Anda di halaman 1dari 12

TINGKAH LAKU TERCELA

1. PENDAHULUAN
Di dalam kehidupan di dunia ini tingkah laku adalah
hal yang sangat penting dilakukan dan memiliki aturan
yang harus di patuhi dan di hormati, kita mengenal dalam
agam islam ada akhlak yang baik (akhlaq al-karim) dan
ada juga akhlak yang tidak boleh di lakukan yaitu akhlak
tercela (akhlak al-madzmumah). Islam adalah agama yang
telah disempurnakan oleh Allah, tidak ada agama lagi
setelah agama islam yang diturunkan oleh melalui malaikat
Jibril kepada Nabi Muhammad saw.
Islam juga mengatur bagaimana berperilaku baik
sesama manusia bahkan sesama makhluk lainnya. Dan
sesungguhnya Nabi pernah bersabda bahwa Nabi diutus
oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak.
Akhlak tidaklah memandang dari sudut pandang
apapun, semua manusia sama baik anak-anak, remaja,
dewasa, orang awam , orang alim dan lain sebagainya
dituntut untuk berakhlak yang mulia seperti akhlaknya
Nabi Muhammad saw.
Sesuai tugas yang diberikan kepada kami pemakalah,
kami akan mebahas tentang akhlak-akhlak yang tercela
yang tidak boleh dilakukan.
a. Buruk Sangka
b. Ghibah dan Buhthan
c. Boros
2. PEMBAHASAN
A. BURUK SANGKA




.


1

Artinya :Abu Huraira r.a. berkata, Rasulullah saw


bersabda : Awaslah kalian dari sangka-sangka, sebab
sangka-sangka itu sedusta-dusta cerita (berita), jangan
menyelidiki, jangan memata-matai (mengamati) hal orang,
jangan menawar unrtuk menjerumuskan orang lain, jangan
hasud menghasus, jangan benci membenci, jangan
belakang membelakangi, dan jadilah kalian sebagai hamba
Allah yang bersaudara. (Bukhari, Muslim)1
1. Mufradat
Permintaan agar menghindari

Prasangka buruk

:
:

Mendengarkan perkataan orang lain

Mencari rahasia atau kejelekan orang lain

:
:

Menawar dengan maksud menjerumuskan orang lain


:



Saling membenci


Saling membelakangi

2. Fiqhul Hadis
Sebenarnya dalam memahami hadis tersebut, tidak
hanya menegnai tidak boleh melakukan buruk sangka
melainkan ada pokok-pokok lainya yang mengenai
tentang tingkah laku tercela. Kita dapat memahami
hadis tersebut ada tujuh pokok penting tentag tingkah
laku tercela yaitu :
a. Larangan Buruk Sangka
1 Muhammad Fuad Abdul Baqi, Mutiara Hadis Shahih Bukhari Muslim, (Surabaya,
Bina Ilmu, 2005), hal. 928

Buruk sangka adalah menyangka sesorang melakukan


seusatu yang buruk tanpa ada suatu sebab yang kuat
atau jelas yang dapat menjadi hujjah prasangkanya.
Karena Allah juga telah menegaskan dalam al-Quran

Artinya : Hai orang-orang yang beriman jauhilah


kebanyakan dari prasangka.2 (Q.S Al-Hujurat ayat 12)
Buruk sangka adalah hal yang sangat berbahaya dalam
pergaulan

sesama,

karena

dapat

menimbulkan

hubungan antara yang menuduh dengan yang dituduh


akan menjadi tidak baik.
Buruk sangka di nyatakan oleh Nabi saw sebagai
sedusta-dustanya ucapan. Orang

yang telah berburuk

sangka kepada orang lain berarti telah menganggap


jelek kepadanya padahal ia tidak memiliki dasar sama
sekali.
Buruk sangak biasanya berasala dari diri sendiri. Hal
itu

sangat

berbahaya

hubungannya
padahal

dengan

belum

karena
orang

tentu

sangat
yang

orang

mengganggu

dianggap
tersebut

jelek,
sejelek

prasangkanya. Itulah sebabnya mengapa buruk sangka


sangat berbahaya, bahkan menurut sebagian ulama itu
lebih berbahaya dari pada bohong.
b. Laranagan Menyelidiki atau Memata-matai Orang Lain
Menyelidiki atau mencari-cari kesalahan, kekurangan,
kejelekan orang lain dengan sengaja adalah perbuatan
yang tercela, terutama hal-hal yang tersembunyi yang
tidak pantas untuk diketahuinya. Tetapi menyelidiki
dalam

rangka

kebenaran

kemaslahatan

kebenaran

umat

untuk

diperbolehkan.

mencari
Contoh

menyelidiki orang-orang yang akan berbuat kejahatan.


2 Kementrian Agama Republik Indonesi, Alquran dan Terjemahan

Karena dengan kita menyelidiki kita menyelamatkan


umat dari kejehatan. Dalam al-Quran dijelasakan

Artinya :Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan


orang lain dan janganlah kamu menggunjing sebagian
yang lain.3 (Q.S Al-Hujurat ayat 12)
c. Larangan Menawar Untuk Menjerumuskan Orang Lain
Menawar dengan maksud untuk mejerumuskan adalah

dengan sengaja kita menawarkan suatu barang kepada


sesorang denagan tidak jujur yang akan mengakibatkan
rugi atau kemudharatan terhadap sesorang. Biasanya
ini terjadi antara pembeli dan penjual sudah ada
perjanjian terlebih dahulu atau si penawar adalah
sahabatnya.
d. Larangan Hasud
Secara umum hasud biasanya disebut juga dengan iri
hati atau dengki. Yaitu suatu keinginan agar dapat
memiliki apa yang dimiliki oleh orang lain supaya
lenyap, baik itu harta, kedudukan dan lain sebagainya.
Firaman Allah swt :

Artinya :Dan jangan kamu iri terhadap karunia yang


telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas
sebagian yang lainya. (karena) bagi laki-laki ada bagian
dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan
(pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan.
Mohonlah kepada Allah sebgian dari karunia-Nya
sungguh Allah maha mengetahui segala sesuatu.4 (Q.S
An-Nisa ayat 22)
3 Ibid,
4 Ibid,

Seseorang
mensyukuri

yang

hasut

karunia

adalah

Allah

orang

yang

yang

telah

tidak

diberikan

kepadanya, karena jika sesorang yang mensyukuri


nikmat yang telah Allah berikan kepadanya maka
apapun yang diberikan oleh Allah akan disyukurinya.
Menurut Al-Faqih Abu Laits Samarqandi mengutip dari
seorang ahli hikmah, bahwa lima ciri-ciri seseorang
yang memiliki sifat hasud atau dengki yaitu5 :
1. Ia membenci nikmat Allah yang diberikan kepada
orang lain
2. Ia tidak rela

atas

ketentuan

Allah

dalam

hal

pembagian rezeki atau nikmat kepadanya.


3. Ia kikir terhadap karunia yang telah Allah berikan
4. Ia menghina karena harapanya melenyapkan nikmat
yang diberikan kepada orang lain
5. Ia adalah pasukan yang selalu siap membantu Iblis

e. Laranagan Benci-membenci
Membenci sesorang tanpa

memiliki

dasar

adalah

tingkah laku tercela karena kebencian kepada orang lain


dapat menimbulkan mempersempit kehidupan di dunia
ini. Membenci sesorang karena berbuat jahatpun tidak
boleh yang karena yang mengetahui hati manusia
hanya Allah, mana tau jika setelah sesorang melakukan
berbuat jahat lalu bertaubat dan diterima oleh Allah
maka jika kita membenci orang yang berbuat jahat
maka kita membenci orang yang telah diampuni oleh
Allah maka itu berdosa, maka kita hanya dibolehkan
membenci perbuatanya bukan membenci orang yang
melakukanya.
f. Larangan Belakang-membelakangi
5 Rachmat SyafeI, Al-Hadis, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), hlm. 186

Belakang-membelakangi biasanya juga disebut tidak


saling tegur sapa. Sesorang yang tidak saling tegur sapa
biasanya memiliki masalah ataupun alasan untuk tidak
tegur sapa, contoh karena diantaranya merasa saling
tersakiti dan lain sebagainya iru mengakibatkan sakit
hati

sesorang

enggan

dengan

bertemu,

melampiaskan

berpapasan

dengan

cara

tidak

mau

artinya

bertegur sapa adalah suatu kesalahan besar.


Jika kita memeliki masalah dengan siapapun maka
secepatnya kita menyelesaikanya dengan baik, dan
tidak saling mengeluarkan keegoannya masing masing.
Karena hal ini dilarang oleh Nabi sebagaimana hadist
yang telah di tulis di atas.
Bisa disimpulkan bahwa seluruh sifat yang tercela
yang telah dijelaskan bahwa kita ummat Islam adalah
saling bersaudara satu sama lain, bagaikan satu tubuh
yang apabila satu anggota tubuh sakit maka anggota
lainya measa sakit juga. Sebagaimana dijelaskan pada
akhir matan hadis tersebut kita juga disuruh untuk
mempererat persaudaraan sesama muslim.
B. GHIBAH DAN BUHTHAN

Artinya :Dari Abu Hurairah r.a, bahwasanya


Rasulullah saw pernah bertanya, "Tahukah kamu, apakah
ghibah itu?" Para sahabat menjawab, "Allah dan Rasul-Nya
lebih tahu." Kemudian Rasulullah saw bersabda, "Ghibah
adalah kamu membicarakan saudaramu mengenai sesuatu
6

yang tidak ia sukai." Seseorang bertanya, "Ya Rasulullah,


bagaimanakah menurut engkau apabila orang yang saya
bicarakan itu memang sesuai dengan yang saya ucapkan?"
Rasulullah saw berkata, "Apabila benar apa yang kamu
bicarakan itu ada padanya, maka berarti kamu telah
menggunjingnya. Dan apabila yang kamu bicarakan itu
tidak
ada
padanya,
maka
berarti
kamu
telah
mendustakannya." (H.R Muslim)6
1. Mufradat
Kamu mengetahui

Membicarakan orang lain

Tidak menyenangkan

Menuduh dengan kebohongan

2. Fiqhul Hadis
Hadis diatas dapat di pahami bahwa ghibah adalah
menceritakan kejelekan orang lain yang apabila ia
mendengarnya ia tidak suka meskipun hal itu benar,
sedangkan

menceritakan

sesuatu

yang

tidak

sebenarnya dikategorikan sebagai kebohongan atau


buhthan.
Ghibah

dilarang

dalam

Islam

Orang

yang

malakukannya bagaikan telah memakan daging bangkai


saudaranya, sebagaimana firman Allah swt :

Artinya : Dan jangan ada diantara kamu yang


menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada diantara
kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati.7(Q.S Al-Hujurat ayat 12)
6 Yoga Permana, Ebook Mukhtashar Sahih Muslim, (Kampungsunnah, 2009)

Menurut ibnu Abas bahwa ayat diatas turun ketika


Rasulullah mengadakan suatu perjalanan. Ditengah
perjalanan para sahabat diperintahkan agar setiap dua
orang yang mampu bersedia membantu seorang yang
tidak mampu (tentang makan dan minum). Salman
diikutkan pada dua orang tetapi ketika ia lupa tidak
melayani keperluan keduanya, ia disuruh minta lauk
kepada Nabi saw. Setelah ia berangkat keduanya
berkata seandainya ia pergi ke sumur pasti surutlah
sumurnya. Ketika salman menghadap, Nabi bersabda
sampaikanlah kepada keduanya bahwa kalian sudah
makan lauk-pauknya lalu ia menyampaikan hal itu
kepada keduanya, dan mereka menghadap Nabi dan
berkata: kami tidak makan lauk-pauk, Nabi bersabda
aku melihat merahnya daging

pada mulut kalian

berdua mereka menjawab kami tidak makan lauk dan


kami

seharian

bersabdalah

belum

Nabi

makan

kalian

daging
telah

kemudian

membicarkan

saudaramu (salman), maukah kalian memakan daging


orang mati? mereka menjawab tidak kemudian sabda
Nabi jika kalian tidak mau memakan daging orang mati
janganlah kalian mengatakan kejelekan orang lain
(ghibah) sebab perbuatan itu sama dengan memakan
daging saudaranya dan turunlah ayat ini.8
Apabila kita mendengar seseorang yang melakukan
ghibah yaitu membicarkan hal-hal kotor lainnya tentang
seseorang hendaklah menghindar dari orang itu dan jika

7 Op,Cit, Kementrian Agama Repubik Indonesia


8 Ibid, Rachmat SyafeI, hlm. 190

mampu tegurlah agar tidak membicarakan kejelekan


orang lain. Allah berfirman :

Artinya :Dan apabila mereka mendengarkan


perkataan yang buruk, maka berpaling darinya.9 (Q.S
Al-Qashah ayat 55)
Ghibah tidak boleh dilakukan dalam hal apapun
keculai dalam hal kemaslahatan atau karena terpaksa
harus diungkapkan. Seperti Mengadukan sesorang yang
telah berbuat dzalim terhadap orang lain kepada hakim.
Sesorang yang melakuan ghibah tidak akan diampuni
dosanya apalagi ghibah terhadap ornag yang telah
meninggal dunia kita akan memohon maaf terhadap
siapa

sedangkan

orang

yang

kita

ghibah

telah

meninggal. Ghibah dilarang oleh Allah maka kita harus


bertaubat

jika

kita

hubungan

antara

melakukan
manusia

dan

yakni

menyelesaikan

memohon

maaf

terhadap orang yang telah ia gibah serta menarik


ungkapan ghibahnya.
C. BERBUAT BOROS


:










:




Artinya : Dari Abu Hurairah r.a. berkata bahwa


Rasulullah saw bersabda. Sesungguhnya Allha swt tiga
mcam yaitu : Kalau kamu menyebah kepadan-Nya dan
tidak menyekutun-Nya dengan sesuatu apapun. Dan
supaya kamu berpegang teguh kepada ikatan Allah, dan
jangan cerai-berai. Dan dia membenci jika kamu banyak

9 Ibid, Kementrian Agama Republik Indonesia

bicara dan banyak bertanya dan banyak memboroskan


harta. (H.R Muslim)10
1. Mufradat
Berpegang teguh

Bercerai-berai
Memboroskan harta



:


:

Bertanya


2. Fiqhul Hadist
Apabila kita pahmai hadist tersebut mengandung
enam hal pokok tiaga yang disukai oleh Allah dan tiga
lagi yang dibenci oleh Allah, adalah :
1. Allah suka kalau hamba-Nya menyembah kepadaNya

dan

tidak

menyenyekutukan-Nya

dengan

sesuatu apapun
2. Allah suka kalu hamba-Nya berpegang teguh dengan
ikatan Allah
3. Allah suka kalau hamba-Nya tidak bercerai-berai
4. Allah membenci hamba-Nya yang banyak bicara
5. Allah membenci hamba-Nya yang banyak bertanya
seuatu yang tidak berguna
6. Allah membenci hamba-Nya yang memboroskan
hartanya
Hal-hal

tersebut

adalah

isi

dari

hadist di

atas,

pemakalah sesuai dengan silabus akan membahas


tentang pemborosan harta.
Boros

adalah

menggunakan

harta

yang

dimiliki

dengan cara mengahamburkan tanpa suatu sebab yang


bermanfaat atau tidak perlu yang dapat mengakibtkan
10 Ibid, Rachmat Syafei, hal. 194

10

merugikan dirinya bahakan keluarganya. Kita dilarang


melakukan pemborosan dan juga kikir terhadap karuni
Allah yang telah diberikan terhadap kita.
Boros tidak hanya tidak dibolehkan terhadap orangorang yang memiliki abnyak harata tetapi terhadap
seluruh golongan baik pas-pasan ataupun

miskin

dengan menghamburkan hartanya untuk hal-hal yang


tidak dibolehkan dalam Islam contoh membeli obat-obat
terlarang dan lain sebagainya. Hidup boros adalah
ajakan setan yang selalu menggoda manusi agar
menjadi temannya nati di neraka. Firman Allah swt :

Artinya
:Dan
janganlah
kamu
menghamburhamburkan. Sesungguhnya orang-orang yang boros itu
adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar
kepada tuhan-Nya.11 (Q.S Al-Isra ayat 26-27)
Nabi

Muhammad,

seperti

Nabi-Nabi

pendahulunya,

menyukai kehidupan yang sederhana. Beliau menikmati


kesenangan

hidup

tanpa

bermewah-mewah

dan

berlebihan. Beliau memakan makanan yang sederhana,


tinggal dalam rumah yang sederhana dan biasa-biasa
saja dan memiliki seekor unta atau seekor kuda untuk
tunggangan. Beliau hidup dalam kesederhanaan dan
selalu menganjurkan kaum muslim agar membina suatu
kehidupan yang sederhana dan menjauhi pemborosan.
3. KESIMPULAN
11 Ibid. Kementrian Agama Republik Indonesia

11

Dari semua pembahasan yang sudah kita pelajari di


atas tadi adalah mengarah tentang bagaimana islam
mengatur hubungan hamba kepada tuhanya dan hamba
kepada

sesama

hamba.

Islam

adalah

agama

yang

sempurna islam mengajarkan kita berbuat baik terhadap


sesama bahkan terhadap orang yang bukan islam kita juga
harus saling menghargai, Rasulullah adalah tauladan bagi
kita umatnya bagaimana beliau beramal kita di tuntut
untuk meneladaninya.
Kesimpulan Tentang sifat tercela adalah kita wajib
menjauhi bahkan tidak sama sekali kita lakukan karena
sudah jelas ditegaskan dalam Al-quan dan Hadis,
Sifat tercela faktornya adalah timbul dari hati maka
disebut juga penyakit hati antara lain di atas dijelaskan
Buruk sangka, boros, menggunjing dan banyak lagi yang
telah di jelaskan di atas.

12

Anda mungkin juga menyukai