Anda di halaman 1dari 2

2.

Ringkasan dan sejarah singkat tentang UMKM


Usaha batik tenun kodok ngorek ini dirikan sejak tahun 1970 an. Awalnya usaha ini yang merintis
adalah orang tuanya.tetapi waktu awal berdirinya usaha kodok ngorek ini tidak memproduksi batik
tenun melainkan memproduksi produk goyor karena banyak yang tidak berminat dengan goyor pada
tahun awal 2000 mereka melakukan inovasi baru yaitu memproduksi kain tenun. Untuk memproduksi
kain tenun bahan baku ambilnya dari Surabaya, karena grosir yang terbesar itu ada di Surabaya
tepatnya di Jalan Sasak perkampungan arab. Di sini kita memakai bahan kualitas tinggi karena bahan
yang diambil di Surabaya itu bahan impor, kalau benang itu kebanyakan impor dari India, kalau
pewarna itu impor dari Jepang.
Masalah yang mereka hadapi
Sebenarnya untuk produksi tenun ini membutuhkan banyak proses, sekitar 13 proses untuk
memproduksi kain tenun. Kalau di sini karyawan tidak dibagi-bagi untuk 1 proses 1 orang, bisa saja 1
orang mengambil 3 atau 5 proses, tergantung kemampuan karyawan.
Pada waktu dirintis orang tua dulu ya ada sulitnya dan ada juga enaknya.Sulitnya itu saat waktu
mengurus persyaratan-persyaratan yang diajukan pemberi modal, dan enaknya pada waktu orde baru
itukan BUMN-BUMN diwajibkan mencari mitra kerja dan membinanya. Seperti di sini dulu ada jasa
raharja, yang mengangkat kerajinan tenun. Tapi kalau sekarang untuk mencari modal itu sangat
gampang, apalagi yang dari perbankan itu, bukan kita lagi yang mencari-cari, malah perbankannya
yang datang menawarkan. Kalau masalah ukm ini sih yang sulit bukan masalah modalnya tetapi
skilnya. Kan kerajinan ini membutuhkan keahlian, tidak semua orang bisa. Kalau nggak punya
keahlian kan hasilnya juga nggak bagus.
Kalau untuk produk sarung biasanya 3 bulan sebelum puasa, kan pedagang-pedagang di pasar butuh
persediaan sebelum masa puasa dan menjelang lebaran itu datang. Kadang-kadang malah sampai
kesulitan, karena produk tenun itu kan nggak bisa dikerjakan mendadak, karena kita masih manual.
Berbeda dengan pabrik-pabrik, mereka kan bisa memproduksi banyak dengan cepat, kalau manual
jika bisanya sehari produksi 1 ya disuruh produksi 2 nggak bisa. Nah hal itu yang membikin kesulitan.
Namun setelah hari raya, penjualannya sepi lagi.
Pelatihan
Untuk promosi kita sebenarnya sudah tidak punya waktu, jadi biasanya kita serahkan kepada instansiinstansi, kan sebenarnya mereka mempunyai kewajiban mempromosikan ukm-ukm seperti kami.
Bahkan sekarang ini kan ada bulan promo ukm di depan hotel Grand Surya, itu untuk semua ukm
yang ada di kediri.

Sebenarnya sudah ada rencana, dan ada teman yang bisa menyalurkan lewat online. Ya seperti yang
saya bilang tadi, tenaga dan waktunya sudah tidak mencukupi. Kalau seharusnya sih butuh ya, karena
bisa menambah penjualan juga, meluaskan pasar juga, sebenarnya bagus sih.
Kondisi internal perusahaan dan industri.
Karyawan untuk kain tenun ATBM ada 8 orang, untuk sarung tenun ATBM ada 20 orang. Kalau untuk
karyawan tetap itu tergantung jumlah ATBM, karena untuk 1 ATBM dipakai 1 orang.
Untuk bahan baku kita ambilnya dari Surabaya, karena grosir yang terbesar itu ada di Surabaya
tepatnya di Jalan Sasak perkampungan arab. Di sini kita memakai bahan kualitas tinggi karena bahan
yang diambil di Surabaya itu bahan impor, kalau benang itu kebanyakan impor dari India, kalau
pewarna itu impor dari Jepang.
Kebanyakan ukm tenun di Kediri ya cuma menekuni produk sarung tenun saja, tetapi ada juga yang
cuma proses tenun saja tanpa memproses dari awal, jadi tidak memikirkan bahan baku atau
pemasarannya gimana, cuma proses tenun sarung saja. Karena mereka kebanyakan menerima pesanan
dari Arab untuk proses tenun saja, sehabis itu dikirim lagi ke Arab. Jika kami semua proses kami yang
mengerjakan dan memikirkan, produknya juga bukan sarung tenun saja, tetapi juga memproduksi kain
tenun.
Biasanya kan kami mengambil karyawan yang masih muda, tetapi kebanyakan kalangan muda yang
ada di desa sini sudah banyak yang membuka usaha sendiri atau yang bekerja di tempat lain. Jadi
kebanyakan kami bisanya ambil karyawan dari luar desa, seperti di daerah gambiran dll.
Kalau kain sih sama-sama tenunnya, tapi masih bagusan pabrik dari segi produksinya, seperti
kehalusannya, banyak variannya. Tapi kalau di sini kan kerajinan, barangnya sama kaya pabrik tapi
motifnya berbeda. Di sini kan bisa memberikan motif yang tidak bisa diberikan melalui mesin. Seperti
motif bunga atau apa yang memiliki sifat seni, kalau mesinkan hanya sebatas motif kotak-kotak atau
garis-garis.

Anda mungkin juga menyukai