RPI
Pengelolaan Hutan
Tanaman Kayu Energi
LEMBARPENGESAHAN
RENCANAPENELITIANINTEGRATIF
(RPI)
TAHUN20102014
PENGELOLAANHUTANTANAMAN
KAYUENERGI
Jakarta,Februari2010
DisetujuiOleh:
KepalaPusat,
Koordinator
Ir.SofwanBustomi,M.Si.
NIP.195211131977021002
Dr.BambangTrihartono,MF.
NIP.195610051982031006
Mengesahkan:
KepalaBadan,
Dr.Ir.TachrirFathoniM.Sc
NIP.195609291982021001
339
Daftar Isi
Lembar Pengesahan................................................................................. 339
Daftar Isi.....................................................................................................341
Daftar Gambar.......................................................................................... 342
Daftar Tabel.............................................................................................. 343
I. ABSTRAK.......................................................................................... 345
II. PENDAHULUAN............................................................................... 345
III. METODOLOGI..................................................................................349
IV.
V.
VI.
341
Daftar Gambar
Gambar 1. Alur pikir penelitian pengelolaaan hutan tanaman
penghasil kayu energi............................................................348
342
Daftar Tabel
Table 1. Rencana tata waktu kegiatan penelitian pengelolaan
hutan tanaman penghasil kayu energi tahun 2010-2014...........351
Table 2. Rencana lokasi kegiatan RPI Pengelolaan Hutan Tanaman
Penghasil Kayu Energi tahun 2010-2014.................................. 352
Table 3. Rencana biaya penelitian pengelolaan hutan tanaman
penghasil kayu energi Tahun 2010-20014................................. 353
Table 4. Daftar nama personal penelitian Pengelolaan Hutan Tanaman
Penghasil Kayu Energi tahun 2010-2014.................................... 354
343
I. ABSTRAK
Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan akan sumberdaya
energi. Kebutuhan energi semakin tinggi sejalan dengan meningkatnya taraf
kehidupan manusia dan meningkatnya populasi penduduk. Hal tersebut
menunjukkan bahwa tingkat konsumsi energi masyarakat dapat dijadikan
ukuran kemakmuran suatu bangsa. Semua menyadari kenaikan harga bahan
bakar minyak sejak tahun 2005 berdampak negatif terhadap daya beli konsumen.
Sudah saatnya negara Indonesia mulai memanfaatkan sumber energi asal
tumbuhan (bioenergi), karena Indonesia memiliki puluhan tumbuhan penghasil
minyak-lemak yang belum termanfaatkan dengan baik dengan kawasan darat
relatif amat luas dan teknologi produksi biodiesel relatif tak rumit. Perangkat
lunak dan kerasnya mudah dikembangkan dan dikuasai bangsa kita. Khusus untuk
energi pedesaan, kayu bakar merupakan energi konvensional yang cukup penting
peranannya dan dimasa datang permintaannya akan terus meningkat.
Namun, teknologi silvikulturnya sampai saat ini belum tergali dengan baik.
Oleh karena itu untuk mulai memanfaatkan sumber energi asal biomassa ini
khusus kayu bakar, teknik peningkatan produktivitas dan analisis ekonomi biaya
penanaman jenis kayu energi perlu diketahui dan dikuasai.
Kata kunci : bioenergi, teknologi silvikultur, produktivitas.
II. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia dengan berbagai keragaman dan kekayaan sumberdaya alam,
seyogyanya dapat memenuhi kebutuhan energi bagi seluruh kebutuhan
masyarakat. Tak dapat dipungkiri lagi, Indonesia sudah sedemikian banyak
mengeksploitasi berbagai barang tambang yang jumlahnya terbatas.
Berbagai bahan tambang seperti minyak bumi, gas bumi, batu bara dan
sebagainya memberikan kontribusi yang besar terhadap pemenuhan
kebutuhan energi di Indonesia. Akan tetapi keberadaan sumberdaya alam
tersebut tentu tidak dapat dijamin pemenuhannya dalam jangka waktu
yang panjang. Demikian pula halnya dengan keberadaannya pada tataran
kebutuhan global juga mengalami rentang waktu yang terbatas.
Sementara di sisi lain, pengelolaan sumberdaya alam terbaharukan
(renewable) masih belum optimal dipergunakan untuk menyediakan
kebutuhan energi. Pemanfaatan sumber daya ini memungkinkan untuk
mengelolanya dalam jangka waktu yang relatif panjang dibandingkan
dengan penggunaan minyak bumi dan bahan tambang sejenisnya. Terkait
345
dengan hal tersebut, maka hasil studi kelayakan di daerah beriklim sedang,
memberikan angka 96.000 ha tanaman konifer yang mempunyai riap 13
m3/ha/tahun untuk menyediakan bahan bakar bagi sistem pembangkit
listrik berkekuatan 400 megawatt, sedang di Australia suatu pabrik etanol
dapat menghasilkan 4.000 ton/hari dari tanaman Eucalyptus globulus seluas
740.000 ha dengan riap 24 m3/ha/tahun dengan daur 10 tahun (Fung, 1983).
Kayu bakar termasuk energi yang paling konvensional dan untuk
memanfaatkannya tidak memerlukan teknologi pengolahan. Walaupun
produksi dan konsumsi kayu bakar cukup tinggi, namun ternyata sebagian
besar bukan berasal kawasan hutan. Kayu bakar yang berasal dari kawasan
hutan hanya sekitar 6 % yaitu berupa rencek, limbah tebangan dan hasil
tanaman sela pada hutan produksi; sedangkan lebih dari 65 % berasal dari
luar kawasan sebesar ditanam hasil kegiatan penghijauan pada lahan milik,
lahan pekarangan, dan lahan umum (Rostiwati, Heryati dan Bustomi, 2007).
Pembangunan hutan tanaman penghasil kayu energi adalah salah satu
upaya pemanfaatan sumber energi secara lestari, yang pada sisi lain akan
mempunyai implikasi terhadap perpanjangan waktu habisnya sumber energi
fosil (Sudradjat, 1983), selanjutnya disebutkan pula bahwa suplai sumber
energi asal biomassa sebagai bahan subsitusi alternatif pengganti minyak
bumi pada waktu ini masih dilakukan secara tradisional yaitu diusahakan
sendiri-sendiri dan asal dapat memenuhi kebutuhan masing-masing kepala
keluarga.
Beberapa ahli menyatakan bahwa perkebunan kayu energi adalah
suatu konsep lama tetapi mungkin baru dapat dikembangkan pada abad
21. Hal tersebut disebabkan banyak permasalahan baik teknis maupun non
teknis yang belum sepenuhnya dikuasai. Oleh karena perangkat lunak dan
keras teknologi sumberdaya energi asal tanaman mudah dikembangkan
dan dikuasai (Soerawidjaja, 2006).
Dengan demikian, teknologi silvikultur hutan tanaman kayu energi
mutlak diperlukan untuk program subsitusi sumberdaya energi alternatif
yang dicanangkan oleh pemerintah akhir-akhir ini.
B. Rumusan Masalah
Peningkatan harga bahan bakar minyak (khususnya minyak tanah) tidak
sejalan dengan peningkatan daya beli masyarakat, sementara pertambahan
jumlah penduduk sekaligus akan meningkatkan pula kebutuhan masyarakat
akan bahan bakar/sumber energi. Kondisi ini menuntut pemenuhan
kebutuhan energi/bahan bakar dari sumber lain, dalam hal ini bahan bakar
biomassa (biofuel).
346
C. Hipotesis
Kebutuhan masyarakat akan sumber energi asal biomassa berupa kayu
bakar dapat dipenuhi melalui penguasaan teknologi silvikultur jenis-jenis
tanaman kayu energi bernilai ekonomi.
E. Luaran
1. Paket informasi persyaratan tempat tumbuh dan pertumbuhan jenis
tanaman kayu energi.
2. Paket IPTEK produksi benih/bibit bermutu tanaman hutan kayu energi.
3. Paket informasi teknik silvikultur untuk peningkatan produktivitas dan
nilai ekonomi jenis tanaman kayu energi.
347
F. Ruang Lingkup
Kegiatan penelitian ini berangkat dari pemenuhan kebutuhan
masyarakat akan bahan bakar dan biofuel asal biomassa dari jenisjenis pohon sumber energi yang mempunyai manfaat ganda serta
merupakan jenis lokal. Pemanfaatan jenis-jenis kayu sumber energi
tersebut membutuhkan teknologi silvikultur agar dapat digali potensi dan
ditingkatkan produktivitasnya sebagai jenis kayu bernilai ekonomi dan
memiliki kalor tinggi. Hal di atas, didasarkan atas alur pikir pada Gambar 1.
Gambar 1. Alur pikir penelitian pengelolaaan hutan tanaman penghasil kayu
energi
348
alternatif yaitu jenis pohon yang berdasarkan hasil studi yang telah
dilakukan mempunyai prospek untuk dapat dikembangkan karena
mempunyai kalor dan produksi tinggi, serta mudah dibudidayakan.
Untuk efisiensi dan efektivitas serta keberlangsungan penelitian, jenis
yang dipilih bukan jenis termasuk kayu untuk pertukangan dan industri
pulp.
Berdasarkan pertimbangan di muka, maka jenis pohon penghasil kayu
energi yang diteliti adalah : 1). Weru (Albizia procera), 2). Pilang (Acacia
leucophloa); 3). Akor (A.auriculiformis); dan 4). Kaliandra (Calliandra
calothyrsus).
2. Jenis Kegiatan
1. Identifikasi persyaratan tumbuh dan pertumbuhan serta hasil hutan
tanaman kayu energi;
2. Teknik produksi bibit kayu energi;
3. Teknik dan pola tanam serta pemeliharaan tanaman untuk peningkatan
produktivitas dan kualitas kayu energi;
4. Pembangunan demplot agroforestry tanaman kayu energi jenis
setempat dan jenis introduksi
III. METODOLOGI
Metode penelitian yang digunakan adalah observasi dan ekperimentasi.
Observasi yaitu pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan cara
survey dengan penerapan teknik penarikan contoh (sampling techniques).
Ekperimentasi yaitu kegiatan pengumpulan data berdasarkan rancangan
penelitian (experimental design) tertentu.
Penerapan kedua metode di atas, secara garis besar pada masingmasing kegiatan sebagaimana disebut pada Bab VI, dapat dijelaskan sebagai
berikut :
A. Identifikasi persyaratan tumbuh, pertumbuhan dan hasil jenisjenis tanaman kayu energi lokal
Untuk mendapatkan data persyaratan tumbuh dilakukan melalui
pengumpulan data/informasi daerah sebar, pustaka dan survai ke lapangan.
Identifikasi dilakukan terhadap sifat pohon dari jenis kayu energi dan kondisi
tempat tumbuh. Oleh karena hutan pada awalnya terbentuk sebagai hutan
alam karena faktor tanah (edaphic) dan iklim (climatic) dengan formasi
hutan tertentu yang spesifik (site spesific) yang dinyatakan sebagai
349
350
Kegiatan
Instansi/UPT
2010
2011
2012
2013
2014
P3HT Bogor
BTP Bogor
P3HT
BPK Ciamis
(BTP Bogor
BPK Mataram)*
P3HT Bogor
(BTP Bogor
BPK Ciamis
BPK Mataram)*
Koordinasi penelitian
P3HT Bogor
5.1.Program setter
5.2.Pengendalian penelitian
P3HT Bogor
P3HT Bogor
Keterangan: *) penugasan/ perbantuan terkait wilayah binaan P3HT dan wilayah kerja/core
research
351
V. RENCANA LOKASI
Lokasi yang dipilih untuk kegiatan penelitian Pengelolaan Hutan
Tanaman Penghasil Kayu Energi yaitu di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Nusa
Tenggara Barat. Rincian lokasi menurut jenis kegiatan tertera pada Tabel 2.
Table 2. Rencana lokasi kegiatan RPI Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil
Kayu Energi tahun 2010-2014
No.
Kegiatan
Lokasi kegiatan
4.
5.
NTB
352
Rp. 1000,No.
Kegiatan
4.
5.
2010
2011
2012
2013
2014
150.000
150.000
150.000
150.000
150.000
225.000
225.000
225.000
300.000
300.000
300.000
300.000
225.000
225.000
150.000
150.000
150.000
200.000
200.000
200.000
200.000
240.000
353
VII. ORGANISASI
Penelitian ini dilaksanakan oleh tim peneliti P3HT Bogor, dan UPT
terkait. UPT yang terlibat dalam kegiatan penelitian terdiri dari BPTP Bogor,
BPK Ciamis, BPK Solo, BPK Mataram dan BPK Kupang. Susunan personalia
yang terlibat pada masing-masing institusi tercantum pada Tabel 4.
Table 4. Daftar nama personal penelitian Pengelolaan Hutan Tanaman Penghasil
Kayu Energi tahun 2010 2014
No
1.
2.
3.
4.
Instansi/Nama
Pendidikan
Keahlian
Jabatan
P3HT, Bogor
Ir. Sofwan Bustomi, MSi
S2
Biometrika
Koordinator RPI
Ir. Harbagung
S1
Biometrika
S3
Silv/Pemuliaan
Tan.Hutan
S3
Silvikultur
Anggota Tim/
Penanggungjawab
Kegiatan
Anggota Tim/
Penanggungjawab
Kegiatan
Anggota Tim
S1
Biometrika
sda
Suyat
SPMA
Biometrika
Teknisi
Rukman
SPMA
Biometrika
Teknisi
Budi Setiawan
SMEA
Biometrika
Teknisi
S2
Silvikultur
S1
Silvikultur
Penanggungjawab
Kegiatan/Sub
Kegiatan
P.Jawab Sub Kgtn
S1
Silvikultur
Penanggungjawab
Sub Kegiatan
S2
Silvikultur
pm*)
S2
Sosek
Penanggungjawab
Kegiatan
Pm
S2/S1
Silvikultur
BPTP Bogor
BPK Ciamis
BPK Mataram
*)
pm
Penanggungjawab
Kegiatan
354
355
Indikator
Diperolehnya informasi
dan teknologi silvikultur
jenis-jenis tanaman kayu
energi yang tepat dan
aplikatif
Alat Verifikasi
Demplot
Publikasi ilmiah
Gelar teknologi
Infotek
Asumsi
Tersedianya sdm
daerah yang
memadai
Tersedianya sarana
dan prasarana
penelitian
Penelitian
berjalan secara
berkesinambungan
Diperolehnya teknik
Paket teknologi Data dan informasi
penyediaan bibit,
Makalah seminar
mudah didapat
penanaman (pola tanam)
Dana memadai
dan pemeliharaan yang
mudah dan tepat
2. Mendapatkan
teknik
silvikultur untuk
meningkatkan
produktivitas dan
nilai ekonomi jenisjenis tanaman kayu
energi
Diperolehnya
Paket teknologi Data dan informasi
teknik peningkatan
Makalah seminar
mudah didapat
produktivitas dan kualitas
Dana memadai
kayu energi
3. Terbangunnya
demplot jenis-jenis
tanaman kayu
energi
356
Narasi
Indikator
Alat Verifikasi
Asumsi
Luaran
1. Paket informasi
Diperolehnya informasi Laporan tahunan Penelitian berjalan
persyaratan
tempat tumbuh
Konsep paket
sesuai PPTP dan
tempat tumbuh,
tanaman kayu energi
RPTP
informasi
pertumbuhan dan Diperolehnya informasi persyaratan
Tidak terjadi
tanaman kayu
tempat tumbuh,
pertumbuhan tanaman
kendala teknis dan
energi
pertumbuhan dan
kayu energi
administratif
tanaman kayu
Koordinasi/
energi
komunikasi pusat
dan daerah berjalan
baik
2. Paket IPTEK
produksi benih/
bibit bermutu
tanaman hutan
penghasil kayu
energi
3. Paket Teknik
silvikultur jenis
tanaman kayu
energi
Diketahuinya teknik
Laporan tahunan
penyiapan lahan, pola
Konsep informasi
tanam dan pemeliharaan
dan teknik
untuk peningkatan
silvikultur
produktivitas
jenis tanaman
penghasil kayu
energi
Terbangunnya demplot
tanaman kayu energi
Laporan tahunan
demplot model
agroforestry tan.
penghasil kayu
energi
357
Narasi
Indikator
Alat Verifikasi
Kegiatan
1.1. Pada tahun 2010-2014
1.2. Identifikasi persyaratan tumbuh
dan pertumbuhan Diketahuinya :
dan hasil jenis Persyaratan jenis-jenis Laporan/
jenis tanaman
kayu energi prioritas
publikasi infomasi
kayu energi
persyaratan
tumbuh;
pertumbuhan dan hasil
tanaman penghasil
Lap. /publikasi
kayu energi
infomasi
pertumbuhan dan
hasil kayu
RPI
PPTP
RPTP
ROP
RK
SPJ
Lap. Pelaksanaan
2.1. Teknik produksi
benih/bibit kayu
energi
2.1.1. Observasi
fenologi
dan teknik
pemanenan
(unduh);
2.1.2. Uji coba
seleksi dan
penyimpanan
biji berkualit
2.1.3. Uji coba teknik
pembibitan
358
Diperolehnya paket
IPTEK produksi benih/
bibit bermutu tanaman
penghasil kayu energi
Pada Tahun 2010-2012
Diiperolehnya
informasi fenologi dan
teknik pemanenan
(unduh)
Diperolehnya
teknik seleksi dan
penyimpanan biji
berkualitas
Diperolehnya teknik
pembibitan KE
berkualitas
Laporan/publikasi
paket infomasi
teknik produksi
benih/bibit
Laporan/
publikasi fenologi
dan teknik
pemanenan
Laporan/publikasi
teknik seleksi dan
penyimpanan biji
Laporan /publikasi
teknik pembibitan
RPI
PPTP
RPTP
ROP
RK
SPJ
Lap. Pelaksanaan
Laporan/publikasi
teknik penanaman,
pemeliharaan,
pemupukan
Asumsi
sda
Narasi
Indikator
4.1. Pembangunan
demplot teknik
silvikultur
(pem-bibitan,
polatanam,
penanaman dan
pemeliharaan)
jenis-jenis
tanaman kayu
energi.
Alat Verifikasi
3 unit demplot
4.1. Terbangunnya
demplot jenis
tanaman kayu energ
pada tahun 2010-2014
Asumsi
sda
8.1.1.2.
8.2.1.10.
8.2.1.10.
8.2.1.10.
8.2.1.10.
Kodefikasi
Cakupan
Kegiatan
RPI
Output
Kegiatan
8.1.
Luaran 1
Paket Informasi persyaratan tumbuh dan
pertumbuhan tananaman kayu energi
Kegiatan
8.1.1.
Kegiatan 1.1
Identifikasi persyaratan tumbuh dan
pertumbuhan dan hasil hutan tanaman
kayu energi
(Tahun 2010-2012)
8.2.
Luaran 2
Paket IPTEK Produksi benih/bibit
berrmutu tanaman hutan kayu energi
Kegiatan
8.2.1.
Kegiatan 2.1
Teknik produksi bibit kayu energi
(Tahun 2010-2012)
2.1.1. Observasi fenologi dan teknik
pemanenan (unduh)
2.1.2. Uji coba seleksi dan penyimpanan
biji berkualitas
2.1.3. Uji coba teknik pembibitan
8.3.
Luaran 3
Paket Teknik silvikultur jenis tanaman
kayu energi
PUSLITBANG/
UPT PELAKSANA
P3HT
BPTP Bogor
359
Kodefikasi
Cakupan
Kegiatan
RPI
Kodefikasi
8.3.1.2
8.3.1.11
(8.3.1.13)
8.4.1.2.
(8.4.1.11)
(8.4.1.13)
Output
Kegiatan
PUSLITBANG/
UPT PELAKSANA
Kegiatan
8.3.1.
Kegiatan 3.1
Teknik dan pola tanam serta
pemeliharaan untuk peningkatan
produktivitas dan kualitas kayu energi
(Tahun 2010-2013)
8.4.
Luaran 4
Demplot agroforestry tanaman jenis
kayu energi jenis setempat dan jenis
introduksi
Kegiatan
8.4.1.
Kegiatan 4.1
Pembangunan demplot agroforestry
jenis tanaman kayu energi jenis setempat
dan jenis introduksi
(Tahun 2010-2014)
P3HT
BPK Ciamis
(BPK Mataram)
P3HT
(BPK Ciamis)
(BPK Mataram)
Keterangan: ( ) perbantuan terkait wilayah binaan P3HT dan wilayah kerja/core research
Nama latin
Riap
Densitas
Produksi
Energi
Nilai
kalor
m3/ha/th
(BJ)
GJ/ha/th
(cal/g)
Nama lokal
Acacia auriculiformis
Akasia
17.00
0.77
235.6
Acacia catechu
Akasia
15.00
1.05
283.5
Acacia decurens
Akasia
20.50
0.70
258.3
Acacia leucophloa
Pilang
20.50
0.70
258.3
7.322
7.262
Ki Endog
Actinophora fragrans
Walikukun
Adentahera
microsperma
Segawa
0.80
6.628
Adina polycephala
Benth.
Nangi
0.89
6.651
Adinandra domusa
Miq.
Ranu
10
Agathis borneensis
Agathis
23.00
0.47
194.6
11
Agathis labilardieri
Agathis
12.50
0.47
105.8
12
Agathis palmestonii
Agathis
13.50
0.44
106.9
360
0.54
9.00
1.00
162
No.
Nama latin
Nama lokal
Riap
Densitas
Produksi
Energi
Nilai
kalor
m3/ha/th
(BJ)
GJ/ha/th
(cal/g)
13
Agathis robusta
Agathis
15.00
0.44
118.8
14
Agathis sp.
Damar
23.40
0.43
181.1
15
Paraserianthes
falcataria)
Jeungjing
30.00
0.44
16
Albizia lebbeck
Sengon
23.00
0.60
248.4
17
Weru
25.00
0.67
301.5
18
Aleurites moluccana
Kemiri
34.10
0.35
214.8
19
Alstonia
pneumatophora
Pulai rawang
20
Alstonia spec.
Sipate
21
Altingia exelsa
Rasamala
22
Anisoptera spec.
Paru
23
Anthocephalus cinensis
Kadam
24
Artocarpusteysmanii
Miq.
Saling-saling
25
Bischofia japanica
Geronjing
26
Bruguiera gymnorrhiza
Kayu bakau
27
Buchanania
macrocarpa
Rengas burung
28
Calliandra calothyrsus
Kaliandra
29
Calophyllum soulattri
Batau
30
Camnosperma sp.
Terentang
237.6
0.34
5.612
0.56
13.00
0.70
7.341
163.8
0.59
25.00
0.38
7.403
171
0.38
9.00
0.74
7.382
7.657
119.9
0.94
32.00
0.67
5.999
385.9
0.54
35.00
0.36
7.612
226.8
31
Canarium denticulatum
Kituak
0.62
6.967
32
Canarium spec.
Kenari
0.53
7.109
33
Casia fistula
Klobor
34
Castanopsis argentea
Saninten
0.73
35
Castanopsis javanica
Kihiur
0.68
36
Castanopsis spec.
37
Casuarina equisetifolia
Cemara laut
12.00
0.70
151.2
38
C. cunninghamiana
Cemara
6.50
0.92
107.8
39
Casuarina
junghuhniana
Cemara
gunung
25.00
1.04
40
Cinamomum koordersii
Kadingek
10.00
0.90
162
7.658
0.67
468
0.38
7.449
361
No.
Nama latin
Riap
Densitas
Produksi
Energi
Nilai
kalor
m3/ha/th
(BJ)
GJ/ha/th
(cal/g)
Nama lokal
41
Cleistanthus
myrianthus
Kakaduan
0.72
7.668
42
Cupressus lusitanica
Cemara tukung
27.50
0.47
232.7
43
Dalbergia latifolia
Sonokeling
24.90
0.84
376.5
44
Dalbergia sissoides
Grah.
Sonokeling
0.83
45
Medang serai
0.77
46
Dillenia spec.
Simpur
0.84
47
Diospyros buxifolia
Hiern.
Sempur batu
0.90
7.220
48
Diospyros frutescens
Bl.
Merangus
0.77
6.112
49
Geugeunteulan
0.70
7.009
50
Diospyros sp Bakh.
Eben
1.09
51
Dipterocarpus gracilis
Bl.
Minyak
0.73
6.494
52
Dipterocarpus spec.
Keruing
0.61
6.208
53
Dryobalanop spec.
Kapur
0.59
7.113
54
Dryobalanops
aromatica
Kapur
55
Durian bawang
0.58
7.534
56
Durian hutan
0.61
5.464
57
Dysoxylum densiflorum
Merempeng
0.71
58
Elaeocarpus sphaericus
Ganitri
0.49
59
Elmerillia spec.
Baros
0.61
34.50
0.80
7.309
496.8
60
Kihujan
61
Eucalyptus alba
Ampupu
8.00
0.97
139.7
62
Eucalyptus botryoides
Eukaliptus
25.00
0.66
297
63
Eucalyptus
camaludensis
Eukaliptus
20.00
0.77
64
Eucalyptus citriodora
Eukaliptus
15.00
0.92
256.7
65
Eucalyptus cloziana
Ekaliptus
24.50
0.85
374.9
66
Eucalyptus deglupta
Ekaliptus
32.00
0.60
345.6
362
0.46
277.2
No.
Nama latin
Nama lokal
Riap
Densitas
Produksi
Energi
Nilai
kalor
m3/ha/th
(BJ)
GJ/ha/th
(cal/g)
67
Eucalyptus fastigata
Ekaliptus
24.50
0.76
335.2
68
Eu. gamphocephala
Eukaliptus
11.50
0.86
178
69
Eucalyptus globulus
Eukaliptus
25.00
0.52
234
70
Eucalyptus grandis
Eukaliptus
17.00
0.52
159.1
71
Eucalyptus maculata
Ekaliptus
23.00
1.05
434.7
72
Eucalyptus maedenii
Eukaliptus
27.00
1.05
510.3
73
Eucalyptus microcorys
Eukaliptus
8.00
0.95
136.8
74
Eucalyptus nitens
Ekaliptus
29.00
0.63
328.9
75
Eucalyptus paniculata
Eukaliptus
13.50
0.87
211.4
76
Eucalyptus reginefera
Eukaliptus
11.00
0.78
154.4
77
Eucalyptus regrans
Eukaliptus
13.00
0.61
142.1
78
Eucalyptus robusta
Eukaliptus
21.00
0.75
283.5
261
79
Eucalyptus saligna
Eukaliptus
29.00
0.50
80
Eucalyptus
salmonephora
Eukaliptus
11.00
1.35
81
Eucalyptus umbellata
Eukaliptus
18.50
0.80
266.4
82
Eucalyptus urophylla
Ekaliptus
25.00
0.84
378
83
Eucalyptus viminalis
Eukaliptus
20.00
0.75
270
84
Jambu
0.80
85
Eugenia polyantha
Wight.
Salam
0.64
86
Eugenia spec.
Jambu duhat
0.80
87
Eusideroxylon swageri
Ulin
1.04
88
Ganua motleyana
Pierre.
Sawo-sawo
0.56
6.353
89
Garcinia mangostana
Mamangguan
1.00
6.972
90
Geunsia pentadra
Merr.
Kihuut
0.65
91
Kimanjel
0.65
92
Grevillea robusta
A.Cunn.
Salamandar
0.62
93
Haplelubus celebicus
Bakata
0.64
7.417
94
Pantis
1.05
7.242
267.3
7.621
363
No.
Nama latin
Riap
Densitas
Produksi
Energi
Nilai
kalor
m3/ha/th
(BJ)
GJ/ha/th
(cal/g)
Nama lokal
95
Cengal
0.70
7.177
96
Ilex pleiobrachiata
Loes.
Kibonteng
0.61
6.703
97
Merbau
0.79
7.168
98
Kulut
1.02
7.205
99
Koompasia malaccensis
Kempas
0.85
7.205
100
Lagerstroemia speciosa
Bungur
10.00
0.69
124.2
101
Leucaena leucocephala.
Lamtoro gung
21.00
0.82
310
102
Huru koneng
0.45
103
Litsea brachystachya
Ponto
0.45
5.993
104
Huru koneng
0.56
7.436
105
Macaranga hypoleuca
Nangi
0.34
5.575
106
Macaranga maingayi
Mahang
0.39
107
Macaranga rhizinoides
Mara
0.39
108
Manglid
0.41
109
Melaleuca
leucadendron
Gelam
110
Melaleuca
leucadendron
Gelam rawa
0.85
111
Surian bawang
0.31
112
Michelia champaca
Cempaka
113
Nauclea orientalis L.
Gempol
0.58
114
Rambutan
0.91
115
Hamirung
0.59
116
Ochanostachya
amentacea
Kataling
0.91
7.534
117
Palaquium spec.
Balam kresek
0.78
6.874
118
Peronema canescens
Sungkai
0.63
5.484
119
Persea spec.
Huru laut
0.70
120
Pinus canariensis
Pinus
13.00
0.55
128.7
121
Pinus caribea
Pinus
15.00
0.55
148.5
122
Pinus mercusiana
Pinus
13.00
0.52
121.7
364
14.00
13.00
0.60
0.60
151.2
4.418
6.224
140.4
7.333
No.
123
Nama latin
Pinus merkusii Jung.
et de
Riap
Densitas
Produksi
Energi
Nilai
kalor
m3/ha/th
(BJ)
GJ/ha/th
(cal/g)
Tusam
19.50
0.55
Nama lokal
179
124
Pinus oocarpa
Pinus
25.00
0.53
238.5
125
Pinus patula
Pinus
22.50
0.44
178.2
126
Pinus pinastar
Pinus
18.00
0.47
152.3
127
Pinus ponderosa
Pinus
22.50
0.45
210.6
128
Pinus pseodofolus
Pinus
22.50
0.45
182.2
129
Pinus radiata
Pinus
21.00
0.44
166.3
130
Pinus strobus
Pinus
20.00
0.43
154.8
131
Pinus taeda
Pinus
21.00
0.47
177.7
132
Pulat
0.80
133
Kedanca
0.43
134
Kimerak
0.50
135
Podocarpus neriifolius
Kitaji
0.60
136
Polyalthia spec.
Babak
137
Pometia spec.
Kasai
138
Pterocarpus indicus
Sonokembang
15.00
0.88
237.6
139
Pterocarpus javanicum
Bayur
13.00
0.62
145.1
140
Pygeum parviflorum
Kawoyang
0.53
1.00
7.008
0.80
5.249
141
Taritih
142
Quercus manadonensis
Pali
143
Pasang jambe
0.58
144
Rademachera spec.
Padali
0.56
7.501
145
Rhodamnia cinerea
Jack.
Renyung
1.05
7.647
146
Samanea saman
Ki hujan
147
Sandoricum koetjape
Sentul
0.49
7.475
148
Cendana
0.84
6.969
149
Damak
0.54
150
Puspa
0.69
151
Sesbania grandiflora
Turi
7.533
30.00
15.00
0.51
0.46
275.4
6.678
124.2
365
No.
152
Nama latin
Riap
Densitas
Produksi
Energi
Nilai
kalor
m3/ha/th
(BJ)
GJ/ha/th
(cal/g)
Nama lokal
Shorea palembanica
Miq.
Malebekan
0.55
5.340
153
Shorea spec.
Meranti
0.52
7.366
154
Shorea spec.
Meranti
0.59
7.212
155
Shorea teysmanniana
Meranti bunga
0.59
5.426
156
Kitebe
0.50
157
Damak
0.49
158
Sterculia spec.
Kepuh
159
Kemenyan
0.50
7.036
160
Teraling
0.74
7.036
7.167
6.778
161
jati
162
Terminalia catappa
Ketapang
0.70
163
Terminalia spec.
Jaha
0.64
164
Suren
0.36
165
Trema orientalis L.
Kuray
0.36
166
Turpinia sphaerocarpa
Huru
0.45
167
Laban
0.88
30.00
0.40
7.058
216.6
6.925
7.220
Sumber : *) Dirjen LEB, 1991; Hartoyo dan Nurhayati, 1976. 1 M3 =12,5 Giga Joule
(GJ)
JENIS
PEMULIAAN
Segawe
Adentahera
microsperma
366
PERBENIHAN
phenologi
pohon
SILV.
silv jenis
HAMA
PENYAKIT
BIOMETRIKA
Ident. jenis
hama dan
penyakit;
- Ident.
tempat
tumbuh;
- inventarisasi pertumbuhan
- Identif
sifat pohon;
PEMULIAAN
PERBENIHAN
SILV.
HAMA
PENYAKIT
BIOMETRIKA
NO.
JENIS
Nangi
Adina polycephala
Sda
Sda
Sda
sda
Ranu
Adinandra domusa
Sda
Sda
Sda
sda
Klobor?
Casia fistula
Sda
Sda
Sda
sda
Cemara
Casuarina
cunninghiniana
Sda
Sda
Sda
sda
Huru koneng
Litsea angulata
Sda
Sda
Sda
sda
Kepuh
Sterculia sp.
sda
sda
sda
sda
B.
Akasia,
akor
Acacia
auriculiformis
- observ.
sumber
benih dan
karakteristik phn
penghasil
benih;
- kajian
phenologi
pohon
- percobaan
pembibitan.
- pola
tanam
campuran
dan monokultur
- jarak tanam
- Pemeliharan tan
(pendangir, pangkas dan
pemupukan .
- Ident.
jenis
hama dan
penyakit;
- pengendali-an
hama dan
penyakit
- ident.
tempat
tumbub
- invent.
pertumb.
- Ident.
sifat pohon
- peny.
model
pendugaan
hasil
Akasia
Acacia catechu
sda
sda
sda
sda
Pilang
Acacia leucophloa
sda
sda
sda
sda
Sengon
Albizia lebbeck
sda
sda
sda
sda
Weru
(Albizia procera
sda
sda
sda
sda
Cemara laut
Casuarina
equisetifolia
sda
sda
sda
sda
Cemara gunung
Casuarina
junghuhniana
sda
sda
sda
sda
367
NO.
JENIS
PEMULIAAN
PERBENIHAN
SILV.
HAMA
PENYAKIT
BIOMETRIKA
Jambu-jambuan
Eugenia sp
sda
sda
sda
sda
Bungur
Lagerstroemia
spec.
sda
sda
sda
sda
10
Gelam
Melaleuca
leucadendron
Sda
sda
sda
sda
11
Gelam rawa
M. leucadendron
sda
sda
sda
sda
12
Ketapang
Terminalia
catappa
sda
sda
sda
sda
Kaliandra
(Calliandra
calothyrsus)
sda
sda
sda
- Ident.
jenis
hama dan
penyakit;
- pengendalian
hama dan
penyakit
- Ident.
tempat
tumbub
- invent.
pertumb.
- Ident. sifat
pohon
- peny. model pendugaan
hasil
Lamtorogung
(Leucaena
leucocephala).
sda
sda
sda
sda
Sda
Ki hujan (Samanea
saman)
sda
sda
sda
sda
Sda
Turi (Sesbania
grandiflora)
sdai
sdai
sdai
Turi
sda
368