Anda di halaman 1dari 8

TUGAS psikologi

sikap perawat dalam menghadapi ,


merawat pasien dan keluarga
pasien

Oleh:
Feri dwi setyawan
1201100080

POLTEKKES KEMENKES MALANG


PRODI D III KEPERAWATAN MALANG
TAHUN 2012 2013

Sikap adalah perasaan positif atau negatif atau keadaan mental yang selalu disiapkan, dipelajari, dan
diatur melalui pengalaman, yang memberikan pengaruh khusus pada respon seseorang terhadap orang,
obyek, dan keadaan.
Menurut Sukidjo sikap adalah keadaan mental dan saraf dan kesiapan yang diatur melalui
pengalaman yang memberikan pengaruh dinamis atau terarah terhadap respon individu pada semua
obyek dan situasi yang berkaitan dengannya. Sikap merupakan penilaian seseorang terhadap stimulus
atau obyek. Setelah orang mengetahui stimulus atau obyek proses selanjutnya akan menilai atau
bersikap terhadap stimulus atau obyek tersebut.
Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu:
1. Menerima (Receiving)
Menerima, diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan
(objek).
2. Merespons (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan
adalah suatu indikasi dari sikap.
3. Menghargai (valuing)
Menghargai adalah suatu sikap yang menghormati apa sesuatu, tetapi tidak untuk merubah
perilaku sendiri. Misalnya ketika ketika seorang pasien meminta sesuatu yang bertentangan dengan
kodisi keadaannya. Maka yang harus perawat lakukan adalah mengatakan kepada pasien bahwa :
permintaan tersebut bisa terpenuhi ketika kondisi pasien sudah normal kembali.
4. Bertanggung Jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah adalah

merupakan sikap yang paling tinggi


Soegiarto (1999) menyebutkan lima aspek yang harus dimiliki jasa pelayanan, yaitu :
Cepat, waktu yang digunakan dalam melayani tamu minimal sama dengan batas waktu standar.
Merupakan batas waktu kunjung dirumah sakit yang sudah ditentukan waktunya.
Tepat, kecepatan tanpa ketepatan dalam bekerja tidak menjamin kepuasan konsumen. Bagaimana
perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien yaitu tepat memberikan bantuan dengan keluhankeluhan dari pasien.
Aman, rasa aman meliputi aman secara fisik dan psikis selama pengkonsumsian suatu poduk atau.
Dalam memberikan pelayanan jasa yaitu memperhatikan keamanan pasien dan memberikan keyakinan
dan kepercayaan kepada pasien sehingga memberikan rasa aman kepada pasien.
Ramah tamah, menghargai dan menghormati konsumen, bahkan pada saat pelanggan menyampaikan
keluhan. Perawat selalu ramah dalam menerima keluhan tanpa emosi yang tinggi sehingga pasien akan
merasa senang dan menyukai pelayanan dari perawat.
Nyaman, rasa nyaman timbul jika seseorang merasa diterima apa adanya. Pasien yang membutuhkan
kenyaman baik dari ruang rawat inap maupun situasi dan kondisi yang nyaman sehingga pasien akan
merasakan kenyamanan dalam proses penyembuhannya.
Berdasarkan pandangan beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek kualitas
pelayanan keperawatan adalah sebagai berikut :

a) Penerimaan meliputi sikap perawat yang selalu ramah, periang, selalu tersenyum, menyapa semua
pasien. Perawat perlu memiliki minat terhadap orang lain, menerima pasien tanpa membedakan
golongan, pangkat, latar belakang sosial ekonomi dan budaya, sehingga pribadi utuh. Agar dapat

b)

c)
d)
e)

melakukan pelayanan sesuai aspek penerimaan perawat harus memiliki minat terhadap orang lain dan
memiliki wawasan luas.
Perhatian, meliputi sikap perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan perlu bersikap sabar,
murah hati dalam arti bersedia memberikan bantuan dan pertolongan kepada pasien dengan sukarela
tanpa mengharapkan imbalan, memiliki sensitivitas dan peka terhadap setiap perubahan pasien, mau
mengerti terhadap kecemasan dan ketakutan pasien.
Komunikasi, meliputi sikap perawat yang harus bisa melakukan komunikasi yang baik dengan pasien,
dan keluarga pasien. Adanya komunikasi yang saling berinteraksi antara pasien dengan perawat, dan
adanya hubungan yang baik dengan keluarga pasien.
Kerjasama, meliputi sikap perawat yang harus mampu melakukan kerjasama yang baik dengan pasien
dan keluarga pasien.
Tanggung jawab, meliputi sikap perawat yang jujur, tekun dalam tugas, mampu mencurahkan waktu
dan perhatian, sportif dalam tugas, konsisten serta tepat dalam bertindak.

Sikap perawa kepada pasien dan keluarga pasien sesuai sila sila
pancasila
Menurut Depkes RI (dalam Onny, 1985) telah menetapkan bahwa pelayanan perawatan
dikatakan berkualitas baik apabila perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan pada pasien sesuai
dengan aspek-aspek dasar perawatan. Aspek-aspek tersebut meliputi:
1. Aspek penerimaan
Aspek ini meliputi sikap perawat yang selalu ramah, periang, selalu tersenyum, menyapa semua pasien
tanpa membedakan golongan, pangkat, latar belakang sosial ekonomi dan budaya, sehingga pribadi
utuh. Agar dapat melakukan pelayanan sesuai aspek penerimaan perawat harus memiliki minat
terhadap orang lain dan memiliki wawasan yang luas.
2. Aspek perhatian
Aspek ini meliputi sikap perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan perlu bersikap sadar,
murah hati dalam arti bersedia memberikan bantuan dan pertolongan kepada pasien dengan sukarela
tanpa mengharapkan imbalan, memiliki sensitivitas dan peka terhadap setiap perubahan pasien, mau
mengerti terhadap kecemasan dan ketakutan pasien.
3. Aspek komunikasi
Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus bisa melakukan komunikasi yang baik dengan pasien dan
keluarga pasien. Adanya komunikasi yang saling berinteraksi antara pasien dengan perawat dan adanya
hubungan baik dengan keluarga pasien.
4. Aspek kerjasama
Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus mampu melakukan kerjasama yang baik dengan pasien
dan keluarga pasien.
5. Aspek tanggung jawab

Aspek ini meliputi sikap perawat yang jujur, tekun dalam tugas, mampu mencurahkan waktu dan
perhatian, sportif dalam tugas, konsisten serta tepat dalam bertindak.
Untuk memberikan pelayanan perawatan yang berkualitas baik sesuai dengan aspek-aspek dasar
perawatan maka seorang perawat dalam melaksanakan profesinya harus mampu mengamalkan sila-sila
Pancasila secara tulus dan iklas. Bentuk pengamalan dari sila-sila Pancasila dalam perawatan pasien,
sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
a. Ikut mendoakan kesembuhan pasien meskipun berbeda keyakinan.
b. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk berdoa atau sembahyang sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan.
c. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah masing-masing jika
antara perawat maupun dokter berbeda keyakinan dengan pasien.
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
a. Memberikan pelayanan yang adil tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan,
jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya sesuai dengan penyakit yang diderita
pasien.
b. Dalam merawat pasien hendaknya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian dengan tidak
memperlakukan pasien dengan semena-mena.
c. Merawat pasien dengan penuh perasaan cinta, serta sikap tenggang rasa dan tepa selira.
d. Membela pasien (Patien Advocate) pada saat terjadi pelanggaran hak-hak pasien, sehingga pasien
merasa aman dan nyaman.
e. Perawat memberikan informasi dengan jujur dan memperlihatkan sikap empati yaitu turut
merasakan apa yang dialami oleh pasien
f. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasan positif dan negatif pasien dengan memberikan waktu
untuk mendengarkan semua keluhan dan perasaan pasien.
3. Persatuan Indonesia
a. Mengembangkan kerjasama sebagai tim dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
b. Mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien daripada kepentingan pribadi.
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
a. Sebelum melakukan tindakan perawatan kepada pasien perawat hendaknya mengutamakan
musyawarah dengan pasien dan keluarga pasien dalam mengambil keputusan.

b. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur serta dapat
dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh RakyatIndonesia
a. Mengembangkan sikap adil dengan menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban terhadap
semua pasien.
b. Perawatan pasien dilaksanakan dengan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong-royongan
antara pasien, keluarga pasien, perawat, dokter serta tim paramedis dan medis lainnya.

Senyum tulus perawat juga merupakan pengamalan dari Pancasila


1. Makna Senyuman
Senyum merupana sikap yang mudah, ceria, ringan dan sederhana untuk dilakukan. Tanadi Santoso
menyebutkan keluarbiasaan senyuman sebagai sebuah kekuatan universal yang menarik sekali.
Disebutnya demikian, karena ia berpandangan bahwa senyuman akan menunjukkan hal yang positif.
Senyum yang tulus dengan hati terbuka akan memancarkan sikap mental yang positif dan akan
memancarkan kehangatan dari orang tersebut. Sebuah perasaan yang mudah menular. Juga
Menunjukan keterbukaan dengan orang lain. Terasa sebuah perasaan keyakinan akan hidup dan yang
terasa lainnya, apapun yang dikatakan akan terasa lebih manis, enak didengar dan menyenangkan bagi
orang lain.
Soejitno Irmin dan Abdul Rochim dalam bukunya Penampilan Pribadi Yang Simpatik menyatakan
bahwa disamping senyum itu murah, tidak usah membeli dan persediaanya luar biasa banyaknya,
senyum ternyata memiliki daya ajaib seperti senyum dapat membangkitkan jiwa-jiwa yang lemah dan
semangat yang terkoyak-koyak. Senyum dapat mengubah impian menjadi kenyataan.
2. Senyum tulus perawat untuk penyembuhan pasien
Seorang perawat hendaknya memiliki senyuman yang tulus yang mampu momotifasi pasien-pasien
yang ditanganinya. Selain itu senyuman merupakan modal utama bagi seorang perawat dalam
bersosialisai dengan lingkungan rumah sakit atau lingkungan kerja. Senyuman seorang perawat
terhadap pasiennya sangat penting karena senyum perawat membuat pasien nyaman dalam menjalani
pengobatan. Senyuman yang dimaksud adalah senyuman yang murni dan tulus dari dalam lubuk hati,
bukan senyuman yang dibuat-buat.
Frekuensi interaksi perawat dengan pasien tergolong paling sering dibandingkan dengan tenaga
kesehatan yang lainnya, maka keberadaan perawat di rumah sakit sangat penting pula dalam memegang
peranan atas kelangsungan kondisi pasien.
Seorang perawat dengan empatinya akan membantu pasien. Perawat berkeharusan bersikap baik dan
santun kepada seluruh pasien, baik itu bayi yang baru lahir sampai orang lanjut usia sekalipun. Sikap
ini didasarkan pada pemikiran, pilihan sikap yang benar dan tepat dalam segala situasi, yaitu tempat

dan waktu. Perawatan yang efektif mencakup pemberian perhatian kepada kebutuhan emosi sang
pasien. Sikap perawat kepada pasien disesuaikan dengan usia pasien. Hal ini menguatkan bahwa
kemampuan untuk dapat berempati sangat diperlukan sekali oleh perawat agar perawatan lebih efektif.
Empati adalah suatu perasaan dalam diri seseorang yang sesuai dengan apa yang dirasakan oleh orang
lain secara psikologis. Empati memiliki beberapa fungsi yang dapat membantu seseorang dalam
bersosial, berinteraksi, berkomunikasi, dan bersikap di lingkungan masyarakat.
Florence Nightiangel, tokoh dunia yang mengubah persepsi dunia bahwa perawat itu merupakan
pekerjaan yang sangat mulia dan terhormat. Sebagai perawat dibutuhkan kemampuan khusus yang
tidak semua orang memilikinya, yaitu kemampuan empati. Perawat yang memiliki empati diharapkan
memiliki kemampuan empati, yaitu kemampuan untuk melakukan aksi komunikasi secara sadar kepada
pasien sehingga dapat memahami dan merasakan suasana hati pasien tersebut. Perilaku yang muncul
dari tiap perawat terhadap pasien berbeda-beda, hal ini terkait dengan kemampuan empati perawat itu
sendiri, adapun yang mempengaruhi kemampuan empati, yaitu: pikiran yang optimis, tingkat
pendidikan, keadaan psikis, pengalaman, usia, jenis kelamin, latar belakang sosial budaya, status sosial,
dan beban hidup. Faktor-faktor tersebut diperlukan untuk menunjang perawat dalam meningkatkan
kemampuan empati.
Kemampuan empati terkadang memang tidak dapat langsung muncul dari diri seorang perawat begitu
saja, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan empati, yaitu:
Peduli, perhatian dari perawat kepada pasiennya, sejauh mana komunikasi dapat terbentuk sehingga
pasien dapat merasa nyaman karena diperhatikan.
Berguru, dengan belajar kepada mereka yang telah nyata dianggap memiliki kemampuan empati yang
tinggi, misalnya seorang rohaniawan, psikolog, maupun dokter di rumah sakit perawat tersebut
mengabdi.
Berlatih, sepandai dan sepintar apapun kalau tidak pernah berlatih maka akan kalah dengan mereka
yang masih pemula tetapi rutin untuk rajin berlatih mengasah kemampuan empatinya.
Berbagi pengalaman, ingatlah bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik dan melalui pengalaman
kita dapat menjadi bijaksana, dengan berbagi pengalaman dengan sesama rekan sekerja maka
diharapkan perawat akan lebih tangguh dan hebat.
Dengan begitu maka perawat dapat meningkatkan kemampuan empatinya agar dapat lebih mengerti,
memahami, dan menghayati tidak hanya kondisi fisik namun juga kondisi psikis pasien karena pada
dasarnya pasien yang datang untuk berobat ke rumah sakit tentunya dengan tujuan memulihkan kondisi
fisiknya yang sakit, padahal apabila kondisi fisik seseorang mengalami suatu keadaan sakit, maka akan
mempengaruhi kondisi psikisnya, biasanya pasien akan lebih labil emosinya. Tenaga kesehatan
khususnya perawat harus peka dengan keadaan seperti ini, perawat tidak hanya menangani kondisi fisik
dari pasien tetapi kondisi psikisnya juga, dengan berempati kepada pasien maka diharapkan pasien
dapat sembuh lebih cepat.
Dengan kemampuan empati maka perawat memiliki kemampuan untuk menghayati perasaan pasien.
Kemampuan empati seorang perawat dipengaruhi oleh kondisi perawat itu sendiri. Perawat perlu
menjaga kondisi kesehatan fisik dan psikis, karena keduanya saling mempengaruhi satu sama lain.

Untuk dapat memiliki kemampuan empati, seorang perawat harus mampu bersosialisasi. Kebanyakan
perawat memiliki sifat extovert (terbuka), maka akan lebih mudah dalam menangani pasien, karena
pasien merasa nyaman dengan keberadaannya.
Sekarang ini sudah cukup banyak pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kualitas performance
perawat, pihak rumah sakit diharapkan dapat tanggap dalam meningkatkan manajemen terhadap tenaga
kesehatan terutama perawatnya. Pengawasan dan evaluasi kinerja secara rutin akan sangat baik
dilakukan oleh pihak rumah sakit melalui bagian HRD (Human Resource Development)-nya. Begitu
juga perhatian pihak rumah sakit terhadap kesejahteraan perawatnya, hal ini sangat penting karena
secara langsung mempengaruhi kinerja perawat itu sendiri.
Kemampuan empati perawat hendaknya disertai juga keramahan kepada keluarga atau kerabat
pengantar atau penunggu dari pasien lebih lagi kepada setiap pengunjung rumah sakit, karena
sesungguhnya citra rumah sakit ditentukan oleh sikap yang diperlihatkan sumber daya tenaga kesehatan
terutama perawat sebagai ujung tombak rumah sakit. Semoga dengan meningkatnya kualitas tenaga
kesehatan terutama perawat di Indonesia ini maka diharapkan akan meningkatkan pula kesehatan dan
kesejahteraan seluruh warga. Hidup perawat!!

PENUTUP
KESIMPULAN
rdasarkan pandangan beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek kualitas
pelayanan keperawatan adalah sebagai berikut :
Penerimaan meliputi sikap perawat yang selalu ramah, periang, selalu tersenyum,
menyapa semua pasien. Perawat perlu memiliki minat terhadap orang lain, menerima pasien
tanpa membedakan golongan, pangkat, latar belakang sosial ekonomi dan budaya, sehingga
pribadi utuh. Agar dapat melakukan pelayanan sesuai aspek penerimaan perawat harus memiliki
minat terhadap orang lain dan memiliki wawasan luas.
Perhatian, meliputi sikap perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan perlu
bersikap sabar, murah hati dalam arti bersedia memberikan bantuan dan pertolongan kepada
pasien dengan sukarela tanpa mengharapkan imbalan, memiliki sensitivitas dan peka terhadap
setiap perubahan pasien, mau mengerti terhadap kecemasan dan ketakutan pasien.
Komunikasi, meliputi sikap perawat yang harus bisa melakukan komunikasi yang baik
dengan pasien, dan keluarga pasien. Adanya komunikasi yang saling berinteraksi antara pasien
dengan perawat, dan adanya hubungan yang baik dengan keluarga pasien.
Kerjasama, meliputi sikap perawat yang harus mampu melakukan kerjasama yang baik
dengan pasien dan keluarga pasien.
Tanggung jawab, meliputi sikap perawat yang jujur, tekun dalam tugas, mampu
mencurahkan waktu dan perhatian, sportif dalam tugas, konsisten serta tepat dalam bertindak.
selain aspek-aspek diatas, sikap pelaku pelayanan yang baik juga harus cepat, tepat, aman,
ramah tamah, dan nyaman.
Semakin tinggi pengetahuan dan pendidikan seorang perawat akan lebih cepat dan tanggap
akan kebutuhan bio, psio, sosial dan spiritual bagi pasien maupun keluarga pasien. Sehingga
perawat akan lebih mampu dalam membantu pasien untuk mengatasi masalah kesehatan yang
dihadapi. Sedangkan para penerima jasa pelayanan kesehatan saat ini telah menyadari hakhaknya sehingga keluhan, harapan, laporan, dan tuntutan ke pengadilan sudah menjadi suatu
bagian dari upaya mempertahankan hak mereka sebagai penerima jasa tersebut.

Harapan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan adalah pelayanan yang memuaskan.


Sedangkan para penerima jasa pelayanan kesehatan saat ini telah menyadari hak-haknya
sehingga keluhan, harapan, laporan, dan tuntutan ke pengadilan sudah menjadi suatu bagian
dari upaya mempertahankan hak mereka sebagai penerima jasa tersebut.
Pelayanan kesehatan dibeberapa rumah sakit belum dapat memenuhi tuntutan masyarakat
akan pelayanan kesehatan yang ideal. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya kasus yang
terjadi akibat ketidakpuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit sehingga
banyak pasien di Indonesia berobat ke luar negeri.

SARAN
Bagi Perawat
Diharapkan perawat pelaksana mengikuti pelatihan sesuai dengan tindakan keperawatan.
Dimana hal tersebut dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang optimal dan pemahaman tentang
Standar Asuhan Keperawatan (SAK),mengembangkan jiwa luhur perawat ( ramah, perhatian,
komunikatif, kerjasama, tanggungjawab). Bagi perawat manajer hendaknya menerapkan reward dan
punishmen, selain itu sebgai perawat juga musti menerapkan dan melaksanakan sikap sikap yang ber
budi luhur dan yg mencerminkan sikap keperawatan
2. Institusi Pendidikan Keperawatan
Di harapkan mampu menciftakan lulusan yang berkompeten, salah satunya pada bidang
pelayanan kesehatan dan mampu bersikap sesuai dengan apa yang di harapkan oleh pasien/klien tanpa
melupakan/mengabaikan kode etik yang berlaku, selain itu juga dapat menciptakan tenega tenga
kesehatan (perawat) yang unggul dan ber kompeten.
3. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan untuk memberikan pelatihanpelatihan serta seminar bagi tenaga kesehatan agar
dapat lebih meningkatkan pelayanan kesehatan sebagai salah satu tindakan keperawatan dilakukan
dengan benar, tepat dan cepat. Rumah sakit diharapkan untuk lebih meningkatkan sarana dan prasarana,
pemberian insentif dan penerapan UU Rumah sakit serta peraturan terkait.

4. bagi keluarga pasien


Diharapkan keluarga bias sabar dalam merawat keluarganya selain it juga memper
hatikan kesehatn dirinya serta memperhatikan juga pola istirhatnya agar tidak sakit juga,
Selain itu keluarga juga diharapkan terus menseport si sakit untuk teap semangat dan punya
semangat buat sembuh

Anda mungkin juga menyukai