2 Pencemaran
2.2.1 Definisi Pencemaran
Pencemaran merupakan kemasukan bahan pencemar seperti bahan
kimia,suara,panas, cahaya dan tenaga ke dalam alam sekitar yang
mengakibatkan kesan yang memusnahkan sehingga membahayakan
kesehatanmanusia, mengancam sumber alam dan ekosistem, serta mengganggu
alam sekitar.
Definisi pencemaran yang lebih jelas adalah menurut Akta Kualiti Alam Sekitar
1974 yang menyatakan bahwa pencemaran adalah perubahan secara langsung
atau tidak langsung kepada sifat-sifat fisik, kimia, biologi atau radiasi dari bagian
alam sekeliling dengan cara melepaskan, mengeluarkan atau meletakkan
buangan hingga menimbulkan suatu keadaan berbahaya atau mungkin
berbahaya pada kesehatan, keselamatan atau kebaikan alam atau organismeorganisme lain, tumbuhan dan hewan.
2.2.2
Jenis Pencemaran
Pencemaran ini juga disebabkan sikap segelintir kaum manusia yang tidak
memiliki sikap bergantung jawab maupun cinta akan Negara.
2.2.3
Dampak Pencemaran
adalah berasal dari tumpahan minyak baik dari proses di kapal, pengeboran
lepas pantai maupun akibat kecelakaan kapal. Polusi dari tumpahan minyak di
laut merupakan sumber pencemaran laut yang selalu menjdi fokus perhatian
dari masyarakat luas, karena akibatnya akan sangat cepat dirasakan oleh
masyarakat sekitar pantai dan sangat signifikan merusak makhluk hidup di
sekitar pantai tersebut.
Pencemaran laut adalah hasil buangan aktivitas makhluk hidup yang masuk ke
laut. Ada berbagai sumber bahan pencemar yang dapat merusak laut dan dapat
membunuh kehidupan yang di laut. Seperti banyaknya ikan-ikan mati karena laut
tempat mereka hidup tidak sesuai kebutuhannya. Pencemaran laut yang terjadi
di muara sungai porong bersumber pada aktivitas kapal yang hampir setiap hari
dan terdapat aliran sunga yang menuju laut.
Pembuangan lumpur ke laut tentu akan menimbulkan dampak terhadap
ekosistem air terlebih di Sungai Porong dan Sungai Aloo,membahayakan
kesehatan masyarakat sekitar dan industri-industrikelautan seperti budidaya
tambak udang, ikan, dan produksi garam yang ada, namun sampai seberapa
besar risiko tersebut diperkirakan perlu dilakukan penelitian mengenai hal
tersebut sebagai dasar pertimbangan manajemen resikonya, melalui
pemantauan kualitas air badan air secara rutin dan analisis hasil pemantauan
tersebut.
2.3.1 Sumber Pencemaran laut dan pantai
Bahan-bahan kimia yang kehadirannya dalam lingkungan hidup dapat
menyebabkan terganggunya kesejahteraan hidup manusia, hewan maupun
tumbuh-tumbuhan disebut bahan pencemar. Sebagai sumber utama terjadinya
pencemar adalah:
Proses-proses alam, antara lain pembusukan secara biologis, aktivitas gunung
berapi, terbakarnya semak-semak, dan halilintar.
Pembuatan/aktivitas manusia, seperti:
Pencemaran oleh minyak
Saat ini industri minyak dunia telah berkembang pesat, sehingga kecelakaankecelakaan yang mengakibatkan tercecernya minyak dilautan hamper tidak bisa
dielakkan.Kapal tanker mengangkut minyak mentah dalam jumlah besar tiap
tahun. Apabila terjadi pencemaran miyak dilautan, ini akan mengakibatkan
minyak mengapung diatas permukaan laut yang akhirnya terbawa arus dan
terbawa ke pantai.
Tumpahan minyak, disengaja maupun tidak merupakan sumber pencemaran
yang sangat membahayakan. Tumpahan minyak ke laut dapat berasal dari kapal
tanker yang mengalami tabrakan atau kandas, atau dari proses yang disengaja
seperti pencucian tangki halas, transfer minyak antarkapal maupun kelalaian
awak kapal. Umumnya cemaran minyak dari kapal tanker berasal dari
pembuangan air tangki balas. Sebagai gambaran, untuk tanker berbobot 50.000
ton, buangan air dari tangki balasnya mencapai 1.200 barel.
Minyak mentah mengandung ribuan komponen yang berbeda-beda berat
molekulnya, berwarna coklat gelap, dan merupakan cairan kental yang berbau
menyengat, yang terutama terdiri dari hidrokarbon, beberapa kandungan sulfur,
dan sedikit logam seperti vanadium dan nikel. Kebanyakan hidrokarbon memiliki
berat jenis yang lebih ringan daripada berat jenis air laut sehingga sebagian
besar tumpahan minyak akan mengapung di permukaan. Tumpahan yang
mengapung di permukaan tersebut akan mencakup luasan yang cukup besar
sehingga akan menganggu aktivitas fitoplankton dan hewan laut lainnya. Selain
itu, tumpahan minyak juga mencelakakan burung air, karena sayap mereka
menjadi lengket terkena minyak. Pada kasus tumpahan minyak di pantai
Perancis, selama beberapa hari kemudian lebih dari sejuta burung mati akibat
pencemaran tersebut. Sebagian dari hidrokarbon yang memiliki berat jenis lebih
besar dari air akan tenggelam, dan bersama-sama dengan komponen logam
akan mengendap di dasar laut. Endapan tersebut akan berdampak buruk pula
bagi organisme laut lainnya.
Apabila minyak mentah dipanaskan sampai 100oC, sekitar 12% dari volumenya
akan terbakar. Bila dipanaskan sampai 200oC, jumlah yang terbakar bertambah
lagi 13%. Sebesar 25% diduga merupakan fraksi yang mudah berubah yang akan
menguap dari tumpahan di laut dalam beberapa hari. Sisa tumpahan minyak
akan dimetabolisme oleh bakteri secara perlahan, dan sebagian lagi akan
menguap secara perlahan pula. Setelah kurang lebih 3 bulan, maka semua
materi yang dapat menguap akan menguap, dan materi yang akan termakan
sudah termakan atau masuk ke dalam rantai makanan. Sisa yang persistem,
yang tertinggal di lautan berupa residu aspal, yang kurang lebih sebesar 15%
dari seluruh volume tumpahan minyak. Sisa tersebut akan terus berada di lautan
di bumi ini berupa gumpalan lengket berwarna pekat.
Saat ini industri minyak dunia telah berkembang pesat, sehingga kecelakaan
kecelakaan yang mengakibatkan tercecernya minyak dilautan hampirtidak bias
dielakkan.Kapal tanker mengangkut minyak mentah dalam jumlah besar tiap
tahun. Apabila terjadi pencemaran miyak dilautan, ini akan mengakibatkan
minyak mengapung diatas permukaan laut yang akhirnya terbawa arus dan
terbawa ke pantai.
Contoh kecelakaan kapal yang pernah terjadi :
a) Torrey canyon dilepas pantai Inggris 1967mengakibatkan 100.000 burung
mati
b)
c)
1.
2.
3.
4.
5.
senyawa aromatic tersebut masuk ke dalam darah, akan diserap oleh jaringan
lemak dan akan mengalami oksidasi dalam hati membentuk phenol, kemudian
pada proses berikutnya terjadi reaksi konjugasi membentuk senyawa glucuride
yang larut dalam air, kemudian masuk ke ginjal (Kompas, 2004).
Ketika minyak masuk ke lingkungan laut, maka minyak tersebut dengan segera
akan mengalami perubahan secara fisik dan kimia. Diantaran proses tersebut
adalah membentuk lapisan ( slick formation ), menyebar (dissolution), menguap
(evaporation), polimerasi (polymerization), emulsifikasi (emulsification), emulsi
air dalam minyak ( water in oil emulsions ), emulsi minyak dalam air (oil in water
emulsions), fotooksida, biodegradasi mikorba, sedimentasi, dicerna oleh planton
dan bentukan gumpalan (Mukhstasor, 2007).
Hampir semua tumpahan minyak di lingkungan laut dapat dengan segera
membentuk sebuah lapisan tipis di permukaan. Hal ini dikarenakan minyak
tersebut digerakkan oleh pergerakan angin, gelombang dan arus, selain gaya
gravitasi dan tegangan permukaan. Beberapa hidrokarbon minyak bersifat
mudah menguap, dan cepat menguap. Proses penyebaran minyak akan
menyebarkan lapisan menjadi tipis serta tingkat penguapan meningkat.
Hilangnya sebagian material yang mudah menguap tersebut membuat minyak
lebih padat/ berat dan membuatnya tenggelam. Komponen hidrokarbon yang
terlarut dalam air laut, akan membuat lapisan lebih tebal dan melekat, dan
turbulensi air akan menyebabkan emulsi air dalam minyak atau minyak dalam
air. Ketika semua terjadi, reaksi fotokimia dapat mengubah karakter minyak dan
akan terjadi biodegradasi oleh mikroba yang akan mengurangi jumlah minyak.
Proses pembentukan lapisan minyak yang begitu cepat, ditambah dengan
penguapan komponen dan penyebaran komponen hidrokarbon akan mengurangi
volume tumpahan sebanyak 50% selama beberapa hari sejak pertama kali
minyak tersebut tumpah. Produk kilang minyak, seperti gasoline atau kerosin
hamper semua lenyap, sebaliknya minyak mentah dengan viskositas yang tinggi
hanya mengalami pengurangan kurang dari 25%.
Dampak dari Pencemaran Minyak di Laut
Komponen minyak yang tidak dapat larut di dalam air akan mengapung yang
menyebabkan air laut berwarna hitam. Beberapa komponen minyak tenggelam
dan terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit hitam pada pasir dan
batuan-batuan di pantai. Komponen hidrokarbon yang bersifat toksik
berpengaruh pada reproduksi, perkembangan, pertumbuhan, dan perilaku biota
laut, terutama pada plankton, bahkan dapat mematikan ikan, dengan sendirinya
dapat menurunkan produksi ikan. Proses emulsifikasi merupakan sumber
mortalitas bagi organisme, terutama pada telur, larva, dan perkembangan
embrio karena pada tahap ini sangat rentan pada lingkungan tercemar
(Fakhrudin, 2004). Bahwa dampak-dampak yang disebabkan oleh pencemaran
minyak di laut adalah akibat jangka pendek dan akibat jangka panjang.
1.
2.
Lebih banyak mengancam biota muda. Minyak di dalam laut dapat termakan
oleh biota laut. Sebagian senyawa minyak dapat dikeluarkan bersama-sama
makanan, sedang sebagian lagi dapat terakumulasi dalam senyawa lemak dan
protein. Sifat akumulasi ini dapat dipindahkan dari organisma satu ke organisma
lain melalui rantai makanan. Jadi, akumulasi minyak di dalam zooplankton dapat
berpindah ke ikan pemangsanya. Demikian seterusnya bila ikan tersebut
dimakan ikan yang lebih besar, hewan-hewan laut lainnya, dan bahkan manusia.
Secara tidak langsung, pencemaran laut akibat minyak mentah dengan
susunannya yang kompleks dapat membinasakan kekayaan laut dan
mengganggu kesuburan lumpur di dasar laut. Ikan yang hidup di sekeliling laut
akan tercemar atau mati dan banyak pula yang bermigrasi ke daerah lain.
Minyak yang tergenang di atas permukaan laut akan menghalangi masuknya
sinar matahari sampai ke lapisan air dimana ikan berkembang biak. Menurut
Fakhrudin (2004), lapisan minyak juga akan menghalangi pertukaran gas dari
atmosfer dan mengurangi kelarutan oksigen yang akhirnya sampai pada tingkat
tidak cukup untuk mendukung bentuk kehidupan laut yang aerob. Lapisan
minyak yang tergenang tersebut juga akan mempengarungi pertumbuhan
rumput laut , lamun dan tumbuhan laut lainnya jika menempel pada permukaan
daunnya, karena dapat mengganggu proses metabolisme pada tumbuhan
tersebut seperti respirasi, selain itu juga akan menghambat terjadinya proses
fotosintesis karena lapisan minyak di permukaan laut akan menghalangi
masuknya sinar matahari ke dalam zona euphotik, sehingga rantai makanan
yang berawal pada phytoplankton akan terputus. Jika lapisan minyak tersebut
tenggelam dan menutupi substrat, selain akan mematikan organisme benthos
juga akan terjadi perbusukan akar pada tumbuhan laut yang ada.
Pencemaran minyak di laut juga merusak ekosistem mangrove. Minyak tersebut
berpengaruh terhadap sistem perakaran mangrove yang berfungsi dalam
pertukaran CO2 dan O2, dimana akar tersebut akan tertutup minyak sehingga
kadar oksigen dalam akar berkurang. Jika minyak mengendap dalam waktu yang
cukup lama akan menyebabkan pembusukan pada akar mangrove yang
mengakibatkan kematian pada tumbuhan mangrove tersebut. Tumpahan minyak
juga akan menyebabkan kematian fauna-fauna yang hidup berasosiasi dengan
hutan mangrove seperti moluska, kepiting, ikan, udang, dan biota lainnya.
2)
3)
4)
5)
https://avievarifian.wordpress.com/2014/06/10/dampak-pencemaran-air-lautakibat-tumpahan-minyak/
http://olip-faradayszone.blogspot.com/2010/03/bahan-bakar-minyak-bbm-danpencemaran.html
Limbah minyak adalah buangan yang berasal dari hasil eksplorasi produksi
minyak, pemeliharaan fasilitas produksi, fasilitas penyimpanan, pemrosesan, dan
tangki penyimpanan minyak pada kapal laut.[1] Limbah minyak bersifat mudah
meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, dan
bersifat korosif.[1] Limbah minyak merupakan bahan berbahaya dan beracun
(B3), karena sifatnya, konsentrasi maupun jumlahnya dapat mencemarkan dan
membahayakan lingkungan hidup, serta kelangsungan hidup manusia dan
mahluk hidup lainnya.
Pengeboran di laut
Efek
Surf scoter yang terendam dalam laut yang tercemar limbah minyak bumi.
Akibat yang ditimbulkan dari terjadinya pencemaran minyak bumi di laut adalah:
[5]
Rusaknya estetika pantai akibat bau dari material minyak. Residu berwarna
gelap yang terdampar di pantai akan menutupi batuan, pasir, tumbuhan dan
hewan. Gumpalan tar yang terbentuk dalam proses pelapukan minyak akan
hanyut dan terdampar di pantai.
Kerusakan biologis, bisa merupakan efek letal dan efek subletal. Efek letal
yaitu reaksi yang terjadi saat zat-zat fisika dan kimia mengganggu proses sel
ataupun subsel pada makhluk hidup hingga kemungkinan terjadinya kematian.
Efek subletal yaitu mepengaruhi kerusakan fisiologis dan perilaku namun tidak
mengakibatkan kematian secara langsung. Terumbu karang akan mengalami
efek letal dan subletal dimana pemulihannya memakan waktu lama dikarenakan
kompleksitas dari komunitasnya.
Pertumbuhan fitoplankton laut akan terhambat akibat keberadaan senyawa
beracun dalam komponen minyak bumi, juga senyawa beracun yang terbentuk
dari proses biodegradasi. Jika jumlah pitoplankton menurun, maka populasi ikan,
udang, dan kerang juga akan menurun. Padahal hewan-hewan tersebut
dibutuhkan manusia karena memiliki nilai ekonomi dan kandungan protein yang
tinggi.
Penurunan populasi alga dan protozoa akibat kontak dengan racun slick
(lapisan minyak di permukaan air). Selain itu, terjadi kematian burung-burung
laut. Hal ini dikarenakan slick membuat permukaan laut lebih tenang dan
menarik burung untuk hinggap di atasnya ataupun menyelam mencari makanan.
Saat kontak dengan minyak, terjadi peresapan minyak ke dalam bulu dan
merusak sistem kekedapan air dan isolasi, sehingga burung akan kedinginan
yang pada akhirnya mati.
Penanganan di laut
Pemantauan
Peralatan
Pembersihan limbah minyak di kawasan pantai.
Pengeboran di darat
Pemulihan lahan tercemar oleh minyak bumi dapat dilakukan secara biologi
dengan menggunakan kapasitas kemampuan mikroorganisme. Fungsi dari
mikroorganisme ini dapat mendegradasi struktur hidrokarbon yang ada dalam
tanah, sehingga minyak bumi menjadi mineral-mineral yang lebih sederhana dan
tidak membahayakan lingkungan. Teknik seperti ini disebut bioremediasi. Teknik
bioremediasi dapat dilaksanakan secara in-situ maupun cara ex-situ.