Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dengan ini saya menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir (TA) saya dengan judul
Pengembangan Ekowisata Alam di Taman Wisata Alam (TWA) Kawah
Kamojang, Kabupaten Bandung adalah benar-benar karya saya sendiri dengan
arahan komisi pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah
pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir
laporan ini.
ABSTRAK
FRIEDMAN CARLYO MANALU. J3B110026. 2013. Pengembangan
Ekowisata Alam di Taman Wisata Alam Kawah Kamojang Kabupaten Bandung.
Dibimbing oleh SYARIF INDRA SURYA PURNAMA.
Kegiatan Tugas Akhir (TA) telah dilakukan di Taman Wisata Alam (TWA)
Kawah kamojang pada bulan Febuari sampai Mei 2013. Pengumpulan data
sumberdaya wisata dilakukan melalui observasi, kuisioner, studi literatur dan
komunikasi langsung bersama pengelola serta masyarakat sekitar Taman Wisata
Alam Kawah Kamojang. Potensi sumberdaya wisata yang terdapat di Taman
Wisata Alam Kawah Kamojang adalah sumberdaya ekowisata berupa kawah,
panorama alam, sumber air panas, ekosistem hutan. Seluruh sumberdaya wisata
yang terdapat di Taman Wisata Alam Kawah Kamojang dapat dijadikan sebagai
atraksi wisata yang menarik bagi wisatawan. Program ekowisata alam yang akan
dirancang untuk wisatawan memiliki konsep wisata pendidikan alam, wisata
pendidikan lingkungan dan wisata kesehatan, meliputi program ekowisata harian
Jemari Kamojang (Jelajah Alam Rimba Kamojang) dan RELASI (Rekreasi
Lanjut Usia Sehat dan Berenergi), serta program ekowisata bermalam, yaitu
CloWin (Closed with Nature).
Kata Kunci: Taman Wisata Alam Kawah Kamojang, Potensi Sumberdaya Wisata,
Program Ekowisata, Lanjut Usia
ABSTRACT
FRIEDMAN CARLYO MANALU. J3B110026. 2013. Development of Nature
Ecotourism in Natural Park Kamojang Crater at Bandung District. Under
Direction by SYARIF INDRA SURYA PURNAMA.
Final task activities has been done in the Natural Park Kamojang Crater in
February to May 2013. Data was collected through observation tourist resources,
questionnaires, literature and direct communication with managers and the public
about the Nature Park Crater Kamojang. Tourist resource potential contained in
the Natural Park Kamojang crater is a crater ecotourism resources, scenery, hot
springs, forest ecosystems. The entire tourist resources contained in the Natural
Park Crater Kamojang can serve as an attractive tourist attraction for tourists.
Natural ecotourism program designed for tourists have the concept of nature
education tourism, environmental education tourism and health tourism, includes
daily ecotourism program are "Jemari Kamojang" (Kamojang Forest Adventure)
and "RELASI" (Old People Recreation Healthy and Energized), as well as
overnight ecotourism program is "CloWin" (Closed with Nature).
Keywords: Nature Park Kamojang Crater, Resource Potential Tourism,
Ecotourism Program, Old People
RINGKASAN
Nama
NIM
:
:
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun Laporan Kegiatan
Tugas Akhir dengan judul Pengembangan Ekowisata Alam di Taman Wisata
Alam Kawah Kamojang, Kabupaten Bandung. Laporan Kegiatan Tugas akhir
ini merupakan tahap akhir setelah pelaksanaan kegiatan Tugas Akhir.
Tugas Akhir adalah salah satu syarat lulus bagi mahasiswa tingkat akhir di
Program Diploma untuk memperoleh gelar Ahli Madya. Pelaksanaan kegiatan
Tugas Akhir (TA) dilaksanakan setelah pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
(PKL). Lama waktu pelaksanaan TA adalah selama 30 hari di TWA Kawah
Kamojang.
Pelaksanaan Tugas Akhir dilakukan dengan cara berusaha mengidentifikasi
potensi-potensi alam yang terdapat di TWA Kawah Kamojang. Hasil identifikasi
tersebut selanjutnya dirancang menjadi kegiatan ekowisata pada TWA Kawah
Kamojang. Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat menjadi bahan acuan dan
pertimbangan bagi pengelola Taman Wisata Alam Kawah Kamojang, Balai Besar
Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Jawa Barat, serta berbagai pihak yang
berkepentingan untuk merencanakan ekowisata di TWA Kawah Kamojang
sehingga menjadi destinasi ekowisata yang berkembang.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan kegiatan ini masih
terdapat kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak
yang telah membaca laporan kegiatan ini sebagai bahan pengetahuan bagi penulis
agar dapat meningkatkan kemampuan penulis dalam menyusun laporan kegiatan
dimasa yang akan datang.
87
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan Tugas Akhir (TA) ini dengan baik. Ucapan terima kasih disampaikan
kepada Helianthi Dewi, SHut, MSi selaku Koordinator Program Keahlian
Ekowisata, Program Diploma, Institut Pertanian Bogor, serta kepada Syarif Indra
Surya Purnama, SHut, MSi selaku pembimbing yang telah memberikan arahan,
kritik, saran dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan TA.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada seluruh dosen Program Keahlian
Ekowisata yang telah memberikan banyak pengalaman dan pembelajaran, serta
ilmu yang bermanfaat bagi penulis. Ucapan terima kasih tidak lupa disampaikan
kepada seluruh asisten Program Keahlian Ekowisata yang telah memberikan
arahan, dukungan dan semangat, serta membantu dalam penulisan laporan TA.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Kepala Balai Besar Konservasi
Sumberdaya Alam (BBKSDA) Jawa Barat yang telah memberikan rekomendasi
kepada penulis untuk melaksanakan kegiatan PKL dan TA di TWA Kawah
Kamojang, Kepala Seksi Konservasi Sumberdaya Alam (KSDA) Garut yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan kegiatan PKL dan TA di
TWA Kawah Kamojang, serta Bapak Oca Mulyana beserta keluarga selaku
Petugas Pajak Negara Bukan Pangan (PNBP) yang telah memberikan izin dan
membimbing, serta memberikan fasilitas dan akomodasi kepada penulis dalam
melaksanakan kegiatan PKL dan TA di TWA Kawah Kamojang. Ucapan terima
kasih tidak lupa disampaikan kepada Bapak Benny, Bapak Hendi dan Bapak
Adang beserta Mitra KSDA diTWA Kawah Kamojang lainnya, serta Bapak
Kisman, Bapak Asep, Bapak Dodon, Bapak Walim, Bapak Teja dan Bapak Saijo
beserta keluarga besar Polisi Hutan (POLHUT) Resort Kamojang lainnya yang
telah meluangkan waktu untuk mendampingi dan berdiskusi, serta memberikan
ilmu dan informasi kepada penulis selama melaksanakan TA di TWA Kawah
Kamojang.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada rekan-rekan tim PKL-TA Garut
dan Tasikmalaya, yaitu Adam Rakhadifa, Denny Sofyan, Afrodita Indayana,
Mukhlis Julianda Situmorang, Dida Nugraha, M. Nurahim dan Nita Fonitasari
yang telah bersama-sama membagi suka dan duka selama berada di lapangan.
Ucapan terima kasih tidak lupa disampaikan kepada rekan-rekan Ekowisata 47
yang telah memberikan arti kekompakan, suka dan duka, serta semangat kepada
penulis, rekan-rekan Ekowisata 46, 48 dan 49, Keluarga Mahasiswa Batak
Diploma (KMBD) IPB, keluarga besar Forum Mahasiswa Kristen (FMK) IPB,
keluarga besar Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) cabang Bogor,
serta rekan-rekan terbaik di Bogor atas motivasi, kepedulian, rasa kekeluargaan,
solidaritas dan canda tawa yang telah mewarnai hari-hari penulis selama kuliah di
Program Keahlian Ekowisata, Program Diploma, Institut Pertanian Bogor.
89
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
1.4 Kerangka Pemikiran
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Taman Wisata Alam
2.2 Ekowisata
2.3 Wisata Alam
2.4 Wisatawan
2.5 Presepsi
2.6 Motivasi
2.7 Penawaran dan Permintaan Wisata
2.8 Sumberdaya Wisata
2.9 Potensi, Daya Tarik dan Aktrasi Wisata
2.10 Pengembangan
2.11 Program Wisata
2.12 Fasilitas, Sarana dan Prasarana
2.13 Desain
3. KONDISI UMUM
3.1 Kondisi Fisik
3.1.1 Letak dan Luas
3.1.1 Geologi, Tanah dan Topografi
3.1.1 Iklim dan Curah Hujan
3.1.1 Hidrologi
3.2 Kondisi Biotik
3.2.1 Keanekaragaman Flora
3.2.2 Keanekaragaman Fauna
3.3 Kondisi Sosial Masyarakat
3.3.1 Demografi
3.3.2 Mata Pencaharian
3.3.3 Pendidikan
3.3.4 Agama dan Adat Istiadat
3.4 Sejarah dan Status Kepemilikan
3.5 Pengelolaan
3.5.1 Pembagian Wilayah Kelola
3.5.1 Pembagian Kerja Pengelola
3.6 Potensi Kegiatan Wisata
3.7 Aksesibilitas
4. METODE PRAKTEK
4.1 Waktu dan Lokasi
4.2 Alat dan Bahan
4.3 Tahapan Kegiatan
i
v
vi
viii
1
1
1
2
3
4
4
4
5
5
6
6
7
7
7
8
9
9
10
13
13
13
14
15
15
16
16
16
16
16
16
17
17
18
18
18
20
21
22
23
23
23
24
24
24
24
25
26
26
28
28
29
29
29
31
31
31
32
42
44
45
45
46
47
47
48
48
49
51
51
52
53
53
54
55
55
56
57
57
57
58
59
67
69
70
78
78
91
80
80
81
82
DAFTAR TABEL
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Halaman
Jumlah dan Kepadatan Masyarakat Sekitar
Mata Pencaharian Penduduk Sekitar
Tingkat Pendidikan Masyarakat Sekitar
Kondisi Agama Masyarakat Sekitar
Tata Waktu Pelaksanaan
Alat dan Bahan
Data yang Dikumpulkan
Jenis-Jenis Mamalia di TWA Kawah Kamojang
Jenis-Jenis Burung di TWA Kawah Kamojang
Jenis-Jenis Reptil di TWA Kawah Kamojang
Jenis-Jenis Amfibi di TWA Kawah Kamojang
Jenis-Jenis Pohon yang Tumbuh di TWA Kawah Kamojang
Jenis-Jenis Tumbuhan Bawah di TWA Kawah Kamojang
Jenis-Jenis Epifit di TWA Kawah Kamojang
Jenis-Jenis Liana di TWA Kawah Kamojang
Jenis-Jenis Tumbuhan Obat di TWA Kawah Kamojang
Kawah-Kawah di TWA Kawah Kamojang
Hasil Penilaian Potensi Sumberdaya Ekowisata
Rancangan Pengembangan Kegiatan Ekowisata Alam
Intenerary Program Jemari Kamojang
Intenerary Program RELASI
Intenerary Program CloWin
16
17
17
18
19
19
20
32
33
34
35
36
37
37
38
38
40
45
68
72
74
76
93
DAFTAR GAMBAR
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Halaman
Kerangka Pemikiran Tugas Akhir
Peta Situasi Kawasan TWA Kawah Kamojang
Lapisan Tanah di TWA Kawah Kamojang
(a) Kubangan Belerang, (b) Sumber Mata Air Panas,
(c) Sumber Mata Air Tawar
Zona Pembagian Wilayah Kelola di TWA Kawah Kamojang
Sistem Kerja Pengelolaan Wisata di TWA Kawah Kamojang
Peta Aksesibilitas menuju TWA Kawah Kamojang
Tahapan Kegiatan Tugas Akhir
Titik-titik Lokasi Pengamatan
(a) Sunrise, (b) Pemandangan Alam TWA Kawah Kamojang
Sebaran Potensi Sumberdaya Ekowisata
Burung Sepah Gunung
(a) Pohon Akasia, (b) Pohon Ki Besi
(a) Salira, (b) Teklan, (c) Babadotan, (d) Atanan,
(e) Harendong, (f) Kirinyuh
Sumber Mata Air Panas
(a) Menara Pembuangan, (b) Pipa-Pipa Gas,
(c) Kondisi Pipa-Pipa Gas Di Jalanan
Pemandangan Areal Perkemahan Kamojang
(a) Kondisi Kamar Penginapan Wisata,
(b) Kondisi Ruang Utama Penginapan Wisata,
(c) Kondisi Penginapan Wisata Dari Luar
Karakteristik Pengelola
Presepsi Pengelola Terhadap Obyek Wisata
Presepsi Pengelola Terhadap Kegiatan Wisata
Kesiapan Pengelola Terhadap Pengembangan Ekowisata Alam
Karakteristik Masyarakat
Presepsi Mayarakat Terhadap Dampak Sosial Budaya
Masyarakat Terhadap Dampak Ekonomi
Presepsi Masyarakat Terhadap Dampak Lingkungan
Presepsi Masyarakat Terhadap Obyek Wisata
Presepsi Masyarakat Terhadap Kegiatan Wisata
Presepsi Masyarakat Terhadap Pengembangan Ekowisata Alam
Karakteristik Pengunjung di TWA Kawah Kamojang
Motivasi Pengunjung di TWA Kawah Kamojang
Presepsi Pengunjung Terhadap Sarana dan Prasarana
Presepsi Pengunjung Terhadap Obyek Wisata
Presepsi Pengunjung Terhadap Kegiatan Wisata
Presepsi Pengunjung Terhadap Lama Ekowisata Alam
Rancangan Pengembangan Area Trekking Hutan di TWA Kawah
Kamojang
Letak Sebaran Potensi Sumberdaya Potensi Tumbuhan Obat
Letak Sebaran Kawah-Kawah di TWA Kawah Kamojang
Sumberdaya Air Panas di TWA Kawah Kamojang
Rancangan Pengembangan Sumberdaya Air Panas
di TWA Kawah Kamojang
3
13
14
15
19
21
22
24
26
31
31
34
35
39
41
42
43
44
46
46
47
47
48
49
49
50
51
51
52
53
54
55
56
56
57
59
60
61
62
63
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
64
64
65
66
67
71
71
73
73
75
76
79
79
DAFTAR LAMPIRAN
No
1
2
Halaman
Titik Koordinat Kawah-Kawah di TWA Kawah Kamojang
Jarak dan Perhitungan Waktu Wisata
86
86
95
3
4
5
6
7
8
9
10
87
88
88
89
90
91
94
96
1 PENDAHULUAN
97
1.3 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari kegiatan TA ini adalah:
1. Memberikan alternatif rancangan pengembangan program ekowisata di
TWA Kawah Kamojang;
2. Memberikan informasi mengenai potensi sumberdaya wisata di TWA
Kawah Kamojang untuk penelitian atau pengembangan lebih lanjut.
1.4 Kerangka Pemikiran
Variabel essensial yang dikaji untuk rancangan pengembangan program
ekowisata terdiri dari sumberdaya fisik dan biotik, serta pengunjung, masyarakat
dan rencana pengelolaan. Parameter pada setiap variabel essensial, dikumpulkan
melalui studi literatur, observasi dan wawancara.
Opsi-opsi rancangan
pengembangan program ekowisata dipilih berdasarkan penilaian parameter dari
indikator keunikan, keindahan, kelangkaan, seasonalitas, sensitivitas, aksesibilitas
dan fungsi sosial (Avenzora, 2008). Keluaran yang dihasilkan adalah berupa opsiopsi rancangan desain promosi program ekowisata.
Kondisi Aktual
Bagaimana mengembangkan Ekowisata di TWA Kawah Kamojang
Sumberdaya Wisata:
Fisik:
Biotik:
- Bentang Alam - Flora
- Gejala Alam
- Fauna
- Situs Sejarah
-Situs Budaya
Pengunjung:
- Karakteristik
- Motivasi
- Persepsi
- Preferensi
Masyarakat:
- Karakteristik
- Pola Kehidupan
- Persepsi
- Keterlibatan
- Kesiapan
Pengelolaan Wisata:
- Tujuan Pengelolaan
- Kegiatan Wisata dan Fasilitas
- Permasalahan dan Solusi
- Persepsi dan Harapan
- Rencana Pengembangan
- Laporan
- Jurnal
Studi Literatur
- Buku
- Dokumen lain
Observasi:
- Metode Jelajah
- Metode Arah Pandang
- Metode Perhitungan Waktu
Wawancara:
- Panduan Wawancara
- Penyebaran Kuisioner
- (closed ended - random sampling)
Beberapa KonsepPengembanganEkowisata
Promosi
Media Promosi
99
2 TINJAUAN PUSTAKA
101
2.5 Persepsi
Persepsi menurut Mulyana (2007:180) adalah inti komunikasi, sedangkan
unsur penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan
penyandian-balik (decoding) dalam proses komunikasi. Kenneth K. Sereno dan
Edward M. Bodaken, juga Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson dalam Mulyana
(2007:181) menyebutkan bahwa persepsi terdiri dari tiga aktivitas, yaitu: seleksi,
organisasi dan interpretasi. Maksud dari seleksi sebenarnya mencakup sensasi dan
atensi sedangkan organisasi melekat pada interpretasi, yang dapat didefinisikan
sebagai meletakkan sesuatu rangsangan bersama rangsangan lainnya sehingga
menjadi suatu keseluruhan yang bermakna. Persepsi didefinisikan oleh Robbins
(1996: 124) yaitu sebagai suatu proses yang mana individu-individu menafsirkan
kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka. Faktorfaktor persepsi menurut Robbins (1996: 124-126) terbagi tiga, yaitu:
a. Pelaku Persepsi
Bila seorang individu memandang pada suatu target dan mencoba
menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran itu syarat dipengaruhi oleh
karakteristik-karakteristik pribadi dari pelaku persepsi individual itu.
Diantara karakteristik pribadi yang lebih relevan yang mempengaruhi
persepsi adalah sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu
dan penghargaan (ekspektasi).
b. Target
Karakteristik dalam target yang akan diamati dapat mempengaruhi apa yang
dipersepsikan.
c. Situasi
Konteks penting yang mana kita melihat obyek-obyek atau peristiwaperistiwa, unsur-unsur dalam lingkaran sekitar mempengaruhi persepsipersepsi kita.
2.6 Motivasi
Motivasi merupakan hal yang sangat mendasar dalam studi tentang
pengunjung dan pariwisata. Motivasi merupakan faktor pemicu dalam perjalanan
wisata, walaupun sering kali tidak disadari oleh pengunjung. Mc Intosh (1977)
dan Murphy (1985) dalam Pitana dan Gayatri (2005: 58) menyatakan bahwa pada
dasarnya seseorang melakukan perjalanan dimotivasi oleh beberapa hal. Terdapat
empat kelompok besar seseorang termotivasi untuk melakukan perjalanan, yaitu
motivasi yang bersifat fisik, motivasi budaya, motivasi sosial dan motivasi karena
fantasi. Secara intrinsik motivasi terbentuk karena adanya keinginan dan
kebutuhan dari manusia itu sendiri, sesuai teori hirarki kebutuhan Maslow. Secara
ekstrinsik seseorang melakukan perjalanan dipengaruhi oleh faktor eksternal
seperti norma sosial, pengaruh dan tekanan keluarga serta situasi kerja yang
kemudian berkembang menjadi kebutuhan psikologis.
Mengacu kepada
Krippendorf (1997) dalam Pitana dan Gayatri (2005: 61) bahwa motivasi seorang
pengunjung melakukan perjalanan sangat bervariasi dan tidak selalu bersifat
tunggal melainkan kombinasi dari berbagai motivasi.
103
2.10 Pengembangan
Pengembangan diinterpretasikan oleh Sammeng (2001: 261) sebagai proses
perubahan kearah yang positif. Kata pengembangan dapat dikaitkan dengan dua
hal yakni proses dan tingkat perkembangan sesuatu. Berkaitan dengan hal ini
maka Pearce dalam Sammeng (2001: 261) mengaitkan pengembangan dengan
istilah pertumbuhan ekonomi, modernisasi, pemerataan keadilan, transformasi
sosio-ekonomi dan pengorganisasian kembali tata ruang. Pengembangan
pariwisatamempunyai dampak positif maupun dampak negatif, sehingga
diperlukan perencanaan untuk menekan sekecil mungkin dampak negatif yang
ditimbulkan. Spillane dalam (Demartoto, 2008:26-27) menjelaskan mengenai
dampak positif dan negatif dari pengembangan pariwisata. Dampak positif, yang
diambil dari pengembangan pariwisata meliputi:
Penciptaan lapangan kerja, dimana pada umumnya pariwisata merupakan
industri padat karya dimana tenaga kerja tidak dapat digantikan dengan
modal atau peralatan;
Sebagai sumber devisa asing;
Pariwisata dan distribusi pembangunan spiritual, disini pariwisata secara
wajar cenderung mendistribusikan pembangunan dari pusat industri kearah
wilayah desa yangbelum berkembang, bahkan pariwisata disadari dapat
menjadi dasar pembangunan regional. Struktur perekonomian regional
sangat penting untuk menyesuaikan dan menentukan dampak ekonomis dari
pariwisata.
Dampak negatif yang ditimbulkan dengan adanya pengembangan pariwisata
meliputi:
Banyak kasus kebocoran sangat luas dan besar, khususnya apabila proyekproyek pariwisata berskala besar dan diluar kapasitas perekonomian, seperti
barang-barang impor, biaya promosi keluar negeri, tambahan pengeluaran
untuk warga negara sebagai akibat dari penerimaan dan percontohan dari
pariwisata dan lainnya;
Polarisasi spasial dari industri pariwisata dimana perusahaan besar
mempunyai kemampuan untuk menerima sumberdaya modal yang besar
dari kelompok besar perbankan atau lembaga keuangan lain. Sedangkan
perusahaan kecil harus tergantungdari pinjaman atau subsidi dari pemerintah
dan tabungan pribadi. Hal ini menjadi hambatan dimana terjadi konflik
spasial antara perusahaan kecil dan perusahaan besar;
Sifat dari pekerjaan dalam industri pariwisata cenderung menerima gaji
yang rendah, menjadi pekerjaan musiman dan tidak terdapat serikat buruh;
Dampak industri pariwisata terhadap alokasi sumberdaya ekonomi industri
ini dapat menaikkan harga tanah dimana kenaikan harga tanah dapat
menimbulkan kesulitan bagi penghuni daerah tersebut yang tidak bekerja
disektor pariwisata yang ingin membangun rumah atau mendirikan bisnis
disini;
Dampak terhadap lingkungan dapat berupa polusi air atau polusi udara,
kekurangan air, keramaian lalu lintas dan kerusakan dari pemandangan alam
yang tradisional.
105
Sarana kepariwisataan dapat dibagi menjadi tiga macam, dimana satu dan
yang lainya ialah saling melengkapi. Ketiga sarana kepariwisataan yang dimaksud
dijelaskan dibawah ini. Sarana pertama adalah saran pokok kepariwisataan (main
tourism superstucture) perusahaan-perusahaan yang hidup dan kehidupanya
sangat tergantung pada lalu lintas pengunjung, fungsinya adalah menyediakan
fasilitas pokok yang dapat memberikan bagi kedatangan pengunjung. Disebutkan
bahwa terdapat istilah receptive tourist plan, yaitu perusahaan yang
mempersiapkan perjalanan dan penyelengaraan tour, sightseeing bagi pengunjung,
seperti: travel agent, tour operator, tourist transportation, dan sebagainya.
Sedangkan residential tourist plant merupakan perusahaan-perusahaan yang
memberikan pelayanan untuk menginap, menyediakan makanan dan minuman di
daerah tujuan seperti hotel, motel, bar, restoran, dan sebagainya. Sarana yang
kedua adalah sarana pelengkap kepariwisataan (supplementing tourism
superstructure), yaitu fasilitas-fasilitas yang dapat melengkapi sarana pokok,
sehingga dapat membuat pengunjung tinggal lebih lama ditempat yag
dikunjunginya, seperti fasilitas untuk berolahraga. Harus ada sesuatu yang dapat
dilakukan (something to do) ditempat yang dikunjunginya, sehingga ada perintang
yang tidak membuat pengunjung cepat bosan ditempat tersebut.
Saran yang ketiga adalah sarana penujang kepariwisataan (supporting
tourism superstructure) yaitu fasilitas yang diperlukan pengunjung (business
tourist), yang berfungsi tidak hanya melengkapi sarana pelengkap, tetapi juga
fungsinya yang lebih pentiang adalah agar pengunjung lebih banyak
membelanjakan uangnya ditempat yang dikunjunginya, seperti souvenir, bioskop,
night club dan sebagainya.
2.13 Desain
Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan
gambar/image dan teks dan elemen abstraksi lainnya berupa simbol-simbol
tertentu yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Unsur yang
terdapat dalam desain grafis sendiri merupakan sebuah seni yang memiliki unsur
kemampuan kognitif dan kemampuan visual dimana berbagai elemen seperti
ilustrasi, fotografi, manipulasi gambar dan tata letak (layout) menjadi elemen
pembentuk dalam proses penciptaan sebuah karya desain. Pada dasarnya
penciptaan sebuah karya desain terbentuk dari beberapa elemen dasar. Berikut
beberapa elemen dasar desain diantaranya yaitu:
Garis, merupakan pembentukan dari beberapa titik yang dihubungkan.
Garis dalam grafis dapat diaplikasikan dalam bentuk horizontal, vertikal,
zig-zag, kurva, diagonal, dan lain sebagainya. Garis dalam desain dapat
difungsikan sebagai penunjuk arah dan pembagi bentuk atau ruang;
Bentuk, elemen yang diperoleh dengan menggabungkan beberapa garis.
Bentuk dalam desain dapat berupa kotak, segitiga, lingkaran atau bentuk
lainnya. Bentuk dalam grafis dapat dikombinasikan untuk membuat
gambaran bentuk yang lebih kompleks;
Warna, dalam grafis dapat diartikan sebagai pantulan tertentu dari cahaya
yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat dipermukaan objek. Setiap
warna dapat memberikan kesan dan identitas tertentu sesuai dengan kondisi
sosial pengamatnya;
Tekstur, adalah rasa dan bentuk kualitas dari sebuah permukaan berdasarkan
hasil pengamatan, penglihatan dan sentuhan terhadap permukaan. Tekstur
dapat terkesan kasar dan dapat juga terlihat halus;
Ruang, merupakan area yang disediakan untuk menempatkan bentuk.
Ruang dalam desain bergantung pada gambaran atau bentuk desain yang
akan dibuat. Ruang dibagi menjadi dua, yaitu ruang positif yang terisi
dengan bentuk atau gambar dan ruang negatif sebagai latar belakang.
Masing-masing elemen desain baik itu garis, bentuk, warna, tekstur dan
ruang di atas tentu harus saling bekerja sama untuk membentuk kombinasi desain
yang baik. Hasil dari kombinasi elemen desain dapat diwujudkan dalam bentuk
karya yang baik dengan mengacu pada prinsip-prinsip desain. Keseimbangan atau
Balance, memberikan perasaan stabil pada sebuah karya grafis. Keseimbangan
gaya desain tidak hanya berfokus pada satu elemen tertentu saja, namun juga
bagaimana kombinasi ini dapat memberikan kesan yang seimbang dalam desain.
Keseimbangan dalam desain dibagi menjadi tiga bentuk pola, yaitu:
Semetri,dimana terjadi keseimbangan dalam bentuk gambar atau elemen
lainnya. Contohnya adalah gambaran bentuk wajah manusia yang secara
keseluruhan dapat dikatakan seimbang karena kombinasi bentuk dan letak
mata kiri-kanan, serta letak hidung dan mulut;
Radial Balance,merupakan desain yang memiliki titik pusat tertentu secara
radial yang dapat memberikan kesan seimbang pada bentuk di sekelilingnya;
Asimetri, merupakan pola yang menciptakan kesan keseimbangan yang
sama pada antar bentuk, walaupun pada bagian objek tidak terlihat sama.
Pola ini umumnya membutuhkan kreativitas yang lebih sulit karena
dibutuhkan spontanitas dan eksperimen terhadap elemen-elemen desain.
Irama merupakan pengulangan bentuk secara beraturan terhadap suatu objek
melalui pola tertentu yang mudah dikenali dan diingat. Pola pergerakan suatu
objek dengan objek lainnya bertujuan untuk mengurangi kesan bosan terhadap
sebuah bentuk. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengciptakan
sebuah irama pada bentuk desain, yaitu:
Melakukan pengulangan terhadap warna, bentuk, tektur dan garis;
Memberikan variasi terhadap ukuran benda, bentuk atau garis secara
berurutan;
Menciptakan gradasi pada ukuran objek, bentuk dan warna.
Proporsi merupakan gambaran perbandingan antara objek kecil terhadap
keseluruhan. Umumnya metode perbandingan golden section lebih populer
digunakan. Proporsi ini menggunakan bilangan perbandingan, yaitu 1:1, 618.
Perbandingan ini didasarkan pada perbandingan anatomi dalam tubuh manusia.
Dalam seni grafis sendiri, kualitas desain sangat ditentukan oleh proporsi
perbandingan suatu objek dengan keseluruhan objek. Contoh, perbandingan
proporsi dalam desain dibuat berdasarkan perbandingan antara:
Tinggi, lebar dan kedalaman suatu elemen dengan yang lain;
Ukuran suatu daerah dengan daerah lainnya;
Ukuran suatu elemen dengan ukuran elemen lainnya.
107
Penekanan adalah suatu cara untuk memberikan suatu tekanan pada objek
tertentu, sehingga terlihat lebih fokus dibanding objek lainnya. Seperti apapun
penggunaan penekanan ini diharapkan tidak mengurangi unsur keindahan elemen
lainnya. Penekanan terhadap sebuah karya dapat menggunakan elemen warna,
bentuk dan elemen lainnya. Ada beberapa cara untuk melakukan penekanan
terhadap sebuah karya desain, yaitu:
Menggunakan warna yang kontras pada elemen tertentu;
Menggunakan garis atau bentuk yang berbeda atau yang tidak biasa;
Buatlah sebuah bentuk yang sangat besar atau sangat kecil;
Gunakan latar belakang polos, sehingga objek gambar terlihat dominan.
Kesatuan adalah ciri desain yang baik. Ini adalah hasil akhir dalam suatu
komposisi ketika semua elemen desain bekerja secara harmonis bersama-sama
memberikan penampilan yang memuaskan (Sibero, 2010: 9-23).
3 KONDISI UMUM
109
TWA Kawah kamojang merupakan salah satu dari dua TWA yang berada di
CA Kamojang. Dalam pengembangan wisata, TWA Kawah Kamojang tentu
sangat strategis karena berada tepat di antara Kabupaten Bandung disebelah utara
dan Kabupaten Garut di sebelah selatan, dimana sebagian besar TWA Kawah
Kamojang berada dibawah adminstratif wilayah Kabupaten Bandung, tepatnya
Kecamatan Ibun.
3.1.2 Geologi, Tanah dan Topografi
Berdasarkan Peta Geologi dan Peta Tanah skala 1:25.000, serta Perum
Perhutani (1997), formasi geologi TWA Kawah Kamojang seluruhnya terdiri dari
batuan kuarter hasil gunung berapi yang tidak teruraikan dengan jenis tanah
seluruhnya terdiri dari jenis tanah andosol yang berasal dari bahan batuan induk,
basis dan intermedia dengan fisiografi gunung berapi.
Berdasarkan Peta Topografi skala 1:25.000 dan Perum Perhutani (1997),
TWA Kawah Kamojang berada pada ketinggian tempat 1. 400-1. 800 mdpl
dengan kondisi topografi sebagian besar berbukit dengan lereng terjal. Pada
beberapa tempat terdapat areal dengan topografi datar, landai sampai
bergelombang. Daerah dengan topografi datar terletak di blok Pangkalan yang
merupakan area pemukiman dan pusat pengelolaan TWA Kawah Kamojang.
(a)
(b)
(c)
111
Kecamatan
Luas Wilayah
Jumlah Penduduk
(km2)
(jiwa)
1 Ibun
66,3027
78. 682
2 Samarang
5,9710
67. 225
Jumlah
72,2737
145. 907
(Sumber : BPS Kabupaten Bandung 2012, BPS Kabupaten Garut 2011)
Kepadatan Penduduk
(jiwa/km2)
546
1. 125
1. 671
Mata Pencaharian
Kecamatan Ibun
(jiwa)
1 Petani
3. 283
2 Buruh Tani
1. 264
3 Buruh Swasta
3. 894
4 Pegawai Negeri Sipil
241
5 Pengrajin
146
6 Pedagang
1. 363
7 Peternak
128
8 Montir
34
9 Dokter
10 Guru Swasta
15
11 Penjahit
16
12 Supir
53
13 TNI/POLRI
6
14 Pertukangan
73
(Sumber: BPS Kabupaten Bandung 2004, BPS Kabupaten Garut 2004)
Kecamatan Samarang
(jiwa)
4. 117
1. 682
42
586
31
2. 439
2
7
2
6
9
42
237
-
3.3.3 Pendidikan
Lulusan Sekolah Dasar (SD) atau pendidikan sederajatnya merupakan
lulusan yang paling dominan dalam masyarakat di sekitar TWA Kawah
Kamojang, baik di Kecamatan Ibun sebesar 70,3% maupun di Kecamatan
Samarang sebesar 61,15%. Hal ini disebabkan belum adanya sekolah lanjutan
yang memadai didalam kecamatan tersebut, serta tingkat pendapatan masyarakat
yang belum mencukupi untuk jenjang pendidikan lanjutan yang berada di luar
kecamatan.
Tabel 3 Tingkat Pendidikan Masyarakat Sekitar
No
Tingkat Pendidikan
Kecamatan Ibun
(unit)
1 SD/ MI
61
2 SMP/ MTs
6
3 SMA/ MA
4
(Sumber: BPS Kabupaten Bandung 2012, BPS Kabupaten Garut 2011)
Kecamatan Samarang
(unit)
35
4
3
113
Agama
Ruang gerak pengunjung merupakan luasan dari obyek atau lokasi yang
dapat dimanfaatkan untuk kegiatan wisata beserta pemenuhan sarana dan
prasarananya. Ruang gerak pengunjung di TWA Kawah Kamojang seluas 25 ha,
dan sisanya merupakan ruang hutan biasa yang masih belum dimanfaatkan untuk
kegiatan wisata. Pada gambar 5, zona hijau merupakan kawasan hutan TWA
Kawah Kamojang yang masih belum dikelola, sedangkan zona berwarna hijau
muda merupakan zona wisata yang dimanfaatkan oleh pengunjung sehari-hari.
Adanya pembagian zona hutan biasa dan zona wisata dikarenakan sumberdaya
wisata yang menonjol di TWA Kawah Kamojang berada di zona wisata, seperti
Kawah dan keberadaan sumberdaya air panas.
Berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Pertambangan dan Energi dengan
Menteri Kehutanan No. 969. K/08/MPE/1989 dan No. 492/Kpts-II/1989 tentang
Pedoman Pengaturan Pelaksanaan Usaha Pertambangan dan Energi dalam
Kawasan Hutan, menyatakan bahwa dalam TWA dengan fungsi khusus,
mengingat fungsi, sifat dan keberadaannya tidak dapat dilakukan untuk kegiatan
usaha pertambangan.
Penetapan TWA Kawah Kamojang dilakukan pada tanggal 14 Maret 1990,
sedangkan pelaksanaan kegiatan pemboran panas bumi telah dilakukan sebelum
dilakukan penetapan kawasan sebagai TWA pada tahun 1926, maka kegiatan
pemboran panas bumi di TWA Kawah Kamojang boleh dilakukan. Perizinan atas
pinjam pakai lahan TWA Kawah Kamojang oleh PT Pertamina Area Geothermal
Kamojang terdiri dari:
115
Petugas
Loket
Bpk. Beny
Bpk. Kuyut
Petugas
Parkir
Karang Taruna
Kamojang
Petugas
Toilet
Kamar Rendam
Bpk. Adang
Petugas
Kebersihan
Keamanan
Bpk. Hendi
117
TWA Kawah Kamojang memiliki obyek dan daya tarik yang dapat
digunakan untuk berbagai kegiatan rekreasi dan wisata, yaitu meliputi terapi uap
dan berendam air panas, menikmati keindahan panorama alam, berkemah, wisata
pendidikan/ilmiah (pengamatan flora, fauna dan gejala alam), kegiatan fotografi,
outbond, lintas alam dan mendaki gunung. Terapi uap dan air panas merupakan
salah satu kegiatan yang paling sering dilakukan oleh para pengunjung yang
berkunjung. Adapun jenis terapi uap dan air panas yang terdapat di TWA Kawah
Kamojang diantaranya adalah:
Terapi berendam menggunakan air panas untuk penyembuhan penyakit kulit;
Terapi pijat menggunakan gelembung dan semburan air panas;
Terapi uap menggunakan semburan uap air panas yang keluar dari celah
bebatuan;
Luluran menggunakan lumpur disekitar kawah.
Selain itu, beberapa diantara kawah-kawah tersebut dimanfaatkan sebagai
Pembangkit ListrikTenaga Panas Bumi (PLTP) yang dikelola oleh PT Pertamina
Area Geothermal Kamojang. Aktivitas pekerja, pipa gas dan bentuk pabrik juga
menjadi salah satu daya tarik wisata yang dapat dinikmati di TWA tersebut.
3.7 Aksesibilitas
TWA Kawah Kamojang dapat ditempuh dari arah Kota Bandung dan Kabupaten
Garut dengan rute sebagai berikut:
Bandung - Dayeuh Kolot Ciparay Majalaya Paseh Ibun TWA
Kawah Kamojang dengan jarak tempuh 43 km dan waktu tempuh 2,5
jam, serta kondisi jalan beraspal;
Bandung - Tarogong - Garut - Samarang - TWA Kawah Kamojang dengan jarak
tempuh 65 km dan waktu tempuh 3 jam, serta kondisi jalan beraspal.
4 METODE
Nop
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan
X X X X X X X X
Proposal
StudiLiteratur
X X X X
Pengumpulan
X X X X X X X X X X
Data
Pengolahan,
Analisis
X X X X X
Sintesis Data
RevisiData
X X X X
Penyusunan
X X X X X X
Laporan
Kegunaan
mengetahui situasi untuk orientasi lokasi
merekamposisikoordinat geografis obyek
mengetahui arah mata angin (utara, timur, selatan dan barat)
merekam gambar/ foto obyek
mengukur waktu tempuh menuju/ antar obyek yang dituju
memperbesar obyek yang jauh sehingga mudah diidentifikasi
merekam suara responden yang diwawancarai
panduan identifikasi fauna yang ditemukan di lapangan
memindahkan data posisi koordinat geografis obyek dari GPS ke komputer
mengolah dan analisis data posisi koordinat geografis obyek dan peta
mentabulasi dan perhitungan data hasil penyebaran kuisioner
mengolah gambar/foto obyek dan merancang desain promosi
Kegunaan
memandu wawancara dengan responden (pengunjung dan masyarakat
setempat) secara tidak langsung dengan mengisi pilihan yang telah
ditentukan
memandu wawancara dengan responden (pengelola dan masyarakat
setempat) secara langsung sehingga menjadi lebih jelas dan terarah
mencatat dan mentabulasi data hasil observasi di lapangan
mencatat kegiatan harian dan mingguan selama TA
119
II.
INVENTARISASI
IDENTIFIKASI
Kegiatan
Studi Literatur
Hasil
Proposal Penelitian
Studi Literatur
Observasi
Wawancara/Kuisioner
Deskriptif Kualitatif
Deskriptif Kuantitatif
Mencari hubungan
antar variabel esensial
Penentuan opsi-opsi
rancangan kegiatan
wisata
Rancangan kegiatan
wisata
yang akan
dikembangkan
Rancangan kegiatan
wisata
menjadi program
ekowisata
Program Ekowisata
beserta Desain Promosi
III.
ANALISIS
IV.
SINTESIS
V.
RANCANGAN
VI.
PENGEMBANGAN
121
titik pengamatan
Pengelolaan
Masyarakat
Pengunjung
Isi Data
Kondisi fisik kawasan alami/buatan
- visual bentang dan gejala alam
- bentuk dan penyebaran situs sejarah dan budaya
Keanekaragaman flora
- vegetasi, jenis, penyebaran
Keanekaragaman fauna
- jenis, habitat, penyebaran
Tujuan pengelolaan kawasan
Kegiatan wisata dan fasilitas pendukung yang tersedia
Persepsi dan harapan dari rancangan kegiatan wisata
Rencana pengembangan kegiatan wisata
Karakteristik dan pola kehidupan masyarakat setempat
Persepsi masyarakat setempat dari kegiatan wisata
Keterlibatan dan kesiapan masyarakat setempat
terhadapkegiatan wisata
Karakteristik pengunjung
Motivasi pengunjung melakukan kegiatan
dilokasi wisata
Persepsi pengunjung terhadap kegiatan
dan sumberdaya wisata
Preferensi pengunjung terhadap kegiatan
dan sumberdaya wisata
Sumber
Pengelola
Masyarakat
Responden
Lapangan
Metode
Studi
literatur
Kuisioner
Observasi
Pengelola
Lapangan
Studi
literatur
Wawancara
Observasi
Studi
literatur
Wawancara
Observasi
Studi
literatur
Kuisioner
Pengelola
Masyarakat
Pengelola
Responden
1. Obyek Wisata
Data terkait obyek wisata yang dikumpulkan, meliputi obyek alam, sejarah
dan budaya, sebagai berikut:
Obyekalam, berupa bentang dan gejala alam. Data terkait bentang alam dan
gejala alam, meliputi jenis, nama dan daya tarik obyek, lokasidankondisi
obyek, peran obyek bagi lingkungan dan masyarakat, serta keterangan lain,
seperti ketinggian, warna, arah dan waktu;
Obyeksejarah dan budaya, berupa sistem religi dan kepercayaan, sistem
kemasyarakatan dan organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi,
sistem mata-pencaharian atau ekonomi, sistem pengetahuan, serta bahasa
dan kesenian, kuliner khas, serta situs-situs sejarah dan budaya, sebagai
berikut:
a. Data terkait sistem religi dan kepercayaan masyarakat, meliputi jenis
agama, komunitas agama, lokasi dan daya tarik;
b. Data terkait sistem kemasyarakatan dan organisasi sosial masyarakat,
meliputi usia, jenis kelamin dan nama perkumpulan;
c. Data terkait sistem peralatan hidup dan teknologi masyarakat, meliputi
jenis alat, bahan alat dan fungsi;
d. Data terkait sistem mata-pencaharian hidup atau ekonomi masyarakat,
meliputi waktu, lokasi, alat yang digunakan dan pendapatan;
e. Data terkait sistem pengetahuan masyarakat, meliputi jenis pengetahuan
yang telah dipahami, usia atau lama pengetahuan tersebut diturunkan dan
lokasi;
f. Data terkait bahasa masyarakat, meliputi jenis bahasa, intonasi dan jenis
kosa kata;
g. Data terkait kesenian masyarakat, meliputi jenis kesenian, waktu, lokasi
dan jenis alat yang digunakan;
h. Data terkait kuliner khas masyarakat, meliputi jenis makanan khas yang
disajikan, bahan-bahandan cara pembuatannya, serta asal lokasi makanan
khas tersebut;
i. Data terkait situs-situs sejarah dan budaya masyarakat, meliputi jenis dan
nama situs, lokasi dan kondisi situs, peran situs bagi lingkungan dan
masyarakat.
2. Pengelola
Data terkait pengelola yang dikumpulkan, meliputi persepsi, kesiapan dan
harapan pengelola dalam pengembangan kegiatan wisata, sebagai berikut:
Persepsi pengelola merupakan penilaian pengelola terhadap daya tarik
potensi sumberdaya dan kegiatan wisata yang dapat dikembangkan, serta
fasilitas pendukung dan pelayanan yang perlu disediakan;
Kesiapan pengelola merupakan penilaian terhadap tingkat kesiapan
pengelola dalam pengelolaan wisata, dilihat dari keberadaan kegiatan wisata,
ketersediaan fasilitas pendukung dan pelayanan, keamanan dan keselamatan
pengunjung, permasalahan yang dihadapi dan solusi yang dilakukan, serta
rencana strategis ke depan;
Harapanpengelola merupakan keinginan pengelola terhadap rancangan
kegiatan wisata yang akan dikembangkan.
123
3. Masyarakat
Data terkait masyarakat yang dikumpulkan, meliputi karakteristikdanpola
kehidupan, serta persepsi, keterlibatan dan kesiapan masyarakat setempat terhadap
keberadaan kegiatan wisata, sebagai berikut:
Karakteristik dan pola kehidupan masyarakat merupakan gambaran umum
mengenai masyarakat setempat, yaitu dilihat dari jenis kelamin, kelas umur,
tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, status danasal
daerah, serta kondisi ekonomi, sosial dan budaya;
Persepsi masyarakat merupakan penilaian atau tingkat kepuasan masyarakat
setempat terhadap manfaat dan aktifitas yang dapat dilakukan, serta dampak
dari keberadaan kegiatan wisata;
Keterlibatan dan kesiapan masyarakat merupakan penilaian atau tingkat
keterlibatan dan kesiapan masyarakat setempat, serta dampak secara
ekonomi, sosial dan budaya yang ditimbulkan dari keberadaan kegiatan
wisata.
4. Pengunjung
Data terkait pengunjung yang dikumpulkan, meliputi karakteristik, motivasi,
persepsi dan preferensi pengunjung terhadap potensi sumberdaya dan kegiatan
wisata, sebagai berikut:
Karakteristik pengunjung merupakan gambaran umum mengenai
pengunjung yang melakukan kegiatan di lokasi wisata, yaitu dilihat dari
jenis kelamin, kelas umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat
pendapatan, status dan asal daerah;
Motivasi pengunjung merupakan alasan pengunjung untuk melakukan
kegiatan di lokasi wisata, yaitu dilihat dari tujuan, jenis, aktivitas, tempat,
waktu dan jumlah kunjungan, serta sumber informasi dan alasan
ketertarikan;
Persepsi pengunjung merupakan penilaian atau tingkat kepuasan
pengunjung terhadap potensi sumberdaya dan kegiatan wisata, serta fasilitas
dan pelayanan yang tersedia;
Preferensi pengunjung merupakan kecenderungan dari kesukaan atau
pilihan pengunjung terhadap daya tarik potensi sumberdaya dan kegiatan
wisata yang diinginkan.
4.6 Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara deskriptif kualitatif dan
kuantitatif.
4.6.1 Deskriptif Kualitatif
Analisis deskriptif kualitatif dilakukan dengan cara menjelaskan data yang
diperoleh dari hasil observasi dan wawancara sebagaimana adanya pada kondisi
aktual tanpa membuat kesimpulan. Data tersebut dikelompokkan sesuai dengan
kriteria dari masing-masing variabel essensial yang diamati. Hasil analisis
tersebut disajikan dalam bentuk tabel atau grafik,sehingga informasi yang akan
disampaikan menjadi lebih mudah untuk dipahami.
125
3. Warna
Warna yang digunakan dalam desain booklet ini didominasi warna-warna
tenang yang mencerminkan kondisi alam TWA Kawah Kamojang.Selain itu,
digunakan warna-warna terang sebagai penyimbang kombinasi.
4. Foto dan Gambar
Foto dan gambar hasil observasi dicantumkan dalam booklet baik asli
ataupun hasil modifikasi Adobe Photoshop. Fungsi dan ukuran foto akan
disesuaikan dengan kebutuhan.
5. Isi dan Materi
Isi booklet berupa cover depan, cover penutup, aksesibilitas, gambar satu
obyek yang khas, potensi wisata, program ekowisata alam dan informasi di TWA
Kawah Kamojang.
6. Elemen Pendukung Lainnya
Elemen pendukung didapatkan dari aplikasi yang ada. Bentuk elemen
tersebut dapat berupa ilustrasi gambar bermakna, hubungan tanda dan simbol.
Penataan elemen-elemen grafik ini dapat membuat perbedaan terhadap dampak
multimedia maupun biayanya sehingga desain dapat terlihat lebih menarik.
(a)
(b)
Gambar 10 (a) Sunrise, (b) Pemandangan Alam dari TWA Kawah Kamojang
Adapun letak dan sebaran sumberdaya wisata tersebut dapat dilihat pada
Gambar 10.
127
Nama
Lokal
Kucing hutan
2.
Jelarang
3.
Bajing
4.
Bajingtanah
5.
Tupai
6.
Babi hutan
7.
Musang
No
Nama
Ilmiah
Felis
bengalensis
Ratufa
bicolor
Dremomys
everetti
Lariscus
insignis
Tupaia
javanica
Sus scrofa
Paradoxurus
hermaphroditus
8. Kalong
Pteropus
vampyrus
Sumber Data Primer 2013
Famili
IUCN
PP-RI
CITES
Felidae
Vulnerable
No. 8/1999
Appendix 2
Scuiridae
Siudae
Least
Concern
Least
Concern
Least
Concern
Least
Concern
Vulnerable
Appendix 3
Viveridae
Vulnerable
No.
13/1994
No. 8/1999
No. 7/1999
Scuiridae
Scuiridae
Scuiridae
Least
Concern
b. Burung
Salah satu potensi fauna yang dapat dikembangkan untuk kegiatan wisata di
TWA Kawah Kamojang adalah keanekaragaman jenis burung. Jenis burung yang
dominan adalah jenis tekukur biasa (Streptopelia chinensis), kacamata biasa
(Zosterops palpebrosus), walet gunung (Collocalia vulcanorum), walet sapi
(Collocalia esculenta) dan kutilang (Pycnonotus aurigaster). Burung burung
tersebut banyak muncul pada pagi dan sore hari di pohon-pohon sepanjang jalur
wisata. Untuk jenis tekukur biasa (Streptopelia chinensis) lebih banyak terlihat di
tanah sehingga dengan mudah untuk melihatnya.
Tabel 9 Jenis-jenis Burung di TWA Kawah Kamojang
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Nama
Lokal
Elang
hitam
Alap-alap
asia
Raja
udang biru
Cekakak
jawa
Walet
gunung
Kapinis
rumah
Sepah
hutan
Tekukur
biasa
Srigunting
hitam
Sikatan
bodoh
Burung
madu
gunung
Kutilang
Nama
Ilmiah
Ictinaetus
malayensis
Falco
mollucensis
Alcedo
coerulescens
Halcyon
cyanoventris
Collocalia
vulcanorum
Apus affinis
Famili
IUCN
PP-RI
CITES
Accipitidae
Endangered
No. 8/1999
Appendix 1
Accipitidae
Near
Threatened
Least
Concern
Least
Concern
Near
Threatened
Least
Concern
Vulnerable
No. 7/1999
No. 7/1999
No. 8/1999
No. 7/1999
Least
Concern
Vulnerable
No. 8/1999
Appendix 3
Near
Threatened
Near
Threatened
No. 7/1999
Least
Concern
Least
Concern
Vulnerable
Least
Concern
Alcedinidae
Alcedinidae
Apodidae
Apopidae
Pericrocotus
Campephagidae
Streptopelia
chinensis
Dicrurus
macrocerus
Ficedula
hyperythia
Aethophyga
eximia
Columbidae
Pycnonotus
aurigaster
13. Cinenen
Orthothomus
jawa
sepium
14. Anis
Zoothera
merah
citrina
15. Kacamata Zosterops
biasa
palpebrosus
Sumber Data Primer 2013
Dicruridae
Muscicapidae
Nectariniidae
Pycnonotidae
Sylviidae
Timaliidae
Zosteropidae
129
c. Reptil
Reptil merupakan satwa nocturnal, sehingga pengamatan reptil dilakukan
pada malam hari. Reptil merupakan satwa vertebrata yang berdarah dingin dan
memiliki sisik yang menutupi tubuhnya. Jenis reptil yang ditemukan saat
pengamatan herpetofauna yang dilakukan di TWA Kawah Kamojang cukup
beragam, diantaranya adalah ular dan kadal.
Tabel 10 Jenis-jenis Reptil di TWA Kawah Kamojang
Nama
Ilmiah
1.
Phyton
molurus
2.
Draco
volans
3. Kadal
Mabouya
multifasciata
Sumber Data Primer 2013
No
Nama
Lokal
Ular sanca
bodo
Haphap
Famili
IUCN
PP-RI
CITES
Boidae
Vulnerable
No. 8/1999
Appendix 3
Scincidae
Least
Concern
Least
Concern
Scincidae
Famili
IUCN
PP-RI
CITES
Ranidae
No. 7/1999
Ranidae
Least
Concern
Vulnerable
No. 8/1999
Appendix 3
Megophryidae
Vulnerable
No. 8/1999
Appendix 2
Bufonidae
Least
Concern
Iklim dan suhu di TWA Kawah Kamojang yang sesuai bagi katak-katak dan
satwa amfibi lainnya ini membuat populasi amfibi cukup banyak dan bervariatif.
Jenis-jenis katak yang memiliki status endemik pun masih sangat sering
ditemukan di kawasan ini, kebanyakan amfibi yang ditemukan ialah jenis katak
Rana erythtaea, kebanyakan dari katak tersebut ditemukan di seputar sumber air
dan sedang melakukan aktifitasnya seperti kawin dan berenang.
B. Keanekaragaman Flora
Pepohonan yang berjajar membentuk panorama alam dan tumbuhan bawah
menjadi dominasi yang terlihat jelas dan memuaskan pandangan pengunjung.
Tumbuhan tingkat tinggi seperti puspa (Schima wallichi), kihujan (Engelhardtia
spicata), mara (Macaranga tanarius), kitebe (Sloanea sigun), kibeureum
(Viburnum sambucinum) dan tumbuhan bawah seperti saliara (Lantana camara)
dan teklan (Eupathorium riparium).
(a)
(b)
131
a. Pohon
Pada umumnya pohon memiliki batang dan cabang yang berkayu, yang
dapat menegakan pohon. Pohon memiliki akar dikotil, yaitu akar tunggal yang
berkayu. Kriteria pohon dewasa, yaitu memiliki tinggi 7 meter dan memiliki
diameter minimal 20 cm, berikut adalah contoh pohon yang terdapat di TWA
Kawah Kamojang (Tabel 13).
Tabel 12 Jenis-jenis Pohon yang Tumbuh di TWA Kawah Kamojang
1.
Nama
Lokal
Cerem
2.
Kibereum
3.
Beleketebe
4.
Talingkup
5.
Mara
6.
Hiur
7.
Saninten
8.
Pasang
9.
Rasamala
10.
Kihujan
11.
Kihuru
12.
Manglid
13.
Hamerang
14.
Kibeunying
15.
Kiara
16.
Kiwalen
17.
Kitambaga
No
Nama
Ilmiah
Macropanax
disperum
Vibranum
sambucinum
Slonea
sigun
Claoxylon
polot
Macaranga
tanarius
Castanopsis
acuminata
Castonopsis
argentea
Quercus
javanica
Altingia
excelsa
Engelhardtia
spicata
Litsea sp.
Magnolia
velutina
Ficus
toxicaria
Ficus
fistulosa
Ficus
glabela
Ficus ribes
Eugenia
cumini
18. Cangkuang Pandanus
furcatus
19. Kihantap
Sterculia
anjing
fortida
20. Puspa
Schima
wallichi
21. Kuray
Trema
orientale
22. Pulus
Laportea
stimulans
Sumber Data Primer 2013
Famili
IUCN
PP-RI
CITES
Arliaceae
Elaeocarpaceae
Vulnerable
Euphorbiaceae
Least
Concern
Least
Concern
Least
Concern
Least
Concern
Vulnerable
No.
7/1999
No.
7/1999
No.
7/1999
No.
7/1999
No.
7/1999
-
Caprifoliaceae
Least
Concern
Vulnerable
No.
7/1999
-
Appendix3
No.
7/1999
-
Appendix3
No.
7/1999
-
No.
7/1999
-
No.
7/1999
No.
7/1999
-
Appendix3
No.
7/1999
-
No.
7/1999
Euphorbiaceae
Fagaceae
Fagaceae
Fagaceae
Hammamelidaceae
Juglandaceae
Lauraceae
Magnoliaceae
Moraceae
Moraceae
Moraceae
Moraceae
Myrtaceae
Pandanaceae
Sterculiaceae
Theaceae
Ulmaceae
Urticaeae
Least
Concern
Vulnerable
Least
Concern
Vulnerable
Least
Concern
Least
Concern
Least
Concern
Vulnerable
Least
Concern
Least
Concern
Least
Concern
Least
Concern
Least
Concern
Least
Concern
Appendix3
Appendix3
-
Appendix3
-
b. Tumbuhan Bawah
Populasi tumbuhan bawah di TWA Kawah Kamojang cukup beragam,
beberapa jenis tumbuhan tersebut menjadi populasi mayoritas di TWA Kawah
Kamojang, berikut adalah contoh dari beberapa jenis tumbuhan bawah di TWA
Kawah Kamojang.
Tabel 13 Jenis-Jenis Tumbuhan Bawah di TWA Kawah Kamojang
Nama
Ilmiah
1.
Nicolaia
solaris
2. Tepus
Achasma
megalocheilos
3. Saliara
Lantana
camara
4. Antanan
Centella
asiatica
5. Seureuh
Piper
hutan
aduncum
6. Alangalang
Imperata
cylindrica
7. Teki
Cyperus
rotundus
8. Kirinyuh
Chromolaena
odorata
9. Teklan
Eupathorium
riparium
10. Sintrong
Gynura
crepieoides
11. Babadotan
Ageratum
conyzoides
12. Paku andam Glichenia
linearis
13. Tapak dara
Catharanthus
roseus
Sumber Data Primer 2013
No
Nama
Lokal
Honje
Famili
IUCN
PP-RI
CITES
Zingiberaceae
Least
Concern
Least
Concern
Least
Concern
Least
Concern
Least
Concern
Least
Concern
Least
Concern
Least
Concern
Least
Concern
Least
Concern
Least
Concern
Least
Concern
Least
Concern
No. 7/1999
Appendix 3
No. 7/1999
Zingiberaceae
Verbenaceae
Umbellirae
Piperaceae
Graminae
Cyperaceae
Asteraceae
Asteraceae
Asteraceae
Asteraceae
Araliaceae
Apocynaceae
c. Epifit
Tumbuhan ini menumpang pada batang pohon sebagai tempat hidupnya.
Epifit tidak mengambil sari-sari makanan yang ditumpanginya, sebaran epifit di
TWA Kawah Kamojang terlihat cukup banyak, namun yang teridentifikasi hanya
ada 2 jenis epifit yang memang tumbuh dominan di TWA Kawah Kamojang.
Tabel 14 Jenis-Jenis Epifit di TWA Kawah Kamojang
Nama
Ilmiah
1.
Asplenium
nidus
2. Anggrek
Dendrobium
merpati
erumenatum
Sumber Data Primer 2013
No
Nama
Lokal
Kadaka
Famili
IUCN
PP RI
CITES
Polypodiceae
Least
Concern
Least
Concern
No. 7/1999
No. 7/1999
Orchidaceae
133
d. Liana
Pertumbuhan liana pada umumnya memerlukan tumbuhan lain agar dapat
hidup dan mendapatkan cahaya matahari. Hal ini membuat pertumbuhan liana di
TWA Kawah Kamojang tidak begitu banyak, dikarenakan didominasi oleh
kawasan hutan dengan kerapatan yang cukup tinggi.
Tabel 15 Jenis-jenis Liana di TWA Kawah Kamojang
No
1.
Nama
Lokal
Canar
Nama
Ilmiah
Smilax sp.
Famili
IUCN
PP-RI
CITES
Smilaceae
Least
Concern
No.
7/1999
C. Tumbuhan Obat
Tumbuhan obat merupakan salah satu alternatif pengobatan yang banyak
dicari. Beberapa orang memprioritaskan pengobatan yang berasal dari herbal.
TWA Kawah Kamojang memiliki potensi tumbuhan obat yang cukup banyak,
sehingga dapat dimanfaatkan pengunjung untuk diketahui dan dipelajari. Jenisjenis tumbuhan obat di TWA Kawah Kamojang cukup bervariatif. Berikut adalah
jenis-jenis tumbuhan obat yang berada di TWA Kawah Kamojang (Tabel 17).
Tabel 16 Jenis-jenis Tumbuhan Obat di TWA Kawah Kamojang
No
Nama Lokal
(Nama Ilmiah)
Kelompok
Bagian yang
Digunakan
Fungsi
Pengobatan
-
demam/panas
sakit perut
pereda radang usus
mencret
panas dalam
luka bakar
penyubur rambut
panas perut
luka
memar
batuk
penawar racun
diare
dieureticum
mimisan
perut kembung
mencret
pemecah bisul
penguat kandungan
keputihan
pembersih kulit
kelumpuhan
jamu
sakit perut
obat batuk
pembersih darah
ginjal
kencing batu
luka bisul
obat luka
Babadotan
(Ageratum conyzoides)
Terna
- akar
Beunying
(Ficus fistulosa)
Bubuay
(Plectocomia elongate)
Cau kole/Pisang hutan
(Musa Zebrina)
pohon/perdu
- pucuk daun
- buah
- sari batang
Perdu
- buah
- getah
Cangkuang
(Harahas pandanus furcatus)
pohon/perdu
- tunas
- daun
Eurih
(Imperata sp. )
Hanjuang
(Cordyline fruticosa)
Hareureus
(Rubus moluccanus)
Semak
- akar
Perdu
liana
- akar
- pucuk daun
- seluruh bagian
Honje leuweung
(Nikolaiasp. )
Kahitutan
(Antishirsuta rubiaceae)
Kiurat
(Plantago mayor)
semak
- daun
Liana
- batang
terna
- akar
- batang
- daun
Kirinyuh
(Eupatorium palleseum)
Terna
- daun
3
4
7
8
9
10
11
12
Rotan
No
Nama Lokal
(Nama Ilmiah)
Kelompok
Bagian yang
Digunakan
Fungsi
Pengobatan
13
Seureuh leuweung
Terna
- daun
14
Nangsi
(Villebrunea rubescens)
Pakis munding
(Angioptreris evecta)
Poh pohan
(Pilea trinervia)
Salam leuweung
(Eugenia polyantha)
Paku anam
(Gleichenia linearis)
Sulibra
(Cinchona lubra)
Pohon
- getah batang
palempaleman
Terna
- tunas
terna
- diare
Liana
- daun
- kulit batang
- sari batang
Liana
- sari batang
- obat malaria
15
16
17
18
19
- daun
- obat batuk
(a)
(d)
(b)
(e)
(c)
(f)
135
1.
Nama Kawah
Deskripsi
Kawah Manuk
2.
Kawah Berecek
3.
Kawah Baru
4.
5.
6.
Kawah Kamojang
Dokumentasi
No
7.
8.
10
Nama Kawah
Deskripsi
Kawah Hujan
Kawah Saar
Kawah Cibuliran
Dokumentasi
137
(a)
(b)
(c)
C. Areal Perkemahan
TWA Kawah Kamojang pada zaman pengelolaan oleh Perum Perhutani
Unit III Jawa Barat, memiliki areal perkemahan mandiri yang dikelola bersama
dengan Karang Taruna Kamojang. Areal perkemahan tersebut ditutup dan
difungsikan secara pasif setelah pengelolaan kembali ke BBKSDA Jawa Barat, ini
dimaksudkan untuk mengembalikan tata fungsi lahan dan perlindunganhutan.
Lahan kosong dan datar disekitar kawah dapat dimanfaatkan sebagai areal
perkemahan dengan skala kecil seperti Family camp dan per-regu. Pada saat
musim liburan banyak pengunjung dari kalangan sekolah dan kelompok tertentu
yang berkemah di TWA Kawah Kamojang ini hingga satu atau dua malam.
Area perkemahan di TWA Kawah Kamojang memiliki lokasi lahan untuk
berkemah yang cukup memadai, lahan tersebut memiliki kontur yang datar, dekat
dengan sumber air dan jauh dari binatang buas. Pengunjung yang akan berkemah
di TWA Kawah Kamojang dapat memilih lokasi berkemah yang sesuai dengan
keinginan masing-masing. Biasanya pengunjung memilih berkemah disekitar
parkir karena lebih dekat dengan fasilitas, seperti toilet, Musholla dan kantin.
139
(a)
(b)
(c)
141
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
Usia
20-30 thn
>30 thn
0%
B. Menikah
Menikah
0%
Status
100%
0%
100%
100%
Asal Daerah
Garut
Luar Garut
Jabatan
Koordinator
Pengelola
33,3%
Pendidikan
SMP
SMA
P. Tinggi
33,3%
33,3%
33,3%
Pendapatan
Rp 1-2 jt
>Rp 2jt
33,3%
100%
0%
67,7%
10
20
30
40
50
60
70
67,7%
80 90
100
Menarik
Menarik
Biasa Saja
Biasa Saja
Area Perkemahan
Tidak Menarik
Penginapan Wisata
Biasa Saja
Setuju
Setuju
Setuju
Setuju
Berkemah
Biasa Saja
Trekking Hutan
Setuju
Outbond
Setuju
Foto Hunting
Setuju
Siap
Siap
Interpretasi
Siap
Promosi
Biasa Saja
Siap
Siap
Siap
143
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
Usia
15-30 thn
>30 thn
Status
B. Menikah
Menikah
33,3%
Asal Daerah
Ibun
Samarang
Paseh
43,3%
36,7%
Pendidikan
Pendapatan
30%
46,7%
53,3%
66,7%
20%
23,3%
30%
SD
SMP
SMA
46,7%
Rp1/2-11/2jt
>Rp 11/2 jt
33,3%
0
10
20
30
40
50
66,7%
60 70
80
90
100
Setuju
Setuju
Setuju
Setuju
145
Setuju
Biasa Saja
Biasa Saja
Setuju
Biasa Saja
Setuju
Setuju
Timbulnya Vandalisme
Biasa Saja
Menarik
Menarik
Biasa Saja
Biasa Saja
Area Perkemahan
Menarik
Penginapan Wisata
Biasa Saja
Setuju
Setuju
Biasa Saja
Setuju
Berkemah
Trekking Hutan
Biasa Saja
Outbond
Setuju
Foto Hunting
Setuju
147
Siap
Pemandu
Siap
Transportasi
Siap
Penginapan
Siap
Rumah Makan
Biasa Saja
Berjualan
Biasa Saja
Membuat Cinderamata
Biasa Saja
Laki-Laki
Perempuan
Usia
<15 thn
15-25 thn
25-50 thn
>50 thn
Status
B. Menikah
Menikah
Asal Daerah
Garut
Bandung
Tasikmalaya
Cianjur
Cirebon
Indramayu
Jabodetabek
Pendidikan
Pendapatan
SD
SMP
SMA
P. Tinggi
66%
34%
4%
48%
12%
36%
48%
52%
34%
26%
6%
4%
4%
4%
22%
0%
20%
46%
34%
28%
22%
Rp <1 jt
Rp 1-2 jt
>Rp 2jt
10
20
30
40
50%
50 60
70
80
90
100
149
Puas
Puas
Puas
Biasa Saja
Berkemah
Biasa Saja
Trekking
Biasa Saja
Pendidikan
Biasa Saja
Puas
Shelter
Biasa Saja
Papan Interpretasi
Biasa Saja
Toilet
Biasa Saja
Tempat Sampah
Biasa Saja
Penginapan
Biasa Saja
Biasa Saja
151
Kawah
Menarik
Menarik
Biasa Saja
Menarik
Area Perkemahan
Biasa Saja
Penginapan Wisata
Biasa Saja
Setuju
Setuju
Biasa Saja
Setuju
Berkemah
Setuju
Trekking Hutan
Setuju
Outbond
Setuju
Foto Hunting
Biasa Saja
Efektif
2 Hari 1 Malam
Efektif
3 Hari 2 Malam
Biasa Saja
153
155
b. Tumbuhan Obat
Pengembangan kegiatan wisata yang memanfaatkan jenis-jenis tumbuhan
obat di TWA Kawah Kamojang, adalah sebagai langkah awal untuk menjadi
bahan kajian lebih lanjut khususnya tumbuhan obat yang berada di dalam kawasan
TWA Kawah Kamojang. Kegiatan ini dibuat untuk mengetahui potensi yang ada
di dalam kawasan dan untuk menginventarisir potensi serta manfaat dan
kegunaannya, selain itu adalah sebagai peningkatan dan kesadaran masyarakat
akan pentingnya pemanfaatan tumbuhan obat dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan wisata berbasis tumbuhan obat di TWA Kawah Kamojang dapat
dimanfaatkan secara efektif apabila di dukung dengan pengadaan program yang
memasukan tumbuhan obat sebagai salah satu jenis kegiatannya, untuk itu
penjagaan dan pemanfaatan berkelanjutan tumbuhan obat dianggap penting untuk
menjaga kestabilan lingkungan di TWA Kawah Kamojang.
157
serta mengenalkannya kepada khalayak yang lebih luas serta meningkatkan nilai
kompetitif sumber air panas yang terdapat pada kawasan Kamojang. TWA Kawah
Kamojang membutuhkan suatu fasilitas wisata relaksasi berupa kolam pemandian
air panas sebagai salah satu usaha pengoptimalan potensi kepariwisataan. Hal
tersebut mampu mempertahankan dan meningkatkan jumlah pengunjung dimasa
yang akan datang, serta diharapkan menjadi satu icon baru bagi kawasan wisata
air panas TWA Kawah Kamojang. Untuk mengatasi permasalahan tersebut
diperlukan pengembangan kolam pemandian air panas di TWA Kawah kamojang,
sebagai fasilitas pelengkap wisata.
159
161
Kegiatan
Mandi Uap
Lokasi
Kawah Hujan
2.
Berendam Air
Panas
Kamar Rendam
Kolam Renang
3.
Menikmati
Pemandangan Alam
Seputar Kawasan
TWA Kawah
Kamojang
4.
Berkemah
Area Perkemahan
5.
Trekking Hutan
Sepanjang Jalur
Setapak Hutan
6.
Fotografi
Seputar Kawasan
TWA Kawah
Kamojang
Deskripsi Kegiatan
menikmati terapi thermal spa dari
fumarol yang ditimbulkan di kawah
hujan, dengan pemandangan alam yang
indah dan udara yang sejuk.
menikmati khasiat thermal spa dari hot
spring yang mengandung belerang, dapat
dengan privasi di kamar rendam ataupun
di kolam renang terbuka.
menikmati panorama alam dan keunikan
manifestasi panas bumi di TWA Kawah
Kamojang, bentangan hutan yang terlihat
dipadu dengan udara yang sejuk dan
menenangkan.
. bermalam di TWA Kawah Kamojang
dengan zona camping yang telah
disedikan, suasana alami hutan dengan
dilengkapi udara yang sejuk.
trekking hutan adalah bentuk kegiatan
lintas alam dengan cara menelusuri area
hutan TWA Kawah Kamojang dengan
fokus interpretasi di sepanjang jalur.
menikmati spot-spot pemandangan dan
keunikan gejala alam di TWA Kawah
Kamojang, dengan mengabadikan dalam
bentuk gambar dengan kesan kawasan
hutan.
163
a. Mandi Uap
Kegiatan ekowisata seperti mandi uap merupakan suatu kegiatan yang
jarang ditemui diperkembangan kegiatan-kegiatan ekowisata yang lainnya.
Kegiatan thermal spa seperti ini sangat bermanfaat bagi pengunjung, terutama
bagi pengunjung yang menginginkan kegiatan wisata kesehatan.
Kegiatan ekowisata mandi uap dapat ditemui di TWA Kawah Kamojang,
salah satu obyek yang menyediakan kegiatan mandi uap adalah obyek wisata
Kawah Hujan. Kawah Hujan memiliki keunikan variasi dari manifestasi panas
bumi berupa fumarol atau salah satu bentuk dari keluarnya uap bumi yang
mengandung kandungan air tinggi dan mengandung zat-zat belerang yang cukup
untuk memulihkan kondisi tubuh manusia.
Kegiatan mandi uap di TWA Kawah Kamojang dapat di kembangkan
menjadi salah satu daya tarik utama di lokasi tersebut. Dengan peningkatan
bentuk fasilitas dan interpretasi dari obyek tersebut akan membuat pengunjung
lebih faham dan terarah dalam melakukan kegiatan wisata. Fasilitas yang dapat
dibangun untuk menujang kegiatan mandi uap di TWA Kawah Kamojang adalah
dengan diadakanya ruang khusus untuk pengunjung yang ingin menfaatkan variasi
manifestasi panas bumi tersebut. Interpretasi merupakan hal yang terpenting
untuk membuat kegiatan mandi uap lebih baik, interpretasi di obyek wisata
Kawah Hujan dapat berupa papan interpretasi yang mengisikan keteranganketerangan seperti informasi jenis dari variasi manifestasi panas bumi, sejarah dan
manfaat dari adanya uap yang digunakan di kegiatan wisata mandi uap tersebut.
b. Berendam Air Panas
Kegiatan ekowisata yang memanfaatkan keberadaan sumberdaya mata air
panas masih menjadi primadona di beberapa tempat wisata, sumber mata air panas
di beberapa tempat wisata biasanya dijadikan salah satu obyek wisata dalam
bentuk hotspring atau pemandian air panas seperti kolam-kolam renang dan
kamar-kamar rendam. TWA Kawah Kamojang memiliki beberapa sumber mata
air panas, sumber mata air panas tersebut dimanfaatkan sebagai sumber mata air
yang disalurkan ke toilet dan kamar-kamar rendam.
Pada saat ini pemanfaatan keberadaan sumber mata air panas masih belum
dikembangkan begitu baik, ini dikarenakan keberadaan kolam penampungan dan
fasilitas lain yang menfaatkan sumber mata air panas masih belum ada di TWA
Kawah Kamojang. Pengembangan kegiatan ekowisata dengan memanfaatkan
sumber mata air panas dapat dilakukan dengan melalui keigiatan thermal spa yang
dilakukan dengan berendam di kamar-kamar rendam ataupun dengan diadakanya
fasilitas berupa klolam-kolam renang yang dapat membuat pengunjung berenang
ataupun berendam dengan pemandangan alam yang terbuka.
c. Menikmati Pemandangan Alam
Kegiatan wisata dilingkungan alami tentunya tidak lepas dari kondisi alam
yang membuat pengunjung merasa nyaman. Kondisi tersebut dimanfaatkan
pengunjung untuk menikmati pemandangan dan mendapatkan sensasi dari
kualitas alam yang tersedia. TWA Kawah Kamojang memiliki kondisi alam yang
tidak kalah dibandingkan dengan kawasan wisata lainnya.
165
Berkumpul
di Lapangan
Desa Pangkalan
5
Pemberian Souvenir
Penutupan
3
Trekking Hutan
4
Rekreasi Mandi Uap
dan Air Panas
Obyek Sejarah
Sumur Bekas
Pemboran
167
08. 00 09. 00
WIB
2
Berkumpul di TWA
Kawah Kamojang
3
Pengolahan
Tumbuhan Obat
Jalan-jalanSehat
4
Penutupan
Rekreasi Mandi
Uap dan Air Panas
169
13. 00 WIB
s/d selesai
Ekowisata Kesehatan
Ekowisata Sehari
Menikmati sumberdaya wisata alam serta memberikan pengetahuan
mengenai informasi kesehatan di TWA Kawah Kamojang
400 m / 40 menit
6 Jam Efektif
Lanjut Usia
Maksimal 8 Orang
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Berkumpul di TWA
Welcome drink
Kawah Kamojang
Perkenalan
Deskripsi singkat mengenai kegiatan
Jalan-jalan Sehat
Peserta mendapatkan pengetahuan mengenai
bekas pemboran di zaman belanda, flora,
fauna, manifestasi panas bumi
Peserta mendapatkan interpretasi mengenai
pemanfaatan tumbuhan obat
Pengolahan
Peserta ditunjukan cara-cara mengolah
Tumbuhan Obat
tumbuhan obat
Rekreasi Mandi Uap
Peserta diperkenankan untuk menikmati
dan Air Panas
kegiatan wisata mandi uap dan air panas.
Peserta yang memilih kegiatan mandi uap
diberi pengarahan pemanfaatan pernapasan di
aktivitas mandi uap
Istirahat dan
Peserta diperkenankan untuk membuka bekal
Penutupan
makanan dan minuman
Peserta dikumpulkan kembali untuk evaluasi
Berkumpul
di TWA Kawah
Kamojang
3
Mendirikan Tenda
Ice Breaking
4
Rekreasi Mandi
Uap dan Air Panas
Aktivitas
CampingApi Unggun
Trekking Hutan
Hari Pertama
8
Persemaian dan
Penanaman Pohon
7
Outbond
Evaluasi dan
Penutupan
Hari Kedua
171
07. 00-08. 00
WIB
Mendirikan Tenda
08. 00-09. 00
WIB
Ice Breaking
dan Pemberian Materi
Survival
09. 00-12. 00
WIB
Trekking Hutan
Berkumpul di TWA
Kawah Kamojang
Welcome drink
Perkenalan
Deskripsi singkat mengenai kegiatan
Pemaparan mengenai safety procedure
Peserta diberikan penjelasan mengenai cara
mendirikan tenda
Peserta mendirikan tenda sesuai anggota
kelompoknya masing-masing
Peserta melakukan game kecil untuk
menjalin kebersamaan
Peserta diberi materi pengenalan cara
bertahan hidup (survival)
Peserta melakukan perjalanan mengelilingi
area hutan
Peserta diperkenalkan dengan flora dan
fauna melalui interpretasi
Peserta diperkenalkan teknik survival
Peserta diperkenankan mengambil foto
selama kegiatan
Durasi
12. 00-13. 00
WIB
Kegiatan
Istirahat
13. 00-15. 00
WIB
15. 00 WIB s/d
Malam Hari
Lomba Ketangkasan
Survival
Rekreasi Mandi Uap dan
Pemandian Air Panas
Malam Hari
Hingga Pagi Hari
Hari Kedua
07. 00-09. 00 WIB
Olahraga
Persemaian dan
penanaman Pohon
Outbond
12. 00 WIB
Evaluasi dan
Penutupan
Deskripsi Kegiatan
Peserta kembali menuju area perkemahan
diperkenankan untuk makan dan minum
yang telah disediakan
Peserta mengikuti lomba
Peserta diperkenankan untuk menikmati
kegiatan wisata mandi uap dan pemandian
air panas di kawasan TWA Kawah
Kamojang
Peserta diperkenankan untuk acara bebas
Peserta diperkenankan untuk melakukan
aktivitas kebersamaan seperti roll play dan
game kebersamaan.
Peserta mengikuti acara api unggun
Peserta diperkenankan untuk istirahat
Peserta sarapan sebelum memulai acara
Kegiatan olahraga pagi
Peserta belajar tentang pembibitan
Peserta mendapatkan bibit tanaman, untuk
penanaman bersama
Peserta diberikan pengarahan mengenai
kegiatan outbond
Peserta melakukan permainan outbond
Pemberian souvenir berupa syal dan pin
Pulang
173
Hari kedua peserta akan melakukan kegiatan olahraga dipagi hari, setelah
itu sarapan dan persiapan untuk kegiatan persemaian dan penanaman pohon.
Peserta akan diajak untuk membuat persemaiaan dan tata cara penanaman pohon
yang baik. Kegiatan outbond dibentuk dalam bentuk kelompok, untuk menjalin
kebersamaan yang lebih lagi antar peserta. Peserta akan melakukan kegiatan
evaluasi berupa flash back kegiatan dan mengambil makna dari setiap kegiatan
yang telah dilaksanakan, peserta akan melakukan kegiatan terakhir berupa
penanaman pohon sebagai wujud kepeduliaan terhadap lingkungan. Peserta
berhak mendapatkan syal dan pin sebagai tanda telah melakukan program
ekowisata alam Clowin
5.5.7 Optimalisasi dan Peluang Pengembangan Ekowisata Alam
Berdasarkan proses pengerjaan Tugas Akhir di TWA Kawah Kamojang,
didapatkan beberapa informasi mengenai bentuk dan kegiatan wisata yang selama
ini telah berjalan di kawasan tersebut. Pengoptimalisasian program-program
ekowisata yang dirancang, merupakan hasil dari kajian dari beberapa indikasi
yang mempengaruhi kegiatan wisata seperti kuisioner, wawancara, penilaian
potensi dan perbandingan dengan bentuk kegiatan wisata di tempat lain.
Kerjasama dalam penawaran paket wisata di TWA Kawah Kamojang, telah
dilakukan oleh pengelola dengan beberapa event orginaizer, namun bentuk
kegiatan masih berupa kegiatan wisata konvensional dan belum dikembangkan
dengan baik. Maka dari itu program-program yang dirancang dapat diselaraskan
dengan demand dari pengunjung dan difasilitasi oleh pengelola. Berdasarkan hasil
wawancara kepada beberapa event orginaizer yang datang ke TWA Kawah
Kamojang, menyatakan setuju untuk melakukan kerjasama pelaksanaan program
ekowisata alam bersama pengelola.
5.5.8 Rancangan Media Promosi
Booklet yang dirancang dalam mempromosikan TWA Kawah Kamojang
Berjudul tentang Program Ekowisata Alam di TWA Kawah Kamojang. Kertas
yang digunakan adalah kertas artpaper dengan ukuran 15 cm x 42 cm. untuk tipe
huruf yang digunakan dalam booklet yaitu tekton pro dan papyrus dengan ukuran
12. Booklet didominasai oleh warna hitam, hijau, dan cokelat. Booklet tersebut
terdiri dari 16 lembar yang berisi tentang potensi-potensi wisata yang terdapat di
TWA Kawah Kamojang yang didominasi oleh foto-foto dan beberapa penjelasan.
Promosi dengan menggunakan booklet dapat memudahkan pemasaran dari
paket ataupun program ekowisata yang ada di TWA Kawah Kamojang. Promosi
dapat dilakukan dengan memberikan booklet ke sekolah-sekolah ataupun
komunitas-komunitas lingkungan dan pecinta alam, untuk menarik kelompok
pelajar berekreasi dengan mendapatkan edukasi di TWA Kawah Kamojang.
Program RELASI yang dikhususkan untuk sasaran lansia, juga dapat di
promosikan ke Panti Jompo ataupun komunitas sosial yang nantinya mampu
mengajak para lansia untuk berwisata di TWA Kawah Kamojang.
175
6.1 Kesimpulan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
Potensi wisata di TWA Kawah Kamojang cukup tinggi, oleh karena itu perlu
diberikan sosialisasi yang intensif kepada masyarakat sehingga masyarakat
melindungi potensi tersebut dan menyadari bahwa wisata dapat menjadi
alternatif untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
4.
5.
6.
177
DAFTAR PUSTAKA
Alisjabana. 2001. Model Peran Serta Masyarakat dan Swasta serta Pemuda dalam
Pengelolaan dan Pembangunan Kota dalam Manajemen Lingkungan
Perkotaan.
Surabaya: Lembaga Penelitian, Institut Teknologi
Surabaya.
Anonim.
Pariwisata
Kecamatan Ibun.
Kecamatan Samarang.
179
2001.
Teknik Sampling.
Suhendra. 2006. Hutan Wisata Sungai Dumai. Jurnal Penelitian Sosial Ekonomi
Kehutanan 4 (2): 141-142.
Sulistiyono N. 2007. Pengantar Ekoturisme. Di dalam Affandi O, editor. 2007.
Panduan Praktik Pengenalan dan Pengelolaan Hutan. Medan:
Departemen Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera
Utara.
Sumitro A. 2003. Prinsip-prinsip Pengelolaan Hutan dan Perspektif Ekonomi
Konservasi. Makalah dalam Workshop Konservasi di Hutan Produksi.
Yogyakarta:Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan.
Sumitro A. 2004. Prospek Investasi dan Analisis Finansial Ekonomi Hutan
Tanaman. Palembang: PT Musi Hutan Persada.
Suparmoko. 1997. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Yogyakarta:
BPFE.
Suwantoro G. 2004. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta:ANDI.
Suyitno. 2001. Perencanaan Wisata. Yogyakarta:Kanisius.
Tamasya D. 2012. Pesona Kawah Kamojang Garut. http://desnantara-tamasya.
blogspot.com/2012/01/pesona-kawah-kamojang-garut.html
[24 Januari 2013].
Ubaidah R, Ibnu M. 2003. Manajemen Bioregional Jabodetabek: Profil dan
Strategi Pengelolaan Situ, Rawa dan Danau. Bogor: Pusat Penelitian
Biologi, LIPI.
Widada, Mulyati S, Kobayashi H. 2006. Sekilas tentang Konservasi Sumberdaya
Alam Hayati dan Ekosistemnya. Jakarta: Ditjen PHKA dan JICA.
Wrihatnolo RR, Dwidjowijoto RN. 2007. Manajemen Pemberdayaan: Sebuah
Pengantar dan Panduan untuk Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta:
PT Elex Media Komputindo.
Yoeti OA. 2000. Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup. Jakarta:Partja.
Zain A, Taufik. 2011.
Pengembangan Potensi Wisata Alam Kabupaten
Tulungagung dengan Sistem Informasi Geografis. http://zain-taufik
blogspot. com/2011/10/pengembanganpotensiwisata. html
[5Januari 2012].
LAMPIRAN
181
Nama Kawah
Kawah Manuk
2.
Kawah Berecek
3.
Kawah Kamojang
4.
5.
6.
Kawah Hujan
7.
Kawah Baru
8.
Kawah Saar
9.
Kawah Cibuliran
10.
Kawah Nirwana
Ketinggian (m/dpl)
1.681
1.652
1.655
1.671
1.674
1.703
1.683
1.694
1.684
1.692
Lokasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Jarak Tempuh
1 km
1.7 km
200 m
300 m
50 m
70 m
40 m
20 m
10 m
60 m
170 m
320 m
800 m
1 km
Waktu Tempuh
(berjalan kaki)
30 menit
90 menit
10 menit
15 menit
6 menit
8 menit
4 menit
2 menit
1 menit
6 menit
8 menit
15 menit
25 menit
30 menit
Rata-Rata
3,0
2,7
1,7
1,3
Persentase (%)
100,0
89,0
55,7
44,3
1,7
55,7
1,7
55,7
3
3
3
2
3
3
3
3
3
Rata-Rata
3,0
3,0
2,3
3,0
2,7
2,7
3,0
2,7
Persentase (%)
100,0
100,0
77,7
100,0
89,0
89,0
100,0
89,0
3
3
3
3
3
2
3
3
Rata-Rata
2,7
2,7
3,0
3,0
2,7
2,7
3,0
Persentase (%)
89,0
89,0
100,0
100,0
89,0
77,7
100,0
183
Karakteristik Pengelola
Jenis Kelamin
a. Laki-Laki
b. Perempuan
2. Usia
a. 20 30 tahun
b. > 30 tahun
3. Status
a. Belum Menikah
b. Menikah
4. Asal
a. Garut
b. Luar Garut
5. Jabatan
a. Koordinator
b. Pengelola
6. Pendidikan
a. SMP
b. SMA
c. Perguruan Tinggi
7. Pendapatan
a. Rp 1.000.000,00 Rp 2.000.000,00
b. > Rp 2.000.000,00
Sumber Data Pribadi 2013
Responden
Persentase (%)
3,0
-
100,0
-
3,0
100,0
3,0
100,0
3,0
-
100,0
-
1,0
2,0
33,3
66,7
1,0
1,0
1,0
33,3
33,3
33,3
1,0
2,0
33,3
66,7
Karakteristik Pengelola
Jenis Kelamin
a. Laki-Laki
b. Perempuan
2. Usia
a. 15 30 tahun
b. > 30 tahun
3. Status
a. Belum Menikah
b. Menikah
4. Asal
a. Ibun
b. Samarang
c. Paseh
5. Pendidikan
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. Perguruan Tinggi
6. Pendapatan
a. Rp 500.000,00 Rp 1.500.000,00
b. > Rp 1.500.000,00
Sumber Data Pribadi 2013
Responden
Persentase (%)
21,0
9,0
70,0
30,0
14,0
16,0
46,7
53,3
10,0
20,0
33,3
66,7
13,0
11,0
6,0
43,3
36,7
20,0
7,0
10,0
13,0
-
23,3
30,0
46,7
-
16,0
14,0
33,3
66,7
Karakteristik Pengunjung
Jenis Kelamin
a. Laki-Laki
b. Perempuan
2. Usia
a. < 17 tahun
b. 17 30 tahun
c. > 30 tahun
3. Status
a. Belum Menikah
b. Menikah
4. Asal
a. Garut
b. Bandung
c. Tasikmalaya
d. Cianjur
e. Cirebon
f. Indramayu
g. Jabodetabek
5. Pendidikan
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. Perguruan Tinggi
6. Pendapatan
a. < Rp 500.000,00
b. Rp 1.000.000,00 2.000.000,00
c. > Rp 2.000.000,00
Sumber Data Pribadi 2013
Responden
Persentase (%)
33,0
17,0
66,0
34,0
3,0
27,0
20,0
6,0
54,0
40,0
24,0
26,0
48,0
52,0
17,0
13,0
3,0
2,0
2,0
2,0
11,0
34,0
26,0
6,0
4,0
4,0
4,0
22,0
10,0
23,0
17,0
20,0
46,0
34,0
14,0
11,0
25,0
28,0
22,0
50,0
Indikator
90
87
Responden
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
RataRata
Persentase
(%)
2.7
91.1
2.5
84.4
2.6
86.6
2.7
90.0
10
11
12
13
14
Responden
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
RataRata
Persentase
(%)
2.8
94.4
2.3
77.7
2.2
75.5
2.7
92.2
10
11
12
13
14
91
Responden
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
RataRata
Persentase
(%)
2.2
74.4
2.7
91.1
2.2
75.5
2.7
91.1
10
11
12
13
14
Responden
15
16
3
3
17
3
18
3
19
3
20
3
21
3
22
3
23
3
24
3
25
3
26
3
27
3
28
3
29
3
30
3
RataRata
3.0
Persentase
(%)
100.0
2.9
98.8
2.2
75.5
2.5
83.3
2.4
80.0
2.4
81.1
1
3
2
3
3
3
4
3
5
3
6
3
7
3
8
3
9
3
10
3
11
3
12
3
13
3
14
3
92
89
Responden
15
16
2
3
17
3
18
3
19
3
20
3
21
3
22
3
23
3
24
3
25
3
26
3
27
3
28
3
29
3
30
3
RataRata
2.8
Persentase
(%)
95.5
2.7
91.1
2.6
86.6
2.5
84.4
2.4
80.0
2
2
2
3
3
2
2
2
2
3
3
2
2
3
3
2
3
3
2
2
2
3
3
3
2
3
2
2
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
2
2
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
2.4
2.6
2.5
81.1
88.8
83.3
17
3
3
3
2
18
2
2
3
2
19
3
2
3
2
20
3
2
2
2
21
3
2
3
3
22
3
3
2
2
23
3
2
3
3
24
3
2
3
2
25
3
3
3
3
26
3
3
2
2
27
3
3
3
3
28
3
3
3
3
29
3
3
3
3
30
3
3
3
3
RataRata
2.8
2.6
2.6
2.4
Persentase
(%)
93.3
88.8
88.8
81.1
1
3
2
3
3
3
4
3
5
3
6
3
7
3
8
3
9
3
10
2
11
2
12
2
13
3
14
3
2
2
2
2
2
3
3
2
2
3
2
2
3
3
2
2
3
3
3
3
2
2
3
3
2
3
2
2
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
2
Responden
15
16
2
3
3
3
3
3
2
2
1
3
3
2
2
2
3
3
2
3
3
3
2
3
2
4
3
2
2
2
5
3
2
3
2
6
3
3
3
3
7
3
3
3
2
8
3
3
2
3
9
3
2
2
2
10
2
3
2
3
11
2
3
2
3
12
2
3
3
3
13
2
3
3
2
14
3
3
3
2
2.3
78.8
2
2
2
2
3
2
3
2
3
3
2
3
3
3
2
3
2
3
2
3
2
2
3
3
3
3
2
2
3
3
2
2
3
3
2
3
2
3
2
2
3
3
2
2
3
2
3
3
3
3
2
2
2
3
3
3
2
2
3
3
2.4
2.6
82.2
86.6
93
Responde n
RataRata
Persentase
(%)
2.8
95.3
2.4
82.0
2.8
94.6
2.7
91.3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2.3
2.3
2.3
78.0
78.0
77.3
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
2
4
2
5
2
6
2
7
2
8
2
9
3
0
3
1
3
2
3
3
3
4
3
5
3
6
3
7
3
8
3
9
4
0
4
1
4
2
4
3
4
4
4
5
4
6
4
7
4
8
4
9
5
0
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
3
2
2
2
3
2
3
2
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
3
3
2
2
3
3
2
2
2
3
3
3
2
2
3
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
2
2
2
3
3
2
2
2
3
2
3
3
3
2
3
3
2
2
2
3
2
3
3
3
3
3
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
3
3
3
2
3
2
3
2
3
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
3
3
3
2
2
3
3
2
Responden
RataRata
Perse ntase
(%)
2.2
2.8
73.3
93.3
1.9
66.0
2.1
71.3
2.0
66.6
2.1
71.3
2.1
72.6
1
3
1
3
3
2
3
3
3
2
3
2
3
3
2
3
2
3
1
0
2
3
1
1
2
3
1
2
2
3
1
3
2
3
1
4
2
3
1
5
2
3
1
6
2
3
1
7
2
3
1
8
2
3
1
9
2
3
2
0
1
2
2
1
2
2
2
2
2
3
2
3
2
3
2
4
2
3
2
5
2
3
2
6
3
3
2
7
2
3
2
8
3
3
2
9
3
3
3
0
2
3
3
1
2
3
3
2
2
3
3
3
2
2
3
4
2
2
3
5
2
2
3
6
3
3
3
7
3
3
3
8
3
3
3
9
3
2
4
0
1
3
4
1
3
2
4
2
3
3
4
3
1
3
4
4
3
3
4
5
2
3
4
6
1
3
4
7
1
3
4
8
2
3
4
9
3
3
5
0
3
3
Responde n
RataRata
Pe rsentase
(%)
2.8
93.3
2.7
92.6
1.9
63.3
2.4
81.3
2.5
86.0
2.3
76.6
1
0
2
1
1
2
1
2
3
1
3
3
1
4
2
1
5
3
1
6
3
1
7
3
1
8
3
1
9
2
2
0
1
2
1
3
2
2
3
2
3
3
2
4
2
2
5
3
2
6
3
2
7
3
2
8
3
2
9
3
3
0
3
3
1
2
3
2
3
3
3
3
3
4
3
3
5
3
3
6
3
3
7
3
3
8
3
3
9
3
4
0
3
4
1
3
4
2
3
4
3
2
4
4
3
4
5
3
4
6
3
4
7
3
4
8
3
4
9
3
5
0
3
94
91
Kegiatan
Ekowisata
Mandi Uap
Berend am
Air Panas
Berkemah
Menikmati
Pemandangan
Alam
Wisata
Pend id ikan
Geothermal
Trekking
Outbond
Foto Hunting
RataRata
Pe rsentase
(%)
2.8
94.6
2.8
94.0
2.2
74.6
2.7
92.7
2.7
92.6
3
2
2
3
3
1
2
3
2
2.6
2.5
2.4
88.0
86.0
80.0
1
0
2
1
1
2
1
2
3
1
3
3
1
4
2
1
5
3
1
6
3
1
7
3
1
8
3
1
9
2
2
0
3
2
1
3
2
2
3
2
3
3
2
4
2
2
5
3
2
6
3
2
7
3
2
8
3
2
9
3
3
0
3
3
1
2
3
2
3
3
3
3
3
4
3
3
5
3
3
6
3
3
7
3
3
8
3
3
9
3
4
0
3
4
1
3
4
2
3
4
3
2
4
4
3
4
5
3
4
6
3
4
7
3
4
8
3
4
9
3
5
0
3
2
2
3
2
2
3
2
2
2
2
3
3
3
2
2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
2
2
2
3
3
2
3
3
3
1
3
3
2
2
2
2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
1
1
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
2
3
3
2
3
3
1
3
2
2
3
2
2
3
3
3
2
3
3
3
2
2
3
3
2
3
3
2
3
2
2
3
3
2
2
2
2
2
3
2
2
3
2
3
3
3
2
3
2
3
2
2
2
3
2
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
RataRata
Perse ntase
(%)
1
0
2
1
1
3
1
2
3
1
3
3
1
4
3
1
5
3
1
6
3
1
7
3
1
8
3
1
9
3
2
0
3
2
1
3
2
2
3
2
3
3
2
4
3
2
5
3
2
6
3
2
7
3
2
8
3
2
9
3
3
0
3
3
1
3
3
2
3
3
3
3
3
4
3
3
5
3
3
6
3
3
7
3
3
8
3
3
9
3
4
0
3
4
1
3
4
2
3
4
3
3
4
4
3
4
5
3
4
6
3
4
7
3
4
8
3
4
9
3
5
0
3
2.9
98.6
2.7
90.0
1.9
66.0
Responde n
1
95
RIWAYAT HIDUP