Buku Petunjuk Praktikum 23 Agt 2015
Buku Petunjuk Praktikum 23 Agt 2015
NAMA
:..................................................................................
NIM
:..................................................................................
KELOMPOK :..................................................................................
GROUP
:..................................................................................
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
SEM I 2015-2016
20%
Kegiatan Praktikum
Responsi
30%
Kemampuan
Akhir yang
Diharapkan
(1)
1
(1,5jp)
(2)
Mampu
menjalankan
praktikum
secara baik
dan memahami
makna
pembelajaran
yang
diharapkan
Mampu
menjelaskan
Alkes dan
perlengkapan
safety lab
yang umum
digunakan di
RS +
penggunaannya
Mampu
menjelaskan
cara/teknik
memberi arti
pada medical
terminology
2
(1,5jp)
3
(3 jp)
4
(3 jp)
Mampu
melaksanakan
perhitungan
beberapa
parameter
terkait Prediksi
Risiko Kardiovaskular
5
(3 jp)
Mampu
mencari
sumber
referensi dan
melakukan
evaluasi
sumber
referensi
Materi
Pembelajaran
(Bahan
Kajian)
(3)
Asistensi
Proses
Pembelajara
n
Kriteria
Penilaian
(Indikator)
Bobot
Nilai
Referensi
(4)
Tutorial dan
Diskusi
(5)
-
(6)
-
(7)
Pengenalan
Alkes
Latihan mengidentifikasi
jenis alat dan
manfaat
Ketepatan
menyebutkan
nama dan
fungsi alat
5%
Sumber Web
terkait
Istilah Medis
Medical
Terminology:
Root
Suffix
Prefix
Singkatan
Istilah Lab
Parameter
Prediksi
Risiko Kardiovaskular
Pulse
Pressure;
MAP; LDLindirect; CholRatio;
Framingham
Score.
Kategori TD
Critical
Appraisal
(EBM)
Latihan
memberikan
arti MT
Ketepatan
memahami
metode
memberi arti
MT
10%
Dorland Kamus
Dorland
Handbook
MIMS terbaru
ISO terbaru
Latihan
perhitungan
menggunakan
rumus off-line
dan on-line
Ketepatan
dalam
menghitung
beberapa
parameter
risiko kardiovaskular
10%
Web terkait
Latihan
Pencarian
sumber
informasi
melalui
Pubmed
Ketepatan dan
ketelitian
mencari dan
mengevaluasi
sumber
referensi
15%
Web terkait
CA terapi
6
(3 jp)
7
(3jp)
8
(3 jp)
9
(1.5 jp)
tersebut untuk
pemanfaatan
klinis
Mampu
menyusun
Pharmaceutica
l Care untuk
pasien dalam:
identifikasi,
penyelesaian,
dan
pencegahan
DRP
Mampu
melaksanakan
evaluasi
ketaatan terapi
pasien untuk
outcome
therapy yang
lebih baik
Mampu
melaksanakan
pembelajaran
berkelanjutan
on-line
Mahasiswa
mampu
menyiapkan
parenteral
nutrition
secara benar
dan aseptis
Pharmaceutica
l Care
Medication
Possession
Ratio
Persistence
Medication
Adherence
(Morisky)
Continuning
Pharmacist
Education
Penyiapan
Parenteral
Nutrition
Latihan 1
kasus Review
of System
Monitoring
pengobatan
Selesaikan
DRP dg
metode:
1.SOAP
2.FARM
3.CORE
4.PRIMEPharmacotherapy
5.PARM
6.Penyusunan
Intervensi
Farmasis
Klinis
Latihan kasus
Simulasi
wawancara
dan
pengumpulan
data
Ketepatan
penyusunan
pharmaceutica
l care
20%
Ketepatan
menghitung
dan
mengevaluasi
ketaatan
pasien
10%
Web dan
Proceeding dari
ISPOR
Latihan
mendapat
SKP on-line
dan tracker
Ketepatan
dalam
pelaksanaan
pembelajaran
berkelanjutan
Ketepatan
dalam
menghitung
dosis, mampu
melaksanakan
simulasi
penyiapan
parenteral
nutrition
dengan benar
dan secara
aseptis.
10%
Web terkait
Penilaian
dilakukan
dengan
menilai
ketepatan
perhitunga
n dosis,
ketepatan
praktek
simulasi,
sikap
selama
praktikum,
dan
laporan
praktikum.
Bobot nilai
10%
DiPiro, J.T.,
2008
Pharmacotherap
y
Perhitungan
dosis nutrisi
yang
dibutuhkan
Simulasi
penyiapan
Parenteral
Nutrition
Simulasi
pemantauan
outcome
Ketepatan
menjelaskan
monitoring
yang
diperlukan
untuk melihat
outcome dan
efek samping
Strand
Trissel, L.A.
Handbook of
Injectable Drugs,
15th , 2009
Shulman, R.,
Drayan, S.,
Harries, M.,
Hoare, D., and
Badcott, S.,
Injectable Drug
Administration
Guide, 1998
10
(1.5 jp)
Mahasiswa
mampu
menyiapkan
sterile
preparation
secara benar
dan aseptis
Sterile
Preparation
Perhitungan
dosis obat
yang
dibutuhkan
Simulasi
penyiapan
Sterile
Preparation
Simulasi
penanganan
limbah
sitostatik
Simulasi
pemantauan
outcome
Ketepatan
dalam
menghitung
dosis, mampu
melaksanakan
simulasi
penyiapan
Sterile
Preparation
dengan benar
dan secara
aseptis
Mampu
menjelaskan
penangangan
limbah
sitostatik dan
penanganan
kecelakaan
berkaitan
dengan
sitostatik
Penilaian
dilakukan
dengan
menilai
ketepatan
perhitunga
n dosis,
ketepatan
praktek
simulasi,
sikap
selama
praktikum,
dan
laporan
praktikum.
Bobot nilai
10%
DiPiro, J.T.,
2008
Pharmacotherap
y
Trissel, L.A.
Handbook of
Injectable Drugs,
15th , 2009
Shulman, R.,
Drayan, S.,
Harries, M.,
Hoare, D., and
Badcott, S.,
Injectable Drug
Administration
Guide, 1998
Ketepatan
menjelaskan
monitoring
yang
diperlukan
untuk melihat
outcome dan
efek samping
NILAI
11
(3 jp)
TOTAL
-
RESPONSI
PRAKTIKU
M
(lisan/tulisan
)
100%
-
BAB 1. ASISTENSI
Tujuan:
1. Mahasiswa mengetahui kegiatan yang dilalui selama 1 semester;
2. Mahasiswa mengatehui sistem penilaian dan tugas-tugas.
3. Mahasiswa dapat lancer mengikuti praktikum dan mendapatkan
manfaat dari praktikum ini.
RUBRIK NILAI PERILAKU PRAKTIKUM
A
B
C
Kehadiran Sebelum
Terlambat
Terlambat<15men
(7.5)
Praktikum
<15menit
it
mulai
dengan
Tanpa alasan
alasan
rasional
Ketertiban
(2.5)
Laporan dan
tugas lain
dikumpulkan
tepat waktu
dan
dikerjakan
lengkap
D
Terlambat
>15menit
Tanpa alasan
Laporan dan
tugas lain
dikumpulkan
tidak tepat
waktu dan
tidak lengkap
F
Tidak Hadir
Tidak
mengikuti
praktikum
2x tanpa
alasan
rasional tidak
lulus
Praktikum
Tidak
mengumpulka
n tugas
>2X tidak
mengumpulka
n tugas tidak
lulus
Sangat
terlambat
menyelesaika
n praktikum
Ribut dan
tidak
berkomunika
si secara
efektif
Menimbulkan
kekacauan
>2X setelah
peringatan
tidak lulus
praktikum
BAB 2
PENGENALAN ALAT KESEHATAN
Tujuan:
Mahasiswa mengenali (menyebutkan) beberapa alat yang digunakan di RS
dan manfaatnya dari alat nyata dan foto/gambar.
Kegiatan:
Mahasiswa mempelajari dan berdiskusi mengenai manfaat alat-alat yang
selama 1 jam di akhiri dengan post-test.
Mahasiswa menyaksikan dan mencatat tahap-tahap penggunaan nebulizer.
JENIS ALAT
NAMA
MANFAAT
Infusion Set
Winged
Infusion set
Winged
Infusion Set
21g
Continuous
Use with
30cm Tubing
Scalp Vein
Catheter
Foley No 14;
16; 18; 8
Transfusion
Set
Single blood
bag with
transfusion
set
IV Canula
Needle 19;
23;25; 27G
Syringe
Insulin
0.5ml/1ml
Torniquet
Thermometer
infrared
Stetoscope
10
Nebulizer
Mercury
Sphygmoman
ometer
MERCURY BP
CUFF+BULB+
LATEX+VALVE
1 SET
Sphygmoman
ometer
Digital
11
Breast Pump
Sterile Gloves
No. 6; 6.5; 7;
7.5; 8
ARM
CRUTHES
12
Quad Cane
Walkiing Stick
Walking flame
Wheel Chair
13
Wheel Chair
Common
chair
Bedpen
Urinal
14
Hot Water
Bag
(WWZ)
ECG Paper
Cat gut
2/0;3/0;4/0
Gauze
bandage
5 cm; 10 cm
15
Vaginal
Specurum
Size S;M
Umblical Cord
Clamp
Surgical blade
No 10; 11; 15;
22
USG Gel
16
Wooden
Tongue
Nylon with
needle
Silk with
needle
2/0
3/0
4/0
Syringe pump
Computerized
syringe
infusion pump
17
Infusion pump
Infusion
Lancet
Vaccum tube
18
Plester
Instrument
tray + tutup
Needle holder
Gunting
Bandage
Gunting
Forcep
19
Laryngoscope
Balloon
catheter
Hibicet
20
21
22
23
24
25
26
27
Latihan
1. Nama-nama Obat (2-5 item) sub golongan dan nama (generik).
2. GCS
3. APGAR SCORE
4. Istilah Peracikan Arti, Berikan Artinya
28
Latihan istilah medis, data laboratorium, dan artikel kesehatan yang akan
diterjemahkan atau dimaknakan disampaikan pada saat praktikum!
Contoh Format Latihan Terminologi Medis
29
(A) Anemia
(B) Leukemia
(C) Leukocytosis
(D) Leukopenia
(E) Leukoplakia
3) An area of dead myocardial tissue is called
(A) angina pectoris
(B) hypertrophy
(C) an induration
(D) an infarct
(E) stenosis
4) The term "lithiasis" means
(A) constriction of tissue
(B) dissolving
(C) abnormal condition of stones
(D) penetrating a cavity
(E) stretching of tissue
5) Menarche refers to which of the following?
(A) Beginning of menstruation
(B) Development of female characteristics
(C) End of childhood
(D) End of pregnancy
(E) Primary infertility
6) Adipose tissue is made of which of the following?
(A) Fat cells
(B) Lymph nodes
(C) Muscles
(D) Skin
(E) Tendons
7) Which of the following terms refers to the ability to breathe comfortably only when in an
upright position?
(A) Apnea
(B) Dyspnea
(C) Eupnea
(D) Hypercapnia
(E) Orthopnea
8) Which of the following is the term for abnormally large breasts in men?
(A) Gynander
(B) Gynecomania
(C) Gynecomastia
(D) Gynephobia
(E) Gynoplastics
9) Which of the following terms means drainage from the nose?
(A) Rhinolalia
(B) Rhinomycosis
(C) Rhinophyma
30
(D) Rhinorrhaphy
(E) Rhinorrhea
10) The combining form "cephal/o" refers to the
(A) abdomen
(B) head
(C) neck
(D) ribs
(E) spine
11) The prefix pertaining to fingernail is
(A) odont(B) olfact(C) omphal(D) onco(E) onych12) Inflammation of a sweat gland is known as
(A) colitis
(B) fasciitis
(C) hidradenitis
(D) pimelitis
(E) rhinitis
13) The prefix meaning outside or outer is
(A) ana(B) dia(C) epi(D) exo(E) peri14) The prefix "brady-" means
(A) away from
(B) downward
(C) irregular
(D) slow
(E) without
15) The patient's complaint of painful menstrual periods will be documented in the medical
record as
(A) amenorrhea
(B) dysmenorrhea
(C) menorrhagia
(D) menorrhea
(E) metrorrhagia
16) Which of the following suffixes refers to eating?
(A) "phagia"
(B) "phasia"
(C) "phonia"
(D) "plegia"
(E) "praxia"
31
32
33
32) Which of the following is an incision made to enlarge the opening of the external
urethra?
(A) Cystotomy
(B) Meatotomy
(C) Nephrostomy
(D) Pyelostomy
(E) Ureterotomy
33. Korotkoff sounds are evaluated when
(A) counting the apical heartbeat
(B) determining the blood pressure
(C) performing ultrasonography
(D) counting the respirations
(E) evaluating the pulse
34. Which of the following is a nonsterile procedure?
(A) Amniocentesis
(B) Cystoscopy
(C) Peritoneal dialysis
(D) Proctosigmoidoscopy
(E) Renal biopsy
35) Which of the following is a procedure in which synovial fluid is removed for analysis?
(A) Apheresis
(B) Arthrocentesis
(C) Arthrography
(D) Arthroscopy
(E) Articulation
36) Which of the following procedures is indicated when an abnormal growth is identified on
barium enema x-ray study?
(A) Arthroscopy
(B) Bronchoscopy
(C) Colonoscopy
(D) Cystoscopy
(E) Colposcopy
37) A patient scheduled for echoencephalography will undergo a study of which of the
following?
(A) Abdomen
(B) Brain
(C) Heart
(D) Lungs
(E) Spine
38) Which of the following physicians specializes in treating patients with diseases of the
liver?
(A) Hematologist
(B) Hepatologist
(C) Nephrologist
(D) Oncologist
(E) Rheumatologist
34
39) Which of the following branches of medicine specializes in the study of the
musculoskeletal system?
(A) Gynecology
(B) Nephrology
(C) Orthopedics
(D) Pediatrics
(E) Urology
40) A patient with encephalitis is most likely to be treated by which of the following
specialists?
(A) Endocrinologist
(B) Hematologist
(C) Neurologist
(D) Oncologist
(E) Radiologist
41) A cystoscope is an instrument used most commonly by a specialist in
(A) endocrinology
(B) gastroenterology
(C) gynecology
(D) radiology
(E) urology
42) A patient who has hypergonadism, prolactinoma, and hirsutism will most likely be
referred to which of the following specialists?
(A) Immunologist
(B) Pathologist
(C) Rheumatologist
(D) Endocrinologist
(E) Gerontologist
43) Polydipsia, polyuria, good appetite with weight loss, and blurred vision are signs and
symptoms of
(A) diabetes mellitus
(B) gout
(C) hypothyroidism
(D) marasmus
(E) polyposis coli
44) Dysphonia is a common symptom of which of the following conditions?
(A) Iritis
(B) Laryngitis
(C) Pneumonitis
(D) Rhinitis
(E) Stomatitis
45) Which of the following is a malignant tumor of the eye that is known to be hereditary?
(A) Glioblastoma
(B) Neuroblastoma
(C) Osteocarcinoma
(D) Pheochromocytoma
(E) Retinoblastoma
46) Which of the following are round bacteria that grow in pairs?
35
(A) Streptococci
(B) Diplococci
(C) Bacilli
(D) Spirilla
(E) Staphylococci
47) Which of the following words is MISSPELLED?
(A) Adenopathy
(B) Basaphil
(C) Edematous
(D) Hemopoiesis
(E) Myeloid
48) Which of the following medical terms is spelled CORRECTLY?
(A) Albumine
(B) Hemorrhoid
(C) Larinx
(D) Opthalmology
(E) Prostrate
49) Which of the following spellings is CORRECT?
(A) Abecess
(B) Abces
(C) Abscess
(D) Abscus
(E) Absess
50) Which of the following is the CORRECT spelling for the focusing ability of the eye?
(A) Accomedation
(B) Accommodation
(C) Acomodation
(D) Acommodation
(E) Acommedation
36
SBP+2 DBP
(2)
3
37
Triglycerides
(3)
5
HDL Cholesterol
(4)
Total Cholesterol
roughly half the average risk. Two people with the same total cholesterol
number can have different cholesterol ratios. The ratios indicate different
levels of heart disease risk. Harvard Medical School cites the following
example: If your total cholesterol is 200 and your HDL is 60, your cholesterol
ratio would be 3.3. Thats near the AHA ideal level. However, if your HDL is
35below the recommended level of 40 for men and 50 for womenyour
cholesterol ratio would be 5.7. This ratio places you in a higher risk category.
http://www.healthline.com/health-slideshow/cholesterol-ratio
*2. Discussion
Evaluate the risk of the subjects based on the cholesterol ratio!
E. Framingham Score (Prediction of 10-year Cardiovascular Risk)
1. Interactive model to calculate Framingham Score to predict CVD Risk in
the next 10 years of a particular patient aged from 30- 75 years old.
Left: using blood cholesterol level; Right using BMI value.
39
Ref: http://www.framinghamheartstudy.org/risk-functions/cardiovasculardisease/10-year-risk.php
*3. Discussion:
a. Describe all variables impact/correlation with the Frammingham!
b. Calculate the heart vascular age and the mean diiference of the actual
age with HVA! Is the HVA of the subjects significantly different to the riil age?
c. Is the Framigham Score Model 1 and 2 significantly different?
F. Hypertension Classification
Table 1. Comparison of Recommended Blood Pressure Goal Based on JNC7, JNC8, and ESH-ESC Guidelines
Systolic/Diastolic Blood Pressure Goal (mmHg)
Age Group
JNC71)
Younger Adult
JNC82)
<60 y.o.:<140/90
60 y.o.:<150/90
ESH-ESC 20133)
<140/90
<140-150*/*>80 y.o. & not-fit
40
Diabetes mellitus
<140/85
<130/80
<140/90
Chronic Kidney Disease
<140/90
1) The Seventh Join National Committee [Chobanian et al. 2003]
2) The Eighth Join National Committee [James et al . 2013]
3) European Society of Hypertension-European Society of Cardiology [Mancia et al. 2013]
*4. Discussion:
Classify the subjects using the 3 guidelines as hypertension or not. Is the
classification different among the guideline?
41
42
3 50
4 80
5 69
6 67
7 70
8 57
9 40
10 60
11 48
12 55
13 74
14 75
15 52
16 65
17 68
18 65
19 40
20 81
21 32
22 57
23 70
24 54
25 65
26 75
27 65
28 52
29 48
30 80
male=1
2 61
Age
1 42
No
Gender
SBP
72
81
95
84
80
79
87
103
75
94
85
90
77
94
89
101
DBP
158
25.7 145
23.2 146
30.4 117
20.7 158
24.8
19.2 172
26.0 147
19.0 198
31.9 187
26.0 198
27.3 149
27.0 151
23.4 152
83
91
69
88
94
62
105
99
85
111
68
79
73
24.1 164
31.6 165
24.1 200
18.4 144
31.3 136
23.1 121
25.1 173
27.5 167
27.8 117
24.2 194
24.2 190
22.9 140
23.5 149
24.7 179
26.5 145
25.5 166
BMI
Press
Pulse
Pressure
112
93
111 132
100 112
160 200
TG
67
71
51
64
Tot
CHOL
47
55
89
129 138
129 128
226 287
65
132 147
138 156
152 166
348 403
147 169
83
288 293
76
77
58
169 149
156 199
293 322
86
92
75
89
84
92
95
67
89
67
86
91
91
78
68
89
80
83
70
81
79
91
86
89
79
87
80
Mean
67
64
55
47
50
45
43
56
55
53
53
40
69
57
56
67
55
50
49
50
45
52
48
36
47
44
41
39
40
55
HDL
LDL
Score (a)Score (b)
FramingFraming
kolester
Asma-HF
DM-HTN
OA
OA
koles
Asma
DM
no
no
koles
DM
no
CKD
CKD-DM
no
CKD
Asma
COMOR
koles
koles
Obes-hipo
no
no
maag
stroke
koles
DM-koles
HTN
HF
insomnia
Fem=4.4
Male=5
HDL
TOTAL/
HVA
HTN=1
HVA -
HTN=1
JNCVIII
No=2
HTN=1
ESC/ESH
Students Activity:
I.
II.
43
44
45
46
No
Jurnal
No
Keywords
No
Jurnal
Keywords
No
Jurnal
No
Keywords
No
Jurnal
47
12,562 subjects with coronary syndrome were randomized to aspirin alone or aspirin
plus clopidogrel.
The primary end point was to prevent cardiovascular (CV) death, myocardial infarction
(MI), or stroke.
To calculate the number needed to treat (NNT), first calculate the absolute risk reduction (ARR).
This is the absolute difference between the event rate in the control group (CER) minus the
event rate in the experimental group (EER). The NNT is the inverse of the ARR.
The trial reports that 11.47% of the aspirin-alone group (control group) had MI, stroke, or CV
death. In contrast, 9.28% of the aspirin-plus-clopidogrel group (experimental group) had these
events.
Control Event Rate Experimental Event Rate RRR = (CER
(Aspirin-Alone
(Aspirin-Plus-Clopidogrel) EER)/CER
Group)
11.47%
9.28%
19%
ARR =
(CER
EER)
2.19%
NNT =
1/ARR
46
48
Thus the NNT is 46. That is, treating 46 patients with unstable angina for 9 months with aspirin
plus clopidogrel should prevent MI, stroke, or CV death in 1 patient. To balance risks against
benefits of an intervention, we can generate a similar number needed to harm to express the risks
associated to the intervention.
The trial reports that 2.7% of the aspirin-alone group had major nonfatal bleeding events
compared with 3.6% of subjects in the intervention group (aspirin plus clopidogrel).
To calculate the number needed to harm (NNH), first calculate the absolute risk increase (ARI).
This is the absolute difference between the event rate in the experimental group (EER) minus the
event rate in the control group (CER). The NNH is the inverse of the ARI.
(Continued) TABLE 6-6 Number Needed to Treat and Number Needed to Harm
NNH
2.7%
0.9%
111
3.6%
The NNH is thus 111, meaning that treating 111 patients with both drugs for 9 months would
result in one major nonfatal bleed. Combining the NNT and NNH and projecting the results to
1,000 patients would lead to this conclusion: This randomized, controlled trial suggests that
treating 1,000 individuals with unstable angina with the combination of aspirin plus clopidogrel
would prevent 21 patients from having a stroke, MI, or CV death at the cost of 9 major nonfatal
bleeding events.
The relative risk reduction (RRR), as a measure of the magnitude of an intervention's effect, can
be misleading. It does not discriminate between large and trivial absolute differences between the
control and experimental groups. For example, an intervention may result in a 50% risk
reduction for the adverse outcome, and this amount of decrease would sound impressive to most
clinicians and patients. However, it might represent only a small difference in the risk of a rare
event (e.g., 0.2% of patients in a placebo group died compared with 0.1% of patients on active
drug). In contrast, a 50% risk reduction might reflect a much more meaningful difference, for
instance, when 50% of placebo group died versus 25% of patients in the intervention group (an
absolute difference of 25%). The RRR is the same for both examples, but the magnitude of the
impact of the intervention is drastically different. The information provided by the RRR is
incomplete because it does not take into account the baseline risk of subjects in the trial.
Clinical Controversy
49
NNT and NNH can be a bit nebulous when it comes to applying these values in clinical
situations. P values are considered significant routinely when they fall below 0.05, but
what is a good NNT in one study may not be so good in another trial. NNT and NNH
provide visualizations for how much risk and benefit are present when a group of similar
patientssuch as those seen by a physician or cared for in a pharmaceutical care clinic
are all treated with a medication or other intervention.
Applying the Results
For every healthcare professional, the ultimate test of which studies are important and which are
not comes down to the decision of how to treat each patient. Thus, clinical judgment is crucial in
assessing the importance of drug-therapy evidence.
Several patient-specific factors must be considered in the final analysis:
Compare the patient with those in the study (similar disease state and stage, similar
baseline characteristics). This assessment should ensure that the population studied has a
similar disease state and prognostic factors as the patient now being treated. For instance,
the results of a trial assessing the mortality benefit of simvastatin in dyslipidemic men
with known coronary artery disease would not likely apply to dyslipidemic women with
no other coronary risk factors.
Consider the patient's baseline risk for the outcome of interest and other potential risks
associated with the therapy. If this patient has a higher baseline risk for the outcome than
the population studied, then treatment may yield an even higher benefit. In contrast, if the
patient has a lower baseline risk than the population studied, then treatment-associated
risks may outweigh the potential benefit. For example, premenopausal women, in
general, have a lower cardiovascular mortality risk than men. Therefore, an intervention
shown to prevent cardiovascular mortality in men may result in a smaller benefit in
women.
Consider the patient's values, beliefs, concerns, and readiness for the intervention. In
addition, healthcare delivery characteristics (cost and accessibility) must be factored in.
Although not very long ago healthcare professionals were considered patriarchal figures
who directed the patient's treatment, today patients are fully engaged partners in decisions
about therapy. The evidence must be discussed and integrated with the patient's specific
circumstances to result in successful outcomes.
ARR
A. Kejadian CVD 100 (E) vs 200 (C)
50
CVD EVENT
+
A (Perlakuan)
B (Kontrol)
Event:
100/1200=8.3%
100
200
300
Control:
200/1200=16.7%
1100
1000
2100
RRR=
16.7-8.3/16.7=
50.3%
B. Event yang jarang sekali
1200
1200
ARR=8.4%
NNT=11.9
CVD EVENT
+
A (Perlakuan)
B (Kontrol)
Event:
2/998=0.2%
2
5
7
Control:
5/995=0.5%
998
995
1000
1000
RRR= 0.2-0.5/0.5=
60%
ARR=0.3%
NNT=333.3
51
CEBMH http://cebmh.warne.ox.ac.uk/cebmh/education_critical_appraisal.htm.
52
Tujuan:
Mahasiswa depat melaksanakan simulasi penyelesaian kasus DRP.
Tema Kasus: Hipertensi Komplikasi Hematemesis dan Penurunan
Fungsi Ginjal
Seorang pasien RS Mitra Anda Setia dengan inisial Ny. PHD umur 75 tahun dirawat
inap dari tanggal 12 Mei 2014-17 Mei 2014 (6 hari) dengan keluhan pusing, lemas,
dan mual. Diagnosis masuk: hipertensi, hematemesis, dan melena sedangkan
diagnosis keluar: Hipertensi, gangguan ginjal tingkat 3. Status pulang: sembuh.
Sehari-hari di rumah sebelum masuk RS TD sekitar 140/90mmHg terkendali dengan
Captopril 25 dan HCT 12.5mg rutin. Data keluhan, laboratorium
Keluhan:
Tanggal
12/5
13/5
14/5
15/5
16/5
17/5
Keluhan
Mual, pusing, nyeri perut
Lemas, pusing dan muntah teratasi
Mual dan lemas
Mual
Mual teratasi
Tidak ada keluhan
Nilai Rujukan
70-100
70-140
0-32
0-31
<201
<200
>65
<100
<50
0,51-0,95
2,4-5,7
3,5-5,1
136-145
97-111
>90
Satuan
mg/dl
mg/dl
U/L
U/L
mg/dL
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mEq/L
mEq/L
mEq/L
mL/min/1,73m2
pagi siang
14/5
36,0
36,0
76
Keterangan
Tinggi
Tinggi
Normal
Normal
Normal
Tinggi
Rendah
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Normal
Normal
Normal
GGK (level 3)
17/5
36,0
80
53
TD (mmHg)
56
168/110
900
76
84
190/90
190/70
170/110
160/80
500
500
1350
76
140/90
140/90
120/80
900
60
140/80
140/90
110/80
-
80
120/80
-
130/80
-
Rute
oral
12/5
13/5
14/5
15/5
16/5
17/5
oral
oral
injeksi
malam
saja
-
pagi
saja
-
oral
oral
oral
oral
injeksi
oral
malam
saja
-
oral
oral
pagi
saja
pagi
saja
Pemeriksaan/
kondisi non lab
awal:
Riwayat
pengobatan
Riwayat penyakit
54
Subjetive (Subyektif)
Objective (Obyektif)
Hematemesis
55
Kadar Hb (bila
anemia)
Penurunan fungsi
ginjal
Menghambat laju
kerusakan ginjal
2)
2)
2)
dst
Pharmaceutic
al
R Risks
I
Interactions
M Mismatch
E Efficacy
Daftar Referensi:
56
Cipolle RJ, Strand LM, Morley PC. 1998. Pharmaceutical Care Practice, McGraw-Hill NY.
McBane
S.,
2011.
Taking
Histories
and
Writing
SOAP
Notes.
Avail
at:
http://pharmacy.ucsd.edu/faculty/ExperientialEducation/docs/Sarah_McBane_Handout
_2_29_12_AMPC.pdf.
ANONIM, PHARMACEUTICAL CARE AND THE SCOPE OF PHARMACY PRACTICE . faculty.ksu.edu.sa.ACCESSED
ON 20 SEP. 2014.
American Pharmacists Association. 1995. Principles of Practice for Pharmaceutical Care.
http:://WWW.PHARMACIST.COM/PRINCIPLES-PRACTICE-PHARMACEUTICAL-CARE. ACCESSED ON 28 JAN
2015.
Wiedenmayer, K., Summers R.S., Mackie, C.A., Gous A.G.S., Everard, M., Tromp D. 2006.
Developing Pharmacy Practice, A focus on patient care, Handbook, WHO and FIP,
Geneva
avail.
at.:
http://www.fip.org/files/fip/publications/DevelopingPharmacyPractice/DevelopingPhar
macyPracticeEN.pdf. Accessed on 17 August, 2009.
57
harimendapatkan obat
periode observasi
(1)
(2)
Juml
ah
Hari
Januari
31
Februari
28
Maret
31
April
30
Mei
31
Juni
30
Juli
31
Agustus
Septembe
r
31
30
Terima Resep Obat: ATORVASTATIN (ATOR) xmg (unit); Aturan Dosis Satu Kali
Sehari
Bpk A
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
Bpk B
ATOR 10
(15)
ATOR 10
(15)
ATOR 10
(15)
ATOR 10
(15)
ATOR 10
(15)
ATOR 10
(15)
ATOR 10
(15)
ATOR 10
(15)
ATOR 10
(15)
Bpk C
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
Bpk D
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
Bpk E
ATOR 10
(30)
Bpk F
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
58
Oktober
31
November
30
Desember
31
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(15)
ATOR 10
(15)
ATOR 10
(15)
ATOR 10
(30)
ATOR 10
(30)
59
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGU
SEP
OKT
NOV
DEC
Bpk
A
Bpk
B
Bpk
C
Bpk
D
Bpk
E
Bpk
F
2. Berapa hari persistensi subyek?
3. Berapa MPR subyek?
Berapa MPRY subyek? (Jan-Des =365 hari)
Subye
k
Persisten
si
(hari)
Hari
mendapat
obat
Hari
seharusnya
mendapat
obat
Hari
peresepan
terakhir
MPR
Rumus:
MPRY
Rumus:
A
B
C
D
E
F
60
Jumlah Obat
Obat A
Obat B
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGU
SEP
OKT
NOV
DEC
Obat A
Obat B
a. MPR Obat A
b. MPR Obat B
61
Kuisioner Morisky
Apakah anda kadang-kadang lupa untuk minum obat
rutin?
Dalam 2 minggu terakhir ini apakah ada hari di mana
anda tidak meminum obat rutin anda?
Pernahkah anda tidak meminum obat anda tanpa
memberitahu dokter karena saat anda meminum obat
tersebut anda merasa tidak enak badan?
Pernahkah saat anda bepergian dari rumah untuk waktu
yang tidak sebentar anda lupa membawa obat rutin?
Anda meminum semua obat anda kemarin?
Apakah anda pernah tidak meminum obat karena anda
merasa
sehat/tidak
ada
gejala
penyakit
yang
mengganggu?
Pernah anda merasa terganggu/jenuh dengan jadwal
minum obat rutin anda?
Bagi anda seberapa sulit untuk mengingat untuk minum
obat rutin?
Ya (1)/Tidak(2)
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
A. Tidak pernah
B. Pernah sekali
C. Kadang-kadang
D. Biasanya
E. Selalu
4.
5.
6.
7.
8.
Pertanyaan
Apakah anda kadang-kadang lupa
untuk minum obat rutin?
Dalam 2 minggu terakhir ini
apakah ada hari di mana anda
tidak meminum obat rutin anda?
Pernahkah anda tidak meminum
obat anda tanpa memberitahu
dokter
karena
saat
anda
meminum obat tersebut anda
merasa tidak enak badan?
Pernahkah saat anda bepergian
dari rumah untuk waktu yang
tidak
sebentar
anda
lupa
membawa obat rutin?
Anda meminum semua obat anda
kemarin?
Apakah
anda
pernah
tidak
meminum obat karena anda
merasa sehat/tidak ada gejala
penyakit yang mengganggu?
Pernah
anda
merasa
terganggu/jenuh dengan jadwal
minum obat rutin anda?
Bagi anda seberapa sulit untuk
Pasien
A
Keteranga
n
Pasien
B
Keteranga
n
Ya /Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
A. Tidak
62
mengingat
rutin?
untuk
minum
obat
pernah
B. Pernah
sekali
C. Kadangkadang
D. Biasanya
E. Selalu
63
64
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pertanyaan
Apakah anda kadang-kadang lupa
untuk minum obat rutin?
Dalam 2 minggu terakhir ini apakah
ada hari di mana anda tidak
meminum obat rutin anda?
Pernahkah anda tidak meminum obat
anda tanpa memberitahu dokter
karena saat anda meminum obat
tersebut anda merasa tidak enak
badan?
Pernahkah saat anda bepergian dari
rumah untuk waktu yang tidak
sebentar anda lupa membawa obat
rutin?
Anda meminum semua obat anda
kemarin?
Apakah anda pernah tidak meminum
obat karena anda merasa sehat/tidak
ada
gejala
penyakit
yang
mengganggu?
Pernah
anda
merasa
terganggu/jenuh
dengan
jadwal
minum obat rutin anda?
Bagi anda seberapa sulit untuk
mengingat untuk minum obat rutin?
Pasien A
Keterangan
Ya (1)/Tidak(2)
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
A. Tidak pernah
B. Pernah sekali
C. Kadangkadang
D. Biasanya
E. Selalu
Evaluasi Ketaatan:
*****RS*****
65
66
67
Contoh Sertifikat
Contoh tracker.
68
Contoh Tracker 2.
69
Hasil Praktikum
Judul, Materi CE (cover page), Sertifikat, dan tracker.
Judul
Materi CE
Sertifikat
70
Tracker
71
72
6. Catat dan berikan penjelasan terkait monitoring efek dan efek samping dari parenteral
nutrition yang diberikan
FORM KERJA
Label
Nama Pasien
Ruang perawatan pasien
Komposisi produk
No Batch
Tanggal pembuatan
Tanggal kadaluarsa
Cara penyimpanan
Perhatian khusus
Instruksi
Monitoring
Tanda/Gejala/Hasil Lab
Alasan
73
Diskusi
74
Kesimpulan
Pustaka
Tujuan:
Mahasiswa mampu menyiapkan sterile preparation secara benar dan aseptis
Dasar Teori:
Sterile preparation merupakan persiapaan sediaan steril untuk diberikan secara parenteral yang
mengandung 1 atau lebih bahan aktif, dapat diberikan secara injeksi, infus, atau implant.
Biasanya dikemas dalam wadah dosis tunggal atau multi dosis.
Parenteral preparation membutuhkan bahan pembantu seperti pelarut, enhancer, suspending
agents, buffering agents, pengawet dll. Bahan pembantu diharapkan tidak memperburuk dari
bioavailabilitas, keamanan, dan efek dari obat.
Keuntungan sterile pereparation:
Dapat berfungsi ganda
memelihara atau menjaga keseimbangan cairan tubuh
obat yang ada di dalam diharapkan dapat mempertahankan kadar terapi obat dalam
plasma
Hemat vena
Menghindari konsentrasi obat yang tinggi saat pemberian obat yang cepat
Pertimbangan via oral kurang efektif (contoh pasien pada kondisi kritis), pemberian im
absorpsi kurang baik karena gangguan sirkulasi, mengencerkan suatu obat jika terlalu pekat
diberikan iv bolus
Bahan:
1. Antibiotik
2. Dextrose 5%
3. NaCl 0,9% 500 mL
4. Water for Injection
Alat:
1. Set Alat Pelindung Diri (APD)
2. Infusion Set
3. Spuit injeksi
76
Cara kerja:
1. Seminggu sebelumnya, praktikan akan diberikan obat apa yang akan dipakai
2. Satu kelompok praktikum mendapat soal sterile preparation yang akan diberikan pada hari
praktikum
3. Lakukan perhitungan dosis dan penyiapan bahan sesuai dengan soal yang didapat
4. Melakukan simulasi penyiapan sterile preparation dengan benar sesuai soal yang didapat dan
melakukan simulasi secara aseptis
5. Labelling
6. Lanjutkan simulasi pembuangan bahan sisa dan penyimpanan bagi bahan yang masih bisa
dipakai, dan lakukan simulasi pemberian obat
7. Catat dan berikan penjelasan terkait monitoring efek dan efek samping dari sterile
preparation yang diberikan
FORM KERJA
Label
Nama Pasien
Ruang perawatan pasien
Komposisi produk
No Batch
Tanggal pembuatan
Tanggal kadaluarsa
Cara penyimpanan
Perhatian khusus
Instruksi
Monitoring
Tanda/Gejala/Hasil Lab
Alasan
77
78
Diskusi
Kesimpulan
Pustaka
79
80
81
82
83
CN & IV Solution -
500 mL
1000 mL
Na+
K+
Mg2+
Ca2+
ClSO4=
17.5 mEq
10 mEq
2.5 mEq
2.5 mEq
17.5 mEq
2.5 mEq
35 mEq
20 mEq
5 mEq
5 mEq
35 mEq
5 mEq
Acetate-
6.5 mEq
13 mEq
Gluconate-
2.5 mEq
5 mEq
Lactate-
10 mEq
20 mEq
Citrate3-
3 mEq
6 mEq
5 mmol
2.5 mol
10 mmol
5 mol
37.50 g
7.5%
75.00 g
7.5%
15.00 g
2.35 g
1.44
30% (w/w)
30.00 g
4.70 g
1.44
30% (w/w)
Total calories
Non protein calories
Nonprotein calories/nitrogen
210 kcal
150 kcal
64
420 kcal
300 kcal
64
P
Zn2+
Glucose
Glucose concentration
84
AMINOVEL
AMINOVEL 600 injection adalah campuran asam amino tipe L yang seimbang dan dalam
perbandingan yang optimal untuk keperluan sintesis protein. Sorbitol, vitamin dan
elektrolit ditambahkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh. Infus AMINOVEL 600
adalah larutan steril yang dapat mensuplai 600 kalori per liter.
Komposisi :
Setiap 1000 ml AMINOVEL-600 mengandung :
Amino acids (L form) : 50 g
D-Sorbitol : 100 g
Ascorbic acid : 400 mg
Inositol : 500 mg
Nicotinamide : 60 mg
Pyridoxine HCl : 40 mg
Riboflavin Sodium Phosphate : 2.5 mg
Electrolytes
Na+ : 35 mEq
K+ : 25 mEq
Mg++ : 5 mEq
Acetate- : 35 mEq
Malate- : 22 mEq
Cl- : 38 mEq
Indikasi :
AMINOVEL 600 direkomendasikan sebagai nutrisi parenteral pada kondisi dibawah ini :
Sebagai nutrisi tambahan pada gangguan saluran cerna seperti short bowel syndrome,
anoreksia dan kelainan saluran cerna yang berat
Puasa saluran cerna yang lama seperti pada fistulae enterokutan kondisi yang mengenai
saluran cerna.
85
Kebutuhan metabolik yang meningkat seperti pada luka bakar berat, trauma dan setelah
pembedahan.
Pada keadaan kritis lainnya yang membutuhkan asupan nutrisi eksogen seperti pada
tumor, infeksi berat, stres berat dan defisiensi protein.
Untuk kelainan internal atau defisiensi protein pra pembedahan : dosis dewasa yang
lazim adalah 500 ml AMINOVEL 600 melalui drip intravena selama 4-6 jam (20-30
tetes/menit) secara bersamaan atau kemudian diikuti dengan pemberian dekstrosa 10%
500ml selama 2 jam (60-80 tetes/menit). Pemberian larutan infus ini dapat diulangi
setelah 12 jam selama 5 7 hari. Interval waktu pemberian dapat ditingkatkan menjadi
24 jam tergantung kondisi dan respon penderita.
Untuk sintesis protein setelah pembedahan : dosis dewasa yang lazim adalah 500ml
AMINOVEL 600 melalui drip intravena selama 4-6 jam (20-30 tetes/menit) setelah
pemberian infus larutan Darrow 1000 ml selama 4 jam (60-100 tetes/menit) dan diikuti
oleh infus larutan dekstrosa 10% 500 ml selama 2 jam (60-100 tetes/menit). Larutan infus
ini diberikan pada hari ke-3 pasca operasi, dan diulangi dalam 24 jam selama 5-7 hari)
Kedelapan asam amino esensial : Isoleusin, Leusin, Lisin, Metionin, Fenilalanin, Treonin,
Triptopan dan Valin sangat dibutuhkan untuk sintesis protein.
Penyimpanan :
Simpan dibawah suhu 30oC, lindungi dari cahaya.
Kemasan :
Kemasan isi 500ml Reg. No. DKL 9218702749A1
86
AMIPAREN
AMIPAREN adalah larutan infus steril yang seluruhnya mengandung asam Amino,
ditujukan untuk hiperalimentasi atau nutrisi parenteral secara umum.
AMIPAREN mengandung asam amino rantai cabang yang relatif lebih banyak (leucine,
isoleucine dan valine), yang dapat menekan pemecahan protein dan meningkatkan sintesis
protein didalam otot. Serangkaian uji preklinis dan uji klinis memastikan bahwa
AMIPAREN efektif dalam melindungi protein tubuh pada berbagai kelainan dan
malnutrisi.
Komposisi per 1000 ml :
Total Asam amino : 100 g
Asam amino Esensial (E) : 59.10 g
Asam amino non Esensial (N) : 40.90 g
Rasio E / N : 7,2
Asam amino rantai cabang (BCAA) : 30% (w/w)
Total nitrogen : 15.7 g
Na+ : 2 mEq
Acetate- : 120 mEq
Indikasi :
AMIPAREN diindikasikan sebagai suplai asam amino pada keadaan berikut :
Hipoproteinemia, malnutrition, pre dan paska operasi.
Dosis dan pemberian :
Infus Vena Sentral :
87
Dosis lazim dewasa adalah 400-800 ml per-hari secara drip melalui vena sentral.
Dosis dapat ditingkatkan atau diturunkan bergantung pada usia, gejala dan berat badan
pasien.
Dosis lazim dewasa adalah 200-400 ml per dosis secara drip melalui vena perifer.
Kecepatan infus perifer adalah kecepatan yang dapat menyediakan 10 g asam amino
selama 60 menit dengan tujuan untuk mencapai utilisasi fisiologis asam amino yang
optimal.
Kecepatan infus rata-rata dewasa yang sesuai adalah 100 ml selama 60 menit (sekitar 25
tetes per menit) dan kecepatannya harus diturunkan pada pasien anak, orang tua dan
pasien sakit berat.
Dosis dapat ditingkatkan atau diturunkan bergantung pada usia pasien, gejala dan berat
badan.
Farmakologi :
Kegunaan AMIPAREN sebagai sumber asam amino untuk dukungan nutrisi dinilai pada terapi
hiperalimentasi dengan menggunakan tikus normal dan tikus yang dilukai :
1. AMIPAREN memperbaiki dan mempertahankan keseimbangan nitrogen
2. Larutan ini meningkatkan sintesis protein total dan albumin.
3. Rasio 3-metilhistidin/kreatinin urin, suatu indikator katabolisme protein dalam otot pada
keadaan luka, didapatkan rendah setelah pemberian infus. Keadaan ini menunjukkan efek
penghambat yang kuat dari larutan terhadap pemecahan protein otot.
4. Konsentrasi asam amino plasma termasuk asam amino rantai cabang menunjukan
fluktuasi yang rendah selama pemberian infus. Metabolisme asam amino diperkirakan
stabil selama terapi AMIPAREN.
Penyimpanan :
Simpan dibawah suhu 30oC, lindungi dari cahaya.
88
Kemasan :
Kemasan isi 500 ml Reg. No. DKL 9218703649A2
89
AMINOLEBAN INJECTION
Terapi Utama secara cepat dan persisten untuk Memperbaiki semua derajat
ensefalopati hepatik.
Komposisi :
Setiap 1000 mL Aminoleban Infus, mengandung :
Asam Amino : 7,99 %
Asam Amino Rantai Cabang : 35,5 %
Arginin : 7,3 g
Rasio Fischer : 37,05
Rasio E/N : 1,09
Total Nitrogen : 12,2 g/L
Na+ : kurang lebih 14 mEq/L
Cl- : kurang lebih 94 mEq/L
Osmolaritas : 768 mOsm/L
Indikasi :
Terapi untuk ensefalopati hepatik pada pasien-pasien penyakit hati kronis.
Dosis dan Cara pemberian :
Dewasa : 500 1000 mL melalui drip intravena . Pada orang dewasa kecepatan
pemberian infus perifer yang lazim adalah 500 mL selama 180 300 menit ( kurang lebih
25-40 tetes per menit).
90
Kontra Indikasi :
1. Pasien dengan gangguan ginjal berat ( jumlah cairan yang cenderung berlebih dan kondisi
pasien bisa memburuk. Urea dan metabolit asam amino lain bisa bertahan, yang mana
bisa memperburuk kondisi klinis pasien).
2. Pasien dengan metabolisme asam amino yang abnormal (karena asam amino yang
diberikan tidak dimetabolisme dengan adekuat, kondisi klinis pasien bisa menjadi buruk).
Perhatian :
Hati-hati diberikan pada : Pasien dengan asidosis berat, pasien dengan gagal jantung
kongestif.
Penggunaan untuk Anak : Belum ada pengalaman pemberian Aminoleban Infus pada
anak-anak.
Efek Samping :
Kemerahan pada kulit atau reaksi hipersensitif yang lain jarang dilaporkan dan pemberian
harus dihentikan bila ditemukan tanda-tanda seperti diatas.
Pemberian dosis besar dan cepat : Asidosis bisa terjadi setelah pemberian Aminoleban
Infus dalam dosis besar dan cepat.
Lainnya : Menggigil, demam, sakit kepala dan nyeri vaskuler bisa terjadi.
Penyimpanan :
Simpan dibawah suhu 30oC, lindungi dari cahaya.
Kemasan :
Kemasan 500 mL
Nomor Registrasi :
91
DKL 87187016949A1
92
Aminoleban Oral
Terapi nutrisi untuk memperbaiki kualitas dan harapan hidup penderita penyakit hati
Meningkatkan status nutrisi pasien-pasien yang mengalami insufisiensi hati termasuk pasien
dengan ensefalopati hepatik.
Cara penyiapan :
Tuangkan 180mL air hangat (atau kira-kira 50C) ke dalam shaker atau blender, kemudian
tambahkan 1 bungkus Aminoleban Oral dan kocok sampai melarut. Volume campuran ini
kira-kira 200 mL dan mengandung energi 210 kkal
Komposisi :
Setiap 50 g/ bungkus, mengandung :
Energi : 210 kkal
Protein : 13,5 g
Karbohidrat : 32,35 g
Lemak (Minyak beras) : 3,5 g
Vitamin, Mineral
Rasa :
Jeruk dan netral
Paket:
Bubuk 50 g / bungkus
Registration Number :
ASERING
ASERING
Komposisi :
Electrolyte mEq/L
Na+ = 130
Cl- = 108.7
K+ = 4
Ca++ = 2.7
Acetate- = 28
Indikasi , Efek Samping
Perhatian dan Kontraindikasi dapat di lihat pada brosur di dalam kemasan.
Kemasan :
95
KA-EN 3A
Komposisi :
Electrolyte mEq/L
Na+ = 60
Cl- = 50
K+ = 10
Lactate- = 20
Dextrose = 27 gr/L
Indikasi , Perhatian dan Kontraindikasi dapat di lihat pada brosur di dalam kemasan.
Kemasan :
500 mL,
Reg. No. DKL 9218703049A1
96
KIDMIN
adalah larutan infus asam amino 7.2%, yang mengandung sejumlah besar BCAA (Asam amino
rantai cabang) yaitu leucine, isoleucine dan valine yang dapat menghambat pemecahan protein
otot dan meningkatkan sintesa protein otot.
Kidmin juga mengandung beberapa asam amino nonesensial kecuali glisin, untuk memenuhi
Kebutuhan yang meningkat pada gangguan ginjal. Rasio asam amino esensial dan non esensial
adalah 2,6 dan pada tiap 100 ml larutan mengandung 1gram nitrogen sehingga memudahkan
dalam menghitung nitrogen pada pemberian tiap dosisnya.
Komposisi :
Setiap 1000 ml KIDMIN emgnandung :
Total Bebas asam amino : 72.05 g
Asam amino essensial(E) : 52.05 g
Asam amino Non-Essensial (N) : 20 g
E / N ratio : 2.6
Asam amino rantai cabang (BCAA): 45.8% (w/w)
Total nitrogen : 10 g
Na+ : 2 mEq
Acetate : 46 mEq
Indikasi :
KIDMIN diindikasikan untuk memberikan asam amino pada pasien gangguan ginjal baik
akut maupun kronik yang mengalami Hipoproteinemia, malnutrisi, dan sebelum dan
sesudah operasi.
Dosis dan pemberian :
97
Infus vena perifer : Dosis umum dewasa adalah 200 ml per hari, diinfuskan lewat vena
perifer.Kecepatan infus pada dewasa adalah 100 ml per 60 menit (rata-rata 25 tetes per
menit) dan harus diberikan lebih lambat pada pasien anak, orang tua dan kasus serius.
Dosis dapat ditingkatkan sesuai kondisi pasien, berat badan dan usia. Jika diberikan
selama hemodialis, harus diinfuskan lewat sisi vena lubang injeksi dialisis, 90 60 menit
sebelum terapi hemodialysis berakhir. Dianjurkan memberikan Kalori 1500 kkal per hari
untuk melindungi pemecahan asam amino.
Infus vena sentral : Dosis umum dewasa adalah 400 ml per hari, diinfuskan lewat vena
sentral sebagai total nutrisi parenteral. Dosis dapat ditingkatkan sesuai kondisi pasien,
berat badan dan usia. Lebih dari 300kkal dari non protein kalori harus diberikan tiap
1gram nitrogen (100 ml produk) untuk efisiensi asam amino.
Dosis dewasa adalah 600 ml perhari, diinfuskan lewat vena sentral sebagai total nutrisi
parenteral (TPN).
Dosis dapat ditingkatkan sesuai kondisi pasien, berat badan dan usia. Lebih dari 300 kkal
dari non protein kalori harus diberikan tiap 1 gram nitrogen(100 ml produk) untuk
efisiensi asam amino.
Penyimpanan:
Simpan dibawah suhu 30oC, lindungi dari cahaya.
Kemasan :
98
NEO-MUNE
Formula Imunonutrisi lengkap yang pertama untuk Pembedahan, Trauma, Luka bakar dan
pasien-pasien ICU
Komposisi:
Setiap 48 g/sachet, mangandung :
Energy 200 kkal
Protein 12.5 g
Casein 8.76 g
Arginine 2.50 g
Glutamine 1.25 g
Carbohydrate 25.01 g
Fat 5.79 g
Vitamins, Minerals
Dosis :
8-10 saset per hari
Suplemen: 4-8 saset per hari
Nutrisi pre operasi : 3-4 saset per hari diberikan sedikitnya 5-7 hari sebelum operasi.
Rasa:
Vanilla
Kemasan :
Bubuk 48 g/sachet
Nomor Registrasi :
NEO-MUNE, Rasa Vanilla POM SD. 034 204 231
99
PAN-AMING
Komposisi :
L-Leucine * : 4.1 g
L-Isoleucine * : 1.8 g
L-Valine * : 2 g
L-Lysine Monohydrochloride : 6.2 g
L-Threonine : 1.8 g
L-Tryptophan : 0.6 g
L-Methionine : 2.4 g
L-Phenylalanine : 2.9 g
L-Histidine Monohydrochloride : 1.3 g
L-Arginine Monohydrochloride : 2.7 g
Glycine : 3.4 g
D-Sorbitol : 50 g
Cl- : 52 mEq
OSMOLARITY : 507 mOsm/L
Indikasi:
PAN-AMIN G memenuhi ketersediaan Asam Amino pada keadaan klinis seperti :
Hypoproteinemia, Malnutrisi, sebelum atau sesudah pembedahan.
Dosis dan pemberian :
Pada kasus umum diberikan infus cairan sebanyak 500ml per hari dengan kecepatan
sedang.
Penyimpanan :
Simpan ditempat sejuk, hindari dari cahaya matahari secara langsung.
Kemasan :
500 ml dalam Softbag
Reg. No. DKL 7818704649A1
100
PAN-ENTERAL
Nutrisi Enteral lengkap dan Seimbang, kaya MCT dan Osmolaritas rendah
Deskripsi:
Pan-Enteral adalah formula nutrisi lengkap untuk oral dan tube feeding.
Komposisi:
Setiap 40 g/sachet, Mengandung:
Energi 200 kkal
Protein 6.12 g
Karbohidrat 21.81 g
Fat 10.28 g
Vitamins, Minerals
Dosis:
Dewasa: 1 saset dilarutkan dalam 200 ml air, diberikan 8-10 kali/hari.
Anak (2 tahun keatas): 1 saset dilarutkan dalam 200 ml diberikan 6-8 kali/hari.
Bayi (4 - 24 bulan): 1 saset dilarutkan dalam 200 ml air diberikan 3-5 kali/hari.
Rasa:
Vanilla
Kemasan:
Bubuk 40 g/sachet
Nomor Registrasi :
PAN-ENTERAL, Rasa Vanilla POM SI. 084 226 831
101
PROTEN
Asupan Protein Harian untuk mengatasi Kurang Energi Protein dan Mempercepat
Penyembuhan:
setiap 52g/ Sachet, mengandung :
Bubuk kedelai 25,5 g
Energi 212 kkal
Protein 10 g
Karbohidrat 27,7 g
Lemak 5,8 g
Fiber 1,4 g
Vitamin, Mineral
Dosis:
Anak : hari 1 : 1/2 saset dilarutkan dalam 200 mL air diberikan 2 kali/hari, hari kedua dan
seterusnya : 1 saset dilarutkan dalam 200 ml air diberikan 1-4 kali/hari
Rasa:
Cokelat dan Vanilla
Kemasan:
Bubuk 52 g/sachet
102
Nomor Registrasi :
103
Deskripsi Singkat Obat dan DRP yang paling umum yang mungkin terjadi pada obat tersebut.
DRP
Need to add drug
Contoh 1
Contoh 2
Contoh 3
Suboptimal drug
Low dose
Compliance/Failure to
receive drug
High Dose
Drug Interaction
Unnecessary drug
104
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
No
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
105