PENDAHULUAN
Tiap saat masalah layanan kesehatan didiskusikan, tiga konsep selalu
muncul. Konsep tersebut adalah : akses, biaya dan mutu. Tentu saja akses
mencakup akses fisik, kreuangan, mental atau intelektual terhadap perawatan dan
layanan kesehatan yang tersedia. Namun, layanan yang disediakan dalam suatu
institusi kesehatan harus memiliki karakteristik tertentu, disamping persoalan
keterjangkauan dan ketersediaan. Karakteristik itu harus mencakup elemen dan
karakteristik mutu. Elemen kepuasan konsumen merupakan yang terpenting. Jika
konsumen tidak puas dengan layanan yang diberikan, dia tidak akan mencari
layanan itu atau menerimanya, walaupun layan tersebut tersedia, mudah didapat
dan mudah dijangkau. Oleh karena itu, mutu layanan yang ditawarkan merupakan
hal yang penting dalam layanan kesehatan. Namun, mutu harus berasal dari
perspektif konsumen karena mutu layanan merupakan jasa yang diterima oleh
konsumen layanan tersebut.
Jadi apa sebenarnya mutu itu? Apakah sesuatu yang luar biasa? Apakah
sesuatu yang terbaik? Belum tentu demikian. Mutu dapat berarti suatu cara
sederhana untuk meraih tujuan yang diinginkan, dengan cara yang paling efisien
dan efektif, dengann penekanan untuk memuaskan pembeli atau konsumen. Mutu
tidak selalu berarti cara yang paling mahal untuk melaksanakan segala sesuatu.
Sebaliknya, mutu merupakan sebuah kebutuhan untuk melakukan efisiansi dan
penghematan biaya. Mutu tidak harus berupa layanan atau barang-barang yang
mahal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian mutu pelayanan kesehatan
Beberapa definisi mutu pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut:
1.
Penampilan yang sesuai atau pantas (yang berhubungan dengan standart) dari
suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapat memberikan hasil kepada
masyarakat yang bersangkutan dan yang telah mempunyai kemampuan untuk
menghasilkanpada kematian, kesakitan, ketidak mampuan dan kekurangan gizi
(Roemer dan Aquilar, WHO, 1988).
2. Donabedian, 1980 cit. Wijono, 1999 menyebutkan bahwa kualitas
pelayanan adalah suatu pelayanan yang diharapkan untuk memaksimalkan
suatu ukuran yang inklusif dari kesejahteraan klien sesudah itu dihitung
keseimbangan antara keuntungan yang diraih dan kerugian yang semua itu
merupakan penyelesaian proses atau hasil dari pelayanan diseluruh bagian.
3. Secara umum pengertian mutu pelayanan kesehatan adalah derajat
kesempurnaan pelayanan kesehatan yang sesuai standar profesi dan
standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang
tersedia di rumah sakit atau puskesmas secara wajar, efisien, dan efektif
serta diberikan secara aman dan memuaskan sesuai norma, etika, hukum,
dan sosial budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan
pemerintah, serta masyarakat konsumen.
Untuk
mencegah
kemungkinan
gugatan
hukum
terhadap
kesehatan yang baik, maka pengaturan sarana kesehatan menjadi sangat penting.
Mudah dijangkau
Syarat pokok pelayanan kesehatan yang ke empat adalah mudah dijangkau
(affordable) oleh masyarakat. Pengertian keterjangkauan di sini terutama dari
sudut biaya. Pengertian keterjangkauan di sini terutama dari sudut jarak dan biaya.
Untuk mewujudkan keadaan seperti ini harus dapat diupayakan pendekatan sarana
pelayanan kesehatan dan biaya kesehatan diharapkan sesuai dengan kemampuan
ekonomi masyarakat.
Bermutu
Syarat pokok pelayanan kesehatan yang kelima adalah yang bermutu (quality).
Pengertian mutu yang dimaksud adalah yang menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang disatu pihak
dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan pihak lain tata cara
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan.
BAB III
PEMBAHASAN
Prinsip utama perbaikan mutu dan kinerja pelayanan kesehatan adalah
kepedulian terhadap pelanggan. Pelanggan menjadi fokus pelayanan. Pasien
sebagai pelanggan eksternal tidak hanya menginginkan kesembuhan dari sakit
yang diderita yang merupakan luaran (outcome) pelayanan, tetapi juga merasakan
dan menilai bagaimana ia diperlakukan dalam proses pelayanan. Ketika ditanya
apakah penyedia pelayanan kesehatan peduli kepada pelanggan, mereka pasti
menjawab mereka peduli kepada pelanggan. Akan tetapi ketika ditanya apakah
2. Perbaikan kinerja
Bila harapan pelanggan telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah
menidentifikasi dan melaksanakan kinerja staf dan dokter untuk mencapai
konseling, adanya pengakuan, dan pemberian reward.
3. Proses perbaikan
Proses perbaikan juga penting. Sering kali kinerja disalahkan karena
masalah pelayanan dan ketidakpuasan pelanggan pada saat proses itu sendiri tidak
dirancang dengan baik untuk mendukung pelayanan. Dengan melibatkan staf
dalam proses pelayanan, maka dapat diidentifikasi masalah proses yang dapat
Zeithmalh, dkk (1990: 23) menyatakan bahwa dalam menilai kualitas jasa/
pelayanan, terdapat sepuluh ukuran kualitas jasa/ pelayanan, yaitu :
1) Tangible (nyata/berwujud)
2) Reliability (keandalan)
3) Responsiveness (Cepat tanggap)
4) Competence (kompetensi)
5) Access (kemudahan)
6) Courtesy (keramahan)
7) Communication (komunikasi)
8) Credibility (kepercayaan)
9) Security (keamanan)
10) Understanding the Customer (Pemahaman pelanggan)
asal mutu pelayanan ini dapat ditingkatkan. Tetapi sebagian lagi pasien
menyarankan pemberlakuan tarif kembali asal tidak memberatkan masyarakat dan
mutu pelayanan ditingkatkan lagi, karena tidak ada peningkatan mutu pelayanan
setelah diberlakukan pembebasan tarif. Hal ini sesuai penelitian di India, bahwa
fasilitas pemerintah sebaiknya memberlakukan pembayaran (fee) yang sangat
berguna sebagai pendapatan (revenue) yang sebagian dapat langsung digunakan
sebagai penunjang biaya operasional. Hal ini didukung juga laporan dari
Campbell bahwa pasien psikatri yang membayar di praktek dokter swasta lebih
puas daripada di rumah sakit pemerintah yang membebaskan tarif. Untuk
memberikan pelayanan yang baik di puskesmas
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam pendekatan untuk mencapai
pelayanan prima melalui peningkatan mutu pelayanan, yaitu sebagai berikut:
Pelanggan dan harapannya
Perbaikan kinerja
Proses perbaikan
Budaya yang mendukung perbaikan terus menerus
Dua faktor yang menentukan mutu pelayanan keperawatan/kesehatan,
yaitu:
Peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia atau tenaga kesehatan
(quality of care).
Penyediaan sarana dan prasarana yang menunjang pelaksanaan tugas (quality of
services).
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, ikbal, wahid, SKM dan Chayatin, Nurul. 2009. Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Salemba Medika : Jakarta
3.
4.
Kelompok 10 :
1.
2.
3.
4.