Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
negara
sebagai
upaya
mewujudkan
kedaulatan
rakyat
(kekuasaan
rakyat. Konsep
demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik.
Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai
indikator perkembangan politik suatu negara.
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi
ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif)
untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas
(independen) dan berada dalam peringkat yg sejajar satu sama lain.
Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan
agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling
mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances.
Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga
pemerintah
yang
memiliki
kewenangan
untuk
mewujudkan
dan
bentuk
pemerintahan,
yaitu
suatu
pemerintahan
yang
perkembangannya,
demokrasi
menjadi
suatu
tatanan
yang
diterima dan dipakai oleh hampir seluruh negara di dunia. Ciri-ciri suatu
pemerintahan demokrasi adalah sebagai berikut
1. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan
keputusan
politik,
baik
langsung
maupun
tidak
langsung
(perwakilan).
2. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala
bidang.
3. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
4. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di
lembaga perwakilan rakyat.
Teori dan Konsep Demokrasi
Menurut
Torres
demokrasi
dapat
dilihat
dari
dua
aspek
yaitu
system
demokrasi
ini
kebebasan
individu
sebagai
dasar
lebar
dalam
masyarakat,
dan
akhirnya
kapitalislah
yang
emnguasai Negara.
Dalam hubungan ini Marx mengembangkan pemikiran system demokrasi
commune
structure(struktur
persekutuan
).
Memnurut
system
Prinsip-prinsip
demokrasi,
dapat
ditinjau
dari
pendapat
11.
partisipasi
rakyat
dalam
pemerintahan,
misalnya
hakikat
dan
martabat
manusia,
misalnya
adanya
bermacam-macam
suatu
praktik
demokrasi.
demokrasi
yang
Hingga
tahun
1959,
cenderung
pada
sistem
Pancasila.
Model
ini
pun
tidak
mendorong
tumbuhnya
karena
mengekspresikan
tidak
tersedianya
kebebasan
warga
ruang
negara.
yang
cukup
Berdasar
untuk
pengalaman
House
pada
Tahun
2006
memasukkan
negara
lembaga-lembaga
prosedural
demokrasi
terus
kita
oleh
sebagian
menjengkelkan.
Cara
yang
ditempuh
memberikan
opini
publik
sengaja
disingkirkan
guna
mencapai
aneka
realitas
yang
inheren
dalam
politik.
Pengertian Pendidikan Demokrasi
Pendidikan demokrasi diartikan sebagai upaya sistematis yang dilakukan
Negara dan masyarakat untuk memfasilitasi individu warga negaranya
agar memahami, meghayati, megamall kan dan mengembangkan konsep,
prinsip dan nilai demokrasi sesuai dengan status dan peran nya dalam
masyarakat ( winataputra, 2006 : 12)
Demokrasi memang tidak diwarisi , tetapi ditangkap dan dicerna melalui
proses belajar oleh karena itu untuk memahaminya diperlukan suatu
proses pendidikan demokrasi.
konteks, dalam hal ini untuk pendidikan formal ( disekolah dan perguruan
tinggi), non formal ( pendidikan diluar sekolah dan informal ( pergaulan
dirumah dan masyarakat kulturaluntuk membangun cita cita, nilai,
yang
tak
pernah
selesai,
dalam
arti
bertahap,
hubungannya
dengan
implementasi
ke
dalam
system
itu
adalah
gambaran
dari
demokrasi
paca
demokrasi
pancasila
merupakan
demokrasi
konstitusional
yang
politik
penguasa
saat
itu
sebab
kenyataannya
yang
ini
kita
dikejutkan
oleh
berbagai
isu-isu
korupsi
yang
yang
ada
setelah
fase
awal-awal
demokrasi
sudah
reformasi,
Indonesia
telah
beberapa
kali
melakukan
proses
pemilihan umum, 2004 dapat dikatakan sebagai sebuah garis start dalam
pada
mencalonkan
pemilu
dirinya
2014
lagi,
nanti,
mereka
selain
karena
menilai
SBY
pemilu
tidak
dapat
sebelumnya
bukan anarki), melalui tulisan, diskusi maupun jejak pendapat. Hal ini
merupakan bentuk kemajuan kongkret yang diterapkan pada sistem
pemerintahan Indonesia.
Namun,
demokrasi
justru
menjadi
sebuah
boomerang
yang
untuk
mengaspirasikan
segala
bentuk
ketidakadilan
yang
batas
demokrasi
yang
diberlakukan
bagi
seluruh
rakyat
yang
tidak
bersifat
adil
terhadap
rakyat
telah
kekerasan
terhadap
masyarakat
dengan
tembakan
dan
membuktikan
alasan
utama
bagi
sekelompok
orang
untuk
karena
ketidakadilan
yang
mereka
rasakan
yang
kebutuhan
masyarakat
sejak
disetujuinya
SK
pembukaan
karib,
dan
memahami
posisi
rakyat
yang
memilih
jalan
melindungi
segala
hal
yang
mengancam
keamanan
dan
pertahanan bangsa, yang bisa saja berasal dari luar. Kita dituntut untuk
setia menegakkan keadilan, berpihak pada yang benar, dan berjuang
bersama demi menciptakan kehidupan yang aman, tenteram, dan damai.
Karena hal inilah yang menjadi buah perjuangan Soekarno dan kawankawan bagi bangsa Indonesia. Rakyat adalah objek sekaligus subjek dari
sebuah bangsa, rakyat adalah kekayaan bangsa, dan rakyat seharusnya
diberi perlindungan yang wajar dan adil sebagai manusia yang sejatinya
memiliki hak asasi. Semoga pemerintah dan segala jajaran yang bertugas
semakin belajar dari banyak permasalahan yang ada. Semoga aparat
penegak hukum benar-benar melindungi, mengayomi, dan melayani
rakyat, berbenah diri agar tragedi Mesuji, PT. Freeport, dan Bima tidak
terulang lagi di kemudian hari. Semoga Pancasila dan UUD 1945 masih
tetap menjadi pilar bangsa yang masih berlaku bagi seluruh rakyat
Indonesia. Demi hak asasi manusia dan demi rakyat Indonesia semoga
tidak ada lagi praktik demo-keras-i.
PELAKSANAAN DEMOKRASI DARI ORDE BARU SAMPAI SAAT INI
Pelaksanaan demokrasi di indonesia sendiri sebenarnya telah ada
empat kali perubahan dimulai dari orde baru hingga masa reformasi yang
ada sekarang ini.
Lalu jika ditilik dari masa orde lama hingga sampai saat ini yaitu
masa reformasi, telah banyak sekali penyimpangan penyimpangan yang
dilakukan oleh pemimpin negara. Tapi tentu saja ada yang memang
sangat dibutuhkan atau memang tidak diperlukan.
Lebih dari itu ada dalam masa beberapa pelaksanaan demokrasi
diindonesia juga diwarnai dengan adanya pemberontakan,
pengaruh
suatu partai tertentu yang sangat kuat hingga banyak partai yang ada
diindonesia ini. Juga ada yang diwarnai dengan KKN. Dan yang perlu
diperhatikan juga bahwa berubahnya sistem demokrasi diindonesia ini
telah diikuti pula dengan berubahnya
sendiri
masih
terus
berjuang
membenahi
sistem
pada
masa
ini
juga
terjadi
perubahan
sistem
masa
sistem
parlementer
ini,
pelaksanaan
demokrasi
demokrasi pada masa ini pada awalnya berjalan mulus dan memberi
harapan baru pada rakyat serta berhasil menyelenggarakan Pemilihan
Umum tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Namun seiring
berjalannya waktu pelaksanaan demokrasi pada masa ini di anggap
gagal karena beberapa hal yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
mendasarkan
dengan penyempurnaan
pada
Pancasila
pelaksanaannya
dan
dan
UUD
perbaikan
1945,
peraturan-
tinggi
dan
tertinggi
negara dengan
menegaskan
fungsi,
dan
tata
hubungan
yang
jelas
antara
lembaga-
kenyataan
bahwa
sebagian
terbesarnya
pernah
mengecap
Barat
(khususnya
Belanda),
maupun
mengikutinya
melalui
di
negara-negara
Eropa
Barat
dan
Amerika
Serikat.
Pancasila
(Orba)
berhasil
bertahan
relatif
cukup
lama
khususnya
laginya
perubahan
terhadap
aspek
pembagian
Maklumat
Pemerintah
tanggal
Nopember
1945
tentang
14
Nopember
1945
tentang
Maklumat
Pemerintah
tanggal
demikian
praktek
demokrasi
pada
masa
ini
dinilai
gagal
disebabkan :
Bubarkan konstituante
Parlemen
lembah
bahkan
akhirnya
dibubarkan
oleh
Awal
Orde
baru
memberi
harapan baru
pada
rakyat
pembangunan disegala bidang melalui Pelita I, II, III, IV, V dan pada masa
orde baru berhasil menyelenggarakan Pemilihan Umum tahun 1971, 1977,
1982, 1987, 1992, dan 1997.
Namun demikian perjalanan demokrasi pada masa orde baru ini dianggap
gagal sebab:
1. Rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada
2. Rekrutmen politik yang tertutup
3. Pemilu yang jauh dari semangat demokratis
4. Pengakuan HAM yang terbatas
demonstrasi
yang
menghebat
menuntut
Presiden
reformasi
berusaha
membangun
kembali
kehidupan
yang
satu
ciri
Negara
demokratis
debawa
rule
of
law
adalah
mendukung
atau
mengubah
personel
dalam
lembaga
legislatif.
2. Membentuk dukungan yang mayoritas rakyat dalam menentukan
pemegang kekuasaan eksekutif untuk jangka tertentu.
3. Rakyat melalui perwakilannya secara berkala dapat mengoreksi
atau mengawasi kekuatan eksekutif.
b. Tujuan Pemilihan Umum
Pada pemerintahan yang demokratis, pemilihan umum merupakan pesta
demokrasi. Secara umum tujuan pemilihan umum antara lain :
1. Melaksanakan kedaulatan rakyat
2. Sebagai perwujudan hak asas politik rakyat
3. Untuk memilih wakil-wakil rakyat yang duduk di lembaga legislatif
serta memilih Presiden dan wakil Presiden.
4. Melaksanakan pergantian personel pemerintahan secara aman,
damai, dan tertib
5. Menjamin kesinambungan pembangunan nasional
Pemilu 1955 merupakan pemilu yang pertama dalam sejarah bangsa
Indonesia. Waktu itu Republik Indonesia berusia 10 tahun. Dapat
dikatakan pemilu merupakan syarat minimal bagi adanya demokrasi.
Secara lebih jelas Juan J. Linz dan Alfred Stepan merumuskan bahwa suatu
transisi demokrasi berhasil dilakukan suatu negara jika
(a) tercapai kesepakatan mengenai prosedur-prosedur politik untuk
menghasilkan pemerintahan yang dipilih
(b) jika suatu pemerintah memegang kekuasaannya atas dasar hasil
pemilu yang bebas
(c) jika pemerintah hasil pemilu tersebut secara de facto memiliki otoritas
untuk menghasilkan kebijakan-kebijakan baru dan
(d) kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif yang dihasilkan melalui
demokrasi yang baru itu secara de jure tidak berbagi kekuasaan dengan
lembaga-lembaga lain.
eksekutif terdiri dari presiden sebagai kepala negara konstitusional beserta para menteri yang
mempunyai tanggung jawab politik. Setiap kabinet terbentuk berdasarkan koalisi pada satu
atau dua partai besardengan beberapa partai kecil. Koalisi ternyata kurang mantap dan partaipartai koalisi kurang dewasa dalam menghadapi tanggung jawab mengenai permasalahan
pemerintahan. Di lain pihak, partai-partai dalam barisan oposisi tidak mampu berperan sebagi
oposisi kontruktif yang menyusun program-program alternatif, tetapi hanya menonjolkan
segi-segi negatif dari tugas oposisi (Miriam Budiardjo, 70).
Pada umumnya kabinet dalam masa pra pemilu tahun 1955 tidak dapat bertahan lebih lama
dari rata-rata delapan bulan dan hal ini menghambat perkembangan ekonomi dan politik oleh
karena pemerintah tidak mendapat kesempatan dalam untuk melaksanakan programnya.
Pemilu tahun 1955 tidak membawa stabilitas yang diharapkan, malah perpecahan antara
pemerintah pusat dengan pemerintah daerah tidak dapat dihindarkan. Faktor-faktor tersebut
mendorong presiden soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang menentukan
berlakunya kembali UUD 1945. Dengan demikian masa demokrasi berdasarkan sistem
parlementer berakhir.
Mengingat kondisi yang harus di hadapi pemerintah indonesia pada kurun waktu 1950-1959,
maka tidak mengherankan bahwa pelaksanaan demokrasi mengaklami kegagalan karena
dasar untuk dapat membangun demokrasi hampir tidak dapat ditemukan. Mereka yang tahu
politik hanya sekelompok kecil masyarakat perkotaan. Para politisi jakarta, meskipun
mencita-citakan sebuah negara demokrasi. Kebanyakan adalah kaum elite yang menganggap
diri mereka sebagai pengikut suatu budaya kota yang istimewa. Mereka bersikap paternalistik
terhadap orang-orang yang kurang beruntung yakni masyarakat pedesaan. Tanggung jawab
mereka terhadap struktur demokrasi parlementer yang merakyat adalah sangat kecil. Banguan
indah sebuah demokrasi parlementer hampir tidak dapat berdiri dengan kokoh.
3. Demokratisasi Dalam Demokrasi Terpimpin
Di tengah-tengah krisis tahun 1957 dan pengalaman jatuh bangunnya pemerintahan,
mengakibatkan diambilmnya langkah-langkah menuju suatu pemerintahan yang oleh
Soekarno dinamakan Demokrasi Terpimpin. Ini merupakan suatu sistem yang didominasi
oleh kepribadian soekarno yang prakarsa untuk pelaksanaan demokrasi terpimpin diambil
bersama-sama dengan pimpinan ABRI (Hatta, 1966 : 7). Pada masa ini terdapat beberapa
penyimpangan terhadap ketentuan UUD 1945, misalnya partai-partai politik dikebiri dan
pemilu ditiadakan. Kekuatan-kekuatan politik yang ada berusha berpaling kepada pribadi
Soekarno untuk mendapatkan legitimasi, bimbingan atau perlindungan. Pada tahun 1960,
presiden Soekarno membubarkan DPR hasil pemilu 1955 dan menggantikanya dengan
DPRGR, padahal dalam penjelasn UUD 1945 secara ekspilisit ditentukan bahwa presiden
tidak berwenang membubarkan DPR.
Melalui demokrasi terpimpin Soekarno berusaha menjaga keseimbangn politik yang
mherupakan kompromi antara kepentingan-kepentingan yang tidak dapat dirujukan kembali
dan memuaskan semua pihak. Meskipun Soekarno memiliki pandangan tentang masa depan
bangsanya, tetapi ia tidak mampu merumuskan sehingga bisa diterima oleh pimpinan
nasional lainnya. Janji dari demokrasi terpimpin pada akhirnya tidak dapat terealisasi.
Pemberontakan G 30 S/PKI tahun 1965 telah mengakhiri periode demokrasi terpimpin dan
membuka peluang bagi dilaksanakannya demokrasi Pancasila.
4. Demokratisasi Dalam Demokrasi Pancasila
Pada tahun 1966 pemerintahan Soeharto yang lebih dikenal dengan pemerintahan Orde Baru
bangkit sebagai reaksi atas pemerintahan Soekarno. Pada awal pemerintahan orde hampir
seluruh kekuatan demokrasi mendukungnya karena Orde Baru diharapkan melenyapkan
rezim lama. Soeharto kemudian melakukan eksperimen dengan menerapkan demokrasi
Pancasila. Inti demokrasi pancasila adalah menegakkan kembali azas negara hukum
dirasakan oleh segenap warga negara, hak azasi manusia baik dalam aspek kolektif maupun
aspek perseorangan dijamin dan penyalahgunaan kekuasaan dapat dihindarkan secara
institusional. Dalam rangka mencapai hal tersebut, lembaga-lembaga dan tata kerja orde baru
dilepaskan dari ikatan-ikatan pribadi (Miriam, 74).
Sekitar 3 sampai 4 tahun setelah berdirinya Orde Baru menunjukkan gejala-gejala yang
menyimpang dari cita-citanya semula. Kekuatan kekuatan sosial-politik yang bebas dan
benar-benar memperjuangkan demokrasi disingkirkan. Kekuatan politik dijinakkan sehingga
menjadi kekuatan yang tidak lagi mempunyai komitmen sebagai kontrol sosial. Kekuatan
sosial politik yang diikutsertakan dalam pemilu dibatasi. Mereka tidak lebih dari suatu
perhiasan dan mempunyai arti seremonial untuk dipertontonkan kepada dunia internasional
bahwa indonesia telah benar-benar berdemokrasi, padahal yang sebenarnya adalah kekuasaan
yang otoriter. Partai-partai politik dilarang berperan sebagai oposisi maupun kontrol sosial.
Bahakan secara resmi oposisi ditiadakan dengan adanya suatu konsensus nasional.
Pemerintahan Soeharto juga tidak memberikan check and balances sebagai prasyarat dari
sebuah negara demokrasi (sarbini Sunawinata, 1998 ;8).
Pada masa orde baru budaya feodalistik dan paternalistik tumbuh sangat subur. Kedua sikap
ini menganggap pemimpin paling tahu dan paling benar sedangkan rakyat hanya patuh
dengan sang pemimpin. Mental paternalistik mengakibatkan soeharto tidak boleh dikritik.
Para menteri selalu minta petunjuk dan pengarahan dari presiden. Siakp mental seperti ini
telah melahirkan stratifikasi sosial, pelapisan sosial dan pelapisan budaya yang pada akhirnya
memberikan berbagai fasilitas khusus, sedangkan rakyat lapisan bawah tidak mempunyai
peranan sama sekali. Berbagai tekanan yang diterima rakyat dan cita-cita mewujudkan
masyarakat adil dan makmur yang tidak pernah tercapai, mengakibatkan pemerintahan Orde
Baru mengalami krisis kepercayaan dan kahirnya mengalami keruntuhan.
5. Rekonstruksi Demokrasi Dalam Orde Reformasi
Melalui gerakan reformasi, mahasiswa dan rakyat indonesia berjuang menumbangkan rezim
Soeharto. Pemerintahan soeharto digantikan pemerintahan transisi presiden Habibie yang
didukung sepenuhnya oleh TNI. Lembaga-lembaga di luar presiden dan TNI tidak
mempunyai arti apa-apa. Seluruh maslah negara dan bangsa indonesia menjadi tanggung
jawab presiden/TNI. Reformasi menuntut rakyat indonesia untuk mengoreksi pelaksanaan
demokrasi. Karena selama soeharto berkuasa jenis demokrasi yang dipraktekkan adalah
demokrasi semu. Orde Baru juga meninggalkan warisan berupa krisis nasional yang meliputi
krisis ekonomi, sosial dan politik.
Tugas utama pemerintahan Habibie ada dua, yakni pertama bekerja keras agar harga sembilan
pokok (sembako) terbeli oleh rakyat sambil memberantas KKN tanpa pandang bulu. Kedua,
adalah mengembalikan hak-hak rakyat guna memperoleh kembali hak-hak azasinya.
Agaknya pemerintahan Orde Reformasi Habibie mecoba mengoreksi pelaksanaan
demokrasi yang selama inidikebiri oleh pemerintahan Orde baru. Pemerintahan habibie
menyuburkan kembali alam demokrasi di indonesia dengan jalan kebebasan pers (freedom of
press) dan kebebasab berbicara (freedom of speech). Keduanya dapat berfungsi sebagai check
and balances serta memberikan kritik supaya kekuasaan yang dijalankan tidak menyeleweng
terlalu jauh.
Membangun kembali indonesia yang demokratis dapat dilakukan melalui sistem keparataian
yang sehat dan pemilu yang transparan. Sistem pemilu multipartai dan UU politik yang
demokratis menunjukkan kesungguhan pemerintahan Habibie. Asalkan kebebasan demokratis
seperti kebebasan pers, kebebasab berbicara, dan kebebasan mimbar tetap dijalankan maka
munculnya pemerintahan yang KKN dapat dihindari.
Dalam perkembanganya Demokrasi di indonesia setelah rezim Habibie diteruskan oleh
Presiden Abdurahman wahid sampai dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sangat
signifikan sekali dampaknya, dimana aspirasi-aspirasi rakyat dapat bebas diutarakan dan
dihsampaikan ke pemerintahan pusat. Hal ini terbukti dari setiap warga negara bebas
berpendapat dan kebebasan pers dalam mengawal pemerintahan yang terbuka sehingga
menghindarkan pemerintahan dari KKN mungkin dalam prakteknya masih ada praktik-
praktik KKN di kalangan pemerintahan, namun setidaknya rakyat tidak mudah dibohongi lagi
dan pembelajaran politik yang baik dari rakyat indonesia itu sendiri yang membangun
demokrasi menjadi lebih baik. Ada satu hal yang membuat indonesia dianggap negara
demokrasi oleh dunia Internasional walaupun negara ini masih jauh dikatakan lebih baik dari
negara maju lainnya adalah Pemilihan Langsung Presiden maupun Kepala Daerah yang
dilakukan secara langsung.