Iritan: kimia
Latihan
Emosional
3. Patoflodiagram
Faktor intrinsik
Faktor ekstrinsik
Alergen
Pemasukan O2
inadekuat
Pola nafas
tidak efektif
Serangan
paroksimal
Merangsang
sistem saraf
simpatis
Mengaktifkan RAS
dalam mengaktifkan
kerja organ tubuh
Susah tidur
Perubahan pola
Istirahat tidur
Bronkospasme
Intoleransi aktivitas
Dispnea, wheezing, batuk, sputum
Mual/muntah
Anoreksia
inflamasi
Mukosa saluran
nafas menebal
Penyempitan lumen
Batuk bersputum
Peningkatan produksi
sputum
Bersihan jalan
nafas inefektif
Perubahan status
kesehatan klien
Proses hospitalisasi
Ansietas
4. Manifestasi Klinis
Gejala yang timbul biasanya berhubungan dengan beratnya derajat
hiperaktivitas bronkus. Obstruksi jalan nafas dapat reversibel secara spontan
maupun dengan pengobatan. Gejala-gejala asma antara lain:
a. Bising mengi (wheezing) yang terdengar dengan atau tanpa stetoskop
b. Batuk produktif, sering pada malam hari
c. Nafas atau dada seperti tertekan
Gejalanya bersifat paroksismal, yaitu membaik pada siang hari dan
memburuk pada malam hari.
5. Komplikasi
Pneumotoraks,
pneumomediastinum
dan
emfisema
subkutis,
e. Menghindari efek samping obat asma dan mencegah obstruksi jalan nafas
yang irreversible.
Penatalaksanaan non farmakologis
a. Oksigen bila diperlukan
b. Hindari faktor pencetus
c. Fisioterapi bila perlu
d. Penyuluhan pada klien dan keluarga
Terapi obat
a. Agonis 2: terbufalin, salbutamol, dan fenetol
b. Metilxantin: teofilin, aminophilin
c. Antikolinergik
d. Kortikostereoid
e. Natrium krondin
f. Inhibitor sel mast
7. Prognosis
Prognosis sesuai dengan tingkat keparahan penyakit dan pengobatan
yang diberikan kepada klien.
kemampuan/peningkatan
kebutuhan
bantuan
yang
memanjang,
penggunaan
otot
aksesori
g. Interaksi sosial
Gejala : ketergantungan hubungan, kurang sistem pendukung
Tanda : keterbatasan mobilitas fisik
2. Pemeriksaan Diagnostik
a. Sediaan hapus darah tepi dan pemeriksaan sputum
b. Uji prick tes
c. Sinar X dada
d. Uji fungsi paru
e. Tes tantangan metakolin atau histamin
f. Analisa gas darah: PaCO2 > 40 mmHg
PaO2 > 70 mmHg
3. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penyempitan jalan nafas
-
dimanifestasikan
adanya
bunyi
nafas
Pertahankan polusi udara minimum, misal: debu, asap dan bulu bantal
yang berhubungan dengan kondisi individu.
Rasional : merupakan faktor pencetus alergi, pernafasan dan dapat
memperberat sesak.
Penatalaksanaan pemberian O2
Rasional : dapat memperbaiki/mencegah terjadinya hipoksia
Bronchodilator
Rasional : merilekskan otot pernafasan dan menurunkan kongesti
lokal. Menurunkan spasme jalan nafas, mengi dan
produksi mukosa.
Metilxantin
Rasional : menurunkan edema mukosa dan spasme otot polos
dengan peningkatan langsung siklus AMP. Dapat juga
menurunkan kelemahan otot/kegagalan pernafasan
dengan meningkatkan kontraktilitas diafragma.
7
Ambil nafas kedua, tahan dan batuk dari dada (bukan dari
belakang mulut atau tenggorok) dengan menggunakan nafas
pendek
Pernafasan
diafragma
menurun,
frekuensi
pernafasan
dan
Rasional : sekresi
kental
sulit
untuk
dikeluarkan
dan
dapat
Expectorant
penggunaan
kebiasaan,
karena
obat
ini
Kaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini, catat derajat kesulitan
makan, dan evaluasi berat badan dan ukuran tubuh.
Rasional : pasien distress pernafasan akut sering anoreksia karena
dispnea, produksi sputum dan obat. Selain itu, banyak
pasien dengan asma mempunyai kebiasaan makan buruk,
meskipun
kegagalan
pernafasan
membuat
status
10
memberikan
kesempatan
untuk
meningkatkan
11
kemampuan/kebutuhan
pasien
dan
12
Kaji perasaan klien dan keluarga, beri sikap empati dan dengarkan
keluhan klien
Rasional : mengurangi kecemasan klien dan keluarga sehingga dapat
bekerjasama dalam proses perawatan
untuk
menyampaikan
bahwa
yang
13