Disusun Oleh:
Kelompok 1
Wahyu Gustiantoro
Lukman Nulhakim
Fandy Herman S.
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami sampaikan rasa syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena berkat rahmat dan hidayat-Nya penulisan makalah ini dapat di
selesaikan.
Makalah ini disajikan dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Sistem
Persepsi sensori dengan judul Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Kasus
Labirinitis yang dibimbing oleh Bapak Ns. M. Taukhid, M,Kep. Mudah
mudahan makalah ini dapat membantu para pembaca untuk memahami tentang
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Labirinitis.
Penulis menyadari sepenuhnya makalah ini belum memuat bahan makalah
secara lengkap dan mendalam. Untuk itu, penulis mengharapkapkan kritik yang
sifatnya membangun agar sekiranya dapat memenuhi kesempurnaan tugas ini.
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Labirinitis pada dasarnya dikenal dua macam dan dengan gejala yang
berbeda, labirinitis mengenai seluruh bagian labirin disebut dengan labirinitis
umum ( general ), dengan gejala vertigo berat dan tuli saraf berat, kemudian yang
mengenai hanya sebagian atau terbatass disebut labinitis terbatas ( labirinitis
sirkumskripta) menyebabkan terjadinya vertigo saja atau tuli saja. (Cahyanur,
2010)
Deperkirakan penyebab albirinitis yang saling sering di absorbsi produk
bakteri di telinga dan mastoid ke dalam labirin, dibentuk ringan labirinitis srcara
selalu terjadi pada operasi telinga pada misalnya pada operasi fenestrasi, terjadi
singkat dan biasnya tidak menyebabkan gangugan pendengaran, kelainan
patologik seperti inflamasi non porulen.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Untuk mendapatkan gambaran asuhan keperawatan pada system
pendenggaran sehingga apabila menemui pasien dengan penyakit labirinitis ini,
kita bisa melakukan dan memberikan asuhan keperawatan.
2. Tujuan kusus
a.
b.
c.
Labirinitis
d. Untuk mengetahui mekanisme gangguan persepsi sensori, Labirinitis
e. Untuk mengetahui penatalaksanaan gangguan persepsi sensori, Labirinitis
f.
Untuk mengetahui WOC gangguan persepsi sensori, Labirinitis
g.
A. DEFINISI
Labirinitis adalah infeksi pada telinga dalam (labirin) yang disebabkan
oleh bakteri atau virus. (Eugster & Pescuvitz, 1998)
Labirinitis adalah radang pada telinga dalam (labirin). Labirinitis yang
mengenai seluruh bagian labirin, disebut labirinitis umum atau difus dengan
gejala vertigo berat dan tuli saraf yang berat, sedangkan labirinitis yang terbatas
atau labirinitis sirkumskripta menyebabkan terjadinya vertigo saja atau tuli saraf
saja. (Corwin, 2007)
Labirinitis adalah infeksi pada teling dalam, yang disebabkan oleh bakteri
atau virus, yang mana dapat terjadi karena komplikasi otitis media, meningitis,
ISP dan setelah infeksi telinga tengah. (Arif Muttaqin, 2009).
B. ETIOLOGI
Infeksi bakteri yang disebabkan otitis media, atau kolesteatoma, dapat
memasuki telinga tengah dengan menembus membrane jendela bulat atau oval.
Labirintitis viral merupakan diagnosis medis yang sering, namun hanya sedikit
yang diketahui mengenai kelainan ini, yang mempengaruhi baik keseimbangan
maupun pendengaran. Virus penyebab yang paling sering teridentifikasi adalah
gondongan, rubella, rubeola, dan influenza. (Hidayat, 2006)
Secara etiologi labirintis terjadi karena penyebaran infeksi ke ruang
perlimfa. Terdapat 2 bentuk labirinitis. Yaitu labiribnitis serosa dean labirinitis
supuratif. Labirinitis serosa dapat berbentuk labirinitis serosa difus dan labirinitis
supuratif kronik difus.
Infeksi
tersebut
mencapai
endosteum
melalui
seluruh
darah.
Pada kedua bentuk labirinitis itu operasi harus segera dilakukan untuk
menghilangkan infeksi dari telinga tengah. Kadang kadang diperlukan juga
drenase nanah dari labirin untuk mencegah terjadinya meningitis. Pemberian
antibiotika yang adekuat terutama ditujukan kepada pengobatan otitis media
kronik dengan atau tanpa kolesteatoma.
D. MANIFESTASI KLINIS
1. vertigo
2. mual dan muntah
3. kehilangan pendengaran derajat tertentu
4. Nyeri
Episode pertama biasanya serangan mendadak paling berat, yang
biasanya terjadi selama periode beberapa minggu sampai bulan, yang lebih
ringan.
Pengobatan untuk labirintitis balterial meliputi terapi antibiotika
intravena, penggantian cairan, dan pemberian supresan vestibuler maupun obat
anti
muntah.
Pengobatan
labirintitis
viral
adalah
sintomatik
dengan
horizontal.
dengan kompresi saraf tersebut. Bila dilakukan operasi tulang temporal maka
harus diberikan antibiotika sebelum dan sesudah operasi.
H. KOMPLIKASI
1.Tuli total
2.meningitis.
WOC
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A.
PENGKAJIAN
1. identitas klien
2. riwayat kesehatan
keluhan utama
pusing
Klien mengeluh nyeri pada telinga kanan
riwayatkesehatan keluarga
sebelunnya
3. Tanda-tanda vital
Nadi
: 59x/i
Td
: 100/90 mmhg
Pernafasan
: 16x/i
Suhu
: 36
4. Pemeriksaan fisik
Rambut
Leher
Telinga
Saat
pemeriksaan
telinga
menggunakan
otoskop
Bibir
Mata
Wajah
Jantung :
Paru
Abdomen :
Rektal
Ekstremitas
Atas
: Bersih.
Bawah
: tidak sianosis
Pola eiminasi
bak 4x sehari
Pola metabolic : berat badan klien turun selama sakit karena klien bisa
menghabiskan makanan 1 porsi
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan perubahan mobilitas akibat vertigo
2. Resiko terjadi trauma berhubungan dengan perubahan keseimbangan
3. Resiko terhadap penurunan volume cairan berhubungan dengan oeningkatan
haluaran cairan.
No
Diagnosa
Tujuan
Keperawa
1.
Kriteria
Intervensi
Rasional
HasiL
tan
Resiko
Diharapka
Klien
a.kaji vertigo
a. Riwayat
tinggi
n cedara
mampu
meliputi riwayat,
penyakit
cedera
tidak
melakukan
durasi, frekuensi
memberikan
berhubung
terjadinya
aktivitas.
dasar untuk
an dengan cidera
penyakit telinga.
intervensi
perubahan
b. Kaji luasnya
b. Luasnya
mobilitas
ketidakmampuan
ketidakmampu
akibat
dalam adl
an
vertigo.
c. Pemberian
menunjukkan
terapi antivertigo
resiko jatuh
d. Dorong klien
c. Obat vertigo
untuk istirahat
berguna untuk
bila pusing
mennghilangka
2.
e. Anjurkan klien
n gejala akut
tetap membuka
vertigo
mata dan
d. mengurangi
memandang lurus
jatuh dan
kedepan ketika
cedera
mengalami
e. Mengurangi
vertigo
perasaan
Resiko
Diharapka
vertigo
a. kelainan
terjadi
n trauma
lagi
vestibular
trauma
klien
mengalami keseimbangan.
menyebabkan
berhubung
berkurang
trauma
b. Bantu ambulasi
gejala dan
an dengan
tanda ini,
perubahan
c. Bantu
b. Cara jalan
keseimban
mengidentifikasik
yang abnormal
gan
an bahaya di
menimbulkan
lingkungan
rumah.
tegak
pengkajian test
c. Adaptasi
terhadap
lingkungan
rumah dapat
menurunkan
resiko jatuh
selama proses
3.
Resiko
Diharapka
rehabilitasi.
a. Pencatatan
terhadap
n intake
a volume
output
yang akurat
penurunan
oral klien
cairan
b. kaji indikator
merupakan
volume
terpenuhi
yang
dehidrasi
dasar untuk
seimbang
c. Dorong
penggantian
berhubung
konsumsi cairan
cairan
an dengan
b. pengenalan
cairan
peningkata
minuman yang
segera
n haluaran
mengandung
memungkinkan
cairan
kafein
intervensi
d. Pemberian
segera
antiemetik
c. Penggantian
cairan oral
dapat berguna
untuk
mengganti
kehilangan
cairan dan
kafein dapat
meningkatkan
diare
d. Antiemetik
mengurangi
mual dan
muntah
sehingga
mengurangi
kehilangan
cairan
D. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan klien.
Tujuan pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Labirinitis adalah inflamasi telinga dalam dan dapat disebabkan
bakteri ataupun virus (KMB Vol.3)
DAFTAR PUSTAKA
ADAMS BOIES HIGLER. Buku Ajar Penyakit THT. EDISI 6, JAKARTA: EGC
Anatomi Dan Fisiologi Untuk Para Medis.Jakarta : GramediaPustaka Utama.Price,
Sylvia A. 1995.
Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 vol 1. Jakarta : EGC.Pearce, Evelyn
C. 1979.
Brunner & suddarth.2002. buku ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Vol 3,
Jakarta;EGC.
Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit edis 4.Jakarta : EGC.Soepardi,
Efiaty Assyad dkk.
Telinga Hidung Tenggorok edisi 3. Jakarta. BalaiPenerbit FKUI.Syaifuddin.
1997.Anatomi Fisiologi untuk siswa Perawat edisi 2.Jakarta : EGC