Anda di halaman 1dari 4

Elektrolisis dan Aplikasinya

Wulan Sari

Definisi Elektrolisis
Sel elektrokimia di mana reaksi tak spontan terjadi di dalamnya di sebut sel elektrolisis. Dalam
sel, reaksi oksidasi reduksi berlangsung dengan spontan dan energy kimia yang menyertai reaksi
kimia akan diubah menjadi energi listrik. Bila potensial diberikan pada sel dalam darah
kebalikan dengan arah potensial sel, reaksi sel yang berkaitan dengan negatif potensial sel akan
diinduksi.
Elektron listrik memasuki sel elektrolisis melalui kutub negatif (katode). Spesi tertentu dalam
larutan menyerap elektron dari katode dan mengalami reduksi. Sementara itu, spesi lain melepas
electron di anode dan mengalami oksidasi. Pada elektrolisis, katode bermuatan negatif,
sedangkan anode bermuatan positif.
Hukum Faraday
Di awal abad ke-19, Faraday menyelidiki hubungan antara jumlah listrik yang mengalir dalam
sel dan kuantitas kimia yang berubah di elektroda saat elektrolisis.
Jumlah zat yang dihasilkan di elektroda sebanding dengan jumlah arus listrik yang melalui sel.
Bila sejumlah tertentu arus listrik melalui sel, jumlah mol zat yang berubah di elektroda adalah
konstan tidak bergantung jenis zat. Misalnya, kuantitas listrik yang diperlukan untuk
mengendapkan 1 mol logam monovalen adalah 96.485 Coulomb tidak bergantung pada jenis
logam
Aplikasi
Aplikasi utama dari metode elektrokimia adalah produksi zat, pemurnian logam, dan
elektroplating.

Elektroplating adalah aplikasi elektrolisis pada pelapisan suatu logam atas logam lain. Teknik ini
bisa dipakai untuk memperbaiki penampakan dan daya tahan logam. Contohnya, suatu lapisan
tipis chromium pada bemper baja mobil untuk membuatnya menarik dan melindungi dari karat.
Pemurnian logam
Pemurnian logam digunakan pada proses pembuatan tembaga. Pemurnian ini menggunakan
elektrolit yaitu Cu SO4. Pada proses ini tembaga yang kotor dipergunakan sebagai anoda, dimana
zat tersebut akan mengalami oksidasi,
Cu(s)

Cu2+ (aq) +2e-

Reaksi oksidasi ini akam melarutkan tembaga menjadi Cu2+. Dilain pihak pada katoda terjadi
reaksi reduksi Cu2+ menjadi tembaga murni. Mula-mula Cu2+ berasal dari Cu SO4, dan secara
terus menerus digantikan oleh Cu2+ yang berasal dari pelarutan tembaga kotor. Proses reaksi
redoks dalam eletrolisis larutan Cu SO4 adalah:
Cu SO4 (aq)

Cu2+ (aq) + SO42- (aq)

Katoda: Cu2+ (aq) +2eAnoda: Cu(s)

Cu(s)
Cu2+ (aq) +2e-

Pengotor tembaga umumnya terdiri dari perak, emas, dan platina. Oleh karena E 0 unsutr Ag, Pt,
dan Au > dari E0 Cu, maka ketiga logam tidak larut dan tetap berada di anoda biasanya berupa
lumpur. Demikian juga jika pengotor berupa Fe atau Zn, unsure ini dapat larut namun cukup sulit
tereduksi dibandingkan Cu, sehingga tidak mengganggu proses reduksi Cu.
Pengotor (impurity) adalah kandungan oksida lain dalam suatu zat, berfungsi sebagai katoda
untuk menjaga efisiensi reaksi sehingga pengotor dapat mengatasi efek dari suatu reaksi tanpa
mempengaruhi proses reduksi zat.
Elektrowinning
Proses untuk mengekstraksi secara elektrolisis suatu zat dengan cara memberikan arus listrik
sehingga terjadi dekomposisi.

Aspek termodinamika reaksi juga dapat diketahui dengan menggunakan diagram pourbaix suatu
zat untuk memprediksi proses elektrowinning zat tersebut sehingga diketahui reaksi-reaksi apa
saja yang dapat berlangsung selama elektrowinning. Secara kinetika, reaksi yang terjadi
disebabkan oleh faktor polarisasi akibat pengaruh ion-ion pengotor dan zat organik pada
permukaan elektroda.
Elektrowinning seng (Zn)
Proses elektrowinning seng (Zn) merupakan proses untuk mengekstraksi secara elektrolisis Zn
dari larutan sulfat encer hasil leaching yang dilakukan dengan cara memberikan arus listrik
sehingga terjadi dekomposisi seng sulfat (ZnSO4). Berdasarkan termodinamika, potensial
reversibel Zn2+/Zn lebih rendah daripada potensial reversibel H+/H2
Maka seluruh hidrogen akan tereduksi pada potensial di mana pengendapan Zn berlangsung
kemudian dapat mengakibatkan penurunan efisiensi arus yang digunakan. Oleh karena itu
kecepatan reaksi reduksi hidrogen harus dibatasi, yaitu dengan menggunakan katoda awal
(starting cathode) yang memiliki hidrogen overpotensial yang tinggi misalnya katoda aluminium
sehingga pada potensial pengendapan Zn, reduksi ion hidrogen belum berlangsung. Endapan Zn
sendiri memiliki hidrogen overpotensial yang cukup besar sehingga proses pengendapan Zn
dapat berlangsung secara kontinyu dengan efisiensi yang tinggi setelah satu lapisan endapan Zn
terbentuk pada permukaan katoda aluminium.
Pada umumnya logam lain memiliki hidrogen overpotensial yang lebih rendah sehingga apabila
digunakan sebagai katoda dapat menurunkan efisiensi arus. Oleh karena itu digunakan logam
aluminium sebagai katoda untuk proses elektrowinning Zn

Daftar Pustaka
Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XII. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Putra, Sinly Evan . http://www.chem-istry.org/artikel_kimia/kimia_fisika/elektrosintesis_metode_elektrokimia_untuk_memproduksi_se
nyawa_kimia/ 10 juni 2010
Ratna http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/aplikasi-sel-elektrolisis/10
juni 2010
Takeuchi, Yoshito. http://www.chem-istry.org/materi_kimia/kimia_dasar/oksidasi_dan_reduksi1/elektrolisis/ 10 juni 2010
Zulfikar. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/reaksi-kimia-kimiakesehatan-materi_kimia/sel-elektrolisa-dalam-industri/ 10 juni 2010

Anda mungkin juga menyukai