Anda di halaman 1dari 30

PRESENTASI KASUS

ANESTESI PADA PASIEN DENGAN


ULKUS DIABETIKUM

ANNISA NURFITRIANA
10310052

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Ny. DLE
Umur: 49 tahun 8 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jalan Sukalaya III Gang H.Saadah
RT.003/001, Desa Argasari Kec.
Cihideung, Kota Tasikmalaya
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Tanggal MRS : 18 Juli 2015
No. CM : 15282926

ANAMNESIS
A (Alergy) Alergi makanan (-), obat-

obatan (-), asma (-)


M (Medication) Penyakit tertentu (-)
P (Past Medical History) Riwayat
penyakit DM sejak 2 bulan dan tidak
pernah kontrol atau berobat, riwayat
hipertensi (-), sakit ginjal (-), riwayat
sakit yang sama (-) dan riwayat operasi
sebelumnya (-)

Cont...
L (Last Meal) 8 jam pre-operasi
E (Elicit History)

Pasien datang ke RSUD Kota Tasikmalaya


pada tanggal 18 Juli 2015 pukul 10.00 WIB
diantar oleh keluarganya dengan keluhan
nyeri disertai bengkak pada kaki sebelah kiri
sejak 1 bulan yang lalu. Nyeri dan bengkak
disertai keluar nanah dan berbau busuk.
Riwayat trauma tidak ada.

PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal Pemeriksaan
Tempat Pemeriksaan

: 12 Agustus 2015
: Ruang IIIA

Vital Sign
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah
: 120/60 mmHg
Nadi
: 82 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 37,10C
Status Generalisata

Berat Badan : 53 Kg
Tinggi Badan : 155 Cm

Cont...
Kepala

Hidung
: Dalam batas normal
Telinga
: Dalam batas normal
Bibir : Dalam batas normal

Leher: Dalam batas normal


Thorak

Inspeksi : Bentuk dan gerak simetris kanan = kiri; retraksi


supraclavicula (-)/(-), retraksi intercostalis (-)/(-).
Palpasi
: iktus kordis tidak teraba; Vokal Fremitus kanan = kiri
Perkusi
: Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : VBS kanan = kiri; Wheezhing (-)/(-); Ronki (-)/(-); BJ III
regular, Gallop (-), Murmur (-)

Cont...
Abdomen

Inspeksi : Bentuk cembung; retraks epigastrium (-)


Auskulasi : Bising usus (+) normal
Palpasi
: Soepel; nyeri tekan (-); defence muscular (-); hepar
membesar (-); limpa tidak teraba
Perkusi
: Timpani

Ekstremitas

Atas : edema (-); hiperemis (-); ulkus (-); CRT <2


Bawah : edema (+) tungkai bawah kiri, ulkus (+) tungkai
bawah sampai telapak kaki kiri; CRT < 2 detik
tungkai kanan, sulit dinilai pada tungkai kiri

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium lengkap
Pemeriksaan radiologi terdiri dari:

Foto thorax PA

Jantung agak membesar tanpa bendungan paru, paru aerasi baik,


tampak kalsifikasi di lobus superior kiri (Kesan: artefak atau
pernah KP)

Foto Pedis AP-Lateral dan Cruris AP-Lateral

Kesan: iritatif tanpa osteomielitis

Pemeriksaan EKG

Dalam batas normal

DIAGNOSIS KLINIS
Ulkus diabetikum di regio cruris dan pedis sinistra

KESIMPULAN
Status ASA (American Society of Anesthesiologists)
merupakan suatu klasifikasi untuk menilai kebugaran
fisik seseorang. Untuk pasien ini ASA III yaitu pasien
dengan penyakit sistemik berat dan mengganggu
aktivitas sehari-hari yaitu DM tipe II yang tidak
terkontrol.

LAPORAN ANESTESI
Tanggal Operasi : 13 Agustus 2015
Diagnosis pra-bedah : Ulkus diabetikum a/r cruris

dan pedis sinistra


Jenis Pembedahan : Necrotomy debridement
Jenis Anestesi : Regional anestesi
Rencana tindakan
: Regional anestesi dengan
teknik spinal
Awal anestesi : 10.00 WIB
Awal pembedahan : 10.10 WIB
Lama Pembedahan : 1 jam

Cont...
Medikasi induksi : Bupivakain 15 mg (3 cc)
Loading cairan
: Ringer Laktat 500 cc
Maintenance
Respirasi
Posisi

: O2 3 L/mnt per nasal kanul


: Spontan, reguler, cukup
: Supine atau terlentang

Cairan perioperatif

Maintenance cairan menggunakan rumus = 4:2:1


Kebutuhan basal
93 cc/jam
Defisit Cairan Puasa
744 cc
Insensible Water Loss (IWL)
424 cc
Kebutuhan cairan 1 jam pertama 889 cc
Kebutuhan cairan 1 jam kedua
703 cc
Kebutuhan cairan 1 jam ketiga 703 cc
Kebutuhan cairan 1 jam keempat 517 cc
Kebutuhan cairan 1 jam kelima
517 cc

Cont...
EBV 4.240 cc
Pendarahan selama operasi berlangsung sebanyak

10 cc. Maka persentasi pendarahan yang terjadi


selama operasi adalah = 0,23%
Penggantian< 15% EBV dapat diberikan kristaloid
sebagai pengganti pendarahannya dengan
perbandingan 1:3
Maka pasien diberikan cairan kristaloid sebanyak
= 3 x 10 cc = 30 cc

SPINAL ANESTESI
Posisi duduk, badan membungkuk processus

spinosus teraba. Pada daerah vertebra lumbal III-V


dibersihkan dengan antiseptik (povidon iodine +
alkohol)
Tentukan ruang subarachnoid tarik garis dari
SIAS ke Vertebre Lumbal (antara VL IV-V)
Dengan jarum spinal no.25G dimasukkan obat
bupivacaine 15 mg (3 cc) posisikan pasien pada
posisi supine atau terlentang untuk tindakan
operasi

Cont...
Pasang sensor finger oksimetri dan manset pada

lengan pasien untuk monitoring saturasi dan


tekanan darah
Pemberian gas anestesi dengan O2 3L/menit dengan
memakai nasal kanul
Monitoring tanda vital selama operasi tiap 15 menit,
kedalaman anestesi, cairan, perdarahan, dan
produksi urin

Cont...
Waktu

Nadi

Tekanan darah

Saturasi

10.00 WIB

87 x/menit

125/70 mmHg

100 %

10.15 WIB

80 x/menit

110/55 mmHg

100 %

10.30 WIB

82 x/menit

112/58 mmHg

100 %

10.45 WIB

76 x/menit

110/51 mmHg

100 %

11.00 WIB

82 x/menit

115/57 mmHg

100 %

POST OPERASI
Bromage score 2 diperbolehkan pindah ruangan.
Infus = Asering 20 tetes/menit
Analgetik Tramadol 100 mg dan ketorolac 60 mg

diberikan per-drip dalam 500 cc Asering


Antibiotik = sesuai teman sejawat bedah
Makan dan minum sudah dapat di mulai setelah
selesai operasi.
Monitoring Post-operasi:

Tanda vital (suhu, repsirasi, nadi, tekanan darah)


Glukosa sewaktu setelah operasi

BROMAGE SCORE
Indikator respon motorik pasca anestesi.

Cont...
Nilai 0 jika terdapat gerakan penuh tungkai
Nilai 1 jika tak mampu ekstensi tungkai
Nilai 2 jika tak mampu fleksi lutut
Nilai 3 jika tak mampu fleksi pergelangan kaki
Jika nilai bromage score 2 pasien boleh pindah ke

ruangan

PEMBAHASAN
Anestesi spinal

Injeksi obat anestesi lokal


Di dalam ruang intratekal ruang subaraknoid di regio lumbal antara
vertebra L2-3, L3-4, L3-5
Dihasilkan onset yang cepat dengan derajat kesuksesan yang tinggi

Kontra indikasi

Kontra indikasi absolut


Pasien menolak, infeksi di daerah penusukan, koagulopati,
hipovolemi berat, peningkatan TIK, stenosis aorta berat dan stenosis
mitral berat.
Kontra indikasi relatif
Pasien tidak kooperatif, sepsis, kelainan neuropati seperti penyakit
demielinisasi sistem syaraf pusat, lesi pada katup jantung serta
kelainan bentuk anatomi spinal yang berat

Cont...
Keuntungan

Perubahan metabolik dan respon endokrin akibat


stress dapat dihambat, komplikasi terhadap jantung,
otak, paru minimal, relaksasi otot dapat maksimal
pada daerah yang terblok sementara pasien dalam
keadaan sadar.
Kerugian
Hipotensi, mual dan muntah, PDPH, nyeri pinggang.

BUPIVAKAIN
Obat anestesi lokal golongan amida
Mula kerjanya lebih lambat daripada lidokain namun lama

kerja sampai 8 jam


Kontraindikasi
Penyakit SSP aktif, septikemia, anemia pernisiosa dengan
degenerasi subakut dari korda spinalis, infeksi piogenik pada
kulit, syok kardiogenik atau hipovolemik, gangguan koagulasi
atau sedang mendapat terapi antikoagulan
Efek samping
Hipotensi, bradikardia, sakit kepala, menimbulkan blokade
spinal tingkat tinggi atau total depresi kardiovaskular dan
pernafasan (jarang)

ANESTESI GERIATRI
Efek samping anestesi lebih besar (keterbatasan

fungsi tubuh)
Morbiditas dan mortalitas
Tidak ada alat, obat dan teknik anestesi yang
dikatakan terbaik untuk pasien geriatri
Teknik anestesi regional dapat digunakan karena
teknik yang sederhana, aman, pemulihan cepat dan
efek samping minimal

Cont...
Rekomendasi perioperatif pada pasien geriatri:

Menghindari obat-obat yang beresiko meningkatkan delirium


Kontrol pemberian cairan
Pemberian kalori adekuat
Terapi fisik agar segera mungkin dapat melakukan aktifitas
sehari hari

Cont...
Adanya degeneratif massa otot dan secara

mikroskopik terjadi penebalan celah penghubung


neuromuskular, arthritis, osteoporosis, kelemahan
dan kekakuan ligamen mudah fraktur dan
dislokasi sendi pada tiap gerakan dan posisi
intraoperatif penyulit anestesi epidural dan spinal

ANESTESI REGIONAL PADA DIABETES MELITUS


Teknik anestesi dengan menggunakan anestesi

regional dapat mengatur sekresi hormon katabolik


dan sekresi insulin residual, peningkatan sirkulasi
glukosa perioperatif, konsentrasi epinefrin dan
kortisol yang dijumpai pada pasien non diabetik
yang timbul akibat stres pembedahan
Selama pembedahan atau sakit/stres terjadi respon
katabolik dimana terjadi sekresi katekolamin,
glukagon, korfisol, tetapi sekresi insulin
hiperglikemia, penurunan penggunaan gula darah,
peningkatan glukoneogenesis, katabolisme protein

Cont...
Infus phentolamin perioperatif (penghambat

kompetitif reseptor -adrenergik)menurunkan


respon gula darah terhadap pembedahan dengan
menghilangkan penekanan sekresi insulin secara
parsial
Kerugian anestesi regional

Resiko infeksi dan gangguan vaskular meningkat


Abses epidural lebih sering terjadi pada anestesi spinal dan
epidural
Cedera saraf iskemik atau edema pada penderita DM

Cont...
Perlu diwaspadai kemungkinan terjadinya

hipoglikemia atau hiperglikemia pasien pasca bedah


terutama apabila terdapat keterlambatan bangun
atau penurunan kesadaran
Monitoring kadar gula darah pasca bedah
Pemeriksaan EKG postoperatif serial dianjurkan
pada pasien DM usia lanjut, penderita DM tipe I,
dan penderita dengan penyakit jantung
Waspadai perubahan status mental, hipotensi yang
tak dapat dijelaskan atau disrimia,dan kemungkinan
terjadinya infark miokard

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai