Peruntukan Lokasi
lokasi
merupakan
peruntukan
peruntukan
penunjangnya
utama
sebagaimana
d. Setiap
pihak
ketentuan
yang
memerlukan
tata
ruang
memperolehnya
secara
dan
keterangan
tata
terbuka
bangunan
melalui
atau
dapat
dinas
yang
terkait.
e. Keterangan atau ketentuan sebagaimana dimaksud pada
butir d meliputi keterangan tentang peruntukan lokasi
dan intensitas bangunan, seperti kepadatan bangunan,
ketinggian bangunan, dan garis sempadan bangunan.
f.
Dalam
hal
rencana-rencana
tata
ruang
dan
tata
mengadakan
peninjauan
seperlunya
terhadap
dapat
memberikan
persetujuan
membangun
Persetujuan
membangun
tersebut
bersifat
Daerah
dapat
memberikan
persetujuan
III-2
yang
bersangkutan,
maka
bangunan
ii. Tidak
mengganggu
kelancaran
arus
lalu
lintas
memperhatikan
keserasian
bangunan
terhadap lingkungannya.
i.
persetujuan
Kepala
Daerah
dengan
dan
pencahayaan
bangunan
telah
sarana
dan
khusus
untuk
keselamatan
bagi
kepentingan
pengguna
bangunan.
j.
mempertimbangkan
kenyamanan,
kesehatan,
faktor
dan
keamanan,
aksesibilitas
bagi
pengguna bangunan.
k. Pembangunan bangunan gedung pada daerah hantaran
udara (transmisi) tegangan tinggi perlu mendapatkan
persetujuan
Kepala
Daerah
dengan
pertimbangan
sebagai berikut:
i.
tidak
boleh
melebihi
atau
1.2
pertimbangan
kepentingan
umum
dan
Penetapan
besarnya
kepadatan
dan
ketinggian
a.ii
dan
a.iii
mempertimbangkan
kebijaksanaan
di
atas
ditetapkan
perkembangan
intensitas
pembangunan,
dengan
kota,
daya
besarnya
diperbarui
sejalan
perkembangan
KDB
dan
JLB/KLB
dengan
kota,
dapat
pertimbangan
kebijaksanaan
intensitas
pertimbangan
ketertiban
kepentingan
pembangunan,
menetapkan
rencana
Kepala
perpetakan
umum
dan
Daerah
dapat
dalam
suatu
berdasarkan
lebar
dan
panjangnya;
(4) Penggabungan
atau
pemecahan
perpetakan
adanya
besaran
yang
pemberian
KDB/KLB
berdekatan,
dan
diantara
dengan
tetap
v. Dimungkinkan
penambahan
adanya
kompensasi
besarnya
KDB,
berupa
JLB/KLB
bagi
besarnya
KDB,
JLB/KLB
untuk
adalah
setelah
mempertimbangkan
KDB
maupun
KLB
ditentukan
dengan
ii. Luas
lantai
ruangan
beratap
yang
sisi-sisinya
10
dari
luas
lantai
dasar
yang
diperkenankan;
viii. Dalam perhitungan KDB dan KLB, luas tapak yang
diperhitungkan adalah yang dibelakang GSJ;
ix. Batasan
perhitungan
luas
ruang
bawah
tanah
pembangunan
yang
berskala
kawasan
terhadap
dan
total
total
seluruh
lantai
dasar
luas
lantai
keseluruhan
lebih
dari
m,
maka
ketinggian
Garis
Sempadan
Bangunan
ditetapkan
dalam
yang
telah
ditetapkan
sebagaimana
pertimbangan
keamanan,
kesehatan,
dapat
ditetapkan
garis-garis
sempadannya masing-masing.
vii. Dalam
hal
garis
sempadan
pagar
dan
garis
ketentuan
dalam
butir
g,
sepanjang
perkembangan
keserasian
dengan
kota,
kepentingan
lingkungan,
maupun
belakang
bangunan yang ditetapkan, maka Kepala
Daerah
setelah
mempertimbangkan
keamanan,
bahan-bahan/benda-benda
yang
Daerah
lanjut
dapat
menetapkan
mengenai
syarat-syarat
jarak-jarak
yang
harus
Pada
maka
daerah
garis
intensitas
sempadan
bangunan
samping
padat/rapat,
dan
belakang
bidang
dinding
terluar
tidak
boleh
sekurang-kurangnya
10
cm
kearah
untuk
membuat
dinding
batas
III-10
f.
i.
daerah
intensitas
bangunan
dan
pada
setiap
penambahan
sisi
bangunan
yang
didirikan
harus
belakang
yang
berbatasan
dengan
pekarangan.
Pada dinding batas pekarangan tidak boleh
ii.
iii.
(2)
dalam
hal
salah
satu
dinding
yang
yang
lain
merupakan
bidang
terbuka
III-11
g. Pemisah
di
Sepanjang
Halaman
Depan/Samping/
Belakang Gedung
i.
Halaman
muka
dari
suatu
bangunan
harus
Kepala
Daerah,
keamanan,
dengan
kenyamanan,
memperhatikan
serta
keserasian
lingkungan.
ii. Kepala Daerah menetapkan ketinggian maksimum
pemisah halaman muka.
iii. Untuk
sepanjang
jalan
atau
kawasan
tertentu,
hal
yang
khusus
Kepala
Daerah
dapat
butir
dan
ii,
dengan
setelah
tanah,
dan
untuk
bangunan
bukan
menetapkan
lain
terhadap
ketentuan
kawat
berduri
sebagai
pemisah
pagar
batas
pekarangan
sepanjang
III-12
setelah
mempertimbangkan
kenyamanan
kota
harus
diadakan
pemagaran.
Pada
Kepala
Daerah
berwenang
untuk
menetapkan
bangunan
tertentu,
pada
ruas-ruas
dengan
jalan
atau
pertimbangan
III-13
b. Tapak Bangunan
Tinggi rendah (peil) pekarangan harus dibuat
i.
ii.
lantai
atau
tingkat
suatu
iii.
lantai/tingkat
harus
memenuhi
Pada
daerah/lingkungan
ditetapkan:
(1)
tertentu
dapat
nama
proyek
dan
sejenisnya
III-17
(3)
ketentuan
penataan
bangunan
yang
keindahan
dan
keserasian
lingkungan;
(4)
perkecualian
kelonggaran
terhadap
perumahan
dan
memperhatikan
arsitektur lingkungan.
bangunan
sosial
keserasian
dan
III-18
2.
Keseimbangan,
Keserasian
dan
Keselarasan
dengan
keserasian
dan
keselarasan
dengan
dari
suatu
kota.
Secara
ekologis
berfungsi
tanaman,
sebagai
peresapan
air,
tempat
tumbuhnya
sirkulasi,
unsur-unsur
III-24
maka
dapat
dibuat
ketetapan
yang
dipertimbangkan
dan
disesuaikan
untuk
keserasian
dan
arsitektur
lingkungan.
ix. Setiap
perencanaan
bangunan
baru
harus
khusus
bangunan
yang
untuk
orientasi
tata
mempertimbangkan
letak
potensi
yang
khusus
ada,
dapat
bagi
ditetapkan
permohonan
mempertimbangkan
hal-hal
persyaratan
IMB
pencagaran
dengan
sumber
xii. Ketinggian
bangunan
maksimum/minimum
dari
muka
jalan
lantai
ditentukan
dasar
untuk
III-25
dan
aspek
aksesibilitas,
serta
ii. Bila
diperlukan
lansekap
dapat
jalan
ditetapkan
atau
mempertimbangkan
ruas
karakteristik
jalan
keserasian
dengan
tampak
depan
Dasar
Hijau
peruntukan
(KDH)
dalam
ditetapkan
rencana
tata
sesuai
ruang
setara
dengan
naiknya
ketinggian
dalam
terdapat
kawasan campuran.
kawasan-kawasan
beberapa
klas
bangunan,
bangunan
dan
III-26
(KTB)
peruntukan
ditetapkan
lahan,
berdasarkan
ketentuan
rencana
teknis,
dan
Daerah Hijau Bangunan (DHB) dapat berupa tamanatap (roof-garden) maupun penanaman pada sisi-sisi
bangunan
seperti
pada
balkon
dan
cara-cara
Tata Tanaman
i.
Pemilihan
dan
penggunaan
memperhitungkan
karakter
tanaman
tanaman
harus
sampai
pada
jenis-jenis
tertentu
yang
sistem
tanaman
angin,
harus
air,
memenuhi
memperhitungkan
kestabilan
tanah/wadah
syarat-syarat
keselamatan
pemakai.
iii. Untuk
memenuhi
fungsi
ekologis khususnya
di
diutamakan.
III-27
antara
sirkulasi
eksternal
dengan
kepentingan
bagi
aksesibilitas
pejalan kaki.
iii. Sirkulasi harus memungkinkan adanya ruang gerak
vertikal (clearance) dan lebar jalan yang sesuai
untuk pencapaian darurat oleh kendaraan pemadam
kebakaran, dan kendaraan pelayanan lainnya.
iv. Sirkulasi perlu diberi perlengkapan seperti tanda
penunjuk
jalan,
rambu-rambu,
papan
informasi
perkerasan
maupun
tanaman),
guna
jalan
tidak
pedestrian,
dapat
terpisahkan
penghijauan,
dan
dari
ruang
terbuka umum.
vi. Penataan ruang jalan dapat sekaligus mencakup
ruang-ruang antar bangunan yang tidak hanya
terbatas
dalam
Rumija,
dan
termasuk
untuk
identitas
lingkungan
yang
III-28
viii. Jalur
utama
pedestrian
mempertimbangkan
keseluruhan,
pedestrian
sistem
aksesibilitas
dalam
harus
telah
pedestrian
secara
terhadap
lingkungan,
dan
subsistem
aksesibilitas
pedestrian
harus
berhasil
menciptakan
pedestrian
(street
furniture)
harus
parkir
di
daerah
pekarangan
penghijauan
tidak
boleh
yang
telah
ditetapkan.
xiv. Prasarana parkir untuk suatu rumah atau bangunan
tidak diperkenankan mengganggu kelancaran lalu
lintas, atau mengganggu lingkungan di sekitarnya.
xv. Jumlah kebutuhan parkir menurut jenis bangunan
ditetapkan
sesuai
dengan
parkir
harus
standar
teknis
yang
berlaku.
xvi. Penataan
kepentingan
pejalan
berorientasi
kaki,
kepada
memudahkan
lainnya
seperti
untuk
jalan,
pedestrian
penghijauan.
III-29
dan
h. Pertandaan (Signage)
i.
karakter
lingkungan
yang
ingin
ii. Pencahayaan
keserasian
yang
dengan
dihasilkan
harus
pencahayaan
memenuhi
dari
dalam
yang
dihasilkan
penerangan
ruang
dengan
telah
luar
yang
memperhatikan
pemeliharaan.
aspek
operasi
dan
III-30
Pengelolaan
Lingkungan
(UKL)
dan
Upaya
menyebabkan
perubahan
pada
sifat-sifat
fisik
spesies-spesies
yang
langka
perundang-undangan
yang
berlaku
atau
memusnahkan
benda-benda
dan
III-31
menimbulkan
dengan
konflik
masyarakat,
atau
dan/atau
pemerintah.
d. Kegiatan yang dimaksud pada butir c merupakan kegiatan
yang
berdasarkan
perkembangan
ilmu
pengalaman
pengetahuan
dan
dan
tingkat
teknologi
lingkungannya
Pengelolaan
Lingkungan
yang
harus
(UKL)
dan
melakukan
Upaya
Upaya
Pemantauan
III-32
menindaklanjuti
rencana
tata
ruang
wilayah
bangunan
dan
lingkungan
merupakan
rencana
peruntukan
lahan
mikro,
rencana
prasarana
dan
sarana
lingkungan,
rencana
III-33
gedung
dan
lingkungannya
bangunan
dan
lingkungan
berdasarkan
serta
ketentuan
penataan
bangunan
lama
maupun
rencana
Pengendalian
Rencana
dan
Pedoman
rencana
dan
pedoman
Pengendalian Pelaksanaan
Ketentuan
pengendalian
pengendalian
pelaksanaan
persyaratan
tata
merupakan
bangunan
dan
persyaratan-
lingkungan
yang
3. Penyusunan RTBL
bangunan
gedung
dan
lingkungan
yang
perbaikan,
pembangunan
diterapkan pada:
baru,
pengembangan
dan/atau
kembali,
pelestarian,
yang
III-34
i.
kesehatan
sesuai
fungsi
III-35
mempertimbangkan
faktor
keselamatan,
(transmisi)
tegangan
tinggi,
dan/atau
menara
mempertimbangkan
faktor
keselamatan,
untuk
daerah
hantaran
udara
(transmisi)
pendapat
dari
tim
ahli
bangunan
Penampilan
Bangunan
dan
sederhana,
guna
mengantisipasi
KURANG BAIK
SEBAIKNY
A
pemisah
an
struktur
pemisah
an
struktur
pemisaha
n struktur
III-14
c. Bentuk Bangunan
i.
setiap
ruang-dalam
dimungkinkan
menggunakan
bangunan
gedung
berbentuk
sentris
denah
dalam
bangunan
yang
berbentuk
mengantisipasi
terjadinya
III-15
v. Penempatan
bangunan
gedung
tidak
boleh
jalan-jalan
tertentu,
penampang-penampang
perlu
(profil)
ditetapkan
bangunan
untuk
ketentuan-ketentuan
pelaksanaaannya
oleh
ini
dapat
Kepala
ditetapkan
Daerah
dengan
bangunan
gedung
yang
didirikan
yang
didirikan
persil,
tampak
bersambungan
bangunan
atau
secara
sampai
bangunannya
serasi
dinding
pada
yang
harus
dengan
telah
batas
tampak
ada
di
sebelahnya.
xii. Bentuk bangunan gedung harus dirancang dengan
mempertimbangkan
bangunan
yang
lingkungannya.
terciptanya
nyaman
dan
ruang
serasi
luar
terhadap
III-16
bangunan
gedung
sesuai
kondisi
daerahnya
harus
tata
ruang,
dan/atau
rencana
tata
bangunan
dan
Spatial Quality
2. Tata
Ruang-
dalam
a.
Ketentuan Umum
i.
III-19
tertutup
untuk
mengantisipasi
terjadinya
dari
permukaan
bawah
langit-langit
ke
permukaan lantai.
iv. Ruangan dalam bangunan harus mempunyai tinggi
yang cukup untuk fungsi yang diharapkan.
v. Ketinggian ruang pada lantai dasar disesuaikan
dengan fungsi ruang dan arsitektur bangunannya.
vi. Dalam hal tidak ada langit-langit, tinggi ruang diukur
dari
sampai
permukaan
III-20
vii.
Bangunan
mengalami
atau
bagian
perubahan
bangunan
perbaikan,
yang
perluasan,
utama,
karakter
arsitektur
ix.
tidak
menyimpang
dari
penggunaan
utama bangunan.
x.
xi.
Tata
ruang-dalam
untuk
bangunan
tempat
Bangunan
tempat
tinggal
sekurang-kurangnya
kantor
sekurang-kurangnya
memiliki
III-21
ketinggian
bangunan,
apabila
jarak
sebagai
dua
lantai,
kecuali
untuk
bangunan
komersial
(antara
lain
hotel,
tidak
bangunan
menyimpang
serta
dari
memperhatikan
fungsi
segi
atau
kegiatan
lain
yang
potensial
dianggap
sebagai
penambahan
tingkat
bangunan.
xiii. Setiap
bukaan
mengubah
pada
sifat
ruang
dan
atap,
karakter
tidak
boleh
arsitektur
bangunannya.
III-22
cerobong
hawa
secukupnya,
kecuali
asap
dan/atau
gas
harus
dirancang
III-23
STRUCTURE
1. Persyaratan
Struktur
Bangunan
bangunan
gedung,
strukturnya
harus
persyaratan
kelayanan
(serviceability)
dengan
dan
kemungkinan
pelaksanaan
konstruksinya.
ii. Kemampuan memikul beban diperhitungkan terhadap
pengaruh-pengaruh aksi sebagai akibat dari bebanbeban yang mungkin bekerja selama umur layanan
struktur, baik beban muatan tetap maupun beban
muatan sementara yang timbul akibat gempa, angin,
pengaruh korosi, jamur, dan serangga perusak.
iii. Dalam
perencanaan
struktur
bangunan
gedung
struktur
gedung,
harus
diperhitungkan
III-37
gedung
harus
direncanakan
mampu
menentukan
tingkat
keandalan
struktur
dilakukan
sesuai
rekomendasi
hasil
gedung
selalu
memenuhi
persyaratan
keselamatan struktur.
viii. Perencanaan dan pelaksanaan perawatan struktur
bangunan gedung seperti halnya penambahan struktur
dan/atau
penggantian
struktur,
harus
keandalan
secara
bangunan
berkala
sesuai
gedung
klasifikasi
dilakukan
secara
berkala
sesuai
dengan
III-38
ii. Penentuan
mengenai
jenis,
intensitas
dan
cara
03-1726-2002
Tata
cara
perencanaan
03-1727-1989
Tata
cara
perencanaan
atau
yang
belum
mempunyai
SNI,
Konstruksi beton
Perencanaan konstruksi beton harus mengikuti:
(1) SNI 03-1734-1989 Tata cara perencanaan beton
dan struktur dinding bertulang untuk rumah dan
gedung, atau edisi terbaru;
(2) SNI
03-2847-1992
Tata
cara
penghitungan
03-3430-1994
Tata
cara
perencanaan
03-3976-1995
Tata
cara
pengadukan
III-39
Penentuan
Parameter
dan
Prategang
untuk
Bangunan
Gedung; dan
(3) Spesifikasi Sistem dan Material Konstruksi Beton
Pracetak
dan
Prategang
untuk
Bangunan
Gedung.
Dalam hal masih ada persyaratan lainnya yang belum
tertampung,
atau
yang
belum
mempunyai
SNI,
03-1729-2002
Tata
cara
perencanaan
atau
yang
belum
mempunyai
SNI,
III-40
atau
yang
belum
mempunyai
SNI,
konstruksi
bambu
harus
memenuhi
konstruksi
dengan
bahan
dan
03-1736-1989
Tata
cara
perencanaan
III-41
bangunan
kedokteran
nuklir
di
032397-1991
Tata
cara
perancangan
03-1735-2000
Tata
cara
perencanaan
atau
yang
belum
mempunyai
SNI,
III-42
Pondasi Langsung
(1) Kedalaman pondasi langsung harus direncanakan
sedemikian rupa sehingga dasarnya terletak di
atas lapisan tanah yang mantap dengan daya
dukung tanah yang cukup kuat dan selama
berfungsinya
bangunan
tidak
mengalami
daya
dukung
dan
penurunan
tanah
yang
ditemukan
dari
pondasi
langsung
tidak
boleh
daya
dukung
dan
penurunan
tanah
yang
ditemukan
dari
III-43
diverifikasi
dengan
percobaan
gangguan
yang
mungkin
di
daerah
mengakibatkan
tepi
korosif
laut
harus
yang
dapat
memperhatikan
hal
perencanaan
atau
metode
perhitungan
struktur
menggunakan
atau
yang
belum
mempunyai
SNI,
III-44
Keselamatan Struktur
(1) Untuk menentukan tingkat keandalan struktur
bangunan,
harus
dilakukan
keandalan
bangunan
secara
dengan
Teknis
ketentuan
Tata
dalam
Cara
pemeriksaan
berkala
sesuai
Pedoman/Petunjuk
Pemeriksaan
Keandalan
Bangunan Gedung.
(2) Perbaikan atau perkuatan struktur bangunan
harus segera dilakukan sesuai rekomendasi hasil
pemeriksaan
keandalan
bangunan
gedung,
keandalan
bangunan
gedung
dilakukan
secara
berkala
sesuai
dengan
semua
persyaratan
keamanan,
yang
dibuat
atau
dicampurkan
di
mengembangkan kekuatan
yang
bahan-bahan
III-45
Function Planning
Umum
bangunan gedung serta beraktivitas dalam bangunan gedung secara mudah, aman,
nyaman dan mandiri.
Fasilitas dan aksesibilitas meliputi toilet, tempat parkir, telepon umum, jalur
pemandu, rambu dan marka, pintu, ram, tangga, dan lif bagi penyandang cacat dan
lansia.
3. Persyaratan
Kelengkapan
Prasarana
dan
Sarana
Pemanfaatan
Bangunan Gedung
a. Guna memberikan kemudahan bagi pengguna bangunan gedung untuk
beraktivitas di dalamnya, setiap bangunan gedung untuk kepentingan
umum
harus
menyediakan
kelengkapan
prasarana
dan
sarana