Anda di halaman 1dari 6

TUGAS POKOK DAN FUNGSI (TUPOKSI) GURU

A. PENDAHULUAN
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara PAN Nomor : 83 Tahun 1993 Tentang
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya Dan Keputusan Bersama Menteri
Pendidikan Dan Kebudayaan dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara
nomor : 0433/P/1993 dan Nomor : 25 Tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya dijelaskan bahwa Guru adalah pejabat fungsional
dengan tugas utama mengajar pada jalur pendidikan sekolah yang meliputi TK,
Pendidikan Dasar dan Menengah, atau Bimbingan dan Pendidikan Dasar dan Menengah
(pasal 2 ayat 1).
Pada pasal 3 ayat dijelaskan bahwa guru terbagi menjadi dua yaitu guru yang
mengajar dan guru yang menjadi pembimbing siswa (Guru BP), masing-masing memiliki
tugas pokok sebagai berikut :
1. Guru mata pelajaran (pasal 3 ayat 1) menyusun program pengajaran, penyajikan
program pengajaran, evaluasi belajar, analisis hasil belajar serta menyusun program
perbaikan dan pengayaan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.
2. Guru mata pelajaran (pasal 3 ayat 1) menyusun program bimbingan, penyajikan
program bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksanaan
bimbingan dan tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang
menjadi tanggung jawabnya.
Dalam Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, sebagai
tindak lanjut Undang-undang nomor 23 tahun 2003 tentang sisdiknas dijelaskan bahwa
guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah (pasal 1 ayat 1), dengan kedudukan sebagai tenaga professional pada jenjang
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur
pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan (pasal 2
ayat 1) dan dibuktikan dengan sertifikat profesional (pasal 2 ayat 2). Profesionalitas guru
ditunjukkan dengan berbagai prinsip-prinsip profesionalitas (Bab III pasal 7) dan
Kualifikasi, kompetensi dan sertifikasi (Bab IV pasal 8 13).
Sebagai guru profesional, maka diharuskan memahami betul tugas pokok dan
fungsi Guru selanjutnya dengan peningkatan pemahaman tersebut akan meningkat
pula kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan profesionalitasnya.
B. TUGAS POKOK GURU
Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk
pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang
kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih.
Mendidik berarti meneruskan dan mengem-bangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan.
Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.
Tugas guru dalam bidang kemanusiaan adalah memposisikan dirinya sebagai
orang tua ke dua. Dimana ia harus menarik simpati dan menjadi idola para siswanya.
Adapun yang diberikan atau disampaikan guru hendaklah dapat memotivasi hidupnya
terutama dalam belajar. Bila seorang guru berlaku kurang menarik, maka kegagalan awal
akan tertanam dalam diri siswa.
Guru adalah posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan pembelajaran suatu
bangsa yang tidak mungkin digantikan oleh unsur manapun dalam kehidupan sebuah
bangsa sejak dahulu. Semakin signifikannya keberadaan guru melaksanakan peran dan
tugasnya semakin terjamin terciptanya kehandalan dan terbinanya kesiapan seseorang.
Dengan kata lain potret manusia yang akan datang tercermin dari potret guru di masa
sekarang dan gerak maju dinamika kehidupan sangat bergantung dari "citra" guru di
tengah-tengah masyarakat.
Daoed Yoesoef (1980) menyatakan bahwa seorang guru mempunyai tiga tugas
pokok yaitu tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan (sivic

mission). Jika dikaitkan pembahasan tentang kebudayaan, maka tugas pertama berkaitan
dengar logika dan estetika, tugas kedua dan ketiga berkaitan dengan etika.
1. Tugas-tugas profesional dari seorang guru yaitu meneruskan atau transmisi ilmu
pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai lain yang sejenis yang belum diketahui anak
dan seharusnya diketahui oleh anak.
2. Tugas manusiawi adalah tugas-tugas membantu anak didik agar dapat memenuhi tugastugas utama dan manusia kelak dengan sebaik-baiknya. Tugas-tugas manusiawi itu
adalah trans-formasi diri, identifikasi diri sendiri dan pengertian tentang diri sendiri.
Usaha membantu kearah ini seharusnya diberikan dalam rangka pengertian
bahwa manusia hidup dalam satu unit organik dalam keseluruhan integralitasnya seperti
yang telah digambarkan di atas. Hal ini berarti bahwa tugas pertama dan kedua harus
dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu. Guru seharusnya dengan melalui
pendidikan mampu membantu anak didik untuk mengembangkan daya berpikir atau
penalaran sedemikian rupa sehingga mampu untuk turut serta secara kreatif dalam
proses transformasi kebudayaan ke arah keadaban demi perbaikan hidupnya sendiri dan
kehidupan seluruh masyarakat di mana dia hidup.
3. Tugas kemasyarakatan merupakan konsekuensi guru sebagai warga negara yang baik,
turut mengemban dan melaksanakan apa-apa yang telah digariskan oleh bangsa dan
negara lewat UUD 1945 dan GBHN.
Ketiga tugas guru itu harus dilaksanakan secara bersama-sama dalam kesatuan
organis harmonis dan dinamis. Seorang guru tidak hanya mengajar di dalam kelas saja
tetapi seorang guru harus mampu menjadi katalisator, motivator dan dinamisator
pembangunan tempat di mana ia bertempat tinggal.
Ketiga tugas ini jika dipandang dari segi anak didik maka guru harus memberikan
nilai-nilai yang berisi pengetahuan masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan
datang, pilihan nilai hidup dan praktek-praktek komunikasi. Pengetahuan yang kita
berikan kepada anak didik harus mampu membuat anak didik itu pada akhimya mampu
memilih nilai-nilai hidup yang semakin komplek dan harus mampu membuat anak didik
berkomunikasi dengan sesamanya di dalam masyarakat, oleh karena anak didik ini tidak
akan hidup mengasingkan diri. Kita mengetahui cara manusia berkomunikasi dengan
orang lain tidak hanya melalui bahasa tetapi dapat juga melalui gerak, berupa tari-tarian,
melalui suara (lagu, nyanyian), dapat melalui warna dan garis-garis (lukisan-lukisan),
melalui bentuk berupa ukiran, atau melalui simbul-simbul dan tanda tanda yang
biasanya disebut rumus-rumus.
Jadi nilai-nilai yang diteruskan oleh guru atau tenaga kependidikan dalam rangka
melaksana-kan
tugasnya,
tugas
profesional,
tugas
manusiawi,
dan
tugas
kemasyarakatan, apabila diutarakan sekaligus merupakan pengetahuan, pilihan hidup
dan praktek komunikasi. Jadi walaupun pengutaraannya berbeda namanya, oleh karena
dipandang dari sudut guru dan dan sudut siswa, namun yang diberikan itu adalah nilai
yang sama, maka pendidikan tenaga kependidikan pada umumnya dan guru pada
khususnya sebagai pembinaan prajabatan, bertitik berat sekaligus dan sama beratnya
pada tiga hal, yaitu melatih mahasiswa, calon guru atau calon tenaga kependidikan
untuk mampu menjadi guru atau tenaga kependidikan yang baik, khususnya dalam hal
ini untuk mampu bagi yang bersangkutan untuk melaksanakan tugas profesional.
Selanjutnya, pembinaan prajabatan melalui pendidikan guru ini harus mampu
mendidik mahasiswa calon guru atau calon tenaga kependidikan untuk menjadi manusia,
person (pribadi) dan tidak hanya menjadi teachers (pengajar) atau (pendidik) educator,
dan orang ini kita didik untuk menjadi manusia dalam artian menjadi makhluk yang
berbudaya. Sebab kebudayaanlah yang membedakan makhluk manusia dengan makhluk
hewan. Kita tidak dapat mengatakan bahwa hewan berbudaya, tetapi kita dapat
mengatakan bahwa makhluk manusia adalah berbudaya, artinya di sini jelas kalau yang
pertama yaitu training menyiapkan orang itu menjadi guru, membuatnya menjadi
terpelajar, aspek yang kedua mendidiknya menjadi manusia yang berbudaya, sebab
sesudah terpelajar tidak dengan sendininya orang menjadi berbudaya, sebab seorang
yang dididik dengan baik tidak dengan sendininya menjadi manusia yang berbudaya.
Memang lebih mudah membuat manusia itu berbudaya kalau ia terdidik atau
terpelajar, akan tetapi orang yang terdidik dan terpelajar tidak dengan sendirinya
berbudaya. Maka mengingat pendidikan ini sebagai pembinaan pra jabatan yaitu di satu

pihak mempersiapkan mereka untuk menjadi guru dan di lain pihak membuat mereka
menjadi manusia dalam artian manusia berbudaya, kiranya perlu dikemukakan mengapa
guru itu harus menjadi rnanusia berbudaya. Oleh kanena pendidikan merupakan bagian
dari kebudayaan; jadi pendidikan dapat berfungsi melaksanakan hakikat sebagai bagian
dari kebudayaan kalau yang melaksanakannya juga berbudaya. Untuk menyiapkan guru
yang juga manusia berbudaya ini tergantung 3 elemen pokok yaitu :
1. Orang yang disiapkan menjadi guru ini melalui prajabatan (initial training) harus mampu
menguasai satu atau beberapa disiplin ilmu yang akan diajarkannya di sekolah melalui
jalur pendidikan, paling tidak pendidikan formal. Tidak mungkin seseorang dapat
dianggap sebagai guru atau tenaga kependidikan yang baik di satu bidang pengetahuan
kalau dia tidak menguasai pengetahuan itu dengan baik. Ini bukan berarti bahwa
seseorang yang menguasai ilmu pengetahuan dengan baik dapat menjadi guru yang
baik, oleh karena biar bagaimanapun mengajar adalah seni. Tetapi sebaliknya biar
bagaimanapun mahirnya orang menguasai seni mengajar (art of teaching), selama ia
tidak punya sesuatu yang akan diajarkannya tentu ia tidak akan pantas dianggap
menjadi guru.
2. Guru tidak hanya harus menguasai satu atau beberapa disiplin keilmuan yang harus
dapat diajarkannya, ia harus juga mendapat pendidikan kebudayaan yang mendasar
untuk aspek manusiawinya. Jadi di samping membiasakan mereka untuk mampu
menguasai pengetahuan yang dalam, juga membantu mereka untuk dapat menguasai
satu dasar kebudayaan yang kuat. Jadi bagi guru-guru juga perlu diberikan dasar
pendidikan umum.
3. Pendidikan terhadap guru atau tenaga kependidikan dalam dirinya seharusnya
merupakan satu pengantar intelektual dan praktis kearah karir pendidikan yang dalam
dirinya (secara ideal kita harus mampu melaksanakannya) meliputi pemagangan.
Mengapa perlu pemagangan, karena mengajar seperti juga pekerjaan dokter adalah seni.
Sehingga ada istilah yang populer di dalam masyarakat tentang dokter yang bertangan
dingin dan dokter yang bertangan panas, padahal ilmu yang diberikan sama. Oleh karena
mengajar dan pekerjaan dokter merupakan art (kiat), maka diperlukan pemagangan.
Karena art tidak dapat diajarkan adalah teknik mengajar, teknik untuk kedokteran.
Segala sesuatu yang kita anggap kiat, begitu dapat diajarkan diakalau menjadi teknik.
Akan tetapi kalau kiat ini tidak dapat diajarkan bukan berarti tidak dapat dipelajari. Untuk
ini orang harus aktif mempelajarinya dan mempelajari kiat ini harus melalui pemagangan
dengan jalan memperhatikan orang itu berhasil dan mengapa orang lain tidak berhasil,
mengapa yang satu lebih berhasil, mengapa yang lain kurang berhasil.
C. FUNGSI DAN PERANAN GURU
Menurut Undang Undang No. 20 Tahun 2003 dan Undang Undang No. 14 Tahun
2005 peran guru adalah sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih,
penilai dan pengevaluasi dari peserta didik.
1. Guru Sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para
peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus mempunyai standar kualitas
pribadi tertentu, yang mencakup tanggungjawab, wibawa, mandiri dan disiplin.
Guru harus memahami nilai-nilai, norma moral dan sosial, serta berusaha
berperilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru juga harus
bertanggung jawab terhadap tindakannya dalam proses pembelajaran di sekolah.
Sebagai pendidik guru harus berani mengambil keputusan secara mandiri berkaitan
dengan pembelajaran dan pembentukan kompetensi, serta bertindak sesuai dengan
kondisi peserta didik dan lingkungan.

2. Guru Sebagai Pengajar


Di dalam tugasnya, guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk
mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi dan memahami

materi standar yang dipelajari. Guru sebagai pengajar, harus terus mengikuti
perkembangan teknologi, sehinga apa yang disampaikan kepada peserta didik
merupakan hal-hal yang uptodate dan tidak ketinggalan jaman.
Perkembangan teknologi mengubah peran guru dari pengajar yang bertugas
menyampaikan materi pembelajaran menjadi fasilitator yang bertugas memberikan
kemudahan belajar. Hal itu dimungkinkan karena perkembangan teknologi menimbulkan
banyak buku dengan harga relatif murah dan peserta didik dapat belajar melalui internet
dengan tanpa batasan waktu dan ruang, belajar melalui televisi, radio dan surat kabar
yang setiap saat hadir di hadapan kita.
Derasnya arus informasi, serta cepatnya perkembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan telah memunculkan pertanyaan terhadap tugas guru sebagai pengajar.
Masihkah guru diperlukan mengajar di depan kelas seorang diri ?, menginformasikan,
menerangkan dan menjelaskan. Untuk itu guru harus senantiasa mengembangkan
profesinya secara profesional, sehingga tugas dan peran guru sebagai pengajar masih
tetap diperlukan sepanjang hayat.
3. Guru Sebagai Pembimbing
Guru sebagai pembimbing dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan yang
berdasar-kan pengetahuan dan pengalamannya yang bertanggungjawab. Sebagai
pembimbing, guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu
perjalanan, menetapkan jalan yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan
serta menilai kelancarannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.
Sebagai pembimbing semua kegiatan yang dilakukan oleh guru harus berdasarkan
kerjasama yang baik antara guru dengan peserta didik. Guru memiliki hak dan
tanggungjawab dalam setiap perjalanan yang direncanakan dan dilaksanakannya.
4. Guru Sebagai Pengarah
Guru adalah seorang pengarah bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua. Sebagai
pengarah guru harus mampu mengarkan peserta didik dalam memecahkan
permasalahan-permasalahan yang dihadapi, mengarahkan peserta didik dalam
mengambil suatu keputusan dan menemukan jati dirinya.
Guru juga dituntut untuk mengarahkan peserta didik dalam mengembangkan
potensi dirinya, sehingga peserta didik dapat membangun karakter yang baik bagi
dirinya dalam meng-hadapi kehidupan nyata di masyarakat.
5. Guru Sebagai Pelatih
Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan ketrampilan, baik
intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih,
yang bertugas melatih peserta didik dalam pembentukan kompetensi dasar sesuai
dengan potensi masing-masing peserta didik.
Pelatihan yang dilakukan, disamping harus memperhatikan kompetensi dasar dan
materi standar, juga harus mampu memperhatikan perbedaan individual peserta didik
dan lingkungan-nya. Untuk itu guru harus banyak tahu, meskipun tidak mencakup semua
hal dan tidak setiap hal secara sempurna, karena hal itu tidaklah mungkin.
6. Guru Sebagai Penilai
Penilaian atau evalusi merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena
melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variabel lain yang mempunyai
arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan
dengan setiap segi penilaian. Tidak ada pembelajaran tanpa penilaian, karena penilaian
merupakan proses menetapkan kualitas hasil belajar, atau proses untuk menentukan
tingkat pencapaian tujuan pembelajaran peserta didik.
Sebagai suatu proses, penilaian dilaksanakan dengan prinsip-prinsip dan dengan
teknik yang sesuai, mungkin tes atau non tes. Teknik apapun yang dipilih, penilaian
harus dilakukan dengan prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap, yaitu persiapan,
pelaksanaan dan tindak lanjut.
Mengingat kompleksnya proses penilaian, maka guru perlu memiliki pengetahuan,
ketrampilan dan sikap yang memadai. Guru harus memahami teknik evaluasi, baik tes
maupun non tes yang meliputi jenis masing-masing teknik, karakteristik, prosedur

pengembangan, serta cara menentukan baik atau tidaknya ditinjau dari berbagai segi,
validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran soal.

1.

2.

3.
4.

Dalam perspektif praktis, guru memiliki peran sentral dalam pembelajaran dan
kegiatan administrative lainnya. Secara umum, peranan praktis guru dalam kegiatan
belajar mengajar adalah :
Dalam Proses Belajar Mengajar Sebagaimana telah di ungkapkan diatas, bahwa peran
seorang guru sangar signifikan dalam proses belajar mengajar. Peran guru dalam proses
belajar mengajar meliputi banyak hal seperti sebagai pengajar, manajer kelas,
supervisor, motivator, konsuler, eksplorator, dsb. Yang akan dikemukakan disini adalah
peran yang dianggap paling dominan dan klasifikasi guru sebagai Demonstrator,
Manajer/pengelola kelas, Mediator/fasilitator dan Evaluator
Dalam Pengadministrasian Dalam hubungannya dengan kegiatan pengadministrasian,
seorang guru dapat berperan sebagai Pengambil insiatif, pengarah dan penilai kegiatan
pendidikan Wakil masyarakatAhli dalam bidang mata pelajaran Penegak disiplin dan
Pelaksana administrasi pendidikan
Sebagai Pribadi Sebagai dirinya sendiri guru harus berperan sebagai : Petugas
sosialPelajar dan ilmuwan Orang tua, Teladan dan Pengaman
Secara Psikologis Peran guru secara psikologis adalah: Ahli psikologi pendidikan,
Relationship, Catalytic/pembaharu dan Ahli psikologi perkembangan
WF Connell (1972) membedakan tujuh peran seorang guru yaitu (1)
pendidik(nurturer), (2) model, (3) pengajar dan pembimbing, (4) pelajar (learner), (5)
komunikator terhadap masyarakat setempat, (6) pekerja administrasi, serta (7) kesetiaan
terhadap lembaga.
1.
Peran guru sebagai pendidik (nurturer) merupakan peran-peran yang
berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugastugas pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas yang berkaitan
dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan
sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat. Tugas-tugas ini
berkaitan dengan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk
memperoleh pengalaman-pengalaman lebih lanjut seperti penggunaan kesehatan
jasmani, bebas dari orang tua, dan orang dewasa yang lain, moralitas
tanggungjawab kemasyarakatan, pengetahuan dan keterampilan dasar,
persiapan.untuk perkawinan dan hidup berkeluarga, pemilihan jabatan, dan halhal yang bersifat personal dan spiritual. Oleh karena itu tugas guru dapat disebut
pendidik dan pemeliharaan anak. Guru sebagai penanggung jawab pendisiplinan
anak harus mengontrol setiap aktivitas anak-anak agar tingkat laku anak tidak
menyimpang dengan norma-norma yang ada.
2.
Peran guru sebagai model atau contoh bagi anak. Setiap anak
mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh
karena itu tingkah laku pendidik baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh
masyarakat harus sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat,
bangsa dan negara. Karena nilai nilai dasar negara dan bangsa Indonesia adalah
Pancasila, maka tingkah laku pendidik harus selalu diresapi oleh nilai-nilai
Pancasila.
3.
Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman
belajar. Setiap guru harus memberikan pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman lain di luar fungsi sekolah seperti persiapan perkawinan dan
kehidupan keluarga, hasil belajar yang berupa tingkah laku pribadi dan spiritual
dan memilih pekerjaan di masyarakat, hasil belajar yang berkaitan dengan
tanggurfg jawab sosial tingkah laku sosial anak. Kurikulum harus berisi hal-hal
tersebut di atas sehingga anak memiliki pribadi yang sesuai dengan nilai-nilai
hidup yang dianut oleh bangsa dan negaranya, mempunyai pengetahuan dan
keterampilan dasar untuk hidup dalam masyarakat dan pengetahuan untuk
mengembangkan kemampuannya lebih lanjut.

4.
Peran guru sebagai pelajar (leamer). Seorang guru dituntut untuk selalu
menambah pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan
keterampilan yang dirnilikinya tidak ketinggalan jaman. Pengetahuan dan
keterampilan yang dikuasai tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang
berkaitan dengan pengembangan tugas profesional, tetapi juga tugas
kemasyarakatan maupun tugas kemanusiaan.
5.
Peran guru sebagai setiawan dalam lembaga pendidikan. Seorang guru
diharapkan dapat mem-bantu kawannya yang memerlukan bantuan dalam
mengembangkan kemampuannya. Bantuan dapat secara langsung melalui
pertemuan-pertemuan resmi maupun pertemuan insidental.
6.
Peranan guru sebagai komunikator pembangunan masyarakat. Seorang
guru diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan di segala bidang yang
sedang dilakukan. Ia dapat mengem-bangkan kemampuannya pada bidangbidang dikuasainya.
7.
Guru sebagai administrator. Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik
dan pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan
pengajaran. Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja secara administrasi
teratur. Segala pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar perlu
diadministrasikan secara baik. Sebab administrasi yang dikerjakan seperti
membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya merupakan
dokumen yang berharga bahwa ia telah melaksanakan tugasnya dengan baik.
D. KESIMPULAN
Durasi waktu tugas guru adalah 24 jam waktu tersebut dapat dipahami sebagai
24 kali 45 menit jam pelajaran dan lebih ekstrim lagi, jam tugas guru adalah 24 jam
dalam sehari semalam yaitu ketika guru merencanakan pembelajaran, melaksakanan
pembelajaran, evaluasi, analisis hasil evaluasi dan menyusun program perbaikan dan
pengayaan. Sesungguhnya tanggung jawab guru tidak hanya 24 jam pelajaran dikelas,
melainkan sepanjang waktu, masa dan emosi peserta didik.
Permasalahan yang cukup mendesak adalah mendisain guru agar sesuai dengan
amanat profesionalitas yang disebutkan oleh Undang-Undang Nomor 23 tahun 2003 dan
Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005. Untuk itu hanya ada satu komitmen yaitu belajar
dan menganalisis kembali kedudukan, fungsi, peran, kualifikasi, kompetensi dan
sertifikasi profesionalitas guru, sehingga tercipta kesadaran emosional, intelektual dan
spiritual tentang keguruan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai