan model

analisis yang baru dan menarik.


3. Pembatasan Masalah yang Berkaitan dengan Analisis Sastra
Pengukuran tingkat kemampuan siswa dalam penelitian ini hanya
dinilai dalam bentuk analisis ragam tulisan. Dengan pertimbangan analisis karya
sastra novel lebih tepat dilakukan secara tertulis. Pembatasan dilakukan karena
cukup banyak kegiatan yang diminta kepada responden dalam penelitian ini.
Selain itu sesuai dengan MAD yang diungkapkan oleh Derrida (Hoed,
2009), penulis membatasi pada Tulisan (Ecriture/Writing). Tulisan adalah
bahasa yang secara maksimal memenuhi dirinya sendiri karena tulisan menguasai
ruang secara maksimal pula, sehingga analisis sastra difokuskan pada tulisan.
E. Rumusan Masalah Penelitian
Sesuai dengan latar belakang yang dipaparkan sebelumnya, maka pada
penelitian ini secara garis besar dapat dirumuskan dua permasalahan sebagai
berikut.
Pertama, Bagaimanakah deskripsi hasil MAD terhadap nilai-nilai
feminisme dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El
Shirazy?
Kedua, Bagaimanakah MAD dapat meningkatkan kemampuan siswa
kelas 8 SMPN 2 Cihaurbeuti dalam menganalisis nilai-nilai feminisme novel
Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy?

10

Dari rumusan di atas bisa dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai


berikut:
1.

Pada penelitian kualitatif terhadap nilai-nilai feminisme dalam novel Ketika


Cinta Bertasbih karangan Habiburrahman El Shirazy menurut MAD, terdapat
rumusan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

a.

bagaimanakah deskripsi struktur alur tokoh perempuan dalam struktur novel


Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy berdasarkan MAD?

b.

bagaimanakah deskripsi nilai feminisme yang diaplikasikan berdasarkan


karakteristik tokoh wanita dan pembalikan oposisi biner dengan MAD dalam
novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy?

c.

bagaimanakah deskripsi latar tempat dan waktu pada tokoh perempuan dalam
novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy menggunakan
MAD?

d.

bagaimanakah deskripsi mitos tentang perempuan terhadap tokoh perempuan


dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy
berdasarkan MAD ?

e.

bagaimanakah gambaran akulturasi antara wacana feminisme dengan wacana


patriarki serta wacana religius pada penokohan wanita yang terkandung
dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy ?

2. Pada penelitian kuantitatif terhadap penerapan MAD siswa kelas 8 SMPN 2


Cihaurbeuti secara eksperimen, terdapat rumusan penelitian sebagai berikut:

10

11

a.

Sejauhmanakah

efektifitas

penerapan

MAD

bisa

mengembangkan

kemampuan daya apresiatif siswa dalam mengkaji nilai-nilai feminisme novel


Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy?
b.

Apakah hasil pembelajaran analisis novel dengan MAD untuk kajian nilainilai feminisme novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El
Shirazy lebih tinggi dibanding dengan MASS?

F. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan
penelitian yang ingin dicapai adalah:
1. Tujuan penelitian kualitatif terhadap analisis nilai-nilai feminisme dalam novel
Ketika Cinta Bertasbih karangan Habiburrahman El Shirazy dengan MAD,
adalah sebagai berikut:
a. Mendeskripsikan struktur alur tokoh perempuan dalam struktur novel Ketika
Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy berdasarkan MAD.
b. Mendeskripsikan nilai feminisme yang diaplikasikan berdasarkan karakteristik
tokoh wanita dan pembalikan oposisi biner dengan MAD dalam novel Ketika
Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy.
c. Mendeskripsikan latar tempat dan waktu pada tokoh perempuan dalam novel
Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy.
e. Mendeskripsikan gambaran akulturasi antara wacana feminisme dengan wacana
patriarki serta wacana religius pada penokohan wanita dalam novel Ketika
Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy.

11

12

2. Tujuan penelitian kuantitatif terhadap kajian nilai feminisme novel Ketika Cinta
Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy dengan MAD adalah sebagai
berikut:
a. Mengetahui efektifitas penerapan model pembelajaran dengan MAD dalam
mengembangkan kemampuan daya apresiatif siswa mengkaji nilai-nilai
feminisme novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy.
b. Mengetahui perbedaan keefektifan antara kedua model pembelajaran novel
menggunakan MAD dan MASS dalam mengakaji nilai-nilai feminisme novel
Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy.
G. Anggapan Dasar dan Hipotesis
1.

Anggapan Dasar
Penelitian ini dilakukan berdasarkan anggapan dasar berikut ini:

a.

Penguasaan model analisis karya sastra tertentu merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam menganalisis karya sastra.

b.

Analisis model Dekonstruksi karya sastra diperlukan untuk memahami


sebuah karya sastra.

c.

Kemampuan menganalisis karya sastra siswa dapat ditingkatkan.

d.

Prosa fiksi merupakan jenis karya sastra yang penting.

e.

Novel merupakan salah satu genre sastra yang harus diajarkan kepada siswa
SMP kelas 8 (KTSP Bahasa Indonesia SMP).

2.

Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah:

12

13

a. Terdapat perbedaan tingkat kemampuan menganalisis karya sastra novel


sebelum dan sesudah MAD diberikan kepada siswa kelas 8 SMPN 2
Cihaurbeuti.
b. MAD dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis karya
sastra novel.
H. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangsih yang
bersifat ilmiah bagi:
1. pecinta sastra, MAD pada pendekatan posmodernisme dapat digunakan untuk
menganalisis karya sastra novel;
2. teoritis dan praktisi bahasa dan sastra Indonesia,

efektivitas MAD dapat

digunakan sebagai landasan mengembangkan mata pelajaran bahasa Indonesia


di antaranya pada tingkat SMP khususnya

kelas 8 SMPN 2 Cihaurbeuti.

Model penelitian yang dirancang ini mudah-mudahan dapat pula digunakan


pada lembaga pendidikan yang lebih tinggi dengan perancangan disesuaikan
situasi dan kondisi lembaga tersebut.
I. Definisi Operasional
Agar menghindari adanya salah pengertian tentang konsep-konsep
yang akan dikaji dalam penelitian ini, maka akan dijelaskan beberapa istilah di
bawah ini.
1.

Pengkajian yang dimaksud pada penelitian ini adalah perihal menelaah


nilai-nilai feminisme dengan pisau analisis MAD dalam novel Ketika Cinta

13

14

Bertasbih karangan Habiburrahman El Shirazy, di kelas 8 SMPN 2


Cihaurbeuti.
2.

Nilai Feminisme adalah nilai-nilai yang sesuai dengan tuntutan perempuan


atau nilai-nilai perempuan dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karangan
Habiburrahman El Shirazy. Nilai-nilai feminisme adalah pengetahuan dan
pengalaman personal, rumusan tentang dirinya sendiri, kekuasaan personal,
otentitas, kreativitas, sintesis, the personal is political, kesetaraan, hubungan
sosial timbal balik, kemandirian ekonomi, kebebasan reproduksi pada
perempuan, identifikasi diri pada perempuan, perubahan sosial, dan
berkekuatan politik dalam masyarakat.

3.

MAD (Model Analisis Dekonstruksi) yang dimaksud dalam penelitian ini


adalah pola atau cara untuk mempraktikkan belajar Dekonstruksi dalam
mengkaji novel. Pada intinya merupakan model analisis pembelajaran yang
sangat relevan untuk mengkaji nilai feminisme karena mengakui penokohan
marginal yaitu penokohan perempuan dengan pembalikan oposisi biner.
Oposisi biner mengakui di antaranya aktif >< pasif (sifat aktif berlaku untuk
laki-laki sedangkan sifat pasif berlaku untuk perempuan). Pada MAD terjadi
pembalikan yaitu tidak menutup kemungkinan perempuan mempunyai sifat
aktif sedangkan laki-laki pasif. Jadi dapat digambarkan pembalikan pasif ><
aktif. MAD digunakan untuk mengkaji nilai feminisme dalam penelitian
agar dapat memperkaya khazanah analisis karya sastra lebih menarik. Hal ini
merupakan perspektif

baru pada penelitian sastra yaitu penjelajahan

intelektual tanpa terpaku kepada hal-hal yang berlaku universal.

14

15

4.

Analisis Novel adalah telaah novel Ketika Cinta Bertasbih karangan


Habiburrahman El Shirazy dilihat dari unsur intrinsik dan intertekstual yang
ditekankan pada nilai-nilai feminisme.

5.

Aplikasi Pembelajaran adalah penerapan teori yang telah dihasilkan pada


penelitian kualitatif tentang nilai feminisme dari novel Ketika Cinta Bertasbih
karangan Habiburrahman El Shirazy dengan pisau analisis MAD terhadap
kegiatan pembelajaran siswa. Dalam penelitian ini diterapkan pada siswa
kelas 8 SMPN 2 Cihaurbeuti.

J.

Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian dapat digambarkan seperti pada bagan di bawah ini:
Bagan 1.1
Paradigma Penelitian MAD

15

16

Bagan 1.1
Paradigma Penelitian MAD
-MAD (Model Analisis
Dekonstruksi)
-NILAI-NILAI FEMINISME
-NOVEL BERNILAI
FEMINISME

MAD

NOVEL

Kajian Novel

Proses Pembelajaran
MAD

Proses
Pelaksanaan

Proses
Perencanaan

Prates

Perlakuan
Hasil Penerapan MAD untuk Mengembangkan
Kemampuan Siswa Mengkaji Novel Ketika Cinta Bertasbih
karya Habiburrahman El Shirazy

(Amalia, 2009)

16

Pascates

Anda mungkin juga menyukai