Anda di halaman 1dari 110

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Provinsi Jambi

Triwulan IV - 2013

Kantor Perwakilan Bank Indonesia


Provinsi Jambi

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi


Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura
JAMBI
Telp
:
0741 - 62445
Fax
:
0741 62112
www.bi.go.id/

Visi Bank Indonesia


Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis
yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil.

Misi Bank Indonesia


1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
2. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu
bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber
pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas
perekonomian nasional.
3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang berkontribusi
terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan
memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional.
4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung
tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata kelola (governance)
yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan UU.

Nilai-Nilai Strategis Bank Indonesia


Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau
berperilaku yaitu kompetensi, integritas, transparansi, akuntabilitas dan kebersamaan.

Visi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi


Menjadi kantor perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas Bank Indonesia dan
kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Misi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi


Menjalankan kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai rupiah, stabilitas sistem
keuangan, efektivitas pengelolaan uang rupiah dan kehandalan sistem pembayaran untuk
mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang inklusif dan
berkesinambungan.

Halaman ini sengaja dikosongkan.

This page is intentionally blank.

KATA PENGANTAR
Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT
atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Jambi triwulan
IV-2013 dapat diselesaikan dengan baik. KER merupakan salah satu terbitan periodik
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi sebagai sarana untuk membangun
komunikasi dua arah dalam pertukaran data dan informasi baik dengan stakeholders
internal maupun eksternal. Dengan demikian, para pemangku kepentingan seperti pelaku
usaha, perbankan dan terutama Pemerintah Daerah Jambi (provinsi dan kabupaten/kota)
diharapkan dapat memperoleh masukan dalam merumuskan kebijakan pengembangan
ekonomi daerah. KER mencakup beberapa aspek seperti perkembangan ekonomi makro
regional, inflasi daerah, perbankan dan sistem pembayaran, keuangan daerah,
ketenagakerjaan daerah dan kesejahteraan. Publikasi ini juga memuat perkiraan ekonomi
dan inflasi daerah.
Berdasarkan asesmen atas data dan informasi, perekonomian Jambi pada triwulan
IV-2013 menunjukkan perlambatan pertumbuhan yaitu dari 7,87% (yoy) menjadi 6,93%
(yoy). Pergerakan pertumbuhan ekonomi di Jambi lebih tinggi dibandingkan dengan
perekonomian nasional yang tumbuh 5,72%. Perekonomian Jambi selama tahun IV-2013
menghasilkan output Rp22,86 triliun atau 1,15% dari perekonomian Indonesia
(Rp1.987,53 triliun). Dari sisi harga, kota Jambi mengalami inflasi 8,74% (yoy) lebih tinggi
dari triwulan lalu 7,96% (yoy) dan inflasi nasional 8,38% (yoy). Perkembangan perbankan
juga menunjukkan peningkatan dari sisi aset, penghimpunan dana dan penyaluran kredit.
Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor juga cukup baik yaitu
sebesar 121,66% Sementara itu, kualitas kredit masih berada pada level yang aman,
ditunjukkan oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 1,98%. Pembenahan sektor riil
secara terus menerus diperlukan sebagai upaya akselerasi penyaluran kredit perbankan
terutama dalam rangka meningkatkan investasi. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan
yang akan datang bergantung pada peningkatan konsumsi rumah tangga dan konsumsi
pemerintah.
Dalam penyusunan KER triwulan IV-2013 kami banyak memperoleh support dari
dinas-dinas pemerintah daerah, instansi, perbankan, BUMN/BUMD dan pelaku usaha. Oleh
karena itu, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua
pihak. Semoga kerjasama yang telah terjalin selama ini dapat ditingkatkan di masa yang
akan datang.
Seiring dengan keterbatasan yang ada, kami mengharapkan kritik dan saran dalam
meningkatkan kualitas KER ini agar dapat memberikan manfaat yang optimal, untuk
kemakmuran masyarakat Jambi.
Jambi, Februari 2014
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI JAMBI
V. Carlusa
Kepala Perwakilan
v

Halaman ini sengaja dikosongkan.

This page is intentionally blank.

DAFTAR ISI
Daftar Isi ... ...............................................................................................
Daftar Tabel
.........................................................................................
Daftar Grafik
.........................................................................................

i
iii
v

Ringkasan Eksekutif .....................................................................................


BAB I.
Ekonomi Makro Regional ........................................................

1
5

A. Umum .............................................................................

B. PDRB Sisi Produksi..............................................................

1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan


Perikanan.................................................................. ...

2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)............

12

3. Sektor Pertambangan dan Penggalian....................... ...

13

4. Sektor Industri Pengolahan........................................ ..

15

5. Sektor-sektor Lain .................................................... ...


C. PDRB Sisi Pengeluaran........................................................

16
20

1. Pengeluaran Konsumsi ............................................. ...

21

2. Investasi ................................................................... ...

23

3. Perdagangan Eksternal.............................................. ...

25

3.1 Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi ....................... ..

26

3.2 Impor Luar Negeri Provinsi Jambi......................... ..

29

Boks 1 Kebijakan

GAPKINDO

terhadap

harga

...........................................................................................................

karet
31

BAB II. Inflasi ................................................................................................. ..... 35


A.

Kajian Umum ....................................................... ........................ 35

B.

Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang .............................................. 37


1. Kelompok Bahan Makanan....................................... ................ 40
2. Kelompok Makanan Jadi, minuman, Rokok dan tembakau....... . 43
3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar ........ .. 43
4. Kelompok Sandang.................................................. ................. 44
5. Kelompok Kesehatan ............................................... ................ 44
6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga............ ............... 44
7. Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan .......... 45

Boks 2.Mengetahui dampak kenaikan Upah Minimum Provinsi bagi perekonomian


Jambi ...............................................................................................

47

BAB III. Perbankan Dan Sistem Pembayaran .................................................

51

A.

Perkembangan Kelembagaan ................................................

51

B.

Bank Umum ..........................................................................

52

1. Perkembangan Aset Bank ..............................................

52

2. Perkembangan Dana Masyarakat....................................

53

3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana...........................

56

4. Undisbursed Loan...........................................................

58

5. Peran

Intermediasi

Perbankan

dan

Kondisi

Non

Performing Loans (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi


Jambi .............................................................................

59

C.

6. Perkembangan Kredit UMKM ........................................


Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ................................... .........

61
62

D.

Perkembangan Alat Pembayaran Tunai dan Non Tunai.........

63

1. Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi.........

63

2. Penyediaan Uang Layak Edar.........................................

64

3. Perkembangan Jumlah Uang palsu yang Ditemukan......

64

4. Perkembangan Kliring Lokal..........................................

65

5. Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS).................

66

BAB IV Keuangan Pemerintah Daerah

..................................... ... .........

67

A. Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2013 ...............................

67

B. Realisasi Belanja Daerah Tahun 2013 ............................ .........

68

C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah .......................... .........

69

D. Keuangan Pemerintah Daerah ....................................... .........

73

BAB V Ketenagakerjaan Daerah Dan Kesejahteraan

................... .........

73

A. Upah Minimum Provinsi (UMP) ..............................................


B. Kemiskinan ............................................................................

73
74

C. Kesejahteraan ............................................................... .........

75

BAB VI Prospek Perekonomian....................................................... .........

77

A. Pertumbuhan Ekonomi .................................................. .........

78

B. Proyeksi Inflasi ............................................................... .........

80

C. Rekomendasi Kebijakan ...........................................................

82

Lampiran
Glosary

ii

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013

DAFTAR T ABEL
1.1

Laju Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (q-t-q)

1.2

Pertumbuhan Sektoral Provinsi Jambi

1.3

Pertumbuhan Sektor Pertanian Provinsi Jambi

1.4

Pertumbuhan Sektor Perdagangan Provinsi Jambi

12

1.5

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang

16

1.6

Pertumbuhan Sektor Keuangan Provinsi Jambi

20

1.7

Pertumbuhan PDRB Sisi Pengeluaran

21

1.8

Indeks Tendensi Konsumen

23

1.9

Realisasi Investasi PMA dan PMDN Jambi

25

1.10

Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama

27

2.1

Perkembangan Inflasi Kota Jambi

38

2.2

Sumbangan Inflasi Triwulanan (q-t-q) serta Tahunan (y-o-y) Kota Jambi


Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa

2.3

38

Sumbangan Inflasi Bulanan (m-t-m) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi


Periode Triwulan IV -2013

39

3.1

Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi

52

3.2

Penghimpunan Dana bank umum di Provinsi Jambi

54

3.3

Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik

55

3.4

Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek

56

3.5

Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi

56

3.6

Perkembangan Kredit Bank Umum berdasarkan Lokasi Proyek di Provinsi


Jambi

3.7

58

Tabel Undisbursed loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan


Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi

3.8

59

Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi


Jambi

3.9

60

Perkembangan System Pembayaran Melalui KPw Bank Indonesia Provinsi


Jambi

63

3.10

Perkembangan Transaksi RTGS

66

4.1

Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi Tahun -2013

68

4.2

Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi Tahun -2013

69

TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

iii

4.3

Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi


Tahun 2013

4.4

Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi


Jambi

4.5

iv

70
70

Perkembangan Realsasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi


Tahun 2013

71

4.6

Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi

72

5.1

Perbandingan UMP Wilayah Sumatera

73

5.2

Garis Kemiskinan Provinsi Jambi

74

5.3

Jumlah Penduduk Miskin

75

5.4

Nilai Tukar Petani (NTP) Persub-sektor ( 2012 = 100 )

76

6.1

Saldo Bersih Tertimbang Perkiraan Perkembangan Dunia Usaha

79

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013

DAFTAR GRAFIK
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
1.10
1.11
1.12
1.13
1.14
1.15
1.16
1.17
1.18
1.19
1.20
1.21
1.22
1.23
1.24
1.25
1.26
1.27
1.28
1.29
1.30
1.31
1.32
1.33
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
2.10

Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (y-o-y)


5
Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (q-t-q)
5
Nilai dan Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan
Usaha
8
Produksi Padi
9
Produksi Jagung
10
Produksi Kedelai
10
Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 tahun di Provinsi Jambi
10
Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi
11
Tingkat Hunian Hotel
13
PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi
14
Lifting Minyak Bumi
14
Lifting Gas Alam
14
Perkembangan Produksi Karet Jambi
16
Perkembangan Total Pemakaian Listrik
17
Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik
17
Perkembangan Indeks Air Bersih
17
Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang
18
Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang
18
Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal
19
Perkembangan Total Arus Barang
19
Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor
22
Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru
22
Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi
22
Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi
24
Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick-Up Baru
24
Konsumsi Semen Provinsi Jambi
24
Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi
26
Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi
27
Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama
28
Volume Ekspor Non Migas Provinsi Jambi
28
Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan
28
Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi
29
Lima komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi
30
Perkembangan Inflasi Kota Jambi dan Nasional
35
Perbandingan Inflasi Tahun 2013 Kota Jambi dan kota lainnya di Pulau
Sumatera
35
Perkembangan Inflasi Jambi Tahun 2013
36
Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan
40
Perkembangan Harga Jagung
41
Perkembangan Harga Daging
41
Perkembangan Harga Beras
42
Perkembangan Harga Tepung Terigu
42
Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng
42
Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional
44
TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

2.11
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
4.1
4.2
4.3
4.4
6.1
6.2
6.3

vi

Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional


Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi
Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi
Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum di Provinsi
Jambi
Perkembangan Suku Bunga rata-rata Tertimbang Kredit dan
Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi
Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi
Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi
Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di
Provinsi Jambi
Perkembangan Transaksi Kliring
Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (%)
Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri di Provinsi
Jambi (%)
Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi
Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi
Jambi
Perkembangan Inflasi Bulanan (m-t-m) Kota Jambi Periode Tahun
2010 s.d Januari 2014 serta Perkiraan Februari s.d Maret 2014
Perkembangan Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi Periode Tahun
2010 s.d Januari 2014 serta Perkiraan Fe bruari s.d Maret 2014
Perkembangan Inflasi Tahun kalender (y-t-d) Kota Jambi Periode
Tahun 2010 s.d Januari 2014 serta Perkiraan Fe bruari s.d Maret
2014

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013

45
53
54
59
61
61
62
64
65
71
71
72
73
80
81
81

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH


a. Inflasi dan PDRB
INDIKATOR

2012

2012

MAKRO
Indeks Harga Konsumen Kota Jambi

2)

Nilai Ekspor Non Migas ( ribu USD)


Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton)
Nilai Impor Nonmigas (ribu USD ) 3)
Volume Impor Nonmigas (ribu ton)

TRW.II

TRW.III

TRW.IV

2013

2013
TRW.I

TRW.II

TRW.III

TRW.IV

139.12

133.90

137.41

138.68

139.12

151.28

142.02

144.61

149.71

151.28

4.22

3.90

6.80

4.43

4.22

8.74

6.06

5.24

7.95

8.74

20,373,533
6,004,284
2,713,435
2,532,924
172,609
1,031,629
3,673,985
1,473,275
1,172,817
1,598,574

4,867,497
1,451,187
632,818
602,129
41,538
232,286
879,489
352,177
282,678
393,196

5,010,243
1,491,500
664,546
621,508
42,222
241,825
899,172
361,214
290,388
397,868

5,174,524
1,518,732
691,806
645,624
43,115
263,095
939,087
375,484
295,250
402,330

5,321,268
1,542,865
724,265
663,663
45,734
294,423
956,236
384,400
304,502
405,179

16,289,175
6,449,193
2,755,755
2,677,094
188,614
1,245,510
4,123,669
1,598,822
1,265,251
1,675,370

5,274,525
1,561,623
631,830
655,488
46,271
300,356
979,292
382,249
308,798
408,617

5,433,021

5,581,630

1,600,976

1,637,790

1,648,803

673,057

722,805

728,063

671,715

664,068

685,824

46,979

47,410

47,953

307,980

314,196

322,978

1,008,494

1,043,019

1,092,864

392,716

409,808

414,048

315,069

321,116

320,268

416,035

421,418

429,300

1,290,820
5,313,927

330,267
1,507,099

379,947
1,561,561

285,237
872,828

295,369
1,372,439

859,266
3,119,930

261,826
814,244

295,320
1,161,680

302,121
1,144,006

283,939
994,049

107,610
107,841

34,070
10,440

16,962
33,658

26,040
24,426

30,537
39,317

137,978
122,793

16,689
41,980

39,052
32,722

82,238
48,091

115,056
47,459

Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi


PDRB - Harga Konstan (Juta Rp) 1)
- Pertanian
- Pertambangan dan Penggalian
- Industri Pengolahan
- Listrik, Gas, dan Air Bersih
- Bangunan
- Perdagangan Hotel dan Restoran
- Pengangkutan dan Komunikasi
- Keuangan, Persewaan dan Jasa
- Jasa

TRW.I

Catatan
Angka sementara berdasarkan tahun dasar 2000

1)
2)

Pengklasifikasian komoditi

menggunakan 21 kelompok barang


berdasarkan SITC 2 digit yang berlaku.
3)

Pengklasifikasian komoditi dalam


statistik impor menggunakan SITC 2

vii

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH


b. Perbankan
INDIKATOR

Tw.I-1

TAHUN 2012
Tw.II-12
Tw.III-12

Tw.IV-12

TAHUN 2013
Tw.I-13
Tw.II-13

Tw.III-13

Tw.IV-13

28,538,630
19,520,974
10,070,264
3,744,864
5,705,847

28,676,080
19,415,015
3,343,467
11,429,775
4,641,773

PERBANKAN
A. Bank Umum :
Total Aset (Rp Juta)
DPK(Rp Juta)
- Tabungan
- Giro
- Deposito

23,052,408
17,255,120
8,754,559
3,866,278
4,634,284

Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi proyek1)


- Modal Kerja
- Konsumsi
- Investasi
- Dana
- LDR

21,339,606 23,116,929 23,608,285 25,707,902 26,471,507 28,211,297 29,925,232 26,955,932


8,956,344
9,761,212
9,281,782
9,935,402 10,115,811
9,822,930 10,124,382
8,103,793
3,671,188
4,211,014
9,574,000 10,289,952 10,543,228 11,256,968 11,816,000
8,410,345
8,712,074
9,144,703
4,752,503
5,482,548
5,812,468
7,131,399
7,984,850 10,441,794
16,867,872 17,236,728 17,075,570 17,799,606 18,732,803 19,527,917 19,916,444 19,898,809
126.51
134.11
138.26
144.43
141.31
144.47
150.25
135.47

Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi kantor


cabang
- Modal Kerja
- Konsumsi
- Investasi
- LDR (%)
- NPL Gross (%)
- NPL Gross nominal

15,710,619 16,843,087 17,951,066 19,287,676 20,162,558 22,223,927 23,138,260 23,621,083


6,483,171
7,075,722
6,914,923
7,326,502
7,484,277
7,365,449
7,453,703
7,548,969
6,534,233
6,921,191
7,784,459
8,237,555
8,644,788
9,376,743
9,931,771 10,207,932
2,693,215
2,846,175
3,251,684
3,723,619
4,033,494
5,481,736
5,752,786
5,864,182
91.05
95.64
100.19
107.48
109.72
116.02
118.53
121.66
274,616
301,173
319,845
328,384
454,021
473,625
521,247
466,983
1.75
1.79
1.78
1.70
2.25
1.93
2.25
1.98

Kredit MKM (Rp Juta)


Kredit Mikro (< Rp 50 juta) (Rp Juta)
- Kredit Modal Kerja
- Kredit Investasi
- Kredit Konsumsi
Kredit Kecil (Rp 50 < x Rp500 juta) (Rp Juta)
- Kredit Modal Kerja
- Kredit Investasi
- Kredit Konsumsi
Kredit Menengah (Rp500 juta < x Rp5 miliar)
((Rp Juta)
- Kredit Modal Kerja
- Kredit Investasi
- Kredit Konsumsi
Total Kredit MKM (Rp Juta)
NPL MKM gross (%)
- NPL MKM Gross Nominal
B. BPR :
Total Aset (Rp Juta)
DPK (Rp Juta)
- Tabungan (Rp Juta)
- Deposito (Rp Juta)
Kredit (Rp Juta)
- Modal Kerja
- Investasi
- Konsumsi
Kredit UMKM (Rp Juta)
Rasio NPL Gross (%)
- NPL Gross (Nominal)
- PPAP
Rasio NPL Net (%)
LDR (%)

3,058,451
1,171,534
203,093
1,683,825
7,245,244
2,100,859
824,744
4,319,640

23,780,624
17,611,536
9,207,801
3,373,061
5,030,674

3,118,341
1,266,632
226,438
1,625,270
8,169,666
2,324,547
952,979
4,892,140

24,163,959
17,917,502
9,141,330
3,687,655
5,088,518

3,439,722
1,464,483
246,076
1,729,163
8,582,895
2,014,978
1,028,456
5,539,461

24,475,084
17,945,194
10,132,421
3,762,667
4,050,106

3,388,031
1,464,794
265,709
1,657,528
9,193,184
2,084,917
1,117,634
5,990,633

26,618,428
18,376,298
9,492,101
3,753,003
5,131,194

3,389,186
1,498,112
282,423
1,608,652
9,738,670
2,147,246
1,203,160
6,388,264

27,833,632
19,154,658
9,646,142
4,120,387
5,388,129

3,729,806
1,313,147
623,343
1,793,316
10,428,595
1,827,369
1,714,598
6,886,628

3,537,483
1,309,646
608,907
1,618,930
11,175,062
1,887,664
1,782,084
7,505,314

3,302,277
1,260,845
597,628
1,443,804
11,642,097
1,914,038
1,829,234
7,898,825

3,153,428
3,252,103
3,368,116
2,588,797
3,874,659
4,259,169
4,451,803
4,563,050
2,047,667
2,237,132
2,235,693
1,655,435
2,515,038
2,762,995
2,810,877
2,853,406
584,976
613,395
654,497
452,035
748,131
831,987
879,018
899,870
520,786
401,576
477,927
481,328
611,490
664,187
761,909
809,774
13,457,123 14,540,110 15,390,733 15,170,012 17,002,515 18,417,570 19,164,348 19,507,424
1.76
3.85
1.30
2.13
2.45
2.30
2.70
2.31
236,264
559,480
200,255
322,875
416,426
423,813
516,557
450,912

460,613
349,774
63,909
285,865
337,067
87,282
73,586
176,199
160,868
4.23
14,246
7,257
2.07
77.71

534,589
410,115
69,101
341,013
410,499
102,479
87,528
220,492
190,007
3.69
15,131
8,131
1.71
83.22

622,101
431,198
71,206
359,992
463,125
114,570
98,433
250,123
213,003
3.63
16,822
8,582
1.78
81.00

644,378
481,763
80,701
401,062
487,782
123,865
95,547
268,370
219,412
2.82
13,762
8,560
1.07
80.71

685,560
501,520
80,242
421,278
520,039
127,272
101,531
291,236
228,803
4.37
22,726
7,927
2.85
80.43

691,959
506,701
76,783
429,918
554,233
141,934
110,867
301,432
218,597
5.01
27,743
11,272
2.97
87.12

760,030
551,278
81,355
469,923
567,445
156,969
111,650
298,826
233,076
5.96
33,804
13,653
3.55
81.21

747,507
536,478
80,519
455,959
551,232
158,623
106,325
286,285
220,099
6.99
38,558
14,380
4.39
99.26

viii

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH


c. Sistem Pembayaran
Uraian
Kliring
Nilai Kliring (juta Rp)
Volume Kliring (lembar warkat)
Cek dan BG Kosong
Lembar
Nominal (juta Rp)
RTGS
RTGS dari Jambi (miliar Rp)
RTGS ke Jambi (miliar Rp)
RTGS dari dan ke Jambi (miliar Rp)
Transaksi Tunai
Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp)
Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp)
Net Inflows/Net Outflows (juta Rp)

2012

2013

Tw I

Tw II

Tw III

Tw IV

Tw I

Tw II

Tw III

Tw IV

2,488,938
70,971

2,347,560
65,514

2,380,495
62,775

2,519,686
72,639

2,800,410
76,559

856
36,225

1,164
33,051

1,150
40,025

2,548,121
70,972
52,403
1,134
35,192

1,463
83,121

1,811
64,290

2,577,906
71,104
54,487
1,837
56,120

2,714,032
70,456
62,029
1,635
63,174

10,339
51,804
2,653

15,139
54,010
3,543

15,677
29,104
3,350

18,270
29,431
4,702

15,535
22,244
4,032

19,666
22,658
4,695

20,189
26,876
7,422

22,181
33,327
6,521

518,106
771,960
(253,854)

418,971
1,187,425
(768,454)

805,987
1,387,811
(581,824)

393,685
1,565,493
(1,171,808)

846,548
1,034,718
(188,170)

1,031,722
1,682,989
(651,267)

1,453,196
2,605,130
(1,151,935)

810,929
2,836,373
(2,025,444)

ix

Halaman ini sengaja dikosongkan.

This page is intentionally blank.

RINGKASAN EKSEKUTIF PEREKONOMIAN JAMBI

I.

Ekonomi Makro Regional

Perekonomian Provinsi

Perekonomian Jambi pada Triwulan IV-2013 tumbuh sebesar 1,74% (qtq)

Jambi triwulan IV - 2013

atau 6,93% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan

mengalami perlambatan

sebelumnya 2,74% (qtq) atau 7,87% (yoy)), namun masih lebih tinggi dari

yaitu dari 7,87 (yoy)

pertumbuhan ekonomi nasional (5,72% yoy). Perekonomian Jambi pada triwulan

menjadi 6,93% (yoy)....

laporan menghasilkan output Rp22,86 triliun atau 1,15% dari perekonomian


Indonesia (Rp1.987,53 triliun) dan merupakan yang ketiga terendah di Sumatera.
Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada tahun 2013 tercatat
sebesar 7,88% (yoy), lebih baik dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012
(7,44% (yoy)). Sementara PDRB Provinsi Jambi pada tahun 2013 tercatat sebesar
Rp85,56 triliun.
Struktur perekonomian Jambi pada triwulan IV-2013 menunjukkan bahwa
sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar PDRB Provinsi Jambi yaitu
45,77%, diikuti sektor jasa-jasa (tersier) sebesar 37,04% dan sektor sekunder
sebesar 17,19%.
Dari sisi permintaan, perlambatan perekonomian disebabkan oleh net
ekspor yang mengalami perlambatan sebesar -5,18% (qtq), namun demikian
pertumbuhan komponen permintaan lainnya mampu menjaga pertumbuhan
ekonomi Jambi tetap berada pada angka yang cukup tinggi terutama
pertumbuhan komponen pengeluaran konsumsi Pemerintah sebesar 23,75% (qtq)
yang utamanya disebabkan oleh meningkatnya realisasi proyek Pemerintah di
akhir tahun 2013.
Dari sisi penawaran, turunnya sektor keuangan, persewaan, dan jasa
keuangan (-0,26% qtq) dan melambatnya pertumbuhan sektor utama Jambi yaitu
sektor pertanian dan pertambangan, menjadi sumber utama perlambatan
ekonomi. Namun demikian, sektor perdagangan, hotel, dan restoran tumbuh
signifikan dari 3,42% (qtq) pada triwulan III-2013 menjadi 4,78% (qtq) pada
triwulan IV-2013. Sektor lain yang mengalami peningkatan cukup besar pada
triwulan laporan adalah sektor industri pengolahan (3,28% qtq) dan sektor
bangunan (2,80% qtq).

RINGKASAN EKSEKUTIF
Pada triwulan IV-2013,
II.

Inflasi

Kota Jambi mengalami

Pada triwulan IV-2013, inflasi kota Jambi tercatat 1,04% (qtq), lebih

inflasi sebesar 8,74%

rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (3,53% qtq) namun lebih tinggi

(yoy) ..........

dibandingkan rata-rata inflasi triwulan IV selama tiga tahun terakhir (0,63% qtq).
Faktor utama meningkatnya inflasi kota Jambi disebabkan oleh meningkatnya
inflasi administered prices sebesar 2,18% (qtq), sementara inflasi inti dan volatile
food tercatat masing-masing sebesar 0,97% (qtq) dan 0,28% (qtq).
Sumber

utama

peningkatan

inflasi

administered

prices

adalah

meningkatnya tarif tenaga listrik (TTL), bahan bakar rumah tangga, rokok kretek
filter, dan angkutan udara.1 Sedangkan peningkatan inflasi inti utamanya
disebabkan oleh tingginya permintaan masyarakat sehubungan dengan perayaan
hari raya kegamaan (Idul Adha dan Natal) tahun baru dan liburan sekolah serta
tingginya realisasi belanja pemerintah di akhir tahun.
Pergerakan angka inflasi bulanan (m-t-m) pada bulan Oktober, November,
dan Desember 2013 masing-masing sebesar 0,87%, -0,22% dan 0,39%. Inflasi
bulanan yang relatif tinggi di bulan Oktober utamanya karena kenaikan harga
cabe merah, bahan bakar rumah tangga dan kontrak rumah.
Secara tahunan, pada tahun 2013, inflasi kota Jambi tercatat 8,74% (yoy),
lebih tinggi dibandingkan rata-rata inflasi dalam tiga tahun terakhir (5,24%) dan
juga tercatat di atas inflasi nasional (8,38%).
III. Perbankan dan Sistem Pembayaran
Kinerja perbankan pada triwulan IV-2013 secara umum menunjukkan
peningkatan, dari sisi aset dan penyaluran kredit sedangkan penghimpunan dana

Kinerja perbankan

sedikit menurun. Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank

meningkat ditandai

pelapor naik sebesar 313 bps menjadi 121,66%. Aset perbankan pada triwulan

dengan meningkatnya

laporan sebesar Rp28.676,08 miliar. Outstanding kredit bank umum meningkat

jumlah aset dan

2,09% (qtq) menjadi Rp23.621,08 miliar, sementara DPK menurun 0,54% (qtq)

penyaluran kredit

menjadi Rp19.415,01 miliar. Kualitas kredit yang diberikan masih relatif terjaga
tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) gross bank umum yaitu sebesar
1,98% yang masih di bawah ketentuan 5%,

lebih rendah (membaik)

dibandingkan triwulan sebelumnya (2,25%).


Pada

periode

triwulan

IV-2013,

aktivitas

pembayaran

mengalami

peningkatan yang tercermin dari meningkatnya transaksi kas dan nilai kliring
dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Aliran kas masuk Bank Indonesia
1

Perhitungan disagregasi inflasi berdasarkan sub kelompok barang.


2

KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I V-2013

meskipun
penghimpunan dana
sedikit menurun....

RI NGKASAN EKSEKUTIF

Jambi mencapai Rp 810.929,09 miliar (turun 44,2%) sementara aliran kas keluar
mencapai Rp 2.836,37 miliar (meningkat 8,88%) dibandingkan triwulan
sebelumnya. Dengan demikian net outflow Jambi mengalami kenaikan yang
cukup signifikan yaitu dari Rp1.151,94 miliar (Triwulan III-2013) naik menjadi
Rp2.025,44 miliar (Triwulan IV-2013) atau naik sebesar 75,83% (qtq). Untuk
pembayaran non tunai, nilai kliring meningkat sebesar 5,28% dibandingkan
triwulan sebelumnya menjadi Rp 2.714,03 miliar. Nilai RTGS dari, serta ke Jambi
mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Sebaliknya RTGS dari
dan ke Jambi mengalami penurunan.
IV. Keuangan Pemerintah Daerah
Realisasi pendapatan

Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi pada triwulan IV-2013

triwulan IV -2013

mencapai Rp2.668,64 miliar (terealisasi sebesar 101,53%), sementara itu realisasi

mencapai 101,53%

belanja mencapai Rp2.954,46 miliar (terealisasi 90,39%). Berdasarkan jenisnya,

dari APBD sementara

pendapatan terbesar masih tergantung dari transfer pemerintah pusat yang

realisasi belanja

mencapai Rp1.662,79 miliar. Sementara itu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang

mencapai 90,39%...

didapatkan melalui pajak, retribusi, serta pengeloalaan kekayaan daerah mencapai


Rp997,89 miliar (37,39%). Berdasarkan jenisnya, realisasi belanja terbesar
(57,54%) masih ditujukan untuk belanja operasional yaitu sebesar Rp1.699,90
miliar, sementara nilai realisasi untuk belanja modal masih relatif kecil yaitu
sebesar Rp936,98 miliar atau sebesar 31,71 %.

UMP Jambi meningkat


15,56%
...

V.Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan


Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami
peningkatan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu menjadi 97,21 dari
95,52 pada triwulan lalu. Dari sisi upah, UMP Provinsi Jambi pada tahun 2014
meningkat 15,56% yaitu dari Rp1.300.000,- menjadi Rp1.502.230,-. UMP
tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan Lampung, Bengkulu dan Sumatera
Barat.
VI.Prospek Perekonomian

Laju pertumbuhan PDRB

Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi

triwulan I-2014

Jambi pada triwulan mendatang diperkirakan pada kisaran 0,2%-0,7%(qtq),

diperkirakan berkisar
8,0

8,5% (yoy).....

tumbuh lebih rendah dari triwulan laporan (1,94%).


Sementara itu, pertumbuhan ekonomi tahunan Jambi diperkirakan akan
meningkat yaitu pada kisaran 8,0

8,5% (yoy) dibandingkan triwulan laporan

TRIWULAN I V-2013 I KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

RINGKASAN EKSEKUTIF

yang tumbuh 6,93% (yoy). Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun


2014 diperkirakan pada kisaran 7,2%-7,7%.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga menjadi sumber utama perekonomian
di triwulan mendatang. Adanya kenaikan UMP akan memberikan penghasilan
tambahan bagi masyarakat dan berkontribusi meningkatkan konsumsi masyarakat
pada triwulan mendatang. Hal tersebut sejalan dengan hasil liaison pada
perusahaan ritel yang memperkirakan bahwa penjualan akan meningkat seiring
kenaikan UMP, perayaan hari Imlek, dan persiapan menjelang Pemilu. Selain
mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga, pelaksanaan Pemilu juga
diperkirakan akan meningkatkan konsumsi pemerintah sehingga akan lebih
mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun demikian, investasi diperkirakan akan
sedikit melambat sejalan dengan masih lambatnya perekonomian global dan
kenaikan suku bunga kredit yang mengikuti kenaikan BI rate.
Inflasi pada triwulan I-2014 diperkirakan akan stabil pada level yang sama
dengan triwulan IV-2013 yaitu berada pada kisaran 8,6%-9,1% (yoy) dari
sebelumnya 8,75% (yoy) pada triwulan laporan. Kondisi ini utamanya disebabkan
oleh meningkatnya angka inflasi administered price dan volatile foods.
Faktor yang berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama triwulan
mendatang dan menyebabkan perkiraan inflasi keluar dari sasaran antara lain 1)
Masih berlanjutnya tekanan nilai tukar rupiah terhadap dollar, 2) Potensi
meningkatnya ekspektasi inflasi perusahaan sebagai antisipasi resiko perubahan
harga pada tahun 2014, 3) Rencana Pemerintah untuk menaikkan kembali harga
TTL (Tarif Tenaga Listrik) di tahun 2014 akan berdampak inflasi baik secara
langsung maupun melalui dampak lanjutannya, serta 4.) Kondisi infrastruktur
(jalan, jembatan) yang masih terkendala serta terhambatnya arus di pelabuhan
yang akan meningkatkan biaya distribusi dan transportasi barang dan jasa.
Beberapa hal tersebut diperkirakan akan memacu meningkatnya angka inflasi
pada periode triwulan I tahun 2014.
Menyikapi kondisi perekonomian triwulan IV
triwulan I

2013 serta proyeksi ekonomi

2014 beberapa hal yang patut menjadi perhatian adalah:

1. Penguatan fungsi Tim Pengendalian Inflasi Daerah


2. Program ketahanan pangan (khusunya komoditas penyumbang inflasi
terbesar)
3. Pengendalian Ekspektasi Inflasi
4. Penurunan produksi migas
5. Batu Bara dan Mineral Lainnya
6. Melambatnya produksi karet
7. Permasalahan distribusi barang
8. Pembinaan dan Pendampingan UMKM

KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I V-2013

BAB I
EKONOMI MAKRO REGIONAL
A. Umum
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada tahun 2013 tercatat sebesar
7,88% (yoy), lebih baik dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012 (7,44%
(yoy)) dan di atas pertumbuhan nasional (5,78% (yoy)). Secara triwulanan,
perekonomian Jambi pada triwulan IV-2013 tumbuh sebesar 1,94% (qtq) atau
6,93% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan
sebelumnya (2,74% (qtq) atau 7,87% (yoy)), namun masih lebih tinggi dari
pertumbuhan ekonomi nasional (5,72% (yoy)) (Grafik 1.1. dan 1.2.).
Grafik 1.1. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (yoy)
%
30

9.04

25

8.56

20
15.1 15.6

15

9.09

8.74

7.86
16.5

16.2

16.8

17.6
7.15

6.3

10

6.5

6.5

6.5 6.5

18.7

19.6

10
8.36
19.9

20.83

22.0
7.87

6.17

6.93
5.72

6.11 6.02

5.81

9
8

8.44

7.29

6.15 6.37

22.9

7
6
5

5.62

4
Q1-11 Q2-11 Q3-11 Q1V-11 Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q1V-12 Q1-13 Q2-13 Q3-13 Q1V-13
Ouput Jambi (Rp Triliun)

Pertumbuhan Indonesia

Pertumbuhan Jambi

Sumber: BPS (diolah)

Grafik 1.2. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (qtq)


Rp triliun
6
4.6
5
4
3
2

1.50
1.39

Nominal (aksis kiri)

4.7
2.90

4.9
4.8
3.50
3.14

1.97

5.2
5.3
4.9
3.21
2.80 3.28
2.84
1.40 2.93

5.0

Pertumbuhan Nasional

5.3

5.4

1.41

3.00
2.61 2.74

5.6
2.96

5.7
1.94

%
4.0
3.0

2.0
1.0

1.15

-1.30

Pertumbuhan Jambi (aksis kanan)

(0.22)

-1.45

(0.88)

-1.42

(1.0)
(2.0)

Q I-11 Q II-11 Q III-11 Q IV-11 Q I-12 Q II-12 Q III-12 Q IV-12 Q I-13 Q II-13 Q III-13 Q IV-13
Sumber: BPS (diolah)

Dari sisi permintaan, perlambatan perekonomian triwulan IV 2013


disebabkan oleh net ekspor yang mengalami perlambatan sebesar -5,18% (qtq),

EKONOMI M AKRO REGIONAL


namun demikian pertumbuhan komponen permintaan lainnya mampu menjaga
pertumbuhan ekonomi Jambi tetap berada pada angka yang cukup tinggi
terutama pertumbuhan komponen pengeluaran konsumsi Pemerintah sebesar
23,75% (qtq) yang utamanya disebabkan oleh meningkatnya realisasi proyek
Pemerintah di akhir tahun 2013 (Tabel 1.1.).
Dari sisi penawaran, turunnya sektor keuangan, persewaan, dan jasa
keuangan (-0,26% qtq) dan melambatnya pertumbuhan sektor utama Jambi
yaitu sektor pertanian dan pertambangan, menjadi sumber utama perlambatan
ekonomi (Tabel 1.1.). Namun demikian, sektor perdagangan, hotel, dan restoran,
sektor industri pengolahan dan sektor bangunan mengalami peningkatan cukup
besar pada triwulan laporan masing-masing sebesar 4,78% (qtq), 3,28% (qtq)
dan 2,80% (qtq).
Perekonomian Jambi pada tahun 2013 menghasilkan output Rp85,56
triliun. Sementara PDRB Provinsi Jambi pada triwulan laporan tercatat sebesar
Rp22,86 triliun atau 1,15% dari perekonomian Indonesia (Rp1.987,53 triliun).
Struktur perekonomian Jambi pada triwulan IV-2013 menunjukkan bahwa sektor
primer masih menjadi penyumbang terbesar PDRB Provinsi Jambi yaitu 45,77%,
diikuti sektor jasa-jasa (tersier) 37,04% dan sektor sekunder sebesar 17,19%.
Tabel 1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (qtq)
LAPANGAN USAHA
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Air dan Gas
Bangunan
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan
Jasa-Jasa
PDRB

2012
I

2.38
(7.92)
(1.42)
1.11
1.52
1.07
0.07
1.45
0.34
(0.22)

II
2.78
5.01
3.22
1.65
4.11
2.24
2.57
2.73
1.19
2.93

2013

III
1.83
4.10
3.88
2.12
8.80
4.44
3.95
1.67
1.12
3.28

IV

1.59
4.69
2.79
6.07
11.91
1.83
2.37
3.13
0.71
2.84

1.22
(12.76)
(1.23)
1.17
2.02
2.41
(0.56)
1.41
0.85
(0.88)

II
2.52
6.52
2.48
1.53
2.54
2.98
2.74
2.03
1.82
3.00

Triwulan IV - 2013

III
QTQ (%)
2.30
0.67
7.39
0.73
(1.14)
3.28
0.92
1.15
2.02
2.80
3.42
4.78
4.35
1.03
1.92
(0.26)
1.29
1.87
2.74
1.94

Andil

0.20
0.09
0.39
0.01
0.16
0.89
0.08
(0.02)
0.14
1.94

Sumber: BPS (diolah)


JENIS PENGELUARAN
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
Lembaga Swasta Nirlaba
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
Perubahan Stok
Ekspor
Impor
PDRB

2012
I

0.47
(5.27)
1.63
1.21
0.54
-8.77
-8.17
(0.22)

II
1.06
2.68
1.97
4.22
2.27
11.58
8.99
2.93

2013

III
2.42
3.22
2.56
6.84
(2.01)
-2.62
-2.26
3.28

IV

0.73
1.11
1.67
6.42
7.66
11.63
9.45
2.84

0.46
(7.15)
1.02
1.05
3.46
-15.68
-14.20
(0.88)

II
0.93
2.00
2.38
2.11
3.76
14.07
10.44
3.00

Triwulan IV - 2013

III
QTQ (%)
2.27
0.71
1.76
23.75
2.45
1.52
1.94
3.08
(5.69)
5.72
3.17
(7.47)
1.86
(2.29)
2.74
1.94

Sumber: BPS (diolah)

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013

Andil

0.46
4.08
0.01
0.57
0.18
(4.97)
(1.61)
1.94

EKONOMI M AKRO REGIONAL

B.PDRB Sisi Produksi


Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi tahunan tahun 2013
utamanya disumbangkan oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (12,24%
(yoy)), sektor pertanian serta sektor bangunan (20,73% (yoy)) (Tabel 1.2).
Tingginya pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran tersebut
utamanya terjadi pada sub sektor perdagangan besar dan eceran (12,64%)
dengan sumbangan ke pertumbuhan ekonomi sebesar 2,10%. Masih cukup
tingginya pertumbuhan sub sektor perkebunan (8,07% (yoy)) membuat
pertumbuhan sektor pertanian tetap terjaga. Sub sektor perkebunan yang
merupakan sub sektor utama Jambi memberikan andil ke pertumbuhan ekonomi
Jambi sebesar 1,17%.
Tabel 1.2. Pertumbuhan Sektoral Provinsi Jambi
Pertumbuhan (yoy)

Sumbangan

SEKTOR
2009

2010

2011

2012

2013

2009

2010

2011

2012

2013

PERTANIAN

6,66

5,18

6,03

7,60

7,41

2,04

1,59

1,82

2,24

2,18

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

1,29

14,46

23,10

2,69

1,56

0,16

1,67

2,84

0,38

0,21

INDUSTRI PENGOLAHAN

3,84

4,49

5,12

7,90

5,69

0,52

0,59

0,65

0,98

0,71

LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH

9,27

13,12

11,27

6,60

9,27

0,07

0,10

0,09

0,06

0,08

BANGUNAN

8,45

6,76

6,31

16,16

20,73

0,40

0,33

0,30

0,76

1,05

PERDAGANGAN

7,88

10,20

9,65

9,98

12,24

1,32

1,73

1,68

1,76

2,21

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI

5,81

4,11

4,11

7,19

8,52

0,46

0,32

0,31

0,52

0,62

KEUANGAN

17,85

12,12

9,08

7,81

7,88

0,88

0,66

0,52

0,45

0,45

JASA

6,24

4,05

3,80

3,85

4,80

0,55

0,35

0,32

0,31

0,38

6,39

7,35

8,54

7,44

7,88

6,39

7,35

8,54

7,44

7,88

TOTAL

Sumber: BPS (diolah)

Sementara itu, pertumbuhan pada sektor bangunan yang cukup


signifikan utamanya disebabkan karena adanya peningkatan investasi properti,
seperti pengembangan perumahan, pusat bisnis, dan perhotelan oleh perusahaan
swasta berskala nasional/internasional termasuk juga peningkatan kapasitas
bandara dan pembangunan beberapa proyek pemerintah lainnya.
Secara triwulanan, turunnya sektor keuangan, persewaan, dan jasa
keuangan (-0,26% qtq) dan melambatnya pertumbuhan sektor utama Jambi
yaitu sektor pertanian dan pertambangan, menjadi sumber utama perlambatan
ekonomi triwulan ini (Tabel 1.1.). Namun demikian, sektor perdagangan, hotel,
TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

EKONOMI M AKRO REGIONAL


dan restoran tumbuh signifikan dari 3,42% (qtq) pada triwulan III-2013 menjadi
4,78% (qtq) pada triwulan IV-2013, seiring dengan meningkatnya aktivitas sektor
ini selama perayaan Idul Adha, Natal, tahun baru dan masa liburan sekolah.
Sektor lain yang mengalami peningkatan cukup besar pada triwulan laporan
adalah sektor industri pengolahan (3,28% qtq) dan sektor bangunan (2,80%
qtq). Pertumbuhan sektor industri utamanya berasal dari industri CPO yang dipicu
oleh meningkatnya pasokan bahan baku dan membaiknya harga internasional.
Nominal PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga berlaku pada tahun 2013
tercatat sebesar Rp85,56 triliun. Sementara secara triwulanan, PDRB Provinsi
Jambi pada triwulan IV 2013 tercatat sebesar Rp22,86 triliun. Secara sektoral,
perekonomian

Jambi

masih

didominasi

oleh

sektor

pertanian,

sektor

perdagangan, hotel dan restoran sebesar serta sektor pertambangan dan


penggalian sebesar. Meskipun terdapat perubahan pangsa sektor ekonomi,
namun secara umum struktur ekonomi Jambi dalam beberapa tahun terakhir
tidak mengalami perubahan yang signifikan (Grafik 1.3.).
Grafik 1.3. Nilai dan Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha
100%

90%

LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH

80%

KEUANGAN

70%

BANGUNAN

60%
50%

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI

40%

JASA

30%

INDUSTRI PENGOLAHAN

20%
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN

10%
0%

PERDAGANGAN
2009

2010

2011

2012

2013

PERTANIAN

Pangsa (Share) %

1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan


Produksi sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan
perikanan menunjukkan kinerja yang cukup baik dengan tumbuh 6,87% (yoy)
atau 0,67% (qtq), meskipun jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan
8

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013

EKONOMI M AKRO REGIONAL

triwulan lalu (7,84% yoy dan 2,30% qtq) (tabel 1.3.). Melambatnya
pertumbuhan sektor pertanian disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan pada
sub sektor tanaman bahan makanan (tabama) dan tanaman perkebunan.
Produksi tabama di triwulan laporan hanya menunjukkan pertumbuhan sebesar
1,04% (qtq), jauh menurun dibandingkan pertumbuhan pada triwulan lalu
(2,42% (qtq)). Tanaman bahan makanan yang cenderung tergantung akan
kondisi musim sering mengalami kendala dalam penanaman. Tingginya curah
hujan selama triwulan laporan menyebabkan kuantitas dan kualitas hasil produksi
tanaman bahan makanan menurun.
Tabel 1.3. Pertumbuhan Sektor Pertanian Provinsi Jambi
Pertumbuhan (yoy)

Petumbuhan (qtq) 2013

SUB SEKTOR
2009

2010

2011

2012

2013

TW I

TW II

TW III

TW IV

Tanaman Bahan Makanan

6,47

3,92

4,85

7,64

6,99

1,31

4,64

2,42

1,04

Tanaman Perkebunan

7,79

6,90

7,55

8,30

8,07

1,32

1,49

2,18

0,12

Peternakan dan Hasil-hasilnya

6,42

5,68

7,53

5,29

5,41

1,01

0,84

2,08

1,54

Kehutanan

-2,40

-1,90

-0,98

5,79

7,50

-0,37

0,66

1,86

2,43

Perikanan

8,57

5,14

4,68

4,51

6,17

1,29

1,50

3,49

0,88

6,66

5,18

6,03

7,60

7,41

1,22

2,52

2,30

0,67

TOTAL

Sumber: BPS (diolah)

Pertumbuhan produksi tabama selama tahun 2013 (6,99%) lebih rendah


dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012 (7,64%). Hal ini terkonfirmasi
dalam ARAM (angka ramalan) BPS yang menyatakan bahwa pada tahun 2013,
produksi padi Jambi secara total diperkirakan akan mampu tumbuh sekitar 6,2%
dibandingkan

tahun

2012

dengan

luas

panen

mencapai 158.697

dibandingkan 149.369 ha pada tahun lalu (grafik 1.4.).

Grafik 1.4. Produksi Padi


(ha)
70,000
60,000
50,000
40,000
30,000
20,000
10,000

2010

2011

2012

2013 (ARAM II)

Jan - Apr

Mei - Agt

Sep - Des

TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

ha

EKONOMI M AKRO REGIONAL

Grafik 1.5. Produksi Jagung


(ha)
6,000

2010
2012

5,000

Grafik 1.6. Produksi Kedelai


(ha)
4,000

2011
2013 (ARAM II)

2010
2012

3,000

4,000
3,000

2011
2013 (ARAM II)

2,000

2,000

1,000

1,000
0

0
Jan - Apr

Mei - Agt

Sep - Des

Jan - Apr

Mei - Agt

Sep - Des

Secara triwulanan, sub sektor perkebunan yang menyumbangkan output


sebesar 16,19% dari total PDRB Jambi mengalami perlambatan pertumbuhan
yang cukup tajam dibanding triwulan lalu (2,18% (qtq)), dan hanya mampu
tumbuh sebesar 0,12% (qtq) atau 5,20% (yoy). Perlambatan pertumbuhan
tersebut menurunnya produktivitas. Selain itu rendahnya harga jual komoditas
karet menjadi disinsentif bagi petani untuk meningkatkan produksi.
Grafik 1.7 Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi
Harga (Rp)

10,000

CPO

INTI

TBS 10 TAHUN

CPO Int'l

8,000

6,000
4,000
2,000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112
2012

2013

Sumber: Disbun Provinsi Jambi

Harga kelapa sawit di Jambi pada triwulan laporan terus mengalami


peningkatan menuju level semula. Harga rata-rata TBS usia 10 tahun
Rp1.826,23/kg, meningkat 17,95% dari harga triwulan lalu (grafik 1.7.).
Sementara itu harga CPO di Jambi sebesar Rp8.261,02/kg atau meningkat
18,28% (qtq). Harga rata-rata kelapa sawit di tingkat internasional juga
menunjukkan perbaikan yakni sebesar USD 782,25/metric ton atau meningkat
8,35% dibandingkan triwulan sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan tahun 2012, harga TBS Jambi saat ini
meningkat signifikan 52,76%, sejalan dengan peningkatan harga CPO dunia
sebesar 9,45%. Relatif meningkatnya harga kelapa sawit di Jambi disebabkan
10

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013

EKONOMI M AKRO REGIONAL

oleh beberapa hal: 1.) melemahnya nilai tukar rupiah terhadap USD sehingga
harga di dalam negeri menjadi meningkat, 2.) meningkatnya jumlah pabrik
kelapa sawit (PKS) sehingga terjadi peningkatan permintaan terhadap TBS
Meskipun harga CPO lokal maupun internasional terus mengalami
peningkatan, kebijakan anti dumping duties biofuel di Uni Eropa perlu menjadi
perhatian karena berpotensi menurunkan ekspor CPO ke negara-negara anggota
Uni Eropa serta berpotensi menurunkan kembali harga CPO internasional.
Grafik 1.8 Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi
Rp/Kg

USD cent/Kg

35,000

500.00

30,000

400.00

25,000
20,000

300.00

15,000

200.00

10,000

Harga Bokar (Rp/kg)


Harga Karet Internasional (USD cent/kg)

5,000

100.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112
2012

2013

Sumber: Disperindag Provinsi Jambi

Sejalan dengan harga kelapa sawit, harga bokar di Jambi juga meningkat
dari rata-rata Rp20.867/kg menjadi Rp23.205/kg (naik 11,20%(qtq)) (grafik 1.8.).
Namun demikian, apabila dibandingkan dengan harga tahun 2012, harga bokar
di Jambi turun 5,84% (yoy). Peningkatan harga bokar pada triwulan laporan lebih
disebabkan karena insentif positif dari terdepresiasinya nilai tukar rupiah.
Berbanding terbalik dengan harga di tingkat lokal, harga karet di tingkat
internasional turun 5,44% dari USD 273,06/cent menjadi USD 258,21/cent.
Secara tahunan, pertumbuhan sub sektor perkebunan pada tahun 2013
mencapai 8,07%, sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada tahun
2012

(8,30%).

Mulai

membaiknya

harga

jual

komoditas

perkebunan

(terkonfirmasi dari hasil liaison ke PKS, GAPKI, dan Dinas Perkebunan Provinsi
Jambi) memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan sektor perkebunan.
Sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya tumbuh 1,54% (qtq), lebih
rendah dibandingkan triwulan lalu (2,58% (qtq)). Sejalan dengan itu, sub sektor
perikanan menunjukkan pertumbuhan yang melambat dari triwulan lalu sebesar
TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

11

EKONOMI M AKRO REGIONAL


3,29% (qtq) menjadi 0,88% (qtq). Sementara itu, sub sektor kehutanan tumbuh
2,43% (qtq), lebih tinggi dari triwulan lalu (1,86% qtq)). Secara tahunan,
pertumbuhan ketiga sub sektor di atas pada tahun 2013, lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012.
Pada triwulan laporan terjadi peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP). Ratarata NTP Triwulan IV 2013 dibandingkan NTP Triwulan III 2013 naik 169 bps dari
95,52 menjadi 97,71. Meningkatnya NTP tersebut disebabkan mulai membaiknya
harga jual terutama pada tanaman perkebunan. Meskipun NTP triwulan laporan
mengalami peningkatan, ketergantungan petani hanya pada satu sumber
pendapatan saja, menjadi faktor resiko yang perlu diperhatikan karena
penurunan harga komoditas yang disertai dengan penurunan tingkat produksi
akan berdampak pada penurunan kesejahteraan mereka. Oleh karena itu perlu
dilakukan pembinaan kepada petani untuk memulai menjalankan program
pertanian terpadu.
2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)
Pada triwulan IV 2013, sektor perdagangan, hotel dan restoran
menyumbangkan output perekonomian sebesar Rp3,96 triliun (pangsa 17,30%)
yang terdiri atas tiga sub yaitu perdagangan besar dan eceran (93,15%), hotel
(1,21%) dan restoran (5,64%). Pertumbuhan sektor ini mencapai 4,78% (qtq),
dengan andil pertumbuhan 0,89% yang utamanya didukung oleh tingginya
perkembangan perdagangan besar dan eceran di Jambi yang tumbuh 5,04%
(qtq) (tabel 1.4). Momen hari raya Idul Adha, Natal, tahun baru, libur anak
sekolah serta meningkatnya realisasi belanja pemerintah pada akhir tahun
mendorong pesatnya pertumbuhan sub sektor perdagangan.
Tabel 1.4.
Pertumbuhan Sektor Perdagangan Provinsi Jambi
SUB SEKTOR

Pertumbuhan (yoy)

Petumbuhan (qtq) 2013

2009

2010

2011

2012

2013

TW I

TW II

TW III

TW IV

Perdagangan Besar dan eceran

8,40

10,53

9,91

10,16

12,64

2,53

3,02

3,62

5,04

Hotel

5,35

18,02

11,83

10,23

7,35

-2,97

5,76

1,41

1,93

Restoran

2,03

4,01

5,38

7,23

7,58

2,21

1,62

1,01

1,55

7,88

10,20

9,65

9,98

12,24

2,41

2,98

3,42

4,78

TOTAL

Sumber: BPS (diolah)

12

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013

EKONOMI M AKRO REGIONAL

Sementara
sektor

hotel

itu,

sub

menunjukkan

peningkatan sebesar 6,07%


(yoy)

atau

1,93%

Meningkatnya

(qtq).

intensitas

penyelenggaraan
oleh

Grafik 1.9. Tingkat Hunian Hotel

pemerintah

acara

baik

ataupun

swasta serta adanya momen

Jumlah Tamu Menginap

liburan

berdampak

pada

60

72,902

66,748

70,000
60,000

60,511

58,288
57,930
56,688
55,338
54,126
50,821
47,293

50,954

50,000

62,409

50
40

40,000

30

30,000

20

20,000
10

10,000
0

0
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

perayaan natal dan tahun baru


serta

T. Hunian Hotel (RHS)

80,000

2011

2012

2013

sekolah
tingginya

tingkat hunian hotel. Rata-rata tingkat hunian hotel di triwulan laporan sebesar
51,41%, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan lalu (51,26%) (Grafik 1.9.).
Sejalan dengan hal tersebut, jumlah tamu menginap pada triwulan laporan juga
meningkat sebesar 6,95% (qtq) menjadi 66.748 orang. Sementara sub sektor
perdagangan membukukan pertumbuhan sebesar 1,55% (qtq).
Secara tahunan, pada tahun 2013, sektor perdagangan mampu tumbuh
tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dan membukukan pertumbuhan
sebesar 12,24%. Pertumbuhan tersebut utamanya disebabkan oleh tingginya
pertumbuhan sub sektor perdagangan besar dan eceran yang tumbuh tinggi
mencapai 12,64%. Sementara dua sub sektor lainnya yaitu sub sektor hotel dan
sub sektor restoran tumbuh positif masing-masing sebesar 7,35% dan 7,58%.

3. Sektor Pertambangan dan Penggalian


Pada

triwulan

laporan,

sektor

pertambangan

dan

penggalian

menyumbangkan nilai tambah sebesar Rp3,78 triliun (16,52%) dan merupakan


sektor ketiga terbesar di Jambi. Produksi pertambangan dan penggalian selama
triwulan laporan tumbuh sebesar 0,73% (qtq) jauh melambat dibandingkan
pertumbuhan triwulan sebelumnya (7,39% (qtq)). Perlambatan pada sektor ini
utamanya didorong oleh produksi pertambangan tanpa migas yang turun sebesar
-0,40% (qtq). Sementara sub sektor pertambangan minyak bumi dan gas bumi
TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

13

EKONOMI M AKRO REGIONAL


masih tumbuh terbatas masing-masing sebesar 0,87% (qtq). Sub sektor yang
masih tumbuh cukup baik adalah penggalian yang mampu tumbuh sebesar
1,53% (qtq).
Grafik 1.10. PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi
ribu barel
2,500

Persentase
Lifting Minyak Bumi

2,000
1,500

4.92

5.37

5.11
1.03

25

Pertumbuhan PDRB

7.92

5.72

8.76
0
0.87

5.644.60

1,000
500

(14.97)

(14.25)

0
I

II

III

IV

II

2011

III

IV

2012

II

-25
III

IV*

2013

* Angka perkiraan Bank Indonesia untuk Bulan Desember 2013

Grafik 1.11. Lifting Minyak Bumi

Grafik 1.12. Lifting Gas Alam

K Barel

BBTU
1,923

1,512

1,400

1,263

II

III

1,219

IV

2012

1,517

12,305 12,979 12,786 12,374 12,238 11,973 12,136 12,090

1,302

1,391

III

IV*

II
2013

Sumber: Dinas ESDM Provinsi Jambi.


*: Angka proyeksi bulan Desember 2013

II

III
2012

IV

II

III

IV*

2013

Sumber: Dinas ESDM Provinsi Jambi.


*: Angka proyeksi bulan Desember 2013

Terbatasnya pertumbuhan minyak bumi dan gas tersebut juga


terkonfirmasi oleh angka lifting migas oleh Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Jambi. lifting gas alam turun menjadi 12.090 BBTU (-0,38% (qtq)) (grafik
1.12.).3 Sebaliknya meskipun meningkat 6,91% dibandingkan triwulan lalu
menjadi sebesar 1.391,45 Kbarrel, lifting minyak bumi selama triwulan IV-2013
masih di bawah level rata-rata lifting minyak bumi pada tahun 2012 (1.524,42
Kbarrel) (grafik 1.10, dan grafik 1.11) 4.
Produksi pertambangan dan penggalian sepanjang tahun 2013 juga
mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya dari
3

Data bulan Desember 2013 merupakan data perkiraan Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Jambi
Data bulan Desember 2013 merupakan data perkiraan Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Jambi
14

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013

EKONOMI M AKRO REGIONAL

2,69% (yoy) menjadi 1,56% (yoy). Penurunan tersebut utamanya disebabkan


oleh pertumbuhan negatif pada sub sektor pertambangan tanpa migas (-1.95%
yoy), dibandingkan pertumbuhan yang sangat tinggi pada tahun 2012 yang
mencapai 30,64% (yoy). Sementara itu, sub sektor minyak dan gas bumi mampu
tumbuh

sebesar

1,49%,

dibandingkan

tahun

2012

yang

mengalami

pertumbuhan negatif (-2,66%). Di sisi lain, tingkat pertumbuhan sub sektor


penggalian (7,58%) relatif lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada tahun
sebelumnya (7,23%).
Turunnya produksi pertambangan non migas di Provinsi Jambi utamanya
disebabkan oleh turunnya produksi batubara karena pengaruh melemahnya
harga internasional. Selain itu, adanya Perda yang mengharuskan pengangkutan
batubara melalui jalur khusus atau jalur sungai turut menjadi penyebab turunnya
produksi.
Produksi migas di Jambi menunjukkan tren penurunan dalam beberapa
tahun terakhir. Sebagai gambaran, rata-rata produksi migas per triwulan tahun
2005 mencapai 1.983,95Kbarrel sementara rata-rata produksi tahun 2012 dan
2013 sebesar 1.524,42 Kbarrel dan 1.357,19Kbarrel.
4. Sektor Industri Pengolahan
Pada tahun 2013, sektor industri pengolahan mengalami pertumbuhan
sebesar 5,69%, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012 yang
mencapai 7,90%.
Secara triwulanan, sektor industri pengolahan pada triwulan IV 2013
yang menyumbang output terhadap perekonomian Jambi sebesar Rp2,41 triliun
(10,54%), mengalami peningkatan 3,28% (qtq) (tabel 1.5). Industri pengolahan
di Jambi terdiri dari industri migas dengan total output Rp220,70 miliar (9,16%)
serta industri non migas dengan total output Rp2,19 triliun (90,84%).
Pertumbuhan sub sektor industri non migas salah satunya didorong oleh
produksi CPO yang menunjukkan peningkatan signifikan. Meningkatnya pasokan
bahan baku seiring dengan masuknya musim panen kelapa sawit selama triwulan
IV-2013 serta mulai stabilnya harga CPO dunia menjadi faktor pendorong
peningkatan produktivitas CPO.
TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

15

EKONOMI M AKRO REGIONAL

Tabel 1.5. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang


Pertumbuhan
q-to-q

Jenis Industri
Trw IV-12

Trw I-13

y-o-y

Trw II-13 Trw III-13 Trw IV-13 Trw IV-12

Trw I-13

Trw II-13 Trw III-13 Trw IV-13

Industri Makanan

3.83

-8.06

2.09

4.44

8.10

5.94

17.55

4.05

1.02

7.13

Industri Minuman

5.04

0.30

3.80

-1.12

-0.27

5.43

0.72

9.97

7.68

2.04

-4.58

2.25

0.32

4.36

1.15

4.11

15.49

3.37

2.57

7.73

4.30

-2.71

1.39

1.70

0.74

4.38

16.27

9.35

4.58

0.19

Industri Karet dan Barang dari


Karet dan Barang dari Plastik
IBS
Sumber: BPS Provinsi Jambi

Berbanding

Grafik 1.13. Perkembangan Produksi Karet Jambi

terbalik dengan produksi

120,000

100,000

Volume Produksi Bokar (Ton)


88,713 85,867

30

Pertumbuhan (%qtq)

20

94,647 92,488

81,805

77,418

75,165

75,504

CPO, produksi karet di

80,000
60,000

Provinsi

40,000

-10

20,000

-20

Jambi

triwulan

pada
laporan

mengalami

penurunan.

68,679 74,585

76,065

74,563

10

-30
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV
2011

2012

2013

Berdasarkan data indeks


produksi dari BPS, industri

Sumber: Gapkindo Cabang Jambi

karet juga mengalami penurunan mencapai 1,15% (qtq) dengan laju


pertumbuhan tahunan sebesar 7,73%. Berdasarkan data Gapkindo (Gabungan
Pengusaha Karet Indonesia) cabang Jambi, produksi karet dalam triwulan IV
2013 mencapai 75.504 ton, turun 18,36% dibandingkan triwulan lalu5 (grafik
1.13.). Penurunan tersebut disebabkan oleh minimnya bahan baku akibat cuaca
yang tidak kondusif serta adanya himbauan Gabungan Pengusaha Karet
Indonesia (GAPKINDO) untuk menurunkan produksi dan ekspor karet sebesar
10% sebagai salah satu upaya untuk mendongkrak harga karet.

5. Sektor-sektor Lain
Sektor listrik, gas, dan air bersih (LGA) tumbuh sebesar 1,15% (yoy),
lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan triwulan sebelumnya (0,92% (qtq)).
Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya produksi listrik dan air
bersih masing-masing sebesar 1,07% (qtq) dan 1,65% (qtq).

Terdapat 10 (sepuluh) perusahaan pengolah crumb rubber yang tergabung dalam Gapkindo
16

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013

EKONOMI M AKRO REGIONAL

ribu
550

KWH (dalam Juta)

400
350
300
250
200
150
100
50
-

328

301

282

319

323

337

342

338

522

506
500

483

486

II

III

486

496

501

II

III

461
450

II

III

IV

2012

II

III

400

IV

2013

IV

2012

Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo (diolah)

IV

2013

Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo (diolah)

Grafik 1.14. Perkembangan Total Pemakaian


Listrik

Grafik 1.15. Perkembangan Jumlah


Pelanggan Listrik

Meningkatnya sub sektor listrik dimaksud tercermin dari meningkatnya


jumlah konsumsi listrik serta jumlah pelanggan di Jambi masing-masing sebesar
5,94% (yoy) dan 3,14% (yoy). Jumlah konsumsi listrik di Jambi selama triwulan
laporan mencapai 337,52 MWH dengan jumlah pelanggan mencapai 521.511
rekening (grafik 1.14. dan grafik 1.15.). Berdasarkan penggunanya, mayoritas
pelanggan PLN di Jambi adalah kelompok rumah tangga yang mencapai 479.478
rekening (91,94%) dengan konsumsi daya listrik mencapai 223,24 MWH
(66,14%).
Sementara
pemakaian
dicatat

air

oleh

Mayang

itu,

bersih

yang

PDAM

Tirta

menunjukkan

penurunan di triwulan laporan.


Rata-rata konsumsi air bersih
bulanan melalui PDAM Kota

Grafik 1.16. Perkembangan Indeks Air Bersih


ribu M3

900

5
Total Konsumsi Air (LHS)

880
860

861

872

1.33

858

863
852

800

867
857

-0.68

-0.61

3
854

853
1.69

1.34

840
820

Pertumbuhan (RHS)

-0.73 -0.50

847

-1.49

-0.90

-1.64

1
(1)
(3)

Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4
2012

2013

Sumber: PDAM Tirta Mayang Kota Jambi, 2013


3

Jambi pada triwulan laporan sebesar 846,54 ribu M , lebih rendah dari triwulan
lalu (854,24 ribu M3) (grafik 1.16.).
Pada tahun 2013, sektor listrik, gas, dan air bersih mampu tumbuh
sebesar 9,27% (yoy), lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 (6,60% (yoy)). Sub
sektor listrik dan sub sektor air bersih juga mampu tumbuh lebih tinggi
dibandingkan tahun sebelumnya masing-masing sebesar 9,51% dan 7,59%.
Pada triwulan IV 2013, sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami
peningkatan 1,03% (qtq), menurun dibanding pertumbuhan pada triwulan
TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

17

EKONOMI M AKRO REGIONAL


sebelumnya (4,35% qtq). Kondisi ini sejalan dengan melambatnya pertumbuhan
sub sektor angkutan (0,98% (qtq)) dibandingkan triwulan sebelumnya (4,54%
(qtq)).
Grafik 1.17. Perkembangan
Keberangkatan dan Kedatangan
Penumpang
ribu orang
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
I

Kedatangan Penumpang

Grafik 1.18. Perkembangan Jumlah


Bongkar dan Muat Barang
ton
1500

Keberangkatan Penumpang

Jumlah Bongkar

Jumlah Muat

1000

500

II

III

IV

2011

II

III

IV

2012

II

III
2013

Sumber: PT Angkasa Pura II (PERSERO) Sultan Thaha Jambi

IV

0
I

II

III

2011

IV

II

III

IV

2012

II

III

IV

2013

Sumber: PT.Angkasa Pura II (PERSERO) Sultan Thaha Jambi

Jumlah penumpang, baik yang datang maupun berangkat dari Bandara


Sultan Thaha Jambi, menunjukkan peningkatan. Momen liburan sekolah yang
bertepatan dengan perayaan hari Natal dan tahun baru menjadi faktor utama
peningkatan jumlah penumpang tersebut. Jumlah penumpang (total berangkat
dan datang) di bandara Sultan Thaha Jambi sebanyak 348.836 orang, meningkat
1,48% dibandingkan triwulan lalu (grafik 1.17.). Secara umum, jumlah
penumpang yang meninggalkan Jambi sedikit lebih tinggi dibandingkan yang
datang ke Jambi.
Sub sektor angkutan laut tumbuh terbatas sebesar 0,03% (qtq).
Terbatasnya pertumbuhan tersebut sejalan dengan jumlah kunjungan kapal di
Jambi yang hanya mengalami sedikit peningkatan dibandingkan posisi yang sama
triwulan lalu. Pada triwulan IV

2013, jumlah kunjungan kapal sebanyak 1.335

unit, sementara triwulan lalu sebanyak 1.200 unit (grafik 1.19.). Sejalan dengan
jumlah kunjungan kapal, jumlah arus barang perdagangan juga sedikit meningkat
dari triwulan lalu sebesar 1.503,35 kilo ton menjadi 1.535,40 kilo ton6 pada
triwulan IV-2013 seiring dengan peningkatan volume impor alat berat (grafik
1.20.).

Total arus barang yang dimaksud terdiri dari impor, ekspor, bongkar dan muat.
18

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013

EKONOMI M AKRO REGIONAL

unit
2,000

Unit
101.74

1,500

persen(%)
150

Pertumbuhan (yoy)

unit
4,000
3,500

100

76.23

500

11.92
27.46

50
7.60

-0.51
-7.58

II

III

2011

IV

II

III

1,500

123.60

IV

-2.84

2012

III

-3.28

17.50
-17.57

-5.39

2013

II

III

IV

2011

II

III

IV

-100
I

2012

II

III

2013

Grafik 1.20. Perkembangan Total Arus Barang

Sub sektor komunikasi pada triwulan laporan tumbuh 1,61% (qtq) yang
didukung oleh pertumbuhan pos dan telekomunikasi sebesar 1,62% (qtq) dan
jasa penunjang komunikasi sebesar 0,45% (qtq), namun lebih rendah
dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya
Secara tahunan, pada tahun 2013 sektor pengangkutan mampu tumbuh
sebesar 8,52%, lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 (7,19%). Akselerasi
pertumbuhan tersebut utamanya disebabkan oleh pertumbuhan sub sektor
pengangkutan yang mengalami peningkatan pertumbuhan dari sebesar 7,23%
pada tahun 2012 menjadi sebesar 8,50% pada tahun 2013. Sejalan dengan hal
tersebut, sub sektor komunikasi juga mampu tumbuh 8,74% (yoy) yang
didukung oleh pertumbuhan pos dan telekomunikasi sebesar 8,76% (yoy) dan
jasa penunjang komunikasi sebesar 6,91% (yoy), jauh lebih tinggi dibandingkan
pertumbuhan pada tahun 2012.
tahun

IV

Sumber: Pelindo II Cabang Jambi

Grafik 1.19. Jumlah Kunjungan Kapal

Pada

-50

-56.71

-31.98

50
0

-45.56

IV

Sumber: Pelindo II Cabang Jambi

25.2039.24

100

88.86

500
-50

II

28.81

1,000

-30.40

-1.64
-15.95

2,000

Pertumbuhan (yoy)

150

3,000
2,500

34.69

1,000

persen(%)
200

Jumlah Total Arus Barang

2013,

sektor

keuangan

masih

mampu

mencatat

pertumbuhan sebesar 7,88%, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada


tahun 2012 (7,81%). Masih relatif tingginya pertumbuhan sektor ini terutama
didukung oleh pertumbuhan sub sektor bank, jasa penunjang keuangan dan
lembaga keuangan tanpa bank masing-masing sebesar 10,39% (yoy), 8,60%
(yoy) dan 8,00% (yoy).
Namun demikian, secara triwulanan sektor keuangan, persewaan, dan
jasa-jasa perusahaan pada triwulan IV 2013 mengalami pertumbuhan negatif
sebesar -0,26% (qtq), sejalan dengan pertumbuhan negatif pada sub sektor sewa
bangunan (-1,57% (qtq)) (tabel 1.6.). Sementara itu, perlambatan pertumbuhan

TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

19

EKONOMI M AKRO REGIONAL


yang cukup tajam dialami oleh sub sektor bank, lembaga keuangan tanpa bank
dan jasa penunjang keuangan.
Tabel 1.6.
Pertumbuhan Sektor Keuangan Provinsi Jambi
SUB SEKTOR
Bank
Lembaga Keuangan tanpa Bank
Jasa Penunjang Keuangan
Sewa bangunan
Jasa Perusahaan
TOTAL

Pertumbuhan (yoy)

Petumbuhan (qtq) 2013

2009

2010

2011

2012

2013

TW I

TW II

TW III

TW IV

30,68

18,26

11,74

9,55

10,39

1,31

2,65

2,48

0,46
0,30

7,48

6,99

8,80

9,22

8,00

1,11

2,00

3,25

14,97

10,72

9,25

8,34

8,60

1,37

2,15

3,19

1,21

7,16

5,73

5,69

5,27

4,23

1,58

1,12

0,87

-1,57

4,76

4,88

5,81

4,43

5,96

2,08

1,13

1,09

1,36

17,85

12,12

9,08

7,81

7,88

1,41

2,03

1,92

-0,26

Sumber: BPS (diolah)

Pada tahun 2013, sektor jasa mampu tumbuh sebesar 4,80% (yoy), lebih
tinggi dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012 (3,85% (yoy)). Sub sektor
jasa pemerintahan umum dan swasta juga mampu tumbuh lebih tinggi
dibandingkan tahun sebelumnya, masing-masing sebesar 4,54% dan 6,08%.
Sejalan dengan pertumbuhan tahun 2013, sektor jasa-jasa pada triwulan
laporan juga tumbuh 1,87% (qtq), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan
triwulan sebelumnya (1,29% qtq). Pertumbuhan sektor jasa didorong oleh
tumbuhnya jasa pemerintah dan swasta masing-masing sebesar 1,90% (qtq) dan
1,71% (qtq). Sektor ini didukung oleh sub sektor jasa pemerintahan umum
dengan output sebesar Rp1,63 triliun dan diikuti oleh sub sektor swasta sebesar
Rp281,35 miliar.
C. PDRB Sisi Pengeluaran
Ditinjau dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Jambi tahun 2013
utamanya didorong oleh masih relatif tingginya ekspor barang yang jasa yang
mampu tumbuh sebesar 2,08% (yoy), relatif lebih baik dibandingkan tahun 2012
yang mengalami pertumbuhan negatif. Sementara itu, perlambatan ekonomi
tercermin pada melambatnya pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah
tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah dan PMTB.
Secara triwulanan, perlambatan perekonomian pada triwulan IV 2013
disebabkan oleh pertumbuhan ekspor yang negatif sebesar -7,47% (qtq), namun
demikian pertumbuhan komponen pengeluaran konsumsi Pemerintah sebesar
20

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013

EKONOMI M AKRO REGIONAL

23,75% (qtq) yang utamanya disebabkan oleh meningkatnya realisasi proyek


Pemerintah di akhir tahun 2013, masih tingginya pertumbuhan investasi di Jambi
yang mencapai 3,08% (qtq) serta tetap terjaganya konsumsi rumah tangga,
mampu menjaga pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan laporan tetap
berada pada angka yang cukup tinggi (tabel 1.7.).
Berdasarkan strukturnya, 54,96% perekonomian Jambi ditopang oleh
konsumsi, diikuti dengan konsumsi pemerintah 19,30% dan pembentukan modal
tetap bruto (PMTB) atau investasi fisik sebesar 18,63%.
Tabel 1.7. Pertumbuhan PDRB Sisi Pengeluaran
Komponen
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga


Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
Pembentukan Modal Tetap Bruto
Perubahan Stok
Ekspor Barang dan Jasa
Dikurangi Impor Barang dan Jasa
PDRB

Pertumbuhan (yoy)

Pertumbuhan Tahun 2013 (qtq)

2010

2011

2012

2013

TW I

TW II

TW III

TW IV
0,71

5,41

4,75

4,99

4,55

0,46

0,93

2,27

27,09

7,55

9,42

7,64

1,02

2,38

2,45

1,52

8,49

7,31

6,50

3,92

-7,15

2,00

1,76

23,75

6,87

12,40

15,30

14,07

1,05

2,11

1,94

3,08

1,09

10,43

15,73

10,18

3,46

3,76

-5,69

5,72

29,64

22,17

-2,65

2,08

-15,68

14,07

3,17

-7,47

23,88

17,43

-2,09

0,21

-14,20

10,44

1,86

-2,29

7,35

8,54

7,44

7,88

-0,88

3,00

2,74

1,94

Sumber: BPS (diolah)

1. Pengeluaran Konsumsi
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada tahun 2013 (4,55%)
mengalami perlambatan dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012 (4,99%).
Melambatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga di tahun 2013 juga
tercermin dari penurunan penjualan kendaraan bermotor. Penjualan kendaraan
roda empat seperti sedan, jeep dan minibus turun 6,22% (yoy) dari tahun lalu
menjadi rata-rata 1.020 unit/bulan (grafik 1.21.). Sejalan dengan penjualan
kendaraan roda empat, penjualan sepeda motor juga mengalami penurunan
11,18% (yoy) menjadi rata-rata 5.945 unit/bulan (grafik 1.22.). Penurunan
penjualan kendaraan bermotor roda dua dan empat tersebut terjadi karena
perlambatan ekonomi, meningkatnya suku bunga kredit serta adanya kebijakan

dikurangkan dengan nilai kontribusi impor terhadap pertumbuhan pada triwulan laporan. Jika
bernilai positif disebut net ekspor, sedangkan jika bernilai negatif disebut net impor.

TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

21

EKONOMI M AKRO REGIONAL


minimum down payment pembelian kendaraan bermotor pertengahan tahun
lalu.
Grafik 1.21. Pertumbuhan Pendaftaran
Kendaraan Bermotor

Grafik 1.22. Pertumbuhan Pendaftaran


Sepeda Motor Baru

unit

unit

5,000

70,000

Sedan, Jeep, Minibus


4,000

3,000

47,683
44,449

42,106
36,299
30,913
27,851

40,000

2,000

1,000

50,000

SEPEDA MOTOR

55,942

60,000

3,503
3,264
2,9022,8233,061

3,373

845

1,492
1,166

25,689
20,08121,55020,421
17,836

30,000

1,459
1,414
1,158

20,000
10,000

II

III

IV

II

2011

III

IV

2012

II

III

IV

2013

II

III

IV

II

2011

Sumber: Dispenda Provinsi Jambi

III

IV

II

2012

III

IV

2013

Sumber: Dispenda Provinsi Jambi

Rp Miliar

Grafik 1.23. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi
4,000
3,500
3,000
2,500
2,000
1,500
1,000
500
0

Kredit Real Estate

60

Pertumbuhan

49.79

50

40.13

40

33.44

40.30
16.52

30
27.11

11.27

16.80 16.04
15.44

28.18 20
10

5.16

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV


2011

2012

2013

Sementara itu, penyaluran kredit real estate masih terus meningkat


28,18% (yoy) menjadi sebesar Rp3,72 triliun (Grafik 1.23.). Pangsa kredit real
estate di Jambi mencapai 15,77% dari total kredit.
Secara triwulanan, pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan IV
2013 berdasarkan harga berlaku sebesar Rp12,56 triliun atau 54,96% dari total
PDRB Jambi, hanya meningkat sebesar 0,71% (qtq) dan jauh lebih rendah
dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya (2,27% (qtq)). Mayoritas
konsumsi masyarakat Jambi (61,33%) diperuntukkan untuk membeli makanan
yaitu sebesar Rp7,71 triliun. Meningkatnya harga barang/jasa seiring dengan
tingginya laju inflasi paska kenaikan BBM bersubsidi berdampak pada
melambatnya konsumsi masyarakat. Namun tingginya aktivitas perdagangan
seiring dengan momen hari raya Idul Adha, Natal, tahun baru, serta libur anak
sekolah memberi efek positif pada tingkat konsumsi masyarakat.
22

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013

EKONOMI M AKRO REGIONAL

Kondisi ini juga tercermin dari angka indeks tendensi konsumen pada
triwulan IV-2013 yang mencapai 107,708 (tabel 1.8.). Angka indeks tingkat
konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan makanan juga masih berada
pada level optimis yaitu masing-masing sebesar 106,05 dan 106,64.
Tabel 1.8. Indeks Tendensi Konsumen

Variabel Pembentuk

Triwulan
I - 2013

Triwulan
II - 2013

Triwulan
III - 2013

Triwulan
IV - 2013

Pendapatan rumah tangga kini


Pengaruh inflasi terhadap tingkat
konsumsi

101.7
106.87

106.85
108.46

112.21
109.09

108.42
105.24

Tingkat konsumsi beberapa


komoditi makanan dan bukan
makanan
Indeks Tendensi Konsumen

100.72

104.16

116.8

106.20

102.89

106.7

112.33

107.07

Pengeluaran konsumsi pemerintah berdasarkan harga berlaku di triwulan


laporan mencapai Rp4,41 triliun. Pengeluaran tersebut meningkat 23,75% dari
triwulan sebelumnya seiring dengan peningkatan yang tajam pada realisasi
belanja APBD provinsi Jambi Triwulan IV 2013.
2. Investasi
Secara tahunan, pada tahun 2013 pembentukan modal tetap domestik
bruto (PMTB) membukukan pertumbuhan yang tinggi yaitu mencapai 14,07%,
meskipun sedikit melambat dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012 lalu
yang mencapai 15,30%. Sejak tahun 2012 lalu, investasi di Jambi terus
menunjukkan

peningkatan

yang

signifikan

seiring

dengan

tingginya

pembangunan fisik baik oleh pemerintah ataupun swasta. Kondisi ini juga
didukung oleh peningkatan kredit investasi yang mencapai 57,49% (yoy) (grafik
1.24.).
Pada triwulan IV 2013, PMTB yang mencerminkan nilai investasi di Jambi
mencapai Rp4,26 triliun (pangsa 18,63%). Pangsa investasi tersebut terus

Angka yang masih diatas 100, menunjukkan bahwa masyarakat masih optimis memandang
perekonomian Jambi. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan
ekonomi terkini yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK).
ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan
berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang.

TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

23

EKONOMI M AKRO REGIONAL


meningkat dibandingkan tahun 2012 (18,21%) sejalan dengan terakselerasinya
investasi yang mengalami pertumbuhan yang mencapai 3,08% (qtq), lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan pada triwulan lalu (1,94% (qtq)). Tingginya investasi
juga dikonfimasi oleh data indikator ekonomi seperti pertumbuhan pendaftaran
truck/pick Up baru dan konsumsi semen yang mengalami peningkatan

Rp Triliun

dibandingkan triwulan sebelumnya (grafik 1.25. dan 1.26.).


6
5
4
3
2
1

unit

100
90
92.60
80
70
76.92
60
46.91
43.25
41.92
57.49 50
40
48.91 49.77
41.27
30
33.17
20
12.83
10
6.65
0
TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV
Kredit Investasi (juta Rp)

2011

2012

100
50
0

500

-50

-100
I

II

III

IV

II

2011

III

IV

Pertumbuhan (yoy)

10.26

80

1.84

10
0

(1.27)

III

2011

IV

40
20

12.84

-10

(4.83)

(10.45)

(%)
50
30

12.36

8.80

40

II

IV

Grafik 1.25. Pertumbuhan Pendaftaran


Truck/Pick Up Baru

20.02

III

2013

37.89

II

Sumber: Dispenda Provinsi Jambi

120

20

2012

41.29

11.95

200

1,000

Konsumsi Semen

100

250

150

140

60

Pertumbuhan (qtq)

1,500

Grafik 1.24. Nominal dan Pertumbuhan


Kredit Investasi di Provinsi Jambi
KTon

TRUCK/PICK UP

2,000

2013

160

Persen(%)

2,500

Pertumbuhan (%)

-20
I

II

III

IV

2012

II

III

IV

2012

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia (ASI), diolah

Grafik 1.26. Konsumsi Semen Provinsi Jambi

Sementara itu, hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) menunjukkan


optimisme pengusaha dalam memandang kondisi bisnis masih cukup baik
meskipun sedikit melemah. Hal ini terlihat dari masih positifnya indeks situasi
bisnis yaitu sebesar 16,67%9. Dari 150 responden yang disurvei, 88,11%
responden menyatakan bahwa situasi bisnis kedepan relatif stabil, sementara
9,79% menyatakan akan baik dan hanya 2,10% yang menyatakan akan
memburuk.

Indeks yang positif menandakan optimisme dunia usaha


24

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013

EKONOMI M AKRO REGIONAL

Tabel 1.9 Realisasi Investasi PMA dan PMDN Jambi


Keterangan
PMA (USD juta)
PMDN (Rp miliar)

Tw 1
48.95
356

2012
Tw 2
Tw 3
96.41
5.34
228
466

Tw 4
5.63
395

Tw 1
16.36
-

2013
Tw 2
Tw 3
6.11
11.24
1,303
288

Tw 4
0.59
1,208

Jumlah investasi Jambi yang dicatat oleh Badan Koordinasi Penanaman


Modal (BKPM) menunjukkan realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN)
sebesar Rp1.21 triliun (Tabel 1.9.). Investasi tersebut meningkat signifikan 206%
dibandingkan posisi yang sama tahun lalu. Namun sebaliknya, investasi asing
melalui penanaman modal asing (PMA) mengalami penurunan yang cukup besar
89,52% dari tahun lalu menjadi USD 0,59 juta. Investasi Jambi sebagian besar
dialokasikan pada sektor pertanian.
3. Perdagangan Eksternal
Pada tahun 2013, ekspor provinsi Jambi mengalami pertumbuhan sebesar
2,08%, relatif membaik dibandingkan kinerja tahun 2012 yang mengalami
pertumbuhan negatif sebesar -2,65%. Sementara itu, impor provinsi Jambi tahun
2013 juga mengalami kenaikan sebesar 0,21%, namun tidak setinggi
peningkatan nilai ekspor.
Secara triwulanan, Ekspor provinsi Jambi baik ke negara maupun daerah
lain pada triwulan IV

2013 mencapai Rp9,59 triliun. Perkembangan ekspor

Provinsi Jambi (keluar daerah dan luar negeri) mengalami penurunan tajam (7,47% (qtq)) yang utamanya disebabkan oleh menurunnya ekspor antar daerah
dan ekspor luar negeri masing-masing sebesar 9,00% (qtq) dan 6,04% (qtq).
Berdasarkan tujuannya, ekspor Jambi masih didominasi oleh ekspor ke luar
daerah yang mencapai Rp5,21 triliun (54,30%) sementara ekspor ke luar negeri
sebesar Rp4,38 triliun (45,70%). Tingginya ekspor antar daerah salah satunya
juga disebabkan oleh keterbatasan pelabuhan serta adanya kantor penjualan
bersama sehingga kegiatan ekspor luar negeri dilaksanakan melalui provinsi lain.
Sementara itu, impor provinsi Jambi pada triwulan IV

2013 mencapai

Rp8,69 trliun atau lebih rendah dari ekspor provinsi Jambi. Dengan demikian,
Provinsi Jambi mengalami net eskpor sebesar Rp900,12 miliar. Impor jambi
didominasi oleh impor antar daerah yang mencapai Rp7,11 triliun (81,81%)
TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

25

EKONOMI M AKRO REGIONAL


sementara impor luar negeri sebesar Rp1,58 triliun (18,19%). Perkembangan
impor Provinsi Jambi (keluar daerah dan luar negeri) mengalami penurunan
sebesar 2,29% (qtq) pada triwulan laporan. Penurunan impor tersebut utamanya
disebabkan oleh menurunnya impor antar daerah sebesar 8,09% (qtq).
Sementara impor luar negeri mengalami peningkatan sebesar 50,67% (qtq).
Berdasarkan
pemberitahuan

dokumen

ekspor

barang

Grafik 1.27. Perkembangan Ekspor dan Impor


Non Migas Provinsi Jambi
(dalam satuan juta USD)

(PEB), ekspor luar negeri Provinsi


Jambi sebesar USD 283,94 juta
sedangkan

impor

luar

negeri

sebesar USD 115,06 juta (grafik


1.27.). Dengan kondisi tersebut,
Provinsi

Jambi

mengalami

net

ekspor sebesar USD 168,88 juta.

3.1. Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi


Kinerja ekspor luar negeri Jambi pada tahun 2013 relatif memburuk,
mengalami penurunan sebesar 11,44% dari sebelumnya sebesar USD 1.290,82
juta menjadi USD 1.143,21 juta (tabel 1.10.). Penurunan tersebut utamanya
disebabkan oleh penurunan nilai ekspor minyak dan lemak nabati, ekspor
batubara dan briket serta karet mentah masing-masing sebesar 37,75%, 32,53%
dan 13,40%.
Sementara itu secara triwulanan, ekspor ke luar negeri provinsi Jambi pada
triwulan IV 2013 mencapai USD 283,94 juta, turun 6,02% dari triwulan lalu (USD
302,12 juta). Berdasarkan jenis komoditinya, nilai ekspor terbesar dicapai oleh
komoditas karet mentah (crude rubber) sebesar USD 143,33 juta atau 50,48%
dari total ekspor non migas Jambi, diikuti oleh ekspor pulp and paper, ekspor
kertas, karton dan olahannya, ekspor minyak dan lemak nabati serta ekspor
batubara, kokas dan briket masing-masing sebesar USD 40,21 juta, USD 29,63
juta, USD 28,06 juta dan USD 26,57 juta (grafik 1.28. dan grafik 1.30.).
Berdasarkan struktur ekspor non migas Jambi, terlihat bahwa ekspor produk
primer masih mendominasi terutama dari hasil perkebunan.
26

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013

EKONOMI M AKRO REGIONAL

Tabel 1.10 Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama

Komoditas Ekspor
Karet Mentah, Sintetis dan Pugaran
Batu Bara, Kokas dan Briket
Minyak dan Lemak Nabati
Pulp dan Paper
Kertas,Kertas Karton dan Olahannya
Lainnya
Total Ekspor

Nilai Ekspor (Juta USD)


2010
2011
2012
2013
860,4 1.255,3 755,8 654,6
66,6
244,5 166,0 112,0
284,0 267,1 158,7
98,8
48,7
86,5
85,8
112,7
42,0
43,3
53,1
97,1
75,1
101,6
71,5
68,1
1.376,7 1.998,3 1.290,8 1.143,2

Pertumbuhan (% yoy)
2011
2012
2013
45,90 -39,79 -13,40
267,25 -32,12 -32,53
-5,96 -40,59 -37,75
77,66 -0,77 31,39
3,04 22,64 82,94
35,37 -29,66 -4,80
45,15 -35,40 -11,44

Grafik 1.28. Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi

600
500
400

12,3%

Kertas,Kertas Karton dan Olahannya


Minyak dan Lemak Nabati
Karet Mentah, Sintetis dan Pugaran

12,8%
3,6%

300

(%)

2,3%

-1,9%
-6,0%

200

-11,1%

100

-11,4%
-18,7% -17,0%

0
Trw I

Trw II

Trw III

2011

Trw IV

Trw I

Trw II

-24,9%
Trw III Trw IV

2012

Trw I

Trw II

Trw III

20%
15%
10%
5%
0%
-5%
-10%
-15%
-20%
-25%
-30%

Hundreds

Lainnya
Pulp dan Paper
Batu Bara, Kokas dan Briket
G. Ekspor
15,0%

Juta USD

Trw IV

2013

Meskipun secara volume komoditas karet mentah yang merupakan


komoditas utama ekspor provinsi Jambi mengalami kenaikan sebesar 30,25%
(qtq), namun secara nilai ekspor mengalami penurunan yang cukup tajam yaitu
sebesar 19,80% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya sejalan dengan
menurunnya harga karet internasional (grafik 1.29.).
Nilai ekspor Komoditas batu bara juga terus mengalami penurunan, dan
pada triwulan IV 2013 mengalami penurunan sebesar -25,27% (qtq) jika
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya dan mengalami penurunan sebesar
15,64% (yoy) dibandingkan triwulan yang sama pada tahun lalu. Dari sisi
volume, ekspor batubara juga mengalami penurunan sebesar 20,64% (qtq) atau
37,52% (yoy).

TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

27

EKONOMI M AKRO REGIONAL

Grafik 1.29. Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama


Lainnya
Pulp dan Paper
Minyak dan Lemak Nabati
Batu Bara, Kokas dan Briket
Karet Mentah, Sintetis dan Pugaran

Volume (Ton)
2.500
2.000

(%)
80
60

57,2

45,0

42,7

40

29,5

1.500

20
3,6

1,2

1.000

-1,5

-13,1
-20

-15,1

-28,6

500

-40

-40,7

-44,1
0

-60
Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV
2011

2012

Grafik 1.30. Volume Ekspor Non


Migas Provinsi Jambi

Grafik 1.31. Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi


Jambi Berdasarkan Negara Tujuan
400

Lainnya
16.12%

2013

juta USD

Lainnya
Eropa
Jepang

350
300

India
RRC
Malaysia

250

Batu bara,
briket
9.36%

Karet
Mentah
50.48%

Minyak,
lemak sayur
9.88%

200
150
100
50
0

Pulp dan
Kertas (25)
14.16%

Trw I

Trw II

Trw III

Trw IV

Trw I

Trw II

2012

Trw III

Trw IV

2013

Menurunnya permintaan global serta merosotnya harga batubara


internasional menyebabkan penurunan kegiatan produksi pada perusahaan
batubara. Selain itu, adanya peraturan mengenai distribusi batu bara serta
terbatasnya harga jual karena rendahnya kualitas batu bara di Jambi yang
memiliki kadar energi yang rendah menjadi disinsentif bagi pengusaha untuk
mengembangkan

produksi

batu

bara

di

Jambi.

Adanya

Perda

yang

mengharuskan pengangkutan batubara melalui jalur khusus atau jalur sungai


membuat margin keuntungan semakin menipis. Sementara dari sisi pemerintah,
nilai tambah yang didapatkan dari batu bara juga relatif rendah sementara biaya
yang ditimbulkan oleh kerusakan jalan angkutan relatif lebih tinggi.

28

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013

EKONOMI M AKRO REGIONAL

Selanjutnya, meskipun volume ekspor minyak dan lemak nabati


menunjukkan peningkatan yang cukup besar (44,96%) dibandingkan triwulan
lalu, namun nilai ekspor minyak dan lemak nabati hanya meningkat sebesar
6,03% (qtq) sejalan dengan rendahnya harga CPO dunia. Produksi kelapa sawit
Jambi sebenarnya cukup tinggi, namun untuk menyiasati dampak penurunan
permintaan dunia dan rendahnya harga jual CPO dalam setahun terakhir ini,
perusahaan kelapa sawit cenderung untuk menjual hasil produksinya di dalam
negeri.
Berdasarkan negara tujuan, ekspor Provinsi Jambi didominasi oleh negara
RRC yang mencapai USD 49,61 juta (9,97%) dan diikuti oleh Jepang USD 44,65
juta (8,98%) (grafik 1.31.). Menurunnya ekspor Jambi disebabkan oleh
menurunnya ekspor ke Eropa, Amerika Serikat dan Malaysia terutama ekspor
komoditas kelapa sawit.
Infrastruktur pelabuhan dan terbatasnya muatan kapal di Jambi
merupakan salah satu kendala untuk dapat mengekspor secara langsung ke
negara tujuan. Adanya keterbatasan armada dalam beberapa waktu terakhir ini
menyebabkan adanya pengalihan ekspor karet dari sebelumnya melalui
Singapura menjadi melalui Palembang dan Padang.
3.2. Impor Luar Negeri Provinsi Jambi
Pada triwulan IV 2013, Impor non migas provinsi Jambi tercatat sebesar
USD 115,06 juta, meningkat sebesar 39,91% (qtq) atau 276,77% (yoy) (grafik
1.32.). Berdasarkan pangsanya, impor Jambi didominasi oleh mesin industri
tertentu/khusus (USD 27,20 juta atau 37,53%) (grafik 1.33.).

90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

Grafik 1.32. Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi


Impor (juta USD)

200

82

g. Impor (RHS)

72

150

134.00

53.52
34

-12.16

26

100

110.59

39

50

17.27
31

17

17
-50.21

-11.88
-45.35

0
-50
-100

Trw I

Trw II

Trw III
2012

Trw IV

Trw I

Trw II

Trw III

Trw IV

2013

TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

29

EKONOMI M AKRO REGIONAL

Grafik 1.33. Lima Komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi


90

80
70

Impor (juta USD)


Lainnya
Mesin Pembangkit Tenaga
Besi dan Baja

Alat Pengangkutan Lainnya


Mesi Industri dan Perlengkapannya
Mesin Industri Tertentu/Khusus

60
50

40
30
20
10
0
Trw I

Trw II

Trw III

2012

30

Trw IV

Trw I

Trw II

Trw III

Trw IV

2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV - 2013

Halaman ini sengaja dikosongkan.

This page is intentionally blank.

BAB II
INFLASI
A. Kajian Umum
Pada tahun 2013, inflasi kota Jambi tercatat 8,74% (yoy), lebih tinggi
dibandingkan rata-rata inflasi dalam tiga tahun terakhir (5,24%) (gambar 2.2.).
Inflasi Jambi tersebut juga tercatat di atas inflasi nasional (8,38%).
Gambar 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi dan Nasional
Persen (%)

10

Kota Jambi

Nasional

7.99

8.40
6.80

5.54 5.31
5

6.65

3.79 3.97

4.45

4.61
2.76

7.96 8.38

6.06 5.90
4.43

3.90 4.53

8.74

4.30

4.31
4.22

5.90

5.24

2011

2012

2013

Sumber: BPS Provinsi Jambi

Tingkat inflasi di Kota Jambi berada di urutan ke-8 (delapan) dari daftar
kota yang termasuk dalam perhitungan inflasi di Sumatera. Inflasi tertinggi terjadi
di kota Pematang Siantar, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Banda Aceh
(gambar 2.3).13
Gambar 2.2. Perbandingan Inflasi Tahun 2013 Kota Jambi dan Kota Lainnya di Pulau
Sumatera
14.00
12.00

10.00
8.00
6.00

4.00
2.00

Sumber :DSM Bank Indonesia dan BPS Provinsi Jambi


13

Sumber: DSM, Bank Indonesia.

35

Banda Aceh

Palembang

Bandar Lampung

Batam

Lhokseumawe

Padang Sidempuan

Dumai

Pangkal Pinang

Jambi

Bengkulu

Pakanbaru

Sibolga

Tanjung Pinang

Medan

Padang

Pematang Siantar

I NFLASI

Tingginya inflasi kota Jambi pada tahun 2013 disebabkan oleh


meningkatnya inflasi administered prices dan volatile food masing-masing sebesar
19,16% (yoy) dan 9,86% (yoy) (gambar 2.1). Sementara inflasi inti relatif stabil
pada level 3,81% (yoy). Sumber utama peningkatan inflasi administered prices
adalah meningkatnya bbm, tarif angkutan, tarif tenaga listrik (TTL) dan bahan
bakar rumah tangga.14 Inflasi administered prices meningkat pesat pada triwulan
II dan III masing-masing sebesar 5,16% (qtq) dan 9,07% (qtq) seiring dengan
kenaikan harga BBM bersubsidi dan penyesuaian tarif angkutan yang dilakukan
oleh pemerintah.
Sedangkan inflasi volatile foods bersumber dari terganggunya pasokan
komoditas tanaman pangan dan inflasi tertinggi terjadi pada triwulan I 2013
seiring dengan terganggunya pasokan komoditas tanaman pangan akibat
tingginya curah hujan yang berdampak pada berkurangnya kuantitas dan kualitas
hasil panen.
Secara triwulanan, inflasi kota Jambi pada triwulan IV-2013 tercatat
1,04% (qtq), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (3,53% qtq)
namun lebih tinggi dibandingkan rata-rata inflasi triwulan IV selama tiga tahun
terakhir (0,63% qtq). Berdasarkan asesmen Bank Indonesia, faktor utama
meningkatnya inflasi triwulanan kota Jambi disebabkan oleh meningkatnya inflasi
administered prices masing-masing sebesar 2,18% (qtq) (gambar 2.1). Sementara
inflasi inti dan volatile food tercatat masing-masing sebesar 0,97% (qtq) dan
0,28% (qtq).
Gambar 2.3. Perkembangan Inflasi Jambi Tahun 2013
%
25

20
15

%
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0

Inflasi qtq
Inflasi
Inflasi Inti
Volatile Food
Administered Price

10
5
0
TW I

TW II

TW III

TW IV

Inflasi ytd
Inflasi
Inflasi Inti
Volatile Food
Administered Price

TW I

2013

TW II

TW III
2013

Sumber :DSM Bank Indonesia dan BPS Provinsi Jambi


14

Perhitungan disagregasi inflasi berdasarkan sub kelompok barang.


36

KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013

TW IV

I NFLASI

Sumber

utama

peningkatan

inflasi

administered

adalah

prices

meningkatnya tarif tenaga listrik (TTL), bahan bakar rumah tangga, rokok kretek
filter, dan angkutan udara.15 Sedangkan peningkatan inflasi inti utamanya
disebabkan oleh tingginya permintaan masyarakat sehubungan dengan perayaan
hari raya keagamaan (Idul Adha dan Natal) tahun baru dan liburan sekolah serta
tingginya realisasi belanja pemerintah di akhir tahun.
Inflasi volatile foods bersumber dari peningkatan permintaan sehubungan
dengan perayaan hari raya kegamaan (Idul Adha dan Natal) serta tahun baru
yang tidak diimbangi dengan kecukupan pasokan komoditas tanaman pangan
akibat tingginya curah hujan yang berdampak pada berkurangnya kuantitas dan
kualitas hasil panen.
Pergerakan angka inflasi bulanan (m-t-m) pada bulan Oktober, November,
dan Desember 2013 masing-masing sebesar 0,87%, -0,22% dan 0,39%. Inflasi
bulanan yang relatif tinggi di bulan Oktober utamanya karena kenaikan harga
cabe merah, bahan bakar rumah tangga dan kontrak rumah.

B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang


Berdasarkan kelompoknya, selama tahun 2013, inflasi tertinggi di Kota
Jambi terjadi pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar
18,60% seiring dengan kenaikan bbm dan penyesuaian tarif angkutan dan diikuti
oleh kelompok bahan makanan (9,83%), perumahan, air, listrik, gas dan bahan
bakar (7,34%) dan makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (7,15%) (Tabel
2.1).
Sementara itu, secara triwulanan sumbangan terbesar pada triwulan
laporan bersumber dari kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar
dengan kontribusi sebesar 0,48% (qtq) (tabel 2.1). Tingginya inflasi kelompok
perumahan, air, listrik, dan bahan bakar tersebut (2,41%) disebabkan oleh
kenaikan tarif tenaga listrik, kontrak rumah sebagai dampak meningkatnya biaya
perawatan rumah, serta bahan bakar rumah tangga akibat terdongkraknya harga
jual elpiji karena distribusi gas elpiji yang tidak merata (Tabel 2.2).

15

Perhitungan disagregasi inflasi berdasarkan sub kelompok barang.

TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

37

I NFLASI

Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Triwulanan (qtq) serta Kumulatif (ytd) Kota Jambi
Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa
KEL OMP OK/S UBKEL OMP OK

Triwulan IV-2012

Triwulan I-2013

Triwulan II-2013

Triwulan III-2013

Triwulan IV-2013

qtq

ytd

qtq

ytd

qtq

ytd

qtq

ytd

qtq

ytd

0.12

2.65

4.91

4.91

1.87

6.87

2.35

9.39

0.40

9.83

a. P ADI-P ADIAN, UMB I-UMB IAN DAN HAS ILNYA

0.91

6.26

-1.75

-1.75

0.41

-1.36

4.60

3.18

1.45

4.68

b. DAGING-DAN HAS IL-HAS ILNYA

4.74

9.04

-4.29

-4.29

16.15

11.17

8.38

20.48

-14.02

3.59

c. IKAN S E GAR

3.83

5.17

-2.27

-2.27

-1.69

-3.92

3.21

-0.84

4.03

3.15

d. IKAN DIAWE TKAN

-1.22

12.25

1.56

1.56

4.72

6.35

-1.00

5.29

3.92

9.42

e. TE LUR , S US U DAN HAS IL-HAS ILNYA

0.18

7.49

-1.48

-1.48

4.12

2.58

3.55

6.21

0.19

6.41

f.

-9.89

24.30

2.16

2.16

2.78

5.00

2.09

7.19

4.09

11.58

g. KACANG-KACANGAN

6.10

22.44

0.30

0.30

-0.23

0.07

22.90

22.98

0.80

23.96

h. B UAH-B UAHAN

-6.79

-4.71

14.61

14.61

-10.04

3.10

0.22

3.33

6.03

9.56

i.

B UMB U-B UMB UAN

8.02

-31.40

65.49

65.49

1.33

67.69

-14.94

42.64

1.77

45.17

j.

LE MAK DAN MINYAK

-6.12

-4.23

0.34

0.34

-1.24

-0.90

3.33

2.40

4.15

6.65

-1.07

10.02

0.74

0.74

3.11

3.87

0.57

4.46

1.07

5.57

II. MAKANAN J ADI,MINUMAN,R OKOK & TE MB AKAU 0.43

5.48

1.37

1.37

1.35

2.73

2.73

5.54

1.53

7.15

a. MAKANAN J ADI

0.42

3.54

1.59

1.59

1.64

3.25

3.97

7.35

2.01

9.51

b. MINUMAN YANG TIDAK B E R ALKOHOL

-0.93

9.92

0.79

0.79

0.34

1.14

0.24

1.38

-1.95

-0.60

I.

B AHAN MAKANAN

S AYUR -S AYUR AN

k. B AHAN MAKANAN LAINNYA

c. TE MB AKAU DAN MINUMAN B E R ALKOHOL

1.24

7.59

1.19

1.19

1.27

2.48

1.31

3.82

2.36

6.28

III. P E R UMAHAN, AIR , LIS TR IK, GAS & B HN B AKAR

0.34

6.69

0.83

0.83

1.71

2.55

2.21

4.82

2.41

7.34

a. B IAYA TE MP AT TINGGAL

1.56

10.24

0.13

0.13

0.43

0.55

1.52

2.08

1.60

3.71

b. B AHAN B AKAR , P E NE R ANGAN DAN AIR

-1.91

2.20

1.94

1.94

4.84

6.88

4.21

11.38

4.49

16.39

c. P E R LE NGKAP AN R UMAHTANGGA

-0.03

0.50

0.61

0.61

0.03

0.64

1.34

1.98

1.69

3.71

d. P E NYE LE NGGAR AAN R UMAHTANGGA

0.37

5.28

1.98

1.98

1.03

3.03

0.57

3.62

0.87

4.52

IV. S ANDANG

0.18

3.29

-0.60

-0.60

-1.68

-2.26

2.01

-0.29

-0.19

-0.48

a. S ANDANG LAKI-LAKI

0.21

2.00

0.76

0.76

0.57

1.34

0.64

1.99

1.16

3.17

b. S ANDANG WANITA

0.34

-0.45

0.85

0.85

0.24

1.10

1.11

2.22

-0.48

1.73

c. S ANDANG ANAK-ANAK

0.10

7.19

0.36

0.36

0.56

0.92

0.17

1.10

0.88

1.98

d. B AR ANG P R IB ADI DAN S ANDANG LAINNYA

0.08

4.58

-3.54

-3.54

-6.85

-10.15

5.58

-5.13

-1.91

-6.95

V. KE S E HATAN

0.61

1.67

0.44

0.44

0.42

0.86

0.44

1.30

1.02

2.34

a. J AS A KE S E HATAN

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.83

0.83

b. OB AT-OB ATAN

0.00

3.27

1.15

1.15

0.49

1.64

0.13

1.77

0.89

2.68

c. J AS A P E R AWATAN J AS MANI

5.44

7.54

0.00

0.00

1.84

1.84

2.78

4.68

3.72

8.57

d. P E R AWATAN J AS MANI DAN KOS ME TIKA

0.36

1.16

0.64

0.64

0.46

1.11

0.43

1.54

0.55

2.09

VI. P E NDIDIKAN, R E KR E AS I DAN OLAHR AGA

0.08

2.29

0.43

0.43

-0.07

0.37

0.92

1.29

0.26

1.55

a. J AS A P E NDIDIKAN

0.00

1.73

0.00

0.00

0.00

0.00

1.11

1.11

0.00

1.11

b. KUR S US -KUR S US / P E LATIHAN

0.00

6.27

0.00

0.00

0.00

0.00

4.02

4.01

0.00

4.01

c. P E R LE NGKAP AN / P E R ALATAN P E NDIDIKAN

-0.19

7.67

1.81

1.81

-0.32

1.48

-0.67

0.80

0.72

1.53

d. R E KR E AS I

0.77

-1.82

0.92

0.92

-0.13

0.80

0.86

1.66

1.01

2.69

e. OLAHR AGA

0.00

0.93

0.00

0.00

0.17

0.17

0.04

0.21

-0.91

-0.69

VII TR ANS P OR , KOMUNIKAS I & J AS A KE UANGAN

0.62

4.13

1.18

1.18

4.97

6.21

10.93

17.81

0.66

18.60

a. TR ANS P OR

0.41

5.46

1.76

1.76

7.37

9.26

15.61

26.32

0.92

27.48

b. KOMUNIKAS I DAN P E NGIR IMAN

0.00

0.06

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

c. S AR ANA DAN P E NUNJ ANG TR ANS P OR

2.94

4.24

0.00

0.00

0.00

0.00

1.50

1.50

0.00

1.50

d. J AS A KE UANGAN

0.00

0.70

0.41

0.41

0.00

0.41

0.00

0.41

0.00

0.41

0.32

4.22

2.08

2.08

1.82

3.95

3.53

7.61

1.04

8.74

INF L AS I (UMUM)
S umber: B P S (diolah)

Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Kota Jambi

KELOMPOK

Triwulan IV-2012
(q-t-q, %)
Inflasi

Bahan Makanan

Smbgn

Triwulan I-2013
(q-t-q, %)

Triwulan II-2013
(q-t-q, %)

Inflasi

Inflasi

Smbgn

Smbgn

Triwulan III-2013 Triwulan IV-2013


(q-t-q, %)
(q-t-q, %)
Inflasi

Smbgn

Inflasi

Smbgn

0.12

0.04

4.91

1.46

1.87

0.57

2.35

0.76

0.40

0.13

II Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau

0.43

0.08

1.37

0.27

1.35

0.27

2.73

0.52

1.53

0.30

III Perumahan, Air, Listrik & Bahan Bakar

0.34

0.07

0.83

0.17

1.71

0.34

2.21

0.43

2.41

0.48

IV Sandang

0.18

0.01

-0.60

-0.04

-1.68

-0.10

2.01

0.11

-0.19

-0.01

V Kesehatan

0.61

0.02

0.44

0.02

0.42

0.02

0.44

0.02

1.02

0.04

VI Pendidikan, Rekreasi & Olahraga

0.08

0.00

0.43

0.02

-0.07

0.00

0.92

0.05

0.26

0.01

VII Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan

0.62

0.09

1.18

0.17

4.97

0.72

10.93

1.64

0.66

0.11

0.32

0.32

2.08

2.08

1.82

1.82

3.53

3.53

1.04

1.04

INFLASI
Sumber: BPS (diolah)

38

KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013

I NFLASI

Selain itu, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau juga
memberikan sumbangan inflasi yang cukup besar, yaitu sebesar 0,30%, seiring
dengan peningkatan harga pada kelompok tersebut karena perayaan Idul Adha,
Natal, dan tahun baru (khususnya pada sub kelompok makanan jadi). Untuk sub
kelompok tembakau dan minuman beralkohol, kenaikan harga lebih diakibatkan
karena meningkatnya harga tembakau sebagai dampak menurunnya luas lahan
tembakau di sentra-sentra produksi tembakau. Petani tembakau lebih memilih
beralih ke tanaman palawija karena petani tidak berani berspekulasi menanam
tembakau saat curah hujan tinggi (tanah lembab) yang akan menyebabkan
tanaman tembakau tidak bisa tumbuh subur.
Di sisi lain, kelompok bahan makanan juga memberikan kontribusi
sumbangan yang cukup besar terhadap inflasi (0,13%) karena menurunnya
kualitas dan kuantitas hasil panen akibat tingginya curah hujan.
Berdasarkan komoditinya (Tabel 2.3.), penyumbang pembentukan inflasi
terbesar adalah cabe merah; bahan bakar rumah tangga; dan kontrak rumah
(Oktober 2013), bawang merah; tarif listrik; dan ayam goreng (November 2013)
serta bayam; rokok kretek filter; daging ayam ras; angkutan udara; dan bahan
bakar rumah tangga (Desember 2013).
Tabel 2.3. Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi
Periode triwulan IV-2013
10 KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI

TW IV-2013
Sumbangan

OKTOBER

10 KOMODITAS PENYUMBANG DEFLASI

TW IV-2013
Sumbangan

OKTOBER

Cabe Merah

0.9540

Daging Ayam Ras

-0.3836

Bahan Bakar Rumah Tangga

0.1077

Bawang Merah

-0.2289

Kontrak Rumah

0.0987

Bayam

-0.0953

Pisang

0.0899

Kangkung

-0.0610

Beras

0.0535

Tomat Buah

-0.0403

Udang Basah

0.0327

Rempela Hati Ayam

-0.0275

Cabe Hijau

0.0295

Emas Perhiasan

-0.0246

Jeruk

0.0295

Tongkol

-0.0220

Kacang Panjang

0.0272

Tomat Sayur

-0.0162

10

Mie Kering Instant

0.0267

10

Gula Pasir

-0.0156

Sumbangan 10 Komoditas

-0.9150

Sumbangan 10 Komoditas

1.4494

NOVEMBER

NOVEMBER

Bawang Merah

0.1606

Cabe Merah

-0.4655

Tarif Listrik

0.1004

Daging Ayam Ras

-0.2431

Ayam Goreng

0.0509

Telur Ayam Ras

-0.0775

Nasi

0.0448

Kacang Panjang

-0.0505

Kelapa

0.0403

Gula Pasir

-0.0386

Tomat Sayur

0.0399

Cabe Rawit

-0.0375

Minyak Goreng

0.0314

Pisang

-0.0263

Gabus

0.0310

Cabe Hijau

-0.0171

Kangkung

0.0275

Emas Perhiasan

-0.0144

10

Mie

0.0258

10

Sepatu

-0.0132

TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

39

I NFLASI

Sumbangan 10 Komoditas

0.5526

Sumbangan 10 Komoditas

DESEMBER

-0.9837

DESEMBER

Bayam

0.1380

Cabe Merah

-0.2953

Rokok Kretek Filter

0.0807

Bawang Merah

-0.0484

Daging Ayam Ras

0.0762

Petai

-0.0304

Angkutan Udara

0.0719

Gula Pasir

-0.0266

Bahan Bakar Rumah Tangga

0.0603

Pisang

-0.0222

Tomat Buah

0.0489

Tongkol

-0.0182

Nasi

0.0393

Sawi Hijau

-0.0173

Kacang Panjang

0.0363

Pepaya

-0.0153

Kontrak Rumah

0.0328

Dencis

-0.0144

10

Lambak

0.0287

10

Teri

-0.0143

Sumbangan 10 Komoditas

-0.5024

Sumbangan 10 Komoditas

0.6131

Sumber : BPS (diolah)

1. Kelompok Bahan Makanan


Kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 0,40%(qtq) dengan
sumbangan inflasi mencapai 0,13%. Pada triwulan IV-2013 trend harga bahan
makanan mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya permintaan selama
perayaan Idul Adha, Natal, dan tahun baru yang tidak diimbangi dengan
cukupnya pasokan akibat berkurangnya kuantitas dan kualitas hasil panen karena
tingginya curah hujan selama bulan Oktober-Desember.
Namun
demikan,
dengan
periode

sejalan
masuknya
panen

pada

beberapa

daerah

penghasil

bawang

merah (Bojonegoro dan


Kampar),

harga

komoditi

bumbu-

Grafik 2.4. Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan


(Rp/kg)
60,000

Cabe Merah Keriting

50,000

Cabe merah Biasa

Bawang Merah

40,000
30,000
20,000
10,000
-

2012

9 10 11 12 1

9 10 11 12

2013

Sumber: Disperindag Provinsi Jambi

bumbuan seperti bawang merah dan cabe merah yang meningkat pada bulan
Oktober lalu, mulai menunjukkan penurunan harga di bulan Desember (grafik
2.4.).
Harga bawang merah di bulan Desember turun menjadi Rp23.667/kg,
meskipun belum mencapai harga awal sebelum terjadi kenaikan harga. Sebagai
gambaran, sebelum terjadinya kenaikan (Januari), harga rata-rata bawang merah
di kota Jambi sebesar Rp17.806/kg. Harga tersebut bergerak fluktuatif dan
mencapai puncaknya pada bulan Juli dan Agustus yang meningkat menjadi
40

KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013

I NFLASI

Rp44.500/kg dan Rp46.433/kg. Harga bawang tertinggi pada Triwulan IV 2013


terjadi pada bulan November, yaitu sebesar Rp27.413/kg.
Sementara itu, pada awal triwulan laporan harga cabe merah meningkat
tajam ke level Rp 40.467/kg sejalan dengan permintaan yang tinggi selama
perayaan Idul Adha serta minimnya pasokan akibat sentra-sentra produksi cabe
mengalami gagal panen karena curah hujan yang tinggi (pembusukan). Namun
demikian, pada bulan November harga cabe merah mulai menurun ke level
Rp32.093/kg dan kembali menurun pada Desember 2013 ke level Rp27.613/kg
seiring meningkatnya pasokan di pasar. Namun demikian, harga cabe merah di
bulan Desember 2013 tersebut masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata harga
cabe selama Triwulan I sampai dengan Triwulan III 2013, yaitu sebesar
Rp24.008/kg.
Meningkatnya harga daging-dagingan didorong oleh meningkatnya harga
daging ayam ras dan daging sapi (grafik 2.6.). Harga daging ayam ras pada awal
triwulan tercatat pada level yang cukup tinggi, yakni Rp26.150/kg. Harga
tersebut sempat turun pada bulan November 2013 menjadi Rp 22.133/kg dan
kembali meningkat pada bulan Desember 2013 menjadi Rp 23.347/kg seiring
dengan meningkatnya permintaan menjelang perayaan Natal dan tahun baru.
Sementara itu, kenaikan harga daging sapi yang terjadi sejak triwulan yang lalu
masih berlanjut sampai dengan triwulan laporan, dan kenaikan tertinggi tercatat
pada bulan Oktober 2013 yang mencapai Rp 107.833/kg.
Grafik 2.5. Perkembangan Harga Jagung
(Rp/Kg)
(USD/Bushel)
9
9000
8
8000
7
7000
6
6000
5
5000
4
4000
3
3000
Jagung internasional (aksis kiri)
2
2000
Jagung pipilan kering (aksis kanan)
1
1000
0
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112
2012
Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi

2013

Grafik 2.6. Perkembangan Harga Daging


(Rp/Kg)
60,000

(Rp/Kg)
120,000

50,000

110,000
100,000

40,000

90,000

30,000

80,000

20,000
10,000

70,000

Daging Ayam Broiler, LHS

Daging Sapi Murni, RHS

60,000
50,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2012

2013

Sumber: Disperindag Provinsi Jambi

TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

41

I NFLASI

Grafik 2.7. Perkembangan Harga Beras


(USD/CWT)

250

500

200

400

150

300
200
100

Beras internasional (aksis kiri)

100

Beras King (aksis kanan)

50

Thousands

(Rp ribu/Kg)

600

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9101112


2011

2012

2013

Sumber: Bloomberg, indexmundi.com & Disperindag Prov. Jambi

Harga beras di tingkat internasional menunjukkan penurunan sebesar


7,41% (grafik 2.7.). Sejalan dengan hal tersebut, harga beras di Jambi pada
triwulan laporan juga menurun sebesar 0,56% dibandingkan triwulan
sebelumnya.
Harga
merk

tepung

Segitiga

terigu

Biru

pada

triwulan laporan relatif stabil di


level Rp10.000/kg (grafik 2.8.).
Sementara

di

internasional,

tingkat

harga

gandum

Grafik 2.8. Perkembangan Harga Tepung Terigu

10000
9000
8000
7000

6000
Wheat/Gandum (aksis kiri)

terigu

Tepung Terigu lokal (aksis kanan)

5000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2012

yang merupakan bahan baku


tepung

(Rp/Kg)
11000

(USD/Bushel)

9
8
7
6
5
4
3
2
1
0

2013
Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi

mengalami

penurunan sebesar 0,41% (qtq).16


Harga
Palm

rata-rata
(CPO)

Oil

internasional
laporan

di

pada

Crude
tingkat
triwulan

meningkat

8,57%

dibandingkan

triwulan

sebelumnya, yaitu dari


721,98/metric

ton

USD

meningkat

menjadi USD 784/metric ton

Grafik 2.9. Perkembangan Harga CPO dan Minyak


Goreng
(Ringgit/Ton)
2000

(Rp/Kg)
12,000
11,000

1500

10,000
9,000

1000

8,000

7,000

500

CPO internasional (aksis kiri)


Minyak goreng lokal (aksis kanan)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2012

2013

Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi

16

Satu bushel setara dengan 27 kg.


42

KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013

6,000
5,000

I NFLASI

(grafik 2.9.). Sejalan dengan harga internasional, harga minyak goreng lokal juga
meningkat dari Rp9.689/liter triwulan lalu menjadi Rp10.300/liter di triwulan
laporan.
2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami
inflasi 7,15% (yoy) dengan laju inflasi triwulanan 1,53% (qtq). Berdasarkan sub
kelompoknya, urutan inflasi tertinggi tercatat pada sub kelompok tembakau dan
minuman beralkohol 2,36% (qtq) yang disebabkan oleh meningkatnya harga
tembakau sebagai dampak menurunnya luas lahan tembakau di sentra-sentra
produksi tembakau. Selanjutnya, sub kelompok makanan jadi juga mengalami
inflasi 2,01% (qtq) yang diakibatkan oleh meningkatnya permintaan terkait
perayaan Idul Adha, Natal, dan tahun baru. Berbeda dengan sub kelompok
lainnya, sub kelompok minuman yang tidak beralkohol mengalami deflasi sebesar
1,95% (qtq).
3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada triwulan III2013 mengalami inflasi sebesar 2,41% (qtq), lebih tinggi dari triwulan
sebelumnya (2,21% (qtq)), dengan laju inflasi tahunan 7,34% (yoy). Berdasarkan
sub kelompoknya, inflasi tersebut disebabkan oleh kenaikan harga pada sub
kelompok bahan bakar, penerangan, dan air sebesar 4,49% (qtq), perlengkapan
rumah tangga sebesar 1,69% (qtq), biaya tempat tinggal 1,60% (qtq), serta
penyelenggaraan rumah tangga sebesar 0,87% (qtq). Pemicu terjadinya inflasi
pada sub kelompok bahan bakar, penerangan, dan air adalah kenaikan tarif
tenaga listrik pada awal triwulan laporan serta meningkatnya harga elpiji akibat
distribusi yang tidak merata.

TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

43

I NFLASI

4. Kelompok Sandang
Kelompok

sandang

pada triwulan IV-2013 secara


tahunan mengalami deflasi
sebesar 0,48%(yoy) setelah
pada
juga

triwulan

sebelumnya

mengalami

deflasi

sebesar 0,12% (yoy). Secara


triwulanan,
sandang

Grafik 2.10. Perkembangan Harga Emas di Pasar


Internasional
(USD/troy ounce)
2000

1500
1000
500
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

kelompok
juga

Sumber: Bloomberg

0
2012

mengalami

2013

deflasi sebesar 0,19% (qtq).


Terjadinya deflasi pada kelompok ini terutama disumbangkan oleh inflasi
barang yang tergolong barang pribadi dan sandang lainnya (-6,95% (yoy))
terutama komoditas emas perhiasan. Membaiknya perekonomian AS paska shut
down yang diiringi dengan terus menguatnya mata uang dollar AS menjadi
penyebab utama menurunnya harga emas internasional selama triwulan laporan17
(grafik 2.10.). Namun demikian, masih terdepresiasinya nilai tukar rupiah menjadi
faktor penahan penurunan harga emas perhiasan tersebut.
5.

Kelompok Kesehatan
Harga komoditi yang tergabung dalam kelompok kesehatan mengalami

inflasi sebesar 1,02% (qtq), meningkat dari triwulan sebelumnya (0,44% (qtq)).
Inflasi yang terjadi utamanya bersumber dari meningkatnya harga jasa perawatan
jasmani yang mencapai 3,72% (qtq) sejalan dengan meningkatnya tarif salon dan
jasa perawatan jasmani lainnya.
6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga mengalami inflasi sebesar
0,26% (qtq), lebih rendah dibandingkan triwulan lalu (0,92% (qtq)). Peningkatan
harga tersebut terjadi pada sub kelompok rekreasi (1,01% (qtq)) sejalan dengan
liburan sekolah, natal, dan tahun baru.
Sumber:
Bloomberg.1
(http://en.wikipedia.org)
17

44

(satu)

troy

ounce

setara

dengan

31,1034768

KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013

gram

I NFLASI

7. Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan


Tingkat inflasi yang terjadi pada kelompok transportasi, komunikasi dan
jasa keuangan turun jika dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari sebesar
10,93% (qtq) menjadi 0,66% (qtq). Berdasarkan sub kelompoknya, inflasi pada
kelompok ini utamanya bersumber dari sub kelompok transpor sebesar 0,92%
(qtq) atau 27,48% (yoy).
Mulai meredanya tekanan inflasi yang bersumber dari BBM dan
angkutan pada triwulan laporan disebabkan karena mulai settle-nya ekspektasi
masyarakat dengan harga BBM bersubsidi yang berlaku saat ini. Namun
demikian, meningkatnya permintaan tarif angkutan udara seiring dengan
liburan sekolah, natal, dan tahun baru memiliki andil yang cukup besar pada
tekanan inflasi bulan Desember.
Sementara itu, harga rata-rata minyak di pasar internasional mengalami
penurunan sebesar 7,94% dibandingkan periode triwulan III-2013 yaitu dari
USD 105,78/barrel, menjadi USD 97,38/barrel (grafik 2.11.).
Grafik 2.11. Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional
Harga Minyak (USD/Barrel)
125.00
100.00

75.00
50.00
25.00
Sumber: Bloomberg

0.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2012

2013

TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

45

Halaman ini sengaja dikosongkan.

This page is intentionally blank.

B OKS. 2 DAMPAK KENAIKAN UMP BAGI EKONOMI JAMBI

Boks.2

MENGETAHUI DAMPAK KENAIKAN UPAH MINIMUM PROVINSI


BAGI PEREKONOMIAN JAMBI
(Sumber: FGD Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Jambi,GAPKI, GAPKINDO, KADIN, PHRI, APKLI, retailer, dan pelaku usaha
lainnya pada tanggal 21 Januari 2014)

Upah Minimum Provinsi (UMP) adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh
pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pegawai, karyawan, atau buruh
di lingkungan usaha atau kerjanya. Upah tersebut terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap
dan berlaku bagi pekerja yang memiliki masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun. Dasar hukum
penetapan UMP mengacu pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER-01/MEN/1999
sebagaimana diubah dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia No. KEP-226/MEN/2000.
Gubernur

Jambi

melalui

Surat

Keputusan

Gubernur

Jambi

No.

601/Kep.Gub/DISSOSNAKERTRANS/2013 tanggal 23 Oktober 2013 tentang Penetapan UMP


Jambi Tahun 2014 telah menetapkan bahwa besarnya UMP 2014 adalah Rp 1.502.230,00 atau
naik sebesar 15,56% dibandingkan UMP 2013 (Rp1.300.000,00). Sebelum UMP tersebut
ditetapkan melalui SK Gubernur, beberapa tahapan yang telah dilalui mengacu pada

dasar

hukum tersebut di atas adalah sebagai berikut:


a. Dewan Pengupahan yang terdiri dari perwakilan asosiasi pengusaha, serikat pekerja,
dan dinas terkait melakukan survei secara triwulanan untuk mengetahui Kebutuhan
Hidup Layak (KHL) pekerja lajang di Provinsi Jambi sesuai Permenakertrans No. 13
tahun 2012 tentang Komponen dan Pentahapan Kebutuhan Hidup Layak. Dalam
ketentuan tersebut, Pemerintah telah menetapkan 7 kelompok dan 60 komponen
kebutuhan bagi pekerja lajang yang menjadi acuan survei KHL.
b. Adapun KHL tahun 2014 yang diusulkan oleh Dewan Pengupahan adalah
Rp.1.502.226,00. Besarnya KHL yang diusulkan biasanya bersumber dari rata-rata
hasil survei triwulanan. Namun demikian, khusus tahun 2013, karena adanya shock
kenaikan BBM bersubsidi pada bulan Juni 2013, penentuan KHL menggunakan
hitungan median.
c. Selanjutnya, berdasarkan KHL yang telah ditetapkan Dewan Pengupahan, Gubernur
menetapkan besarnya UMP. Untuk tahun 2014, Gubernur Jambi menetapkan UMP
Jambi sebesar Rp 1.502.230,00 atau berada sedikit di atas KHL. Jika dibandingkan
dengan tahun 2013, UMP Jambi mengalami kenaikan sebesar 15,56% (tertinggi ke-4
di Pulau Sumatera).
d. Karena nilai UMP di Provinsi Jambi telah mengakomodasi KHL, maka dalam proses
penetapan maupun pelaksanaannya berjalan dengan lancar, aman, dan terkendali.
47

47

TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

B OKS. 2 DAMPAK KENAIKAN UMP BAGI EKONOMI JAMBI

Gambar 1. Alur Penetapan UMP

Sumber: http://www.gajimu.com

Apabila dilakukan analisis lebih mendalam, secara tidak langsung penetapan UMP di
Jambi juga mempertimbangkan laju inflasi. Semakin tinggi laju inflasi pada tahun berjalan,
semakin tinggi peningkatan nilai KHL dan pada akhirnya akan mendorong kenaikan UMP yang
semakin tinggi pada tahun berikutnya (Grafik 1)
Grafik 1. Hubungan Inflasi dengan Kenaikan UMP
20

Inflasi

% Kenaikan UMP

15
10
5
0

2009

2010

2011

2012

2013

Note: kenaikan UMP menggunakan data tahun inflasi+1

Kenaikan UMP di Provinsi akan memberikan dampak positif dan dapat pula berdampak
negatif apabila tidak disertai dengan pengendalian yang baik. Dampak positif dari kenaikan UMP
antara lain:
a. Meningkatkan pendapatan masyarakat terutama tenaga kerja.
b. Kenaikan UMP akan memicu peningkatan konsumsi masyarakat sehingga akan
memberikan dorongan positif bagi pertumbuhan ekonomi jangka pendek yang masih
didominasi oleh sektor konsumsi swasta.

48

48

TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

B OKS. 2 DAMPAK KENAIKAN UMP BAGI EKONOMI JAMBI

c. Mendorong perusahaan untuk berproduksi/beroperasi secara lebih efisien dan


produktif untuk menekan meningkatnya biaya produksi karena kenaikan komponen
biaya upah.
Sedangkan dampak negatif dari kenaikan UMP antara lain:
a. Meningkatkan biaya produksi perusahaan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kebijakan Ekonom Moneter
(DKEM) Bank Indonesia, diketahui bahwa komponen biaya produksi pada sektor
ekonomi utama (pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan) didominasi oleh
biaya bahan baku dan biaya upah tenaga kerja (Gambar 2).

Gambar 2. Komponen Biaya Produksi Pada Sektor Perekonomian Utama

Grafik 2. Pola Inflasi Januari dan Persentase Kenaikan UMP


20

Inflasi Januari

% Kenaikan UMP

15
10
5
0

2010

2011

2012

2013

2014

Dengan demikian, adanya kenaikan UMP Jambi 2014 sebesar 15,56% akan
berpotensi memicu kenaikan biaya produksi ketiga sektor tersebut di atas sebesar
2,6-3,6%. Berdasarkan hasil liaison Bank Indonesia, beberapa strategi yang biasanya
diambil pelaku usaha dalam menyikapi kenaikan biaya produksi antara lain:
mengurangi marjin keuntungan, melakukan efisiensi, meningkatkan produktivitas,
mengurangi kualitas dan volume barang, serta alternatif terakhir yang menjadi
pilihan pelaku usaha adalah menaikkan harga jual barang/jasa.
b. Kebijakan perusahaan untuk menaikkan harga jual barang/jasa seiring dengan
kenaikan biaya produksinya tersebut akan menyebabkan laju inflasi pada periode
selanjutnya semakin tinggi. Berdasarkan analisis terhadap data historis inflasi dan
49

49

TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

B OKS. 2 DAMPAK KENAIKAN UMP BAGI EKONOMI JAMBI

UMP, pola laju inflasi pada bulan Januari setiap tahunnya akan mengikuti pola
kenaikan UMP (grafik 2). Efek jangka panjang dari pengaruh kenaikan harga dan
tingginya laju inflasi ini adalah menurunnya daya beli dan tingkat kesejahteraan
masyarakat.
c. Kenaikan UMP yang sangat signifikan akan menjadi beban bagi pelaku usaha.
Kondisi tersebut berpotensi meningkatkan angka pengangguran apabila pelaku
usaha mengambil kebijakan PHK untuk mengurangi beban biaya tenaga kerjanya.
d. Apabila kenaikan UMP di luar batas kewajaran, investor akan berpikir ulang untuk
membuka usahanya di Provinsi Jambi (investasi melambat). Selain itu, investor
eksisting juga akan mempertimbangkan kembali usahanya yang telah beroperasi di
Jambi untuk dipindahkan ke daerah lain yang biaya produksinya lebih ekonomis.
Berdasarkan hasil diskusi, kenaikan UMP Jambi 2014 sebesar 15,56%, masih dipandang
optimis oleh para pelaku usaha dalam mengembangkan usahanya ke depan. Hal tersebut
didasarkan pada kenyataan bahwa sebelum ditetapkanya UMP 2014, rata-rata upah yang
diberikan pelaku usaha kepada para pekerjanya telah melampaui nominal UMP 2014. Namun
demikian, kenaikan UMP tersebut tetap memberikan dampak bagi pelaku usaha meskipun tidak
terlalu besar. Beberapa strategi yang akan dan sedang dilakukan oleh pelaku usaha di Provinsi
Jambi untuk mengurangi beban produksi tersebut antara lain:
1. Melakukan efisiensi dalam pelaksanaan bisnis proses perusahaan;
2. Mengurangi marjin keuntungan;
3. Meningkatkan produktivitas;
4. Menggunakan teknologi tepat guna;
5. Melakukan continously improvement dan
6. Meminimalisasi waktu proses.
Rekomendasi kepada pemerintah daerah terkait UMP dan pengaruhnya terhadap
perekonomian Provinsi Jambi antara lain:
1. Kenaikan UMP agar tidak diikuti secara langsung dengan kenaikan biaya energi
karena akan memberikan tekanan yang kuat terhadap kenaikan biaya produksi dan
dapat memicu kenaikan harga barang/jasa serta meningkatnya laju dan ekspektasi
inflasi.
2. Melalui TPID Provinsi dan TPID Kabupaten/Kota lebih aktif dalam kegiatan
pengendalian inflasi di Provinsi Jambi.
3. Untuk menjaga iklim investasi di Jambi tetap kondusif, Pemerintah Daerah perlu
memperhatikan dampak-dampak negatif sebagaimana tersebut di atas terutama
dampak negatif jangka panjang.

50

50

TRIWULAN IV - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

BAB III
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

Kinerja perbankan pada triwulan IV-2013 secara umum menunjukkan


peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya dari sisi aset dan penyaluran kredit,
meskipun dari sisi penghimpunan dana mengalami sedikit penurunan sehingga Loan
to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor naik sebesar 313 bps
menjadi sebesar 121,66%. Peningkatan LDR tersebut juga diiringi dengan
peningkatan kualitas kredit yang tercermin dari penurunan rasio NPL dari sebesar
2,25% pada triwulan sebelumnya menjadi 1,98%.
A.Perkembangan Kelembagaan20
Secara kelembagaan, jumlah bank dan kantor bank yang beroperasi di wilayah
kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi selama Triwulan IV-2013
mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya sebanyak 378 kantor bank menjadi
379 kantor bank seiring dengan beroperasinya BPR Citra Darmawangsa. Secara lebih
rinci dari 379 kantor bank di Provinsi Jambi tersebut, 33 (tiga puluh tiga) di antaranya
merupakan bank umum yang terdiri dari 352 kantor, serta 17 (tujuh belas) Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) yang terdiri dari 26 kantor.
Dari 33 (tiga puluh tiga) bank umum yang beroperasi di wilayah Jambi
tersebut, 28 (dua puluh delapan) di antaranya merupakan bank konvensional dengan
3 (tiga) di antaranya memiliki Unit Usaha Syariah (Bank Jambi Unit Usaha Syariah,
Bank CIMB Niaga Unit Usaha Syariah, dan Bank Sinarmas Unit Usaha Syariah),
sedangkan 5 (lima) bank lainnya merupakan bank syariah.
Berdasarkan sebaran jumlah kantor bank umum dan BPR, sebagian besar yaitu
36,24% atau 138 (seratus tiga puluh delapan) kantor dari seluruh kantor bank di
Provinsi Jambi berada di kota Jambi, diikuti oleh Kabupaten Bungo dan Muara Jambi
20

Rincian jumlah Kantor Bank Umum dan BPR per-kabupaten/kota se-Provinsi Jambi dapat dilihat
pada halaman lampiran.

51

PERBANKAN DAN S ISTEM PEMBAYARAN

masing-masing sebanyak 36 (tiga puluh enam) kantor atau sebesar 9,52% (Tabel
3.1.). Sementara kabupaten yang paling sedikit jumlah kantor banknya adalah Kota
Sungai Penuh, yaitu hanya sebanyak 5 (lima) kantor atau sebesar 1,32%.
Tabel 3.1. Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum dan BPR
Provinsi Jambi
JUMLAH BANK
Kota Jambi
Bungo
Muara Jambi
Sarolangun
Merangin
Batanghari
Tebo
Tanjung Jabung Barat
Kerinci
Tanjung Jabung Timur
Sungai Penuh
TOTAL

2012

2013

Trw 1

Trw 2

Trw 3

Trw 4

Trw 1

Trw 2

Trw 3

125
31
31
26
22
20
19
22
22
7
4
329

125
32
31
27
24
20
19
22
23
7
5
335

127
33
33
29
26
21
19
22
23
8
5
346

132
36
36
31
31
23
22
22
23
10
5
371

133
36
36
31
31
24
23
22
23
10
5
374

135
36
36
31
31
24
23
22
23
10
5
376

137
36
36
31
31
24
23
22
23
10
5
378

Pangsa
Trw 4
(%)
138
36
36
31
31
24
23
22
20
10
8
379

36.41
9.50
9.50
8.18
8.18
6.33
6.07
5.80
5.28
2.64
2.11
100.00

Sumber: LBU Bank Indonesia

B.Bank Umum
1. Perkembangan Aset Bank
Total aset bank umum di Provinsi Jambi tumbuh 0,48% dari Rp28,54 triliun
pada triwulan sebelumnya menjadi Rp28,68 triliun yang utamanya didorong oleh
meningkatnya aset bank bank swasta sebesar Rp412,11 miliar (5,18%) (Grafik 3.1.).
Namun pertumbuhan tersebut melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan
sebelumnya (2,53%) seiring dengan menurunnya aset bank pemerintah sebesar
1,01% dan bank swasta sebesar 3,96%. Namun demikian, secara tahunan,
pertumbuhan aset perbankan pada tahun 2013 mencapai 17,16% (yoy), lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan tahun 2012 (16,54%).
Berdasarkan pangsanya, aset perbankan terbesar adalah dari bank pemerintah
Rp18,15 triliun (63,31%), diikuti oleh bank swasta Rp8,36 triliun (29,16%) dan bank
syariah Rp2,16 triliun (7,53%).

52

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2013

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

Grafik 3.1. Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi


(dalam satuan triliun rupiah)
35

27.67
23.61

30

Persen
30

25.94
23.12

24.38

25
20
20

19

15

8.64

10

21

21

23

24
19.20

16.80 16.54

15.48

17.16 15

8.76

10
4.57

1.61

1.29

25
20

17.04 18.10

3.17

1.51

29

24

9.76

7.65

3.71

24

29

28

27

2.53

5
0.48

0
Q1-11 Q2-11 Q3-11 Q4-11 Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q4-12 Q1-13 Q2-13 Q3-13 Q4-13

Jumlah Aset (aksis kiri)

Pertumbuhan q-t-q (%)

Pertumbuhan y-o-y (%)

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

2. Perkembangan Dana Masyarakat


Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank umum sebesar
Rp19,42 triliun, turun 0,54% (Rp105,96 miliar) dari triwulan sebelumnya (Rp19,52
triliun) seiring dengan menurunnya simpanan berjangka (18,65%) dan giro (10,62%).
Sementara tabungan mampu tumbuh sebesar 13,50% (qtq) (Grafik 3.2. dan tabel
3.2.). DPK pada bank syariah dan bank pemerintah mengalami penurunan masingmasing sebesar 21,76% (qtq) dan 3,02% (qtq). Sementara DPK bank swasta mampu
tumbuh sebesar 9,48% (qtq).
Secara tahunan, DPK tumbuh sebesar 8,19% (sebesar Rp1,47 triliun), namun
lebih

rendah

dibanding

pertumbuhan

tahun

2012

(9,50%).

Berdasarkan

komposisinya, peningkatan terbesar disebabkan oleh meningkatnya penempatan


pada deposito dan tabungan masing-masing sebesar 14,61% (yoy) dan 12,80%
(yoy). Sementara itu, penempatan dana pada giro mengalami penurunan sebesar
11,14% (yoy) sejalan dengan tingginya realisasi Anggaran Penerimaan dan Belanja
Daerah (APBD) pada tahun 2013.

TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

53

PERBANKAN DAN S ISTEM PEMBAYARAN

Grafik 3.2. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi
Rp (dalam jutaan)
24,000

Tabungan
20,000

Simp Berjangka

Giro

DPK

19,415

19,155

19,521

9,492

9,646

10,070

4,050

5,131

5,388

5,706

3,688

3,763

3,753

4,120

3,745

3,343

Q3-12

Q4-12

Q1-13

Q2-13

Q3-13

Q4-13

17,945

17,255

17,612

17,918

8,755

9,208

9,141

10,132

4,634

5,031

5,089

3,866

3,373

Q1-12

Q2-12

18,376

16,000
12,000

8,000

11,430

4,642

4,000
-

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

Tabel 3.2. Penghimpunan Dana Bank Umum di Provinsi Jambi


(dalam miliar rupiah)
URAIAN
Bank Konvens ional
Bank P emerintah

2012

2013

Trw I

Trw II

Trw III

Trw IV

Trw I

Trw II

Trw III

Trw IV

P ertumbuhan
q-t-q
y-o-y

11.619,07

11.845,09

11.782,10

11.521,96

12.281,78

12.922,19

12.809,16

12.422,77

-3,02%

7,82%

1 Giro

2.998,74

2.564,07

2.761,82

2.854,88

2.966,56

3.221,55

2.717,06

2.459,88

- 9, 47%

- 13, 84%

2 Tabungan

5.693,62

6.033,20

5.802,88

6.560,56

5.989,72

6.074,79

6.292,27

7.365,99

17, 06%

12, 28%

3 S impanan B erjangka

2.926,71

3.247,82

3.217,40

2.106,51

3.325,50

3.625,84

3.799,83

2.596,90

- 31, 66%

23, 28%

4.966,22

5.062,93

5.358,25

5.584,11

5.203,58

5.097,26

5.573,08

6.101,27

9,48%

9,26%

721,16

698,07

782,89

690,32

613,76

660,09

750,97

745,78

- 0, 69%

8, 03%

2 Tabungan

2.746,87

2.828,35

2.974,15

3.155,10

3.080,20

3.043,18

3.270,74

3.543,22

8, 33%

12, 30%

3 S impanan B erjangka

1.498,18

1.536,52

1.601,21

1.738,69

1.509,62

1.393,98

1.551,38

1.812,27

16, 82%

4, 23%

Bank S was ta Nas ional


1 Giro

Bank S yariah

669,83

703,52

777,15

839,13

890,94

1.135,22

1.138,73

890,98

-21,76%

6,18%

1 Giro

146,38

110,93

142,94

217,47

172,68

238,74

276,84

137,81

- 50, 22%

- 36, 63%

2 Tabungan
3 S impanan B erjangka

314,07
209,39

346,26
246,33

364,30
269,91

416,76
204,91

422,19
296,07

528,17
368,31

507,25
354,64

520,57
232,60

2, 63%
- 34, 41%

24, 91%
13, 52%

J umlah
1 Giro
2 Tabungan
3 S impanan B erjangka

17.255,12
3.866,28
8.754,56
4.634,28

17.611,54
3.373,06
9.207,80
5.030,67

17.917,50
3.687,65
9.141,33
5.088,52

17.945,19
3.762,67
10.132,42
4.050,11

18.376,30
3.753,00
9.492,10
5.131,19

19.154,66
4.120,39
9.646,14
5.388,13

19.520,97
3.744,86
10.070,26
5.705,85

19.415,01
3.343,47
11.429,77
4.641,77

-0,54%
- 10, 72%
13, 50%
- 18, 65%

8,19%
- 11, 14%
12, 80%
14, 61%

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

Berdasarkan kelompok bank, penghimpunan DPK mayoritas berasal dari


bank pemerintah dan mencapai Rp12,42 triliun (63,99%), diikuti oleh bank swasta
nasional Rp6,10 triliun (31,43%) dan bank syariah Rp890,98 miliar (4,56%) (Tabel
3.2). Bank swasta nasional mengalami akselerasi pertumbuhan penghimpunan DPK
mencapai 9,26% (yoy), sementara bank pemerintah dan bank syariah masing-masing
sebesar 7,82% (yoy) dan 6,18% (yoy).
Berdasarkan golongan pemilik, tumbuhnya DPK terutama berasal dari
penempatan oleh perseorangan dan bukan lembaga keuangan. DPK perseorangan
meningkat Rp1,53 triliun dalam setahun ini menjadi Rp14,45 triliun (meningkat
54

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2013

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

11,81%) (Tabel 3.3.). Meningkatnya suku bunga simpanan bank mengikuti kenaikan
BI-rate menjadi salah satu faktor tumbuhnya DPK perseorangan. Sementara itu DPK
milik bukan lembaga keuangan mengalami pertumbuhan 14,65% menjadi Rp2,29
triliun.

Tabel 3.3. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik


(dalam miliar rupiah)
No.

Golongan P emilik

Trw.IV-2012

Trw.I-2013

Trw.II-2013

Trw.III-2013

Nominal

Nominal

Nominal

Nominal

Trw.IV-2013
Nominal

S hare

yoy

P enduduk/Res idents
1

P emerintah P us at

P emerintah Daerah (P emda)

138,19

128,81

123,31

143,60

35,69

0,18

-74,17%

2.087,52

3.821,75

4.227,59

3.950,76

1.701,70

8,77

-18,48%

B adan Dan L embaga P emerintah

26,43

30,98

30,15

31,20

32,25

0,17

22,00%

B UMN Atau P emerintah Campuran

527,21

352,54

407,53

379,71

553,40

2,85

4,97%

B UMD

47,85

35,39

58,42

40,17

47,01

0,24

-1,76%

L embaga Keuangan Non B ank

B ukan L embaga Keuangan

S ektor S was ta L ainnya

P ers eorangan
J uml ah
Bukan Penduduk/ Non- Res i dent s
Penduduk dan bukan penduduk

121,68

134,38

161,77

173,50

187,92

0,97

54,44%

1.993,76

1.503,36

1.627,83

1.691,29

2.285,90

11,78

14,65%

69,19

80,74

329,11

375,26

113,91

0,59

64,63%

12.925,20

12.278,36

12.184,12

12.729,28

14.452,21

74,46

11,81%

17. 937, 03

18. 366, 31

19. 149, 83

19. 514, 78

19. 409, 99

100

8, 16

9. 988, 00

4, 83

6, 19

5, 03

17. 945, 19

28. 354, 31

19. 154, 66

19. 520, 97

19. 415, 01

8,21%
-38,41%
8, 19%

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

Berdasarkan lokasi proyek, peningkatan DPK utamanya disebabkan oleh


meningkatnya penghimpunan DPK di hampir seluruh wilayah Jambi, kecuali
Kabupaten Batanghari dan Tanjung Jabung Barat (Tabel 3.4.). Pertumbuhan
penghimpunan DPK tahunan terbesar terjadi di wilayah Kabupaten Sarolangun serta
Kabupaten Tebo masing-masing sebesar Rp148,50 miliar (83,77%) dan Rp84,86
miliar (53,44%).
Berdasarkan pangsanya, mayoritas penghimpunan DPK berlokasi di Kota Jambi
yang mencapai Rp13,67 triliun (70,39%) diikuti oleh Bungo sebesar Rp1,42 triliun
(7,30%).

TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

55

PERBANKAN DAN S ISTEM PEMBAYARAN

Tabel 3.4 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek


(dalam miliar rupiah)
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Kota/Kabupaten
Kota J ambi
Kab. B ungo
Tanjung J abung B arat
Kab. Kerinci
Kab. Merangin
Kab. B atanghari
Kab. S arolangun
Kab. Tebo
Tanjung J abung Timur
J UMLAH

Trw. IV-12
Nominal
12. 485
1. 336
1. 167
966
742
730
177
159
184
17.945

Trw. I-13
Nominal
12. 224
1. 358
1. 268
1. 108
715
785
308
290
320
18.376

Trw. II-13
Nominal
12. 668
1. 347
1. 377
1. 147
730
826
377
282
400
19.155

Trw. III-13
Nominal
13. 176
1. 373
1. 358
1. 204
768
660
357
263
363
19.521

Trw. IV-13
Nominal
S hare
13. 667
70, 39
1. 416
7, 30
1. 160
5, 97
1. 113
5, 73
761
3, 92
532
2, 74
326
1, 68
244
1, 26
196
1, 01
19.415
100

P ertumbuhan (yoy)
Nominal
P ers en
1. 181, 64
9, 46
80, 54
6, 03
( 6, 69)
( 0, 57)
147, 06
15, 23
19, 05
2, 57
( 197, 80)
( 27, 10)
148, 50
83, 77
84, 86
53, 44
12, 67
6, 90
1.470
8,19

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana


Penyaluran kredit oleh bank umum di Provinsi Jambi meningkat Rp482,82
miliar (2,09%) yaitu dari Rp23,14 triliun pada triwulan sebelumnya menjadi Rp23,62
triliun (Tabel 3.5.). Namun demikian, pertumbuhan tersebut mengalami perlambatan
dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya (4,11% qtq). Secara tahunan,
pertumbuhan penyaluran kredit pada tahun 2013 hanya mencapai 22,47%,
melambat dibandingkan tahun 2012 yang dapat mencapai 27,68%, sejalan dengan
melambatnya pertumbuhan ekonomi daerah.
Tabel 3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi
(dalam jutaan rupiah)
URAIAN

2012
TW IV

2013
TW I

TW II

Pertumbuhan
TW III

TW IV

q-t-q

y-o-y

Kelompok Bank
1 Bank Pemerintah
2 Bank Swasta*)
3 Bank Syariah

19,287,676
12,358,995
5,230,708
1,697,973

20,162,558
12,768,570
5,560,810
1,833,179

22,223,927
14,129,012
6,152,437
1,942,478

23,138,260
14,694,069
6,436,729
2,007,462

23,621,083
15,048,876
6,525,991
2,046,216

2.09%
2.41%
1.39%
1.93%

22.47%
21.76%
24.76%
20.51%

Jenis Penggunaan
1 Modal Kerja
2 Investasi
3 Konsumsi

19,287,676
7,326,502
3,723,619
8,237,555

20,162,558
7,484,277
4,033,494
8,644,788

22,223,927
7,365,449
5,481,736
9,376,743

23,138,260
7,453,703
5,752,786
9,931,771

23,621,083
7,548,969
5,864,182
10,207,932

2.09%
1.28%
1.94%
2.78%

22.47%
3.04%
57.49%
23.92%

Sektor Ekonomi
1 Pertanian
2 Pertambangan dan Penggalian
3 Industri
4 LGA
5 Konstruksi
6 Perdagangan Hotel dan Restoran
7 Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan,Real estate dan Jasa
8 Perusahaan
9 Jasa-jasa
10 Bukan Lapangan Usaha
*) Termasuk bank asing dan campuran

19,287,676
3,028,774
112,898
568,332
9,297
681,974
4,766,386
283,620

20,162,558
3,236,828
155,226
587,518
3,537
651,557
4,959,617
303,945

22,223,927
3,760,313
109,958
771,262
6,622
830,433
5,575,797
301,212

23,138,260
3,995,028
99,822
832,608
6,197
847,873
5,602,869
329,769

23,621,083
4,031,009.26
96,337.68
859,669.51
5,610.06
804,911.94
5,775,325.43
326,682.50

2.09%
0.90%
-3.49%
3.25%
-9.47%
-5.07%
3.08%
-0.94%

22.47%
33.09%
-14.67%
51.26%
-39.66%
18.03%
21.17%
15.18%

948,469
650,370
8,237,555

986,614
632,928
8,644,788

1,137,928
353,660
9,376,743

1,134,966
357,355
9,931,771

1,132,014.05
381,590.66
10,207,932.08

-0.26%
6.78%
2.78%

19.35%
-41.33%
23.92%

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

56

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2013

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

Berdasarkan Kelompok Bank, peningkatan jumlah kredit dialami baik oleh


bank konvensional maupun bank syariah. Penyaluran kredit bank konvensional
membukukan pertumbuhan yang sedikit lebih tinggi (22,66% (yoy)) dibandingkan
bank syariah (20,51% (yoy)). Pangsa kredit bank konvensional mencapai 91,34%
sementara bank syariah sebesar 8,66%.
Berdasarkan Jenis Penggunaan, kredit terbesar adalah kredit konsumsi yang
mencapai 43,22%, diikuti dengan kredit modal kerja 31,96% dan kredit investasi
24,83%.

Namun

demikian

kredit

investasi

masih

menunjukkan

akselerasi

pertumbuhan yang tinggi yaitu mencapai 57,49% (yoy) meskipun secara triwulanan
hanya tumbuh 1,94% (qtq). Kredit investasi di Jambi utamanya dialokasikan pada
sektor pertanian yang share-nya mencapai 50,60%. Pada triwulan laporan, kredit
investasi pertanian menunjukkan peningkatan sebesar 1,84% (qtq) seiring dengan
mulai membaiknya harga komoditas serta insentif positif dari terdepresiasinya nilai
tukar rupiah. Meskipun masih sangat tergantung akan kondisi ekonomi global, para
pengusaha berpendapat bahwa prospek perkebunan di Jambi masih akan baik ke
depannya.
Sementara itu, kredit modal kerja, yang menunjukkan perputaran kredit dalam
jangka pendek, juga menunjukkan peningkatan dengan tumbuh 3,04% (yoy) atau
1,28% (qtq) menjadi Rp7,55 triliun. Mulai membaiknya harga komoditas
berpengaruh juga terhadap peningkatan aktivitas ekonomi termasuk kebutuhan akan
kredit modal kerja. Kredit konsumsi juga masih menunjukkan pertumbuhan yang
cukup tinggi yaitu sebesar 23,92% (yoy) menjadi Rp10,21triliun atau meningkat
sebesar 2,78% dibandingkan triwulan sebelumnya.
Berdasarkan Sektor Ekonomi, pertumbuhan kredit terbesar terjadi pada
sektor industri yang mencapai 51,26% (yoy) dan diikuti oleh sektor pertanian
(33,09%) serta sektor bukan lapangan usaha (23,92%). Sementara itu, pangsa
penyaluran kredit masih didominasi oleh kredit kepada bukan lapangan usaha, yaitu
sebesar 43,22%, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (24,45%) dan
sektor pertanian (17,07%). Dominasi penyaluran kredit pada ketiga sektor tersebut
mencapai 84,73% dari total outstanding kredit.

TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

57

PERBANKAN DAN S ISTEM PEMBAYARAN

Berdasarkan lokasi Proyek, jumlah kredit yang disalurkan ke Provinsi Jambi


oleh perbankan sebesar Rp30,41 triliun, lebih tinggi dibandingkan kredit yang
disalurkan oleh perbankan Jambi (Rp23,62 triliun) dan menunjukkan bahwa terdapat
Rp6,79 triliun kredit yang disalurkan oleh perbankan di luar provinsi Jambi.
Dibandingkan tahun lalu, kredit tersebut meningkat sebesar 18,30% dari sebelumnya
Rp25,71 triliun (Tabel 3.6.). Kenaikan kredit tersebut terutama disebabkan oleh
meningkatnya kredit di Kota Jambi sebesar Rp1,5triliun (13,36%/yoy), Kabupaten
Batanghari sebesar Rp765,04miliar (53,87%/yoy), Kabupaten Bungo sebesar
Rp563,04miliar (20,03%/yoy) dan

Kabupaten Merangin sebesar Rp553,67miliar

(27,94%/yoy).
Tabel 3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum Berdasarkan Lokasi Proyek di Provinsi Jambi
(dalam jutaan rupiah)
Sektor Ekonomi
Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Konstruksi
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan
Jasa-jasa
Pinjaman Kepada Bukan Lapangan Usaha
TOTAL

2013
TW IV

TW I

TW II

TW III

TW IV*)

4,812,579
882,807
1,591,661
35,738

5,050,026
934,232
1,422,625
206,162

5,268,361
879,927
1,620,015
204,363

6,156,208
947,095
1,681,763
201,141

6,302,423
1,211,367
1,646,455
195,501

685,138
5,155,566
375,842
701,746
1,176,874
10,289,952

668,028
5,321,382
449,349
669,082
1,207,393
10,543,228

859,463
5,918,952
445,403
701,423
1,056,421
11,256,968

894,478
5,986,615
487,441
688,769
1,065,722
11,816,000

866,965
5,893,953
485,345
708,620
1,051,582
12,049,345

25,707,902

26,471,507

28,211,296

29,925,232

30,411,556

Sumber: SEKDA Provinsi Jambi (diolah)

4. Undisbursed Loan
Jumlah undisbursed loan (kredit yang belum ditarik) sebesar Rp2,14 triliun atau
turun sebesar Rp65,15 miliar (2,95%) dari triwulan sebelumnya (Rp2,21 triliun) (Tabel
3.7.).

Penurunan

undisbursed

loan

tersebut

disebabkan

oleh

menurunnya

kelonggaran tarik kredit investasi sebesar Rp160,60 miliar (-36,65% (qtq)) dan kredit
konsumsi sebesar Rp90juta (-4,29% (qtq)).

58

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2013

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

Tabel 3.7 Tabel Undisbursed Loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan
Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi
(dalam jutaan rupiah)
2012

Kategori

TW IV

2013

Pertumbuhan (qtq)

TW I

TW II

TW III

TW IV

Nominal

Jenis Penggunaan
1 Investasi

178,824

230,045

477,751

438,163

277,568

(160,596)

(36.65)

2 Konsumsi

18,590

14,883

2,543

2,099

2,009

(90)

(4.29)

1,392,690

1,527,558

1,541,494

1,767,269

1,862,807

95,538

5.41

1,590,104

1,772,485

2,021,788

2,207,531

2,142,384

(65,147)

3 Modal kerja
Total

(2.95)

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

Sementara itu, kelonggaran kredit modal kerja meningkat sebesar Rp95,54


miliar (5,41% (qtq)). Peningkatan kelonggaran kredit modal kerja tersebut
mencerminkan tingginya persetujuan kredit untuk jenis kredit ini selama triwulan
laporan serta menandakan masih berpeluangnya peningkatan kredit tersebut pada
triwulan mendatang.
5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing Loans (NPL)
gross Bank Umum di Provinsi Jambi
21

Loan to Deposits Ratio (LDR) terus menunjukkan peningkatan sejalan dengan


tingginya pertumbuhan kredit dan masih terbatasnya pertumbuhan penghimpunan
DPK. LDR berdasarkan bank pelapor mencapai 121,66%, meningkat 313 BPS
dibanding triwulan lalu (Grafik 3.3.). Semenjak triwulan III tahun 2012 lalu, LDR bank
umum sudah melebihi 100% yang menandakan lebih tingginya kredit yang
disalurkan dibandingkan dengan penghimpunan dananya.
Grafik 3.3 Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Provinsi Jambi
Rp triliun
25

116.02%
20

91.05%

95.64%

100.19%

107.48%

118.53%

140%

121.66%

109.72%

120%
100%

15

80%

10

60%
40%

20%

0%
Q1-12

Q2-12

Q3-12

Kredit Perbankan Jambi (Rp juta)

Q4-12

Q1-13

DPK Perbankan (Rp juta)

Q2-13

Q3-13

Q4-13

LDR Perbankan Jambi (persen)

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)


21

LDR perbankan adalah rasio antara penyaluran kredit bank umum dengan dana pihak ketiga (DPK)
yang dihimpun bank umum pada triwulan laporan.

TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

59

PERBANKAN DAN S ISTEM PEMBAYARAN

Kualitas kredit yang diberikan tergolong baik, tercermin dari rasio Non
Performing Loan (NPL) gross bank umum yaitu sebesar 1,98% (di bawah
ketentuan 5%), lebih rendah dibandingkan triwulan lalu (2,25%) (Tabel 3.8.).
Berdasarkan sektor ekonomi, NPL tertinggi dialami oleh sektor listrik, gas,
dan air serta sektor pertambangan dan penggalian, masing-masing sebesar
12,58% dan 8,79%, angka tersebut berada di atas ketentuan 5%. Tingginya NPL
pada sektor listrik, gas, dan air disebabkan karena penghentian sementara proyek
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PLN di kawasan TPI
Parit Tujuh oleh Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Penghentian
proyek tersebut dilakukan untuk menyikapi keresahan warga yang merasa
terganggu dengan aktivitas distribusi tanah galian menggunakan truk bertonase
besar yang melalui kawasan padat penduduk sehingga mengakibatkan
kerusakan jalan, polusi debu dan suara, serta kemacetan.
Sedangkan untuk sektor pertambangan dan penggalian, peningkatan NPL
sejalan dengan kembali menurunnya harga jual sektor pertambangan, dalam hal
ini batu bara, yang berdampak pada menurunnya kemampuan bayar debitur di
sektor ini. Selain itu, adanya Perda yang mengharuskan penganguktan batubara
melalui jalur khusus atau jalur sungai turut menjadi penyebab tingginya NPL
sektor ini.
Tabel 3.8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi
(dalam jutaan rupiah)
TW III-13
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Sektor Ekonomi

Kredit

Nominal NPL

TW IV-13
NPL (%)

Pertanian Peternakan Kehutanan dan Perikanan


Pertambangan dan Penggalian
Industri
LGA
Konstruksi

3,995,028
99,822
832,608
6,197
847,873

84,890
8,778
5,109
90
13,019

2.12
8.79
0.61
1.45
1.54

Kredit
Nominal NPL
4,031,009
60,359
96,338
8,681
859,670
4,321
5,610
706
804,912
24,148

Perdagangan Hotel dan Restoran

5,602,869

225,501

4.02

5,775,325

194,061

3.36

329,769
1,134,966
357,355
9,931,771
23,138,260

2,264
35,263
7,792
138,543
521,247

0.69
326,683
3.11
1,132,014
2.18
381,591
1.39
10,207,932
2.25 23,621,083

2,285
36,684
8,576
127,161
466,983

0.70
3.24
2.25
1.25
1.98

Pengangkutan dan Komunikasi


8. Keuangan,Real estate dan Jasa Perusahaan
9. Jasa-jasa
10. Bukan Lapangan Usaha
JUMLAH

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

60

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2013

NPL (%)
1.50
9.01
0.50
12.58
3.00

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

Dilihat dari spread bunga (grafik 3.4), terlihat bahwa margin keuntungan
(margin rata-rata tertimbang antara suku bunga kredit dengan suku bunga deposito)
perbankan di Provinsi Jambi kembali menurun dari 7,37% menjadi 6,53% seiring
dengan adanya trend peningkatan suku bunga pinjaman dalam beberapa bulan
terakhir mengikuti kenaikan BI Rate (Grafik 3.4.).
Grafik 3.4 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan
Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi
(dalam satuan %)

8.21

8.02

7.77

7.37

6.53

Trw IV

8.31

Trw III

Trw IV

8.26

Trw II

Trw III

7.95

Trw I

7.71

Trw IV

7.17

Trw III

7.18

Trw II

10.12

10

Trw II

15

Trw I

20

5
Trw I

2011

2012

Margin

2013

Deposito

Kredit

BI-rate

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

6.

Perkembangan Kredit UMKM


Kredit UMKM Jambi pada triwulan laporan meningkat 0,76% (qtq)

dibandingkan triwulan sebelumnya. Secara tahunan kredit UMKM meningkat


12,95% (yoy), jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan total kredit (22,47%
(yoy)) (Grafik 3.5.). Menurunnya harga komoditas menyebabkan melambatnya
aktivitas perdagangan di masyarakat yang berdampak pada menurunnya penyaluran
kredit UMKM.

Rp Triliun

Grafik 3.5 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi


Mikro
Menengah
Pertumbuhan Total Kredit - Bank Pelapor yoy

10
9
8
7

Kecil
Pertumbuhan UMKM (%) yoy

40

35.20

35
31.95

31.55
28.34
27.68

27.11

30

28.90

25.94
25.32

25

25.74

22.47

18.72

18.97

18.64

20

16.63

15
12.95

10
2
5

1
-

0
TW I

TW II

TW III

2012

TW IV

TW I

TW II

TW III

TW IV-13

2013

TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

61

PERBANKAN DAN S ISTEM PEMBAYARAN

Sejalan dengan itu, pangsa kredit UMKM terhadap total kredit di Jambi juga
menunjukkan sedikit penurunan yaitu dari 37,86% di triwulan lalu menjadi 37,37%
(Grafik 3.6.). Berdasarkan distribusinya, kredit kecil memiliki pangsa terbesar yaitu
36,82%, lalu diikuti kredit menengah sebesar 33,49%, serta kredit mikro sebesar
29,70% dari total kredit UMKM.
Grafik 3.6 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi
100%
80%
57.07

55.37

13.66

15.10

15.68

15.19

13.60

TW I

58.98

59.48

60.31

60.55

62.14

62.63

14.36

14.49

13.92

14.18

12.98

12.51

14.24

14.08

13.89

13.84

13.63

13.76

14.35

12.42

11.95

11.89

11.43

11.25

11.10

TW II

TW III

TW IV

TW I

TW II

TW III

TW IV-13

60%
40%
20%
0%

2012

Mikro

Kecil

2013

Menengah

Kredit Bukan UMKM

C.Bank Perkreditan Rakyat (BPR)


Kinerja BPR pada triwulan laporan (cut off data per November 2013)
mengalami perlambatan dibanding triwulan sebelumnya, tercermin dari jumlah aset,
DPK dan penyaluran kredit yang mengalami penurunan. Jumlah aset seluruh BPR di
Provinsi Jambi sebesar Rp747,51 miliar atau turun 1,65% (qtq) dibanding triwulan
sebelumnya (Rp760,03 miliar). Sejalan dengan itu, jumlah penghimpunan dana pihak
ketiga (DPK) oleh BPR di Provinsi Jambi turun sebesar Rp14,80 miliar (2,68% (qtq))
menjadi Rp536,48 miliar.
Pada triwulan laporan, jumlah penyaluran kredit juga mengalami penurunan
sebesar Rp16,21 miliar (2,86% (qtq)) menjadi Rp551,23 miliar. Penurunan jumlah
penyaluran kredit tersebut utamanya disebabkan oleh meningkatnya suku bunga
pinjaman seiring dengan kenaikan BI-rate. Kualitas kredit juga menunjukkan
penurunan yang ditandai dengan meningkatnya persentase Non Performing Loan
(NPL) dari 5,96% menjadi 6,99%. Rasio NPL BPR pada triwulan laporan telah
melampaui ketentuan maksimal NPL sebesar 5% sehingga memerlukan perhatian
khusus. Salah satu faktor penyebab penurunan kualitas kredit tersebut adalah
kenaikan suku bunga kredit.

62

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2013

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

Meskipun secara umum kinerja BPR pada triwulan laporan menunjukkan


penurunan, BPR masih menjalankan fungsinya intermediasinya dengan baik terlihat
dari LDR yang tercatat sebesar 102,75%.

D. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai dan Non Tunai


Pada periode triwulan IV-2013, kebutuhan

pembayaran tunai mengalami

peningkatan yang tercermin dari meningkatnya kas keluar dan net kas keluar
dibandingkan periode yang sama triwulan lalu. Untuk pembayaran non tunai, apabila
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, nilai transaksi menggunakan media RTGS
dan kliring mengalami peningkatan, dengan rincian sebagai berikut:
Nilai kliring meningkat sebesar 5,28% dibandingkan triwulan sebelumnya

menjadi Rp 2,71 triliun, meskipun dari sisi volume kliring mengalami sedikit
penurunan (Tabel 3.9.).
Nilai RTGS dari, serta ke Jambi mengalami peningkatan dibandingkan triwulan

sebelumnya. Sebaliknya RTGS dari dan ke Jambi mengalami penurunan.


Tabel 3.9 Perkembangan Sistem Pembayaran melalui KPw Bank Indonesia Provinsi Jambi
Uraian
Kliring
Nilai Kliring (juta Rp)
Volume Kliring (lembar warkat)
Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp)
Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp)
Net Inflows/Net Outflows (juta Rp)
RTGS dari Jambi (miliar Rp)
RTGS ke Jambi (miliar Rp)
RTGS dari dan ke Jambi (miliar Rp)
Cek dan BG Kosong
Lembar
Nominal (juta Rp)

2012
Tw IV

2013
Tw I

Tw II

Tw III

Tw IV

Pertumbuhan (qtq)
Nominal
Persen

2,548,121
70,972
393,685
1,565,493
(1,171,808)
18,270
29,431
4,702

2,519,686
72,639
846,548
1,034,718
(188,170)
15,535
22,244
4,032

2,800,410
76,559
1,031,722
1,682,989
(651,267)
19,666
22,658
4,695

2,577,906
71,104
1,453,196
2,605,130
(1,151,935)
20,189
26,876
7,422

2,714,032
70,456
810,929
2,836,373
(2,025,444)
22,181
33,327
6,521

136,125
(648)
(642,267)
231,243
(873,509)
1,992
6,451
(901)

5.28
(0.91)
(44.20)
8.88
75.83
9.87
24.00
(12.14)

1,134
35,192

1,463
83,121

1,811
64,290

1,837
56,120

1,635
63,174

(202)
7,054

(11.00)
12.57

D.1.Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi


Perkembangan aliran uang kartal di Provinsi Jambi pada triwulan laporan,
untuk aliran kas keluar (cash outflow) sebesar Rp 2,84 triliun, meningkat 8,88%
dibandingkan triwulan sebelumnya (grafik 3.7.). Sementara aliran kas masuk (cash
inflow) sebesar Rp 810,93 triliun, turun 44,2%. Tingginya peningkatan aliran kas
keluar pada triwulan laporan tersebut menyebabkan net outflow Jambi mengalami

TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

63

PERBANKAN DAN S ISTEM PEMBAYARAN

kenaikan yang cukup signifikan yaitu dari Rp1,15 triliun (Triwulan III-2013) naik
menjadi Rp2,03 triliun (Triwulan IV-2013) atau naik sebesar 75,83% (qtq)

Grafik 3.7 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows


di Provinsi Jambi
Rp (juta)
3,000,000
2,500,000
2,000,000
1,500,000
1,000,000
500,000
(500,000)
(1,000,000)
(1,500,000)
(2,000,000)
(2,500,000)

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV
2012

Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp)

2013

Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp)

Net Inflows/Net Outflows (juta Rp)

D.2.Penyediaan Uang Layak Edar


Secara

berkala

Kantor

Perwakilan

Bank

Indonesia

Provinsi

Jambi

melaksanakan pemusnahan uang yang tidak layar edar (UTLE) melalui kegiatan
Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB). Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga
kelayakan uang yang diedarkan (fit for circulation). Pada triwulan laporan, pemberian
tanda tidak berharga (PTTB) di Provinsi Jambi sebesar Rp 481,45 miliar, atau mencapai
59,37% dari total inflow provinsi Jambi.

D.3.Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan


Pada triwulan laporan tidak ditemukan uang palsu yang beredar di wilayah
kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi. Dalam rangka mengantisipasi
peredaran uang palsu di Provinsi Jambi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Jambi secara berkala terus mensosialisasikan Ciri-ciri Keaslian Uang Rupiah kepada
seluruh lapisan masyarakat.

64

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2013

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

D.4.Perkembangan Kliring Lokal


Lalu lintas pembayaran non tunai melalui kliring lokal pada triwulan laporan
tercatat sebesar Rp 2,71 triliun atau meningkat 5,28% dibandingkan triwulan
sebelumnya (Grafik 3.8.). Berbanding terbalik dengan nilainya, volume kliring justru
mengalami penurunan sebesar 0,91%, yaitu dari 71.104 menjadi 70.456 lembar
warkat. Hal tersebut sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia (Surat Edaran No.
11/13/DASP tanggal 4 Mei 2009 perihal Batas Nilai Nominal Nota Debet dan Transfer
Kredit dalam Penyelenggaraan SKNBI) yang mengubah ketentuan batas nominal
transfer kredit melalui Sitem Kliring Nasional Bank Indonesia dari Rp 100 juta menjadi
Rp 500 juta sehingga dengan volume warkat yang lebih sedikit, masyarakat dapat
melakukan transfer dengan nominal yang lebih besar.

Perkembangan Transaksi Kliring


3,000,000

100,000

2,800,000

80,000

2,600,000

60,000

2,400,000

40,000

2,200,000

20,000

2,000,000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV
2012

Nilai Kliring (juta Rp)

2013
Volume Kliring (lembar warkat)

Grafik 3.8 Perkembangan Transaksi Kliring

Nominal cek dan BG kosong pada triwulan laporan juga mengalami


peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari Rp56,12 miliar menjadi
Rp63,17 miliar meskipun secara jumlah lembar cek dan BG kosong pada triwulan
laporan mengalami penurunan sejumlah 202 lembar (11%) yaitu dari 1.837 lembar
menjadi 1.635 lembar.

TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

65

PERBANKAN DAN S ISTEM PEMBAYARAN

D.5.Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS)22


Pada triwulan laporan, transaksi melalui Bank Indonesia Real Time Gross
Settlement (BI RTGS) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi secara total
(keluar dan masuk/dari dan ke) naik sebesar Rp9,63 triliun (15,52%) dibandingkan
periode yang sama tahun lalu yaitu dari Rp 52,40 triliun menjadi Rp 62,03 triliun
(Tabel 3.10.). Aliran transfer masuk ke Provinsi Jambi merupakan yang terbesar dan
mencapai Rp 33,33 triliun, diikuti oleh transfer ke luar Jambi Rp 22,18 triliun dan
transfer di dalam provinsi Jambi Rp 6,52 triliun. Aliran RTGS menunjukkan bahwa
uang masuk ke Jambi lebih tinggi daripada yang keluar.
Tabel 3.10 Perkembangan Transaksi RTGS
(dalam miliar rupiah)
Dari Provinsi Jambi
Periode

Nilai
(Miliar Rp)

Volume

Ke Provinsi Jambi
Nilai
(Miliar Rp)

Volume

Dari dan Ke Provinsi Jambi


Nilai
(Miliar Rp)

Volume

TOTAL
Nilai
(Miliar Rp)

Volume

Tw 1 - 11

12,383

16,923

23,289

19,391

2,756

5,487

38,428

41,801

Tw 2 - 11

11,499

17,064

19,826

19,311

2,768

5,570

34,093

41,945

Tw 3 - 11

14,353

18,840

22,515

20,637

3,291

6,009

40,159

45,486

Tw 4 - 11

14,986

21,865

23,761

21,639

3,723

6,665

42,470

50,169

Tw 1 - 12

10,339

16,644

51,804

17,758

2,653

4,966

64,796

39,368

Tw 2 - 12

15,139

19,391

54,010

19,519

3,543

5,720

72,692

44,630

Tw 3 - 12

15,677

19,313

29,104

19,344

3,350

5,662

48,131

44,319

Tw 4 - 12

18,270

21,580

29,431

20,622

4,702

6,449

52,403

48,651

Tw 1 - 13

15,535

16,648

22,244

17,183

4,032

4,973

41,811

38,804

Tw 2 - 13

19,666

18,860

22,658

18,685

4,695

5,773

47,019

43,318

Tw 3 - 13

20,189

18,663

26,876

17,988

7,422

5,691

54,487

42,342

Tw 4 - 13

22,181

22,643

33,327

21,351

6,521

6,711

62,029

50,705

22

Sistem BI-RTGS adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar peserta dalam mata uang Rupiah, yang
penyelesaian transaksi dilakukan secaraseketika (real time).

66

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2013

BAB IV
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi pada tahun 2013


mencapai Rp2,67 triliun (melebihi target APBD-P 2013 atau terealisasi sebesar
101,53%), sementara itu realisasi belanja mencapai Rp2,95 triliun (terealisasi
90,39%). Jika dibandingkan dengan tahun lalu, nilai realisasi tersebut meningkat
masing-masing sebesar 0,22% dan 15,44%.
A. Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2013
Pada tahun 2013, realisasi pendapatan Provinsi Jambi sebesar Rp2,67
triliun atau mencapai 101,53% dari APBD Perubahan tahun 2013 (Rp2,63 triliun).
Berdasarkan jenisnya, pendapatan terbesar (62,31%) masih tergantung dari
transfer pemerintah pusat yang mencapai Rp1,66 triliun. Lebih lanjut,
pendapatan transfer dari APBN tersebut utamanya dalam bentuk Dana Alokasi
Umum (DAU) yang mencapai Rp836,58 miliar (31,35%). (Tabel 4.1.).
Sementara itu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang didapatkan melalui
pajak, retribusi, serta pengelolaan kekayaan daerah mencapai Rp997,89 miliar
(37,39%). Angka pendapatan tersebut meningkat 0,22% dibanding tahun 2012.
Pajak

daerah,

yang

merupakan

sumber

kemandirian

suatu

provinsi,

menyumbangkan 31,55% (Rp841,88 miliar) dari total pendapatan Jambi.


Kesadaran masyarakat yang semakin tinggi untuk membayar pajak menjadi
faktor pendorong meningkatnya pendapatan pajak.

67

Keuangan Pemerintah Daerah

Tabel 4.1. Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi Tahun - 2013


(dalam miliar rupiah)
URAIAN

APBD-P 2012

PENDAPATAN
2,181.29
Pendapatan Asli Daerah
753.37
Pajak Daerah
645.32
Retribusi Daerah
11.16
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
9.61
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
87.28
Pendapatan Transfer
1,426.76
Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan
1,085.73
Dana Bagi Hasil Pajak
152.54
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA)
168.56
Dana Alokasi Umum
731.95
Dana Alokasi Khusus
32.67
Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya
341.03
Dana Penyesuaian
341.03
Lain-lain Pendapatan yang Sah
1.16
Pendapatan Hibah
1.16

S.D TRW IV-2012


Nominal

2,662.91
995.65
808.26
14.25
29.98
143.16
1,665.59
1,341.20
219.71
356.44
731.95
33.11
324.38
324.38
1.67
1.67

Persen

122.08
132.16
125.25
127.64
312.12
164.03
116.74
123.53
144.03
211.45
100.00
101.33
95.12
95.12
143.71
143.71

APBD-P 2013

2,628.38
902.55
762.44
15.15
28.72
96.25
1,724.82
1,385.83
218.99
279.22
836.58
51.04
338.99
338.99
1.00
1.00

S.D TRW III-2013


Nominal

2,145.17
749.54
623.94
9.91
26.88
88.81
1,394.62
1,152.18
170.00
246.75
697.15
38.28
242.44
242.44
1.01
1.01

Persen

81.62
83.05
81.83
65.43
93.60
92.27
80.86
83.14
77.63
88.37
83.33
75.00
71.52
71.52
101.42
101.42

S.D TRW IV-2013


Nominal

2,668.64
997.89
841.88
15.11
26.88
114.02
1,662.79
1,339.10
200.08
249.11
836.58
53.33
323.69
323.69
7.96
7.96

Persen

101.53
110.56
110.42
99.75
93.60
118.46
96.40
96.63
91.36
89.22
100.00
104.49
95.49
95.49
795.72
795.72

Sumber: Setda Provinsi Jambi (diolah)

B. Realisasi Belanja Daerah Tahun 2013


Pada tahun 2013, realisasi belanja Provinsi Jambi mencapai Rp2,95 triliun
atau mencapai 90,39% dari APBD-P 2013 (Rp3,27 triliun). Nilai realisasi tersebut
meningkat Rp395,19 miliar atau 15,44% dibanding tahun 2012 (Rp2,56 triliun).
Berdasarkan jenisnya, realisasi belanja terbesar (57,54%) masih ditujukan untuk
belanja operasional yaitu sebesar Rp1,70 triliun, sementara nilai realisasi untuk
belanja modal masih relatif kecil yaitu sebesar Rp936,98 miliar atau sebesar 31,71
% (Tabel 4.2.).
Komponen belanja operasional terbesar adalah untuk belanja barang yang
mencapai Rp684,03 miliar dan diikuti oleh belanja pegawai Rp531,79 miliar.
Realisasi belanja operasional meningkat cukup signifikan dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya seiring dengan mulai selesainya proses pembelian dan
pembayaran belanja barang.
Pada komponen belanja modal, terjadi peningkatan realiasi yang sangat
signifikan dari hanya sebesar 37,38% dari APBD-P 2013 pada triwulan lalu,
meningkat pesat menjadi 90,99% dari APBD-P 2013 pada triwulan ini. Hal ini
sejalan dengan kecenderungan realisasi anggaran yang menumpuk di akhir
tahun.
Nilai realisasi terbesar (22,47%) berada pada belanja jalan, irigasi dan
jaringan yang merupakan belanja modal yang paling berdampak pada
68

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013

Keuangan Pemerintah Dareah

kepentingan masyarakat, yaitu sebesar Rp664,01 miliar. Dengan adanya


peningkatan realisasi belanja jalan, irigasi, dan jaringan, diharapkan akan mampu
memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Provinsi Jambi terutama dalam
efisiensi biaya distribusi barang dan jasa.
Tabel 4.2. Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi Tahun - 2013
(dalam miliar rupiah)
URAIAN

BELANJA
Belanja Operasi
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan Keuangan
Belanja Modal
Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Bangunan dan Gedung
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
Belanja Aset Tetap Lainnya
Belanja Aset Lainnya

APBD-P 2012

S.D TRW IV-2012


Nominal

Persen

APBD-P 2013

S.D TRW III-2013


Nominal

Persen

S.D TRW IV-2013


Nominal

Persen

2,766.57
1,726.95
567.04
657.86
356.59
65.50
79.67
723.24
5.70
112.10
106.72
494.82
3.68
0.21
1.41

2,559.27
1,575.06
531.43
596.88
339.33
32.31
74.86
682.90
2.99
105.89
100.13
470.16
3.52
0.21

92.51
91.20
93.72
90.73
95.16
49.33
93.97
94.42
52.47
94.46
93.82
95.02
95.81
96.98

3,268.51
1,919.77
594.27
773.50
356.87
37.91
157.23
1,029.78
15.29
110.42
164.92
733.62
5.50
0.04
1.41

1,637.84
997.28
369.04
275.15
251.40
14.48
87.21
384.89
0.18
29.96
55.52
298.68
0.55
0.00

50.11
51.95
62.10
35.57
70.45
38.21
55.47
#DIV/0!
37.38
1.19
27.14
33.66
40.71
9.93
0.00
0.00

2,954.46
1,699.90
531.79
684.03
334.53
15.35
134.21
0.00
936.98
10.89
108.35
149.81
664.01
3.88
0.04

90.39
88.55
89.49
88.43
93.74
40.48
85.36
#DIV/0!
90.99
71.23
98.12
90.84
90.51
70.56
99.81
0.00

10.00
10.00
0.75

2.39
2.39
0.75

3.00
3.00
0.75

1.85
1.85

61.75
61.75
0.00

2.09
2.09
0.00

69.58
69.58
0.00

306.38
306.38
306.38

298.92
298.92
0.00

23.94
23.94
100.00
97.56
97.56
0.00

315.96
315.96
315.96

253.82
253.82
253.82

80.33
80.33
80.33

315.50
315.50
315.50

99.85
99.85
99.85

Belanja Tak Terduga


Belanja Tak Terduga
Transfer
Transfer Bagi Hasil Ke Kab/Kota/Desa
Bagi Hasil Pajak

Sumber: Setda Provinsi Jambi (diolah)

C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah


Penerimaan pusat di wilayah Jambi selama triwulan IV - 2013 mencapai
Rp1,23 triliun, meningkat 56,04% dibandingkan triwulan lalu (Rp787,71 miliar)
(Tabel 4.3.). Peningkatan tersebut sejalan dengan meningkatnya pendapatan
pajak dalam negeri (657,50%), terutama Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak
Penghasilan (PPh) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Sejalan dengan hal
tersebut, pendapatan pajak perdagangan internasional juga meningkat (9,89%)
seiring dengan meningkatnya pendapatan bea masuk sebagai akibat dari
peningkatan impor Jambi. Sebaliknya pendapatan PNBP mengalami penurunan
sebesar 40,29% dibandingkan triwulan lalu.

TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

69

Keuangan Pemerintah Daerah

Tabel 4.3. Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Tahun
2013
(dalam satuan Rupiah)
KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH
REALISASI PENDAPATAN
I

Pajak Dalam Negeri


PPh
PPN
P BB
L ainnya
II Pajak Perdagangan Int'l
P endapatan Bea Mas uk
P endapatan Bea Keluar
III Penerimaan
P endapatan PSDA
ertambangan

Triwulan IV 2012
916.997.270.401
370.599.961.443
485.549.444.342
50.587.306.271
10.230.858.345
20.262.129.120
9.405.899.000
10.856.230.120
3.624.678.605

Triwulan I 2013

Triwulan II 2013

337.162.436.009
191.414.759.997
133.773.975.504
2.588.428.511
9.380.411.997
(2.511.236.688)
4.513.511.152
(7.024.747.840)
3.171.534.731

549.208.910.854
316.456.732.449
216.087.854.420
6.163.734.985
10.500.589.000
7.871.512.700
7.869.011.660
2.501.040
3.919.588.758

Triwulan III 2013


689.119.224.145
285.764.485.084
368.960.087.878
24.568.906.574
9.825.744.609
23.806.862.930
21.323.765.300
2.483.097.630
6.373.675.967

Pertumbuhan ( qt q)
Nominal
(%)
465.184.216.987
67,50
109.073.355.072
38,17
334.380.811.464
90,63
21.409.242.933
87,14
320.807.518
3,26
2.354.327.850
9,89
4.101.789.000
19,24
(1.747.461.150) (70,37)
(12.914.164)
(0,20)

Triwulan IV 2013
1.154.303.441.132
394.837.840.156
703.340.899.342
45.978.149.507
10.146.552.127
26.161.190.780
25.425.554.300
735.636.480
6.360.761.803

Umum
3.624.678.605
3.171.534.731
3.919.588.758
6.358.383.585
6.360.761.803
P endapatan kehutanan
15.292.382
IV PNPB Lainnya
37.121.214.944 77.491.525.330
35.586.283.429
68.408.176.143
40.849.160.673
Total Realis as i Pendapatan
978.302.587.070 415.314.259.382 596.586.295.741
787.707.939.185 1.229.174.554.388
S umber: Direktorat J enderal P erbendaharaan Kanwil V J ambi, L aporan Arus Kas S AKUN Wilayah J ambi. Unaudited, diolah

2.378.218
0,04
(15.292.382) (100,00)
(27.559.015.470) (40,29)
441.466.615.203
56,04

Tabel 4.4. Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi


(dalam satuan Rupiah)
REALISASI PENDAPATAN
I

II

III

Pajak Dalam Negeri


PPh
PPN
P BB
L ainnya
Pajak Perdagangan Int'l
P endapatan Bea Mas uk
P endapatan Bea Keluar
Penerimaan SDA

P endapatan P ertambangan Umum


P endapatan kehutanan
IV PNPB Lainnya
V Pendapatan Hibah
Total Realis as i Pendapatan

Pertumbuhan ( yoy)

Tahun 2011

Tahun 2012

Tahun 2013

2.081.822.299.370
970.495.765.733
1.013.657.429.900
63.432.348.172
33.909.324.565
267.767.474.540
21.511.394.465
246.256.080.075
14.053.351.046

2.319.593.343.544
1.125.662.661.513
1.082.521.611.367
73.502.930.423
37.808.616.241
95.737.529.298
25.511.349.644
70.226.179.654
16.097.238.097

2.729.794.012.140
1.188.473.817.686
1.422.162.817.144
79.299.219.577
39.853.297.733
55.328.329.722
59.131.842.412
(3.803.512.690)
19.825.561.259

Nominal
410.200.668.596
62.811.156.173
339.641.205.777
5.796.289.154
2.044.681.492
(40.409.199.576)
33.620.492.768
(74.029.692.344)
3.728.323.162

(%)
17,68
5,58
31,38
7,89
5,41
(42,21)
131,79
(105,42)
23,16

13.755.115.046
298.236.000
262.230.782.735
2.625.873.907.691

16.085.652.549
11.585.548
240.886.701.460
297.294.000
2.672.612.106.399

19.810.268.877
15.292.382
222.335.145.575
1.500.000.000
3.028.783.048.696

3.724.616.328
3.706.834
(18.551.555.885)
1.202.706.000
356.170.942.297

23,15
32,00
(7,70)
404,55
13,33

S umber: Direktorat J enderal P erbendaharaan Kanwil V J ambi, L aporan Arus Kas S AKUN Wilayah J ambi. Unaudited, diolah

Secara tahunan, penerimaan pemerintah pusat di wilayah Jambi mencapai


Rp3,03 triliun, meningkat 13,33% dibandingkan tahun lalu (Rp2,67 triliun) (Tabel
4.4.). Peningkatan tersebut sejalan dengan meningkatnya pendapatan pajak
dalam negeri, terutama Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan
(PPh). Sebaliknya, pendapatan pajak perdagangan internasional mengalami
penurunan yang tajam (42,21%) dibanding tahun lalu, seiring dengan
menurunnya pendapatan bea keluar sebagai akibat dari penurunan ekspor Jambi.
Berdasarkan komposisinya, penerimaan terbesar di triwulan IV 2013
adalah untuk pendapatan pajak dalam negeri yang mencapai Rp1,15 triliun
(93,91%) (Gambar 4.1). Apabila dirinci lebih lanjut, pendapatan terbesar adalah

70

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013

Keuangan Pemerintah Dareah

untuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar Rp703,34 miliar (57,22%) diikuti
oleh Pajak Penghasilan (PPh) sebesar Rp 394,84 miliar (32,12%) (Gambar 4.2.).
0.52%
2.13%

3.98%

0.88%

3.32%
34.21%
60.93%

93.91%

Pajak Dalam Negeri

Pajak Perdagangan Int'l

Penerimaan SDA

PNPB Lainnya

Gambar 4.1
Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat
di Provinsi Jambi (%)

PPh

PPN

PBB

Lainnya

Gambar 4.2
Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam
Negeri di Provinsi Jambi (%)

Sementara itu, belanja pemerintah pusat di wilayah Jambi pada triwulan IV


2013 terealisasi sebesar Rp2,07 triliun, meningkat Rp804,21 miliar (63,76%)
dibanding triwulan lalu (Tabel 4.5.). Peningkatan belanja terbesar bersumber dari
peningkatan belanja modal Rp490,19 miliar (111,44%) dan peningkatan belanja
barang sebesar Rp271,75 miliar (88,55%). Peningkatan tersebut seiring dengan
realisasi anggaran yang cenderung menumpuk di akhir tahun.
Tabel 4.5. Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Tahun 2013
(dalam satuan Rupiah)
KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH
Triwulan I 2013

Triwulan II 2013

330.954.982.607
322.845.286.610
8.688.636.842

302.802.700.720
298.192.456.868
4.969.420.683

364.055.709.999
357.074.895.098
7.526.047.169

414.107.715.237
404.647.198.258
10.150.401.284

364.056.711.891
348.948.826.253
15.107.885.638

Pertumbuhan ( qt q)
Nominal
(%)
(50.051.003.346) (12,09)
(55.698.372.005)
(13,76)
4.957.484.354
48,84

(578.940.845)
446.157.560.811
285.590.754.532
29.987.884.836
65.238.502.401
57.475.294.577
132.401.647.585
132.401.647.585

(359.176.831)
63.981.878.532
35.427.707.973
6.798.870.085
12.875.526.052
8.879.774.422
471.303.297
471.303.297

(545.232.268)
264.286.585.352
158.629.762.956
19.747.102.327
43.020.675.931
42.889.044.138
112.579.486.149
112.579.486.149

(689.884.305)
306.907.420.115
188.318.369.785
25.459.862.292
47.408.849.543
38.764.412.778
100.471.223.455
100.471.223.455

578.660.326.190
379.289.773.569
46.020.386.140
98.463.100.528
48.355.802.953
192.714.024.898
192.714.024.898

689.884.305
271.752.906.075
190.971.403.784
20.560.523.848
51.054.250.985
9.591.390.175
92.242.801.443
92.242.801.443

(100,00)
88,55
101,41
80,76
107,69
24,74
91,81
91,81

Belanja Lain-Lain
2.078.401.903
92.866.400
123.448.250
25.037.000
105.131.000
Belanja L ain-L ain
2.078.401.903
92.866.400
123.448.250
25.037.000
105.131.000
V Belanja Modal
918.306.934.954
79.203.419.488
254.028.928.247
439.871.831.046
930.059.325.289
Belanja Modal Tanah
1.144.880.200
933.200.000
2.749.740.000
3.007.107.440
Belanja Modal P eralatan dan
292.765.800.980
4.996.438.688
18.619.481.610
32.295.335.165
260.653.968.883
Belanja Modal Gedung dan
95.228.031.197
1.267.372.900
12.434.565.680
37.668.282.685
137.707.786.946
Bangunan
Belanja Modal J alan, Irigas i, dan
519.194.326.792
72.572.958.900
218.580.074.257
360.613.991.796
510.942.743.770
J aringan
Belanja Modal F is ik L ainnya
9.973.895.785
366.649.000
3.461.606.700
6.544.481.400
16.621.021.750
Total Realis as i Belanja
1.829.899.527.860 446.552.168.437
995.074.157.997 1.261.383.226.853 2.065.595.519.268
S umber: Direktorat J enderal P erbendaharaan Kanwil V J ambi, L aporan Arus Kas S AKUN Wilayah J ambi. Unaudited, diolah

80.094.000
80.094.000
490.187.494.243
257.367.440
228.358.633.718
100.039.504.261

319,90
319,90
111,44
9,36
707,09
265,58

150.328.751.974

41,69

10.076.540.350
804.212.292.415

153,97
63,76

REALISASI BELANJ A
I Belanja Pegawai
Belanja Gaji dan Tunjangan
Belanja Honorarium/L embur/
Vakas i/Tunj Khus us
Belanja Kontribus i S os ial
II Belanja Barang
Belanja Barang
Belanja J as a
Belanja P erjalanan
Belanja P emeliharaan
III Belanja Bantuan Sos ial
Belanja Bantuan S os ial L embaga
P endidikan dan P eribadatan

Triwulan IV 2012

Triwulan III 2013

Triwulan IV 2013

IV

TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

71

Keuangan Pemerintah Daerah

Sepanjang tahun 2013, belanja pemerintah pusat di wilayah Jambi terealisasi


sebesar Rp4,77 triliun, meningkat Rp469,9 miliar (10,93%) dibanding tahun lalu
(Tabel 4.6.). Peningkatan belanja terbesar bersumber dari peningkatan belanja
barang sebesar Rp243,47 miliar (25,09%) dan peningkatan belanja pegawai
sebesar Rp140,46 miliar (10,77%). Sementara itu, belanja modal hanya meningkat
7,63% dibanding tahun lalu. Mengingat tingkat inflasi yang tinggi di tahun 2013,
dapat dikatakan bahwa secara riil tidak terjadi peningkatan belanja modal
dibanding tahun sebelumnya.
Tabel 4.6. Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi
(dalam satuan Rupiah)
REALIS AS I BELANJ A
I

Belanja P egawai
B elanja Gaji dan Tunjangan
B elanja Honorarium/L embur/ Vakas i/Tunj
Khus us
B elanja Kontribus i S os ial
II
Belanja Barang
B elanja B arang
B elanja J as a
B elanja P erjalanan
B elanja P emeliharaan
B elanja L ayanan Umum
III Belanja Bantuan S os ial
B elanja B antuan S os ial
B elanja L embaga S os ial L ainnya
IV Belanja Lain-Lain
B elanja L ain-L ain
V Belanja Modal
B elanja Modal Tanah
B elanja Modal P eralatan dan Mes in
B elanja Modal Gedung dan B angunan
B elanja Modal J alan, Irigas i, dan J aringan
B elanja Modal F is ik L ainnya
Total Realis as i Belanja

Tahun 2011

Tahun 2012

Tahun 2013

1.148.579.127.781
1.131.389.450.378
17.917.436.181

1.304.558.576.329
1.275.582.955.585
30.357.141.560

1.445.022.837.847
1.408.863.376.477
37.753.754.774

P ertumbuhan ( yoy)
Nominal
(%)
140.464.261.518
10,77
133.280.420.892
10,45
7.396.613.214
24,37

(727.758.778)
868.595.428.477
526.967.747.099
62.919.139.704
153.610.278.982
112.975.648.744
12.122.613.948
567.398.153.037
293.048.169.107
274.349.983.930
24.172.683.395
24.172.683.395
1.341.799.884.712
4.144.674.128
245.927.469.796
155.259.892.120
924.385.778.708
11.378.870.196
3.952.746.244.049

(1.381.520.816)
970.364.470.196
600.209.131.538
68.499.682.717
145.922.929.237
140.089.047.897
15.643.678.807
432.228.084.185
432.228.084.185
8.313.607.612
8.313.607.612
1.582.427.919.131
1.606.692.200
360.733.120.593
155.359.269.801
1.049.399.676.120
15.329.160.417
4.298.708.701.022

(1.594.293.404)
1.213.836.210.189
761.665.614.283
98.026.220.844
201.768.152.054
138.889.034.291
13.487.188.717
406.236.037.799
406.236.037.799
346.482.650
346.482.650
1.703.163.504.070
6.690.047.440
316.565.224.346
189.078.008.211
1.162.709.768.723
26.993.758.850
4.768.605.072.555

(212.772.588)
243.471.739.993
161.456.482.745
29.526.538.127
55.845.222.817
(1.200.013.606)
(2.156.490.090)
(25.992.046.386)
(25.992.046.386)
(7.967.124.962)
(7.967.124.962)
120.735.584.939
5.083.355.240
(44.167.896.247)
33.718.738.410
113.310.092.603
11.664.598.433
469.896.371.533

15,40
25,09
26,90
43,10
38,27
(0,86)
(13,79)
(6,01)
(6,01)
(95,83)
(95,83)
7,63
316,39
(12,24)
21,70
10,80
76,09
10,93

S umber: Direktorat J enderal P erbendaharaan Kanwil V J ambi, L aporan Arus Kas S AKUN Wilayah J ambi. Unaudited, diolah

Gambar 4.3. Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi
100%

100%

90%

90%

80%

80%

70%

Belanja Lain-Lain

60%

Belanja Bantuan Sosial

50%

Belanja Barang

40%

Belanja Pegawai

30%

Belanja Modal

70%

Belanja Lain-Lain

50%

Belanja Bantuan Sosial

40%

Belanja Barang

30%

20%

20%

10%

10%

0%

Belanja Modal

60%

Belanja Pegawai

0%
Tahun 2011

72

Tahun 2012

Tahun 2013

Q1 2013

Q2 2013

Q3 2013

Q4 2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013

BAB V
KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami


peningkatan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu menjadi 97,21 dari
95,52 pada triwulan lalu. Dari sisi upah, UMP provinsi Jambi pada tahun 2014
meningkat 15,56% yaitu dari Rp1.300.000,- menjadi Rp1.502.230. UMP tersebut
lebih tinggi dibandingkan dengan Lampung, Bengkulu dan Sumatera Barat.

A. Upah Minimum Provinsi (UMP)


UMP Provinsi Jambi pada tahun 2014 meningkat 15,56% yaitu dari
Rp1.300.000,- menjadi Rp1.502.230,-, sesuia dengan KHL Jambi (Rp.1.502.226,-)
namun lebih tinggi dari pada angka inflasi Jambi tahun 2013 (8,74%). Sementara
itu, dibandingkan dengan provinsi lainnya, UMP Jambi berada di urutan keempat
terkecil dari sepuluh provinsi di Sumatera, namun masih lebih tinggi
dibandingkan Provinsi Lampung, Bengkulu, dan Sumatera Barat (tabel 5.1.).
Tabel 5.1. Perbandingan UMP Wilayah Sumatera
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Provinsi
SUMSEL
NAD
RIAU
KEPRI
BANGKA BELITUNG
SUMUT
JAMBI
SUMBAR
LAMPUNG
BENGKULU

UMP
2012
1,195,220
1,400,000
1,238,000
1,015,000
1,100,000
1,200,000
1,142,500
1,150,000
975,000
930,000

2013
1,350,000
1,550,000
1,400,000
1,365,087
1,265,000
1,305,000
1,300,000
1,350,000
1,150,000
1,200,000

2014
1,825,600
1,750,000
1,700,000
1,665,000
1,640,000
1,505,850
1,502,230
1,490,000
1,399,037
1,350,000

%
35.23
12.90
21.43
21.97
29.64
15.39
15.56
10.37
21.66
12.50

Sumber : Dinsosnakertrans Provinsi Jambi

Berdasarkan diskusi dengan dengan beberapa asosiasi perusahaan dan PKL


yang diadakan oleh Bank Indonesia Jambi, didapatkan informasi bahwa

73

KETENAGAKERJAAN D AERAH DAN KESEJAHTERAAN

kenaikan UMP tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya produksi karena


mayoritas perusahaan telah menetapkan standar gaji yang lebih tinggi dari UMP
dan sebagian besar perusahaan menyiasati kenaikan UMP tersebut dengan
efektifitas dan efisiensi kerja.

B. Kemiskinan
Garis kemiskinan di Provinsi Jambi untuk wilayah kota dan desa pada
bulan September 2013 meningkat 9,08% menjadi Rp307.885/bulan/orang (tabel
5.2.). Dari nilai tersebut 77,37% dipergunakan untuk kebutuhan makanan.
Apabila dirinci menurut wilayahnya, garis kemiskinan untuk masyarakat kota
lebih tinggi yaitu mencapai Rp369.835/orang/bulan sementara untuk masyarakat
desa sebesar Rp280.660/orang/bulan.
Tabel 5.2. Garis Kemiskinan Provinsi Jambi
Wilayah

Maret 2013
Non
Makanan
Total
Makanan

September 2013
%GK
Non
Makanan
Total
Makanan
Makanan

(dalam satuan Rp/orang/bulan)

Kota
Perdesaan
Kota + Desa

246,632
204,441
217,384

91,298
53,967
65,419

337,930
258,408
282,803

%GK
Makanan

(dalam satuan Rp/orang/bulan)

72.98
79.12
76.87

274,696
222,196
238,224

95,139
58,464
69,661

369,835
280,660
307,885

74.28
79.17
77.37

Sumber: Susenas 2013

Masyarakat yang tergolong di bawah garis kemiskinan, yaitu yang


memiliki penghasilan rata-rata kurang dari Rp307.885/orang/bulan mencapai
281,57 ribu orang, meningkat 8,42% dari semester sebelumnya (266,15 ribu
orang) (tabel 5.3.). Peningkatan jumlah penduduk miskin tersebut terjadi di kota
dan di desa. Jumlah penduduk miskin di kota naik yaitu dari 100,00 ribu orang
menjadi 106,36 ribu orang dan jumlah penduduk miskin di desa dari 166,15 ribu
orang menjadi 175,20 ribu orang.
Berdasarkan lokasinya, persentase jumlah penduduk miskin di kota (10,41%)
lebih tinggi dibandingkan persentase jumlah penduduk miskin di desa (7,54%).

74

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013

KETENAGAKERJAAN D AERAH DAN KESEJAHTERAAN

Tabel 5.3. Jumlah Penduduk Miskin

Wilayah

Persentase Penduduk Miskin


Maret 2013

Jumlah Penduduk Miskin

September 2013

Maret 2013

(dalam satuan %)

Kota
Perdesaan
Kota + Desa

9.89
7.27
8.07

September 2013

(dalam satuan ribu)

10.41
7.54
8.42

100.00
166.15
266.15

106.36
175.20
281.57

Sumber; Susenas 2013

Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah Provinsi Jambi (melalui Bulog
Divre

Jambi)

untuk

mensukseskan

program

pemerintah

dalam

hal

penanggulangan kemiskinan yaitu secara rutin membagikan beras miskin (raskin)


kepada masyarakat yang berhak. Pada triwulan laporan, penyaluran raskin
mencapai sebesar 12.458 ton, naik 15,77% dibandingkan triwulan sebelumnya
yang mencapai 10.761 ton (grafik 5.1). Selama tahun 2013 terdapat penyaluran
raskin sebanyak 15 kali yang dilakukan secara bertahap sejak bulan Juli 2013
sampai dengan Desember 2014.

C. Kesejahteraan
Untuk melihat indikator kesejahteraan petani pada triwulan laporan, antara
lain dapat menggunakan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi. Pada bulan
Desember 2013, NTP sebesar 97,21 atau naik 169 bps dibandingkan September
2013.1 Peningkatan NTP tersebut dialami oleh semua kategori petani, kecuali
peternak unggas.

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang
dibayar petani yang dinyatakan dalam bentuk persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian
dengan barang atau jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Sehingga, NTP dapat dikatakan sebagai
cerminan atau indikator relatif tingkat kesejahteraan petani. Sejak Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar
dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini
dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga di
perdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks
dapat dijaga ketepatannya.

TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

75

KETENAGAKERJAAN D AERAH DAN KESEJAHTERAAN

Tabel 5.4. Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor (2012=100)
2012
KELOMPOK DAN SUB KELOMPOK
1 Tanaman Padi Palawija
a Indeks Diterima Petani

Des

2013
Mar

Juni

Sept

Des

PERUBAHAN (%)
( Sept ke Des)

102.34

102.80

102.13

104.73

105.74

1.01

b Indeks Dibayar Petani


Nilai Tukar Petani (NTP-P)
2 Hortikultura

102.51
99.84

104.58
98.30

105.91
96.43

110.14
95.09

111.08
95.19

0.94
0.10

a Indeks Diterima Petani

100.32

102.97

103.24

104.70

105.74

1.04

b Indeks Dibayar Petani


Nilai Tukar Petani (NTP-H)
3 Tanaman Perkebunan Rakyat

102.53
97.83

104.50
98.54

105.81
97.56

110.08
95.11

111.08
95.19

1.00
0.08

a Indeks Diterima Petani

99.52

102.45

102.83

104.06

108.63

4.57

b Indeks Dibayar Petani


Nilai Tukar Petani (NTP-Pr)
4 Peternakan
a Indeks Diterima Petani

101.30
98.25

103.50
99.00

104.72
98.21

109.74
94.93

110.58
98.24

0.84
3.31

105.03

105.38

107.14

110.20

105.89

-4.31

b Indeks Dibayar Petani


Nilai Tukar Petani (NTP-Pt)
5 Perikanan

94.88
110.71

96.10
109.67

97.13
110.31

100.22
109.96

108.64
97.47

8.42
-12.49

a Indeks Diterima Petani

101.72

102.38

104.02

106.76

107.25

0.49

b Indeks Dibayar Petani


Nilai Tukar Petani (NTP-Pi)

101.85
99.02

103.36
99.07

104.39
99.67

108.35
98.53

109.49
97.95

1.14
-0.58

100.57
101.69
98.88

102.40
103.70
98.73

102.64
104.95
97.78

104.52
109.40
95.52

107.26
110.33
97.21

2.74
0.93
1.69

PROVINSI JAMBI
a INDEKS YANG DITERIMA (It)
b INDEKS YANG DIBAYAR (Ib)
c NILAI TUKAR PETANI (NTPp)

Sumber: BPS Provinsi Jambi (diolah)

76

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013

BAB VI
PROSPEK PEREKONOMIAN

Laju pertumbuhan tahunan Provinsi Jambi pada triwulan I-2014


diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan IV-2013. Pengeluaran konsumsi
rumah tangga yang didorong oleh kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) serta
meningkatnya konsumsi pemerintah sehubungan dengan persiapan pelaksanaan
Pemilihan Umum (Pemilu) diperkirakan masih menjadi kontributor utama
pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang. Dari sisi penawaran,
kontribusi pertumbuhan ekonomi Jambi masih akan didominasi sektor pertanian,
serta perdagangan, hotel dan restoran.
Inflasi pada triwulan I-2014 diperkirakan akan stabil pada level yang sama
dengan triwulan IV-2013 yaitu berada pada kisaran 8,6%-9,1% (yoy) dari
sebelumnya 8,75% (yoy) pada triwulan laporan. Kondisi ini utamanya disebabkan
oleh meningkatnya angka inflasi administered price dan volatile foods. Penyebab
utama meningkatnya harga-harga di triwulan I 2014 diperkirakan berasal dari
kenaikan harga pada bahan makanan karena faktor cuaca. Tingginya curah hujan
berpotensi besar menjadi penyebab gagal panen pada sentra-sentra produksi
tanaman bahan makanan serta berpotensi menganggu jalur distribusi barang.
Kondisi tersebut akan berdampak pada berkurangnya pasokan dan menaikkan
harga jual.
Selain itu, keputusan Pertamina menaikkan harga elpiji ukuran 12 kg serta
kenaikan UMP Jambi 2014 yang mencapai 15,56% juga akan berpotensi
memberikan tekanan inflasi. Beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan
tekanan inflasi lebih tinggi dari perkiraan antara lain: masih terdepresiasinya nilai
tukar rupiah, rencana Pemerintah menaikkan kembali tarif tenaga listrik (TTL),
dan meningkatnya permintaan menjelang pelaksanaan Pemilu.

77

PROSPEK PEREKONOMIAN D AERAH

A. Pertumbuhan Ekonomi
Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi
Jambi pada triwulan mendatang diperkirakan pada kisaran 0,2%-0,7%(qtq),
tumbuh lebih rendah dari triwulan laporan (1,94%). Sementara itu, pertumbuhan
ekonomi tahunan Jambi diperkirakan akan meningkat yaitu pada kisaran 8,0
8,5% (yoy) dibandingkan triwulan laporan yang tumbuh 6,93% (yoy). Sementara
proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2014 diperkirakan pada kisaran 7,2%7,7% seiring dengan menguatnya pemulihan ekonomi global disertai harga
komoditas ekspor yang terus membaik.
Pengeluaran

konsumsi

rumah

tangga

menjadi

sumber

utama

perekonomian di triwulan mendatang. Adanya kenaikan UMP akan memberikan


penghasilan tambahan bagi masyarakat dan berkontribusi meningkatkan
konsumsi masyarakat pada triwulan mendatang. Hal tersebut sejalan dengan
hasil liaison pada perusahaan ritel yang memperkirakan bahwa penjualan akan
meningkat seiring kenaikan UMP, perayaan hari Imlek, dan persiapan menjelang
Pemilu. Selain mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga, pelaksanaan
Pemilu juga diperkirakan akan meningkatkan konsumsi pemerintah sehingga
akan lebih mendorong pertumbuhan ekonomi. Membaiknya harga komoditas di
pasar global diperkirakan berimbas pada membaiknya pendapatan masyarakat
sehingga mendorong kembali konsumsi rumah tangga. Namun demikian,
investasi diperkirakan akan sedikit melambat sejalan dengan masih lambatnya
perekonomian global dan kenaikan suku bunga kredit yang mengikuti kenaikan
BI rate.
Sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi triwulan mendatang
yang diperkirakan tumbuh lebih rendah dari triwulan laporan, hasil SKDU
triwulan IV-2013 juga menyatakan bahwa responden memandang bahwa
perekonomian triwulan mendatang cenderung menurun dibandingkan triwulan
laporan. Hal ini tercermin dari nilai SBT perkiraan perkembangan dunia usaha
pada triwulan I

78

2014 yang negatif (SBT -1,38). Penurunan perkembangan usaha

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013

PROSPEK PEREKONOMIAN D AERAH

tersebut diperkirakan terjadi pada sektor pertanian khususnya tanaman bahan


makanan dan perkebunan karet serta sektor pengangkutan dan komunikasi.

Tabel 6.1. Saldo Bersih Tertimbang Perkiraan Perkembangan Dunia Usaha


Saldo Bersih Tertimbang
No

Sektor/Subsektor

Pertanian

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik dan Air Minum

Bangunan

Perdagangan, Hotel dan Restoran

Triwulan
I-2013

Triwulan
II-2013

Triwulan
III-2013

Triwulan
IV-2013

Triwulan
I-2014*)

0.73

(0.73)

1.46

(0.73)

(3.13)

(1.04)

1.04

1.11

0.32

0.13

(0.16)

(0.69)

(0.85)

(0.85)

0.85

Pengangkutan dan Komunikasi

1.95

1.30

(0.65)

(0.65)

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

1.37

1.37

1.37

1.82

Jasa-jasa

(1.03)

(1.55)

(0.52)

(0.64)

1.05

0.05

1.11

(1.38)

pada

triwulan

Total
Keterangan : *) Angka perkiraan

Sektor

pertanian

diperkirakan

tumbuh

melambat

mendatang terutama disebabkan oleh penurunan sub sektor tanaman bahan


makanan (tabama). Namun demikian, masih membaiknya produksi sub sektor
tanaman perkebunan, terutama kelapa sawit, mampu mendorong sektor
pertanian tetap tumbuh meskipun terbatas. Masa panen perkebunan kelapa
sawit diperkirakan masih berlanjut sampai triwulan mendatang. Di samping itu,
masih terdepresiasinya nilai tukar rupiah serta semakin membaiknya harga
internasional dapat menjadi insentif bagi petani.
Sebaliknya, produksi karet diperkirakan mengalami perlambatan sejalan
dengan tingginya curah hujan di Provinsi Jambi (data BMKG). Selain itu, adanya
himbauan

Gabungan

Perusahaan

Karet

Indonesia

(GAPKINDO)

untuk

menurunkan produksi dan ekspor karet sebesar 10% sebagai salah satu upaya
mendongkrak harga karet turut menjadi penyebab menurunnya produksi karet.

TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

79

PROSPEK PEREKONOMIAN D AERAH

Namun demikian, peningkatan harga karet terkait masih terdepresiasinya nilai


tukar rupiah dapat menjadi insentif bagi petani di triwulan mendatang.
Sektor pertambangan dan penggalian diperkirakan belum dapat kembali
menghasilkan produksi seperti sebelumnya karena terjadinya penurunan produksi
dari sumur-sumur minyak bumi eksisting (faktor usia) serta masih maraknya
pencurian minyak pada jalur pipa penyaluran Tempino-Plaju.
Sementara itu, pertumbuhan sektor bangunan di bulan mendatang masih
akan meningkat yang didukung oleh meningkatnya perumahan rakyat, pusat
bisnis dan perhotelan oleh perusahaan swasta berskala nasional/internasional dan
investasi pemerintah daerah. Meningkatnya produksi perkebunan kelapa sawit
akan diikuti oleh peningkatan produksi pada sektor industri pengolahan.
Selanjutnya,

tingginya

konsumsi

di

triwulan

mendatang

dan

meningkatnya permintaan menjelang pelaksanaan Pemilu akan diikuti juga


dengan meningkatnya perdagangan dan penggunaan jasa transportasi sehingga
mendorong pertumbuhan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran serta sektor
pengangkutan dan komunikasi.
B. Proyeksi Inflasi
Inflasi pada triwulan I-2014 diperkirakan akan stabil pada level yang sama
dengan triwulan IV-2013 yaitu berada pada kisaran 8,6%-9,1% (yoy) dari
sebelumnya 8,75% (yoy) pada triwulan laporan. Kondisi ini utamanya disebabkan
oleh meningkatnya angka inflasi administered price dan volatile foods.
Grafik 6.1. Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi
Periode Tahun 2010 s.d. Januari 2014 serta Perkiraan Februari s.d Maret 2014
m-t-m (%)
4

2010

2011

2012

2013

2014

2
1
0
1

10

11

12

-1
-2
-3
Catatan: Inflasi Februari - Maret 2014 adalah angka perkiraan

80

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013

PROSPEK PEREKONOMIAN D AERAH

Grafik 6.2. Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Kota Jambi


Periode Tahun 2010 s.d. Januari 2014 serta Perkiraan Februari s.d Maret 2014
y-o-y (%)

12

2010

10

2011

2012

2013

2014

8
6
4
2
0
1

10

11

12

Catatan: Inflasi Februari - Maret 2014 merupakan angka perkiraan dengan


deviasi 1%

Grafik 6.3. Perkembangan Inflasi Tahun Kalender (ytd) Kota Jambi


Periode Tahun 2010 s.d. Januari 2014 serta Perkiraan Februari s.d Maret 2014
y-t-d (%)

12

2010

10

2011

2012
2013

2014

4
2
0

-2

10

11

12

-4

Catatan: Inflasi Februari - Maret 2014 merupakan angka perkiraan dengan


deviasi 1%

Penyebab utama meningkatnya harga-harga di triwulan diperkirakan


berasal dari kenaikan harga pada bahan makanan karena faktor cuaca. Tingginya
curah hujan berpotensi besar menjadi penyebab gagal panen pada sentra-sentra
produksi tanaman bahan makanan serta berpotensi menganggu jalur distribusi
barang. Kondisi tersebut akan berdampak pada berkurangnya pasokan dan
menaikkan harga jual. Selain itu, keputusan Pertamina menaikkan harga elpiji
ukuran 12 kg serta kenaikan UMP Jambi 2014 yang mencapai 15,56% juga akan
berpotensi memberikan tekanan ke inflasi.

TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

81

PROSPEK PEREKONOMIAN D AERAH

Beberapa komoditi yang berpeluang menjadi penyumbang utama inflasi di


triwulan mendatang adalah bahan bakar rumah tangga, mobil, serta beberapa
komoditas bahan makanan seperti cabe merah, beras, cabe hijau, bawang merah
dan bayam.
Faktor yang berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama triwulan
mendatang dan menyebabkan perkiraan inflasi keluar dari sasaran antara lain 1)
Masih berlanjutnya tekanan nilai tukar rupiah terhadap dollar, 2) Potensi
meningkatnya ekspektasi inflasi perusahaan sebagai antisipasi resiko perubahan
harga pada tahun 2014, 3) Rencana Pemerintah untuk menaikkan kembali harga
TTL (Tarif Tenaga Listrik) di tahun 2014 akan berdampak inflasi baik secara
langsung maupun melalui dampak lanjutannya, serta 4.) Kondisi infrastruktur
(jalan, jembatan) yang masih terkendala serta terhambatnya arus di pelabuhan
yang akan meningkatkan biaya distribusi dan transportasi barang dan jasa.
Beberapa hal tersebut diperkirakan akan memacu meningkatnya angka inflasi
pada periode triwulan I tahun 2014.
Sementara, masih tercukupinya stok beberapa kebutuhan pokok cukup
mampu meredam potensi gejolak harga yang terjadi sewaktu-waktu. Stok beras
di BULOG Divre Jambi juga diprakirakan cukup untuk meredam gejolak harga
beras. Namun demikian, khusus untuk raskin, BULOG mencatat bahwa realisasi
penyalurannya masih rendah karena terkendala pengkinian data penerima raskin
oleh Pemerintah Daerah. Apabila kondisi tersebut tidak segera diatasi, harga
beras premium di pasaran berpotensi meningkat karena permainan harga oleh
pedagang yang pada akhirnya akan memberikan tekanan pada laju inflasi.

C. Rekomendasi Kebijakan
Menyikapi kondisi perekonomian triwulan IV
triwulan I

2013 serta proyeksi ekonomi

2014 beberapa hal yang patut menjadi perhatian adalah:

1. Penguatan fungsi Tim Pengendalian Inflasi Daerah


Inflasi kota Jambi pada akhir tahun 2013 tercatat pada level yang cukup
tinggi,

yaitu

sebesar

8,74%(yoy).

Tingginya

laju

inflasi

tersebut

memberikan dampak bagi meningkatnya angka garis kemiskinan di


82

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013

PROSPEK PEREKONOMIAN D AERAH

Provinsi Jambi. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu adanya penguatan


peran TPID dalam menahan laju inflasi melalui tindakan yang intens dan
nyata. Salah satu hal yang perlu segera mendapatkan respon dari
Pemerintah Daerah adalah percepatan pembentukan TPID tingkat
Kabupaten/Kota sesuai amanat Inmendagri No. 27 Tahun 2013. Sampai
dengan triwulan laporan, di Provinsi Jambi telah terbentuk 8 (tujuh) TPID,
yaitu TPID Provinsi Jambi, Kota Jambi, Kabupaten Merangin, Kabupaten
Bungo, Kabupaten Tebo, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kota Sungai
Penuh dan Kabupaten Batanghari. Ke depan, selain memiliki tugas untuk
mengendalikan laju inflasi daerah, TPID diharapkan dapat menjadi
wadah/forum untuk melakukan evaluasi program kerja dan pemantauan
realisasi anggaran masing-masing anggota TPID karena penumpukan
realisasi anggaran di akhir tahun anggaran menjadi salah satu penyebab
tingginya laju inflasi di akhir tahun.
2. Program ketahanan pangan (khusunya komoditas penyumbang inflasi
terbesar)
Salah satu penyebab utamanya inflasi di Provinsi Jambi pada triwulan
laporan adalah tekanan inflasi volatile food. Ketergantungan yang besar
akan bahan makanan dari daerah lain menyebabkan peluang bagi kartelkartel besar untuk membentuk harga pasar sesuai ekspektasi mereka.
Kondisi tersebut diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan yang
akan datang. Oleh karena itu, perlu dikembangkan sinergi yang baik
antara Pemerintah melalui dinas terkait dengan instansi-instansi lainnya
untuk menggalakkan program ekstensifikasi dan intensifikasi tanaman
pangan di lahan-lahan yang selama ini tidak produktif untuk mencukupi
kebutuhan domestik Provinsi Jambi. Tanaman pangan yang menjadi
prioritas untuk dikembangkan di Provinsi Jambi antara lain cabe merah,
bawang merah, dan padi. Program ketahanan dapat dikembangkan lebih
lanjut

menjadi

program

kawasan

pertanian

terpadu

dengan

menggabungkan pertanian dan peternakan. Selain mengendalikan laju

TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

83

PROSPEK PEREKONOMIAN D AERAH

inflasi, program tersebut juga dapat menjadi pendorong pertumbuhan


ekonomi serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.
3. Pengendalian Ekspektasi Inflasi
Sebagai upaya untuk mengendalikan ekspektasi inflasi masyarakat
terhadap harga barang/jasa khususnya komoditas sembako, perlu adanya
peran

aktif

Pemerintah

Daerah

melalui

Dinas

Perindustrian

dan

Perdagangan untuk secara rutin menyampaikan perkembangan harga


sembako kepada masyarakat melalui media cetak atau elektronik. Salah
satu media yang kami rekomendasikan adalah website Pemerintah Provinsi
dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
4. Penurunan produksi migas
Penurunan produksi migas di Provinsi Jambi yang berdampak pada
turunnya PDRB salah satunya disebabkan oleh usia sumur minyak yang
sudah tua dan tidak optimal. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu
dilakukan pencarian dan pengeboran sumur-sumur minyak yang baru agar
produksi migas kembali meningkat. Kegiatan pengeboran sumur-sumur
migas yang baru tersebut perlu mendapatkan dukungan dari Pemerintah
Daerah khususnya terkait kelancaran perizinan.
5. Batu Bara dan Mineral Lainnya
Terkait

penerapan

kebijakan

ekspor

mineral,

mengupayakan

pembangunan PLTU dan industri pengolahan yang menggunakan batu


bara sebagai bahan baku

sehingga dapat memberikan nilai tambah

ekonomi baik secara domestik maupun ekspor sehingga mendorong


kinerja ekonomi decara keseluruhan.
6. Melambatnya produksi karet
Melambatnya produksi karet pada triwulan laporan disebabkan antara lain
karena

tingginya

menurunkan

curah

produksi

hujan
dan

dan

ekspor

himbauan
karet

GAPKINDO

sebagai

upaya

untuk
untuk

mendongkrak harga karet. Faktor cuaca dan himbauan GAPKINDO


tersebut diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan mendatang.
Oleh karena itu, Pemerintah dan pihak-pihak terkait perlu memanfaatkan
84

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2013

PROSPEK PEREKONOMIAN D AERAH

momen tersebut untuk lebih menggiatkan sosialisasi kepada petani karet


agar memproduksi karet yang bersih dan berkualitas tinggi. Selama ini
produksi karet di Indonesia termasuk Jambi terkenal dengan karetnya yang
kotor. Dengan adanya pemahaman yang baik dari petani, diharapkan
akan menambah nilai jual produksi karet pada saat musim kemarau
nantinya sehingga memicu pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi yang
semakin baik. Selain program sosialisasi karet bersih, perlu dilakukan
peremajaan kembali tanaman karet yang sudah tua dan tidak produktif
lagi.
7. Permasalahan distribusi barang
a) Untuk menunjang kegiatan perdagangan antar daerah maka Provinsi
Jambi diharapkan dapat memiliki data antara lain sebagai berikut:
i. Neraca produksi dan konsumsi kebutuhan bahan makanan di
Provinsi Jambi.
ii. Produksi bahan makanan dan komoditas unggulan termasuk jalur
distribusi, waktu produksi, pembeli serta kebutuhan dalam Provinsi
Jambi.
iii. Ketergantungan bahan makanan di Jambi terhadap daerah lain
termasuk jalur distribusi, asal daerah produsen, serta kebutuhan di
dalam Provinsi Jambi.
iv. Peta produksi, distribusi dan konsumsi bahan makanan se- Provinsi
Jambi.
b) Kemudahan kredit dan penurunan suku bunga kredit sehingga
menurunkan biaya dari produsen.
c) Peningkatan kualitas infrastruktur dan pengurangan biaya tak terduga.
d) Perbaikan kondisi pasar untuk efisiensi biaya serta meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap pasar. Termasuk didalamnya
mengenai modernisasi pasar tradisional sehingga spekulasi harga di
pasar tradisional dapat berkurang.
8. Pembinaan dan Pendampingan UMKM

TRIWULAN IV-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

85

Halaman ini sengaja dikosongkan.

This page is intentionally blank.

LAMPIRAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL


PROVINSI JAMBI

Halaman ini sengaja dikosongkan.

This page is intentionally blank.

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi


Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
LAPANGAN USAHA

2012
Tw II

Tw III

Tw IV

Tw I

Tw II

Tw III

Tw IV

1. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN & PERIKANAN


a. Tanaman Bahan Makanan
b. Tanaman Perkebunan
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya
d. K e h u t a n a n
e. P e r i k a n a n
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
a. Minyak dan Gas Bumi
b. Pertambangan Tanpa Migas
c. Penggalian
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
a. Industri Migas
1). Pengilangan Minyak Bumi
2). Gas Alam cair
b. Industri Tanpa Migas
1). Makanan, Minuman dan Tembakau
2). Tekstil, Brg.Kulit & Alas Kaki
3). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya
4). Kertas dan Barang cetakan
5). Pupuk, Kimia & Brg. dari karet
6). Semen & Brg. galian bukan logam
7). Logam dasar Besi dan baja
8). Brg.dari Logam, Mesin & Peralatannya
9). Barang Lainnya
4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH
a. L i s t r i k
b. G a s
c. Air Bersih
5. B A N G U N A N
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
a. Perdagangan Besar dan eceran
b. H o t e l
c. Restoran
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
a. P e n g a n g k u t a n
1). Angkutan Rel
2). Angkutan Jalan Raya
3). Angkutan Laut
4). Angkutan Sungai, Danau & Penyeberangan
5). Angkutan Udara
6). Jasa Penunjang Angkutan
b. K o m u n i k a s i
1). Pos & Telekomunikasi
2). Jasa Penunjang Komunikasi
8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN
a. B a n k
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank
c. Jasa Penunjang Keuangan
d. Sewa bangunan
e. Jasa Perusahaan
9. JASA-JASA
a. Pemerintahan Umum
1). Adm. Pemerintahan dan Pertahanan
2). Jasa Pemerintahan Lainnya
b. S w a s t a
1). Sosial Kemasyarakatan
2). Hiburan dan Rekreasi
3). Perorangan dan Rumah Tangga
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
P D R B TANPA MIGAS
Jumlah Migas

2013

Tw I

5,016,585.12
1,485,640.95
2,733,902.47
267,500.37
302,634.01
226,907.33
2,935,154.71
2,332,061.80
438,407.62
164,685.29
1,805,130.75
161,500.72
161,500.72
1,643,630.03
657,642.55
8,648.80
770,631.62
84,781.50
40,096.87
55,958.44
8,303.14
17,567.12
157,350.08
134,936.23
22,413.85
758,442.88
2,603,995.21
2,398,001.45
36,258.81
169,734.95
1,067,045.08
980,846.57
676,559.19
114,097.78
43,624.84
95,149.68
51,415.09
86,198.51
84,863.43
1,335.08
872,106.31
391,502.56
57,695.33
4,062.37
406,117.70
12,728.33
1,536,501.56
1,316,359.78
923,464.04
392,895.74
220,141.78
154,344.59
9,966.83
55,830.37
16,752,312
14,258,749
2,493,563

Keterangan: *angka sementara


** angka sangat sementara

5,298,376.79
1,569,823.92
2,898,991.92
277,128.02
316,348.28
236,084.65
3,034,593.08
2,409,027.70
453,857.56
171,707.82
1,923,125.81
169,733.29
169,733.29
1,753,392.53
702,597.51
9,525.38
825,932.08
86,950.04
43,399.10
58,194.94
8,805.37
17,988.09
161,960.15
138,845.24
23,114.90
827,389.16
2,751,169.47
2,533,184.76
38,316.91
179,667.80
1,113,783.59
1,024,306.75
706,652.40
118,145.33
44,186.13
101,738.58
53,584.32
89,476.84
88,088.49
1,388.34
914,231.16
415,728.13
60,969.28
4,256.01
420,213.85
13,063.90
1,586,501.82
1,360,850.41
957,392.98
403,457.43
225,651.41
158,243.64
10,307.00
57,100.76
17,611,131
15,032,370
2,578,761

5,565,256.28
1,607,751.37
3,080,312.24
300,515.43
329,476.68
247,200.55
3,245,437.92
2,624,181.78
440,730.24
180,525.91
2,039,002.81
178,000.68
178,000.68
1,861,002.13
760,450.57
10,165.68
861,532.53
92,019.44
46,232.48
62,463.26
9,263.57
18,874.60
169,859.09
145,080.39
24,778.70
917,311.62
2,972,192.36
2,743,300.22
40,338.37
188,553.77
1,197,357.40
1,103,333.24
753,972.50
121,442.26
44,452.13
127,525.70
55,940.64
94,024.16
92,581.09
1,443.07
958,069.53
443,397.29
66,147.63
4,585.93
430,545.20
13,393.48
1,638,020.93
1,401,344.46
983,235.65
418,108.82
236,676.46
166,285.45
10,938.37
59,452.64
18,702,508
15,900,325
2,802,182

5,683,086.48
1,632,962.43
3,134,775.37
312,898.36
350,662.21
251,788.11
3,411,489.41
2,754,472.08
468,001.07
189,016.27
2,156,261.53
187,314.17
187,314.17
1,968,947.36
810,168.68
10,363.53
912,456.49
94,268.28
46,583.82
66,347.81
9,525.61
19,233.15
182,347.73
155,791.31
26,556.42
1,079,268.04
3,132,381.05
2,896,370.48
42,318.81
193,691.77
1,243,347.42
1,145,998.00
786,783.27
123,969.35
44,739.56
133,492.23
57,013.59
97,349.43
95,856.24
1,493.19
1,004,025.23
479,823.74
68,972.92
4,766.54
436,675.01
13,787.02
1,675,915.91
1,430,047.24
998,307.85
431,739.39
245,868.67
174,513.61
11,167.10
60,187.96
19,568,123
16,626,337
2,941,786

5,971,772.56
1,727,770.15
3,296,856.36
332,875.20
355,399.40
258,871.45
3,068,263.29
2,422,411.90
446,195.32
199,656.07
2,172,087.06
183,327.55
183,327.55
1,988,759.51
806,626.40
10,689.07
928,380.17
93,396.63
49,869.66
70,329.82
9,717.90
19,749.85
194,379.77
166,886.62
27,493.15
1,129,112.93
3,314,540.62
3,070,246.47
41,890.91
202,403.23
1,252,501.63
1,151,503.14
808,948.93
121,378.93
45,059.81
116,106.83
60,008.65
100,998.49
99,446.37
1,552.11
1,044,375.39
496,968.65
71,650.88
4,911.47
456,482.03
14,362.36
1,718,010.24
1,465,920.70
1,024,118.26
441,802.44
252,089.54
179,224.48
11,548.42
61,316.64
19,865,043
17,259,304
2,605,739

6,217,875.04
1,827,424.70
3,418,269.66
338,505.33
366,836.69
266,838.66
3,231,945.66
2,554,075.81
472,808.69
205,061.16
2,261,908.33
188,330.74
188,330.74
2,073,577.59
841,375.63
11,274.45
964,935.40
98,986.66
52,071.48
74,663.41
9,934.58
20,335.97
202,297.99
174,363.66
27,934.33
1,194,460.17
3,517,359.19
3,262,163.67
44,893.11
210,302.40
1,319,243.93
1,215,526.91
843,612.07
125,810.75
45,752.76
138,527.30
61,824.03
103,717.01
102,121.60
1,595.41
1,100,958.73
533,072.73
75,441.55
5,134.08
472,557.24
14,753.14
1,782,578.22
1,518,446.71
1,060,773.49
457,673.22
264,131.50
188,802.93
11,980.05
63,348.52
20,828,627
18,086,221
2,742,407

6,522,244.93
1,895,281.71
3,614,425.67
356,074.73
376,599.81
279,863.01
3,593,267.19
2,877,768.89
501,689.75
213,808.55
2,291,839.68
208,463.51
208,463.51
2,083,376.17
844,470.51
11,376.11
969,402.60
97,796.86
52,817.81
75,472.38
10,086.44
21,953.45
208,004.86
178,987.32
29,017.54
1,246,655.98
3,737,606.36
3,475,753.61
46,599.70
215,253.04
1,399,242.22
1,290,672.72
903,824.42
124,558.91
46,448.37
151,592.01
64,249.01
108,569.50
106,902.60
1,666.90
1,151,165.14
561,418.57
80,595.51
5,422.42
488,614.95
15,113.69
1,852,455.96
1,579,361.73
1,118,184.66
461,177.07
273,094.23
196,420.44
12,315.47
64,358.32
22,002,482
18,916,250
3,086,232

6,686,797.43
1,935,848.81
3,702,361.58
363,242.25
397,857.15
287,487.63
3,776,936
3,057,245.53
497,291.64
222,398.70
2,410,652.36
220,697.16
220,697.16
2,189,955.20
883,187.47
12,269.61
1,012,252.85
116,093.62
53,980.98
79,618.56
10,190.94
22,361.16
216,046.33
185,972.95
30,073.38
1,303,343.74
3,955,679
3,684,782.45
47,982.27
222,914.41
1,428,029
1,315,925
920,118.17
126,660.50
46,713.71
157,064.54
65,368.36
112,104
110,426.94
1,677.26
1,171,046
578,985.11
82,329.14
5,599.71
488,742.04
15,389.66
1,913,630
1,632,285
1,158,604.93
473,680.40
281,345
203,597.21
12,523.76
65,224.18
22,862,160
19,584,218
3,277,943

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi


Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
LAPANGAN USAHA
1

Tw I

Tw II

Tw III

Tw IV

2013
Tw I

Tw II

Tw III

Tw IV

2012
4

1. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN & PERIKANAN 1,451,186.57


a. Tanaman Bahan Makanan
532,026.15
b. Tanaman Perkebunan
702,512.85
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya
95,456.39
d. K e h u t a n a n
64,936.63
e. P e r i k a n a n
56,254.56
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
632,817.93
a. Minyak dan Gas Bumi
462,989.81
b. Pertambangan Tanpa Migas
110,446.89
c. Penggalian
59,381.24
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
602,128.98
a. Industri Migas
33,678.54
1). Pengilangan Minyak Bumi
33,678.54
2). Gas Alam cair
b. Industri Tanpa Migas
568,450.44
4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH
41,537.78
a. L i s t r i k
36,271.74
b. G a s
c. Air Bersih
5,266.04
5. B A N G U N A N
232,285.95
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
879,489.33
a. Perdagangan Besar dan eceran
809,836.44
b. H o t e l
15,380.24
c. Restoran
54,272.65
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
352,177.09
a. P e n g a n g k u t a n
319,522.49
1). Angkutan Rel
2). Angkutan Jalan Raya
202,129.19
3). Angkutan Laut
43,026.37
4). Angkutan Sungai, Danau & Penyeberangan
17,879.40
5). Angkutan Udara
36,365.42
6). Jasa Penunjang Angkutan
20,122.11
b. K o m u n i k a s i
32,654.60
1). Pos & Telekomunikasi
32,298.19
2). Jasa Penunjang Komunikasi
356.41
8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN
282,677.58
a. B a n k
154,075.06
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank
14,872.36
c. Jasa Penunjang Keuangan
1,549.81
d. Sewa bangunan
108,019.05
e. Jasa Perusahaan
4,161.30
9. JASA-JASA
393,196.05
a. Pemerintahan Umum
325,992.49
1). Adm. Pemerintahan dan Pertahanan
210,188.92
2). Jasa Pemerintahan Lainnya
115,803.57
b. S w a s t a
67,203.56
1). Sosial Kemasyarakatan
43,251.78
2). Hiburan dan Rekreasi
3,755.93
3). Perorangan dan Rumah Tangga
20,195.85
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
4,867,497
P D R B TANPA MIGAS
4,370,829
Jumlah Migas
496,668

Keterangan: *angka sementara


** angka sangat sementara

1,491,500.03
545,148.73
725,854.91
96,459.78
66,745.15
57,291.46
664,546.24
489,491.91
114,365.25
60,689.08
621,508.05
34,590.07
34,590.07
586,917.98
42,221.57
36,925.09
5,296.48
241,824.86
899,172.48
827,576.34
15,888.05
55,708.09
361,213.60
327,861.55
208,254.26
43,653.82
17,962.09
37,566.59
20,424.78
33,352.05
32,990.95
361.10
290,388.04
160,109.54
15,233.60
1,581.31
109,258.77
4,204.82
397,868.41
329,898.89
212,765.30
117,133.59
67,969.52
43,753.04
3,796.16
20,420.32
5,010,243
4,486,161
524,082

1,518,732.27
541,828.02
751,429.73
98,481.08
68,202.32
58,791.11
691,806.04
517,084.93
111,902.99
62,818.11
645,624.17
35,713.38
35,713.38
609,910.79
43,115.20
37,714.74
5,400.47
263,095.05
939,087.21
865,079.09
16,276.04
57,732.09
375,484.18
341,287.30
214,552.84
44,232.08
18,006.22
43,416.58
21,079.58
34,196.88
33,829.07
367.81
295,249.61
162,965.44
15,799.13
1,643.40
110,592.95
4,248.68
402,330.21
332,812.45
213,973.78
118,838.67
69,517.76
44,776.97
3,893.68
20,847.12
5,174,524
4,621,726
552,798

1,542,865.25
543,671.66
768,966.73
99,710.99
71,814.36
58,701.52
724,265.28
540,846.09
119,013.97
64,405.22
663,662.58
37,079.35
37,079.35
626,583.23
45,734.43
40,062.65
5,671.78
294,422.77
956,235.86
881,149.06
16,877.10
58,209.70
384,400.33
349,732.30
221,067.56
44,760.25
18,075.94
44,610.77
21,217.78
34,668.03
34,295.59
372.43
304,502.14
170,696.98
16,017.25
1,665.75
111,803.39
4,318.77
405,179.46
334,914.83
215,015.72
119,899.11
70,264.63
45,240.45
3,963.74
21,060.44
5,321,268
4,743,343
577,925

1,561,622.94
550,766.84
779,128.38
100,714.53
71,551.90
59,461.29
631,830.47
459,862.28
106,265.49
65,702.71
655,487.55
36,014.75
36,014.75
619,472.80
46,271.02
40,515.14
5,755.88
300,356.07
979,291.92
903,418.02
16,375.11
59,498.79
382,249.09
346,530.18
224,062.31
44,241.72
18,162.57
38,031.78
22,031.78
35,718.91
35,337.00
381.91
308,798.33
172,940.80
16,194.92
1,688.50
113,565.33
4,408.78
408,617.24
337,487.49
216,216.29
121,271.20
71,129.74
45,854.26
4,007.08
21,268.41
5,274,525
4,778,648
495,877

1,600,976.02
576,307.19
790,735.90
101,556.19
72,021.82
60,354.93
673,057.36
496,262.73
110,214.77
66,579.87
671,714.98
36,241.09
36,241.09
635,473.89
46,979.14
41,202.85
5,776.29
307,979.73
1,008,493.90
930,714.61
17,317.72
60,461.57
392,716.44
356,529.80
226,597.48
45,247.66
18,282.07
43,983.81
22,418.78
36,186.64
35,800.43
386.21
315,069.03
177,524.95
16,518.91
1,724.75
114,841.98
4,458.45
416,034.56
343,451.14
219,810.41
123,640.72
72,583.42
47,173.58
4,063.63
21,346.20
5,433,021
4,900,517
532,504

1,637,790.29
590,278.38
808,013.24
103,672.99
73,364.72
62,460.97
722,804.98
539,759.52
115,406.96
67,638.50
664,067.51
39,495.13
39,495.13
624,572.37
47,410.20
41,585.53
5,824.67
314,195.58
1,043,019.15
964,381.64
17,562.37
61,075.15
409,808.35
372,732.32
239,937.46
44,736.85
18,439.89
46,633.85
22,984.28
37,076.03
36,681.76
394.27
321,115.57
181,928.21
17,056.46
1,779.71
115,844.02
4,507.17
421,417.92
348,061.75
224,421.03
123,640.72
73,356.16
47,594.98
4,148.92
21,612.27
5,581,630
5,002,375
579,255

1,648,803.26
596,391.24
808,976.11
105,273.26
75,150.61
63,012.03
728,062.59
544,443.46
114,944.91
68,674.22
685,824.41
40,385.34
40,385.34
645,439.07
47,953.26
42,032.20
5,921.06
322,978.16
1,092,863.60
1,012,942.08
17,901.04
62,020.48
414,048.08
376,374.75
242,800.99
44,751.21
18,461.37
47,067.80
23,293.37
37,673.33
37,277.28
396.05
320,267.90
182,766.57
17,108.18
1,801.27
114,023.62
4,568.27
429,300.38
354,687.04
229,241.21
125,445.82
74,613.34
48,731.07
4,200.15
21,682.12
5,690,102
5,105,273
584,829

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi


Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Penggunaan (Juta Rupiah)
Komponen
1. Konsumsi Rumah Tangga
1.1. Makanan
1.2. Non Makanan
2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
3. Konsumsi Pemerintah
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto
5. Perubahan Stok
6. Ekspor Barang dan Jasa
6.1. Ekspor Luar Negeri
6.2. Ekspor Antar Daerah
7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa
7.1. Impor Luar Negeri
7.2. Impor Antar Daerah
PDRB

II-2012

III-2012

IV-2012

10,249,899
6,417,265
3,832,634
113,045
3,172,848
3,115,877
475,637
8,825,751
4,938,620
3,887,130
8,341,925
218,818
8,123,107

10,741,320
6,691,116
4,050,203
118,368
3,303,815
3,336,579
473,567
8,941,641
3,664,121
5,277,520
8,212,781
330,659
7,882,122

11,153,704
6,778,506
4,375,198
121,909
3,352,018
3,564,142
505,644
9,368,967
4,876,696
4,492,271
8,498,261
386,981
8,111,280

17,611,131

18,702,508

19,568,123

I-2013

II-2013

III-2013

IV-2013

11,250,422
7,010,477
4,239,945
125,668
3,195,439
3,697,774
531,668
8,377,767
3,336,128
5,041,639
7,313,694
204,991
7,108,703

11,627,325
7,210,065
4,417,259
130,729
3,308,439
3,841,367
559,834
9,588,588
4,325,871
5,262,717
8,227,655
381,682
7,845,974

12,311,042
7,587,242.18
4,723,800
137,699
3,473,798
4,041,221
540,113
10,098,444
4,419,738.71
5,678,705.71
8,599,835
1,007,555.51
7,592,279.59

12,564,506
7,705,912.70
4,858,593
141,301
4,412,263
4,259,987
583,985
9,587,223.86
4,381,496.58
5,205,727.28
8,687,106
1,580,387.88
7,106,717.67

19,865,043

20,828,627

22,002,482

22,862,160

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi


Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Penggunaan (Juta Rupiah)
Komponen
1. Konsumsi Rumah Tangga
1.1. Makanan
1.2. Non Makanan
2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
3. Konsumsi Pemerintah
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto
5. Perubahan Stok
6. Ekspor Barang dan Jasa
6.1. Ekspor Luar Negeri
6.2. Ekspor Antar Daerah
7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa
7.1. Impor Luar Negeri
7.2. Impor Antar Daerah
PDRB

II-2012

III-2012

IV-2012

I-2013

II-2013

III-2013

IV-2013

3,360,579
2,186,117
1,174,462
33,712
953,418
865,690
161,820
3,444,534
2,224,168
1,220,366
3,809,509
89,566
3,719,943.49

3,441,819
2,231,223
1,210,596
34,574
984,147
924,886
158,560
3,354,134
1,655,700
1,698,435
3,723,597
132,542
3,591,056

3,467,011.76
2,240,359.79
1,226,651.97
35,149.54
995,088.87
984,300.06
170,711.44
3,744,327.55
2,218,567.11
1,525,760.44
4,075,321.11
153,172.82
3,922,148.29

3,482,976
2,248,046
1,234,930
35,508
923,965
994,613
176,618
3,157,363
1,509,279
1,648,084
3,496,519
80,748
3,415,770.97

3,515,299.35
2,263,389.29
1,251,910.05
36,355.02
942,489.77
1,015,599.42
183,262.62
3,601,737.06
1,933,219.86
1,668,517.19
3,861,722.08
149,119.37
3,712,602.71

3,594,996
2,309,314
1,285,682
37,246
959,093
1,035,282
172,835
3,715,760.59
1,922,832
1,792,929
3,933,583.21
388,328
3,545,256

3,620,634.99
2,320,167.89
1,300,467.10
37,811.85
1,186,877.75
1,067,196.92
182,721.14
3,438,332.48
1,806,682.82
1,631,649.66
3,843,473.49
585,097.16
3,258,376.33

5,010,243.27

5,174,523.98

5,321,268.11

5,274,524.62

5,433,021.16

5,581,629.55

5,690,101.64

Keterangan: *angka sementara


** angka sangat sementara

Indeks Harga Konsumen (IHK) Jambi


Tahun Dasar 2007=100

komoditi
UMUM / TOTAL
BAHAN MAKANAN
MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU
PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR
SANDANG
KESEHATAN
PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA
TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN

Sumber: BPS Provinsi Jambi

41,275.00 41,306.00 41,334.00 41,365.00 41,395.00 41,426.00 41,456.00 41,487.00 41,518.00 41,548.00 41,579.00 41,609.00
141.15
141.88
142.02
141.91
142.71
144.61
149.31
151.10
149.71
151.01
150.68
151.28
162.00
162.64
162.65
162.29
162.70
165.70
173.77
177.51
169.60
172.72
170.15
170.27
164.77
165.50
166.29
166.40
168.12
168.53
169.76
170.54
173.14
173.37
174.46
175.78
129.52
130.42
130.56
130.77
132.74
132.79
133.23
134.18
135.72
137.61
138.23
138.98
136.44
135.96
135.28
134.15
132.75
133.01
132.66
133.79
135.69
135.08
134.81
135.44
123.27
123.83
123.83
123.92
124.31
124.35
124.53
124.53
124.90
124.93
125.68
126.17
131.19
131.57
131.65
131.46
131.44
131.56
132.60
132.65
132.77
132.79
133.03
133.11
111.68
112.87
112.92
112.94
113.10
118.53
130.44
132.49
131.48
131.68
131.76
132.35

TIM PENYUSUN
PENANGGUNG JAWAB
V. Carlusa, Poltak Sitanggang

KOORDINATOR PENYUSUN
Meily Ika Permata

TIM PENULIS
Unit Asesmen Ekonomi dan Keuangan

KONTRIBUTOR
Unit Statistik, Survei dan Liaison
Unit Operasional Kas
Unit Layanan Nasabah, Kliring, Perizinan & Pengawasan Sistem Pembayaran

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAMBI


Tim Ekonomi dan Keuangan
Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura, Jambi 36122
No. Telp. (0741) 62245, Fax No.(0741) 62112
Softcopy dapat diunduh di http://bi.go.id/web/id/Publikasi/Ekonomi_Regional/KER/Jambi
Email : meily@bi.go.id, yuliuskhris_b@bi.go.id, nurcahaya@bi.go.id

Anda mungkin juga menyukai