Anda di halaman 1dari 11

Mengenal Islam Lebih Dekat

Disusun oleh: Muhammad Thoriq Romadhon & Pradana Setialana

Islam kata yang berasal dari bahasa arab yaitu al-islm, yang artinya arti
"penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah. Pengikut ajaran Islam dikenal
dengan sebutan Muslim yang berarti "seorang yang tunduk kepada Allah" atau lebih lengkapnya
adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam adalah agama Allah yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, dan Islam merupakan agama yang berintikan
keimanan dan amal perbuatan. Keimanan itu merupakan akidah dan pokok (pangkal utama),
yang di atasnya berdiri syariat Islam. Yang kemudian dari pokok itu keluarlah cabangcabangnya. Sedangkan Perbuatan itu merupakan syariat dan cabang-cabang yang dianggap
sebagai buah yang keluar dari keimanan serta akidah itu. Keimanan dan perbuatan, atau dengan
kata lainakidah dan syariat, keduanya itu antara satu dengan yang lain sambung-menyambung,
hubung-menghubungi dan tidak dapat berpisah yang satu dengan yang lainnya. Keduanya adalah
sebagai buah dengan pohonnya, sebagai musabbab dengan sebabnya atau sebagai natijah (hasil)
dengan mukaddimahnya (pendahuluannya).
Oleh karena adanya hubungan yang erat itu, maka amal perbuatan selalu disertakan
penyebutannya dengan keimanan dalam sebagian besar ayat-ayat Al Quran Al Karim, hal ini
dapat dilihat dalam firman-firman Allah SWT yang menerangkan hubungan keimanan dan
perbuatan, antara lain:
,,Berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebaikan,
bahwasanya mereka itu akan memperoleh surga yang di bawahnya mengalirlah beberapa
sungai.
QS. Al Baqarah 25
,,Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan, baik ia lelaki atau perempuan dan ia seorang
yang beriman, maka pastilah Kami (Allah) akan memberinya kehidupan yang baik dan pasti
kami beri balasan dengan pahalanya, menurut yang telah dikerjakan dengan sebaik-baiknya.
QS. An Nahl 97
,,Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih, maka Tuhan Yang Maha
Pengasih akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.
QS. Maryam 96

Seseorang yang telah menyatakan dirinya sebagai muslim (beragama Islam) agar menjadi
muslim sejati (kaffah), haruslah mengerti dan menjalankan pokok-pokok ke-islaman (biasa
disebut dengan rukun islam) yang lima, yaitu:
1. Mengucapkan dua kalimat Syahadat.
Dua kalimat syahadat yaitu dua perkatan pengakuan, ikrar, janji, dan sumpah yang diucapkan
dengan lisan dan dibenarkan (diyakini) oleh hati untuk menjadi orang Islam. Kalimat pertama
adalah
artinya : Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, kalimat ini
menunjukkan pengakuan tauhid. Artinya, seorang muslim hanya mempercayai Allh sebagai
satu-satunya Allah. Allah menjadi motivasi atau menjadi tujuan seseorang. Jadi dengan
mengikrarkan kalimat pertama, seorang muslim memantapkan diri untuk menjadikan hanya
Allh sebagai tujuan, motivasi, dan jalan hidup. Kemudian kalimat kedua
artinya: dan saya bersaksi bahwa Muhammad saw adalah Rasul / utusan Allah. Kalimat ini
menunjukkan pengakuan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allh. Dengan mengikrarkan
kalimat ini seorang muslim memantapkan diri untuk meyakini ajaran Allh seperti yang
disampaikan melalui Muhammad saw, seperti misalnya meyakini hadist-hadis nabi Muhammad
saw. Termasuk di dalamnya adalah tidak mempercayai adanya orang yang mengaku sebagai rasul
setelah Muhammad saw.
2. Mendirikan (menegakkan) shalat lima waktu sehari semalam.
Secara bahasa salat berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti, do'a. Sedangkan menurut istilah
salat bermakna serangkaian kegiatan ibadah khusus atau tertentu yang dimulai dengan takbiratul
ihram dan diakhiri dengan salam.Shalat tidak diragukan memiliki kedudukan tinggi dalam Islam.
Shalat adalah tiangnya agama.
Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam bersabda:
.
"Shalat adalah tiang agama. Orang yang telah mendirikan shalat, dia telah mendirikan agama,
namun bagi siapa saja yang meninggalkan shalat berarti dia telah meruntuhkan agama."
Shalat juga merupakan ibadah yang pertama kali akan dimintakan pertanggung jawabannya dari
manusia pada hari kiamat kelak.
Sesungguhnya amal ibadah seseorang yang paling pertama kali dihisab adalah shalatnya. Jika
shlalatnya di nilai baik, maka bahagia dan tenanglah dia. Namun jika shalatnya rusak, maka rugi
dan sengsaralah dia. Adapun jika di antara shalatnya ada yang kurang sempurna, maka Allah

Azza wajalla berfirman: periksalah kembali wahai para malaikat, apakah dia suka melaksanakan
shalat sunah. Jika ada, sempurnakanlah shalatnya dengannya shalat sunnahnya tersebut. Seperti
itulah perhitungan amal ibadahnya yang lain. (HR. Tirmidzi, Ahmad dan Nasai).

3. Mengeluarkan zakat.
Zakat adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan
diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut
ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak.
4. Berpuasa satu bulan penuh di bulan Ramadhan
Puasa dalam agama Islam atau Shaum (dalam Bahasa Arab ) artinya menahan diri dari
makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar
hinggalah terbenam matahari, untuk meningkatkan ketakwaan seorang muslim. Perintah puasa
difirmankan oleh Allah pada Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 183.
Yaa ayyuhaladziina aamanuu kutiba alaikumus siyaamu kamaa kutiba 'alalladziina min
qablikum la allakum tataquun"
Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan ke atas kamu berpuasa sebagaimana telah
diwajibkan ke atas umat-umat yang sebelum kamu, semoga kamu menjadi orang-orang yang
bertaqwa."
Puasa yang wajib kita kerjakan yaitu puasa pada bulan ramadhan . kemudian Puasa yang
hukumnya sunah yaitu:

Puasa 6 hari di bulan Syawal

Puasa Arafah

Puasa Senin-Kamis

Puasa Daud (sehari puasa, sehari tidak)

5. Menunaikan ibadah haji bagi yang mampu ke Baitullah.


Haji sendiri berasa dari kata hajj, yang artinya mengunjungi sesuatu. Menurut istilah diartikan
sebagai: mengunjungi Baitullah (kabah) untuk menjalankan ibadah pada waktu yang sudah
ditentukan.

Segala peraturan yang berhubungan dengan ibadah haji itu dalam kitab hadits diuraikan dalam
bab manasik.
Pokok-pokok keislaman di atas tentunya hanya akan dapat dilakukan apabila kita telah
mengimani dengan sepenuh hati enam perkara dalam pokok-pokok keimanan (yang biasa disebut
rukun iman) yang enam berikut:
1. Beriman kepada Allah SWT dengan segala sifat kesempurnaanNya (Marifat kepada Allah)
2. Beriman kepada para Malaikat Allah.
3. Beriman kepada kitab-kitab Allah yang pernah diturunkan kepada para RasulNya.
4. Beriman kepada Rasul Allah.
5. Beriman kepada Hari Kiamat.
6. Beriman kepada Qodho dan Qadar (ketentuan Allah)
Ke-enam perkara di atas harus benar-benar tertanam dalam hati seorang mumin dan
diaplikasikan dalam amal perbuatan sehari-hari. Karena Iman merupakan pondasi kehidupan
manusia yang beragama.

Apakah Islam itu ada?


Negara kita Indonesia merupakan negara Muslim terbesar di seluruh dunia. Meskipun
88% penduduknya beragama Islam, Indonesia bukanlah negara Islam. Muslim di Indonesia juga
dikenal dengan sifatnya yang moderat dan toleran. Ini berdasarkan sensus penduduk yang
dilakukan pemerintah. Atau bisa dikatakan berdasarkan agama yang tertulis di ktp . Jumlah yang
cukup besar kalau dalam hitungan matematika. Namun berapa banyak umat islam di indonesia
yang melaksanakan sholat, berpuasa di bulan ramadhan, meninggalkan maksiat, mabukmabukan, zina ataupun meninggalkan islam yang kejawen (islam yang masih percaya dengan
adanya penguasa atau sesuatu yang kuat selain Allah)? Maka jumlah orang islam ktp akan
sangatlah banyak. Islam yang memang secara fisik terlihat ada di ktp, Namun dalam ketaatan
untuk melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah, juga terlihat namun hanyalah
sebagian kecil dari yang banyak tadi.
Contohnya saja ketika saya pergi ke sebuah pasar pada bulan ramadhan, ternyata tidak
sedikit dari mereka yang tidak berpuasa. Warung warung makan penuh pada jam makan siang.

Sungguh realita yang mengerikan. Oleh karena itu kita sebagai umat islam, selalu pegang teguh
keimanan kita, kita jalankan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi larangan-Nya. Jangan
sampai kita termasuk golongan islam ktp.
KONDISI UMAT ISLAM IDONESIA SAAT INI
Astaghfirullahaladzim..100x rupanya kita harus banyak-banyak beristighfar kepada Allah swt
mohon ampun atas segala kasalahan dan kekhilafan kita maupun saudara-saudara seiman kita
yang telah diperbuat baik disengaja maupun tidak disengaja. Maksiat hampir tidak bisa kita
elakkan dari panca indra kita baik penglihatan, perbuatan yang dapat menimbulkan
kemudhorotan bagi diri kita mapaun oran lain. Kita lihat di media masa baik televisi maupun
Koran yang menunjukkan alangkah rusaknya akhlak manusia bangsa ini. Kita lihat dari tingkatan
pemimpin elit politik Negara kita Indonesia yang merupakan contoh bagi rakyatnya saling
singgung, ejek dan sikap iri yang mencerminkan tidak kedewasaan bagi para pemimpin bangsa
ini, kalaulah demikian bagaimana bisa menghantarkan rakyatnya ke masyarakat yang unggul
disegala bidang. Alhasil kita lihat setiap hari di televisi, Koran maupun media lainya banyak
sekali tindakan kekerasan dirumah tangga, tawuran antar kelompok, pemerkosaan, pencurian,
aborsi dan lain sebagainya yang merupakan kebejatan akhlak. Dan ini banyak dilakukan oleh
orang yang kebanyakan umat islam. Itulah kondisi umat islam saat ini di Indonesia Ada apa
gerangan? Apakah para musuh-musuh islam telah berhasil melncarkan misinya yang akan
menhancurkan islam lewat pengrusakan akhlak kaum muslimin.., kita jangan menyerah seperti
itu saudaraku.. setidaknya ada kelemahan-kelemahan kaum muslimin yang harus kita ketahui
untuk menguatkan kembali kejayaan islam. Kelemahan tersebut diantaranya:
Kelemahan Aqidah
Aqidah ketauhidan umat islam Indonesia saat ini rupanya masih lemah.. kita lihat kasus yang
baru terjadi seperti si dukun cilik ponari yang dapat menyembuhkan penyakit dengan batunya
yang didapat ketika tersambar petir. Banyak sekali masyarakat yang percaya akan hal tersebut
dan celakanya lagi yang dapat menyembuhkannya adalah si ponari dan batunya bukan karena
Allah.. naudzubillah tsumanaudzubillah mindzalik itu merupakan dosa syirik, musyrik yang tida
akan diampuni oleh Allah swt. Selain itu yang mengkhawatirkan lagi banyak iklan-iklan televisi
yang mengajak untuk berbuat syirik seperti meramal nasib dengan cara ketik REG hari lahir,
bintang, dan lain sebagainya yang merupakan penipuan dan pembodohan bagi masyarakat dan
ternyata banyak sekali pengikutnya untuk program tersebut itu menunjukkan lemahnya aqidah
umat ini.
Kelemahan Akhlak.
Fenomena kelemahan akhlak ternyata lebih parah lagi, Menurut hasil survey yang dilakukan
sebuah lembaga di tahun 2008, diperoleh data sekitar 63% remaja mengaku sudah melakukan
hubungan seks bebas (berzina) sebelum nikah itu artinya bila ada 10 orang gadis berarti 6

diantaranya sudah tidak perawan lagi. Astaghfirullah betapa rusaknya akhlak anak muda bangsa
ini.
Kelemahan Tarbiyah
Lemahnya pemantauan, pendidikan dan perawatan dalam sikap amar maruf nahi mungkar
membuat kita akan sering lupa/khilaf, maka harus ada orang yang selalu mentarbiyah baik diri
kita, keluarga kita maupun pada masyarakat dan hendaknya dilaksanakan secara kontinyu agar
selalu terjaga sifat dan sikap kita dan selalu meningkat keimanan kita kepada Allah swt.
Kelemahan Tsaqofah / Pengetahuan
Kelemahan pengetahuan ini walaupun tidak semuanya tapi Negara kita masih tertinggal d dalam
pergerakan IPTEK, kita ketahui itu adalah karena pemudanya yang tidak tanggap dengan hal
tersebut. Kita lihat banyak pemuda zaman sekarang senangnya berhura-hura, kita lihat banyak
mahasiswa yang kerjanya hanya nongkrong-nongkrong bila ada jam kosong juga bisa kita lihat
ditayangan televise pagi yang menyuguhkan konser musik live dari mall maupun tempat lainnya,
itu mereka yang nonton kebanyakan anak muda yang seusia smp sampe kuliahn. Apa mereka
tidak sekolah.. atau kuliahan. Juga lihat pada malam harinya lagi ketika konser musik live merka
juga yang nonton anak-anak sekolahan yang nobenya malam untuk belajar, apakah mereka tidak
belajar.. jadi kapan waktu untuk mngembangkan diri jika pemudanya hanya disuguhi dengan halhal yang senagn-senan dan hura-hura..dan bagaimana bisa menghasilkan sikap kepemimpinan
jika fenomena ini terjadi.
Kelemahan Dakwah
Dakwah merupakan kegiatan/usaha untuk mengajak yang makruf dan mencegah dari yang
mungkar, hal ini sangat penting untuk perbaikan. Tapi kenyataanya, hanya sedikit sekali orang
bergelut dalam hal dakwah ini. Orang itu takut diejek, ketinggalan, kuno, malu bila berdakwah,
padahal balasannya maka dunia dan seisinya akan menjadi milik kita.
Kelemahan Tandziman / Pengorganisasian.
Di Indonesia banyak sekali lembaga-lembaga yang menamakan dirinya organisasi islam yang
bertjuan untuk meninggikan agama islam dan menegakkan syareat islam namun dalam
perjalanannya organisasi-oganisasi tersebut saling menyalahkan dan menjatuhkan dengan fikrohfikroh yang mereka yakini dan inilah yang merupakan dhoifun tandziman lemahnya
pengorganisasian tidak adanya sikap untuk bersatu dengan berpegang teguh Al-quran dan Assunah.
Inilah sebagian yang bisa digambarkan tentang kondisi umat islam di Indonesia saat ini yang
merupakan penduduknya mayoraitas islam walaupun tidak semuanya lemah dan masih ada anakanak bangsa ini yang terbaik namun itu hanyalah sedikit sekali jumlahnya perlu dijaga dan
dipelihara akhlaknya agar bisa memperbaiki bangsa ini.

Mengapa ada Al Quran


Al-Qur'an adalah kalam (firman) Allah Ta'ala, baik huruf maupun maknanya. Dari Allah alQur'an berasal dan kepada-Nya dia akan kembali. Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman,
artinya,
Dan sesungguhnya al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Rabb semesta alam, dia dibawa
turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah
seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas. (QS.
Asy Syu'araa:195)
Al-Qur'an merupakan kitab yang universal untuk seluruh manusia, bahkan untuk bangsa jin,
untuk memberikan kabar gembira dan peringatan kepada mereka. (periksa QS. al-Jin:2)
Al-Quran diturunkan kepada manusia dengan memiliki fungsi yang amat banyak. Di antara
fungsi diturunkannya al-Qur'an adalah sebagai berikut:

Sebagai Petunjuk (Huda)


Allah Ta'ala telah berfirman,artinya,
Alif laam miim. Kitab (al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa. (QS. al- Baqarah:1-2)
Dan di pertengahan surat al- Baqarah Allah juga berfirman,
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai
petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (QS.al- Baqarah:185)
Di awal surat al-Baqarah tersebut Allah Ta'alamenyebut al-Qur'an sebagai petunjuk bagi orang
yang bertakwa sedangkan di pertengahannya disebutkan sebagai petunjuk bagi manusia, dan ini
sifatnya umum baik bagi yang bertakwa maupun yang tidak bertakwa.
Adapun petunjuk bagi orang bertakwa, mempunyai arti bahwa mereka mampu mengambil
manfaat dan mengambil faidah dari al-Qur'an itu, serta mereka mampu manjadikan cahaya alQur'an sebagai penerang bagi mereka.
Sedangkan petunjuk bagi manusia, artinya al-Qur'an memberi penjelasan bagi mereka mana jalan
yang lurus terbimbing, jika mereka menghendaki jalan lurus tersebut bagi diri mereka.

Jadi al-Qur'an merupakan petunjuk dilalah dan irsyad (penjelasan dan bimbingan) bagi seluruh
manusia, dan petunjuk taufiq bagi orang yang bertakwa, khususnya mereka yang memenuhi
panggilan al-Qur'an.
Jadi hidayah itu ada dua macam, yaitu hidayah taufiq wa 'amal (respon dan aksi). Ini khusus bagi
orang yang beriman, dan hidayah dilalah wa irsyad (bimbingan dan penjelasan) yang bersifat
informatif untuk seluruh umat manusia. Allah Ta'alajuga berfirman menyifati al Qur'an,artinya,
Sesungguhnya al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi
khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka
ada pahala yang besar, dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada hari akhirat,
Kami sediakan bagi mereka azab yang pedih. (QS. Al Israa':9-10)

Allah Ta'ala menyebutkan al-Qur'an sebagai petunjuk yang paling lurus (aqwam), yaitu kepada
jalan yang paling lurus dan adil yang mengantarkan kepada Allah Ta'ala. Jika anda menghendaki
untuk sampai kepada Allah Azza wa Jalla dan surga Nya maka anda harus beramal dengan alQur'anul Karim.

Al Qur'an sebagai Ruh.


Di dalam ayat yang lain Allah menyebut al-Qur'an dengan ruh, dan salah satu makna ruh di sini
adalah segala yang menjadikan hati hidup penuh dengan makna. Sebagaimana halnnya tubuh,
jika di dalamnya ada ruh maka dia akan hidup dan jika ruh keluar dari badan maka dia akan mati.
Allah nberfirman, artinya,
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (wahyu/al-Qur'an) dengan perintah
Kami.Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (al-Qur'an) dan tidak pula
mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan al-Qur'an itu cahaya, yang Kami tunjuki
dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu
benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (QS. Asy Syura:52)
Al-Qur'an adalah ruh bagi hati, dan ruh hati lebih khusus daripada ruh badan. Allah menamainya
dengan ruh karena dengan al-Qur'an itu hati menjadi hidup. Maka apabila al-Qur'an telah
bertemu dengan hati pasti dia akan hidup dan bercahaya. Dia akan mengenal Rabbnya,
menyembah Allah di atas dasar bashirah (ilmu), takut kepada-Nya, bertakwa , mencintai-Nya,
meninggikan serta mengagungkan-Nya. Ini dikarenakan al-Qur'an merupakan ruh yang
menggerakkkan hati sebagaimana ruh (nyawa) yang menggerakkan badan.
Jika nyawa masuk ke dalam badan maka dia akan menggerakkan badan itu serta menjadikannya
hidup.Demikian pula al-Qur'an, jika masuk ke dalam hati maka akan menghidupkan serta

menggerakkan hati untuk takut kepada Allah serta mencintai-Nya. Sebaliknya jika hati tidak
dimasuki al-Qur'an maka akan mati, sebagaimana badan yang tidak punya ruh.
Maka di sini ada dua kehidupan dan dua kematian. Dua kematian adalah matinya jasmani dan
matinya hati sedang dua kehiduan adalah hidupnya jasmani dan hidupnya hati. Hidupnya badan
berlaku bagi mukmin dan kafir, orang takwa dan orang fasik, bahkan seluruh manusia dan hewan
tidak ada bedanya. Yang membedakan adalah hidupnya hati, dan ini tidak didapati kecuali pada
hamba Allah yang mukmin dan muttaqin. Adapun orang kafir dan binatang ternak maka mereka
kehilangan hidupnya hati, meskipun badan dan jasmani mereka hidup.

Al Qur'an sebagai Cahaya


Allah menamai al-Qur'an dengan Nur (cahaya), yaitu sesuatu yang menerangai jalan yang
terbentang di hadapan manusia sehingga tampak segala yang ada di hadapannya. Apakah ada
lobang, ataukah duri lalu menghindarinya, dan kelihatan pula jalan yang selamat sehingga dia
manempuh jalan itu.
Orang yang tidak mempunyai cahaya maka dia berada di dalam kegelapan, tidak bisa melihat
lobang serta duri, tidak mengetahui adanya bahaya karena memang tidak mampu untuk melihat.
Kita semua tahu adanya cahaya yang mampu kita lihat, seperti cahaya matahari, lampu,lentera
dan cahaya yang lain. Dengan adanya cahaya inilah kita tahu bagaimana sebaiknya berjalan di
jalanan, di pasar, di rumah dan kita tahu dengan cahaya itu apa yang perlu untuk kita jauhi dan
waspadai.
Akan tetapi cahaya al Qur'an adalah cahaya maknawi yang memperlihatkan kepada anda apa
yang bermanfaat bagi anda dalam urusan agama maupun dunia, menjelaskan kepada anda yang
hak dan yang batil, menunjukkan jalan menuju surga sehingga anda menempuhnya berdasarkan
cahaya dan bimbingan Allah Subhannahu wa Ta'ala .
Al-Qur'an adalah nur maknawi yang dengannya anda dapat membedakan jalan yang terang dari
jalan yang gelap, membedakan jalan surga dari jalan neraka. Dengannya engkau akan tahu mana
yang bermanfaat dan mana yang berbahaya, engkau tahu kebaikan dan keburukan. Maka alQur'an adalah cahaya semesta alam untuk menuju jalan kesuksesan, kebahagiaan dan
kemenangan di dunia dan di akhirat.

Al Qur'an sebagai Pembeda


Allah Ta'ala juga menyifati al Qur'an sebagai Furqaan (pembeda) sebagai mana firman-Nya,
artinya,

Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (yaitu al-Qur'an) kepada hamba-Nya, agar
dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. (QS. Al Furqaan:1)
Artinya al-Qur'an membedakan antara yang haq dengan yang batil, antara yang lurus dengan
yang sesat, yang bermanfaaat dan yang berbahaya. Dia menyuruh kita semua mengerjakan
kebaikan dan melarang kita dari perbuatan buruk dan dia memperlihat kan segala apa yang kita
perlukan untuk urusan dunia dan akhirat, maka dia adalah furqan dalam arti membedakan antara
yang hak dengan yang batil.

Al Qur'an sebagai Obat Penawar


Allah Subhannahu wa Ta'alan juga menyebut al-Qur'an ini sebagai syifa'(obat penawar), Dia
berfirman, artinya,
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabbmu dan penyembuh
bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang
yang beriman. (QS. Yunus:57)
Dia merupakan obat bagi penyakit yang bersifat hakiki (yang menimpa badan) dan penyakit
yang sifatnya maknawi (yang menimpa hati). Merupakan obat bagi penyakit badan, dengan cara
membacakannya untuk orang yang sakit atau terkena ain (hipnotis), kesurupan jin dan
semisalnya.
Dengan izin Allah Subhannahu wa Ta'ala orang yang sakit akan menjadi sembuh jika bacaan
tersebut berasal dari hati seorang mukmin yang yakin kepada-Nya. Apabila keyakinan yang kuat
berkumpul antara orang yang membacakannya dengan yang di bacakan untuknya maka Allah
akan memberikan kesembuhan bagi si sakit.
Al-Qur'an juga merupakan obat bagi penyakit maknawi, seperti penyakit ragu-ragu (syak),
syubhat (kerancuan), kufur dan nifak. Penyakit-penyakit ini jauh lebih berbahaya daripada
penyakit badan.
Penyakit hati lebih berbahaya daripada penyakit badan karena penyakit badan ujung
penghabisannya adalah mati sedangkan mati itu pasti terjadi dan tidak mungkin dapat ditolak.
Penyakit hati jika dibiarkan terus menerus maka akan menyebabkan matinya hati , rusak secara
total sehingga si empunya hati menjadi seorang kafir, condong kepada kaburukan , fasik. Dan
tidak ada obat baginya selain daripada al-Qur'an yang telah diturunkan oleh Allah sebagai obat.
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman, artinya,
Dan Kami turunkan dari al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang
yang beriman dan al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain
kerugian. (QS. Al Israa':82)

Allah Subhannahu wa Ta'ala menjadikan al-Qur'an sebagai obat bagi orang mukmin dan
mengkhususkan itu untuk mereka karena hanya orang mukmin saja yang mampu mengambil
manfaat dan mengambil petunjuk dengan al-Qur'an itu sehingga hilang dari mereka segala waswas, keraguan dan syubhat dari dalam hati mereka.
Sedang orang-orang munafik dan orang-orang kafir serta pelaku kemusyrikan maka mereka tidak
dapat mengambil faedah dari al Quran selagi mereka masih terus menerus berada di atas
kemusyrikan, kemunafikan dan kekufuran mereka. Kecuali jika mau behenti dari semua itu dan
bertobat kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala.
Semoga Allah Subhannahu wa Ta'ala menjadikan kita semua sebagai ahli al-Quran yang
senantiasa membaca, memahami dan mengamalkan isinya. Amin ya Rabbal alamin.

Anda mungkin juga menyukai