Anda di halaman 1dari 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Pengertian Aldehid-Keton
Aldehid adalah senyawa yang mengandung satu gugus karbonil (satu ikatan

rangkap C=O). Aldehid termasuk kedalam senyawa sederhana, karena tidak memiliki
gugus-gugus reaktif yang lain, seperti OH atau Cl yang terikat pada atom karbon
pada gugus karbonil. Gugus aldehid dituliskan sebagai CHO dan tidak pernah
dituliskan sebagai COH agar dapat dibedakan dengan alkohol (Ardiansyah, 2011).
Keton adalah senyawa-senyawa sederhana yang mengandung sebuah gugus
karbonil (sebuah ikatan rangkap C=O). keton termasuk senyawa yang sederhana
berdasarkan tidak adanya gugus-gugus reaktif lain yang terikat pada atom karbon di
gugus karbonil seperti yang biasa ditemukan pada asam-asam karboksilat. Yang
membedakan keton dengan asam karboksilat, aldehid, ester, amida dan senyawasenyawa beroksigen lainnya adalah senyawa karbonil pada keton berikatan dengan
dua karbon (Lasutri, 2011).
2.2

Reaksi-Reaksi Aldehid-Keton
2.2.1 Reaksi Identifikasi Aldehid-Keton
Untuk mengenal adanya gugus aldehid dan keton dalam suatu senyawa
maka perlu dilakukan dengan pereaksi 2,4-dinitrofenilhidrazin dan membentuk
suatu endapan.
R

O + O2N

NO2
H
N

NH2

H3CHC

O2N
H
N

NO2

H
Asetaldehid

2,4-dinitrofenilhidrazin

Aldehid 2,4-dinitrofenilhidrazon

Gambar 2.1 Reaksi Aldehid-Keton dengan 2,4-dinitrofenilhidrazin


(Pratama, 2013)
2.2.2 Reaksi dengan H2
Reaksi aldehid dengan H2 akan menghasilkan alkohol primer. Adisi
hidrogen pada alkanon akan menghasilkan alkohol sekunder. Pada reaksi adisi
ini terjadi pemutusan pada ikatan rangkap di gugus karbonil dan atom H akan
terikat pada atom O dan atom C.

O
H3C

H + H2

H3C

asetaldehida

CH2

OH

etanol

Gambar 2.2 Reaksi Aldehid dengan H2


(Pratama, 2013)
O
H3C

OH
CH3 + H2

H3C

Aseton

CH2

CH3

2-propanol

Gambar 2.3 Reaksi Keton dengan H2


(Pratama, 2013)
2.3

Uji-Uji Aldehid-Keton
2.3.1 Uji Pereaksi Tollens dan Fehling
Pereaksi Tollens dan Fehling adalah oksidator lemah yang merupakan
pereaksi khusus untuk mengenali aldehida. Reaksi antara aldehid dengan
Fehling akan menghasilkan endapan merah jika terdapat aldehid. Reaksi
aldehid dengan Tollens akan menghisalkan endapan mengkilap seperti cermin
perak (Pratama, 2013).
O

R C H + 2CuO R C OH + Cu2O
Gambar 2.4 Uji dengan Pereaksi Fehling
(Pratama, 2013)
O

R C H + 2CuO R C OH + Cu2O
Gambar 2.5 Uji dengan pereaksi Tollens
(Pratama, 2013)
2.3.2 Uji Keton dengan NaHSO3
Reaksi ini dapat digunakan untuk memisahkan keton dari suatu campuran
(Pratama, 2013).
O

OH

R C R + NaHSO3 R C R

SO3Na
Gambar 2.6 Uji Keton dengan NaHSO3
2.4

Teori Sampel
2.4.1 Benzaldehid (C7H6O)
Benzaldehid merupakan suatu senyawa aldehid aromatik yang penting
dan mempunyai kelimpahan yang cukup tinggi di alam tetapi pemanfaatannya
masih sangat terbatas misalnya flavouring agent (Apriansyah, 2011).
Benzaldehid mempunyai nama lain aldehida benzoate dengan berat
molekul 106,12. Senyawa benzaldehid merupakan cairan tidak berwarna,
mempunyai titik didih 179oC dan titik leleh -56,5oC (Putri, 2009).
2.4.2 Aseton (C3H6O)
Aseton merupakan keton yang paling sederhana, digunakan sebagai
pelarut polar dalam kebanyakan reaksi organik. Aseton dikenal juga sebagai
dimetil keton, 2-propanon atau propan-2-on. Aseton adalah senyawa berbentuk
cairan, tidak berwarna dan mudah terbakar,digunakan untuk membuat plastik,
serat, obat-obatan dan senyawa-senyawa kimia lainnya. Selain dimanufaktur
secara industri, aseton juga dapat ditemukan secara alami, termasuk pada tubuh
manusia dalam kandungan kecil (Apriansyah, 2011).
2.4.3 Isobutil Metil Keton (C6H12O)
Isobutil metil keton, (CH3)2CHCH2COCH3 adalah pelarut penting
dalam bidang industri dimana produknya merupakan ketiga terbesar yang
diperoleh dari aseton. Isobutil metil keton mudah terbakar, mendidih pada suhu
116 OC serta tidak mudah larut dalam air, tetapi mudah larut dengan pelarut
organik. Kondensasi isobutil metil keton dengan metil keton lain akan
menghasilkan keton yang mengandung 9-15 atom karbon (Kirk-Othmer, 1998).

Anda mungkin juga menyukai