Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)


I.
II.

MASALAH UTAMA
Perubahan persepsi sensori:halusinasi dengar
PROSES TERJADINYA MASLAH
1. Pengertian
a. Perbuahan sensori persepsi adalah sutu keadaan dimana
seseorang mengalami perubahan dalam jumlah dan pola dari
stimulus yang mendekati (yang diprakarsai secara internal atau
eksternsal) disertai dengan pengurangan berlebihan distorsi
atau kelainan berespon terhadap stimulus (1998).
b. Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa
stimulus yang nyata artinya klien menginterprestasikan sesuatu
yang nyata tanpa stimulus atau rangsangan dari luar (maramis
1980)
c. Halusinasiu merupakan reaksi terhadap stress dan usaha dari
alam tidak sadar untuk melindungi egonya atau pertanyataan
simbolik dari gangguan psikotik individu. Halusinasi adalah
kejala skunder dari skizofrenia dank lien dengan skizofrenia 70%
mengalami halusinasi pendengaran dan 20% mengalami
campuran halusinasi pendengaran dan halusinasi pengelihatan
(stuart dan sundeen 1995)
2. Rentang respon
RENTANG RESPON HALUSINASI/NEUROBILOLOGIK
Respon adaptif
maladaptive
-pikiran logis
pikiran
-persepsi akurat
-emosi konsisten

respon

-distorsi pikiran

-gangguan

-ilusi
-halusinasi
-reaksi emosi berlebihan -kesukaran proses
emosi

3. Penyebab
1. Factor predisposisi
a. Biologis
- Gangguan perkembangan dan fungsi otak/susunan saraf
pusat
- Gejala yang mungkin muncul adalah: hambatan dalam
belajar, berbicara, daya ingat dan mungkin perilaku
kerkerasan
b. Psikologis
- Sikap dan keadaan keluarga dan juga lingkungan
- Penolakan dan kekerasan dalam kehidupan klien
- Pola asuh pada usia anak-anak yang tidak adekuat

c. Social budaya
- Kemiskinan, konflik social budaya (peperangan,
kerusuhan, kerawanan keamanan)
- Kehidupan yang terisolir disertai stress yang menumpuk
2. Factor prespitasi
a. Kurangnya sumber daya atau dukungan social yang dimiliki
b. Respon koping yang maladaptif
c. Komunikasi dalam keluarga kurang, atau juga kemampuan
financial keluarga
Fase-fase halusinasi
1. Fase pertama atau comforting (ansietas sedang)
- Klien mengalami stress, cemas, perasaan perpisaham,
kesepian
- Klien mulai melamun dan memikirkan hal-hal yang
menyenangkan. Cara ini hanya menolong sementara
2. Fase kedua condemning (ansietas berat)
- Kecemasan meningkat, melamun, berfikir sendiri jadi
dominan
- Mulai di resahkan oleh bisikan yang tidak jelas
- Klien tidak ingin orang lain tahu dan dia tetap dapat
mengontrol
3. Fase ketiga atau kontroling (ansietas sangat berat)
- Bisikan suara, isi halusinasi semakin menjol, menguasai
dan mengontrol klien
- Klien menjadi terbiasa dan tidak berdaya terhadap
halusinasi
4. Fase ke empat conguering (panik)
- Halusinasi berubah menjadi mengancam, memerintah
dan memarahi klien
- Klien menjadi takut, tidak berdaya, hilang control, dan
tidak dapat berhubungan secara nyata dengan orang lain
dilingkungan
Identifikasi adanya perilaku halusinasi
1. Isi halusinasi
- Menanyakan apa yang di dengar
- Apa bentuk bayangan yang didengar
- Bau apa yang tercium
- Rasa apa yang dikecap
- Merasakan apa yang di permukaan tubuh
2. Waktu dan frekwensi
- Kapan pengalaman halusinasi itu muncul
- Bilamungkin klien diminta menjelaskan kapan persis
waktu terjadinya halusinasi tersebut
3. Situasi pencetus halusinasi

III.

Menanyakan pada klien peristiwa atau terjadinya yang


dialami sebelum halusinasi muncul
- Mengobservasi apa yang dialami klien menjelang
halusinasi
Macam-macam haluisnasi
1. Halusinasi pendengaran
2. Halusinasi penglihatan
3. Halusinasi penciuman
4. Halusinasi pengecapan
5. Halusinasi perabaan
4. Tanda dan gelaja
- Bicara dan tersenyum sendiri
- Mendengar suara-suara
- Marah-marah dan gelisah
- Merusak, menyerang, bermusuhan
- Menarik diri dan menghindar dari orang lain
- Lebih banyak berdiam diri
- Tidak bisa membelokkan (stimulus nyata atau tidak
nyata)
- Ekspresi muka tegang dan tersinggung
5. Akibat
- Mencedrai diri sendiri dan orang lain atau lingkungan
- Bermusuhan dan perilaku kekerasan
POHON MASALAH
Akibat..
Mencedrai diri sendiri dan
orang lain atau lingkungan
Masalah utama
Perubahan sensori persepsi,
halusinasi
Penyebab..
Isolasi sosial : menarik
diri

B. masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji


1. resiko menciderai diri sendiri/orang lain/lingkungan
Ds: klien mengatakan suara-suara itu mengganggu saya sampai saya pusing, tidak
bias tidur, dan pengen marah-marah
Do: - klien gelisah
-

Klien marah-marah dengan memukul orang lain


bermusuhan, merusak atau menyerang
sering terbangun saat tidur

2. perubahan sensori persepsi: halusinasi pendengaran

DS:klien mengatakan sangat sering mendengar suara-suara mama marah-marah


tapi tidak ada wujudnya saat malam jam 12 saat saya sendirian
DO:- klien menutupi telingan dan merasa takut
-

Klien berbicara dan tertawa sendiri


Klien tiba-tiba mrah saat malam hari
Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung
Klien sering berteriak

3. isolasi social menarik diri


DS: klien mengatakan teman saya Cuma Siti tukiem saja yang lain tidak
DO: - klien menyendiri dikamar/ suatu tempat
-

Menghindar dari pergaulan orang lain


Tidak menpunyai teman
Pilih-pilih teman

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Resiko menciderai diri sendiri/orang lain/ lingkungan b.d halusinasi
2. Perubahan sensosi persepsi:halusinasi b.d menarik diri
3. Isolasi social menarik diri b.d harga diri rendah
V. RENCANA KEPERAWATAN
DX.1. resiko mencederai diri sendiri/orang lain/lingkungan b.d halusinasi
A. Tujuan umum(TUM)
Klien tidak mencederai diri sendiri/orang lain/lingkungan
B. Tujuan khusus (TUK)
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
1.1.
Bina hubungan saling percaya
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien da nama panggilan yang disukai
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
f. Berikan perhatian pada klien (KDM)
1.2.
Berikan kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya
1.3.
Dengarkan ungkapan klien dengan empati
2. Klien dapat mengenali halusinasinya
2.1.
Adakan kontak sering dan singkat (secara bertahap)
2.2.
Obervasi tingkah laku klien terkait halusinasi
2.3.
Bantu klien mengenali halusinasinya
a. Jika mngenali klien sedang halisuniasi, tanyakan apakah ada suara
yang didengar
b. Jika klien menjawab ada, lanjutkan apa yang dikatakan

c. Katakn bahwa perawat percaya klien mendengar suara-suara


namun perawat sendiri tidak mendengarnya (dengan wajah
bersahabat dan tidak menghakimi)
d. Katakana pada klien bahwa klien bahwa klien lain juga ada yang
seperti klien
e. Katakana bahawa perawat akan membantu klien
2.4.
Diskusikan dengan klien
a. Situasi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan halusinasi
b. Waktu, frekwensi terjadinya halusinasi
2.5.
Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi
halusinasi (marah, takut, sedih atau senang)
3. Klien dpat mengontrol halusinasi
3.1.
Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika
terjadi halusinasi (tidur, marah, menyibukkan diri, dll)
3.2.
Diskusikan manfaat dan cara yang digunakan klien jika
bermanfaat berikan pujian
3.3.
Diskusikan cara baru untuk memutuskan atau mengontrol
timbulanya halusinasi
a. Katakana: saya tidak mau dengar kamu (pada saat halusinasi
terjadi)
b. Temui orang lain (perawat, teman, anggota keluarga) untuk
bercakap-cakap atau mengatakan halusinasi yang didengar
c. Membuat jadwal sehari-hari
d. Meminta keluarga atau teman atau perawat menyapa klien jika
tampak bicara sendiri, malamun, tidak terkontrol
3.4.
Bantu klien melatih cara memutuskan cara halusinasi
3.5.
Beri kesempatan untuk melatih cara yang dilatih, evaluasi
hasilnya
3.6.
Anjurkan klien mengikuti terapi, aktivitas kelompok jenis
orientasi realita dan stimulasi persepsi
4. Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasnya
4.1.
Anjurkan klien untuk member tahu keluarganya jika mengalami
halusinasi
4.2.
Diskusi dengan keluarga (saat keluarga berkunjung)
a. Gejala halusinasi
b. Cara yang dapat dilakukan untuk memutuskan halusinasi
c. Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi, beri kegiatan,
jangan biarkan sendiri

Anda mungkin juga menyukai