A. Pengkajian
1. Identitas
Nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa yang digunakan, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, nomor register, tanggal masuk rumah
sakit, dan diagnosis medis.
2. Keluhan Utama
Alasan yang menyebabkan lansia masuk ke rumah sakit.Biasanya karena adanya
gangguan pada sistem muskoloskletal.
3. Genogram
Mengkaji silsilah keluarga yang berkaitan dengan penyakit osteomyelitis.
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Sejak kapan timbul keluhan, apakan ada riwayat trauma.Hal-hal yang menimbulkan
gejala.Timbulnya gejala mendadak atau perlahan.Timbulnya untuk pertama kalinya atau
berulang.Perlu ditanyakan pula tentang ada-tidaknya gangguan pada sistem lainnya. Kaji
lansia untuk mengungkapkan alasan lansia memeriksakan diri atau mengunjungi fasilitas
kesehatan, keluhan utama pasien dan gangguan muskuloskeletal meliputi :
a) Nyeri : identifikasi lokasi nyeri. Nyeri biasanya berkaitan dengan pembuluh darah,
sendi, fasia atau periosteum. Tentukan kualitas nyeri apakah sakit yang menusuk
atau berdenyut. Nyeri berdenyut biasanya berkaitan dengan tulang dan sakit
berkaitan dengan otot, sedangkan nyeri yang menusuk berkaitan dengan fraktur atau
infeksi tulang. Identifikasi apakah nyeri timbul setelah diberi aktivitas atau gerakan.
Nyeri saat bergerak merupakan satu tanda masalah persendian. Degenerasi panggul
menimbulkan nyeri selama badan bertumpu pada sendi tersebut. Degenerasi pada
lutut menimbulkan nyeri selama dan setelah berjalan. Nyeri pada osteoartritis makin
meningkat pada suhu dingin. Tanyakan kapan nyeri makin meningkat, apakah pagi
atau malam hari. Inflamasi pada bursa atau tendon makin meningkat pada malam
hari. Tanyakan apakah nyeri hilang saat istirahat. Apakah nyerinya dapat diatasi
dengan obat tertentu.
b) Kekuatan sendi : tanyakan sendi mana yang mengalami kekakuan, lamanya
kekakuan tersebut, dan apakah selalu terjadi kekakuan. Beberapa kondisi seperti
spondilitis ankilosis terjadi remisi kekakuan beberapa kali sehari. Pada penyakit
degenarasi sendi sering terjadi kekakuan yang meningkat pada pagi hari setelah
bangun tidur (inaktivitas). Bagaimana dengan perubahan suhu dan aktivitas. Suhu
dingin dan kurang aktivitas biasanya meningkatkan kekakuan sendi. Suhu panas
biasanya menurunkan spasme otot.
c) Bengkak : tanyakan berapa lama terjadi pembengkakan, apakah juga disertai dengan
nyeri, karena bengkak dan nyeri sering menyertai cedera pada otot. Penyakit
degenerasi sendi sering kali tidak timbul bengkak pada awal serangan, tetapi muncul
setelah beberapa minggu terjadi nyeri. Dengan istirahat dan meninggikan bagian
tubuh, ada yang dipasang gips. Identifikasi apakah ada panas atau kemerahan karena
tanda tersebut menunjukkan adanya inflamasi, infeksi atau cedera.
d)
e) Perubahan sensori : tanyakan apakah ada penurunan rasa pada bagian tubuh tertentu.
Apakah menurunnya rasa atau sensasi tersebut berkaitan dengan nyeri. Penekanan
pada syaraf dan pembuluh darah akibat bengkak, tumor atau fraktur dapat
menyebabkan menurunnya sensasi.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat penyakit keluarga perlu diketahui untuk menentukan hubungan genetik yang
perlu diidentifikasi misalnya (penyakit diabetes melitus yang merupakan predisposisi
penyakit sendi degeneratif, TBC, artritis, riketsia, osteomielitis, dll)
6. Riwayat Lingkungan Hidup
Pengkajian terhadap lingkungan hidup lansia.Seperti lingkungan keluarga, tetangga, dan
lain-lain.
7. Riwayat Rekreasi
Pengkajian terhadap seberapa seringnya lansia melakukan rekreasi.
8. Sumber/Sistem Pendukung
Pengkajian terhadap siapa saja sistem pendukung pada lansia, seperti pasangan, anak,
teman, saudara, atau tetangga.
Tingkat kesadaran (apatis, sopor, gelisah, compos mentis yang bergantung pada
keadaan klien).
Kesakitan atau keadaan penyakit (akut, kronis, ringan, sedang, dan pada kasus
osteomielitis biasanya akut)
B2(Blood). Pada inspeksi, tidak tampak iktus jantung. Palpasi menunjukkan nadi
meningkat, iktus tidak teraba. Pada auskultasi, didapatkan suara S1 dan S2 tunggal,
tidak ada mur-mur.
Kepala
Leher
menelan ada).
-
Wajah
Mata
patah tulang tertutup karena tidak terjadi peradangan). Klien osteomielitis yang
disertai adanya malnutrisi lama biasanya mengalami konjungtiva anemis.
Telinga
: tes bisik atau weber masih dalam keadaan normal. Tidak ada lesi
Hidung
Mulut dan faring : tidak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi perdarahan,
mukosa mulut tidak pucat.
Status mental : Observasi penampilan dan tingkah laku klien. Biasanya status
mental tidak mengalami perubahan.
Saraf III, IV dan VI. Biasanya tidak ada gangguan mengangkat kelopak mata,
pupil isokor.
Saraf V. klien osteomielitis tidak mengalami paralisis pada otot wajah dan
reflex kornea tidak ada kelainan.
Saraf VII. Persepsi pengecapan dalam batas normal dan wajah simetris.
Saraf XII. Lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak ada
vasikulasi. Indra pengecapan normal.
B4 (Bladder). Pengkajian keadaan urine meliputi warna, jumlah, karakteristik, dan berat
jenis. Biasanya klien osteomielitis tidak mengalami kelainan pada system.
B5 (Bowel). Inspeksi abdomen : Bentuk datar, simetris, tidak ada hernia. Palpasi : turgor
baik, hepar tidak teraba. Perkusi : suara timpani ada pantulan gelombang cairan.
Auskultasi : peristaltic usus normal (20x/menit). Inguinal-genitalia-anus : tidak ada
hernia, tidak ada pembesaran limpe, tidak ada kesulitan defekasi. Pola nutrisi dan
metabolisme: klien osteomielitis harus mengonsumsi nutrisi melebihi kebutuhan seharihari, seperti kalsium, zat besi, protein, vitamin C, dan lainnya untuk membantu proses
penyembuhan infeksi tulang.maslah nyeri pada osteomielitis menyebabkan klien kadang
mual atau muntah sehingga pemenuhan nutrisi berkurang. Pola eliminasi : tidak ada
gangguan pola eliminasi tetapi tetap perlu dikaji frekuensi, konsistensi, warna, serta bau
feses. Pada pola berkemih, dikaji frekuensi kepekatan, warna, bau, dan jumlah urin.
Look. Pada osteomielitis hematogen akut akan ditemukan gangguan pergerakan sendi
karena pembengkakan sendi dan gangguan bertambah berat bila terjadi spasme local.
Gangguan pergerakan sendi juga dapat disebabkan oleh efusi sendi atau infeksi sendi
(atritis septic) secara umum, klien osteomielitis kronis, menunjukkan adanya luka khas
yang disertai dengan pengeluaran pus atau cairan bening yang berasal dari tulang yang
mengalami infeksi dan proses supurasi. Manifestasi klinis osteomielitis akibat fraktur
terbuka biasanya berupa demam, nyeri, pembengkakan pada daerah fraktur, dan sekresi
pus pada luka.
Move. Pemeriksaan ini menentukan apakah ada gangguan gerak (mobilitas) atau tidak.
Pergerakan yang dilihat adalah gerakan aktif dan pasif. Pemeriksaan yang didapat adalah
adanya gangguan atau keterbatasan gerak sendi pada osteomielitis akut.
Pada saat inspeksi tulang belakang sebaiknya baju pasien dilepas untuk melihat seluruh
punggung, bokong dan tungkai.Pemeriksan kurvantura tulang belakang dan kesimetrisan
batang tubuh dilakukan dari pandangan anterior, posterior dan lateral. Dengan berdiri di
belakang pasien, perhatikan setiap perbedaan tinggi bahu dan krista iliaka. Lipatan
bokong normalnya simetris. Kesimetrisan bahu, pinggul dan kelurusan tulang belakang
diperiksa dalam posisi pasien berdiri tegak dan membungkuk ke depan.
gerakan
Dengan bantuan atau menyangga sendi dapat
melakukan gerakan sendi (range of motion,
3 (fair)
4 (good)
5 (normal)
Pola tidur dan istirahat. Semua klien osteomielitis merasakan nyeri sehingga dapat
menganggu pola dan kebutuhan tidur. Pengkajian yang dilakukan adalah lama tidur,
suasana, kebiasaan, dan kesulitan serta penggunaan obat tidur.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (abses tulang)
2. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tonus
otot menurun, ketidakmampuan mengabsorbsi makanan.
3. hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, alat imobilisasi dan keterbatasan
beban berat badan.
4. kerusakan
integritas
kulit
berhubungan
dengan
penurunan
sirkulasi
udara
Diagnosa Keperawatan
Intervensi
Nyeri akut
NOC
NIC
Definisi:
Pain level,
Pain control,
Comfort level
Kriteria Hasil:
Mampu mengontrol
1. Lakukan
pengkajian nyeri
secara
komprehensif
termasuk lokasi,
nyeri, mampu
karakteristik,
menggunakan tehnik
durasi, frekuensi,
nonfarmakologi untuk
kualitas, dan
mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
Melaporkan bahwa
nyeri berkurang dengan
faktor presipitas
2. Observasi reaksi
nonverbal dari
ketidaknyamanan
menggunakan
manajemen nyeri
Mampu mengenali nyeri
3. Gunakan teknik
komunikasi
terapeutik untuk
(skala, intensitas,
mengetahui
Batasan karakteristik:
pengalaman nyeri
jantung
Perubahan frekwensi
pernapasan
Laporan isyarat
Diaphoresis
Perilaku distraksi (mis.,
berjalan mondar mandir
-mencari orang lain dan
atau aktivitas lain,aktivitas
yang berulang)
Mengekspresikan perilaku
nyeri)
Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
pasien
4. Kaji kultur yang
mempengaruhi
respon nyeri
5. Evaluasi
pengalaman nyeri
masa lampau
6. Evaluasi bersama
pasien dan tim
kesehatan lain
tentang
ketidakefektifan
kontrol nyeri masa
lampau
7. Bantu pasien dan
menangis)
Masker wajah (mis., mata
keluarga untuk
mencari dan
menemukan
dukungan
8. Kontrol
lingkungan yang
nyeri
Focus menyempit (mis.,
mempengaruhi
dapat
nyeri seperti suhu
ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
9. Kurang faktor
dapatdiamati
Perubahan posisi untuk
menghindari nyeri
Sikap tubuh melindungi
Dilatasi pupil
Melaporkan nyeri secara
verbal
Gangguan tidur
Faktor yang berhubungan:
Agen cedera (mis.,
biologis, zat kimia, fisik,
psikologis).
presipitas nyeri
10. Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi,
nonfarmakologi,
dan interpersonal)
11. Kaji tipe dan
sumber nyeri
untuk menentukan
intervensi
12. Ajarkan tentang
teknik non
farmakologi
13. Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
14. Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri
15. Tingkatkan
istirahat
16. Kolaborasikan
dengan dokter jika
ada keluhan dan
tindakan nyeri
tidak berhasil
17. Monitor
penerimaan pasien
tentang
manajemen nyeri
Analgesic
Administration
a. Tentukan lokasi,
karakteristik,
kualitas, dan
derajat nyeri
sebelum
pemberian obat
b. Cek instruksi
dokter tentang
jenis obat, dosis,
dan frekuensi
c. Cek riwayat alergi
d. Pilih analgesik
yang diperlukan
atau kombinasi
dari analgesik
ketika pemberian
lebih dari Satu
e. Tentukan pilihan
tergantung tipe
dan beratnya nyeri
f. Tentukan
analgesik pilihan,
rute pemberian,
dan dosis optimal
g. Pilih rute
pemberian secara
IV, IM untuk
pengobatan nyeri
secara teratur
h. Monitor vital sign
sebelum dan
sesudah
pemberian
analgesik pertama
kali
i. Berikan analgesik
tepat waktu
terutama saat nyeri
hebat
j. Evaluasi
efektivitas
analgesik, tanda
2.
dan gejala
NIC
Ketidakseimbangan nutrisi
NOC
Nutritional Status:
Nutritional Status: food
Nutrition
and Fluid
Intake
Nutritional Status:
tubuh
Definisi: Asupan nutrisi tidak
cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolic
Batasan karakteristik:
Kram abdomen
Nyeri abdomen
Menghindari makanan
Berat badan 20 % atau
lebih dibawah berat badab
ideal
Kerapuhan kapiler
Diare
Kehilangan rambut
berlebihan
Bising usus hiperaktif
Kurang makan
Kurang informasi
Kurang minat pada
makanan
Penurunan berat badan
dengan asupan makanan
adekuat
Kesalahan konsepsi
Kesalahan informasi
Membrane mukosa pucat
nutrient Intake
Weight control
Kriteria Hasil:
Adanya peningkatan
berat badan sesuai
dengan tujuan
Berat badan ideal sesuai
dengan tinggi badan
Mampu
mengidentifikasikan
kebutuhan nutrisi
Tidak ada tanda-tanda
malnutrisi
Menunjukan
peningkatan fungsi
pengecapan dari
menelan
Tidak terjadi penurunan
berat badan yang berarti
Management
makanan
2. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan
jumlah kalori dan
nutrisi yang
dibutuhkan pasien
3. Anjurkan pasien
untuk
meningkatkan
intake Fe
4. Anjurkan pasien
untuk
meningkatkan
protein dan
vitamin C
5. Berikan substansi
gula
6. Yakinkan diet
yang dimakan
mengandung
tinggi serat untuk
Ketidakmampuan memakan
makanan
Tonus otot menurun
Mengeluh gangguan
sensasi rasa
Mengeluh asupan makanan
kurang dari RDA
(recommended daily
allowance)
Cepat kenyang setelah
makan
Sariawan rongga mulut
Steatorea
Kelemahan otot pengunyah
Kelemahan otot untuk
menelan
Faktor- faktor yang
berhubungan
- Faktor biologis
- Faktor ekonomi
- Ketidakmampuan untuk
mencegah
konstipasi
7. Berikan makanan
yang terpilih
(sudah
dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
8. Ajarkan pasien
bagaimana
membuat catatan
makanan harian
9. Monitor jumlah
nutrisi dan
kandungan kalori
10. Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
11. Kaji kemempuan
pasien untuk
mendapatkan
mengabsorbsi nutrien
Ketidakmampuan untuk
mencerna makanan
Ketidakmampuan menelan
dibutuhkan
Nutrition
makanan
Faktor psikologis
Monitoring
1. BB pasien dalam
nutrisi yang
batas normal
2. Monitor adanya
penurunan berat
badan
3. Monitor tipe dan
jumlah aktivitas
yang bisa
dilakukan
4. Monitor interaksi
intake nutrisi
15. Catat adanya
edema, hiperemik,
hipertonik papila
lidah dan cavitas
oral
16. Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet
3.
NOC
NIC
Joint movement:
Exercise therapy
aktife
Mobility level
Save care: ADLs
Transverperformanc
ambulation
balik posisi
Melakukan aktifitas lain
sebagai pengganti
pergerakan ( misalna,
meningkatkan perhatian
Monitoring
vital sign
sebelum atau
sesudah
Kriteria hasil :
Klien meningkat
latihan dan
lihat respon
pasien saat
peningkatan
mobilitas
Memverbalisasikan
latihan
Konsultasikan
dengan terapi
perasaan dalam
fisik tentang
lain, mengendalikan
meningkatkan
rencana
kekuatan dan
ambulasi
ketunadaaan atau
kemampuan
sesuai dengan
beraktifitas
Perubahan cara berjalan
Gerakakn bergetar
Keterbatasan
berpindah
Memperagakan
penggunaan alat
kebutuhan
Bantu klien
untuk
Bantu auntuk
menggunakan
tongkat saat
berjalan dan
kemampuan melakukan
cegah terhadap
keterampilan motorik
halus
Keterbatasan
cidera
Ajarkan klien
atau tenaga
melakukan
kesehatan lain
keterampilan motorik
tentang teknik
kasar
Keterbatasan rentang
pergerakan sendi
Tremor akibat
pergerakan
Ketidakstabilan postur
Pergerakan lambat
Pergerakan tidak
kemampuan
klien dalam
-
pemenuhan
kebutuhan
Faktor yang
seluler
Ansietas
Indeks masa tubuh diatas
mobilisasi
Latih pasien
dalam
terkoordinasi
berhubungan:
Intoleransi aktivitas
Perubahan metabolisme
ambulasi
Kaji
ADLs secara
mandiri sesuai
-
kemampuan
Dampingi dan
bantu pasien
saat mobilisasi
dan bantu
memenuhi
sesuai usia
Gangguan kognitif
Konstraktur
Kepercaaan budaa tentang
tubuh
Penurunan kendali otot
Penurunan masa otot
Mallnutrisi
Gangguan musculuskletal
Gangguan neoro muskular,
kebutuhan
-
ADLs ps
Berikan alat
bantu jika
klien
memerlukan
Ajarkan klien
bagaimana
mengubah
posisi dan
neri
Agens obat
Penurunan kekuatan otot
Kurang pengetahuan
perkembangan
Ketidaknyamanan
Bisuse, kaku sendi
Kurang dukungan
berikan
bantuan jika di
perlukan
4.
sosial)
Keterbasan ketahanan
kardiovaskuler
Kerusakan integritas
struktur tulang
Program pembatasan gerak
Keenggenan memulai
pergerakkan
Gaa hidup monoton
Gangguan sensori
perceptual
Kerusakan integritas kulit
NOC
NIC
Pressure
and mucous
Membranes
Hemodyalis akses
management
Batasan karakteristik :
(dermis)
Gangguan permukaan
kulit (epidermis)
Invasi struktur tubuh
Criteria hasil:
Integritas kulit yang
baik bias di
pertahankan
Factor yang
(sensasi, elastisitas,
berhubungan:
temperature, hidrasi,
Eksternal :
pigmentasi)
Tidak ada luka/lesi
Anjurkan
pasien untuk
menggunakan
pakaian yang
longgar
Hindari
kerutan pada
tempat tidur
Jaga
Zat kimia,radiasi
Usia yang ekstrime
Kelembapan
Hipertermia,hipoter
mia
Factor mekanik,
(mis, gaya gunting,
[shearing forces])
Medikasi lembab
Imobilitas fisik
Internal:
Perubahan status
pada kulit
Perfusi jaringan
kebersiahan
yang baik
Menunjukan
bersih dan
pemahaman dalam
pasien (ubah
posisi pasien)
terjadinya sedera
berulang
Mampu melindungi
kulit dan
mempertahankan
pigmentasi
Perubahan
perkembangan
Kondisi ketidak
kering
Mobilisasi
proses perbaikan
cairan
Perubahan
turgor
Factor
kelembapan kulit
sekali
Monitor kulit
akan adanya
kemerahan
Oleskan lotion
atau
minyak/baby
oil pada daerah
yang tertekan
Monitor
seimbangan
aktivitas dan
nutrisi (mis,
mobilitas
obesitas,
emasiasi)
Penurunan
imunologi
Penurunan
sirkulasi
Kondisi
gangguan
metabolic
Gangguan
sensasi
Tonjolan tulang
pasien
Monitor status
nutrisi pasien
Memandikan
pasien dengan
sabun dan air
hangat
Insision site care
Membersihkan
, memantau
dan
meningkatkan
proses
penyembuhan
pada luka yang
ditutup dengan
jahitan, klip
atau straples
Monitor proses
kesembuhan
area insisi
Bersihkan area
sekitar jahitan
atau staples,
menggunakan
lidi kapas steril
Gunakan
preparat
anyiseptic,
sesuai program
Ganti balutan
pada interval
waktu yang
sesuai atau
biarkan luka
tetap terbuka
(tidak dibalut)
sesuai program
Dialysis acces
5.
Ketidak efetktifan
termoregulasi
Definisi : fruktuassi suhu
diantara hipotermi dan hipertmi
Batasan karakteristik :
maintenance
NIC
NOC
Hidration
Adherence behavior
Imune status
Risk control
Risk detection
Temperature regalition
( pengaturan suhu)
-
Monitor suhu
minimal tiap
Kriteria hasil :
Keseimbangan
antara produksi
kisran normal
Kulit kemerahan
Hipertensi
Peningkatan suhu tubuh
diatas normal
Peningkatan frekuesi
diterima, dan
kehilangan panas
Seimbang antra
dua jam
Rencanakan
monitoring
suhu secara
cntinue
Monitot TD,
nadi, dan RR
Monitor warna
pernapasan
Sedikit mengigil,
kehilangan panas
tanda
kejang
Pucat sedang
Piloereksi
Penurunan suhu tubuh
selama 28 hari
hipotermi dan
di bawah normal
Kulit dingin, kulit
hangat
Pengisian kalpiler ang
lambat
Takikardi
pertama kehidupan
Keseimbangan asam
intake cairan
36,5- 37 c
Tidak ada kejang
Tidak ada perubahan
hipertermi
Tingkatkan
dan nutrisi
Selimuti
pasien untuk
mencegah
warna kulit
Glukosa darah stabil
Pengendalian
hilangnya
kehangatan
tubuh
Ajarkan pasien
resiko : hipertemian
Pengendalian
reesiko : hiportemia
Pengendalian resiko:
cara mencegah
lingkungan
Penyakit
trauma
proses menular
Pengendalian
akibat panas
Diskusikan
keletihan
-
resiko : paparan
tentan
sinar matahari
pentingnya
pengaturan
suhu dan
kemungkinan
suhu negatif
dari
kedinginan
Beri tahu
tentang
indikasi
terjadina
keletihan dan
penanganan
emergenc y
ang di
perlukan
Ajarkan
indikasi dari
hiportermi dan
penanganan
yang
diperlukan
Berikan anti
pirectik jika
perlu.
6.
Perilaku mengenali
tubuh individu
Perilaku menghindari
tubuh individu
Perilaku memantau
tubuh individu
Respon non verbal
terhadapap perubahan
NOC
NIC
Body image
Self steem
Kriteri hasil :
Body image
enhacement
-
verbal dan
nonverbal
mengidentifikasi
respon klien
kekuatan personal
Mendiskripsikan
secara faktual
perubahan fungsi
tubuh
Mempertahankan
Kaji secara
terhadap
-
tubuhnya
Monitor
frekuensi
menkritik
interaksi sosial
-
tentang
struktur,fungsi,)
Respon nonverbal
pengobatan,
terhadap persepsi
perawatan,
perubahan terhadap
kemajuan dan
prognosis
fungsi,struktur)
Mengungkapkan
penyakit
Dorong kliren
perasaaan yang
mengungkapka
mencerminkan
perubahan pandangan
tentang tubuh
pengurangan
penampilan,fungdi,stru
melalui
ktur)
Mengungkapkan
persepsi yang
mencerminkan
perubahan individu
dalam individu
Objectif
Perubahan aktual
pada fungsi
Perubahan aktual
pada struktural
Perilaku mengenal
tubuh indifidu
Perilaku memantau
tubuh indifidu
Perubahan dalam
kemampuan
memperkirakan
perasaaannya
Identifikasi
arti
individu(mis;
dirinya
Jelaskan
pemakaian alat
-
bantu
Fasilitasi
kontak dengan
individu lain
dalam
kelompok
kecil.
hubungan spesial
tubuh terhadap
lingkungan
Secara sengaja
menembunikan
bagian tubuh
Secara sengaja
menonjlkan bagian
tubuh
Kehilangan bagian
tubuh
Tidak menyentuh
bagian tubuh
Trauma pada bagian
Subjectif
Depersonalisasi
kehilangan melalui kata
netral
Penekanan pada
masa lalu
Perasaan negatif
tentang sesuatu
Personalisasi
kehilangan dengan
menyebutkanya
Fokus pada perubahan,
Fokus pada kehilangan
Menolak memferifikasi
perubahan aktual
Mengungkapkan
perubahan gaa hidup
7.
Biofisik,kognitif
Budaya, tahap
perkembangan
Penyakit, cedera
Perseptual,pesikososial,
spiriual
Pembedahan,trauma
Terapi penyakit
Resiko infeksi
NOC
NIC
Definisi : mengalami
Immune status
Infection control
Knowledge : infeksion
(kontrol infeksi)
organism patogenik
control
Factor-faktor resiko:
Risk control
lingkungan
Penyakit kronis
-diabetes mellitus
-obesitas
Penegtahuan yang tidak
Criteria hasil:
setelah dipakai
cukup untuk
Mendeskripsikan proses
menghindari
pemanjangan yang
yang mempengaruhi
penularan serta
menghindari
penatalaksanaannya,
pemanjangan pathogen
Pertahanan tubuh
menunjukan
bersihkan
pasien lain
pertahankan
teknik isolasi
batasi
pengunjung
bila perlu
intruksikan
pada
pengunjung
prosedur invasif)
Perubahan sekresi Ph
Penurunan kerja siliaris
Pecah ketuban dini
Pecah ketuban lama
Merokok
Stasis cairan tubuh
Trauma jaringan (mis,
trauma destruksi
jaringan)
Ketidak adekuatan
pertahanan sekunder
Penurunan hemoglobin
Imunosupresi (mis,
imunitas didapat tidak
utuk mencuci
mencegah timbulnya
tangan saat
infeksi
jumlah
leukositdalam batas
normal
menunjukan prilaku
hidup sehat
berkunjung
meninggalkan
pasien
gunakan sabun
antimikroba
untuk cuci
tangan
cuci tangan
setiap sebelum
dan sesudah
tindakan
keperawatan
gunakan baju,
ssarung tangan
sebagai alat
pelindung
pertahankan
adekuat, agen
lingkungan
farmaseutikal termasuk
aseptic selama
imunosupresan, steroid,
pemasangan
antibody
monoclonal,imunomud
ulator)
Supresi respon
kemampuan untuk
inflamasi
Vaksinasi tidak adekuat
Pemajanan terhadap
pathogen
Lingkungan meningkat
Wabah
Prosedur invasive
Malnutrisi
alat
ganti letak IV
perifer line
central dan
dressing sesuai
dengan
petunjuk
umum
gunakan
kateter
intermiten
untuk
menurunkan
infeksi
kandung
kencing
tingkatkan
intake nutrisi
berikan terapi
antibiotic bila
perlu
infection
protection
(proteksi
terhadap
infeksi)
monitor hitung
granulosit,
WBC
monitor
kerentanan
terhadap
infeksi
batasi
pengunjung
sering
pengunjung
terhadap
penyakit
menular
pertahankan
teknik aspesis
pada pasien
yang berisiko
pertahankan
teknik isolasi
k/p
berikan
perawayan
kulit pada area
epidema
inspeksi kulit
dan mebran
mukosa
terhadap
kemerahan,
panas,drainase
inspeksi
kondisi
luka/insisi
bedah
dorong
masukan
nutrisi yang
cukup
dorong
masukan
cairan
dorong
istirahat
instruksikan
pasien untuk
minum
antibiotic
sesuai resep
ajarkan pasien
dan keluarga
tanda dan
gejala infeksi
ajarkan cara
menghindari
infeksi
laporkan
kecurigaan
infeksi
laporkan
kultur positif
D. Implementasi
Tindakan atau implementasi berdasarkan rencana atau intervensi keperawatan yang telah
dibuat.
E. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan memperhatikan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Osteomielitis yang paling mendasar adalah infeksi jaringan tulang yang
mencakup
sumsum
atau
kortek
tulang
yang
disebabkan
oleh
bakteri
2.
3.
4.
5.
6.
7.