Reproduksi adalah upaya Makhluk hidup khususnya untuk mewariskan sifat-sifat induknya kepada keturnan berikutnya dan mempertahankan keletarian jenisnya.
1. Organ Reproduksi Pria
Organ Reproduksi luar
(penis,buah zakar, skrotum) Organ Reproduksi dalam (Testis, Tubulus semineferus, Saluran Reproduksi) 2. Organ Reproduksi Wanita Organ Reproduksi Dalam (Ovarium, Oviduct, Uterus, Vagina,fimbriae, infudibulun, Tuba Fallopi, Oviduct, Uterus,servix, Saluran Vagina, Klitoris ) Organ Reproduksi Luar (Vulva, Vagina, Mons Veneris Payudara, )
> Hubungan pengetahuan
penyakit menular seksual (PMS) Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi fungsiPerawatan area dan genital fungsinya serta prosessangat jarang dilakukan dan prosesnya. khususnya dibicarakan oleh masyarakat Indonesia karena terkesan tabu dan jorok. Perawatan kebersihan yang dibicarakan biasanya hanya menyangkut hal umum saja, sedangkan untuk kesehatan alat reproduksi sangat jarang didapatkan karena kurang nyaman untuk dibicarakan
Penelitian yang pernah dilakukan di Asia Selatan, di daerah
Bengal Selatan tentang tingkat pengetahuan kebersihan alat reproduksi pada saat menstruasi dari 160 anak perempuan didapatkan 67,5% memiliki pengetahuan yang baik, sedangkan 97,5% tidak mengetahu tentang kebersihan alat reproduksi pada saat mentruasi. Penelitian yang dilakukan di Dusun Serbajadi Kecamatan Natae Lampung Selatan tentang kebersihan alat kelamin pada saat mentruasi dari 69 responden yang memiliki kategori baik terdapat 52,17%, cukup 43,48% dan kurang 4,35%. Hasil penelitian yang dilakukan Daiyah di SMU Negeri 2 Medan tahun 2004 tentang perawatan alat reproduksi bagian luar dari 58 responden , yang memiliki kategori baik 25,86%, cukup 67,24% dan kategori kurang 6,8%.
Hasil uji statistik diperoleh ada hubungan
antara pengetahuan tentang penyakit menular seksual (PMS) terhadap tindakan kebersihan alat reproduksi eksternal remaja putri.
Dari hasil penelitian juga diperoleh
pada variabel pengetahuan, kategori pengertian PMS merupakan proporsi tertinggi responden yang memiliki pengetahuan cukup (87,3%)
> Hubungan Antara Mitos
Keperawanan dengan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja
Mitos berkembang seputar masalah
keperawanan, seperti keperawanan bisa dilihat dari bentuk pinggul dan cara berjalan, perempuan yang masih perawan adalah bila mengeluarkan darah saat bersebadan pertama kali, perempuan yang tidak perawan kehilangan harga diri seumur hidupnya. Mitos tadi lantas ditegaskan oleh konstruksi sosial masyarakat, atau dilegitimasi keberadaannya oleh adat isitiadat maupun ajaran agama
Kaum muda perlu mengumpulkan
pengetahuan dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan agar mereka dapat terhindar dari kehamilan yang tidak diinginkan, terlindungi dari infeksi menular seksual (IMS), dan dapat tumbuh menjadi orang dewasa yang sehat secara seksual (Brown, dalam Pendit 2006).
Menteri negara pemberdayaan perempuan
bahwa 6 dari 10 wanita yang belum menikah sudah tidak virgin(perawan). Kenyataan ini diperburuk lagi dengan temuan BKKBN bahwa diperkirakan sebesar 750.000 sampai 1.000.000 aborsi ilegal di Indonesia pertahun. Di propinsi Lampung remaja berjumlah 22,6% dari seluruh penduduk dan 9,31% masih mengikuti pendidikan di SMU dan SMK. 17 dari dari 1.375 remaja yang diperiksa secara acak mengalami penyakit menular seksual
Berdasarkan survei yang dilakukan
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tahun 2010 di kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung, diperoleh bahwa sebanyak 32% remaja putri usia 14-18 tahun pernah melakukan hubungan seksual. Selaras dengan data yang didapat Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Di Nasional (BKKBN) tahun kota besar seperti pada Surabaya, yangperempuan sama yang belum menikah sudah kehilangan keperawanan mencapai 54 %, Bandung 47 %, dan Medan 52 %. Bahkan di Ponorogo, hasil survey secara acak yang dilakukan KPPA (Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), mencatat bahwa 80% remaja perempuan di Ponorogo pernah melakukan hubungan seks pranikah. Itu artinya, 80% wanita Ponorogo sudah tidak perawan lagi sebelum menikah.