Anda di halaman 1dari 14

.

2 Pencemaran
2.2.1 Definisi Pencemaran
Pencemaran merupakan kemasukan bahan pencemar seperti bahan
kimia,suara,panas, cahaya dan tenaga ke dalam alam sekitar yang
mengakibatkan kesan yang memusnahkan sehingga membahayakan
kesehatanmanusia, mengancam sumber alam dan ekosistem, serta mengganggu
alam sekitar.
Definisi pencemaran yang lebih jelas adalah menurut Akta Kualiti Alam Sekitar
1974 yang menyatakan bahwa pencemaran adalah perubahan secara langsung
atau tidak langsung kepada sifat-sifat fisik, kimia, biologi atau radiasi dari bagian
alam sekeliling dengan cara melepaskan, mengeluarkan atau meletakkan
buangan hingga menimbulkan suatu keadaan berbahaya atau mungkin
berbahaya pada kesehatan, keselamatan atau kebaikan alam atau organismeorganisme lain, tumbuhan dan hewan.
2.2.2

Jenis Pencemaran

Terdapat beberapa bentuk pencemaran yang mengancam bumi, yaitu :


Pencemaran udara, yaitu pembebasan bahan kimia berbahaya atau benda
asing lain ke dalam atmosfer. Contoh-contoh bahan pencemar termasuk karbon
monoksida, sulfur dioksida, klorofluorokarbon (CFC), nitrogen dioksida yang
dikeluarkan oleh kenderaan dan kilang industri.
Pencemaran air, seperti kebocoran dan pembuangan bahan kimia ke dalam
sumber air atau fenomenon eutrofikasi, hingga mengubah kandungan, keadaan
dan warnanya sama ada dari segi biologi, kimia atau fisik.
Pencemaran tanah, yaitu peresapan bahan kimia bahaya seperti logam berat,
hidrokarbon dan racun serangga ke dalam tanah, sehingga terjadinya pertukaran
warna, kesuburan dan erosi.
Pencemaran radioaktif, yaitu pelepasan bahan radioaktif ke dalam alam
sekeliling.
Pencemaran bunyi yang disebabkan hingar jalan raya, pesawat dan industri,
biasanya melebihi 80 dB.
Pencemaran cahaya yang disebabkan penyinaran (iluminasi) berlebihan,
lazimnya di kota besar.
Pencemaran termal, yaitu perubahan suhu akibat kegiatan manusia, seperti
penggunaan air sebagai bahan pendingin dalam bejana kuasa elektrik.
Pencemaran visual, yaitu pemusnahan fisikalam dan perusakan keindahan
alam. Yang termasuk sampah yang berceceran dan papan iklan.
Cara tejadinya percemaran dibagi menjadi dua yaitu pencemaran oleh faktor
alami, seperti akibat bencana alam dan pencemaranoleh factor manusia.

Pencemaran ini juga disebabkan sikap segelintir kaum manusia yang tidak
memiliki sikap bergantung jawab maupun cinta akan Negara.

2.2.3

Dampak Pencemaran

Dampak pencemaran lingkungan tidak hanya berpengaruh dan berakibat kepada


lingkungan alam saja, tetapi berakibat dan berpengaruh terhadap kehidupan
tanaman, hewan dan juga manusia. Pencemaran yang masuk melalui jalur
makanan dan berada dalam daur pencemaran lingkungan cepat atau lambat
akan sampai juga dampaknya pada manusia. Oleh sebab itu manusia dalam
upayanya memperoleh kualitas dan kenyamanan hidup yang lebih baik, perlu
juga untuk memperhatikan hal-hal apakah yang nantinya akan membuat
terjadinya kerusakan lingkungan. Sehingga kita akan membuat suatu upaya agar
lingkungan alam yang kita keruk SDA-Nya, segera dilakukan proses rehabilitasi
terhadap alam untuk mencegah terjadinya kerusakan yang lebih parah lagi.
2.3

Pencemaran laut dan pantai

Pencemaran laut didefinisikan sebagai peristiwa masuknya partikel kimia, limbah


industri, pertanian dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran organisme
invasif (asing) ke dalam laut, yang berpotensi memberi efek berbahaya.
Dalam sebuah kasus pencemaran, banyak bahan kimia yang berbahaya
berbentuk partikel kecil yang kemudian diambil oleh plankton dan binatang
dasar, yang sebagian besar adalah pengurai ataupun filter feeder (menyaring
air). Dengan cara ini, racun yang terkonsentrasi dalam laut masuk ke dalam
rantai makanan, semakin panjang rantai yang terkontaminasi, kemungkinan
semakin besar pula kadar racun yang tersimpan. Pada banyak kasus lainnya,
banyak dari partikel kimiawi ini bereaksi dengan oksigen, menyebabkan perairan
menjadi anoxic. Sebagian besar sumber pencemaran laut berasal dari daratan,
baik tertiup angin, terhanyut maupun melalui tumpahan.
Bahan pencemar yang masuk ke wilayah pesisir dan laut secara elemental bisa
berasal dari berbagai sumber. Keadaan fisik bahan pencemar dari suatu sumber
bisa berbeda dengan dari sumber lain, dengan komposisi yang berbeda-beda
pula. Dengan demikian dampaknya terhadap lingkungan juga bervariasi. Untuk
itu, dalam memahami pencemaran yang terjadi di lingkungan pesisir dan laut,
beberapa hal berikut perlu dibahas, meliputi bahan pencemar apa saja yang
masuk ke lingkungan, bagaimana sifat polutan dan keadaan lingkungan pesisir
dan laut tersebut, dan apa pengaruh atau dampak dari masuknya polutan
tersebut ke lingkungan.
Pencemaran laut diartikan sebagai adanya kotoran atau hasil buangan aktivitas
makhluk hidup yang masuk ke daerah laut. Sumber dari pencemaran laut ini
antara lain adalah tumpahan minyak, sisa damparan amunisi perang, buangan
proses di kapal, buangan industri ke laut, proses pengeboran minyak di laut,
buangan sampah dari transportasi darat melalui sungai, emisi transportasi laut
dan buangan pestisida dari perairan. Namun sumber utama pencemaran laut

adalah berasal dari tumpahan minyak baik dari proses di kapal, pengeboran
lepas pantai maupun akibat kecelakaan kapal. Polusi dari tumpahan minyak di
laut merupakan sumber pencemaran laut yang selalu menjdi fokus perhatian
dari masyarakat luas, karena akibatnya akan sangat cepat dirasakan oleh
masyarakat sekitar pantai dan sangat signifikan merusak makhluk hidup di
sekitar pantai tersebut.
Pencemaran laut adalah hasil buangan aktivitas makhluk hidup yang masuk ke
laut. Ada berbagai sumber bahan pencemar yang dapat merusak laut dan dapat
membunuh kehidupan yang di laut. Seperti banyaknya ikan-ikan mati karena laut
tempat mereka hidup tidak sesuai kebutuhannya. Pencemaran laut yang terjadi
di muara sungai porong bersumber pada aktivitas kapal yang hampir setiap hari
dan terdapat aliran sunga yang menuju laut.
Pembuangan lumpur ke laut tentu akan menimbulkan dampak terhadap
ekosistem air terlebih di Sungai Porong dan Sungai Aloo,membahayakan
kesehatan masyarakat sekitar dan industri-industrikelautan seperti budidaya
tambak udang, ikan, dan produksi garam yang ada, namun sampai seberapa
besar risiko tersebut diperkirakan perlu dilakukan penelitian mengenai hal
tersebut sebagai dasar pertimbangan manajemen resikonya, melalui
pemantauan kualitas air badan air secara rutin dan analisis hasil pemantauan
tersebut.
2.3.1 Sumber Pencemaran laut dan pantai
Bahan-bahan kimia yang kehadirannya dalam lingkungan hidup dapat
menyebabkan terganggunya kesejahteraan hidup manusia, hewan maupun
tumbuh-tumbuhan disebut bahan pencemar. Sebagai sumber utama terjadinya
pencemar adalah:
Proses-proses alam, antara lain pembusukan secara biologis, aktivitas gunung
berapi, terbakarnya semak-semak, dan halilintar.
Pembuatan/aktivitas manusia, seperti:
Pencemaran oleh minyak
Saat ini industri minyak dunia telah berkembang pesat, sehingga kecelakaankecelakaan yang mengakibatkan tercecernya minyak dilautan hamper tidak bisa
dielakkan.Kapal tanker mengangkut minyak mentah dalam jumlah besar tiap
tahun. Apabila terjadi pencemaran miyak dilautan, ini akan mengakibatkan
minyak mengapung diatas permukaan laut yang akhirnya terbawa arus dan
terbawa ke pantai.
Tumpahan minyak, disengaja maupun tidak merupakan sumber pencemaran
yang sangat membahayakan. Tumpahan minyak ke laut dapat berasal dari kapal
tanker yang mengalami tabrakan atau kandas, atau dari proses yang disengaja
seperti pencucian tangki halas, transfer minyak antarkapal maupun kelalaian
awak kapal. Umumnya cemaran minyak dari kapal tanker berasal dari

pembuangan air tangki balas. Sebagai gambaran, untuk tanker berbobot 50.000
ton, buangan air dari tangki balasnya mencapai 1.200 barel.
Minyak mentah mengandung ribuan komponen yang berbeda-beda berat
molekulnya, berwarna coklat gelap, dan merupakan cairan kental yang berbau
menyengat, yang terutama terdiri dari hidrokarbon, beberapa kandungan sulfur,
dan sedikit logam seperti vanadium dan nikel. Kebanyakan hidrokarbon memiliki
berat jenis yang lebih ringan daripada berat jenis air laut sehingga sebagian
besar tumpahan minyak akan mengapung di permukaan. Tumpahan yang
mengapung di permukaan tersebut akan mencakup luasan yang cukup besar
sehingga akan menganggu aktivitas fitoplankton dan hewan laut lainnya. Selain
itu, tumpahan minyak juga mencelakakan burung air, karena sayap mereka
menjadi lengket terkena minyak. Pada kasus tumpahan minyak di pantai
Perancis, selama beberapa hari kemudian lebih dari sejuta burung mati akibat
pencemaran tersebut. Sebagian dari hidrokarbon yang memiliki berat jenis lebih
besar dari air akan tenggelam, dan bersama-sama dengan komponen logam
akan mengendap di dasar laut. Endapan tersebut akan berdampak buruk pula
bagi organisme laut lainnya.
Apabila minyak mentah dipanaskan sampai 100oC, sekitar 12% dari volumenya
akan terbakar. Bila dipanaskan sampai 200oC, jumlah yang terbakar bertambah
lagi 13%. Sebesar 25% diduga merupakan fraksi yang mudah berubah yang akan
menguap dari tumpahan di laut dalam beberapa hari. Sisa tumpahan minyak
akan dimetabolisme oleh bakteri secara perlahan, dan sebagian lagi akan
menguap secara perlahan pula. Setelah kurang lebih 3 bulan, maka semua
materi yang dapat menguap akan menguap, dan materi yang akan termakan
sudah termakan atau masuk ke dalam rantai makanan. Sisa yang persistem,
yang tertinggal di lautan berupa residu aspal, yang kurang lebih sebesar 15%
dari seluruh volume tumpahan minyak. Sisa tersebut akan terus berada di lautan
di bumi ini berupa gumpalan lengket berwarna pekat.
Saat ini industri minyak dunia telah berkembang pesat, sehingga kecelakaan
kecelakaan yang mengakibatkan tercecernya minyak dilautan hampirtidak bias
dielakkan.Kapal tanker mengangkut minyak mentah dalam jumlah besar tiap
tahun. Apabila terjadi pencemaran miyak dilautan, ini akan mengakibatkan
minyak mengapung diatas permukaan laut yang akhirnya terbawa arus dan
terbawa ke pantai.
Contoh kecelakaan kapal yang pernah terjadi :
a) Torrey canyon dilepas pantai Inggris 1967mengakibatkan 100.000 burung
mati
b)

Showa maru di selat Malaka pada tahun 1975

c)

Amoco Cadiz di lepas pantai Perancis 1978

Pencemaran minyak mempunyai pengaruh luas terhadap hewan dan


tumbuh tumbuhan yang hidup disuatu daerah. Minyak yang mengapung
berbahaya bagi kehidupan burung laut yang suka berenang diatas permukaan

air. Tubuh burung akan tertutup minyak. Untuk membersihkannya, mereka


menjilatinya. Akibatnya mereka banyak minum minyak dan mencemari diri
sendiri. Selain itu, mangrove dan daerah air payau juga rusak. Mikroorganisme
yang terkena pencemaran akan segera menghancurkan ikatan organik minyak,
sehingga banyak daerah pantai yang terkena ceceran minyak secara berat telah
bersih kembali hanya dalam waktu 1 atau 2 tahun.
https://himka1polban.wordpress.com/chemlib/makalah/pencemaran-air-laut/
gudang-ilmu-arianto.blogspot.com/2013/05/makalah-pencemaran-laut_7.html
Pencemaran laut diartikan sebagai adanya kotoran atau hasil buangan aktivitas
makhluk hidup yang masuk ke daerah laut. Pencemaran lingkungan laut
merupakan masalah yang dihadapi oleh masyarakat bangsa-bangsa.
Pengaruhnya dapat menjangkau seluruh aktifitas manusia di laut dan karena
sifat laut yang berbeda dengan darat, maka masalah pencemaran laut dapat
mempengaruhi semua negara pantai baik yang sedang berkembang maupun
negara-negara maju, sehingga perlu disadari bahwa semua negara pantai
mempunyai kepentingan terhadap masalah pencemaran laut. Sumber dari
pencemaran laut ini antara lain adalah tumpahan minyak, sisa damparan
amunisi perang, buangan sampah dari transportasi darat melalui sungai, emisi
trasportasi laut dan buangan pestisida dari pertanian. Namun, sumber utama
pencemaran lebih sering terjadi pada tumpahnya minyak dari kapal tanker. Hasil
ekspoitasi minyak bumi diangkut oleh kapal tanker ke tempat pengolahan
minyak bumi (crude oil). Pencemaran minyak bumi dilepas pantai bisa
diakibatkan oleh sistem penampungan yang bocor, atau kapal yang tenggelam
yang menyebabkan lepasnya crude oil ke badan perairan (laut lepas). Dampak
dari lepasnya crude oil di perairan lepas pantai mengakibatkan limbah tersebut
dapat tersebar tergantung kepada gelombang air laut. Penyebaran limbah
tersebut dapat berdampak pada beberapa negara. Dampak yang terjadi akibat
dari pencemaran tersebut adalah tertutupnya lapisan permukaan laut yang
dapat menyebabkan penetrasi matahari berkurang, menyebabkan proses
fotosintesis terganggu, pengikatan oksigen terganggu, dan dapat menyebabkan
kematian.

Menurut Benny 2002, pencemaran minyak di laut berasal dari:

1.

Operasi Kapal Tanker

2.

Docking (Perbaikan/Perawatan Kapal)

3.

Terminal Bongkar Muat Tengah Laut

4.

Tanki Ballast dan Tanki Bahan Bakar

5.

Scrapping Kapal (pemotongan badan kapal untuk menjadi besi tua)

6. Kecelakaan Tanker (kebocoran lambung, kandas, ledakan, kebakaran dan


tabrakan)
7. Sumber di Darat (minyak pelumas bekas, atau cairan yang mengandung
hydrocarbon (
perkantoran & industri )
8.

Tempat Pembersihan (dari limbah pembuangan Refinery )

Pengaruh minyak pada biota laut


Menurut Furkhon 2010, tumpahan minyak yang tejadi di laut terbagi kedalam
dua tipe, minyak yang larut dalam air dan akan mengapung pada permukaan air
dan minyak yang tenggelam dan terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit
hitam pada pasir dan batuan-batuan di pantai. Minyak yang mengapung pada
permukaan air tentu dapat menyebabkan air berwarna hitam dan akan
menggangu organisme yang berada pada permukaan perairan, tentu akan
mengurangi intensitas cahaya matahari yang akan digunakan oleh fitoplankton
untuk berfotosintesis, dan dapat memutus rantai makanan pada daerah
tersebut, jika hal demikian terjadi, maka secara langsung akan mengurangi laju
produktivitas primer pada daerah tersebut karena terhambatnya fitoplankton
untuk berfotosintesis.
Sementara pada minyak yang tenggelam dan terakumulasi di dalam sedimen
sebagai deposit hitam pada pasir dan batuan-batuan di pantai, akan
mengganggu organisme interstitial maupun organime intertidal, organisme
intertidal merupakan organisme yang hidupnya berada pada daerah pasang
surut, efeknya adalah ketika minyak tersebut sampai ke pada bibir pantai, maka
organisme yang rentan terhadap minyak seperti kepiting, amenon, moluska dan
lainnya akan mengalami hambatan pertumbuhan, bahkan dapat mengalami
kematian. Namun pada daerah intertidal ini, walaupun dampak awalnya sangat
hebat seperti kematian dan berkurangnya spesies, tumpahan minyak akan cepat
mengalami pembersihan secara alami karena pada daerah pasang surut
umumnya dapat pulih dengan cepat ketika gelombang membersihkan area yang
terkontaminasi minyak dengan sangat cepat. Sementara pada organisme
interstitial yaitu, organisme yang mendiami ruang yang sangat sempit di antara
butir-butir pasir tentu akan terkena dampaknya juga, karena minyak-minyak
tersebut akan terakumulasi dan terendap pada dasar perairan seperti pasir dan
batu-batuan, dan hal ini akan mempengaruhi tingkah laku, reproduksi, dan
pertumbuhan dan perkembangan hewan yang mendiami daerah tersebut.
Perilaku Minyak di Laut
Senyawa Hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi berupa benzene,
touleuna, ethylbenzen, dan isomer xylena, dikenal sebagai BTEX, merupakan
komponen utama dalam minyak bumi, bersifat mutagenic dan karsinogenik pada
manusia. Senyawa ini bersifat rekalsitran, yang artinya sulit mengalami
perombakan di alam, baik di air maupun didarat, sehingga hal ini akan
mengalami proses biomagnetion pada ikan ataupun pada biota laut lain. Bila

senyawa aromatic tersebut masuk ke dalam darah, akan diserap oleh jaringan
lemak dan akan mengalami oksidasi dalam hati membentuk phenol, kemudian
pada proses berikutnya terjadi reaksi konjugasi membentuk senyawa glucuride
yang larut dalam air, kemudian masuk ke ginjal (Kompas, 2004).
Ketika minyak masuk ke lingkungan laut, maka minyak tersebut dengan segera
akan mengalami perubahan secara fisik dan kimia. Diantaran proses tersebut
adalah membentuk lapisan ( slick formation ), menyebar (dissolution), menguap
(evaporation), polimerasi (polymerization), emulsifikasi (emulsification), emulsi
air dalam minyak ( water in oil emulsions ), emulsi minyak dalam air (oil in water
emulsions), fotooksida, biodegradasi mikorba, sedimentasi, dicerna oleh planton
dan bentukan gumpalan (Mukhstasor, 2007).
Hampir semua tumpahan minyak di lingkungan laut dapat dengan segera
membentuk sebuah lapisan tipis di permukaan. Hal ini dikarenakan minyak
tersebut digerakkan oleh pergerakan angin, gelombang dan arus, selain gaya
gravitasi dan tegangan permukaan. Beberapa hidrokarbon minyak bersifat
mudah menguap, dan cepat menguap. Proses penyebaran minyak akan
menyebarkan lapisan menjadi tipis serta tingkat penguapan meningkat.
Hilangnya sebagian material yang mudah menguap tersebut membuat minyak
lebih padat/ berat dan membuatnya tenggelam. Komponen hidrokarbon yang
terlarut dalam air laut, akan membuat lapisan lebih tebal dan melekat, dan
turbulensi air akan menyebabkan emulsi air dalam minyak atau minyak dalam
air. Ketika semua terjadi, reaksi fotokimia dapat mengubah karakter minyak dan
akan terjadi biodegradasi oleh mikroba yang akan mengurangi jumlah minyak.
Proses pembentukan lapisan minyak yang begitu cepat, ditambah dengan
penguapan komponen dan penyebaran komponen hidrokarbon akan mengurangi
volume tumpahan sebanyak 50% selama beberapa hari sejak pertama kali
minyak tersebut tumpah. Produk kilang minyak, seperti gasoline atau kerosin
hamper semua lenyap, sebaliknya minyak mentah dengan viskositas yang tinggi
hanya mengalami pengurangan kurang dari 25%.
Dampak dari Pencemaran Minyak di Laut
Komponen minyak yang tidak dapat larut di dalam air akan mengapung yang
menyebabkan air laut berwarna hitam. Beberapa komponen minyak tenggelam
dan terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit hitam pada pasir dan
batuan-batuan di pantai. Komponen hidrokarbon yang bersifat toksik
berpengaruh pada reproduksi, perkembangan, pertumbuhan, dan perilaku biota
laut, terutama pada plankton, bahkan dapat mematikan ikan, dengan sendirinya
dapat menurunkan produksi ikan. Proses emulsifikasi merupakan sumber
mortalitas bagi organisme, terutama pada telur, larva, dan perkembangan
embrio karena pada tahap ini sangat rentan pada lingkungan tercemar
(Fakhrudin, 2004). Bahwa dampak-dampak yang disebabkan oleh pencemaran
minyak di laut adalah akibat jangka pendek dan akibat jangka panjang.
1.

Akibat jangka pendek

Molekul hidrokarbon minyak dapat merusak membran sel biota laut,


mengakibatkan keluarnya cairan sel dan berpenetrasinya bahan tersebut ke
dalam sel. Berbagai jenis udang dan ikan akan beraroma dan berbau minyak,
sehingga menurun mutunya. Secara langsung minyak menyebabkan kematian
pada ikan karena kekurangan oksigen, keracunan karbon dioksida, dan
keracunan langsung oleh bahan berbahaya.

2.

Akibat jangka panjang

Lebih banyak mengancam biota muda. Minyak di dalam laut dapat termakan
oleh biota laut. Sebagian senyawa minyak dapat dikeluarkan bersama-sama
makanan, sedang sebagian lagi dapat terakumulasi dalam senyawa lemak dan
protein. Sifat akumulasi ini dapat dipindahkan dari organisma satu ke organisma
lain melalui rantai makanan. Jadi, akumulasi minyak di dalam zooplankton dapat
berpindah ke ikan pemangsanya. Demikian seterusnya bila ikan tersebut
dimakan ikan yang lebih besar, hewan-hewan laut lainnya, dan bahkan manusia.
Secara tidak langsung, pencemaran laut akibat minyak mentah dengan
susunannya yang kompleks dapat membinasakan kekayaan laut dan
mengganggu kesuburan lumpur di dasar laut. Ikan yang hidup di sekeliling laut
akan tercemar atau mati dan banyak pula yang bermigrasi ke daerah lain.
Minyak yang tergenang di atas permukaan laut akan menghalangi masuknya
sinar matahari sampai ke lapisan air dimana ikan berkembang biak. Menurut
Fakhrudin (2004), lapisan minyak juga akan menghalangi pertukaran gas dari
atmosfer dan mengurangi kelarutan oksigen yang akhirnya sampai pada tingkat
tidak cukup untuk mendukung bentuk kehidupan laut yang aerob. Lapisan
minyak yang tergenang tersebut juga akan mempengarungi pertumbuhan
rumput laut , lamun dan tumbuhan laut lainnya jika menempel pada permukaan
daunnya, karena dapat mengganggu proses metabolisme pada tumbuhan
tersebut seperti respirasi, selain itu juga akan menghambat terjadinya proses
fotosintesis karena lapisan minyak di permukaan laut akan menghalangi
masuknya sinar matahari ke dalam zona euphotik, sehingga rantai makanan
yang berawal pada phytoplankton akan terputus. Jika lapisan minyak tersebut
tenggelam dan menutupi substrat, selain akan mematikan organisme benthos
juga akan terjadi perbusukan akar pada tumbuhan laut yang ada.
Pencemaran minyak di laut juga merusak ekosistem mangrove. Minyak tersebut
berpengaruh terhadap sistem perakaran mangrove yang berfungsi dalam
pertukaran CO2 dan O2, dimana akar tersebut akan tertutup minyak sehingga
kadar oksigen dalam akar berkurang. Jika minyak mengendap dalam waktu yang
cukup lama akan menyebabkan pembusukan pada akar mangrove yang
mengakibatkan kematian pada tumbuhan mangrove tersebut. Tumpahan minyak
juga akan menyebabkan kematian fauna-fauna yang hidup berasosiasi dengan
hutan mangrove seperti moluska, kepiting, ikan, udang, dan biota lainnya.

Usaha untuk menjaga pencemaran laut


1)

Angkat sampah-sampah dan benda-benda bekas dari area laut.

2)

Tidak membuang puntung rokok ke laut saat berada di kapal.

3)

Menggunakan barang-barang yang bisa di daur ulang.

4)

Mengurangi pembelian produk yang menggunakan bahan plastik.

5)

Mendaur ulang sampah yang bisa di daur ulang.

https://avievarifian.wordpress.com/2014/06/10/dampak-pencemaran-air-lautakibat-tumpahan-minyak/
http://olip-faradayszone.blogspot.com/2010/03/bahan-bakar-minyak-bbm-danpencemaran.html
Limbah minyak adalah buangan yang berasal dari hasil eksplorasi produksi
minyak, pemeliharaan fasilitas produksi, fasilitas penyimpanan, pemrosesan, dan
tangki penyimpanan minyak pada kapal laut.[1] Limbah minyak bersifat mudah
meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, dan
bersifat korosif.[1] Limbah minyak merupakan bahan berbahaya dan beracun
(B3), karena sifatnya, konsentrasi maupun jumlahnya dapat mencemarkan dan
membahayakan lingkungan hidup, serta kelangsungan hidup manusia dan
mahluk hidup lainnya.
Pengeboran di laut

Pada umumnya, pengeboran minyak bumi di laut menyebabkan terjadinya


peledakan (blow aut) di sumur minyak.[3] Ledakan ini mengakibatkan semburan
minyak ke lokasi sekitar laut, sehingga menimbulkan pencemaran.[3]
Contohnya, ledakan anjungan minyak yang terjadi di teluk meksiko sekitar 80
kilometer dari Pantai Louisiana pada 22 April 2010.[3] Pencemaran laut yang
diakibatkan oleh pengeboran minyak di lepas pantai itu dikelola perusahaan
minyak British Petroleum (BP).[3] Ledakan itu memompa minyak mentah 8.000
barel atau 336.000 galon minyak ke perairan di sekitarnya.[3]
Tumpahan minyak

Tumpahan minyak di laut berasal dari kecelakaan kapal tanker.[4] Contohnya


tumpahan minyak terbesar yang terjadi pada tahun 2006 di lepas pantai
Libanon.[4] Selain itu, terjadi kecelakaan Prestige pada tahun 2002 di lepas
pantai Spanyol.[4] Bencana alam seperti badai atau banjir juga dapat
menyebabkan tumpahan minyak.[4] Sebagai contoh pada tahun 2007, banjir di
Kansas menyebabkan lebih dari 40.000 galon minyak mentah dari kilang tumpah
ke perairan itu.[4]

Efek
Surf scoter yang terendam dalam laut yang tercemar limbah minyak bumi.

Akibat yang ditimbulkan dari terjadinya pencemaran minyak bumi di laut adalah:
[5]

Rusaknya estetika pantai akibat bau dari material minyak. Residu berwarna
gelap yang terdampar di pantai akan menutupi batuan, pasir, tumbuhan dan
hewan. Gumpalan tar yang terbentuk dalam proses pelapukan minyak akan
hanyut dan terdampar di pantai.
Kerusakan biologis, bisa merupakan efek letal dan efek subletal. Efek letal
yaitu reaksi yang terjadi saat zat-zat fisika dan kimia mengganggu proses sel
ataupun subsel pada makhluk hidup hingga kemungkinan terjadinya kematian.
Efek subletal yaitu mepengaruhi kerusakan fisiologis dan perilaku namun tidak
mengakibatkan kematian secara langsung. Terumbu karang akan mengalami
efek letal dan subletal dimana pemulihannya memakan waktu lama dikarenakan
kompleksitas dari komunitasnya.
Pertumbuhan fitoplankton laut akan terhambat akibat keberadaan senyawa
beracun dalam komponen minyak bumi, juga senyawa beracun yang terbentuk
dari proses biodegradasi. Jika jumlah pitoplankton menurun, maka populasi ikan,
udang, dan kerang juga akan menurun. Padahal hewan-hewan tersebut
dibutuhkan manusia karena memiliki nilai ekonomi dan kandungan protein yang
tinggi.
Penurunan populasi alga dan protozoa akibat kontak dengan racun slick
(lapisan minyak di permukaan air). Selain itu, terjadi kematian burung-burung
laut. Hal ini dikarenakan slick membuat permukaan laut lebih tenang dan
menarik burung untuk hinggap di atasnya ataupun menyelam mencari makanan.
Saat kontak dengan minyak, terjadi peresapan minyak ke dalam bulu dan
merusak sistem kekedapan air dan isolasi, sehingga burung akan kedinginan
yang pada akhirnya mati.

Penanganan di laut
Pemantauan

Tindakan pertama yang dilakukan dalam mengatasi tumpahan minyak yaitu


dengan melakukan pemantauan banyaknya minyak yang mencemari laut dan
kondisi tumpahan.[6] Ada 2 jenis pemantauan yang dilakukan yaitu dengan
pengamatan secara visual dan penginderaan jauh (remote sensing).[6]

Pengamatan secara visual

Pengamatan secara visual merupakan pengamatan yang menggunakan pesawat.


Teknik ini melibatkan banyak pengamat, sehingga laporan yang diberikan sangat
bervariasi. Pada umumnya, pemantauan dengan teknik ini kurang dapat
dipercaya. Sebagai contoh, pada tumpahan jenis minyak yang ringan akan
mengalami penyebaran (spreading), sehingga menjadi lapisan sangat tipis di
laut. Pada kondisi pencahayaan ideal akan terlihat warna terang. Namun,
penampakan lapisan ini sangat bervariasi tergantung jumlah cahaya matahari,
sudut pengamatan dan permukaan laut, sehingga laporannya tidak dapat
dipercaya.

Pengamatan penginderaan jauh

Metode penginderaan jarak jauh dilakukan dengan berbagai macam teknik,


seperti Side-looking Airborne Radar (SLAR). SLAR dapat dioperasikan setiap
waktu dan cuaca, sehingga menjangkau wilayah yang lebih luas dengan hasil
penginderaan lebih detail. Namun,teknik ini hanya bisa mendeteksi lapisan
minyak yang tebal. Teknik ini tidak bisa mendeteksi minyak yang berada
dibawah air dalam kondisi laut yang tenang. Selain SLAR digunakan juga teknik
Micowave Radiometer, Infrared-ultraviolet Line Scanner, dan Landsat Satellite
System. Berbagai teknik ini digunakan untuk menghasilkan informasi yang cepat
dan akurat.
Penanggulangan
Booms digunakan untuk menghambat perluasan limbah minyak di laut.

Beberapa teknik penanggulangan tumpahan minyak diantaranya in-situ burning,


penyisihan secara mekanis, bioremediasi, penggunaan sorbent, penggunaan
bahan kimia dispersan, dan washing oil.[6]

In-situ burning adalah pembakaran minyak pada permukaan laut, sehingga


mengatasi kesulitan pemompaan minyak dari permukaan laut, penyimpanan dan
pewadahan minyak serta air laut yang terasosiasi. Teknik ini membutuhkan
booms (pembatas untuk mencegah penyebaran minyak) atau barrier yang tahan
api. Namun, pada peristiwa tumpahan minyak dalam jumlah besar sulit untuk
mengumpulkan minyak yang dibakar. Selain itu, penyebaran api sering tidak
terkontrol.

Penyisihan minyak secara mekanis melalui 2 tahap, yaitu melokalisir


tumpahan dengan menggunakan booms dan melakukan pemindahan minyak ke
dalam wadah dengan menggunakan peralatan mekanis yang disebut skimmer.
Bioremediasi yaitu proses pendaurulangan seluruh material organik. Bakteri
pengurai spesifik dapat diisolasi dengan menebarkannya pada daerah yang
terkontaminasi. Selain itu, teknik bioremediasi dapat menambahkan nutrisi dan
oksigen, sehingga mempercepat penurunan polutan.
Penggunaan sorbent dilakukan dengan menyisihkan minyak melalui
mekanisme adsorpsi (penempelan minyak pad permukaan sorbent) dan absorpsi
(penyerapan minyak ke dalam sorbent). Sorbent ini berfungsi mengubah fase
minyak dari cair menjadi padat, sehingga mudah dikumpulkan dan disisihkan.
Sorbent harus memiliki karakteristik hidrofobik, oleofobik, mudah disebarkan di
permukaan minyak, dapat diambil kembali dan digunakan ulang. Ada 3 jenis
sorbent yaitu organik alami (kapas, jerami, rumput kering, serbuk gergaji),
anorganik alami (lempung, vermiculite, pasir) dan sintetis (busa poliuretan,
polietilen, polipropilen dan serat nilon).
Dispersan kimiawi merupakan teknik memecah lapisan minyak menjadi
tetesan kecil (droplet), sehingga mengurangi kemungkinan terperangkapnya
hewan ke dalam tumpahan minyak. Dispersan kimiawi adalah bahan kimia
dengan zat aktif yang disebut surfaktan.
Washing oil yaitu kegiatan membersihkan minyak dari pantai.

Peralatan
Pembersihan limbah minyak di kawasan pantai.

Alat-alat yang digunakan untuk membersihkan tumpahan minyak:[6]

Booms merupakan alat untuk menghambat perluasan hambatan minyak.


Skimmers yaitu kapal yang mengangkat minyak dari permukaan air.
Sorbent merupakan spons besar yang digunakan untuk menyerap minyak.
Vacuums yang khusus untuk mengangkat minyak berlumpur dari pantai atau
permukaan laut.
Sekop yang khusus digunakan untuk memindahkan pasir dan kerikil dari
minyak di pantai.

Pengeboran di darat

Pencemaran tanah oleh kegiatan pengabaran minyak bumi di darat telah


menimbulkan pencemaran lngkungan. Tanah yang terkontaminasi minyak bumi
dapat merusak lingkungan serta menurunkan estetika.
Penanganan di darat

Pemulihan lahan tercemar oleh minyak bumi dapat dilakukan secara biologi
dengan menggunakan kapasitas kemampuan mikroorganisme. Fungsi dari
mikroorganisme ini dapat mendegradasi struktur hidrokarbon yang ada dalam
tanah, sehingga minyak bumi menjadi mineral-mineral yang lebih sederhana dan
tidak membahayakan lingkungan. Teknik seperti ini disebut bioremediasi. Teknik
bioremediasi dapat dilaksanakan secara in-situ maupun cara ex-situ.

Pada umumnya, teknik bioremediasi in-situ diaplikasikan pada lokasi tercemar


ringan, lokasi yang tidak dapat dipindahkan, atau karakteristik kontaminan yang
volatil.
Bioremediasi ex-situ merupakan teknik bioremediasi di mana lahan atau air
yang terkontaminasi diangkat, kemudian diolah dan diproses pada lahan khusus
yang disiapkan untuk proses bioremediasi.

Penanganan lahan yang tercemar minyak bumi dilakukan dengan cara


memanfatkan mikroorganisme untuk menurunkan konsentrasi atau daya racun
bahan pencemar. Penanganan semacam ini lebih aman terhadap lingkungan
karena agen pendegradasi yang dipergunakan adalah mikroorganisme yang
dapat terurai secara alami. Ruang lingkup pelaksanaan proses bioremediasi
tanah yang terkontaminasi minyak bumi meliputi beberapa tahap yaitu:

Treatibility study merupakan studi pendahuluan terhadap kemampuan jenis


mikroorganisme pendegradasi dalam menguraikan minyak bumi yang terdapat
di lokasi tanah terkontaminasi.
Site characteristic merupakan studi untuk mengetahui kondisi lingkungan awal
di lokasi tanah yang terkontaminasi minyak bumi. Kondisi ini meliputi kualitas
fisik, kimia, dan biologi.
Persiapan proses bioremediasi yang meliputi persiapan alat, bahan,
administrasi serta tenaga manusia.
Proses bioremediasi yang meliputi serangkaian proses penggalian tanah
tercemar, pencampuran dengan tanah segar, penambahan bulking agent,

penambahan inert material, penambahan bakteri, nutrisi, dan proses


pencampuran semua bahan.
Sampling dan monitoring meliputi pengambilan gambar tanah dan air selama
proses bioremediasi. Kemudian, gambar itu dibawa ke laboratorium independen
untuk dianalisa konsentrasi TPH dan TCLP.
Revegetasi yaitu pemerataan, penutupan kembali drainase dan perapihan
lahan sehingga lahan kembali seperti semula.
http://id.wikipedia.org/wiki/Limbah_minyak

Anda mungkin juga menyukai