Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN VEGETARIAN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

DI KECAMATAN GIANYAR KABUPATEN GIANYAR


PROPINSI BALI TAHUN 2013
Ni Putu Suarsini*)
Meilita Dwi Paundrianagari, S.TP, M.Gizi**)
Fitria Primi Astuti, S.SiT., M.Kes.**)
*) Mahasiswa STIKES Ngudi Waluyo
**) Dosen STIKES Ngudi Waluyo

ABSTRAK
Salah satu faktor yang mempengaruhi BBLR yaitu status gizi ibu. Diet Vegetarian dianggap berisiko
karena asupan protein yang terbatas dikhawatirkan dapat menyebabkan rawan terjadinya defisiensi zat
gizi.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Vegetarian dengan Kejadian Bayi Berat Lahir
Rendah di Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Propinsi Bali Tahun 2013.
Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional ,
pengambilan sampel dengan teknik sampel jenuh, sampel berjumlah 32 ibu yang memiliki neonatus. Data
penelitian menggunakan data sekunder dari catatan persalinan di puskesmas. Data dianalisis dengan
menggunakan uji Chi Square.
Hasil penelitian menunjukkan Responden berdasarkan vegetarian sebanyak 20 orang ( 60,0 % ) dan
responden yang tidak vegetarian sebanyak 12 orang ( 40% ). Responden yang mempunyai bayi dengan berat
badan lahir rendah sebanyak 14 orang ( 43,8% ) dan responden yang tidak mempunyai bayi dengan berat
badan lahir rendah sebanyak 18 orang ( 56,2% ), ada hubungan vegetarian dengan kejadian Berat Bayi Lahir
Rendah di Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Propinsi Bali Tahun karena hasil uji chi square
didapatkan nilai p value = 0,043 dengan hasil Odd Ratio (OR) = 7,5 artinya ibu yang vegetarian saat hamil
memiliki peluang 7,5 kali beresiko memiliki BBLR dibandingkan dengan ibu yang tidak vegetarian.
Upaya untuk menurunkan angka kejadian berat bayi lahir rendah dapat dilakukan oleh bidan dengan
memberikan penyuluhan dan gambaran akan dampak dari vegetarian saat pemeriksaan kehamilan serta
memberitahukan/ mencari solusi makanan pengganti yang dapat dikonsumsi oleh ibu hamil dengan
kebiasaan vegetarian agar berat bayi yang dilahirkan nantinya tetap normal.
Kata Kunci
: Vegetarian, Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
Daftar Pustaka : 31 (2008 2013).

Hubungan Vegetarian dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Propinsi Bali Tahun 2013

ABSTRACT
LBW is an intergenerational problem that will affect the nutritional quality of health throughout a
humans life cycle. Vegetarian diets are considered risky because the limited protein intake can cause
nutrition deficiency .The purpose of this study to determine the relation between vegetarian and low birth
weight babies in Gianyar district, Gianyar regency, Bali province in 2013.
The type of research was analytical survey with cross-sectional approach, the sampling used saturated
sample technique getting the samples of 32 mothers having newborn babies. The data research used
secondary data from the records of baby deliveries in health centers. The data were analyzed by using Chi
Square test.
The results show Respondents who are vegetarians are 20 people (62.55%) and respondents who are not
vegetarian as many as 12 people (37.5%). Respondents who had a baby with low birth weight by 14 people
(43.8%) and respondents who do not have babies with low birth weight are 18 people (56.2%). The results
show an association between vegetarian low birth weight babies in Gianyar district, Gianyar regency, Bali
province in 2013 due to the results of chi square getting p value = 0.043 with the results of Odd Ratio (OR) =
7, 5 meaning the mothers who are vegetarian while pregnant have 7.5 times the risk of having a chance of
low birth weight compared to the mothers who are not vegetarian.
An effort to reduce low birth weight babies can be done by midwives through providing information
and overview about the impact of being vegetarians in prenatal care and through informing or seeking
solutions about the replacement foods that can be consumed by pregnant women with vegetarian habits, so
that babies can be born with normal weight.
Keywords
: Vegetarian, Low Birth Weight Babies (LBW)
Bibliographies : 31 (2008-2013)

PENDAHULUAN
Keadaan kesehatan dan gizi ibu hamil di
Indonesia
tergolong
buruk
dan
masih
mengkhawatirkan. Hal ini dapat dilihat dari masih
tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia. Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2007 menyebutkan
bahwa AKI untuk periode 5 tahun sebelum survey
(2003-2007) sebesar 228 per 100.000 kelahiran
hidup (Depkes RI, 2008). Dibawah MDGs,
negara-negara berkomitmen untuk mengurangi
angka kematian ibu sampai tiga perempat dalam
kurun waktu 1990 dan 2015, yaitu 102 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Angka
Kematian Ibu (AKI) di Propinsi Bali dari tahun
2010 sampai dengan tahun 2012 mengalami
peningkatan yaitu 58,10 per 100.000 kelahiran
hidup menjadi 84,25 per 100.000 kelahiran hidup
dan 95,33 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka kematian ibu secara lengkap
dipengaruhi oleh lima determinan antara lain
status kesehatan, status reproduksi, akses terhadap
pelayanan kesehatan, perilaku kesehatan dan
faktor lain yang tidak diketahui (Prawirohardjo,
2009).
Salah satu faktor yang mempengaruhi status
kesehatan ibu adalah keadaan gizi ibu (Waryana,
2010). Masa kehamilan merupakan masa-masa
yang sangat menentukan kualitas sumber daya
masa depan , karena tumbuh kembang anak
2

sangat ditentukan kondisinya dimasa janin dalam


kandungan. Dengan demikian jika status
kesehatan dan keadaan ibu hamil baik, maka janin
yang dikandungnya akan baik juga dan kesehatan
ibu sewaktu melahirkan akan terjalin. Sebaliknya
jika keadaan status kesehatan dan gizi ibu hamil
kurang baik maka akan dapat berakibat kematian
janin lahir mati dan bayi lahir dengan berat badan
lahir kurang dari normal (BBLR).
Kehamilan menyebabkan meningkatnya
metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi
dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan.
Peningkatan energi dan zat gizi tersebut
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin, pertambahan besarnya organ kandungan,
perubahan komposisi dan metabolisme tubuh.
Bagi ibu hamil pada dasarnya semua zat gizi
memerlukan tambahan, namun yang seringkali
menjadi kekurangan adalah energi protein dan
beberapa mineral seperti zat besi dan kalsium.
Kebutuhan
energi
untuk
kehamilan
memerlukan tambahan ekstra sebanyak kurang
lebih 300 kalori setiap hari selama hamil. Bahan
pangan yang dijadikan sumber protein sebaiknya
(2/3 bagian) pangan yang bernilai biologi tinggi,
seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu dan
hasil olahannya. Protein yang berasal dari
tumbuhan nilai biologinya rendah (cukup 1/3
bagian) (Waryana, 2010) sedangkan bagi para
vegetarian yang saat ini sedang berkembang pesat
di wilayah Bali berpantang untuk mengkonsumsi

Hubungan Vegetarian dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Propinsi Bali Tahun 2013

protein yang berasal dari daging, ikan, telur dan


susu beserta hasil olahannya baik sebelum hamil
maupun saat hamil.
Asupan makanan protein hewani adalah
pantangan bagi para vegetarian. Vegetarian adalah
seorang yang hidup dengan berbagai produk
tumbuhan (nabati), tanpa mengkonsumsi susu dan
telor serta produk olahannya, tetapi secara
keseluruhan, menghindari penggunaan daging
segala jenis hewan.
Kekurangan gizi selama kehamilan bisa
menyebabkan anemia gizi, bayi terlahir dengan
berat badan lahir rendah (BBLR), bahkan bisa
menyebabkan bayi lahir cacat. Berat badan lahir
rendah adalah bayi baru lahir dengan berat badan
lahir kurang dari 2500 gram.
Dari hasil studi pendahuluan di Kecamatan
Gianyar Kabupaten Gianyar Bali pada tanggal 8
juni 2013 dengan sampel acak pada 10 wanita.
Dari wawancara yang dilakukan didapat 8 wanita
yang vegetarian bahwa mulai dari kecil mereka
sudah melaksanakan vegetarian murni tanpa
mengkonsumsi daging dan ikan, tanpa bawang
merah dan bawang putih serta penyedap rasa.
Pada saat hamil pun mereka menjalani vegetarian
seperti biasa dan didapat dari 10 orang wanita
tersebut 6 orang melahirkan anak dengan berat

kurang dari 2500 gram, 2 orang melahirkan bayi


prematur dan 2 orang melahirkan bayi normal.
Dari jumlah tersebut lebih banyak para vegetarian
menyumbang angka kejadian BBLR. Padahal
perkembangan vegetarian di Indonesia juga
termasuk pesat terutama dalam kurun waktu satu
dekade terakhir ini.
Jumlah vegetarian yang terdaftar pada
Indonesia Vegetarian Society (IVS) saat berdiri
pada tahun 1998 sekitar lima ribu orang dan
kemudian meningkat menjadi enam puluh ribu
anggota pada tahun 2007. Prediksi jumlah
vegetarian pada tahun 2010 adalah 500.000 orang.
Angka ini hanya merupakan sebagian kecil dari
jumlah vegetarian yang sesungguhnya karena
tidak semua vegetarian mendaftar menjadi
anggota IVS (Susianto, 2008).
Berdasarkan hal tersebutlah maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
hubungan vegetarian dengan Berat badan lahir
rendah di Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar
Propinsi Bali.
KERANGKA KERJA PENELITIAN
Kerangka Teori

Faktor-faktor yang menyebabkan BBLR


Faktor ibu
- Toksemia Gravidarum (Preeklamsia atau
eklamsia)
- Anemia
- Perdarahan antepartum
- Hyperemesis Gravidarum
- Pola Nutrisi (Vegetarian)
-

Trauma fisik dan psikologis


Nefritis akut
Diabetes Mellitus
Kehamilan dengan malaria
Umur ibu
Usia kehamilan
Paritas
Multigravida
Jarak persalinan terlalu dekat
Keadaan sosial ekonomi

BBLR
Faktor janin
- IUGR/PJT
- Hidramnion
- Kehamilan ganda
- Cacat bawaan/kelainan congenital
- Infeksi selama dalam
kandungan
- Ketuban pecah dini

Gambar 1. Kerangka Teori


Sumber: Muslihatun (2010), Kurniawati (2009), Maryunani (2013)
Hubungan Vegetarian dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Propinsi Bali Tahun 2013

Kerangka Konsep

Variabel independen

Variabel dependen

Vegetarian

Kejadian BBLR

Gambar 2. Kerangka Konsep


Hipotesis Penelitian
Hipotesis pada penelitian ini adalah ada
hubungan antara ibu hamil vegetarian dengan
kejadian bayi berat lahir rendah di Kecamatan
Gianyar Kabupaten Gianyar Provinsi Bali.
Hipotesis adalah jawaban sementara dari
penelitian, patokan duga, atau dalil sementara
yang kebenarannya akan dibuktikan dalam
penelitian. Setelah melalui pembuktian dari hasil

penelitian maka hipotesis ini dapat benar atau


salah, dapat diterima atau ditolak (Notoatmodjo,
2010).
Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian
tentang batasan variabel yang dimaksud, atau
tentang apa yang diukur oleh variabel yang
bersangkutan
(Notoatmodjo,
2010).

Tabel 1. Definisi Operasional


Variabel
Vegetarian

BBLR

Definisi Operasional
Responden yang sudah
mempunyai kebiasaan
sejak umur 0 hari tidak
mengkonsumsi makanan
yang mengandung protein
hewani, dengan atau tanpa
telur dan susu serta
produk olahannya
Berat badan lahir bayi
kurang dari 2.500 gram
tanpa memandang masa
gestasi

Cara Pengukuran
Dokumentasi dari
catatan anggota
Ashram

1. Vegetarian
2. Tidak
Vegetarian

Dokumentasi dari
buku KIA dan
catatan persalinan
coordinator Bidan.

1. BBLR
2. Tidak BBLR

METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survey analitik
dengan pendekatan waktu Cross Sectional.
Survey analitik adalah suatu penelitian yang
dilakukan tanpa melakukan intervensi pada subjek
penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan
suatu keadaan atau situasi (Notoatmodjo, 2010).
Dalam survey analitik ada tiga macam
pendekatan waktu, salah satunya adalah Survey
Cross Sectional . Survey Cross Sectional ialah
suatu penelitian untuk mempelajari dinamika
korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek,
dengan cara pendekatan, observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat
(Notoatmodjo, 2010).

Hasil Pengukuran

Skala
pengukuran
Nominal

Nominal

Populasi Dan Sampel


Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
ibu yang mempunyai bayi neonatus di Kecamatan
Gianyar Kabupaten Gianyar Propinsi Bali pada
bulan Agustus 2013 dengan jumlah 32 ibu yang
mempunyai bayi neonatus.
Sampel
Sampel penelitian ini adalah ibu yang
mempunyai neonatus di Kecamatan Gianyar
Kabupaten Gianyar Propinsi Bali pada bulan
Agustus 2013 dengan jumlah 32 ibu yang
mempunyai neonatus
Teknik sampling
Dalam penelitian ini menggunakan teknik
sampling jenuh semua ibu yang mempunyai

Hubungan Vegetarian dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Propinsi Bali Tahun 2013

neonatus di Kecamatan Gianyar Kabupaten


Gianyar pada bulan Agustus 2013 dengan jumlah
32 ibu yang mempunyai neonatus.
Analisis Data
Analisis univariat
Analisis
univariat
digunakan
untuk
menjelaskan atau mendiskripsikan karakteristik
setiap variabel penelitian. Data numerik
digunakan nilai mean, median dan standar deviasi
(Notoatmodjo, 2010). Analisis univariat penelitan
ini menggunakan distribusi frekuensi dan
presentase dari setiap variabel.
Analisis bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap dua
variabel yang diduga berhubungan atau
berkorelasi (Notoatmodjo, 2010). Tingkat
kepercayaan pada penelitian ini adalah 95%,
dengan ketentuan Ha diterima jika P value < 0,05.
Analisis bivariat penelitian ini menggunakan chisquare karena skala data kedua variabelnya
kategorik.

1. Vegetarian
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan
Vegetarian
di
Kecamatan Gianyar
Kabupaten
Gianyar Propinsi Bali, Agustus 2013
Vegetarian
Vegetarian
Tidak Vegetarian
Jumlah

Analisis Univariat
Analisis univariat hasil penelitian ini
disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dari
tiap variabel bebas dan terikat meliputi :

(%)
60,0
40,0
100,0

Pada tabel 2 dapat diketahui bahwa


persentase responden yang vegetarian (60,0%)
lebih tinggi dibanding responden yang tidak
vegetarian (40,0%).
2. Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Kejadian Berat Bayi
Lahir Rendah di Kecamatan Gianyar
Kabupaten Gianyar Propinsi Bali,
Agustus 2013
BBLR
BBLR
Tidak BBLR
Jumlah

HASIL PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Hubungan Vegetarian dengan Kejadian Berat
Bayi Lahir Rendah di Kecamatan Gianyar
Kabupaten Gianyar Propinsi Bali Tahun 2013.
Sample penelitian ini sebanyak 32 ibu yang
memiliki neonatus di Kecamatan Gianyar, dengan
teknik pengambilan sample total sample/ sampel
jenuh. Setelah melewati tahap pengumpulan data,
penulis melakukan pengolahan dan analisa data.
Dalam Bab ini penulis akan menyajikan hasil
penelitian yang telah diolah dan dianalisis dalam
bentuk tabel dan narasi.

F
20
12
32

F
14
18
32

(%)
43,8
56,2
100,0

Pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa


persentase yang responden mempunyai bayi
BBLR sebesar 43,8% lebih rendah dibanding
dengan responden yang tidak mempunyai
bayi BBLR (56,2 %).
Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui
hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen. Uji statistik yang digunakan
adalah uji Chi-Square.

Table 4. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Vegetarian dan


Kejadian Berat Bayi Lahir
Rendah (BBLR) di Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Propinsi Bali, Agustus Tahun 2013.

Vegetarian
Vegetarian
Tidak
Vegetarian
Jumlah

Kejadian BBLR
BBLR
Tidak
BBLR
f
%
f
%
12
60,0
8
40,0
2
16,7
10
83,3

f
20
12

%
100,0
100,0

14

32

100,0

43,8

18

56,2

Total

OR

7,5
(1,288-43,687)

P
Value

0,043

Hubungan Vegetarian dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Propinsi Bali Tahun 2013

Pada tabel 4 menunjukkan bahwa persentase


responden yang mempunyai bayi dengan berat
badan lahir rendah (BBLR) lebih tinggi pada
responden yang vegetarian (60%) dibandingkan
responden yang tidak vegetarian (16,7%). Hasil
uji Chi Square didapatkan nilai p=0,043 sehingga
disimpulkan ada hubungan antara vegetarian
dengan kejadian Berat Bayi Lahir Rendah. Nilai
OR = 7,5 artinya ibu yang vegetarian saat hamil
mempunyai risiko melahirkan bayi BBLR sebesar
7,5 kali dibandingkan dengan ibu yang tidak
vegetarian.
PEMBAHASAN
Vegetarian
Hasil penelitian didapatkan bahwa persentase
responden yang vegetarian (60,0%) lebih tinggi
dibanding responden yang tidak vegetarian
(40,0%).
Hal ini dikarenakan wilayah kabupaten
Gianyar Khususnya Kecamatan Gianyar banyak
yang menjalani pola hidup vegetarian. Vegetarian
di Kecamatan Gianyar khususnya dan di Propinsi
Bali umumnya mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Hal ini sejalan dengan semakin
berkembangnya ajaran sekte-sekte Hindu di Bali.
Agama Hindu Dharma di Indonesia seiring
dengan proses modernisasi atau Hinduisasi yang
condong berkiblat ke India sebagai sentral telah
memberikan ruang kosong untuk tumbuh dan
berkembangnya aliran-aliran baru (sekte-sekte
baru).
Hal ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Suwondo (2011) Ada dua aliran
baru dalam perkembangan agama Hindu di
Indonesia umumnya dan di Bali khususnya yang
dimulai tahun 1980-an, yaitu Sri Sathya Sai
Baba dan Hare Krisna.
International Vegetarian Union (IVU) dalam
Susianto (2010) membagi vegetarian dalam tiga
kelompok utama yaitu Lacto-ovo-vegetarian
(vegetarian yang masih mengkonsumsi susu dan
telur beserta produk olahannya), Lacto-vegetarian
(vegetarian yang masih mengkonsumsi susu
beserta produk olahannya), Vegan (vegetarian
murni yang tidak mengkonsumsi semua makanan
hewani, tetapi mengkonsumsi makanan nabati
seperti sayur-sayuran, buah-buahan, kacangkacangan, biji-bijian). Di Kecamatan Gianyar
sekte Hindu yang berkembang adalah sekte Hare
Krisna yang termasuk dalam jenis Vegan dan ada
juga yang menjalankan pola vegetarian lakto-ovo
yaitu dari penganut sekte Sri Sathya Sai Baba.

Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)


Hasil penelitian didapatkan bahwa persentase
yang mempunyai bayi BBLR sebesar 43,8% lebih
rendah dibanding dengan responden yang tidak
mempunyai bayi BBLR (56,2 %).
Salah satu penyebab lebih rendahnya angka
BBLR diprediksi Sebagai pengaruh dari
berlakunya Jaminan Kesehatan Masyarakat Bali
Mandara (JKBM), sarana dan prasarana
pelayanan yang lebih baik serta adanya
peningkatan status puskesmas menjadi puskesmas
rawat inap dengan pelayanan PONED, yang
menyebabkan semakin meningkatnya masyarakat
memeriksakan
kesehatan pada
pelayanan
kesehatan.
Hal ini dijelaskan pada Profil Dinas
Kesehatan Bali Tahun 2012 bahwa cakupan
pelayanan ibu hamil K1 di Kabupaten Gianyar
tahun 2012 adalah 98,77 % (Target 100%) dan K4
adalah 91,13% (Target 95%). Persentase cakupan
penanganan komplikasi kebidanan (Hb < 8 g%,
tekanan darah tinggi, oedema nyata, eklamsia,
perdarahan pervaginan, ketuban pecah dini, letak
lintang pada usia kehamilan >32 minggu, letak
sungsang, primigravida, infeksi berat/sepsis,
persalinan premature) menurut kabupaten/kota
pada tahun 2012 hanya Kabupaten Gianyar yang
mencapai 105, 74%, kemudian dibawahnya
berturut-turut Kabupaten Tabanan (92,76%),
Kabupaten Klungkung (87,90%), sedangkan
Kabupaten/kota lainnya tidak ada yang mencapai
target SPM 2015 yaitu 80% dan yang paling
rendah terjadi di Kabupaten Karangasem yaitu
44,78%.
Hubungan antara vegetarian degan kejadian
Berat Bayi Lahir rendah
Hasil penelitian didapatkan bahwa persentase
responden yang mempunyai bayi dengan berat
badan lahir rendah (BBLR) lebih tinggi pada
responden yang vegetarian (60%) dibandingkan
responden yang tidak vegetarian (16,7%). Hasil
uji Chi Square didapatkan nilai P=0,043 (P<0,05)
sehingga disimpulkan ada hubungan antara
vegetarian dengan kejadian Berat Bayi Lahir
Rendah. Nilai OR = 7,5 artinya ibu yang
vegetarian saat hamil mempunyai risiko
melahirkan bayi BBLR sebesar 7,5 kali
dibandingkan dengan ibu yang tidak vegetarian.
Responden yang vegetarian menyumbang
lebih tinggi angka BBLR dibandingkan dengan
responden yang tidak vegetarian.
Dari
penelusuran data didapatkan fakta bahwa 60 %
dari vegetarian tersebut adalah penganut
vegetarian murni (Vegan) tanpa susu dan telur.
Penganut vegan ini adalah dari aliran Hare Krisna
yang sangat patuh pada aturan pelaksanaan

Hubungan Vegetarian dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Propinsi Bali Tahun 2013

vegetarian murni. Para penganut kepercayaan


Hare Krisna melaksanakan kebiasaan vegetarian
sejak masih bayi sehingga selain kekurangan gizi
juga menyebabkan IMT ibu rendah walaupun
pada penelitian ini status gizi dan IMT tidak
diukur.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian
dari Fajriyah (2008) pada ibu vegetarian anggota
Pusdiklat Buddhis Maitreya Wira dalam rentang
waktu Mei 2003-Mei 2008 ditemukan kejadian
BBLR sebesar 6,5 % lebih tinggi dari angka
BBLR nasional yaitu 5,6 % (SDKI 2000-2003)
Efek samping apabila ibu saat hamil tidak
mengkonsumsi daging dan ikan dalam artian
vegetarian adalah Tidak ada protein hewani untuk
pertumbuhan tulang dan perkembangan otak
manusia, terlalu tinggi konsumsi serat, defisiensi
besi, defisiensi kalsium, defisiensi Zinc, defisiensi
Vitamin B12,
Kehamilan menyebabkan meningkatnya
metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi
dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan.
Peningkatan energi dan zat gizi tersebut
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin, pertambahan besarnya organ kandungan,
perubahan komposisi dan metabolisme tubuh.
Bagi ibu hamil pada dasarnya semua zat gizi
memerlukan tambahan, namun yang seringkali
menjadi kekurangan adalah energi protein dan
beberapa mineral seperti zat besi dan kalsium..
Kebutuhan energi untuk kehamilan memerlukan
tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori
setiap hari selama hamil. Bahan pangan yang
dijadikan sumber protein sebaiknya (2/3 bagian)
pangan yang bernilai biologi tinggi, seperti daging
tak berlemak, ikan, telur, susu dan hasil
olahannya. Protein hewani penting untuk
pertumbuhan tulang dan perkembangan otak
Protein yang berasal dari tumbuhan nilai
biologinya rendah (cukup 1/3 bagian) ( Waryana,
2010) sedangkan bagi para vegetarian yang saat
ini sedang berkembang pesat di wilayah Bali
berpantang untuk mengkonsumsi protein yang
berasal dari daging, ikan, telur dan susu beserta
hasil olahannya baik sebelum hamil maupun saat
hamil.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Miftahul Jannah (2011), terdapat perbedaan
asupan protein dan Vitamin B12 antara vegetarian
dengan non vegetarian. Banyaknya konsumsi
pangan hewani pada non vegetarian menyebabkan
konsumsi protein lebih banyak dibandingkan
dengan vegetarian sehingga tingkat konsumsi
proteinnya pun lebih tinggi.
IMT dipengaruhi oleh kuantitas konsumsi
terutama energy dan protein, karena konsumsi
energy dan protein vegetarian lebih rendah dan

hal ini kemungkinan selalu terjadi sejak menjadi


vegetarian IMT
menjadi
lebih rendah.
Peningkatan Berat Badan berhubungan dengan
aktifitas fisik dan asupan makanan ibu hamil.
Pada penelitian ini IMT ibu hamil tidak diukur
namun IMT ibu berhubungan dengan status gizi.
Ibu yang pra hamil perlu memperhatikan status
gizi mulai awal kehamilan serta memberikan
perhatian terhadap pertambahan berat badan
selama kehamilan karena akan terkait dengan
status gizi bayi yang akan dilahirkan.
Hal ini juga didukung oleh penelitian
Fikawati (2012) bahwa IMT prahamil ibu
vegetarian lebih rendah daripada ibu non
vegetarian. Rata-rata berat lahir bayi meningkat
jika IMT prahamil ibu meningkat.
Hal ini juga diperkuat oleh penelitian yang
dilakukan oleh Yongky (2007) menyatakan bahwa
Berat Lahir Bayi dipengaruhi oleh status gizi ibu
awal kehamilan (IMT).
Saat hamil seorang wanita memerlukan
asupan gizi lebih banyak. Mengingat selain
kebutuhan gizi tubuh, wanita hamil harus
memberikan nutrisi yang cukup untuk sang janin.
Karenanya wanita hamil memerlukan angka
kecukupan gizi yang lebih tinggi dibandingkan
wanita yang sedang tidak hamil. Kekurangan gizi
selama kehamilan bisa menyebabkan anemia gizi,
bayi terlahir dengan berat badan lahir rendah
(BBLR), bahkan bisa menyebabkan bayi lahir
cacat. Berat badan lahir rendah adalah bayi baru
lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500
gram.
Hal ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Fikawati (2012) bahwa diet
vegetarian berisiko karena konsumsi makanan
yang terbatas dapat menyebabkan kekurangan
gizi. Analisis multivariat menemukan bahwa
protein, vitamin B12, zat besi dan asupan
memiliki hubungan dengan berat badan lahir bayi.
Hal ini juga didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Nurul FaJriyah (2008) bahwa
vegetarian khususnya vegan seringkali tidak
mendapat cukup vitamin B12 karena vitamin ini
ditemukan pada makanan hewani sehingga
seorang ibu hamil vegetarian harus dipastikan
mendapat tambahan vitamin yang mengandung
B12, asam folat dan zat besi.
Salah satu dampak dari kurangnya konsumsi
makanan hewani sumber zat besi penting di dalam
tubuh adalah anemia. Hal ini didukung oleh teori
Waryana (2010) menjelaskan banyak berpantang
makanan tertentu dan pola makan yang tidak baik
selagi hamil dapat memperburuk keadaan anemia
gizi besi, pola makan yang tidak memenuhi gizi
seimbang dan sedikit bahan makanan sumber fe
seperti daging, ikan, hati atau pangan hewani

Hubungan Vegetarian dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Propinsi Bali Tahun 2013

lainnya merupakan salah satu faktor penyebab


anemia yang merupakan salah satu penyebab dari
berat bayi lahir rendah. Karena pangan hewani
merupakan sumber zat besi yang tinggi
absorpsinya. Sedangkan bagi para vegetarian
mereka berpantang untuk mengkonsumsi daging,
ikan, hati dan pangan hewani lainnya. Hal ini
didukung oleh penelitian Sistiarini (2008) bahwa
variable yang berhubungan dengan kejadian
BBLR adalah riwayat penyakit anemia (p=0,03
dan OR=2,91: 1,09-82).
Responden yang vegetarian yang tidak
mempunyai bayi dengan berat badan lahir rendah
(BBLR) sebesar 40 % . Dari hasil penelusuran
data didapatkan fakta bahwa sebesar 40 %
vegetarian berasal dari kelompok vegetarian
lakto-ovo sehingga kebutuhan gizi anak dalam
kandungan bisa dikejar melalui konsumsi telur
dan susu.
Pendapat ini didukung teori dari Susianto
(2010) bahwa kebutuhan protein dapat dipenuhi
oleh ibu hamil vegetarian (bahkan Vegan) dengan
mengkonsumsi
kacang-kacangan,
misalnya
kedelai dan produk olahannya, yaitu susu kedelai,
tahu dan tempe. Untuk vegetarian lakto-ovo
protein didapat dari ikan dan telur. Jenis kacangkacangan lain merupakan sumber makanan vegan
yang kaya protein. Untuk setiap 100 gram kacangkacangan tersebut, kedelai mengandung kadar
protein yang paling tinggi, yaitu mencapai 34%,
kacang hijau 24%, dan tempe 18%. Selain
kacang-kacangan, jamur yang saat ini biasa
dikonsumsi juga mengandung cukup banyak
protein. Sumber asam folat terdapat dalam sayur
berwarna hijau tua, biji-bijian utuh, seperti nasi,
roti, pasta, sereal, havermout, jagung dan barley.
Jus jeruk juga mengandung asam folat yang
tinggi. Sumber Kalori dan Kalsium bisa didapat
dari susu, keju dan yoghurt (kecuali vegan)
sedangkan Vitamin A diperoleh dari Kuning telur
(kecuali vegan).
Menurut Elizabeth Ward, ahli gizi dari
Asosiasi Diet Amerika dalam Parenting,
pregnancy, 2013 bayi yang lahir dari ibu
vegetarian bisa mempunyai bayi yang sama
sehatnya dengan bayi lain dari ibu yang tidak
vegetarian, yang paling penting makanan dan
nutrisi disiapkan dan dipenuhi dengan baik karena
kebutuhan nutrisi akan meningkat dibanding saat
tidak hamil.

yang mempunyai bayi dengan berat badan lahir


rendah sebanyak 14 orang (43,8%) dan responden
yang tidak mempunyai bayi dengan berat badan
lahir rendah sebanyak 18 orang (56,2%).
Responden yang mempunyai bayi dengan
berat badan lahir rendah (BBLR) lebih tinggi pada
responden yang vegetarian (60%) dibandingkan
dengan responden yang tidak vegetarian (16,7%).
Hal ini menunjukkan ada hubungan antara
vegetarian dengan kejadian berat bayi lahir rendah
(p=0.043). Responden yang mempunyai pola
hidup vegetarian saat hamil mempunyai risiko
melahirkan bayi BBLR 7,5 kali dibandingkan
dengan responden yang tidak vegetarian.

KESIMPULAN DAN SARAN

Fikawati, Sandra. Status Gizi Ibu Hamil dan Berat


Lahir Bayi pada Kelompok Vegetarian.
Jurnal Makara Of Healt Series Vol. 16 No.
1.Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan, Fakultas
Kesehatan Masyarakat, UI. Depok 16424.
2012

Kesimpulan
Responden berdasarkan vegetarian sebanyak
20 orang (60%) dan responden yang tidak
vegetarian sebanyak 12 orang (40%). Responden
8

Saran
Dinas Kesehatan diharapkan bisa merangkul
para vegetarian agar nantinya angka kejadian
BBLR tidak meningkat pada vegetarian dan
memberikan solusi makanan pengganti bagi
vegetarian.
Bagi
Vegetarian,
disarankan
untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas konsumsi
gizi yang dibutuhkan.
Bagi peneliti dapat dijadikan referensi untuk
penelitian berikutnya, dan diharapkan penelitian
berikutnya menambah beberapa faktor yang
menjadi penyebab kejadian BBLR.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Nasution. 2012. Buku Pintar Asuhan
Keperawatan Bayi dan Balita. Yogyakarta:
Cakrawala Ilmu
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian
suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Astuti, Hutari Puji. 2012. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan
ibu
I
(Kehamilan).
Yogyakarta:Rohima Press
Bhagavat Gita. Kitab Suci Agama Hindu.
Dinkes Provinsi Bali. 2013. Profil Kesehatan
Provinsi Bali Tahun 2012. Bali
Fajriyah, Nurul. Hubungan Kadar Hb Ibu Hamil
dengan Berat Bayi dan Gambaran
KarakteristikIbu Vegetarian. Jurnal Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
2008.

Hubungan Vegetarian dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Propinsi Bali Tahun 2013

Hidayat, Z.A. 2010. Metode penelitian kebidanan


& teknik analisis data. Jakarta: Salemba
medika.
Kristiyanasari. 2010. Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta:
Numed
Kurniawati, Hanifah. 2009. OBGYNACEA
Obstetri dan Ginekologi. Yogyakarta : Tosca
Enterpise.
Labib, Azfa Talita. 2012. Larangan-larangan
Yang Tidak Boleh Dilakukan Oleh Ibu
Hamil. Klaten : Cable Book.

Satwiko, prasasto. 2012. Saya Vegan. Yogyakarta:


Kanisius
Sistiarini. Faktor Maternal dan Kualitas
Pelayanan Antenatal yang Berisiko terhadap
Kejadian Berat Badan Lahir Rendah. Jurnal
UNDIP Semarang Program Pasca Sarjana.
2008.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sunarti. 2013. Asuhan Kehamilan. Jakarta: In
Media

Pantikawati, Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I


(Kehamilan). Yogyakarta: Numed

Sulistyaningsih. 2012. Metodologi Penelitian


Kebidanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Miftahul, Jannah. Perbedaan Asupan Zat Gizi dan


Non Gizi yang berkaitan dengan Kadar
Hemoglobin Vegetarian Vegan dan Non
Vegan. Jurnal Universitas Diponegoro
Semarang. 2011

Susianto. 2010. The Miracle of Vegan Pola hidup


sehat ala vegetarian Murni. Jakarta Selatan :
Qanita

Mulyawan, Handry. Gambaran Kejadian BBLR


pada Vegetarian. Jurnal Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia. 2009
Muslihatun. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan
Balita. Yogyakarta: Fitramaya.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi penelitian
kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Rejeki, Sri.2013. Ya,
Yogyakarta: familia.

Saya

Vegetarian.

Rizema, Sititava. 2012. Asuhan Neonatus Bayi


dan Balita untuk Keperawatan dan
Kebidanan. Jogjakarta: D Medika
Saebani, B.A. 2008. Metodelogi penelitian.
Bandung: PustakaSetia.

Suwondo. Sekte atau aliran Baru dalam Agama


Hindu Modern. Jurnal Universitas Satya
Wacana. 2011
Trihardiani. Faktor Risiko Kejadian BBLR di
Wilayah Kerja Puskesmas Singkawang
Timur dan Utara kota Singkawang. Jurnal
Program Studi Ilmu Gizi fakultas Kedokteran
UNDIP Semarang. 2011.
Walker, Allan. 2012. Pola Makan Sehat Saat
Hamil. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer
Waryana.2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta:
Pustaka Rihama
Yongky. Analisis Pertambahan Berat Badan Ibu
Hamil Berdasarkan Status Gizi serta
Hubungannya dengan Berat Bayi Baru
Lahir. Jurnal Sekolah Pasca Sarjana Institut
Pertanian Bogor. 2007.

Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan.


Jogjakarta: Numed

Hubungan Vegetarian dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Propinsi Bali Tahun 2013

Anda mungkin juga menyukai