Anda di halaman 1dari 105

BUKU PRAKTIKUM

PHARMACEUTICAL CARE LAB WORK

NAMA

:..................................................................................

NIM

:..................................................................................

KELOMPOK :..................................................................................
GROUP

:..................................................................................

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
SEM I 2015-2016

I. Tata Tertib Praktikum


1. Praktikan membaca seksama buku petunjuk praktikum sebelum melakukan praktikum
2. Praktikan wajib datang tepat waktu
3. Praktikan wajib berpakaian rapi dan menggunakan jas praktikum dengan rapi selama
praktikum berlangsung
4. Daftar pustaka yang boleh digunakan tahun 2005 ke atas
5. Mahasiswa yang merusakkan alat wajib melakukan penggantian
6. Tidak disediakan inhal di luar kelompok/jadwal yang tersedia
Mahasiswa yang berhalangan hadir karena sakit, diwajibkan menunjukkan surat keterangan
sakit dari dokter. Ketidakhadiran karena alasan lain yang diatur dalam Panduan Akademik
Fakultas yang berlaku dan disampaikan minimal 3 hari sebelum praktikum.
II. Penilaian
Perilaku Praktikum

20%

Kegiatan Praktikum

50% (rincian seperti dalam RPS)

Responsi

30%

Yogyakarta, 20 Agustus 2015


Koordinator Praktikum

RPS PRAKTIKUM PHARMACEUTICAL CARE


Urutan Praktikum dapat berubah dan akan diinformasikan sebelum praktikum.
BAB

Kemampuan
Akhir yang
Diharapkan

(1)
1
(1,5jp)

(2)
Mampu
menjalankan
praktikum
secara baik
dan memahami
makna
pembelajaran
yang
diharapkan
Mampu
menjelaskan
Alkes dan
perlengkapan
safety lab
yang umum
digunakan di
RS +
penggunaannya
Mampu
menjelaskan
cara/teknik
memberi arti
pada medical
terminology

2
(1,5jp)

3
(3 jp)

4
(3 jp)

Mampu
melaksanakan
perhitungan
beberapa
parameter
terkait Prediksi
Risiko Kardiovaskular

5
(3 jp)

Mampu
mencari
sumber
referensi dan
melakukan
evaluasi
sumber
referensi

Materi
Pembelajaran
(Bahan
Kajian)
(3)
Asistensi

Proses
Pembelajara
n

Kriteria
Penilaian
(Indikator)

Bobot
Nilai

Referensi

(4)
Tutorial dan
Diskusi

(5)
-

(6)
-

(7)

Pengenalan
Alkes

Latihan mengidentifikasi
jenis alat dan
manfaat

Ketepatan
menyebutkan
nama dan
fungsi alat

5%

Sumber Web
terkait

Istilah Medis
Medical
Terminology:
Root
Suffix
Prefix
Singkatan
Istilah Lab
Parameter
Prediksi
Risiko Kardiovaskular
Pulse
Pressure;
MAP; LDLindirect; CholRatio;
Framingham
Score.
Kategori TD
Critical
Appraisal
(EBM)

Latihan
memberikan
arti MT

Ketepatan
memahami
metode
memberi arti
MT

10%

Dorland Kamus
Dorland
Handbook
MIMS terbaru
ISO terbaru

Latihan
perhitungan
menggunakan
rumus off-line
dan on-line

Ketepatan
dalam
menghitung
beberapa
parameter
risiko kardiovaskular

10%

Web terkait

Latihan
Pencarian
sumber
informasi
melalui
Pubmed

Ketepatan dan
ketelitian
mencari dan
mengevaluasi
sumber
referensi

15%

Web terkait

CA terapi

6
(3 jp)

7
(3jp)

8
(3 jp)

9
(1.5 jp)

tersebut untuk
pemanfaatan
klinis
Mampu
menyusun
Pharmaceutica
l Care untuk
pasien dalam:
identifikasi,
penyelesaian,
dan
pencegahan
DRP

Mampu
melaksanakan
evaluasi
ketaatan terapi
pasien untuk
outcome
therapy yang
lebih baik
Mampu
melaksanakan
pembelajaran
berkelanjutan
on-line
Mahasiswa
mampu
menyiapkan
parenteral
nutrition
secara benar
dan aseptis

Pharmaceutica
l Care

Medication
Possession
Ratio
Persistence
Medication
Adherence
(Morisky)
Continuning
Pharmacist
Education
Penyiapan
Parenteral
Nutrition

Latihan 1
kasus Review
of System
Monitoring
pengobatan
Selesaikan
DRP dg
metode:
1.SOAP
2.FARM
3.CORE
4.PRIMEPharmacotherapy
5.PARM
6.Penyusunan
Intervensi
Farmasis
Klinis
Latihan kasus
Simulasi
wawancara
dan
pengumpulan
data

Ketepatan
penyusunan
pharmaceutica
l care

20%

Ketepatan
menghitung
dan
mengevaluasi
ketaatan
pasien

10%

Web dan
Proceeding dari
ISPOR

Latihan
mendapat
SKP on-line
dan tracker

Ketepatan
dalam
pelaksanaan
pembelajaran
berkelanjutan
Ketepatan
dalam
menghitung
dosis, mampu
melaksanakan
simulasi
penyiapan
parenteral
nutrition
dengan benar
dan secara
aseptis.

10%

Web terkait

Penilaian
dilakukan
dengan
menilai
ketepatan
perhitunga
n dosis,
ketepatan
praktek
simulasi,
sikap
selama
praktikum,
dan
laporan
praktikum.
Bobot nilai
10%

DiPiro, J.T.,
2008
Pharmacotherap
y

Perhitungan
dosis nutrisi
yang
dibutuhkan
Simulasi
penyiapan
Parenteral
Nutrition
Simulasi
pemantauan
outcome

Ketepatan
menjelaskan
monitoring
yang
diperlukan
untuk melihat
outcome dan
efek samping

Strand

Trissel, L.A.
Handbook of
Injectable Drugs,
15th , 2009
Shulman, R.,
Drayan, S.,
Harries, M.,
Hoare, D., and
Badcott, S.,
Injectable Drug
Administration
Guide, 1998

10
(1.5 jp)

Mahasiswa
mampu
menyiapkan
sterile
preparation
secara benar
dan aseptis

Sterile
Preparation

Perhitungan
dosis obat
yang
dibutuhkan
Simulasi
penyiapan
Sterile
Preparation
Simulasi
penanganan
limbah
sitostatik
Simulasi
pemantauan
outcome

Ketepatan
dalam
menghitung
dosis, mampu
melaksanakan
simulasi
penyiapan
Sterile
Preparation
dengan benar
dan secara
aseptis
Mampu
menjelaskan
penangangan
limbah
sitostatik dan
penanganan
kecelakaan
berkaitan
dengan
sitostatik

Penilaian
dilakukan
dengan
menilai
ketepatan
perhitunga
n dosis,
ketepatan
praktek
simulasi,
sikap
selama
praktikum,
dan
laporan
praktikum.
Bobot nilai
10%

DiPiro, J.T.,
2008
Pharmacotherap
y
Trissel, L.A.
Handbook of
Injectable Drugs,
15th , 2009
Shulman, R.,
Drayan, S.,
Harries, M.,
Hoare, D., and
Badcott, S.,
Injectable Drug
Administration
Guide, 1998

Ketepatan
menjelaskan
monitoring
yang
diperlukan
untuk melihat
outcome dan
efek samping
NILAI
11
(3 jp)

TOTAL
-

RESPONSI

PRAKTIKU
M
(lisan/tulisan
)

100%
-

BAB 1. ASISTENSI
Tujuan:
1. Mahasiswa mengetahui kegiatan yang dilalui selama 1 semester;
2. Mahasiswa mengatehui sistem penilaian dan tugas-tugas.
3. Mahasiswa dapat lancer mengikuti praktikum dan mendapatkan
manfaat dari praktikum ini.
RUBRIK NILAI PERILAKU PRAKTIKUM
A
B
C
Kehadiran Sebelum
Terlambat
Terlambat<15men
(7.5)
Praktikum
<15menit
it
mulai
dengan
Tanpa alasan
alasan
rasional

Ketertiban
(2.5)

Laporan dan
tugas lain
dikumpulkan
tepat waktu
dan
dikerjakan
lengkap

Laporan dan Laporan dan


tugas lain
tugas lain
dikumpulkan dikumpulkan
tepat waktu
tidak tepat waktu
dan hanya
tetapi lengkap
sebagian
dikerjakan
lengkap
Manageme Menyelesaika Menyelesaika Menyelesaikan
n Waktu
n Praktikum
n Praktikum
Praktikum tidak
(7.5)
tepat waktu
tepat waktu
tepat waktu dan
dan tepat
tetapi tidak
tidak tepat
benar
tepat benar
Keaktifan
Mengikuti
Mengikuti
Pasif
(2.5)
praktikum
praktikum
secara serius kurang serius
dan aktif
dan kurang
berkomunika aktif
si
berkomunika
menyelesaika si
n tugas
menyelesaika
n tugas
Nilai Perilaku Praktikum maks= 20 per pertemuan

D
Terlambat
>15menit
Tanpa alasan

Laporan dan
tugas lain
dikumpulkan
tidak tepat
waktu dan
tidak lengkap

F
Tidak Hadir
Tidak
mengikuti
praktikum
2x tanpa
alasan
rasional tidak
lulus
Praktikum
Tidak
mengumpulka
n tugas
>2X tidak
mengumpulka
n tugas tidak
lulus

Sangat
terlambat
menyelesaika
n praktikum
Ribut dan
tidak
berkomunika
si secara
efektif

Menimbulkan
kekacauan
>2X setelah
peringatan
tidak lulus
praktikum

BAB 2
PENGENALAN ALAT KESEHATAN
Tujuan:
Mahasiswa mengenali (menyebutkan) beberapa alat yang digunakan di RS
dan manfaatnya dari alat nyata dan foto/gambar.
Kegiatan:
Mahasiswa mempelajari dan berdiskusi mengenai manfaat alat-alat yang
selama 1 jam di akhiri dengan post-test.
Mahasiswa menyaksikan dan mencatat tahap-tahap penggunaan nebulizer.
JENIS ALAT

NAMA

MANFAAT

Infusion Set

Winged
Infusion set

Winged
Infusion Set
21g
Continuous
Use with
30cm Tubing
Scalp Vein

Catheter
Foley No 14;
16; 18; 8

Transfusion
Set

Single blood
bag with
transfusion
set

IV Canula

Needle 19;
23;25; 27G

Syringe
Insulin
0.5ml/1ml

Torniquet

Thermometer
infrared

Stetoscope

10

Nebulizer

Mercury
Sphygmoman
ometer

MERCURY BP
CUFF+BULB+
LATEX+VALVE
1 SET

Sphygmoman
ometer
Digital

11

Breast Pump

Sterile Gloves
No. 6; 6.5; 7;
7.5; 8

ARM
CRUTHES

12

Quad Cane

Walkiing Stick

Walking flame

Wheel Chair

13

Wheel Chair

Common
chair

Bedpen

Urinal

14

Hot Water
Bag
(WWZ)

ECG Paper

Cat gut
2/0;3/0;4/0

Gauze
bandage
5 cm; 10 cm

15

Vaginal
Specurum
Size S;M

Umblical Cord
Clamp

Surgical blade
No 10; 11; 15;
22

USG Gel

16

Wooden
Tongue

Nylon with
needle
Silk with
needle
2/0
3/0
4/0

Syringe pump

Computerized
syringe
infusion pump

17

Infusion pump

Infusion

Lancet

Vaccum tube

18

Plester

Instrument
tray + tutup

Needle holder

Gunting
Bandage

Gunting
Forcep

19

Laryngoscope

Balloon
catheter

Hibicet

20

21

BAB 3. ISTILAH MEDIS


TUJUAN:
Mahasiswa dapat menterjemahkan beberapa istilah sederhana dari jurnal kesehatan dan
dapat menjelaskan teknik pemenggalan istilah medis.
MATERI PRAKTIKUM

22

23

24

25

26

Singular-Plural Noun dalam Istilah Medis

27

Latihan
1. Nama-nama Obat (2-5 item) sub golongan dan nama (generik).

2. GCS
3. APGAR SCORE
4. Istilah Peracikan Arti, Berikan Artinya

28

Latihan istilah medis, data laboratorium, dan artikel kesehatan yang akan
diterjemahkan atau dimaknakan disampaikan pada saat praktikum!
Contoh Format Latihan Terminologi Medis

LAMPIRAN SOAL PRETEST:


1) The general meaning of "corpus" is
(A) abdomen
(B) body
(C) chest
(D) head
(E) trunk
2) Which of the following is the term for an abnormally low white blood cell count?

29

(A) Anemia
(B) Leukemia
(C) Leukocytosis
(D) Leukopenia
(E) Leukoplakia
3) An area of dead myocardial tissue is called
(A) angina pectoris
(B) hypertrophy
(C) an induration
(D) an infarct
(E) stenosis
4) The term "lithiasis" means
(A) constriction of tissue
(B) dissolving
(C) abnormal condition of stones
(D) penetrating a cavity
(E) stretching of tissue
5) Menarche refers to which of the following?
(A) Beginning of menstruation
(B) Development of female characteristics
(C) End of childhood
(D) End of pregnancy
(E) Primary infertility
6) Adipose tissue is made of which of the following?
(A) Fat cells
(B) Lymph nodes
(C) Muscles
(D) Skin
(E) Tendons
7) Which of the following terms refers to the ability to breathe comfortably only when in an
upright position?
(A) Apnea
(B) Dyspnea
(C) Eupnea
(D) Hypercapnia
(E) Orthopnea
8) Which of the following is the term for abnormally large breasts in men?
(A) Gynander
(B) Gynecomania
(C) Gynecomastia
(D) Gynephobia
(E) Gynoplastics
9) Which of the following terms means drainage from the nose?
(A) Rhinolalia
(B) Rhinomycosis
(C) Rhinophyma

30

(D) Rhinorrhaphy
(E) Rhinorrhea
10) The combining form "cephal/o" refers to the
(A) abdomen
(B) head
(C) neck
(D) ribs
(E) spine
11) The prefix pertaining to fingernail is
(A) odont(B) olfact(C) omphal(D) onco(E) onych12) Inflammation of a sweat gland is known as
(A) colitis
(B) fasciitis
(C) hidradenitis
(D) pimelitis
(E) rhinitis
13) The prefix meaning outside or outer is
(A) ana(B) dia(C) epi(D) exo(E) peri14) The prefix "brady-" means
(A) away from
(B) downward
(C) irregular
(D) slow
(E) without
15) The patient's complaint of painful menstrual periods will be documented in the medical
record as
(A) amenorrhea
(B) dysmenorrhea
(C) menorrhagia
(D) menorrhea
(E) metrorrhagia
16) Which of the following suffixes refers to eating?
(A) "phagia"
(B) "phasia"
(C) "phonia"
(D) "plegia"
(E) "praxia"

31

17) Which of the following terms refers to pain?


(A) Arthralgia
(B) Diplopia
(C) Dysplasia
(D) Hemiplegia
(E) Urticaria
18) Which of the following is the definition for aphagia?
(A) Extreme thirst
(B) Inability to hear
(C) Inability to swallow
(D) Loss of hair
(E) Pain free
19) Which of the following suffixes means "incision into"?
(A) -ectomy
(B) -plasty
(C) -scopy
(D) -stomy
(E) -tomy
20) Which of the following is the CORRECT spelling for the plural of bronchus?
(A) Bronchuses
(B) Bronchii
(C) Bronchi
(D) Bronchae
(E) Broncha
21) Which of the following is the plural form of the medical term that means chest?
(A) Alveoli
(B) Apices
(C) Calyces
(D) Pleurae
(E) Thoraces
22) The notation "subq" indicates an area between
(A) bone and bone marrow
(B) dermis and muscle
(C) fascia and bone
(D) muscle and bone
(E) muscle and vein
23) OS is a standard abbreviation for
(A) both eyes
(B) left eye
(C) right eye
(D) left ear
(E) right ear
24) Instructions to take a medication "pc" means
(A) at bedtime
(B) before meals
(C) after meals

32

(D) every morning


(E) when needed
25) "K" is the symbol for
(A) barium
(B) calcium
(C) iron
(D) hydrogen
(E) potassium
26. Which of the following is the chemical symbol for iron?
(A) F
(B) Fe
(C) Fr
(D) I
(E) Ir
27) Which of the following is the term for reconstruction of the eardrum?
(A) Myringotomy
(B) Otoplasty
(C) Stapedectomy
(D) Tympanocentesis
(E) Tympanoplasty
28) Colporrhaphy is the repair of the
(A) bladder
(B) intestines
(C) spleen
(D) uterus
(E) vagina
29. Which of the following terms describes surgical fixation of the uterus in a suspended
position?
(A) Hysterectomy
(B) Hysterodesis
(C) Hysteropexy
(D) Hysteroscopy
(E) Hysterotripsy
30) A pyloromyotomy is performed in which of the following body systems?
(A) Cardiovascular
(B) Gastrointestinal
(C) Musculoskeletal
(D) Nervous
(E) Reproductive
31) Which of the following is a surgical procedure in which a pendulous breast is lifted and
fixed to the chest wall?
(A) Mastostomy
(B) Mastotomy
(C) Mastectomy
(D) Mastopexy
(E) Mesopexy

33

32) Which of the following is an incision made to enlarge the opening of the external
urethra?
(A) Cystotomy
(B) Meatotomy
(C) Nephrostomy
(D) Pyelostomy
(E) Ureterotomy
33. Korotkoff sounds are evaluated when
(A) counting the apical heartbeat
(B) determining the blood pressure
(C) performing ultrasonography
(D) counting the respirations
(E) evaluating the pulse
34. Which of the following is a nonsterile procedure?
(A) Amniocentesis
(B) Cystoscopy
(C) Peritoneal dialysis
(D) Proctosigmoidoscopy
(E) Renal biopsy
35) Which of the following is a procedure in which synovial fluid is removed for analysis?
(A) Apheresis
(B) Arthrocentesis
(C) Arthrography
(D) Arthroscopy
(E) Articulation
36) Which of the following procedures is indicated when an abnormal growth is identified on
barium enema x-ray study?
(A) Arthroscopy
(B) Bronchoscopy
(C) Colonoscopy
(D) Cystoscopy
(E) Colposcopy
37) A patient scheduled for echoencephalography will undergo a study of which of the
following?
(A) Abdomen
(B) Brain
(C) Heart
(D) Lungs
(E) Spine
38) Which of the following physicians specializes in treating patients with diseases of the
liver?
(A) Hematologist
(B) Hepatologist
(C) Nephrologist
(D) Oncologist
(E) Rheumatologist

34

39) Which of the following branches of medicine specializes in the study of the
musculoskeletal system?
(A) Gynecology
(B) Nephrology
(C) Orthopedics
(D) Pediatrics
(E) Urology
40) A patient with encephalitis is most likely to be treated by which of the following
specialists?
(A) Endocrinologist
(B) Hematologist
(C) Neurologist
(D) Oncologist
(E) Radiologist
41) A cystoscope is an instrument used most commonly by a specialist in
(A) endocrinology
(B) gastroenterology
(C) gynecology
(D) radiology
(E) urology
42) A patient who has hypergonadism, prolactinoma, and hirsutism will most likely be
referred to which of the following specialists?
(A) Immunologist
(B) Pathologist
(C) Rheumatologist
(D) Endocrinologist
(E) Gerontologist
43) Polydipsia, polyuria, good appetite with weight loss, and blurred vision are signs and
symptoms of
(A) diabetes mellitus
(B) gout
(C) hypothyroidism
(D) marasmus
(E) polyposis coli
44) Dysphonia is a common symptom of which of the following conditions?
(A) Iritis
(B) Laryngitis
(C) Pneumonitis
(D) Rhinitis
(E) Stomatitis
45) Which of the following is a malignant tumor of the eye that is known to be hereditary?
(A) Glioblastoma
(B) Neuroblastoma
(C) Osteocarcinoma
(D) Pheochromocytoma
(E) Retinoblastoma
46) Which of the following are round bacteria that grow in pairs?

35

(A) Streptococci
(B) Diplococci
(C) Bacilli
(D) Spirilla
(E) Staphylococci
47) Which of the following words is MISSPELLED?
(A) Adenopathy
(B) Basaphil
(C) Edematous
(D) Hemopoiesis
(E) Myeloid
48) Which of the following medical terms is spelled CORRECTLY?
(A) Albumine
(B) Hemorrhoid
(C) Larinx
(D) Opthalmology
(E) Prostrate
49) Which of the following spellings is CORRECT?
(A) Abecess
(B) Abces
(C) Abscess
(D) Abscus
(E) Absess
50) Which of the following is the CORRECT spelling for the focusing ability of the eye?
(A) Accomedation
(B) Accommodation
(C) Acomodation
(D) Acommodation
(E) Acommedation

36

BAB 4. CARDIOVASCULAR RISK


OBJECTIVES
Students have the ability to calculate some equation and formulae for the
evaluation of cardiovascular risk, including: pulse pressure, mean arterial,
indirect-LDL Cholesterol, Cholesterol Ratio, Framingham Score, and
hypertension classification.
PRACTICE MATERIAL
A. Pulse Pressure
PPmmHg=SBPDBP(1)
Blood pressure readings are given in two numbers. The top number is the
maximum pressure your heart exerts while beating (systolic pressure), and
the bottom number is the amount of pressure in your arteries between beats
(diastolic pressure). The numeric difference between your systolic and
diastolic blood pressure is called your pulse pressure. For example, if your
resting blood pressure is 120/80 millimeters of mercury (mm Hg), your pulse
pressure is 40 which is considered a normal and healthy pulse pressure.
A high pulse pressure may be a strong predictor of heart problems and,
especially for older adults, if your pulse pressure is greater than 60 it is
considered a risk factor for cardiovascular disease. Generally, a pulse
pressure greater than 40 mm Hg is abnormal. A pulse pressure lower than 40
may mean you have poor heart function, while a higher pulse pressure may
mean your heart's valves are leaky (valve regurgitation).
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/high-blood-pressure/expertanswers/pulse-pressure/faq-20058189
B. Mean Arterial Pressure (MAP)
There are several clinical situations in which it is especially important to
monitor mean arterial pressure. In patients with sepsis, vasopressors are
often titrated based on the MAP. In the guidelines of the Surviving Sepsis
Campaign, it is recommended that mean arterial pressure (MAP) be
maintained 65 mm Hg. Also, in patients with head injury or stroke,
treatment may be dependent on the patients MAP.
https://www.nursingcenter.com/NCBlog/December-2011/Calculating-the-MAP
MAP=

SBP+2 DBP
(2)
3

37

Normal range of MAP: 70 - 105 mmHg


*1. Discussion
Compare the PP and MAP values of male and female subjects, are they
significantly different?
C. Indirect-LDL Cholesterol mg/dl (LDL)
LDL=total cholesterolHDL

Triglycerides
(3)
5

Note: TG level 400mg/dl; after 8-10 hour fasting condition.


D. Cholesterol Ratio
Cholest Ratio=

HDL Cholesterol
(4)
Total Cholesterol

To calculate your cholesterol ratio, divide your high-density lipoprotein


(HDL, or "good") cholesterol number into your total cholesterol number. An
optimal ratio is less than 3.5-to-1. A higher ratio means a higher risk of heart
disease. Non-HDL cholesterol, as its name implies, simply subtracts your HDL
cholesterol number from your total cholesterol number. So it contains all the
"bad" types of cholesterol. An optimal level of non-HDL cholesterol is less
than 130 milligrams per deciliter (mg/dL), or 3.37 millimoles per liter
(mmol/L). Higher numbers mean a higher risk of heart disease.
Francisco Lopez-Jimenez, M.D. http://www.mayoclinic.org/diseasesconditions/high-blood-cholesterol/expert-answers/cholesterol-ratio/faq20058006
Your cholesterol ratio is calculated by dividing your total cholesterol by
your HDL number. For instance, if your total cholesterol is 180 and your HDL
is 82, your cholesterol ratio is 2.2. According to the American Heart
Association (AHA), you should aim to keep your ratio below 5, with the ideal
cholesterol ratio at 3.5. According to Harvard Medical School, a cholesterol
ratio of 5 indicates average risk of heart disease for men. Men run double the
risk for heart disease if their ratio reaches 9.6 and have roughly half the
average risk for heart disease with a cholesterol ratio of 3.4. Because their
HDL levels are often higher, womens cholesterol ratio risk categories differ.
For women, a 4.4 ratio indicates average risk for heart disease. Womens
heart disease risk doubles if their ratio is 7, while a ratio of 3.3 signifies
38

roughly half the average risk. Two people with the same total cholesterol
number can have different cholesterol ratios. The ratios indicate different
levels of heart disease risk. Harvard Medical School cites the following
example: If your total cholesterol is 200 and your HDL is 60, your cholesterol
ratio would be 3.3. Thats near the AHA ideal level. However, if your HDL is
35below the recommended level of 40 for men and 50 for womenyour
cholesterol ratio would be 5.7. This ratio places you in a higher risk category.
http://www.healthline.com/health-slideshow/cholesterol-ratio
*2. Discussion
Evaluate the risk of the subjects based on the cholesterol ratio!
E. Framingham Score (Prediction of 10-year Cardiovascular Risk)
1. Interactive model to calculate Framingham Score to predict CVD Risk in
the next 10 years of a particular patient aged from 30- 75 years old.
Left: using blood cholesterol level; Right using BMI value.

39

Ref: http://www.framinghamheartstudy.org/risk-functions/cardiovasculardisease/10-year-risk.php
*3. Discussion:
a. Describe all variables impact/correlation with the Frammingham!
b. Calculate the heart vascular age and the mean diiference of the actual
age with HVA! Is the HVA of the subjects significantly different to the riil age?
c. Is the Framigham Score Model 1 and 2 significantly different?

2. Excel Worksheet Model

F. Hypertension Classification
Table 1. Comparison of Recommended Blood Pressure Goal Based on JNC7, JNC8, and ESH-ESC Guidelines
Systolic/Diastolic Blood Pressure Goal (mmHg)
Age Group
JNC71)
Younger Adult

JNC82)
<60 y.o.:<140/90

18 years old: <140/90


Elderly

60 y.o.:<150/90

ESH-ESC 20133)
<140/90
<140-150*/*>80 y.o. & not-fit

40

Diabetes mellitus

<140/85

<130/80
<140/90
Chronic Kidney Disease
<140/90
1) The Seventh Join National Committee [Chobanian et al. 2003]
2) The Eighth Join National Committee [James et al . 2013]
3) European Society of Hypertension-European Society of Cardiology [Mancia et al. 2013]

*4. Discussion:
Classify the subjects using the 3 guidelines as hypertension or not. Is the
classification different among the guideline?

41

42

3 50

4 80

5 69

6 67

7 70

8 57

9 40

10 60

11 48

12 55

13 74

14 75

15 52

16 65

17 68

18 65

19 40

20 81

21 32

22 57

23 70

24 54

25 65

26 75

27 65

28 52

29 48

30 80

male=1

2 61

Age

1 42

No

Gender
SBP

72

81

95

84

80

79

87

103

75

94

85

90

77

94

89

101

DBP

158

25.7 145

23.2 146

30.4 117

20.7 158

24.8

19.2 172

26.0 147

19.0 198

31.9 187

26.0 198

27.3 149

27.0 151

23.4 152

83

91

69

88

94

62

105

99

85

111

68

79

73

19.7 141 68.5

24.1 164

31.6 165

24.1 200

18.4 144

31.3 136

23.1 121

25.1 173

27.5 167

27.8 117

24.2 194

24.2 190

22.9 140

23.5 149

24.7 179

26.5 145

25.5 166

BMI
Press

Pulse
Pressure

112

93

111 132

100 112

160 200

TG

215 117 145

266 113 108

67

71

51

64

Tot

CHOL

47

55

89
129 138

129 128

226 287

65

132 147

112 332 391


52

138 156

152 166

348 403

147 169

83

288 293

146 287 361

76

77

58

169 149

156 199

293 322

218 165 182

295 163 230

267 163 192

86

92

75

89

101 466 411

101 393 390 397

84

92

95

67

89

67

140 208 291 299

86

91

91

78

68

102 296 145 169

89

100 128 163 244

80

83

111 373 130 145

70

81

79

103 317 118 152

91

86

89

79

87

80

Arterial PULSE GDS

Mean

67

64

55

47

50

45

43

56

55

53

53

40

69

57

56

67

55

50

49

50

45

52

48

36

47

44

41

39

40

55

HDL

LDL
Score (a)Score (b)

FramingFraming

kolester

Asma-HF

DM-HTN

OA

OA

koles

Asma

DM

no

no

koles

DM

no

CKD

CKD-DM

no

CKD

Asma

COMOR

koles

koles

Obes-hipo

no

no

maag

stroke

koles

DM-koles

HTN

HF

insomnia

Fem=4.4

Male=5

HDL

TOTAL/
HVA

HTN=1

Actual Age No=2

HVA -

Mean Diff JNCVII


No=2

HTN=1

JNCVIII

No=2

HTN=1

ESC/ESH

Students Activity:
I.
II.

Fill the empty column in the above Table:


Write down the summary of the discussion poin

Worksheet for Discussion *1


.

43

Worksheet for Discussion *2

44

Worksheet for Discussion *3

45

Worksheet for Discussion *4

46

BAB 5. CRITICAL APPRAISAL


(Evidence Based Medicine/Practice)
PRETEST
1. Hitung RR
2. Hitung ARR
3. Hitung NNT
MENCARI SUMBER REFERENSI
Latihan Mencari Sumber Referensi Menggunakan Secondary Reference Data
Pubmed
(kasus dan referensi yang dicari diberitahukan saat praktikum)
HOW TO USE PUBMED
1.
2.
3.
4.
No

Boolean Logic: AND, OR, NOT, ()


MeSH
Advanced Search
History
Keywords

No
Jurnal

No

Keywords

No
Jurnal

LATIHAN DENGAN TOPIK DESAIN SENDIRI SAMPAI KESIMPULAN


No

Keywords

No
Jurnal

No

Keywords

No
Jurnal

47

TABLE 6-6 Number Needed to Treat and Number Needed to Harm


In this example, the clinical question is whether or not the addition of clopidogrel to the regimen
of a 65-year-old man with unstable angina who is already taking aspirin would prevent death or
coronary event. A search of published trials and presented papers at scientific meetings
uncovered only one relevant study (N Engl J Med 2001;345(7):494502)
In the trial:

12,562 subjects with coronary syndrome were randomized to aspirin alone or aspirin
plus clopidogrel.

On average, patients were followed for 9 months.

The primary end point was to prevent cardiovascular (CV) death, myocardial infarction
(MI), or stroke.

To calculate the number needed to treat (NNT), first calculate the absolute risk reduction (ARR).
This is the absolute difference between the event rate in the control group (CER) minus the
event rate in the experimental group (EER). The NNT is the inverse of the ARR.
The trial reports that 11.47% of the aspirin-alone group (control group) had MI, stroke, or CV
death. In contrast, 9.28% of the aspirin-plus-clopidogrel group (experimental group) had these
events.
Control Event Rate Experimental Event Rate RRR = (CER
(Aspirin-Alone
(Aspirin-Plus-Clopidogrel) EER)/CER
Group)
11.47%
9.28%
19%

ARR =
(CER
EER)
2.19%

NNT =
1/ARR
46
48

Thus the NNT is 46. That is, treating 46 patients with unstable angina for 9 months with aspirin
plus clopidogrel should prevent MI, stroke, or CV death in 1 patient. To balance risks against
benefits of an intervention, we can generate a similar number needed to harm to express the risks
associated to the intervention.
The trial reports that 2.7% of the aspirin-alone group had major nonfatal bleeding events
compared with 3.6% of subjects in the intervention group (aspirin plus clopidogrel).
To calculate the number needed to harm (NNH), first calculate the absolute risk increase (ARI).
This is the absolute difference between the event rate in the experimental group (EER) minus the
event rate in the control group (CER). The NNH is the inverse of the ARI.

(Continued) TABLE 6-6 Number Needed to Treat and Number Needed to Harm

Control Event Rate Experimental Event Rate

ARI (Absolute Risk


Increase)

NNH

2.7%

0.9%

111

3.6%

The NNH is thus 111, meaning that treating 111 patients with both drugs for 9 months would
result in one major nonfatal bleed. Combining the NNT and NNH and projecting the results to
1,000 patients would lead to this conclusion: This randomized, controlled trial suggests that
treating 1,000 individuals with unstable angina with the combination of aspirin plus clopidogrel
would prevent 21 patients from having a stroke, MI, or CV death at the cost of 9 major nonfatal
bleeding events.

The relative risk reduction (RRR), as a measure of the magnitude of an intervention's effect, can
be misleading. It does not discriminate between large and trivial absolute differences between the
control and experimental groups. For example, an intervention may result in a 50% risk
reduction for the adverse outcome, and this amount of decrease would sound impressive to most
clinicians and patients. However, it might represent only a small difference in the risk of a rare
event (e.g., 0.2% of patients in a placebo group died compared with 0.1% of patients on active
drug). In contrast, a 50% risk reduction might reflect a much more meaningful difference, for
instance, when 50% of placebo group died versus 25% of patients in the intervention group (an
absolute difference of 25%). The RRR is the same for both examples, but the magnitude of the
impact of the intervention is drastically different. The information provided by the RRR is
incomplete because it does not take into account the baseline risk of subjects in the trial.
Clinical Controversy

49

NNT and NNH can be a bit nebulous when it comes to applying these values in clinical
situations. P values are considered significant routinely when they fall below 0.05, but
what is a good NNT in one study may not be so good in another trial. NNT and NNH
provide visualizations for how much risk and benefit are present when a group of similar
patientssuch as those seen by a physician or cared for in a pharmaceutical care clinic
are all treated with a medication or other intervention.
Applying the Results
For every healthcare professional, the ultimate test of which studies are important and which are
not comes down to the decision of how to treat each patient. Thus, clinical judgment is crucial in
assessing the importance of drug-therapy evidence.
Several patient-specific factors must be considered in the final analysis:

Compare the patient with those in the study (similar disease state and stage, similar
baseline characteristics). This assessment should ensure that the population studied has a
similar disease state and prognostic factors as the patient now being treated. For instance,
the results of a trial assessing the mortality benefit of simvastatin in dyslipidemic men
with known coronary artery disease would not likely apply to dyslipidemic women with
no other coronary risk factors.

Consider the patient's baseline risk for the outcome of interest and other potential risks
associated with the therapy. If this patient has a higher baseline risk for the outcome than
the population studied, then treatment may yield an even higher benefit. In contrast, if the
patient has a lower baseline risk than the population studied, then treatment-associated
risks may outweigh the potential benefit. For example, premenopausal women, in
general, have a lower cardiovascular mortality risk than men. Therefore, an intervention
shown to prevent cardiovascular mortality in men may result in a smaller benefit in
women.

Consider the patient's values, beliefs, concerns, and readiness for the intervention. In
addition, healthcare delivery characteristics (cost and accessibility) must be factored in.
Although not very long ago healthcare professionals were considered patriarchal figures
who directed the patient's treatment, today patients are fully engaged partners in decisions
about therapy. The evidence must be discussed and integrated with the patient's specific
circumstances to result in successful outcomes.
ARR
A. Kejadian CVD 100 (E) vs 200 (C)

50

CVD EVENT

+
A (Perlakuan)
B (Kontrol)
Event:
100/1200=8.3%

100
200
300
Control:
200/1200=16.7%

1100
1000
2100
RRR=
16.7-8.3/16.7=
50.3%
B. Event yang jarang sekali

1200
1200
ARR=8.4%
NNT=11.9

CVD EVENT

+
A (Perlakuan)
B (Kontrol)
Event:
2/998=0.2%

2
5
7
Control:
5/995=0.5%

998
995

1000
1000

RRR= 0.2-0.5/0.5=
60%

ARR=0.3%
NNT=333.3

HR = (a/(a+b)) / (c/(c+d)) =2.5


OR= ad/bc =2.49

51

Tugas mencari terapi yang termasuk dalam Level of Recommendation A; B;


C, dst
Kelompok I; II; III; IV Sistem Respirasi; Integumen; Saraf/Nervosa (yang
bukan stroke); Digestif
Tugas Mandiri :
Teori Critical Appraisal (Overview continued with therapy CA)

CEBMH http://cebmh.warne.ox.ac.uk/cebmh/education_critical_appraisal.htm.

52

BAB 6.PHARMACEUTICAL CARE PLAN

Tujuan:
Mahasiswa depat melaksanakan simulasi penyelesaian kasus DRP.
Tema Kasus: Hipertensi Komplikasi Hematemesis dan Penurunan
Fungsi Ginjal
Seorang pasien RS Mitra Anda Setia dengan inisial Ny. PHD umur 75 tahun dirawat
inap dari tanggal 12 Mei 2014-17 Mei 2014 (6 hari) dengan keluhan pusing, lemas,
dan mual. Diagnosis masuk: hipertensi, hematemesis, dan melena sedangkan
diagnosis keluar: Hipertensi, gangguan ginjal tingkat 3. Status pulang: sembuh.
Sehari-hari di rumah sebelum masuk RS TD sekitar 140/90mmHg terkendali dengan
Captopril 25 dan HCT 12.5mg rutin. Data keluhan, laboratorium
Keluhan:
Tanggal
12/5
13/5
14/5
15/5
16/5
17/5

Keluhan
Mual, pusing, nyeri perut
Lemas, pusing dan muntah teratasi
Mual dan lemas
Mual
Mual teratasi
Tidak ada keluhan

Data Lab Tgl 12 Mei 2014


Parameter
Hasil
Glukosa puasa
134
Glukosa 2jam pp
152
SGPT
15,9
SGOT
11,7
Kolesterol Total
200
Trigliserida
279
HDL
57
LDL
106
Ureum
170
Kreatinin
1,7
Asam urat
12,5
Kalium
3,8
Natrium
138
Klorida
104
eGFR
31,14

Nilai Rujukan
70-100
70-140
0-32
0-31
<201
<200
>65
<100
<50
0,51-0,95
2,4-5,7
3,5-5,1
136-145
97-111
>90

Tanda Vital frekuensi pengukuran 4 kali/hari pada


Parameter
12/5
13/5
Suhu (C)
36,6
36,8
36,8
37,0
Nadi (x/menit)
89

Satuan
mg/dl
mg/dl
U/L
U/L
mg/dL
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mEq/L
mEq/L
mEq/L
mL/min/1,73m2

pagi siang
14/5
36,0
36,0
76

Keterangan
Tinggi
Tinggi
Normal
Normal
Normal
Tinggi
Rendah
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Normal
Normal
Normal
GGK (level 3)

sore dan malam


15/5
16/5
36,0
36,6
36,0
36,6
84
76

17/5
36,0
80

53

TD (mmHg)

Urin tampung (cc)


Penatalaksanaan Terapi:
Nama Obat
Simvastatin 10mg
(malam)*
Allopurinol 100mg*
Sukralfat 3x10ml *
Asam traneksamat
2X250mg/5ml
Valsartan 1x 160mg
Amlodipin 1X10mg
Bisoprolol 1X2,5mg*
Isosorbid dinitrat
3X5mg*
Ceftriaxone Na 2X1g
Cefditoren pivoxil
2x200mg*
HCT 1X12,5mg*
Captopril 2X25mg*

56
168/110
900

76
84
190/90
190/70
170/110
160/80
500
500
1350

76
140/90
140/90
120/80
900

60
140/80
140/90
110/80
-

80
120/80
-

130/80
-

Rute
oral

12/5

13/5

14/5

15/5

16/5

17/5

oral
oral

injeksi

malam
saja
-

pagi
saja
-

oral
oral
oral
oral

injeksi

oral

malam
saja
-

oral
oral

pagi
saja
pagi
saja

* Obat dilanjutkan di rumah (bawa pulang)


a. Selesaikan kasus dengan metode SOAP. Karena kasus memiliki banyak
informasi, informasi yang ada diringkas dalam tabel di bawah ini.
Tabel Ringkasan Data Pasien
Pemeriksaan Lab
awal:
(nilai normal)

Pemeriksaan/
kondisi non lab
awal:

Riwayat
pengobatan

Riwayat penyakit

54

Subjetive (Subyektif)

Objective (Obyektif)

Assessment (Penilaian DRP): contoh DRP boleh diganti


1. Obat tanpa indikasi

2. Indikasi yang tidak diobati.

Plan (Perencanaan Layanan)

b. Selesaikan Kasus 5 dengan metode CORE Pharmacotherapy Plan .


Tabel Penyelesaian Kasus 5 dengan metode CORE Pharmacotherapy Plan
C-condition atau
O-outcomes
Regimen terapi
Evaluasi
kondisi
atau hasil terapi
obat dan nonobat
Hipertensi
Target tekanan
darah
Hematemesis

Hematemesis

55

Kadar Hb (bila
anemia)
Penurunan fungsi
ginjal

Menghambat laju
kerusakan ginjal

c. Selesaikan kasus dengan metode FARM


Tabel Penyelesaian Kasus 3 dengan Proses FARM
Temuan (Findings)
Monitoring dan
Penilaian
Pengatasan
tindak lanjut
(Assessment)
(Resolution)
Subjective
Objective
1)
1)
1)

2)

2)

2)

dst

d. Selesaikan kasus di bawah ini dengan metode PRIME


Tabel Penyelesaian Kasus 4 dengan Metode PRIME
P

Pharmaceutic
al
R Risks

I
Interactions
M Mismatch

E Efficacy

Daftar Referensi:
56

Cipolle RJ, Strand LM, Morley PC. 1998. Pharmaceutical Care Practice, McGraw-Hill NY.
McBane
S.,
2011.
Taking
Histories
and
Writing
SOAP
Notes.
Avail
at:
http://pharmacy.ucsd.edu/faculty/ExperientialEducation/docs/Sarah_McBane_Handout
_2_29_12_AMPC.pdf.
ANONIM, PHARMACEUTICAL CARE AND THE SCOPE OF PHARMACY PRACTICE . faculty.ksu.edu.sa.ACCESSED
ON 20 SEP. 2014.
American Pharmacists Association. 1995. Principles of Practice for Pharmaceutical Care.
http:://WWW.PHARMACIST.COM/PRINCIPLES-PRACTICE-PHARMACEUTICAL-CARE. ACCESSED ON 28 JAN
2015.
Wiedenmayer, K., Summers R.S., Mackie, C.A., Gous A.G.S., Everard, M., Tromp D. 2006.
Developing Pharmacy Practice, A focus on patient care, Handbook, WHO and FIP,
Geneva
avail.
at.:
http://www.fip.org/files/fip/publications/DevelopingPharmacyPractice/DevelopingPhar
macyPracticeEN.pdf. Accessed on 17 August, 2009.

57

BAB 7. PERSISTENCE dan ADHERENCE


TUJUAN
Menjelaskan/ menghitung beberapa parameter ketaatan pasien dalam
menjalankan terapi dan memanfaatkan data tersebut untuk kepentingan
layanan kefarmasian.
MATERI PRAKTIKUM
Persistence adalah lamanya durasi dari permulaan sampai dengan berhenti
terapi diukur dalam hari.
Medication Possession Ratio (MPR)
Paramater MPR adalah rasio jumlah hari yang mendapat obat yang
sebenarnya dibagi jumlah hari yang seharusnya mendapat obat ditambah
dengan jumlah hari mendapat obat pada peresepan terakhir dalam persen.
Hari mendapat obat (days of supply) dihitung dari hari pertama mendapat
obat (index date) sampai dengan hari pada kunjungan (visit) terakhir.
Medication Possession Ratio Y (MPRY)
Denominator (penyebut): periode observasi bersifat pasti (fixed) misalnya
180 hari atau 365 hari.
MPR=

hari mendapatkan obat


hari seharusnya mendapatkan obat+ hari obat peresepanterakhir
MPRY =

harimendapatkan obat
periode observasi

(1)

(2)

TABEL 1. PENGGUNAAN OBAT PADA ENAM SUBYEK


Bulan2015

Juml
ah
Hari

Januari

31

Februari

28

Maret

31

April

30

Mei

31

Juni

30

Juli

31

Agustus
Septembe
r

31
30

Terima Resep Obat: ATORVASTATIN (ATOR) xmg (unit); Aturan Dosis Satu Kali
Sehari
Bpk A
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)

Bpk B
ATOR 10
(15)
ATOR 10
(15)
ATOR 10
(15)
ATOR 10
(15)
ATOR 10
(15)
ATOR 10
(15)
ATOR 10
(15)
ATOR 10
(15)
ATOR 10
(15)

Bpk C
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)

Bpk D
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)

Bpk E
ATOR 10
(30)

Bpk F
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)

ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)

ATOR 10
(30)

ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)

58

Oktober

31

November

30

Desember

31

ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)

ATOR 10
(15)
ATOR 10
(15)
ATOR 10
(15)

ATOR 10
(30)

ATOR 10
(30)

Note: semua kunjungan pasien diandaikan tanggal 1 tiap bulannya.

59

Petunjuk kegiatan praktikum:


1. Gambarkan pola penggunaan obat pasien di atas!
JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUN

JUL

AGU

SEP

OKT

NOV

DEC

Bpk
A
Bpk
B
Bpk
C
Bpk
D
Bpk
E
Bpk
F
2. Berapa hari persistensi subyek?
3. Berapa MPR subyek?
Berapa MPRY subyek? (Jan-Des =365 hari)
Subye
k

Persisten
si
(hari)

Hari
mendapat
obat

Hari
seharusnya
mendapat
obat

Hari
peresepan
terakhir

MPR
Rumus:

MPRY
Rumus:

A
B
C
D
E
F

60

4. Suatu simulasi ketaatan pasien yang menggunakan 2 atau lebih obat


kombinasi hitung MPRnya.
Bulan

Jumlah Obat

Obat A

Obat B

Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember

Pola penggunaan obat Pasien X


JAN

FEB

MAR

APR

MEI

JUN

JUL

AGU

SEP

OKT

NOV

DEC

Obat A
Obat B
a. MPR Obat A
b. MPR Obat B

c. MPR rata-rata pasien:

61

INSTRUMEN INTERVIEW KETAATAN MORISKY


1
.
2
.
3
.
4
.
5
.
6
.
7
.
8
.

Kuisioner Morisky
Apakah anda kadang-kadang lupa untuk minum obat
rutin?
Dalam 2 minggu terakhir ini apakah ada hari di mana
anda tidak meminum obat rutin anda?
Pernahkah anda tidak meminum obat anda tanpa
memberitahu dokter karena saat anda meminum obat
tersebut anda merasa tidak enak badan?
Pernahkah saat anda bepergian dari rumah untuk waktu
yang tidak sebentar anda lupa membawa obat rutin?
Anda meminum semua obat anda kemarin?
Apakah anda pernah tidak meminum obat karena anda
merasa
sehat/tidak
ada
gejala
penyakit
yang
mengganggu?
Pernah anda merasa terganggu/jenuh dengan jadwal
minum obat rutin anda?
Bagi anda seberapa sulit untuk mengingat untuk minum
obat rutin?

Ya (1)/Tidak(2)
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
A. Tidak pernah
B. Pernah sekali
C. Kadang-kadang
D. Biasanya
E. Selalu

1. Simulasi wawancara ketaatan Morisky untuk 2 orang teman!


Sheet Hasil Wawancara Simulasi
N
o
1.
2.
3.

4.

5.
6.

7.
8.

Pertanyaan
Apakah anda kadang-kadang lupa
untuk minum obat rutin?
Dalam 2 minggu terakhir ini
apakah ada hari di mana anda
tidak meminum obat rutin anda?
Pernahkah anda tidak meminum
obat anda tanpa memberitahu
dokter
karena
saat
anda
meminum obat tersebut anda
merasa tidak enak badan?
Pernahkah saat anda bepergian
dari rumah untuk waktu yang
tidak
sebentar
anda
lupa
membawa obat rutin?
Anda meminum semua obat anda
kemarin?
Apakah
anda
pernah
tidak
meminum obat karena anda
merasa sehat/tidak ada gejala
penyakit yang mengganggu?
Pernah
anda
merasa
terganggu/jenuh dengan jadwal
minum obat rutin anda?
Bagi anda seberapa sulit untuk

Pasien
A

Keteranga
n

Pasien
B

Keteranga
n

Ya /Tidak
Ya/Tidak

Ya/Tidak

Ya/Tidak

Ya/Tidak
Ya/Tidak

Ya/Tidak

A. Tidak

62

mengingat
rutin?

untuk

minum

obat

pernah
B. Pernah
sekali
C. Kadangkadang
D. Biasanya
E. Selalu

63

2. Tugas dikumpulkan sebelum mulai praktikum berikutnya


Masing-masing mahasiswa mewawancari 1 pasien sebenarnya yang
menggunakan obat rutin, buat ringkasan penyakit dan terapi; hitung MPR
(minimal 3 kunjungan) dan ketaatan dengan instrumen Morisky. Evaluasi
ketaatan subyek dan dihubungkan risiko penyakit tersebut!
Ringkasan profil subyek, penyakit, dan terapinya!

64

Sheet Hasil Wawancara Pasien


No
1.
2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Pertanyaan
Apakah anda kadang-kadang lupa
untuk minum obat rutin?
Dalam 2 minggu terakhir ini apakah
ada hari di mana anda tidak
meminum obat rutin anda?
Pernahkah anda tidak meminum obat
anda tanpa memberitahu dokter
karena saat anda meminum obat
tersebut anda merasa tidak enak
badan?
Pernahkah saat anda bepergian dari
rumah untuk waktu yang tidak
sebentar anda lupa membawa obat
rutin?
Anda meminum semua obat anda
kemarin?
Apakah anda pernah tidak meminum
obat karena anda merasa sehat/tidak
ada
gejala
penyakit
yang
mengganggu?
Pernah
anda
merasa
terganggu/jenuh
dengan
jadwal
minum obat rutin anda?
Bagi anda seberapa sulit untuk
mengingat untuk minum obat rutin?

Pasien A

Keterangan

Ya (1)/Tidak(2)
Ya/Tidak

Ya/Tidak

Ya/Tidak

Ya/Tidak

Ya/Tidak

Ya/Tidak

A. Tidak pernah
B. Pernah sekali
C. Kadangkadang
D. Biasanya
E. Selalu

Evaluasi Ketaatan:

*****RS*****
65

66

BAB 8. CONTINUING EDUCATION


Tujuan:
Mahasiswa mampu melaksanakan simulasi continuing education secara online.
Kegiatan:
Mahasiswa menyelesaikan 2 artikel CE yang dibuktikan dengan sertifikat dan
trackernya.
Mekanisme kerja:
Mahasiswa dibagi kelompok berdasarkan kasus.
Mahasiswa mencari kasus CE online dimulai dengan membaca materi CE,
mendaftarkan diri untuk mendapatkan CE, mengerjakan soal, mengisi identitas CE,
mendapatkan sertifikat CE, print screen sertikat dan Tracker.
Contoh Judul CE:
The Difficult to treat Diabetes patient with multiple comorbidities
Contoh halaman depan materi:

67

Contoh Sertifikat

Contoh tracker.

68

Contoh Tracker 2.

69

Hasil Praktikum
Judul, Materi CE (cover page), Sertifikat, dan tracker.
Judul
Materi CE

Sertifikat

70

Tracker

71

BAB 9. Penyiapan Parenteral Nutrition


Tujuan:
Mahasiswa mampu menyiapkan parenteral nutrition secara benar dan aseptis.
Dasar Teori:
Nutrisi parenteral merupakan suatu metode pemberian nutrisi tanpa melalui saluran penceranaan,
nutrisi yang diberikan melalui pembulu vena. Penggunaan nutrisi parenteral biasanya terbatas
pada situasi saluran cerna tidak berfungsi atau tidak dapat dilalui, pasien membutuhkan nutrisi
lebih, misalnya pada pasien yang menderita luka bakar, kanker, gangguan saluran pencernaan,
gagal hati, gagal ginjal akut dan kronik, gagal nafas, operasi abdomen, trauma.
Kandungan nutrisi parenteral harus disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi pasien dan
mengandung cairan, makronutrien (protein, karbohidrat, lemak) dan mikronutrient (elektrolit,
mineral, dan vitamin) dalam jumlah yang tepat.
Komplikasi pemberian makanan secara parenteral meliputi infeksi lewat kateter, trombosis vena,
atau emboli akibat masuknya gelembung udara ke dalam pembuluh vena, ekstravasasi akibat
penempatan ujung kateter yang kurang tepat. Efek samping pemberian nutrisi terlalu
banyak/lama dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan hati
Bahan:
1. Parenteral nutrition
2. Dextrose 10%
3. Elektrolit
Alat:
1. Set Alat Pelindung Diri (APD)
2. Infusion Set
3. Spuit injeksi
Cara kerja:
1. Satu kelompok praktikum mendapat soal parenteral nutrition yang akan diberikan pada hari
praktikum
2. Lakukan perhitungan dosis dan penyiapan bahan sesuai dengan soal yang didapat
3. Melakukan simulasi penyiapan parenteral nutrition dengan benar sesuai soal yang didapat
dan melakukan simulasi secara aseptis
4. Labelling
5. Lanjutkan simulasi pembuangan bahan sisa dan penyimpanan bagi bahan yang masih bisa
dipakai, dan lakukan simulasi pemberian nutrisi

72

6. Catat dan berikan penjelasan terkait monitoring efek dan efek samping dari parenteral
nutrition yang diberikan

FORM KERJA
Label
Nama Pasien
Ruang perawatan pasien
Komposisi produk

No Batch
Tanggal pembuatan
Tanggal kadaluarsa
Cara penyimpanan
Perhatian khusus
Instruksi

Monitoring
Tanda/Gejala/Hasil Lab

Alasan

73

Diskusi
74

Kesimpulan

Pustaka

BAB 10. Sterile Preparation


75

Tujuan:
Mahasiswa mampu menyiapkan sterile preparation secara benar dan aseptis
Dasar Teori:
Sterile preparation merupakan persiapaan sediaan steril untuk diberikan secara parenteral yang
mengandung 1 atau lebih bahan aktif, dapat diberikan secara injeksi, infus, atau implant.
Biasanya dikemas dalam wadah dosis tunggal atau multi dosis.
Parenteral preparation membutuhkan bahan pembantu seperti pelarut, enhancer, suspending
agents, buffering agents, pengawet dll. Bahan pembantu diharapkan tidak memperburuk dari
bioavailabilitas, keamanan, dan efek dari obat.
Keuntungan sterile pereparation:
Dapat berfungsi ganda
memelihara atau menjaga keseimbangan cairan tubuh
obat yang ada di dalam diharapkan dapat mempertahankan kadar terapi obat dalam
plasma

Hemat vena

Lebih praktis dalam pemberian

Mengencerkan larutan injeksi yang iritan

Menghindari konsentrasi obat yang tinggi saat pemberian obat yang cepat

Mempertahankan kadar terapi obat dalam plasma

Pertimbangan via oral kurang efektif (contoh pasien pada kondisi kritis), pemberian im
absorpsi kurang baik karena gangguan sirkulasi, mengencerkan suatu obat jika terlalu pekat
diberikan iv bolus

Bahan:
1. Antibiotik
2. Dextrose 5%
3. NaCl 0,9% 500 mL
4. Water for Injection
Alat:
1. Set Alat Pelindung Diri (APD)
2. Infusion Set
3. Spuit injeksi

76

Cara kerja:
1. Seminggu sebelumnya, praktikan akan diberikan obat apa yang akan dipakai
2. Satu kelompok praktikum mendapat soal sterile preparation yang akan diberikan pada hari
praktikum
3. Lakukan perhitungan dosis dan penyiapan bahan sesuai dengan soal yang didapat
4. Melakukan simulasi penyiapan sterile preparation dengan benar sesuai soal yang didapat dan
melakukan simulasi secara aseptis
5. Labelling
6. Lanjutkan simulasi pembuangan bahan sisa dan penyimpanan bagi bahan yang masih bisa
dipakai, dan lakukan simulasi pemberian obat
7. Catat dan berikan penjelasan terkait monitoring efek dan efek samping dari sterile
preparation yang diberikan
FORM KERJA
Label
Nama Pasien
Ruang perawatan pasien
Komposisi produk

No Batch
Tanggal pembuatan
Tanggal kadaluarsa
Cara penyimpanan
Perhatian khusus
Instruksi

Monitoring
Tanda/Gejala/Hasil Lab

Alasan

77

78

Diskusi

Kesimpulan

Pustaka

79

80

PRAKTIKUM PENGENALAN IV ADMIXTURE

81

82

83

CN & IV Solution -

AMINOFLUID(electrolytes, glucose, amino acids)


Composition

500 mL

1000 mL

Na+
K+
Mg2+
Ca2+
ClSO4=

17.5 mEq
10 mEq
2.5 mEq
2.5 mEq
17.5 mEq
2.5 mEq

35 mEq
20 mEq
5 mEq
5 mEq
35 mEq
5 mEq

Acetate-

6.5 mEq

13 mEq

Gluconate-

2.5 mEq

5 mEq

Lactate-

10 mEq

20 mEq

Citrate3-

3 mEq

6 mEq

5 mmol
2.5 mol

10 mmol
5 mol

37.50 g
7.5%

75.00 g
7.5%

Total free amino acids


Total nitrogen
Essential/nonessential
amino acids
Branched-chain amino acids

15.00 g
2.35 g
1.44
30% (w/w)

30.00 g
4.70 g
1.44
30% (w/w)

Total calories
Non protein calories
Nonprotein calories/nitrogen

210 kcal
150 kcal
64

420 kcal
300 kcal
64

P
Zn2+
Glucose
Glucose concentration

84

AMINOVEL
AMINOVEL 600 injection adalah campuran asam amino tipe L yang seimbang dan dalam
perbandingan yang optimal untuk keperluan sintesis protein. Sorbitol, vitamin dan
elektrolit ditambahkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh. Infus AMINOVEL 600
adalah larutan steril yang dapat mensuplai 600 kalori per liter.
Komposisi :
Setiap 1000 ml AMINOVEL-600 mengandung :
Amino acids (L form) : 50 g
D-Sorbitol : 100 g
Ascorbic acid : 400 mg
Inositol : 500 mg
Nicotinamide : 60 mg
Pyridoxine HCl : 40 mg
Riboflavin Sodium Phosphate : 2.5 mg
Electrolytes
Na+ : 35 mEq
K+ : 25 mEq
Mg++ : 5 mEq
Acetate- : 35 mEq
Malate- : 22 mEq
Cl- : 38 mEq
Indikasi :
AMINOVEL 600 direkomendasikan sebagai nutrisi parenteral pada kondisi dibawah ini :

Sebagai nutrisi tambahan pada gangguan saluran cerna seperti short bowel syndrome,
anoreksia dan kelainan saluran cerna yang berat

Puasa saluran cerna yang lama seperti pada fistulae enterokutan kondisi yang mengenai
saluran cerna.
85

Kebutuhan metabolik yang meningkat seperti pada luka bakar berat, trauma dan setelah
pembedahan.

Pada keadaan kritis lainnya yang membutuhkan asupan nutrisi eksogen seperti pada
tumor, infeksi berat, stres berat dan defisiensi protein.

Dosis dan pemberian :

Untuk kelainan internal atau defisiensi protein pra pembedahan : dosis dewasa yang
lazim adalah 500 ml AMINOVEL 600 melalui drip intravena selama 4-6 jam (20-30
tetes/menit) secara bersamaan atau kemudian diikuti dengan pemberian dekstrosa 10%
500ml selama 2 jam (60-80 tetes/menit). Pemberian larutan infus ini dapat diulangi
setelah 12 jam selama 5 7 hari. Interval waktu pemberian dapat ditingkatkan menjadi
24 jam tergantung kondisi dan respon penderita.

Untuk sintesis protein setelah pembedahan : dosis dewasa yang lazim adalah 500ml
AMINOVEL 600 melalui drip intravena selama 4-6 jam (20-30 tetes/menit) setelah
pemberian infus larutan Darrow 1000 ml selama 4 jam (60-100 tetes/menit) dan diikuti
oleh infus larutan dekstrosa 10% 500 ml selama 2 jam (60-100 tetes/menit). Larutan infus
ini diberikan pada hari ke-3 pasca operasi, dan diulangi dalam 24 jam selama 5-7 hari)

Tindakan dan Karakteristik :


AMINOVEL 600 Injection menyediakan komponen berikut ini untuk nutrisi parenteral :

Kedelapan asam amino esensial : Isoleusin, Leusin, Lisin, Metionin, Fenilalanin, Treonin,
Triptopan dan Valin sangat dibutuhkan untuk sintesis protein.

Sorbitol sebagai sumber kalori untuk memenuhi kebutuhan energi metabolik.

Vitamin untuk mencegah defisiensi dan meningkatkan biosintesis protein.

Mineral untuk memelihara keseimbangan elektrolit dan meningkatkan sintesis protein.

Penyimpanan :
Simpan dibawah suhu 30oC, lindungi dari cahaya.
Kemasan :
Kemasan isi 500ml Reg. No. DKL 9218702749A1

86

AMIPAREN
AMIPAREN adalah larutan infus steril yang seluruhnya mengandung asam Amino,
ditujukan untuk hiperalimentasi atau nutrisi parenteral secara umum.
AMIPAREN mengandung asam amino rantai cabang yang relatif lebih banyak (leucine,
isoleucine dan valine), yang dapat menekan pemecahan protein dan meningkatkan sintesis
protein didalam otot. Serangkaian uji preklinis dan uji klinis memastikan bahwa
AMIPAREN efektif dalam melindungi protein tubuh pada berbagai kelainan dan
malnutrisi.
Komposisi per 1000 ml :
Total Asam amino : 100 g
Asam amino Esensial (E) : 59.10 g
Asam amino non Esensial (N) : 40.90 g
Rasio E / N : 7,2
Asam amino rantai cabang (BCAA) : 30% (w/w)
Total nitrogen : 15.7 g
Na+ : 2 mEq
Acetate- : 120 mEq
Indikasi :
AMIPAREN diindikasikan sebagai suplai asam amino pada keadaan berikut :
Hipoproteinemia, malnutrition, pre dan paska operasi.
Dosis dan pemberian :
Infus Vena Sentral :
87

Dosis lazim dewasa adalah 400-800 ml per-hari secara drip melalui vena sentral.

Dosis dapat ditingkatkan atau diturunkan bergantung pada usia, gejala dan berat badan
pasien.

Infus Vena Perifer :

Dosis lazim dewasa adalah 200-400 ml per dosis secara drip melalui vena perifer.

Kecepatan infus perifer adalah kecepatan yang dapat menyediakan 10 g asam amino
selama 60 menit dengan tujuan untuk mencapai utilisasi fisiologis asam amino yang
optimal.

Kecepatan infus rata-rata dewasa yang sesuai adalah 100 ml selama 60 menit (sekitar 25
tetes per menit) dan kecepatannya harus diturunkan pada pasien anak, orang tua dan
pasien sakit berat.

Dosis dapat ditingkatkan atau diturunkan bergantung pada usia pasien, gejala dan berat
badan.

Kombinasi AMIPAREN dengan larutan karbohidrat sangat direkomendasikan untuk


efisiensi pemakaian asam amino di dalam tubuh.

Farmakologi :
Kegunaan AMIPAREN sebagai sumber asam amino untuk dukungan nutrisi dinilai pada terapi
hiperalimentasi dengan menggunakan tikus normal dan tikus yang dilukai :
1. AMIPAREN memperbaiki dan mempertahankan keseimbangan nitrogen
2. Larutan ini meningkatkan sintesis protein total dan albumin.
3. Rasio 3-metilhistidin/kreatinin urin, suatu indikator katabolisme protein dalam otot pada
keadaan luka, didapatkan rendah setelah pemberian infus. Keadaan ini menunjukkan efek
penghambat yang kuat dari larutan terhadap pemecahan protein otot.
4. Konsentrasi asam amino plasma termasuk asam amino rantai cabang menunjukan
fluktuasi yang rendah selama pemberian infus. Metabolisme asam amino diperkirakan
stabil selama terapi AMIPAREN.
Penyimpanan :
Simpan dibawah suhu 30oC, lindungi dari cahaya.
88

Kemasan :
Kemasan isi 500 ml Reg. No. DKL 9218703649A2

89

AMINOLEBAN INJECTION

Terapi Utama secara cepat dan persisten untuk Memperbaiki semua derajat
ensefalopati hepatik.
Komposisi :
Setiap 1000 mL Aminoleban Infus, mengandung :
Asam Amino : 7,99 %
Asam Amino Rantai Cabang : 35,5 %
Arginin : 7,3 g
Rasio Fischer : 37,05
Rasio E/N : 1,09
Total Nitrogen : 12,2 g/L
Na+ : kurang lebih 14 mEq/L
Cl- : kurang lebih 94 mEq/L
Osmolaritas : 768 mOsm/L
Indikasi :
Terapi untuk ensefalopati hepatik pada pasien-pasien penyakit hati kronis.
Dosis dan Cara pemberian :

Dewasa : 500 1000 mL melalui drip intravena . Pada orang dewasa kecepatan
pemberian infus perifer yang lazim adalah 500 mL selama 180 300 menit ( kurang lebih
25-40 tetes per menit).
90

Untuk Total Parenteral Nutrisi : 500-1000 mL dikombinasikan dengan larutan dektrosa


atau larutan lainnya dan diberikan selama 24 jam lewat vena sentral. Dosis dapat
disesuaikan bergantung umur, gejala, dan berat badan.

Kontra Indikasi :
1. Pasien dengan gangguan ginjal berat ( jumlah cairan yang cenderung berlebih dan kondisi
pasien bisa memburuk. Urea dan metabolit asam amino lain bisa bertahan, yang mana
bisa memperburuk kondisi klinis pasien).
2. Pasien dengan metabolisme asam amino yang abnormal (karena asam amino yang
diberikan tidak dimetabolisme dengan adekuat, kondisi klinis pasien bisa menjadi buruk).
Perhatian :

Hati-hati diberikan pada : Pasien dengan asidosis berat, pasien dengan gagal jantung
kongestif.

Penggunaan untuk Anak : Belum ada pengalaman pemberian Aminoleban Infus pada
anak-anak.

Efek Samping :

Kemerahan pada kulit atau reaksi hipersensitif yang lain jarang dilaporkan dan pemberian
harus dihentikan bila ditemukan tanda-tanda seperti diatas.

Saluran cerna : mual dan muntah bisa terjadi

Pemberian dosis besar dan cepat : Asidosis bisa terjadi setelah pemberian Aminoleban
Infus dalam dosis besar dan cepat.

Lainnya : Menggigil, demam, sakit kepala dan nyeri vaskuler bisa terjadi.

Penyimpanan :
Simpan dibawah suhu 30oC, lindungi dari cahaya.
Kemasan :
Kemasan 500 mL
Nomor Registrasi :

91

DKL 87187016949A1

92

Aminoleban Oral
Terapi nutrisi untuk memperbaiki kualitas dan harapan hidup penderita penyakit hati
Meningkatkan status nutrisi pasien-pasien yang mengalami insufisiensi hati termasuk pasien
dengan ensefalopati hepatik.
Cara penyiapan :
Tuangkan 180mL air hangat (atau kira-kira 50C) ke dalam shaker atau blender, kemudian
tambahkan 1 bungkus Aminoleban Oral dan kocok sampai melarut. Volume campuran ini
kira-kira 200 mL dan mengandung energi 210 kkal
Komposisi :
Setiap 50 g/ bungkus, mengandung :
Energi : 210 kkal
Protein : 13,5 g
Karbohidrat : 32,35 g
Lemak (Minyak beras) : 3,5 g
Vitamin, Mineral
Rasa :
Jeruk dan netral
Paket:
Bubuk 50 g / bungkus
Registration Number :

Aminoleban Oral, Rasa Jeruk POM SD. 051 219 451

Aminoleban Oral, Rasa Netral POM SD. 051 219 441


93

ASERING

ASERING
Komposisi :
Electrolyte mEq/L
Na+ = 130
Cl- = 108.7
K+ = 4
Ca++ = 2.7
Acetate- = 28
Indikasi , Efek Samping
Perhatian dan Kontraindikasi dapat di lihat pada brosur di dalam kemasan.
Kemasan :

500 mL,Kemasan dan Plabottle

Reg. No. DKL 9918705449A1


94

95

KA-EN 3A

Komposisi :
Electrolyte mEq/L
Na+ = 60
Cl- = 50
K+ = 10
Lactate- = 20
Dextrose = 27 gr/L
Indikasi , Perhatian dan Kontraindikasi dapat di lihat pada brosur di dalam kemasan.
Kemasan :
500 mL,
Reg. No. DKL 9218703049A1

96

KIDMIN
adalah larutan infus asam amino 7.2%, yang mengandung sejumlah besar BCAA (Asam amino
rantai cabang) yaitu leucine, isoleucine dan valine yang dapat menghambat pemecahan protein
otot dan meningkatkan sintesa protein otot.
Kidmin juga mengandung beberapa asam amino nonesensial kecuali glisin, untuk memenuhi
Kebutuhan yang meningkat pada gangguan ginjal. Rasio asam amino esensial dan non esensial
adalah 2,6 dan pada tiap 100 ml larutan mengandung 1gram nitrogen sehingga memudahkan
dalam menghitung nitrogen pada pemberian tiap dosisnya.
Komposisi :
Setiap 1000 ml KIDMIN emgnandung :
Total Bebas asam amino : 72.05 g
Asam amino essensial(E) : 52.05 g
Asam amino Non-Essensial (N) : 20 g
E / N ratio : 2.6
Asam amino rantai cabang (BCAA): 45.8% (w/w)
Total nitrogen : 10 g
Na+ : 2 mEq
Acetate : 46 mEq
Indikasi :
KIDMIN diindikasikan untuk memberikan asam amino pada pasien gangguan ginjal baik
akut maupun kronik yang mengalami Hipoproteinemia, malnutrisi, dan sebelum dan
sesudah operasi.
Dosis dan pemberian :
97

Gagal ginjal Kronik

Infus vena perifer : Dosis umum dewasa adalah 200 ml per hari, diinfuskan lewat vena
perifer.Kecepatan infus pada dewasa adalah 100 ml per 60 menit (rata-rata 25 tetes per
menit) dan harus diberikan lebih lambat pada pasien anak, orang tua dan kasus serius.
Dosis dapat ditingkatkan sesuai kondisi pasien, berat badan dan usia. Jika diberikan
selama hemodialis, harus diinfuskan lewat sisi vena lubang injeksi dialisis, 90 60 menit
sebelum terapi hemodialysis berakhir. Dianjurkan memberikan Kalori 1500 kkal per hari
untuk melindungi pemecahan asam amino.

Infus vena sentral : Dosis umum dewasa adalah 400 ml per hari, diinfuskan lewat vena
sentral sebagai total nutrisi parenteral. Dosis dapat ditingkatkan sesuai kondisi pasien,
berat badan dan usia. Lebih dari 300kkal dari non protein kalori harus diberikan tiap
1gram nitrogen (100 ml produk) untuk efisiensi asam amino.

Gagal Ginjal Akut

Dosis dewasa adalah 600 ml perhari, diinfuskan lewat vena sentral sebagai total nutrisi
parenteral (TPN).

Dosis dapat ditingkatkan sesuai kondisi pasien, berat badan dan usia. Lebih dari 300 kkal
dari non protein kalori harus diberikan tiap 1 gram nitrogen(100 ml produk) untuk
efisiensi asam amino.

Penyimpanan:
Simpan dibawah suhu 30oC, lindungi dari cahaya.
Kemasan :

200 ml dalam Kemasan

Reg. No. DKL 9918705649A1

98

NEO-MUNE
Formula Imunonutrisi lengkap yang pertama untuk Pembedahan, Trauma, Luka bakar dan
pasien-pasien ICU
Komposisi:
Setiap 48 g/sachet, mangandung :
Energy 200 kkal
Protein 12.5 g
Casein 8.76 g
Arginine 2.50 g
Glutamine 1.25 g
Carbohydrate 25.01 g
Fat 5.79 g
Vitamins, Minerals
Dosis :
8-10 saset per hari
Suplemen: 4-8 saset per hari
Nutrisi pre operasi : 3-4 saset per hari diberikan sedikitnya 5-7 hari sebelum operasi.
Rasa:
Vanilla
Kemasan :
Bubuk 48 g/sachet
Nomor Registrasi :
NEO-MUNE, Rasa Vanilla POM SD. 034 204 231

99

PAN-AMING
Komposisi :
L-Leucine * : 4.1 g
L-Isoleucine * : 1.8 g
L-Valine * : 2 g
L-Lysine Monohydrochloride : 6.2 g
L-Threonine : 1.8 g
L-Tryptophan : 0.6 g
L-Methionine : 2.4 g
L-Phenylalanine : 2.9 g
L-Histidine Monohydrochloride : 1.3 g
L-Arginine Monohydrochloride : 2.7 g
Glycine : 3.4 g
D-Sorbitol : 50 g
Cl- : 52 mEq
OSMOLARITY : 507 mOsm/L
Indikasi:
PAN-AMIN G memenuhi ketersediaan Asam Amino pada keadaan klinis seperti :
Hypoproteinemia, Malnutrisi, sebelum atau sesudah pembedahan.
Dosis dan pemberian :
Pada kasus umum diberikan infus cairan sebanyak 500ml per hari dengan kecepatan
sedang.
Penyimpanan :
Simpan ditempat sejuk, hindari dari cahaya matahari secara langsung.
Kemasan :
500 ml dalam Softbag
Reg. No. DKL 7818704649A1
100

PAN-ENTERAL
Nutrisi Enteral lengkap dan Seimbang, kaya MCT dan Osmolaritas rendah
Deskripsi:
Pan-Enteral adalah formula nutrisi lengkap untuk oral dan tube feeding.
Komposisi:
Setiap 40 g/sachet, Mengandung:
Energi 200 kkal
Protein 6.12 g
Karbohidrat 21.81 g
Fat 10.28 g
Vitamins, Minerals
Dosis:
Dewasa: 1 saset dilarutkan dalam 200 ml air, diberikan 8-10 kali/hari.
Anak (2 tahun keatas): 1 saset dilarutkan dalam 200 ml diberikan 6-8 kali/hari.
Bayi (4 - 24 bulan): 1 saset dilarutkan dalam 200 ml air diberikan 3-5 kali/hari.
Rasa:
Vanilla
Kemasan:
Bubuk 40 g/sachet
Nomor Registrasi :
PAN-ENTERAL, Rasa Vanilla POM SI. 084 226 831

101

PROTEN
Asupan Protein Harian untuk mengatasi Kurang Energi Protein dan Mempercepat
Penyembuhan:
setiap 52g/ Sachet, mengandung :
Bubuk kedelai 25,5 g
Energi 212 kkal
Protein 10 g
Karbohidrat 27,7 g
Lemak 5,8 g
Fiber 1,4 g
Vitamin, Mineral
Dosis:

Dewasa : 1 saset dilarutkan dalam 200 ml air, diberikan 2-6 kali/hari

Anak : hari 1 : 1/2 saset dilarutkan dalam 200 mL air diberikan 2 kali/hari, hari kedua dan
seterusnya : 1 saset dilarutkan dalam 200 ml air diberikan 1-4 kali/hari

Rasa:
Cokelat dan Vanilla
Kemasan:
Bubuk 52 g/sachet
102

Nomor Registrasi :

PROTEN, Rasa Cokelat POM SD. 021 203 061

PROTEN, Rasa Vanilla POM SD. 021 201 871

103

Deskripsi Singkat Obat dan DRP yang paling umum yang mungkin terjadi pada obat tersebut.
DRP
Need to add drug

Contoh 1

Contoh 2

Contoh 3

Suboptimal drug

Low dose
Compliance/Failure to
receive drug
High Dose
Drug Interaction

Unnecessary drug

104

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Nama obat / golongan


captopril
propranolol
aspirin
amoxicilin
amoxi-clav
ibuprofen
insulin
losartan
simvastatin
ketokonazol
kalium diclofenak
griseofulvin
CTM
benezepril
digoxin
salbutamol
clopidrogel
antasida
sukralfat
ciprofloxacin
metformin

No
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42

Nama obat /golongan


glibenclamid
asam mefenamat
pseudoefedrin
dextrometorfan
fenofibrate
omeprazole
domperidon
asam ascorbat
furosemid
HCT
teofilin
clonidine
alprazolam
ramipril
amlodipin
antalgin
ampicillin
cimetidin
difenhidramin
metoclopramid
ranitidin

105

Anda mungkin juga menyukai