Anda di halaman 1dari 6

STRUKTUR TEKS CERPEN dibedakan menjadi 6 bagian yaitu :

abstrak, merupakan ringkasan atau inti cerita yang akan dikembangkan menjadi rangkaian
peristiwa. Abstrak bersifat opsional artinya sebuah teks cerpen baleh tidak memakai abstrak.
Orientasi, adalah struktur yang berisi pengenalan latar cerita yang berkaitan dengan waktu,
suasana, dan tempat yang berkaitan dengan cerpen.

Komplikasi, berisi urutan kejadian yang dihubungkan secara sebab akibat, pada struktur ini
anda mendapatkan karakter atau watak pelaku cerita karena beberapa kerumitan mulai
bermunculan.

Evaluasi, adalah struktur konflik yang terjadi yang mengarah pada klimaks mulai
mendapatkan pemecahannya / penyelesainya.

Resolusi, pada struktur ini pengarang mengungkapkan solusi yang yang dialami tokoh.

Koda, merupakan nilai nilai atau pelajaran yang dapat dipetik dari suatu teks oleh
pembacanya. oke hanya itu yang saya kurang lebih tau hehehehe ^^ semoga bermanfaat

Pengertian Cerpen
Cerpen adalah jenis karya sastra yang diparkan atau dijelaskan dalam bentuk tulisan yang berwujud
sebuah cerita atau kisah secara pendek, jelas, serta ringkas. Cerpen bisa disebut juga dengan sebuah
prosa fiksi yang isinya tentang pengisahan yang hanya terfokus pada satu konflik atau permasalahan.
Untuk lebih singkatnya cerpen itu adalah cerita pendek yang hanya berpusat pada satu konflik.
Unsur Intrinsik Cerpen
Tema adalah suatu pokok masalah yang mendasari sebuah cerita (gagasan pokok dasar cerita).
Alur atau plot ialah sebuah langkah atau jalan dari sebuah cerita.Urutan cerita biasanya bisa terjalin
atas urutan waktu, kejadian atau hubungan dari sebab dan akibat.
Penokohan adalah pemberian suatu watak atau sifat (karakter) pada tokoh cerita. Pemberian sifat
tersebut akan tercermin dalam fikiran, tingkah laku, ucapan atau pandangan tokoh terhadap sesuatu
hal.
Setting atau latar adalah tempat peristiwa,waktu dan suasana cerpen itu dilakukan
Sudut pandang adalah cara bercerita atau cara pandang visi seorang pengarang pada suatu peristiwa
dalam cerpen.
1. Sudut pandang orang pertama, yaitu orang yang berbicara. Contohnya seperti kata aku , saya ,
gue (untuk tunggal), seperti kami, kita, (untuk jamak ).
2. Sudut pandang orang kedua, yaitu orang yang dibicarakan. Contohnya seperti kamu, engkau
(untuk tunggal ), seperti kalian ( untuk jamak )
3. Sudut pandang orang ketiga, yaitu orang yang dibicarakan. Contohnya seperti ia, dia ( untuk
tunggal), seperti mereka (untuk jamak).
Amanat adalah sebuah pesan atau harapan seorang penulis cerita kepada pembaca agar pembaca mau
bertindak atau melakukan sesuatu.
Gaya penceritaan itu dapat dilihat dari segi bahasa dan nada. Dari segi bahasa, kalian bisa mencermati
adakah kekhasan dari sebuah cerpen itu dalam pemilihan sebuah gaya bahasa (majas), ungkapan yang

digunakan. Jika dari segi nada, kalian dapat mencermati apakah ada kesan nada yang menimbulkan
rasa romantis, simpatik dan sebagainya dalam cerpen tersebut.

#Unsur Ekstrinsik Cerpen


Latar Belakang Masyarakat
Pengaruh latar belakang masyarakat kepada pembuatan cerpen itu sangatlah berpengaruh,
Pemahaman untuk itu bisa berupa antara lain adalah kondisi politik, idiologi negara, kondisi
sosialnya, dan juga kondisi keekonomian masyarakat.
Latar Belakang Seorang Pengarang
Latar belakang pengarang itu terdiri dari, biografi pengarang tersebut bagaimana, kondisi psikologis
pengarang bagaimana, serta aliran sebuah sastra yang dimiliki penulis sangatlah mempengaruhi
terhadap terbentuknya sebuah cerpen.
Unsur Intrinsik
1. Tema
: Seorang Juru Masak yang bimbang
2. Penokohan: - Makaji : cerdas, lugu, tidak pilih kasih, rendah hati, tidak gegabah, dan ingkar janji
- Azrial : baik, penyabar, bekerja keras, pantang menyerah, ulet, dan pendendam
- Mangkudun: sombong, tidak menghargai orang lain, egois, dan pemarah
- Renggogeni : baik, penyabar, penurut, patuh, dan pasrah
- Yusnaldi : Suka mengalah dan patuh
3. Alur
: Regresif (campuran) setiap tanda bintang *** pada cerpen menandakan
pergantian alur cerita.
4. Latar
: Perhelatan Gentasari, Rumah Makaji, Lareh Panjang, Jakarta, Rumah Mangkudun
Waktu : Sore dan Malam.
Suasana : Haru, menyedihkan
5. Sudut Pandang : Orang ketiga serba tahu, karena penulis tidak menceritakan tentang dirinya,
tetapi menceritakan tentang kisah orang lain.
6. Amanat dari cerpen Juru Masak adalah:
- Berbeda juru masak mengakibatkan perbedaan rasa pada makanan. Karena dalam cerpen itu,
masakan yang dibuat oleh Makaji lebih disukai masyarakat dibandingkan dengan masakan dari juru
masak yang lain.
- Jangan sombong hanya karena martabat. Karena dalam cerpen itu, Mangkudun tidak mau
menjodohkan anaknya dengan Azrial karena martabat Mangkudun dapat jatuh jika anaknya menikah
dengan hanya laki-laki yang anak dari seorang juru masak
- Bekerja keras adalah salah satu cara untuk sukses. Karena dalam cerpen itu, Azrial bekerja keras di
Jakarta selama bertahun-tahun dan akhirnya ia berhasil menjadi juragan.
- Masa-masa tua lebih baik dihabiskan bersama anak dan keluarga. Karena dalam cerpen itu, Makaji
memilih untuk bekerja bersama-sama dengan anaknya.
Ekstrinsik:
Nilai Sosial : .."Sejak dulu, Makaji tidak pernah keberatan membantu keluarga mana saja yang
hendak menggelar pesta, tak perduli apakah tuan rumah hajatan itu orang terpandang yang tamunya
membludak atau orang biasa yang hanya sanggup menggelar syukuran seadanya
Nilai Moral : .."Merah padam muka Azrial"
Nilai Sosial Budaya : "Para tetua kampung menyiapkan pertunjukan pencak guna menyambut
kedatangan pria. Para pesilat turut ambil bagian memeriahkan pesta perkawinan anak gadis orang
terkaya di Lareh Panjang. (adat yang masih kental)

Berikut adalah contoh majas dalam kalimat cerpen JURU MASAK


1. Antitesis
=> Sejak dulu, Makaji tidak pernah keberatan membantu keluarga mana saja
yang hendak menggelar pesta,tak peduli apakah tuan rumah hajatan itu orang terpandang
yang tamunya membludak atau orang biasa yang hanya sanggup menggelar syukuran
seadanya.
2. Retorik
=> Orang tua mana yang tak ingin berkumpul dengan anaknya di hari tua ?
3. Paradoks

=> Nasi banyak gulai melimpah, tetapi helat tak bikin kenyang.

4. Hiperbola

=> Adik-adiknya sudah terbang hambur ke negeri orang.

5. Hiperbola

=> Dua kali meriam ditembakkan ke langit.

6. Asosiasi

=> Kuah gulai rebungnya encer seperti kuah sayur toge.

7. Retorik

=> Mana mungkin keluarga calon besan itu bisa dibohongi ?

8. Antitesis
=> Tabiat orang tua memang selalu begitu, walau terasa semanis gula tak bakal
langsung direguknya, meski sepahit empedu tak buru-buru dimuntahkannya, mestimtang ia
menimbang.
9. Alegori
=> Derajat keluarga Azrial memang seumpama lurah tak berbatu, seperti sawah
tak berpembatang, tak ada yang bisa diandalkan.
10. Asosiasi

=> Ibarat emas dan loyang perbedaan mereka.

11. Retorik

=> Apa dia salah kalau ayahnya hanya seorang juru masak ?

Gaya bahasa sering disebut juga dengan istilah majas, yaitu cara memilih bahasa yang sesuai dengan
cita rasa pengarang. Bahasa yang dipilih adalah bahasa yang dapat menimbulkan perasaan tertentu
dalam hari orang lain.
Gaya bahasa pada umumnya dipakai untuk menarik hati pembaca agar tidak bosan dan selalu
memperoleh kesegaran dalam membaca karya sastra. Gaya bahasa dipakai untuk menghidupkan dan
memberi jiwa pada karya tulis. Tak heran dalam sebuah novel pasti terdapat macam macam majas
gaya bahasa sebagai daya tarik novel tersebut.
Menurut isi dan jenisnya, gaya bahasa dapat dibedakan menjadi:
a. Gaya bahasa penegasan
b. Gaya bahasa perbandingan
c. Gaya bahasa pertentangan
d. Gaya bahasa sindiran
Macam macam gaya bahasa beserta contohnya
Pada pembahasan selanjutnya kami akan memberikan macam macam gaya bahasa berserta contohnya
agar anda dapat mengetahui bentuk gaya bahasanya serta nama majasnya.
a. Gaya bahasa penegasan
1. Majas Pleonasme Adalah gaya bahasa yang dipakai untuk memperjelas maksud dengan
menggunakan kata berulang dan maknanya sudah dikandung oleh kata yang mendahului.

Contoh: Burung itu sudah naik ke atas kemudian turun ke bawah lagi.
2. Majas Hiperbola
Adalah gaya bahasa yang dipakai untuk melukiskan keadaan secara berlebihan
Contoh: Anak tiu berlari sangat cepat bagai kilat
3. Majas Litotes
Dipakai untuk melukiskan hal sekecil-kecilnya utnuk merendahkan diri.
Contoh: Terimalah pemberianku yang tidak berharga ini.
4. Majas Repetisi
Adalah gaya bahasa mengulang kata-kata tertentu beberapa kali. Gaya ini sering digunakan dalam
berpidato
Contoh: Jangan ragu-ragu Saudara, selama matahari masih beredar, selama bulan masih bersinar dan
selama hayat masih dikandung badan saya akan memperjuangkan hak rakyat.
5. Majas Klimaks
Adalah gaya bahasa yang menggunakan sesuatu secara berturut-turut makin lama makin memuncak.
Contoh: Jangankan seratus ribu, lima ratus ribu atau satu juta, satu miliar pun kalau dijual akan aku
beli.
6. Majas Antiklimaks
Adalah gaya bahasa yang menyebut sesuatu secara berturut-turut makin lama makin menurun.
Contoh: Apalagi setahun, sebulan atau semingu, sehari saja dia tidak akan meninggalkanmu.
7. Majas Asidenton
Adalah gaya bahasa yang melukiskan beberapa hal secara terurai tanpa menggunakan kata
penghubung.
Contoh: Besar, kecil, tua, muda semuanya hadir dalam acara pembukaan sekaten.
8. Majas Polisindenton
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan beberapa hal dengan menggunakan kata penghubung.
Contoh: Sebelum berangkat ke sekolah pagi itu, saya menyapu lantai dan mengepelnya kemudian
saya mandi dan sarapan pagi.
9. Majas Koreksio
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan sesuatu yang slah, kemudian dibetulkan agar menarik.
Contoh: Kemarin sore... eh maaf tadi amalam wanita itu datang di pondoknya.
10. Majas Interupsi
Adalah gaya bahasa yang menggunakan sisipan kata/frase di tengah-tengah kalimat untuk
menegaskan maksud.
Contoh: Pak Zaeni-lurah yang baru-orangnya sangat sederhana.
b. Gaya bahasa perbandingan
1. Majas Metafora
Adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain secara langsung. Biasanya
disertai kata-kata: seperti, bagaikan dan bak.
Contoh: Suaranya bening bagaikan buluh perindu.
2. Majas Personifikasi
Adalah gaya bahasa yang melukiskan benda mati yang diungkapka seperti manusia.
Contoh: Angin malam telah melarang aku ke luar.

3. Majas Tropen
Adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang tepat dan sejajar dengan pengertian yang
dimaksud.
Contoh: Dia telah terbang menggunakan pesawat Garuda, maka jangan biarkan dirimu hanyut dalam
kesediahan.
4. Majas Metonimia
Adalah gaya bahsa yang menggunakan benda yang dimaksud dengan sebuah nama (merek dagang).
Contoh: Belikan saya sebungkus Gudang Garam di warung.
5. Majas Sinekdoke
Gaya bahasa ini terdiri atas dua macam yaitu:
a. Pars Prototo : menyebutkan sebagian untuk menyatakan keseluruhan.
Contoh: Sejak tadi tidak kelihatan batang hidungnya, ke mana?
b. Totem Proparte : menyebutkan keseluruhan yang dimaksud sebagian.
Contoh: Tadi malam Indonesia dapat mengalahkan Malaysia dengan skor 3-2.
6. Majas Eufemisme
Adalah gaya bahasa yang menggantikan kata yang lebih halus sehinga lebih sopan.
Contoh: Sejak ditinggal kekasihnya, anak itu menjadi kurang ingatan (gila).
d. Gaya bahasa sindiran
1. Majas Ironi
Adalah gaya bahasa sindiran yang paling halus. Kadang yang disindir sampai tidak terasa.Gaya
bahasa ini dipakai dengan cara menggunakan kata-kata yang mengandung arti kebalikan yang
dimaksud.
Contoh:
a) Manis sekali kopi yang kau buat (maksudnya sangat pahit)
b) Pagi benar kau datang. Jauh ya?
2. Majas Sinisme
Adalah gaya bahasa sindiran yang agak kasar.
Contoh: Dengan jarang mengikuti pelajaran, semog kau lulus dengan nilai terbaik.
3. Majas Sarkasme
Adalah gaya bahasa sindiran yang paling kasar sehingga sangat menyakitkan hati bagi orang yang
disindir.
Contoh: Hai, penjilat! Belum puas kau merampas hak orang lain!
4. Majas Alusio
Adalah gaya bahasa sindiran yang menggunakan peribahasa/ungkapan yang sudah lazim.
Contoh: Anda ini senang kura-kura dalam perahu, bukanlah sudah gaharu cendana pula. (pura-pura
tidak tahu, bertanya pula).
e. Gaya bahasa Pertentangan
1. Majas Paradoks
Adalah gaya bahasa pertentangan yang di dalamnya jika diteliti ternyata tidak ada pertentangan, sebab
pokok pembicaraan sudah berlainan.
Contoh:

a) Orang itu sangat kaya di daerah ini, tetapi sangat miskin di hadapan Tuhan.
b) Setelah ditinggal pergi anaknya, ibu itu merasa sepi hidup di kota yang ramai ini.
2. Majas Antitesis
Adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang bertentangan dengan artinya.
Contoh: Sedih-gembira, berat-ringan harus kita hadapai dengan bersera kepada Allah SWT.
Sumber Tulisan Dari: http://www.ilmubahasa.net/2014/11/macam-macam-gaya-bahasamajas.html#ixzz3i2jwbyoO

Anda mungkin juga menyukai