), DAUN
KAYU PUTIH (Melaleuca leucadendra Linn.) DAN DAUN SERAI WANGI
(Cymbopogon citratus (D.C. ex Nees.)) TERHADAP REPELLENCY KUTU
KEBUL (Bemisia tabaci Genn.)
Siskha Noor Komala1), Jeti Rachmawati2), Bagus Kukuh Udiarto3)
1)
2)
3)
Genn.
Aleyrodidae)
cabai di Indonesia
akan
yaitu
antara
Oleh
karena
itu
pengendalian
Muchtaridi,
et
al.
(2004:
menyatakan
salah
satu
strategi
untuk
bahwa
3)
kandungan
sineol
Salah
satu
mengendalikan
adalah
Hama
dengan
insektisida
nabati
yang
Kardinan
dan
tabaci
(4,70%),
karena tidak
organisme
(2003:
pinena
bersifat
membahayakan
lingkungan
upaya
menggunakan
repellent (penolak),
akan
B.
7)
(22,45%)
-terpineol
(5,74%),
-humulena
-selinena
(3,82%),
diduga
bersifat
bagi
karena
lain.
menyatakan
memiliki
repellent
Novita
(2009:
aroma
44)
yang
menyatakan
minyak
digunakan
nyamuk
89,33%.
atsiri
dapat
yang
tertolak
adalah
Harahap
(2009:
51-52)
20-21).
4,02%,
Alfa-guaien
Seikellen
(5,26%),
bahwa
komponen
(5,94%)
dan
(4,70%),
Delta-guaien
Patchouli
alcohol
10)
senyawa
230)
serai
wangi
bersifat
repellent
mengungkapkan
bahwa
patchouli
melaporkan
alkohol
bahwa
minyak
pengaruh
repellency
wangi
terhadap
mengetahui
B.
tabaci
ekstrak
yang
dan
paling
Ekstrak Tanaman
Metode
Entomologi
Tanaman
Balai
Sayuran
dengan
metode
eksperimen
menggunakan
dan
desain
adalah
dalam
yang
penelitian
maserasi
ini
(perendaman)
menggunakan
rotary
Rearing B. tabaci
Proses
digunakan
ekstraksi
rearing
dilakukan
menghasilkan
larutan
dengan
konsentrasi 40%.
Pengujian
ekor
imago
B.
tabaci
Imago
B.
tabaci
yang
Pengaruh
Pengujian
Repellency
pengaruh
serai
menggunakan
lengan
bentuk
dilakukan
wangi
tersebut
olfaktometer
lurus.
diruangan
dua
Pengujian
yang
telah
terisolasi
dan
tidak
di
atas
karpet
hitam
menggunakan
persamaan
rumus
( AN )
x 100
A
menggunakan
selang
Keterangan :
lengan
olfaktometer
aquades.
ditentukan berdasarkan :
Klas 0 = Tidak ada repellency
Klas 1 = 0,1 20%
Klas 2 = 20,1 40%
Klas 3 = 40,1 60%
Klas 4 = 60,1 80%
Klas 5 = 80,1 100%
Pengamatan
dilakukan
dengan
menghitung
pengaruh
pada
kedua
waktu
pengamatan
Rataan Persentase
(%)
Waktu Pengamatan
10.00
11.00
Suhu (oC)
Pengamatan I
Max
Min
Pengamatan II
Max
Min
Kontrol
11,67 a
10,00 a
23
23
23,2
23
Nilam
25,00 b
25,00 b
23
23
23,2
23
Kayu putih
30,00 b
28,33 bc 23
23
23,2
23
Serai Wangi
48,33 c
45,00 c
23
23
23,2
23
Keterangan :angka rataan yang diikuti dengan huruf yang sama, memiliki
pengaruh yang tidak berbeda nyata pada uji Duncan dengan taraf
kepercayaan 5%. Data diolah setelah ditransformasi arcsin.
dibandingkan
dengan
citronelall,
serai
pada
kedua
Patchouli
alkohol
pengamatan.
kayu
dengan
Ekstrak
pada
memiliki
nyata
putih,
waktu
wangi.
sedangkan
kayu
pengamatan
pengaruh
putih
pertama
yang
berbeda
49).
pada
kedua
berbeda nyata.
pengamatan
Perbedaan
ekstrak
tersebut
pengaruh
ketiga
diduga
karena
ketiga
ekstrak
tanaman.
sifat
mudah
menguap
Berdasarkan
persentase
waktu
pengamatan
yaitu
daya
repellency
dan
Tabel 2. Persentase daya repellency dan tingkatan repellency ekstrak nilam, kayu
putih dan serai wangi terhadap B. tabaci
Perlakuan
Kelas
Repellency
Nilam
(Pogostemon cablin)
Kayu putih
(Melaleuca leucadendra)
Serai Wangi
(Cymbopogon citratus)
79,17
65,00
76,39
66,67
100,00
100,00
pada
sedangkan
pertama
sebesar
kelas
kelas
lima.
pertama
empat
Pada
ekstrak
pengamatan
nilam
memiliki
wangi
79,17%
pertama
pada
76,39%
persentase
dan
pada
memiliki
pengamatan
baik
dan
pada
pengamatan
kedua
memiliki
100
80
60
40
65
79.17
66.67
76.39
20
Jam Pertama
Jam Kedua
100100
Perlakuan
tidak
nilam
berbeda
memiliki
nyata
ekstrak
karena
kedua
ekstrak
tersebut
tersebut
mengalami
lebih
cepat
menguap
daripada
dan
serai
wangi,
karena
cineol
kayu
pengamatan
putih
pada
kedua
sebagai
memiliki
repellent
repellency
B.
terhadap
tabaci
adalah
SARAN
baik
menggunakan
metode
pada
kedua
waktu
serai
pengaruh
dengan
yang
kedua
wangi
memiliki
berbeda
ekstrak
nyata
tanaman
ketiga
ekstrak
tanaman
PERSANTUNAN
kasih
kepada
Tanaman
tentang
repellent
SIMPULAN
penelitian
bersifat
Hasil
yang
uji
Balai
Sayuran
Penelitian
(Balitsa),
dan
memberikan
A.A.,
et
al.
(2007).
Comparative Chemical and
Analgesic
Properties
of
Essential
Cymbopogon
nardus (L) Rendle of Benin
and Congo. J Trad CAM.
4(2): 267-272.
Agustian, E.,
et al. (2008).
Pemisahan Sitronelal dari
Minyak
Sereh
Wangi
Menggunakan
Unit
Fraksionasi Skala Bench. J
Teknologi
Pertanian
Indonesia. 17(2): 49-53.
Ariyani, F., Setiawan, L.E. dan
Soetaredjo,
F.E.
(2008).
Ekstraksi Minyak Atsiri dari
Tanaman
Sereh
dengan
Menggunakan
Pelarut
Metanol, Aseton dan nHeksana. Widya Teknik. 7(2):
124-133
Bulan,
Rumondang.
(2004).
Esterifikasi Patchouli Alkohol
Hasil Isolasi dari Minyak
Daun Nilam (Patchouli Oil).
Jurnal Kimia Univ. Sumut.
4(1): 3-19.
Gunaeni,
N.,
Setiawati,
W,
Murtiningsih, R, dan Rubiati,
T. (2008). Penyakit Virus
Kuning dan Vektornya Serta
Cara Pengendaliannya pada
Tanaman Sayuran. Bandung.
Balai Penelitian Tanaman
Sayuran.
Harahap, F.A. (2009). Karakterisasi
Simplisia Dan Isolasi Serta
Analisis Komponen Minyak
Atsiri dari Daun Nilam
(Pogostemon cablin Benth)
Asal Aceh Tenggara. Skripsi
Universitas Sumatera Utara.
L. (2009). Perbandingan
Minyak Kayu Putih (Cajuput
oil), Minyak Sereh (Citronella
Andropogon
nardus
L.
Terhadap
Hama
Pasca
Panen
Araecerus
fasciculatus
De
Geer
(Coleoptera : Anthribidae)
pada Biji Kakao. Journal
Entomology Indonesia. 7(1):
1-8.
Verawati, A., Anam, K., dan Kusrini,
D.
(2013).
Identifikasi
Kandungan Kimia Ekstrak
Etanol
Serai
Bumbu
(Andropogon citratus D.C)
dan Uji Efektifitas Repelen
Terhadap Nyamuk Aedes
aegypti. Jurnal Sains dan
Matematika. 21 (1) : 20-24.