Anda di halaman 1dari 32

KODEFIKASI

RPI

Pengelolaan Hutan
Tanaman Kayu Energi

LEMBARPENGESAHAN

RENCANAPENELITIANINTEGRATIF
(RPI)

TAHUN20102014

PENGELOLAANHUTANTANAMAN
KAYUENERGI

Jakarta,Februari2010

DisetujuiOleh:

KepalaPusat,

Koordinator

Ir.SofwanBustomi,M.Si.
NIP.195211131977021002

Dr.BambangTrihartono,MF.
NIP.195610051982031006

Mengesahkan:
KepalaBadan,

Dr.Ir.TachrirFathoniM.Sc
NIP.195609291982021001

Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu Energi

339

Daftar Isi
Lembar Pengesahan................................................................................. 339
Daftar Isi.....................................................................................................341
Daftar Gambar.......................................................................................... 342
Daftar Tabel.............................................................................................. 343
I. ABSTRAK.......................................................................................... 345
II. PENDAHULUAN............................................................................... 345
III. METODOLOGI..................................................................................349
IV.

RENCANA TATA WAKTU...................................................................351

V.

RENCANA LOKASI........................................................................... 352

VI.

RENCANA BIAYA.............................................................................. 352

VII. ORGANISASI.................................................................................... 354


VIII. DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 355

Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu Energi

341

Daftar Gambar
Gambar 1. Alur pikir penelitian pengelolaaan hutan tanaman
penghasil kayu energi............................................................348

342

RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014

Daftar Tabel
Table 1. Rencana tata waktu kegiatan penelitian pengelolaan
hutan tanaman penghasil kayu energi tahun 2010-2014...........351
Table 2. Rencana lokasi kegiatan RPI Pengelolaan Hutan Tanaman
Penghasil Kayu Energi tahun 2010-2014.................................. 352
Table 3. Rencana biaya penelitian pengelolaan hutan tanaman
penghasil kayu energi Tahun 2010-20014................................. 353
Table 4. Daftar nama personal penelitian Pengelolaan Hutan Tanaman
Penghasil Kayu Energi tahun 2010-2014.................................... 354

Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu Energi

343

I. ABSTRAK
Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan akan sumberdaya
energi. Kebutuhan energi semakin tinggi sejalan dengan meningkatnya taraf
kehidupan manusia dan meningkatnya populasi penduduk. Hal tersebut
menunjukkan bahwa tingkat konsumsi energi masyarakat dapat dijadikan
ukuran kemakmuran suatu bangsa. Semua menyadari kenaikan harga bahan
bakar minyak sejak tahun 2005 berdampak negatif terhadap daya beli konsumen.
Sudah saatnya negara Indonesia mulai memanfaatkan sumber energi asal
tumbuhan (bioenergi), karena Indonesia memiliki puluhan tumbuhan penghasil
minyak-lemak yang belum termanfaatkan dengan baik dengan kawasan darat
relatif amat luas dan teknologi produksi biodiesel relatif tak rumit. Perangkat
lunak dan kerasnya mudah dikembangkan dan dikuasai bangsa kita. Khusus untuk
energi pedesaan, kayu bakar merupakan energi konvensional yang cukup penting
peranannya dan dimasa datang permintaannya akan terus meningkat.
Namun, teknologi silvikulturnya sampai saat ini belum tergali dengan baik.
Oleh karena itu untuk mulai memanfaatkan sumber energi asal biomassa ini
khusus kayu bakar, teknik peningkatan produktivitas dan analisis ekonomi biaya
penanaman jenis kayu energi perlu diketahui dan dikuasai.
Kata kunci : bioenergi, teknologi silvikultur, produktivitas.

II. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia dengan berbagai keragaman dan kekayaan sumberdaya alam,
seyogyanya dapat memenuhi kebutuhan energi bagi seluruh kebutuhan
masyarakat. Tak dapat dipungkiri lagi, Indonesia sudah sedemikian banyak
mengeksploitasi berbagai barang tambang yang jumlahnya terbatas.
Berbagai bahan tambang seperti minyak bumi, gas bumi, batu bara dan
sebagainya memberikan kontribusi yang besar terhadap pemenuhan
kebutuhan energi di Indonesia. Akan tetapi keberadaan sumberdaya alam
tersebut tentu tidak dapat dijamin pemenuhannya dalam jangka waktu
yang panjang. Demikian pula halnya dengan keberadaannya pada tataran
kebutuhan global juga mengalami rentang waktu yang terbatas.
Sementara di sisi lain, pengelolaan sumberdaya alam terbaharukan
(renewable) masih belum optimal dipergunakan untuk menyediakan
kebutuhan energi. Pemanfaatan sumber daya ini memungkinkan untuk
mengelolanya dalam jangka waktu yang relatif panjang dibandingkan
dengan penggunaan minyak bumi dan bahan tambang sejenisnya. Terkait

Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu Energi

345

dengan hal tersebut, maka hasil studi kelayakan di daerah beriklim sedang,
memberikan angka 96.000 ha tanaman konifer yang mempunyai riap 13
m3/ha/tahun untuk menyediakan bahan bakar bagi sistem pembangkit
listrik berkekuatan 400 megawatt, sedang di Australia suatu pabrik etanol
dapat menghasilkan 4.000 ton/hari dari tanaman Eucalyptus globulus seluas
740.000 ha dengan riap 24 m3/ha/tahun dengan daur 10 tahun (Fung, 1983).
Kayu bakar termasuk energi yang paling konvensional dan untuk
memanfaatkannya tidak memerlukan teknologi pengolahan. Walaupun
produksi dan konsumsi kayu bakar cukup tinggi, namun ternyata sebagian
besar bukan berasal kawasan hutan. Kayu bakar yang berasal dari kawasan
hutan hanya sekitar 6 % yaitu berupa rencek, limbah tebangan dan hasil
tanaman sela pada hutan produksi; sedangkan lebih dari 65 % berasal dari
luar kawasan sebesar ditanam hasil kegiatan penghijauan pada lahan milik,
lahan pekarangan, dan lahan umum (Rostiwati, Heryati dan Bustomi, 2007).
Pembangunan hutan tanaman penghasil kayu energi adalah salah satu
upaya pemanfaatan sumber energi secara lestari, yang pada sisi lain akan
mempunyai implikasi terhadap perpanjangan waktu habisnya sumber energi
fosil (Sudradjat, 1983), selanjutnya disebutkan pula bahwa suplai sumber
energi asal biomassa sebagai bahan subsitusi alternatif pengganti minyak
bumi pada waktu ini masih dilakukan secara tradisional yaitu diusahakan
sendiri-sendiri dan asal dapat memenuhi kebutuhan masing-masing kepala
keluarga.
Beberapa ahli menyatakan bahwa perkebunan kayu energi adalah
suatu konsep lama tetapi mungkin baru dapat dikembangkan pada abad
21. Hal tersebut disebabkan banyak permasalahan baik teknis maupun non
teknis yang belum sepenuhnya dikuasai. Oleh karena perangkat lunak dan
keras teknologi sumberdaya energi asal tanaman mudah dikembangkan
dan dikuasai (Soerawidjaja, 2006).
Dengan demikian, teknologi silvikultur hutan tanaman kayu energi
mutlak diperlukan untuk program subsitusi sumberdaya energi alternatif
yang dicanangkan oleh pemerintah akhir-akhir ini.

B. Rumusan Masalah
Peningkatan harga bahan bakar minyak (khususnya minyak tanah) tidak
sejalan dengan peningkatan daya beli masyarakat, sementara pertambahan
jumlah penduduk sekaligus akan meningkatkan pula kebutuhan masyarakat
akan bahan bakar/sumber energi. Kondisi ini menuntut pemenuhan
kebutuhan energi/bahan bakar dari sumber lain, dalam hal ini bahan bakar
biomassa (biofuel).

346

RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014

Indonesia memiliki potensi yang besar untuk pengembangan bahan


bakar biomassa. Program pemerintah untuk mendorong pengembangan
sumber energi alternatif dari biomassa (biofuel) memerlukan dukungan
berbagai aspek termasuk penelitian. Kayu energi selalu masuk dalam
program penanaman sejak Perancangan Hutan Industri (1958) dan
Penjajagan Reboisasi Hutan Nasional (1970) yang diimplementasikan
dalam Program Inpres Reboisasi (1980-an) serta Perancangan HTI (1984),
namun demikian ternyata sampai sekarang belum ada bukti tegakan hutan
yang dikhususkan untuk kayu bakar. Salah satu permasalahan besar dalam
pengembangan tanaman sumber energi yang memerlukan dukungan riset
adalah teknik budidayanya (silvikultur).

C. Hipotesis
Kebutuhan masyarakat akan sumber energi asal biomassa berupa kayu
bakar dapat dipenuhi melalui penguasaan teknologi silvikultur jenis-jenis
tanaman kayu energi bernilai ekonomi.

D. Tujuan dan Sasaran


1. Tujuan
Menyediakan IPTEK dan informasi teknik silvikultur jenis-jenis tanaman
kayu energi dalam rangka mendukung upaya nasional untuk mewujudkan
kelestarian sumberdaya hutan dan sumberdaya energi.
2. Sasaran
1. Mendapatkan informasi persyaratan tempat tumbuh dan pertumbuhan
serta hasil tanaman penghasil kayu energi teknik silvikultur aplikatif
jenis-jenis tanaman kayu energi
2. Mendapatkan teknik silvikultur untuk meningkatkan produktivitas jenisjenis tanaman kayu energi
3. Terbangunnya demplot jenis-jenis tanaman kayu energi

E. Luaran
1. Paket informasi persyaratan tempat tumbuh dan pertumbuhan jenis
tanaman kayu energi.
2. Paket IPTEK produksi benih/bibit bermutu tanaman hutan kayu energi.
3. Paket informasi teknik silvikultur untuk peningkatan produktivitas dan
nilai ekonomi jenis tanaman kayu energi.

Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu Energi

347

4. Demplot agroforestry tanaman jenis kayu energi jenis setempat dan


jenis introduksi

F. Ruang Lingkup
Kegiatan penelitian ini berangkat dari pemenuhan kebutuhan
masyarakat akan bahan bakar dan biofuel asal biomassa dari jenisjenis pohon sumber energi yang mempunyai manfaat ganda serta
merupakan jenis lokal. Pemanfaatan jenis-jenis kayu sumber energi
tersebut membutuhkan teknologi silvikultur agar dapat digali potensi dan
ditingkatkan produktivitasnya sebagai jenis kayu bernilai ekonomi dan
memiliki kalor tinggi. Hal di atas, didasarkan atas alur pikir pada Gambar 1.
Gambar 1. Alur pikir penelitian pengelolaaan hutan tanaman penghasil kayu
energi

Terkait dengan hal di muka, maka akan dilakukan rangkaian penelitian


yang dapat menjadi landasan untuk tujuan pengembangan hutan tanaman
kayu energi dengan cakupan menurut obyek (tapak, klaster pengguna dan
jenis tanaman) dan jenis kegiatan.
1. Obyek
a. Tapak
Sumber daya energi berupa kayu bakar dapat dihasilkan pada
kawasan hutan yaitu pada hutan produksi dan hutan produksi yang
dapat dikonversi serta di luar kawasan hutan yaitu dari hutan rakyat
dan lahan pertanian rakyat antara lain dari pekarangan rumah dan
kebun. Dari lahan tersebut, ternyata lebih dari 65 % diperoleh dari
luar kawasan hutan (FAO, 1990; RWEDP,1997).
b. Kluster pengguna
Yang dimaksud kluster pengguna adalah kelompok masyarakat
pemanfaat kayu energi untuk keperluan rumah tangga, dan
kelompok masyarakat yang bergerak dalam kegiatan industri
skala kecil/menengah (industri genteng/bata, tembakau, kerajinan
tangan, tempe, kecap, dll).
c. Jenis tanaman
Jenis yang diteliti, dikelompokkan jenis unggulan dan jenis alternatif.
Jenis unggulan yaitu jenis pohon yang menjadi unggulan karena telah
dikenal dan telah banyak diusahakan/dimanfaatkan atau memiliki
keunggulan dan/atau banyak digunakan oleh masyarakat lokal; jenis

348

RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014

alternatif yaitu jenis pohon yang berdasarkan hasil studi yang telah
dilakukan mempunyai prospek untuk dapat dikembangkan karena
mempunyai kalor dan produksi tinggi, serta mudah dibudidayakan.
Untuk efisiensi dan efektivitas serta keberlangsungan penelitian, jenis
yang dipilih bukan jenis termasuk kayu untuk pertukangan dan industri
pulp.
Berdasarkan pertimbangan di muka, maka jenis pohon penghasil kayu
energi yang diteliti adalah : 1). Weru (Albizia procera), 2). Pilang (Acacia
leucophloa); 3). Akor (A.auriculiformis); dan 4). Kaliandra (Calliandra
calothyrsus).
2. Jenis Kegiatan
1. Identifikasi persyaratan tumbuh dan pertumbuhan serta hasil hutan
tanaman kayu energi;
2. Teknik produksi bibit kayu energi;
3. Teknik dan pola tanam serta pemeliharaan tanaman untuk peningkatan
produktivitas dan kualitas kayu energi;
4. Pembangunan demplot agroforestry tanaman kayu energi jenis
setempat dan jenis introduksi

III. METODOLOGI
Metode penelitian yang digunakan adalah observasi dan ekperimentasi.
Observasi yaitu pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan cara
survey dengan penerapan teknik penarikan contoh (sampling techniques).
Ekperimentasi yaitu kegiatan pengumpulan data berdasarkan rancangan
penelitian (experimental design) tertentu.
Penerapan kedua metode di atas, secara garis besar pada masingmasing kegiatan sebagaimana disebut pada Bab VI, dapat dijelaskan sebagai
berikut :

A. Identifikasi persyaratan tumbuh, pertumbuhan dan hasil jenisjenis tanaman kayu energi lokal
Untuk mendapatkan data persyaratan tumbuh dilakukan melalui
pengumpulan data/informasi daerah sebar, pustaka dan survai ke lapangan.
Identifikasi dilakukan terhadap sifat pohon dari jenis kayu energi dan kondisi
tempat tumbuh. Oleh karena hutan pada awalnya terbentuk sebagai hutan
alam karena faktor tanah (edaphic) dan iklim (climatic) dengan formasi
hutan tertentu yang spesifik (site spesific) yang dinyatakan sebagai

Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu Energi

349

daerah sebar, maka persyaratan tempat tumbuh yang dominan adalah


tinggi tempat (altitude), curah hujan (tipe dan banyaknya), temperatur,
tekstur tanah, pH, drainase dan toleransi tanaman terhadap cahaya. Untuk
penelitian pertumbuhan dan hasil, dilakukan dengan pengamatan riap dan
model penduga hasil.

B. Teknik produksi benih dan bibit kayu energi


Kegiatan dilakukan dengan cara :
1. Identifikasi fenologi dan teknik pemanenan/unduh. Data dan informasi
tentang perbenihan diperoleh melalui observasi di lapangan berupa
data dan informasi karakteristik dimensi pohon (tinggi, diameter,
penutupan/bentuk tajuk), waktu berbunga dan berbuah;
2. Uji coba seleksi dan penyimpanan biji;
3. Uji coba teknik pembibitan.

C. Teknik dan pola tanam serta pemeliharaan tanaman untuk


peningkatan produktivitas dan kualitas kayu energi
Kajian dilakukan dengan cara survey identifikasi kegiatan penanaman
yang dilakukan masyarakat dan perkembangannya; sedang uji coba teknik
penanaman dan pemeliharaan dilakukan dengan metode eksperimen
di lapangan berupa kegiatan penelitian campuran (yaitu komposisi dan
jarak tanam kayu energi yang disesuaikan dengan pola percabangan,
keseimbangan nutrisi tanah, kemudahan pemanenan) yang kondusif
baik untuk lingkungan maupun untuk tujuan produksi dan monokultur;
sedangkan pemeliharan untuk merangsang pertumbuhan cabang baru
dan percepatan pembungaan dilakukan dengan eksperimen pendangiran,
pemangkasan cabangcabang kurang produktif dan pemberian pupuk
kandang, kompos (bokashi).

D. Pembangunan demplot agroforestry tanaman kayu energi jenis


setempat dan jenis introduksi
Kegiatan berupa uji coba pembibitan, penanaman dan pemeliharaan
jenis-jenis kayu energi prioritas pada lokasi-lokasi terpilih pembangunan
hutan tanaman kayu energi.
Demplot diletakkan berdasarkan klaster pengguna, yaitu: klaster
pengguna kayu energi masyarakat untuk kebutuhan rumah tangga, industri
skala kecil dan menengah (pabrik tahu-tempe, kecap, genting, dan industri
lain).

350

RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014

IV. RENCANA TATA WAKTU


Jangka waktu kegiatan penelitian pada tahap awal direncanakan
selama lima tahun, yaitu dari tahun 2010 -2014. Adapun rencana tata waktu
penelitian tertera pada Tabel 1.
Table 1. Rencana tata waktu kegiatan penelitian pengelolaan hutan tanaman
penghasil kayu energi tahun 2010-2014
No

Kegiatan

Luaran 1: Paket informasi


persyaratan tumbuh dan
pertumbuhan tanaman kayu energi.

Instansi/UPT

2010

2011

2012

2013

2014

P3HT Bogor

BTP Bogor

P3HT
BPK Ciamis
(BTP Bogor
BPK Mataram)*

1.1. Identifikasi persyaratan tumbuh


dan pertumbuhan dan hasil hutan
tanaman penghasil kayu energi
2

Luaran 2: Paket IPTEK produksi


benih/bibit bermutu tanaman hutan
kayu energi
2.1. Teknik produksi bibit kayu
energi

Luaran 3: Paket teknik silvikultur


jenis tanaman kayu energi
3.1. Teknik dan pola tanam serta
pemeliharaan tanaman untuk
peningkatan produktivitas dan
kualitas kayu energi

Luaran 4: Demplot agroforestry


tanaman jenis kayu energi jenis
setempat dan jenis introduksi
4.1. Pembangunan demplot
agroforestry tanaman kayu energi
jenis setempat dan jenis introduksi

P3HT Bogor
(BTP Bogor
BPK Ciamis
BPK Mataram)*

Koordinasi penelitian

P3HT Bogor

5.1.Program setter
5.2.Pengendalian penelitian

P3HT Bogor

5.3.Pensintesaan hasil penelitian

P3HT Bogor

Keterangan: *) penugasan/ perbantuan terkait wilayah binaan P3HT dan wilayah kerja/core
research

Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu Energi

351

V. RENCANA LOKASI
Lokasi yang dipilih untuk kegiatan penelitian Pengelolaan Hutan
Tanaman Penghasil Kayu Energi yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Nusa
Tenggara Barat. Rincian lokasi menurut jenis kegiatan tertera pada Tabel 2.
Table 2. Rencana lokasi kegiatan RPI Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil
Kayu Energi tahun 2010-2014
No.

Kegiatan

Lokasi kegiatan

Luaran 1: Paket informasi persyaratan tumbuh


dan pertumbuhan tanaman kayu energi.
1.1. Identifikasi persyaratan tumbuh dan
pertumbuhan dan hasil tanaman hutan
penghasil kayu energi

Jawa Barat, Jawa Tengah, dan


Mataram

Luaran 2: Paket IPTEK produksi benih/bibit


bermutu tanaman hutan kayu energi
2.1. Teknik produksi bibit kayu energi

Jawa Barat, Jawa Tengah dan


Nusa Tenggara Barat (NTB)

Luaran 3: Paket teknik silvikultur jenis tanaman


kayu energi
3.1. Teknik dan pola tanam serta pemeliharaan
tanaman untuk peningkatan produktivitas dan
kualitas kayu energi

Jawa Barat, Jawa Tengah, dan

4.

5.

Luaran 4: Demplot agroforestry tanaman jenis


kayu energi jenis setempat dan jenis introduksi
4.1. Pembangunan demplot agroforestry
tanaman jenis kayu energi jenis setempat dan
jenis introduksi
Koordinasi penelitian pengelolaan hutan
tanaman penghasil kayu energi

NTB

Jawa Barat, Jawa Tengah dan


NTB

Jawa Barat, Jawa Tengah, dan


NTB

VI. RENCANA BIAYA


Rencana biaya kegiatan penelitian dan koordinasi Silvikultur Hutan
Tanaman Kayu Energi 2010 2014 tertera pada Tabel 3.
Biaya tersebut adalah rencana biaya keseluruhan kegiatan penelitian
yang dialokasikan di P3HT dan UPT (BPTP Bogor dan BPK Ciamis).

352

RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014

Table 3. Rencana biaya penelitian pengelolaan hutan tanaman penghasil kayu


energi Tahun 2010 20014

Rp. 1000,No.

Kegiatan

Luaran 1: Paket informasi


persyaratan tumbuh dan
pertumbuhan tanaman
kayu energi.
1.1. Identifikasi
persyaratan tumbuh dan
pertumbuhan dan hasil
tanaman hutan penghasil
kayu energi

4.

5.

Luaran 2: Paket IPTEK


produksi benih/bibit
bermutu tanaman hutan
kayu energi
2.1. Teknologi
peningkatan produksi
benih/bibit bermutu
tanaman hutan penghasil
kayu energi (3 sub
kegiatan)
Luaran 3: Paket teknik
silvikultur jenis tanaman
kayu energi
3.1. Teknik dan
pola tanam serta
pemeliharataan tanaman
untuk peningkatan
produktivitas dan kualitas
kayu energi
Luaran 4: Demplot
agroforestry tanaman
jenis kayu energi jenis
setempat dan jenis
introduksi
4.1. Pembangunan
demplot agroforestry
tanaman jenis kayu energi
jenis setempat dan jenis
introduksi
Koordinasi penelitian
(program setter,
pengendalian dan sintesa
penelitian)

2010

2011

2012

2013

2014

150.000

150.000

150.000

150.000

150.000

225.000

225.000

225.000

300.000

300.000

300.000

300.000

225.000

225.000

150.000

150.000

150.000

200.000

200.000

200.000

200.000

240.000

Keterangan: Pembiayaan dialokasi di 3 institusi (Pusat dan Daerah/UPT)

Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu Energi

353

VII. ORGANISASI
Penelitian ini dilaksanakan oleh tim peneliti P3HT Bogor, dan UPT
terkait. UPT yang terlibat dalam kegiatan penelitian terdiri dari BPTP Bogor,
BPK Ciamis, BPK Solo, BPK Mataram dan BPK Kupang. Susunan personalia
yang terlibat pada masing-masing institusi tercantum pada Tabel 4.
Table 4. Daftar nama personal penelitian Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil
Kayu Energi tahun 2010 2014
No
1.

2.

3.

4.

Instansi/Nama

Pendidikan

Keahlian

Jabatan

P3HT, Bogor
Ir. Sofwan Bustomi, MSi

S2

Biometrika

Koordinator RPI

Ir. Harbagung

S1

Biometrika

Prof.Dr.Ir. Hendi Suhendi

S3

Silv/Pemuliaan
Tan.Hutan

Dr. Tati Rostiwati, MSi

S3

Silvikultur

Anggota Tim/
Penanggungjawab
Kegiatan
Anggota Tim/
Penanggungjawab
Kegiatan
Anggota Tim

Ir. Bambang E. Siswanto

S1

Biometrika

sda

Suyat

SPMA

Biometrika

Teknisi

Rukman

SPMA

Biometrika

Teknisi

Budi Setiawan

SMEA

Biometrika

Teknisi

Ir. Dida Syamsuwida, MSc

S2

Silvikultur

Ir. Elya Suita

S1

Silvikultur

Penanggungjawab
Kegiatan/Sub
Kegiatan
P.Jawab Sub Kgtn

Ratna Uli Damayanti,SHut.

S1

Silvikultur

Penanggungjawab
Sub Kegiatan

Ir. Encep Rachman, MSc

S2

Silvikultur

pm*)

S2

Sosek

Penanggungjawab
Kegiatan
Pm

S2/S1

Silvikultur

BPTP Bogor

BPK Ciamis

BPK Mataram

*)

pm

Penanggungjawab
Kegiatan

Keterangan: *) perbantuan/penugasan terkait wilayah binaan P3HT/ core research/wilayah


kerja

354

RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Berita Kegiatan Ristek, 2005. Litbangrap Iptek untuk Ketersediaan Energi
(Program 100 hari Kementrian Riset dan Teknologi).
Dimyati,D. S. E. Yuliani., Suyarno., A. Badrunasar. 2004. Pola Tanam Hutan
Rakyat di Jawa dalam rangka meningkatkan pendapatan petani. Info
Teknis Al-Basia, vol. 1 No. 4. 15 hlm
Fung, P. Y.H. 1983. Wood Energy Prospects. Dalam. Proceedings XVII IUFRO
World Congress, Kyoto.
Martawijaya, A., I. Kartasujana, K. Kadir dan S. A. Prawira. 1981. Atlas Kayu
Indonesia. Bagian I. Balai Penelitian Hasil Hutan, Bogor.
Rostiwati T, Y.Heryati, dan S.Bustomi, 2007. Review hasil litbang Kayu
Energi dan Turunannya. Pusat Litbang Hutan Tanaman. ISSN:978979-3819-29-7. Bogor.
Nurhayati, T. 1994. Kajian Konsumsi Energi Beberapa Jenis Produk Industri
Kayu. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, Vol. 12, no. 2 : 61 65.
Sadewa, P. Y. 2006. Kepercayaan Itu Mulai Terlihat. Kompas 3 April 2006.
Syachri, N. T., 1983. Nilai Kalor Beberapa Jenis Kayu Indonesia dan
Hubungannya dengan Berat Jenis. Laporan, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hasil Hutan:1 6.
----------------- dan Hartoyo., 1986. Peranan Lignin terhadap Nilai Kalor Kayu.
Lembaran Penelitian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan,
No. 26: 3 hlm
-----------------, 1987. Pemanfaatan Kayu Kurang Dikenal sebagai Sumber
Energi. Dalam. Prosiding Diskusi Pemanfaatan Kayu Kurang Dikenal,
13 14 Januari 1987, Bogor. Badan Litbang Kehutanan: 269 279.
Sylviani dan A. Widiarti. 2001. Penentuan Jenis Pohon Unggulan sebagai
Penghasil Kayu Bakar. Jurnal Sosial Ekonomi, Vol. 2, No. 2: 139 150.
Sudradjat, R. 1983. Beberapa Permasalahan Pembangunan Kebun Energi
untuk Penghara Industri dalam Proceeding Diskusi Industri Perkayuan,
10 11 Oktober, Jakarta. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil
Hutan: 95 98.
-----------------, 1983.
Karakteristik Kayu sebagai Bahan Energi. Dalam.
Proceeding Diskusi Industri Perkayuan, 10 11 Oktober, Jakarta. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan: 99 101.
Tim P3HH dan Sosek Kehutanan, 1999. Tekanan Konsumsi Kayu Bakar
di Beberapa Desa Padat Penduduk pada Lingkungan Hidup dan

Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu Energi

355

Kemungkinan Meringankannya. Analisis Survai. Buku I. Yayasan


Sarana Wanajaya, Bogor. 178 hlm
Widarmana, S. 1985. Teknologi Pemanfaatan Hutan Tanaman untuk Energi.
Dalam. Lokakarya Pembangunan Timber Estate, 29 31 Maret 1984,
Bogor. Fakultas Kehutanan IPB, Bogor: 401 505.

Lampiran 1. Kerangka Kerja Logis (KKL) Rencana Penelitian Integratif


(RPI) Pengelolaan Hutan Penghasil Kayu Energi Tahun
2010-2014.
Narasi
Tujuan
Menyediakan IPTEK
dan informasi
teknik silvikultur
jenis-jenis tanaman
kayu energi dalam
rangka mendukung
upaya nasional
untuk mewujudkan
kelestarian
sumberdaya hutan
dan sumberdaya
energi
Sasaran
1. Mendapatkan
teknik silvikultur
aplikatif jenis-jenis
tanaman kayu
energi

Indikator
Diperolehnya informasi
dan teknologi silvikultur
jenis-jenis tanaman kayu
energi yang tepat dan
aplikatif

Alat Verifikasi
Demplot
Publikasi ilmiah
Gelar teknologi
Infotek

Asumsi
Tersedianya sdm
daerah yang
memadai
Tersedianya sarana
dan prasarana
penelitian
Penelitian
berjalan secara
berkesinambungan

Diperolehnya teknik
Paket teknologi Data dan informasi
penyediaan bibit,
Makalah seminar
mudah didapat
penanaman (pola tanam)
Dana memadai
dan pemeliharaan yang
mudah dan tepat

2. Mendapatkan
teknik
silvikultur untuk
meningkatkan
produktivitas dan
nilai ekonomi jenisjenis tanaman kayu
energi

Diperolehnya
Paket teknologi Data dan informasi
teknik peningkatan
Makalah seminar
mudah didapat
produktivitas dan kualitas
Dana memadai
kayu energi

3. Terbangunnya
demplot jenis-jenis
tanaman kayu
energi

Terbangunnya demplotdemplot tanaman kayu


energi di beberapa
wilayah sebarannya

356

Paket teknologi Data dan informasi


Makalah seminar
mudah didapat
Dana memadai

RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014

Narasi

Indikator

Alat Verifikasi

Asumsi

Luaran
1. Paket informasi
Diperolehnya informasi Laporan tahunan Penelitian berjalan
persyaratan
tempat tumbuh
Konsep paket
sesuai PPTP dan
tempat tumbuh,
tanaman kayu energi
RPTP
informasi
pertumbuhan dan Diperolehnya informasi persyaratan
Tidak terjadi
tanaman kayu
tempat tumbuh,
pertumbuhan tanaman
kendala teknis dan
energi
pertumbuhan dan
kayu energi
administratif
tanaman kayu
Koordinasi/
energi
komunikasi pusat
dan daerah berjalan
baik
2. Paket IPTEK
produksi benih/
bibit bermutu
tanaman hutan
penghasil kayu
energi

Diperolehnya informasi Laporan tahunan


fenologi dan teknik
Konsep informasi
pemanenan (unduh)
dan teknologi
perbenihan dan
Diperolehnya
pembibitan
teknik seleksi dan
tanaman
penyimpanan biji
penghasil kayu
berkualitas
energi
Diperolehnya teknik
pembibitan KE
berkualitas

3. Paket Teknik
silvikultur jenis
tanaman kayu
energi

Diketahuinya teknik
Laporan tahunan
penyiapan lahan, pola
Konsep informasi
tanam dan pemeliharaan
dan teknik
untuk peningkatan
silvikultur
produktivitas
jenis tanaman
penghasil kayu
energi

4. Demplot Agroforestry tanaman


kayu energi jenis
setempat dan
jenis introduksi

Terbangunnya demplot
tanaman kayu energi

Laporan tahunan
demplot model
agroforestry tan.
penghasil kayu
energi

Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu Energi

357

Narasi

Indikator

Alat Verifikasi

Kegiatan
1.1. Pada tahun 2010-2014
1.2. Identifikasi persyaratan tumbuh
dan pertumbuhan Diketahuinya :
dan hasil jenis Persyaratan jenis-jenis Laporan/
jenis tanaman
kayu energi prioritas
publikasi infomasi
kayu energi
persyaratan
tumbuh;
pertumbuhan dan hasil
tanaman penghasil
Lap. /publikasi
kayu energi
infomasi
pertumbuhan dan
hasil kayu
RPI
PPTP
RPTP
ROP
RK
SPJ
Lap. Pelaksanaan
2.1. Teknik produksi
benih/bibit kayu
energi
2.1.1. Observasi
fenologi
dan teknik
pemanenan
(unduh);
2.1.2. Uji coba
seleksi dan
penyimpanan
biji berkualit
2.1.3. Uji coba teknik
pembibitan

3.1. Teknik dan pola


tanam serta
pemeliharaan
tanaman untuk
peningkatan
produktivitas
dan kualitas kayu
energi

358

Diperolehnya paket
IPTEK produksi benih/
bibit bermutu tanaman
penghasil kayu energi
Pada Tahun 2010-2012
Diiperolehnya
informasi fenologi dan
teknik pemanenan
(unduh)
Diperolehnya
teknik seleksi dan
penyimpanan biji
berkualitas
Diperolehnya teknik
pembibitan KE
berkualitas

Laporan/publikasi
paket infomasi
teknik produksi
benih/bibit
Laporan/
publikasi fenologi
dan teknik
pemanenan
Laporan/publikasi
teknik seleksi dan
penyimpanan biji
Laporan /publikasi
teknik pembibitan
RPI
PPTP
RPTP
ROP
RK
SPJ
Lap. Pelaksanaan

3.1. Diketahuinya teknik:


penanaman jenis Kayu
energi;
pemeliharaan jenis
Kayu energi pada
tahun 2010-2013

Laporan/publikasi
teknik penanaman,
pemeliharaan,
pemupukan

RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014

Asumsi

Peneliti, teknisi dan


petugas daerah
(PKL) memadai
Anggaran tepat
waktu
Sarana dan prasarana
penelitian tersedia
Koodinasi/
komunikasi pusat
dan daerah berjalan
baik

Peneliti, teknisi dan


petugas daerah
(PKL) memadai
Anggaran tepat
waktu
Sarpras penelitian
tersedia
Koodinasi/
komunikasi pusat
dan daerah berjalan
baik

sda

Narasi

Indikator

4.1. Pembangunan
demplot teknik
silvikultur
(pem-bibitan,
polatanam,
penanaman dan
pemeliharaan)
jenis-jenis
tanaman kayu
energi.

Alat Verifikasi

3 unit demplot
4.1. Terbangunnya
demplot jenis
tanaman kayu energ
pada tahun 2010-2014

Asumsi
sda

Lampiran 2. Matriks Kodefikasi dan Cakupan Kegiatan RPI


Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil Kayu Energi
ahun 2010-2014
Kodefikasi

8.1.1.2.

8.2.1.10.
8.2.1.10.
8.2.1.10.
8.2.1.10.

Kodefikasi
Cakupan
Kegiatan
RPI

Output
Kegiatan

8.1.

Luaran 1
Paket Informasi persyaratan tumbuh dan
pertumbuhan tananaman kayu energi

Kegiatan
8.1.1.

Kegiatan 1.1
Identifikasi persyaratan tumbuh dan
pertumbuhan dan hasil hutan tanaman
kayu energi
(Tahun 2010-2012)

8.2.

Luaran 2
Paket IPTEK Produksi benih/bibit
berrmutu tanaman hutan kayu energi

Kegiatan
8.2.1.

Kegiatan 2.1
Teknik produksi bibit kayu energi
(Tahun 2010-2012)
2.1.1. Observasi fenologi dan teknik
pemanenan (unduh)
2.1.2. Uji coba seleksi dan penyimpanan
biji berkualitas
2.1.3. Uji coba teknik pembibitan

8.3.

Luaran 3
Paket Teknik silvikultur jenis tanaman
kayu energi

PUSLITBANG/
UPT PELAKSANA

P3HT

BPTP Bogor

Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu Energi

359

Kodefikasi
Cakupan
Kegiatan
RPI

Kodefikasi
8.3.1.2
8.3.1.11
(8.3.1.13)

8.4.1.2.
(8.4.1.11)
(8.4.1.13)

Output
Kegiatan

PUSLITBANG/
UPT PELAKSANA

Kegiatan
8.3.1.

Kegiatan 3.1
Teknik dan pola tanam serta
pemeliharaan untuk peningkatan
produktivitas dan kualitas kayu energi
(Tahun 2010-2013)

8.4.

Luaran 4
Demplot agroforestry tanaman jenis
kayu energi jenis setempat dan jenis
introduksi

Kegiatan
8.4.1.

Kegiatan 4.1
Pembangunan demplot agroforestry
jenis tanaman kayu energi jenis setempat
dan jenis introduksi
(Tahun 2010-2014)

P3HT
BPK Ciamis
(BPK Mataram)

P3HT
(BPK Ciamis)
(BPK Mataram)

Keterangan: ( ) perbantuan terkait wilayah binaan P3HT dan wilayah kerja/core research

Lampiran 3. Daftar nama jenis pohon dari jenis kayu energi *)


No.

Nama latin

Riap

Densitas

Produksi
Energi

Nilai
kalor

m3/ha/th

(BJ)

GJ/ha/th

(cal/g)

Nama lokal

Acacia auriculiformis

Akasia

17.00

0.77

235.6

Acacia catechu

Akasia

15.00

1.05

283.5

Acacia decurens

Akasia

20.50

0.70

258.3

Acacia leucophloa

Pilang

20.50

0.70

258.3

7.322

7.262

Acer niveum Bl.

Ki Endog

Actinophora fragrans

Walikukun

Adentahera
microsperma

Segawa

0.80

6.628

Adina polycephala
Benth.

Nangi

0.89

6.651

Adinandra domusa
Miq.

Ranu

10

Agathis borneensis

Agathis

23.00

0.47

194.6

11

Agathis labilardieri

Agathis

12.50

0.47

105.8

12

Agathis palmestonii

Agathis

13.50

0.44

106.9

360

RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014

0.54
9.00

1.00

162

No.

Nama latin

Nama lokal

Riap

Densitas

Produksi
Energi

Nilai
kalor

m3/ha/th

(BJ)

GJ/ha/th

(cal/g)

13

Agathis robusta

Agathis

15.00

0.44

118.8

14

Agathis sp.

Damar

23.40

0.43

181.1

15

Paraserianthes
falcataria)

Jeungjing

30.00

0.44

16

Albizia lebbeck

Sengon

23.00

0.60

248.4

17

Albizia procera Benth.

Weru

25.00

0.67

301.5

18

Aleurites moluccana

Kemiri

34.10

0.35

214.8

19

Alstonia
pneumatophora

Pulai rawang

20

Alstonia spec.

Sipate

21

Altingia exelsa

Rasamala

22

Anisoptera spec.

Paru

23

Anthocephalus cinensis

Kadam

24

Artocarpusteysmanii
Miq.

Saling-saling

25

Bischofia japanica

Geronjing

26

Bruguiera gymnorrhiza

Kayu bakau

27

Buchanania
macrocarpa

Rengas burung

28

Calliandra calothyrsus

Kaliandra

29

Calophyllum soulattri

Batau

30

Camnosperma sp.

Terentang

237.6

0.34

5.612

0.56
13.00

0.70

7.341
163.8

0.59
25.00

0.38

7.403
171

0.38
9.00

0.74

7.382

7.657
119.9

0.94

32.00

0.67

5.999
385.9

0.54
35.00

0.36

7.612
226.8

31

Canarium denticulatum

Kituak

0.62

6.967

32

Canarium spec.

Kenari

0.53

7.109

33

Casia fistula

Klobor

34

Castanopsis argentea

Saninten

0.73

35

Castanopsis javanica

Kihiur

0.68

36

Castanopsis spec.

37

Casuarina equisetifolia

Cemara laut

12.00

0.70

151.2

38

C. cunninghamiana

Cemara

6.50

0.92

107.8

39

Casuarina
junghuhniana

Cemara
gunung

25.00

1.04

40

Cinamomum koordersii

Kadingek

10.00

0.90

162
7.658

0.67

468

0.38

Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu Energi

7.449

361

No.

Nama latin

Riap

Densitas

Produksi
Energi

Nilai
kalor

m3/ha/th

(BJ)

GJ/ha/th

(cal/g)

Nama lokal

41

Cleistanthus
myrianthus

Kakaduan

0.72

7.668

42

Cupressus lusitanica

Cemara tukung

27.50

0.47

232.7

43

Dalbergia latifolia

Sonokeling

24.90

0.84

376.5

44

Dalbergia sissoides
Grah.

Sonokeling

0.83

45

Dehaasia cuneata Bl.

Medang serai

0.77

46

Dillenia spec.

Simpur

0.84

47

Diospyros buxifolia
Hiern.

Sempur batu

0.90

7.220

48

Diospyros frutescens
Bl.

Merangus

0.77

6.112

49

Diospyros maritime Bl.

Geugeunteulan

0.70

7.009

50

Diospyros sp Bakh.

Eben

1.09

51

Dipterocarpus gracilis
Bl.

Minyak

0.73

6.494

52

Dipterocarpus spec.

Keruing

0.61

6.208

53

Dryobalanop spec.

Kapur

0.59

7.113

54

Dryobalanops
aromatica

Kapur

55

Durio carinatus Mast.

Durian bawang

0.58

7.534

56

Durio oxleyenus Griff.

Durian hutan

0.61

5.464

57

Dysoxylum densiflorum

Merempeng

0.71

58

Elaeocarpus sphaericus

Ganitri

0.49

59

Elmerillia spec.

Baros

0.61

34.50

0.80

7.309

496.8

60

Engelhardia spicata Bl.

Kihujan

61

Eucalyptus alba

Ampupu

8.00

0.97

139.7

62

Eucalyptus botryoides

Eukaliptus

25.00

0.66

297

63

Eucalyptus
camaludensis

Eukaliptus

20.00

0.77

64

Eucalyptus citriodora

Eukaliptus

15.00

0.92

256.7

65

Eucalyptus cloziana

Ekaliptus

24.50

0.85

374.9

66

Eucalyptus deglupta

Ekaliptus

32.00

0.60

345.6

362

RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014

0.46

277.2

No.

Nama latin

Nama lokal

Riap

Densitas

Produksi
Energi

Nilai
kalor

m3/ha/th

(BJ)

GJ/ha/th

(cal/g)

67

Eucalyptus fastigata

Ekaliptus

24.50

0.76

335.2

68

Eu. gamphocephala

Eukaliptus

11.50

0.86

178

69

Eucalyptus globulus

Eukaliptus

25.00

0.52

234

70

Eucalyptus grandis

Eukaliptus

17.00

0.52

159.1

71

Eucalyptus maculata

Ekaliptus

23.00

1.05

434.7

72

Eucalyptus maedenii

Eukaliptus

27.00

1.05

510.3

73

Eucalyptus microcorys

Eukaliptus

8.00

0.95

136.8

74

Eucalyptus nitens

Ekaliptus

29.00

0.63

328.9

75

Eucalyptus paniculata

Eukaliptus

13.50

0.87

211.4

76

Eucalyptus reginefera

Eukaliptus

11.00

0.78

154.4

77

Eucalyptus regrans

Eukaliptus

13.00

0.61

142.1

78

Eucalyptus robusta

Eukaliptus

21.00

0.75

283.5
261

79

Eucalyptus saligna

Eukaliptus

29.00

0.50

80

Eucalyptus
salmonephora

Eukaliptus

11.00

1.35

81

Eucalyptus umbellata

Eukaliptus

18.50

0.80

266.4

82

Eucalyptus urophylla

Ekaliptus

25.00

0.84

378

83

Eucalyptus viminalis

Eukaliptus

20.00

0.75

270

84

Eugenia cumini Druce.

Jambu

0.80

85

Eugenia polyantha
Wight.

Salam

0.64

86

Eugenia spec.

Jambu duhat

0.80

87

Eusideroxylon swageri

Ulin

1.04

88

Ganua motleyana
Pierre.

Sawo-sawo

0.56

6.353

89

Garcinia mangostana

Mamangguan

1.00

6.972

90

Geunsia pentadra
Merr.

Kihuut

0.65

91

Gordonia excelsa Bl.

Kimanjel

0.65

92

Grevillea robusta
A.Cunn.

Salamandar

0.62

93

Haplelubus celebicus

Bakata

0.64

7.417

94

Hopea gregaria V.SL.

Pantis

1.05

7.242

267.3

Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu Energi

7.621

363

No.

Nama latin

Riap

Densitas

Produksi
Energi

Nilai
kalor

m3/ha/th

(BJ)

GJ/ha/th

(cal/g)

Nama lokal

95

Hopea sangal Korth.

Cengal

0.70

7.177

96

Ilex pleiobrachiata
Loes.

Kibonteng

0.61

6.703

97

Instia palembanica Bl.

Merbau

0.79

7.168

98

Irvingia malayana Oliv.

Kulut

1.02

7.205

99

Koompasia malaccensis

Kempas

0.85

7.205

100

Lagerstroemia speciosa

Bungur

10.00

0.69

124.2

101

Leucaena leucocephala.

Lamtoro gung

21.00

0.82

310

102

Litsea angulata Bl.

Huru koneng

0.45

103

Litsea brachystachya

Ponto

0.45

5.993

104

Litsea firma Hook.f.

Huru koneng

0.56

7.436

105

Macaranga hypoleuca

Nangi

0.34

5.575

106

Macaranga maingayi

Mahang

0.39

107

Macaranga rhizinoides

Mara

0.39

108

Manglieta glauca Bl.

Manglid

0.41

109

Melaleuca
leucadendron

Gelam

110

Melaleuca
leucadendron

Gelam rawa

0.85

111

Melia dubia Cav.

Surian bawang

0.31

112

Michelia champaca

Cempaka

113

Nauclea orientalis L.

Gempol

0.58

114

Nephelium mutabila Bl.

Rambutan

0.91

115

Nyssa javanica Wang.

Hamirung

0.59

116

Ochanostachya
amentacea

Kataling

0.91

7.534

117

Palaquium spec.

Balam kresek

0.78

6.874

118

Peronema canescens

Sungkai

0.63

5.484

119

Persea spec.

Huru laut

0.70

120

Pinus canariensis

Pinus

13.00

0.55

128.7

121

Pinus caribea

Pinus

15.00

0.55

148.5

122

Pinus mercusiana

Pinus

13.00

0.52

121.7

364

RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014

14.00

13.00

0.60

0.60

151.2

4.418

6.224
140.4
7.333

No.
123

Nama latin
Pinus merkusii Jung.
et de

Riap

Densitas

Produksi
Energi

Nilai
kalor

m3/ha/th

(BJ)

GJ/ha/th

(cal/g)

Tusam

19.50

0.55

Nama lokal

179

124

Pinus oocarpa

Pinus

25.00

0.53

238.5

125

Pinus patula

Pinus

22.50

0.44

178.2

126

Pinus pinastar

Pinus

18.00

0.47

152.3

127

Pinus ponderosa

Pinus

22.50

0.45

210.6

128

Pinus pseodofolus

Pinus

22.50

0.45

182.2

129

Pinus radiata

Pinus

21.00

0.44

166.3

130

Pinus strobus

Pinus

20.00

0.43

154.8

131

Pinus taeda

Pinus

21.00

0.47

177.7

132

Planohonia valida Bl.

Pulat

0.80

133

Platea latifolia Bl.

Kedanca

0.43

134

Podocarpus amarus Bl.

Kimerak

0.50

135

Podocarpus neriifolius

Kitaji

0.60

136

Polyalthia spec.

Babak

137

Pometia spec.

Kasai

138

Pterocarpus indicus

Sonokembang

15.00

0.88

237.6

139

Pterocarpus javanicum

Bayur

13.00

0.62

145.1

140

Pygeum parviflorum

Kawoyang

0.53
1.00

7.008
0.80

5.249

141

Quercus lineate Bl.

Taritih

142

Quercus manadonensis

Pali

143

Quercus sundaica Bl.

Pasang jambe

0.58

144

Rademachera spec.

Padali

0.56

7.501

145

Rhodamnia cinerea
Jack.

Renyung

1.05

7.647

146

Samanea saman

Ki hujan

147

Sandoricum koetjape

Sentul

0.49

7.475

148

Santalum album Linn.

Cendana

0.84

6.969

149

Santiria celebica H.J.L.

Damak

0.54

150

Schima wallichii Korth.

Puspa

0.69

151

Sesbania grandiflora

Turi

7.533

30.00

15.00

0.51

0.46

275.4

6.678
124.2

Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu Energi

365

No.
152

Nama latin

Riap

Densitas

Produksi
Energi

Nilai
kalor

m3/ha/th

(BJ)

GJ/ha/th

(cal/g)

Nama lokal

Shorea palembanica
Miq.

Malebekan

0.55

5.340

153

Shorea spec.

Meranti

0.52

7.366

154

Shorea spec.

Meranti

0.59

7.212

155

Shorea teysmanniana

Meranti bunga

0.59

5.426

156

Sloanea sigun Szysz.

Kitebe

0.50

157

Spiraeopsis celebica Bl.

Damak

0.49

158

Sterculia spec.

Kepuh

159

Styrax benzoin Dryand.

Kemenyan

0.50

7.036

160

Tarrietia javanica Bl.

Teraling

0.74

7.036

7.167
6.778

161

Tectona grandis L.f.

jati

162

Terminalia catappa

Ketapang

0.70

163

Terminalia spec.

Jaha

0.64

164

Toona sureni Merr.

Suren

0.36

165

Trema orientalis L.

Kuray

0.36

166

Turpinia sphaerocarpa

Huru

0.45

167

Vitex pubescens Vahl.

Laban

0.88

30.00

0.40

7.058
216.6

6.925

7.220

Sumber : *) Dirjen LEB, 1991; Hartoyo dan Nurhayati, 1976. 1 M3 =12,5 Giga Joule
(GJ)

Lampiran 4. Status budidaya beberapa jenis tanaman kayu energi


(sebagai salah satu dasar pemilihan/prioritas jenis RPI Kayu
Energi)
NO.

JENIS

PEMULIAAN

Teknik budidaya Belum dikenal

Segawe
Adentahera
microsperma

366

PERBENIHAN

phenologi
pohon

RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014

SILV.

silv jenis

HAMA
PENYAKIT

BIOMETRIKA

Ident. jenis
hama dan
penyakit;

- Ident.
tempat
tumbuh;
- inventarisasi pertumbuhan
- Identif
sifat pohon;

PEMULIAAN

PERBENIHAN

SILV.

HAMA
PENYAKIT

BIOMETRIKA

NO.

JENIS

Nangi
Adina polycephala

Sda

Sda

Sda

sda

Ranu
Adinandra domusa

Sda

Sda

Sda

sda

Klobor?
Casia fistula

Sda

Sda

Sda

sda

Cemara
Casuarina
cunninghiniana

Sda

Sda

Sda

sda

Huru koneng
Litsea angulata

Sda

Sda

Sda

sda

Kepuh
Sterculia sp.

sda

sda

sda

sda

B.

Teknik Budidaya cukup dikenal

Akasia,
akor
Acacia
auriculiformis

- observ.
sumber
benih dan
karakteristik phn
penghasil
benih;
- kajian
phenologi
pohon
- percobaan
pembibitan.

- pola
tanam
campuran
dan monokultur
- jarak tanam
- Pemeliharan tan
(pendangir, pangkas dan
pemupukan .

- Ident.
jenis
hama dan
penyakit;
- pengendali-an
hama dan
penyakit

- ident.
tempat
tumbub
- invent.
pertumb.
- Ident.
sifat pohon
- peny.
model
pendugaan
hasil

Akasia
Acacia catechu

sda

sda

sda

sda

Pilang
Acacia leucophloa

sda

sda

sda

sda

Sengon
Albizia lebbeck

sda

sda

sda

sda

Weru
(Albizia procera

sda

sda

sda

sda

Cemara laut
Casuarina
equisetifolia

sda

sda

sda

sda

Cemara gunung
Casuarina
junghuhniana

sda

sda

sda

sda

Pengelolaan Hutan Tanaman Kayu Energi

367

NO.

JENIS

PEMULIAAN

PERBENIHAN

SILV.

HAMA
PENYAKIT

BIOMETRIKA

Jambu-jambuan
Eugenia sp

sda

sda

sda

sda

Bungur
Lagerstroemia
spec.

sda

sda

sda

sda

10

Gelam
Melaleuca
leucadendron

Sda

sda

sda

sda

11

Gelam rawa
M. leucadendron

sda

sda

sda

sda

12

Ketapang
Terminalia
catappa

sda

sda

sda

sda

Teknik Budidaya dikuasai

Kaliandra
(Calliandra
calothyrsus)

sda

sda

sda

- Ident.
jenis
hama dan
penyakit;
- pengendalian
hama dan
penyakit

- Ident.
tempat
tumbub
- invent.
pertumb.
- Ident. sifat
pohon
- peny. model pendugaan
hasil

Lamtorogung
(Leucaena
leucocephala).

sda

sda

sda

sda

Sda

Ki hujan (Samanea
saman)

sda

sda

sda

sda

Sda

Turi (Sesbania
grandiflora)

sdai

sdai

sdai

Turi

sda

368

RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014

Anda mungkin juga menyukai